• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Populasi dan Sampel - SETIYAWAN, BAB IV

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data 4.1.1 Populasi dan Sampel - SETIYAWAN, BAB IV"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Data

4.1.1 Populasi dan Sampel

Populasi penelitan ini adalah perusahaan yang termasuk dalam

penghitungan indeks LQ-45. Sampel dalam penelitian ini adalah 29

perusahaan yang berturut-turut termasuk dalam penghitungan indeks

LQ-45 selama tiga periode dari 2010, 2011, dan 2012 serta memenuhi

kriteria penelitian.

Tabel 4.1 Deskripsi Pengambilan Sampel

No Keterangan

Tidak memenuhi

kriteria

Memenuhi kriteria

1 Perusahaan berturut-turut masuk ke dalam indeks LQ-45 periode 2010-2012

16 29

2 Perusahaan selalu

mempublikasikan laporan keuangan secara berturut-turut selama periode penelitian.

16 29

3 Perusahaan selalu

mempublikasikan laporan keuangan secara lengkap untuk periode 2010-2012.

16 29

Jumlah perusahaan sampel 29

Tahun pengamatan 3

(2)

Perusahaan yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat

dilihat Tabel 4.2

Tabel 4.2 Sampel Penelitian

NO KODE NAMA EMITEN

1 AALI Astra Agro Lestari Tbk. 2 ADRO Adaro Energy Tbk.

3 ANTM Aneka Tambang (Persero) Tbk. 4 ASII Astra International Tbk.

5 BBCA Bank Central Asia Tbk.

6 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. 7 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. 8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk.

9 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk. 10 BUMI Bumi Resources Tbk.

11 ELTY Bakrieland Development Tbk. 12 ENRG Energi Mega Persada Tbk. 13 GGRM Gudang Garam Tbk. 14 INCO Vale Indonesia Tbk.

15 INDF Indofood Sukses Makmur Tbk. 16 INDY Indika Energy Tbk.

17 INTP Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 18 ITMG Indo Tambangraya Megah Tbk. 19 JSMR Jasa Marga (Persero) Tbk. 20 KLBF Kalbe Farma Tbk.

21 LPKR Lippo Karawaci Tbk.

22 LSIP PP London Sumatra Indonesia Tbk. 23 PGAS Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk.

24 PTBA Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 25 SMGR Semen Gresik (Persero) Tbk.

26 TINS Timah (Persero) Tbk.

27 TLKM Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 28 UNTR United Tractors Tbk.

(3)

4.1.2 Analisis Deskriptif Variabel

Dalam penelitian ini data dianalisis dengan menggunakan

bantuan program SPSS, hasil uji statistik deskriptif untuk variabel

independen terlihat dalam tabel 4.3 dan untuk variabel dependen

menggunakan frekuensi dikarenakan merupakan variabel yang diukur

dengan pemberian kode (dummy) terlihat dalam tabel 4.4.

Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation

PROF 87 -9.29 40.38 11.6805 10.09898

SOLV 87 13.32 93.46 47.7925 23.80807

LIK 87 14.77 1064.23 2.2100E2 190.37889

SK 87 2.19 94.84 39.3118 18.74509

Valid N

(listwise) 87

(Sumber : Output SPSS 16.0)

Nilai minimum variabel profitabilitas (PROF) adalah -9,29

yaitu Bumi Resources Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimumnya

adalah 40,38 yaitu pada Unilever Indonesia Tbk pada tahun 2012.

Rata-rata variabel profitabilitas adalah 11,6805 dengan standar deviasi

10,09898. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rata keberhasilan

perusahaan sampel dalam menghasilkan laba bersih adalah sebesar

11,68 persen.

Nilai minimum variabel solvabilitas (SOLV) adalah 13,32

(4)

maksimumnya adalah 93,46 yaitu pada Bumi Resources Tbk pada

tahun 2012. Rata-rata variabel solvabilitas adalah 47,7925 dengan

standar deviasi 23,80807.

Nilai minimum variabel likuiditas (LIK) adalah 14,77 yaitu

Bank Mandiri (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan nilai maksimumnya

adalah 1064,23 yaitu pada Aneka Tambang (Persero) Tbk pada tahun

2011. Rata-rata variabel likuiditas adalah 2,2100E2 dengan standar

deviasi 190,37889.

