BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data
4.1.1 Populasi dan Sampel
Populasi penelitan ini adalah perusahaan yang termasuk dalam
penghitungan indeks LQ-45. Sampel dalam penelitian ini adalah 29
perusahaan yang berturut-turut termasuk dalam penghitungan indeks
LQ-45 selama tiga periode dari 2010, 2011, dan 2012 serta memenuhi
kriteria penelitian.
Tabel 4.1 Deskripsi Pengambilan Sampel
No Keterangan
Tidak memenuhi
kriteria
Memenuhi kriteria
1 Perusahaan berturut-turut masuk ke dalam indeks LQ-45 periode 2010-2012
16 29
2 Perusahaan selalu
mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian.
16 29
3 Perusahaan selalu
mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap untuk periode 2010-2012.
16 29
Jumlah perusahaan sampel 29
Tahun pengamatan 3
Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat
dilihat Tabel 4.2
Tabel 4.2 Sampel Penelitian
NO KODE NAMA EMITEN
1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 ADRO Adaro Energy Tbk.
3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 4 ASII Astra International Tbk.
5 BBCA Bank Central Asia Tbk.
6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.
9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10 BUMI Bumi Resources Tbk.
11 ELTY Bakrieland Development Tbk. 12 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 13 GGRM Gudang Garam Tbk. 14 INCO Vale Indonesia Tbk.
15 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 16 INDY Indika Energy Tbk.
17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 18 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 19 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 20 KLBF Kalbe Farma Tbk.
21 LPKR Lippo Karawaci Tbk.
22 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. 23 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.
24 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 25 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.
26 TINS Timah (Persero) Tbk.
27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 28 UNTR United Tractors Tbk.
4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel
Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan
bantuan program SPSS, hasil uji statistik deskriptif untuk variabel
independen terlihat dalam tabel 4.3 dan untuk variabel dependen
menggunakan frekuensi dikarenakan merupakan variabel yang diukur
dengan pemberian kode (dummy) terlihat dalam tabel 4.4.
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
PROF 87 -9.29 40.38 11.6805 10.09898
SOLV 87 13.32 93.46 47.7925 23.80807
LIK 87 14.77 1064.23 2.2100E2 190.37889
SK 87 2.19 94.84 39.3118 18.74509
Valid N
(listwise) 87
(Sumber : Output SPSS 16.0)
Nilai minimum variabel profitabilitas (PROF) adalah -9,29
yaitu Bumi Resources Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimumnya
adalah 40,38 yaitu pada Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012.
Rata-rata variabel profitabilitas adalah 11,6805 dengan standar deviasi
10,09898. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan
perusahaan sampel dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar
11,68 persen.
Nilai minimum variabel solvabilitas (SOLV) adalah 13,32
maksimumnya adalah 93,46 yaitu pada Bumi Resources Tbk pada
tahun 2012. Rata-rata variabel solvabilitas adalah 47,7925 dengan
standar deviasi 23,80807.
Nilai minimum variabel likuiditas (LIK) adalah 14,77 yaitu
Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimumnya
adalah 1064,23 yaitu pada Aneka Tambang (Persero) Tbk pada tahun
2011. Rata-rata variabel likuiditas adalah 2,2100E2 dengan standar
deviasi 190,37889.
Nilai minimum variabel struktur kepemilikan (SK) adalah 2,19
yaitu Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan nilai
maksimumnya adalah 94,84 yaitu pada Bumi Resources Tbk pada
tahun 2010. Rata-rata variabel struktur kepemilikan adalah 39,3118
dengan standar deviasi 18,74509. Hal ini berarti bahwa rata-rata
kepemilikan publik pada perusahaan sampel adalah sebesar 39,3118
persen.
Variabel ketepatan waktu tidak diikutsertakan dalam
perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut
menggunakan skala nominal. Skala nominal merupakan skala
pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok dari suatu
subyek dan hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai
intrinsik serta tidak memiliki arti apa-apa sehingga tidak tepat untuk
menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel tersebut
Tabel 4.4 Hasil Uji Frekuensi Frequencies
Frequenc
y Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Vali d
0 4 4.6 4.6 4.6
1 83 95.4 95.4 100.0
Total 87 100.0 100.0
(Sumber : Output SPSS 16.0)
Untuk perusahaan yang memiliki menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu diberi kode (1) dan tidak tepat waktu diberi
kode (0). Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan ada 83
observasi (95,4%) perusahaan yang tepat waktu dan ada 4 observasi
(4,6%) yang tidak tepat waktu.