Nilai minimum variabel struktur kepemilikan (SK) adalah 2,19

yaitu Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2012 dan nilai

maksimumnya adalah 94,84 yaitu pada Bumi Resources Tbk pada

tahun 2010. Rata-rata variabel struktur kepemilikan adalah 39,3118

dengan standar deviasi 18,74509. Hal ini berarti bahwa rata-rata

kepemilikan publik pada perusahaan sampel adalah sebesar 39,3118

persen.

Variabel ketepatan waktu tidak diikutsertakan dalam

perhitungan statistik deskriptif karena variabel-variabel tersebut

menggunakan skala nominal. Skala nominal merupakan skala

pengukuran yang menyatakan kategori atau kelompok dari suatu

subyek dan hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa nilai

intrinsik serta tidak memiliki arti apa-apa sehingga tidak tepat untuk

menghitung nilai rata-rata dan standar deviasi dari variabel tersebut

(5)

Tabel 4.4 Hasil Uji Frekuensi Frequencies

Frequenc

y Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Vali d

0 4 4.6 4.6 4.6

1 83 95.4 95.4 100.0

Total 87 100.0 100.0

(Sumber : Output SPSS 16.0)

Untuk perusahaan yang memiliki menyampaikan laporan

keuangan tepat waktu diberi kode (1) dan tidak tepat waktu diberi

kode (0). Berdasarkan tabel frekuensi yang dihasilkan ada 83

observasi (95,4%) perusahaan yang tepat waktu dan ada 4 observasi

(4,6%) yang tidak tepat waktu.

4.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan model regresi

logistik untuk menguji pengaruh profitabilitas, solvabilitas, likuiditas dan

struktur kepemilikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan perusahaan. Pengujian hipotesis meliputi, 1). Menilai kelayakan

model regresi, 2). Menilai keseluruhan model, dan 3). Menguji koefisien

(6)

4.2.1 Menilai Kelayakan Model Regresi (Goodness of fit test)

Menilai kelayakan model regresi dengan menilai nilai signifikan

pada tabel hosmer and lemeshow goodness of fit test. Model dikatakan

mampu memprediksi nilai observasi karena cocok dengan data

observasinya apabila hosmer and lemeshow goodness of tit test > 0,05

(Ghozali, 2009). Tabel 4.5 Hosmer and Lemeshow Goodness of fit test

Tabel 4.5 Hasil Uji Hosmer and Lemeshow Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 .249 8 1.000

(Sumber : Output SPSS 16.0)

Pada tabel tersebut terlihat bahwa besarnya nilai statistic

Hosmer and Lemeshow of fit test sebesar 0,249 dengan tingkat

signifikan sebesar 1,000 yang nilainya lebih dari 0,05 maka hipotesis

nol tidak dapat ditolak (H0 diterima). Hal ini berarti model regresi yang

dipergunakan dalam penelitian ini layak dipakai untuk analisis

selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi

(7)

4.2.2 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Langkah selanjutnya menilai kelayakan model (overall model

fit). Pada tabel 4.6 dan tabel 4.7 ditunjukkan uji kelayakan dengan

memperhatikan angka pada awal -2log likelihood (LL) block number =

0, sebesar 32,450 dan angka pada -2log likelihood (LL) block number

= 1, sebesar 12,003. Hal ini menunjukkan terjadinya penurunan nilai -2

log likelihood di block 0 dan block 1 sebesar 32,450 – 12,003 = 20,447

penurunan likelihood ini menunjukkan bahwa keseluruhan model

regresi logistik yang digunakan merupakan model yang baik.

Pada tabel 4.7 menunjukan besarnya pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen dapat diketahui dengan melihat

nilai Nagelkerke`s R Square, merupakan modifikasi dari koefisien Cox

dan Snell. Sehingga dapat disimpulkan bahwa Nagelkerke`s R Square

menunjukkan besarnya variabel independen dalam mempengaruhi naik

turunnya ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Dilihat dari

output SPSS 16.0 pada tabel 4.7 nilai Cox & Snell R Square sebesar

0,209 dan nilai Nagelkerke R Square adalah 0,673 yang berarti

variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas

variabel independen sebesar 67,3 % dan sebesar 32,7% dipengaruhi

(8)

Tabel 4.6 Hasil Uji Overall Model Fit

Block 0

Iteration Historya,b,c

Iteration

-2 Log likelihood

Coefficients

Constant

Step 0 1 40.752 1.816

2 33.280 2.597

3 32.471 2.959

4 32.450 3.030

5 32.450 3.033

6 32.450 3.033

a. Constant is included in the model.

b. Initial -2 Log Likelihood: 32.450

c. Estimation terminated at iteration number 6 because parameter estimates changed by less than .001.

Tabel 4.7 Hasil Uji Overall Model Fit (2)

Block 1

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 12.003a .209 .673

a. Estimation terminated at iteration number 10 because parameter estimates changed by less than .001.

(Sumber : Output SPSS 16.0)

Selain itu overall percentage correct di block 1 senilai 96,6

(9)

sebesar 95,4 hal ini juga mengartikan bahwa model regresi dengan

estimator pada variabel independen tepat dalam mengestimasi

pengaruh variabel independen terhadap ketepatan waktu. Hal ini terlihat

dalam tabel berikut :

Tabel 4.8 Overall percentage

Block Nilai overall percentage

Block 0 95,4

Block 1 96,6

(Sumber : Output SPSS 16.0)

4.2.3 Menilai Koefisien Regresi

Tahap akhir setelah uji koefisen regresi dimana hasilnya dapat

dilihat pada tabel 4.9 tabel tersebut menunjukkan hasil pengujian

dengan regresi logistik pada tingkat signifikan 0,05. Dari hasil

pengujian persamaan regresi logistik tersebut maka diperoleh model

regresi logistik sebagai berikut :

Ln Time/(1-Time)= 8,815+0,170(PROF)+0,025(SOLV)+0,004(LIK)

- 0,133(SK) + e

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Variabels in the Equation

B S.E. Wald Df Sig. Exp(B)

Step

1a

PROF .170 .172 .983 1 .321 1.185

SOLV .025 .045 .309 1 .578 1.025

LIK .004 .007 .269 1 .604 1.004

(10)

Constan

t 8.815 6.150 2.054 1 .152 6.731E3

a. Variabel(s) entered on step 1: PROF, SOLV, LIK,

SK.

(Sumber : Output SPSS 16.0)

Berdasarkan persamaan di atas dapat diartikan bahwa :

b0 : Nilai konstanta menunjukkan angka 8,815 berarti apabila semua variabel

independent (PROF,SOLV,LIK,SK) dianggap nol, maka probabilitas

perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar

8,815 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu.

b1: Nilai koefisien variabel profitabilitas (PROF) sebesar 0,170 berarti apabila

terjadi penambahan profitabilitas sebesar 1 % maka akan terjadi

peningkatan probabiltas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan

tepat waktu naik sebesar 0,170 kali dibandingkan perusahaan yang tidak

tepat waktu.

b2: Nilai koefisien variabel solvabilitas (SOLV) sebesar 0,025 berarti apabila

terjadi penambahan solvabilitas sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan

solvabilitas perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu

naik sebesar 0,025 kali dibandingkan perusahaan yang tidak tepat waktu.

b3: Nilai koefisien variabel likuiditas (LIK) sebesar 0,004 berarti apabila terjadi

penambahan likuiditas sebesar 1% maka akan terjadi peningkatan likuiditas

perusahaan yang menyampaikan laporan keuangan tepat waktu naik sebesar

(11)

b4 : Nilai koefisien variabel struktur kepemilikan (SK) sebesar -0,133 berarti

apabila terjadi penambahan kepemilikan publik sebesar 1% maka akan

terjadi penurunan probabilitas perusahaan yang menyampaikan laporan

keuangan tepat waktu turun sebesar 0,133 kali dibandingkan perusahaan

yang tidak tepat waktu

Pengujian Hipotesis Pertama

Rumusan hipotesis

H0: b1= 0 Profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha: b1 0 Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan.

Kriteria pengujian hipotesis :

Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H0 ditolak

Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima

Hasil pengujian (tabel 4.9) menunjukan variabel profitabilitas (PROF)

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,170 dengan probabilitas variabel

sebesar 0,321 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa

H0 diterima, dengan demikian hipotesis pertama yang berbunyi profitabilitas

berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu

(12)

profitabilitas yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas

yang rendah adalah sama.

Dalam penelitian ini terdapat perusahaan yang mengalami kerugian yaitu

Bumi Resources Tbk. (2012) dengan tingkat profitabilitas -9,29% dan Energi

Mega Persada Tbk. (2010) dengan tingkat profitabilitas -0,53% namun perusahaan

tersebut menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Sedangkan

perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi belum mampu untuk

menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu. Perusahaan tersebut adalah

Bakrieland Development Tbk.(2011) dengan tingkat profitabilitas 0,08% dan

Energi Mega Persada Tbk. (2012) dengan tingkat profitabilitas 1,33%. Hal ini

berarti bahwa tidak ada kecenderungan bagi perusahaan yang mengalami kerugian

akan terlambat atau tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Almilia dan Setiady (2006), Rachmawati (2008), Yusralaini dkk (2010), dan

Bramanto (2012) yang menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh secara

signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Arianti (2008), Mulatsari

(2010), Istiqomah (2010), Wulandari (2011), Amalia (2011) dan Haryati (2012).