4.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi
logistik untuk menguji pengaruh profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan
struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan perusahaan. Pengujian hipotesis meliputi, 1). Menilai kelayakan
model regresi, 2). Menilai keseluruhan model, dan 3). Menguji koefisien
4.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit test)
Menilai kelayakan model regresi dengan menilai nilai signifikan
pada tabel hosmer and lemeshow goodness of fit test. Model dikatakan
mampu memprediksi nilai observasi karena cocok dengan data
observasinya apabila hosmer and lemeshow goodness of tit test > 0,05
(Ghozali, 2009). Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test
Tabel 4.5 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test
Step Chi-square Df Sig.
1 .249 8 1.000
(Sumber : Output SPSS 16.0)
Pada tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai statistic
Hosmer and Lemeshow of fit test sebesar 0,249 dengan tingkat
signifikan sebesar 1,000 yang nilainya lebih dari 0,05 maka hipotesis
nol tidak dapat ditolak (H0 diterima). Hal ini berarti model regresi yang
dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis
selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi
4.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)
Langkah selanjutnya menilai kelayakan model (overall model
fit). Pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 ditunjukkan uji kelayakan dengan
memperhatikan angka pada awal -2log likelihood (LL) block number =
0, sebesar 32,450 dan angka pada -2log likelihood (LL) block number
= 1, sebesar 12,003. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan nilai -2
log likelihood di block 0 dan block 1 sebesar 32,450 – 12,003 = 20,447
penurunan likelihood ini menunjukkan bahwa keseluruhan model
regresi logistik yang digunakan merupakan model yang baik.
Pada tabel 4.7 menunjukan besarnya pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat
nilai Nagelkerke`s R Square, merupakan modifikasi dari koefisien Cox
dan Snell. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nagelkerke`s R Square
menunjukkan besarnya variabel independen dalam mempengaruhi naik
turunnya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dilihat dari
output SPSS 16.0 pada tabel 4.7 nilai Cox & Snell R Square sebesar
0,209 dan nilai Nagelkerke R Square adalah 0,673 yang berarti
variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas
variabel independen sebesar 67,3 % dan sebesar 32,7% dipengaruhi
Tabel 4.6 Hasil Uji Overall Model Fit
Block 0
Iteration Historya,b,c
Iteration
-2 Log likelihood
Coefficients
Constant
Step 0 1 40.752 1.816
2 33.280 2.597
3 32.471 2.959
4 32.450 3.030
5 32.450 3.033
6 32.450 3.033
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 32.450
c. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.
Tabel 4.7 Hasil Uji Overall Model Fit (2)
Block 1
Model Summary
Step
-2 Log likelihood
Cox & Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 12.003a .209 .673
a. Estimation terminated at iteration number 10 because parameter estimates changed by less than .001.
(Sumber : Output SPSS 16.0)
Selain itu overall percentage correct di block 1 senilai 96,6
sebesar 95,4 hal ini juga mengartikan bahwa model regresi dengan
estimator pada variabel independen tepat dalam mengestimasi
pengaruh variabel independen terhadap ketepatan waktu. Hal ini terlihat
dalam tabel berikut :
Tabel 4.8 Overall percentage
Block Nilai overall percentage
Block 0 95,4
Block 1 96,6
(Sumber : Output SPSS 16.0)
4.2.3 Menilai Koefisien Regresi
Tahap akhir setelah uji koefisen regresi dimana hasilnya dapat
dilihat pada tabel 4.9 tabel tersebut menunjukkan hasil pengujian
dengan regresi logistik pada tingkat signifikan 0,05. Dari hasil
pengujian persamaan regresi logistik tersebut maka diperoleh model
regresi logistik sebagai berikut :
Ln Time/(1-Time)= 8,815+0,170(PROF)+0,025(SOLV)+0,004(LIK)
- 0,133(SK) + e
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Variabels in the Equation
B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)
Step
1a
PROF .170 .172 .983 1 .321 1.185
SOLV .025 .045 .309 1 .578 1.025
LIK .004 .007 .269 1 .604 1.004
Constan
t 8.815 6.150 2.054 1 .152 6.731E3
a. Variabel(s) entered on step 1: PROF, SOLV, LIK,
SK.