Pengujian Hipotesis Kedua

Rumusan hipotesis

H0: b2 = 0 Solvabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap

(13)

Ha: b2 0 Solvabilitas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan.

Kriteria pengujian hipotesis :

Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H0 ditolak

Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima

Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel solvabilitas (SOLV)

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,025 dengan probabilitas variabel

sebesar 0,578 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa

H0 diterima, dengan demikian hipotesis kedua yang berbunyi solvabilitas

berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa solvabilitas berpengaruh terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu dalam

penyampaian laporan keuangan antara perusahaan dengan tingkat solvabilitas

yang tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas yang rendah

adalah sama.

Dari data penelitian dapat diketahui nilai rata-rata solvabilitas perusahaan

sampel adalah 47,79%. Beberapa perusahaan dalam penelitian ini memiliki

tingkat solvabilitas rendah, di bawah rata-rata perusahaan sampel, namun

perusahaan-perusahaan tersebut belum mampu menyampaikan laporan keuangan

dengan tepat waktu, seperti Bakrieland Development Tbk dengan tingkat

solvabilitas 38,43%. Sedangkan perusahaan yang memiliki tingkat solvabilitas

tinggi, di atas rata-rata perusahaan sampel ternyata mampu menyampaikan

(14)

Tbk dengan tingkat solvabilitas 90,93%. Dalam kondisi perekonomian saat ini

masalah hutang dianggap biasa dan bukan permasalahan yang luar biasa bagi

sebuah perusahaan selama masih ada kemungkinan penyelesaiannya, sehingga

perusahaan yang mempunyai tingkat solvabilitas yang tinggi pun ingin

mengumumkan laporan keuangan perusahaan khususnya pada pihak kreditor

dengan tujuan agar kreditor mengetahui kinerja perusahaan dan mengetahui

kemampuan perusahaan dalam membayar pinjaman dari kreditor. Sehingga hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya solvabilitas tidak

mempengaruhi ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Hasil penelitian ini sesuai dengan Almilia dan Setiady (2006),

Rachmawati (2008), Yusralaini dkk (2010) dan Wulandari (2011) yang

menyatakan bahwa solvabilitas secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil penelitian ini

tidak sesuai dengan Istiqomah (2010), dan Amalia (2011).

Pengujian Hipotesis Ketiga

Rumusan hipotesis

H0 : b3 = 0 Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha: b3 0 Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu

penyampaian laporan keuangan.

Kriteria pengujian hipotesis :

(15)

Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima

Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel likuiditas (LIK)

mempunyai nilai koefisien positif sebesar 0,004 dengan probabilitas variabel

sebesar 0,604 lebih dari tingkat signifikansi 0,05. Hal ini mengandung arti bahwa

H0 diterima, dengan demikian hipotesis ketiga yang berbunyi likuiditas

berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan

ditolak. Artinya tidak terbukti bahwa likuiditas berpengaruh terhadap ketepatan

waktu penyampaian laporan keuangan, peluang untuk tepat waktu dalam

penyampaian laporan keuangan antara perusahaan dengan tingkat likuiditas yang

tinggi dengan perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang rendah adalah

sama.

Beberapa perusahaan dalam penelitian ini memiliki tingkat likuiditas

rendah namun perusahaan-perusahaan tersebut mampu menyampaikan laporan

keuangan dengan tepat waktu, seperti Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan tingkat

likuiditas 14,77%, Bank Central Asia Tbk dengan tingkat likuiditas 20,97%, dan

Lippo Karawaci Tbk dengan tingkat likuiditas 57,94%. Sedangkan perusahaan

yang memiliki tingkat likuiditas tinggi belum mampu menyampaikan laporan

keuangan dengan tepat waktu seperti Energi Mega Persada Tbk dengan likuiditas

67,08%, Bumi Resources Tbk dengan tingkat likuiditas 156,06%, dan Bakrieland

Development Tbk dengan tingkat likuiditas 217,27%. Sehingga hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa tinggi rendahnya likuiditas tidak mempengaruhi

(16)

Hasil penelitian ini sesuai dengan Almilia dan Setiady (2006), Fitri dan

Nazira (2009), Yusralaini dkk (2010), Wulandari (2011), Amalia (2011) dan

Sulistiyaningsih (2011) yang menyatakan bahwa likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan. Hasil

penelitian ini tidak sesuai dengan Istiqomah (2010) dan Bramanto (2012).