(Sumber : Output SPSS 16.0)
Berdasarkan persamaan di atas dapat diartikan bahwa :
b0 : Nilai konstanta menunjukkan angka 8,815 berarti apabila semua variabel
independent (PROF,SOLV,LIK,SK) dianggap nol, maka probabilitas
perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar
8,815 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu.
b1: Nilai koefisien variabel profitabilitas (PROF) sebesar 0,170 berarti apabila
terjadi penambahan profitabilitas sebesar 1 % maka akan terjadi
peningkatan probabiltas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan
tepat waktu naik sebesar 0,170 kali dibandingkan perusahaan yang tidak
tepat waktu.
b2: Nilai koefisien variabel solvabilitas (SOLV) sebesar 0,025 berarti apabila
terjadi penambahan solvabilitas sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan
solvabilitas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu
naik sebesar 0,025 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu.
b3: Nilai koefisien variabel likuiditas (LIK) sebesar 0,004 berarti apabila terjadi
penambahan likuiditas sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan likuiditas
perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar
b4 : Nilai koefisien variabel struktur kepemilikan (SK) sebesar -0,133 berarti
apabila terjadi penambahan kepemilikan publik sebesar 1% maka akan
terjadi penurunan probabilitas perusahaan yang menyampaikan laporan
keuangan tepat waktu turun sebesar 0,133 kali dibandingkan perusahaan
yang tidak tepat waktu
Pengujian Hipotesis Pertama
Rumusan hipotesis
H0: b1= 0 Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Ha: b1 0 Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H0 ditolak
Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima
Hasil pengujian (tabel 4.9) menunjukan variabel profitabilitas (PROF)
mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,170 dengan probabilitas variabel
sebesar 0,321 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa
H0 diterima, dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi profitabilitas
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu
profitabilitas yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas
yang rendah adalah sama.
Dalam penelitian ini terdapat perusahaan yang mengalami kerugian yaitu
Bumi Resources Tbk. (2012) dengan tingkat profitabilitas -9,29% dan Energi
Mega Persada Tbk. (2010) dengan tingkat profitabilitas -0,53% namun perusahaan
tersebut menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Sedangkan
perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi belum mampu untuk
menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Perusahaan tersebut adalah
Bakrieland Development Tbk.(2011) dengan tingkat profitabilitas 0,08% dan
Energi Mega Persada Tbk. (2012) dengan tingkat profitabilitas 1,33%. Hal ini
berarti bahwa tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami kerugian
akan terlambat atau tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
Almilia dan Setiady (2006), Rachmawati (2008), Yusralaini dkk (2010), dan
Bramanto (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Arianti (2008), Mulatsari
(2010), Istiqomah (2010), Wulandari (2011), Amalia (2011) dan Haryati (2012).
Pengujian Hipotesis Kedua
Rumusan hipotesis
H0: b2 = 0 Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap
Ha: b2 0 Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H0 ditolak
Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima
Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel solvabilitas (SOLV)
mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,025 dengan probabilitas variabel
sebesar 0,578 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa
H0 diterima, dengan demikian hipotesis kedua yang berbunyi solvabilitas
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu dalam
penyampaian laporan keuangan antara perusahaan dengan tingkat solvabilitas
yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas yang rendah
adalah sama.
Dari data penelitian dapat diketahui nilai rata-rata solvabilitas perusahaan
sampel adalah 47,79%. Beberapa perusahaan dalam penelitian ini memiliki
tingkat solvabilitas rendah, di bawah rata-rata perusahaan sampel, namun
perusahaan-perusahaan tersebut belum mampu menyampaikan laporan keuangan
dengan tepat waktu, seperti Bakrieland Development Tbk dengan tingkat
solvabilitas 38,43%. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas
tinggi, di atas rata-rata perusahaan sampel ternyata mampu menyampaikan
Tbk dengan tingkat solvabilitas 90,93%. Dalam kondisi perekonomian saat ini
masalah hutang dianggap biasa dan bukan permasalahan yang luar biasa bagi
sebuah perusahaan selama masih ada kemungkinan penyelesaiannya, sehingga
perusahaan yang mempunyai tingkat solvabilitas yang tinggi pun ingin
mengumumkan laporan keuangan perusahaan khususnya pada pihak kreditor
dengan tujuan agar kreditor mengetahui kinerja perusahaan dan mengetahui
kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman dari kreditor. Sehingga hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya solvabilitas tidak
mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Almilia dan Setiady (2006),
Rachmawati (2008), Yusralaini dkk (2010) dan Wulandari (2011) yang
menyatakan bahwa solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan
terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini
tidak sesuai dengan Istiqomah (2010), dan Amalia (2011).