Pengujian hipotesis keempat

Rumusan hipotesis

H0: b4 = 0 Struktur kepemilikan tidak berpengaruh signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Ha: b4 0 Struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap

ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan.

Kriteria pengujian hipotesis :

Jika nilai signifikan kurang dari sama dengan 0,05 maka H0 ditolak

Jika nilai signifikan lebih dari 0,05 maka H0 diterima

Hasil pengujian (tabel 4,9) menunjukkan variabel struktur kepemilikan

(SK) mempunyai nilai koefisien negative sebesar -0,133 dengan probabilitas

variabel sebesar 0,050 kurang dari sama dengan signifikansi 0,05. Hal ini

mengandung arti bahwa H0 ditolak, dengan demikian hipotesis keempat yang

berbunyi struktur kepemilikan berpengaruh signifikan terhadap ketepatan waktu

(17)

kepemilikan publik berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaian laporan

keuangan perusahaan.

Dari data data penelitian dapat diketahui bahwa rata-rata struktur

kepemilikan perusahaan sampel adalah 39,31% Berapa perusahaan dalam

penelitian ini memiliki tingkat struktur kepemilikan publik, dibawah rata-rata

perusahaan sampel, namun perusahaan-perusahaan tersebut menyampaikan

laporan keuangan dengan tepat waktu, seperti Unilever Indonesia Tbk tingkat

kepemilikan publik sebesar 15%, Jasa Marga (Persero) Tbk tingkat kepemilikan

publik sebesar 27%, dan Vale Indonesia Tbk tingkat kepemilikan publik sebesar

20,14%. Sedangkan perusahaan dengan tingkat kepemilikan publik yang tinggi

belum mampu untuk menyampaikan laporan keuangan dengan tepat waktu.

Perusahaan tersebut adalah Bumi Resources Tbk dengan tingkat kepemilikan

publik 94,84%, Bakrieland Development Tbk dengan tingkat kepemilikan publik

83%, dan Energi Mega Persada Tbk dengan tingkat kepemilikan publik 66,48. Hal

ini membuktikan bahwa perusahaan yang memiliki struktur kepemilikan publik

yang tinggi akan terlambat atau tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan

keuangan sedangkan perusahaan dengan tingkat kepemilikan public yang rendah

akan lebih tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Arianti (2008) dan Bramanto

(2012) yang menyatakan struktur kepemilikan tidak berpengaruh terhadap

Gambar

Tabel 4.1 Deskripsi Pengambilan Sampel
Tabel 4.2 Sampel Penelitian
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel 4.4 Hasil Uji Frekuensi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Secara umum, keragaman corak perencanaan yang ada dalam praktek saat ini, yaitu: (1) perencanaan komprehensif (comprehensive planning); (2) perencanaan induk (master planning);

Menurut tim penyusun naskah akademik Rancangan Undang-undang tentang desa bahwa Pasal 201 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 25 yang menyatakan bahwa anggota BPD

Sebaliknya siswa dengan Self-Efficacy yang lemah atau rendah cenderung rentan dan mudah menyerah menghadapi masalah matematika tersebut, mengalami kesulitan dalam

Teknik pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan rekaman video, wawancara dan observasi kegiatan guru dan siswa.Teknik analisis data yang digunakan dalam

Dengan demikian kewajiban asasi manusia menjadi sesuatu kemutlakan yang harus dilaksanakan oleh seseorang supaya hak-hak orang lain dapat terjaga dan terpelihara, termasuk

Pada zaman mesir kuno, pengawetan mayat sudah dilakukan dengan tujuan mempertahankan keadaan tubuh karena dipercaya bahwa hanya rohnya yang pergi, dan kemungkinan akan kembali

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi serasah pada penelitian ini adalah kerapatan pohon mangrove, diameter pohon, persentase tutupan mangrove, jumlah tegakan pohon

Berdasarkan observasi dan wawancara di atas dapat penulis ambil pemahaman bahwa di antara aktivitas latihan dalam proses pembelajaran bidang studi Quran Hadis di MAN