Pengujian Hipotesis Ketiga
Rumusan hipotesis
H0 : b3 = 0 Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan.
Ha: b3 0 Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan.
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima
Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel likuiditas (LIK)
mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,004 dengan probabilitas variabel
sebesar 0,604 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa
H0 diterima, dengan demikian hipotesis ketiga yang berbunyi likuiditas
berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan
ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan
waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu dalam
penyampaian laporan keuangan antara perusahaan dengan tingkat likuiditas yang
tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang rendah adalah
sama.
Beberapa perusahaan dalam penelitian ini memiliki tingkat likuiditas
rendah namun perusahaan-perusahaan tersebut mampu menyampaikan laporan
keuangan dengan tepat waktu, seperti Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan tingkat
likuiditas 14,77%, Bank Central Asia Tbk dengan tingkat likuiditas 20,97%, dan
Lippo Karawaci Tbk dengan tingkat likuiditas 57,94%. Sedangkan perusahaan
yang memiliki tingkat likuiditas tinggi belum mampu menyampaikan laporan
keuangan dengan tepat waktu seperti Energi Mega Persada Tbk dengan likuiditas
67,08%, Bumi Resources Tbk dengan tingkat likuiditas 156,06%, dan Bakrieland
Development Tbk dengan tingkat likuiditas 217,27%. Sehingga hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya likuiditas tidak mempengaruhi
Hasil penelitian ini sesuai dengan Almilia dan Setiady (2006), Fitri dan
Nazira (2009), Yusralaini dkk (2010), Wulandari (2011), Amalia (2011) dan
Sulistiyaningsih (2011) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh
signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil
penelitian ini tidak sesuai dengan Istiqomah (2010) dan Bramanto (2012).
Pengujian hipotesis keempat
Rumusan hipotesis
H0: b4 = 0 Struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Ha: b4 0 Struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap
ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.
Kriteria pengujian hipotesis :
Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H0 ditolak
Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima
Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel struktur kepemilikan
(SK) mempunyai nilai koefisien negative sebesar -0,133 dengan probabilitas
variabel sebesar 0,050 kurang dari sama dengan signifikansi 0,05. Hal ini
mengandung arti bahwa H0 ditolak, dengan demikian hipotesis keempat yang
berbunyi struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu
kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan
keuangan perusahaan.
Dari data data penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata struktur
kepemilikan perusahaan sampel adalah 39,31% Berapa perusahaan dalam
penelitian ini memiliki tingkat struktur kepemilikan publik, dibawah rata-rata
perusahaan sampel, namun perusahaan-perusahaan tersebut menyampaikan
laporan keuangan dengan tepat waktu, seperti Unilever Indonesia Tbk tingkat
kepemilikan publik sebesar 15%, Jasa Marga (Persero) Tbk tingkat kepemilikan
publik sebesar 27%, dan Vale Indonesia Tbk tingkat kepemilikan publik sebesar
20,14%. Sedangkan perusahaan dengan tingkat kepemilikan publik yang tinggi
belum mampu untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.
Perusahaan tersebut adalah Bumi Resources Tbk dengan tingkat kepemilikan
publik 94,84%, Bakrieland Development Tbk dengan tingkat kepemilikan publik
83%, dan Energi Mega Persada Tbk dengan tingkat kepemilikan publik 66,48. Hal
ini membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan publik
yang tinggi akan terlambat atau tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan
keuangan sedangkan perusahaan dengan tingkat kepemilikan public yang rendah
akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Arianti (2008) dan Bramanto
(2012) yang menyatakan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap