• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL LMDH TLOGO MULYO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL LMDH TLOGO MULYO"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

32

PROFIL LMDH TLOGO MULYO

Sejarah Berdiri

LMDH Tlogo Mulyo merupakan lembaga masyarakat desa hutan yang berada di Desa Tlogohendro Kecamatan Petungkriyono Kabupaten Pekalongan. LMDH Tlogomulyo termasuk ke dalam RPH Gumelem, BKPH Doro, dan KPH Pekalongan Timur. LMDH Tlogomulyo dibentuk berdasarkan kesepakatan bersama antara pihak Perhutani dengan masyarakat Desa Tlogohendro. Berbeda dengan lembaga lain di desa, LMDH merupakan kelembagaaan yang mempunyai kekuatan hukum karena disahkan dengan akta notaris dan dibentuk secara langsung melalui SK. Gubernur. Hal ini mengindikasikan bahwa kelembagaan ini tidak dapat dibubarkan tanpa persetujuan dari gubernur.

LMDH Tlogo Mulyo didirikan pada tanggal 8 Januari 2003 yang diaktanotariskan pada tanggal 8 Januari 2004 dengan nomor akta C.94.HT.0301.TH 1990. Proses pendirian lembaga ini diawali dari inisiatif salah satu warga yang menginginkan optimalisasi pemanfaatan getah pinus untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perbandingan pemanfaatan getah pinus dengan daerah lain melahirkan keinginan untuk melakukan hal yang serupa di Desa Tlogohendro. Setelah mengajukan aspirasi tersebut ke Perhutani (RPH), akhirnya Perhutani memberikan alat sadap dan pelatihan cara menyadap getah pinus. Selain itu Perhutani juga menyarankan pembentukan wadah bagi anggota tani sadap, yang selanjutnya disebut LMDH (Lembaga Masyarakat Desa Hutan) Tlogo Mulyo.

LMDH sebenarnya merupakan lembaga yang dapat membantu pemanfaatan potensi desa secara optimal melalui pengembangan jejaring. Tidak hanya terbatas dengan Perhutani, LMDH juga dapat menjadi jembatan antara masyarakat dengan berbagai instansi seperti Dinas Pertanian, Dinas Pendidikan, Dinas Peternakan, Dinas Pariwisata, Dinas Kesehatan, dan dinas-dinas lainnya yang berkaitan dengan potensi desa. Tetapi hingga saat ini, LMDH Tlogo Mulyo masih terfokus pada kegiatan sadap getah pinus sehingga belum bergerak ke arah pengembangan potensi desa pada berbagai bidang seperti peternakan, pariwisata, pertanian, pendidikan, dan kesehatan.

Struktur Kepengurusan

LMDH Tlogo Mulyo beranggotakan masyarakat sekitar hutan yang ingin, mampu, dan mempunyai waktu untuk menyadap getah pinus. Hingga saat ini LMDH Tlogo Mulyo beranggotakan 113 kepala keluarga. Kegiatan utama lembaga yang terfokus pada kegiatan sadap getah pinus menyebabkan anggota LMDH hanya berjenis kelamin laki-laki saja. Hal ini berkaitan dengan kegiatan sadap getah pinus yang membutuhkan tenaga besar dan keterampilan yang tinggi. Selain itu, perempuan tidak pernah dilibatkan dalam pelatihan-pelatihan cara menyadap getah pinus yang diadakan oleh Perhutani. Pelatihan rutin diadakan setiap tiga bulan sekali oleh KPH kepada pengurus LMDH. Kemudian pengurus LMDH akan menyebarluaskan ilmu yang diperoleh dari pelatihan kepada semua anggota LMDH.

(2)

33 Pergantian anggota LMDH baik pengurangan maupun penambahan anggota tergantung dari luas petakan yang masih tersedia. Hal ini berhubungan dengan aktivitas LMDH yang masih terbatas pada kegiatan sadap getah pinus sehingga jumlah anggota LMDH menyesuaikan dengan jumlah petakan yang tersedia. Masyarakat sudah menyadap pinus sejak sebelum pembentukan LMDH. Tetapi kegiatan sadap kurang terarah dan tidak ada jaminan pemasaran getah. Selain itu tempat penyetoran getah juga jauh yaitu di Mudal (dekat Kecamatan Petungkriyono) yang berjarak 7 km dari Tlogohendro dengan waktu tempuh dua jam dengan berjalan kaki karena belum ada sepeda motor ataupun angkutan lain.

Birokrasi dalam LMDH belum terlalu kompleks, karena sifat kekeluargaan masyarakat Tlogohendro masih kental sehingga peraturan lebih bersifat informal. Bahkan pergantian anggota tani sadap yang mengerjakan petakan dapat dilakukan hanya melalui persetujuan ketua LMDH. Anggota tani sadap dapat pergi ke Palembang asalkan ada anggota LMDH lain yang bersedia menggantikannya untuk menyadap di petakan tersebut untuk sementara waktu. LMDH memberikan jangka waktu selama satu tahun. Jika setelah satu tahun anggota tani sadap yang ke luar daerah belum kembali maka secara otomatis akan dikeluarkan dari keanggotaan LMDH. Anggota yang sudah dikeluarkan dapat menjadi anggota LMDH kembali setelah menandatangani surat pernyataan dan memang masih ada petakan yang kosong. Sedangkan bagi anggota LMDH yang meninggal dunia, petakan sadapan akan diberikan kepada anggota sadap lainnya yang masih berada di bawah target sadapan.

Perhutani memberlakukan standard minimum hasil sadapan yang disesuaikan dengan jumlah pohon yang masih aktif. Setiap tiga bulan sekali, hasil sadapan akan dimonitoring untuk melihat pencapaian target jangka pendek. Kemudian setiap satu tahun sekali, RPH, BKPH, dan KPH akan melakukan evaluasi bersama-sama dengan LMDH untuk mengetahui pencapaian target, permasalahan yang dihadapi, serta evaluasi efektivitas pelaksanaan PHBM di LMDH Tlogomulyo.

Pembentukan LMDH menjadi wadah bagi anggota tani sadap serta berperan sebagai fasilitator antara masyarakat dengan Perhutani. Salah satu peran Perhutani yaitu sebagai mitra anggota tani sadap dalam penjualan getah pinus serta membantu masyarakat dalam memanfaatkan sumberdaya hutan secara optimal. Hal ini mengindikasikan bahwa Perhutani dapat menjadi penghubung antara masyarakat dengan berbagai instansi yang berhubungan dengan optimalisasi pemanfaatan potensi desa.

Kelembagaan tidak akan terlepas dari visi dan misi yang akan menentukan arah gerak suatu kelembagaan. LMDH sebagai suatu kelembagaan resmi dan berbadan hukum juga mempunyai visi dan misi. Visi LMDH Tlogo Mulyo yaitu “Menumbuhkan kesadaran masyarakat sekitar hutan dengan semangat dalam menjalankan kegiatan”. Sedangkan misi LMDH yaitu “Menyatukan dan memajukan kesejahteraan masyarakat di sekitar hutan.

Selain visi dan misi, LMDH Tlogo Mulyo juga mempunyai beberapa tujuan yaitu:

1. Dengan terbentuknya LMDH Tlogo Mulyo diharapkan mampu menjadi wadah kegiatan masyarakat desa sekitar hutan.

2. Dengan terbentuknya LMDH Tlogo Mulyo yang berperan sebagai organisasi mitra kerja Perhutani diharapkan mampu menerima dan menyalurkan aspirasi

(3)

34

masyarakat desa hutan yang berkaitan dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar hutan.

3. Menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat desa hutan khususnya anggota tani sadap kepada pihak-pihak yang berkompeten.

Pengurus LMDH dipilih melalui rapat anggota. Mulai dari awal berdiri hingga saat penelitian dilaksanakan, pengurus LMDH belum mengalami pergantian. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pemuda yang bekerja ke Palembang sehingga sumberdaya manusia semakin terbatas. Struktur kepengurusan LMDH Tlogo Mulyo dapat dilihat pada bagan berikut ini.

Bagan 6 Struktur kepengurusan LMDH Tlogo Mulyo

Berdasarkan struktur kepengurusan tersebut, ketua langsung membawahi semua pokja. Masing-masing pokja mempunyai ketua dan membawahi beberapa anggota. Ketua pokja langsung bertanggungjawab kepada ketua LMDH. Kemudian ketua bertanggungjawab terhadap kepala desa. Struktur tersebut menunjukkan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan kepala desa.

Tetapi berdasarkan fakta di lapang, ternyata sekretaris mempunyai kekuasaan yang lebih dibandingkan dengan ketua. Hal ini disebabkan oleh tingkat pendidikan sekretaris yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan ketua sehingga sekretaris lebih tanggap terhadap berbagai permasalahan yang terjadi dan mampu berpikir lebih sistematis. Ketua berperan sebagai penghubung antara pengurus dan anggota dengan pihak Perhutani. Sekretaris bertugas untuk mengurusi permasalahan administrasi seperti profil LMDH, AD/ART, notulensi, dan surat menyurat. Sedangkan bendahara bertugas untuk mengelola uang dari bagi hasil dan kas anggota serta membuat pembukuan. Pokja sadapan bertugas untuk meningkatkan hasil sadapan dengan mengingatkan anggota sadap yang mulai malas menyadap. Pokja keamanan bertugas menjaga keamanan hutan. Pokja tanaman bertugas untuk memelihara pohon pinus dan mendata jika ada pohon yang sudah tidak produktif.

Pokja keamanan Sekretaris Ruslani Penanggung jawab Kades (Kaslam) Ketua Tasbin Pokja tanaman Bendahara Bugel Pokja sadapan

(4)

35 Struktur kepengurusan tersebut berbeda dengan struktur LMDH secara formal. Kekuasaan tertinggi LMDH seharusnya berada di tangan rapat anggota. Anggota mempunyai hak untuk memberi suara dan berpendapat dalam rapat anggota. Tetapi di LMDH Tlogo Mulyo semua keputusan hanya diputuskan oleh pengurus dan mandor PHBM. Berikut adalah struktur kepengurusan LMDH berdasarkan buku panduan dari Perhutani.

Bagan 7 Struktur kepengurusan LMDH berdasarkan buku panduan dari Perhutani Bagan tersebut menunjukkan hubungan antar komponen dalam LMDH. Komponen dalam LMDH meliputi rapat anggota, pengurus, badan pemeriksa, dan anggota. Pengurus dan badan pemeriksa bertanggungjawab terhadap rapat anggota. Rapat anggota mempunyai kekuasaan tertinggi dalam LMDH. Badan pemeriksa mempunyai hubungan pengawasan dengan pengurus. Artinya badan pemeriksa mempunyai tugas untuk mengawasi pengurus. Tatacara dalam melaksanakan pengawasan ditetapkan dalam rapat anggota dan diwujudkan dalam AD/ART. Sedangkan pengurus dan badan pemeriksa mempunyai hubungan pelayanan dengan anggota. Artinya badan pemeriksa dan pengurus harus melayani anggota bukan sebaliknya.

Kegiatan LMDH Tlogo Mulyo

Kegiatan LMDH Tlogo Mulyo dibagi menjadi dua bagian, yaitu kegiatan di dalam kawasan dan kegiatan di luar kawasan. Kegiatan di dalam kawasan meliputi kerjasama penanaman dan tebangan pohon pinus, puspa, kaliandra, pengadaan rumput gajah sebagai tanaman sela, dan penyadapan getah pinus. Rumput gajah ini akan dimanfaatkan masyarakat sebagai pakan ternak. Selain itu, masyarakat juga menanam kaliandra untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan kayu bakar sehingga masyarakat tidak menjarah tanaman utama (pinus). Sebenarnya Perhutani tidak pernah melarang masyarakat untuk menanam jenis tanaman apapun sepanjang tidak mengganggu tanaman utama. Tetapi keterbatasan pengetahuan dan ketersediaan bibit menyebabkan masyarakat belum memanfaatkan petakan hutan secara optimal. Pemanfaatan petakan baru sebatas penanaman rumput gajah dan kaliandra serta penyadapan getah pinus.

Kegiatan penyadapan getah pinus menjadi kegiatan utama LMDH. Setiap anggota LMDH melakukan kegiatan penyadapan tiga kali dalam seminggu. Kegiatan penyadapan getah pinus dilakukan setiap pagi hari sehingga anggota tani sadap tetap dapat mengolah lahan pertaniannya. Alat sadap terdiri dari batok tempat menampung getah yang menetes, alat untuk meludang getah, dan alat

Anggota

Pengurus Badan Pemeriksa

(5)

36

untuk menaikkan batok penampung getah. Alat sadap disediakan oleh Perhutani sehingga tidak membebani anggota tani sadap. Pergantian alat juga dapat disediakan oleh Perhutani jika anggota sadap melapor.

Hasil sadapan disetorkan kepada mandor timbang dua kali dalam satu bulan, yaitu setiap tanggal 10 dan 25 di Dukuh Glidigan dan Gondang. Anggota tani sadap di Dukuh Glidigan menyetor hasil sadapan ke sekret LMDH di Dukuh Glidigan. Sedangkan anggota tani sadap dari Dukuh Gondang dan Klindon menyetor hasil sadapan ke tempat penimbangan di Dukuh Gondang. Getah sadapan akan ditimbang oleh mandor timbang dan langsung dicatat jumlah uang yang harus dibayarkan oleh Perhutani. Uang hasil sadapan ditentukan oleh mutu getah, berat getah, dan jarak dari petakan hutan ke tempat pengumpulan getah. Setelah proses penimbangan selesai, uang hasil penjualan getah akan langsung dibayarkan oleh Perhutani melalui mandor timbang. Getah yang sudah selesai ditimbang akan dijadikan satu ke dalam drum dan diangkut ke Paninggaran dengan menggunakan truk. Kemudian getah pinus tersebut digunakan sebagai bahan baku pembuatan plastik.

Mutu getah dibedakan menjadi dua, yaitu getah mutu satu dan getah mutu dua. Penentuan mutu getah ditentukan oleh kadar air dalam getah, warna getah, dan jumlah serasah dalam getah. Getah mutu satu mempunyai ciri-ciri kadar air sedikit, jumlah serasah dalam getah sedikit, dan getah berwarna putih. Sedangkan getah mutu dua mempunyai warna yang kehitam-hitaman, banyak serasah, serta mempunyai kadar air yang banyak. Getah pinus yang dikerok langsung digolongkan menjadi getah mutu dua. Penetuan getah ini sudah ditentukan oleh Perhutani dengan konfirmasi kriteria getah yang layak dari mitra Perhutani yang membeli getah pinus.

Kadar air dalam getah ditentukan oleh perlakuan dalam menyadap getah dan curah hujan di tempat tersebut. Semakin tinggi curah hujan dan perlakuan yang kurang tepat (frekuensi menyadap kurang) maka kadar air dalam getah yang tertampung di dalam batok semakin tinggi. Hal ini akan menyebabkan getah digolongkan menjadi mutu dua.

Warna getah dan jumlah serasah sangat ditentukan oleh perlakuan dalam menyadap. Jika frekuensi menyadap teratur, letak batok, dan jumlah kuare (bekas sadapan) sesuai dengan aturan, maka getah akan berwarna putih bersih dan jumlah kotoran sedikit sehingga dapat digolongkan menjadi getah mutu satu. Tetapi jika getah berwarna kehitam-hitaman karena terlalu banyak kotoran, getah akan digolongkan mutu dua.

Ketinggian lokasi pohon pinus juga mempengaruhi jumlah pendapatan yang diterima oleh anggota sadap. Lokasi yang terlalu tinggi, menyebabkan cuaca terlalu dingin sehingga jumlah getah yang menetes sedikit. Bahkan terkadang getah tidak mau menetes sehhingga harus dikerok. Padahal getah yang dikerok mempunyai berat yang lebih ringan daripada getah yang menetes dan lebih sering digolongkan menjadi getah mutu dua. Hal ini disebabkan oleh warna getah yang agak kehitam-kehitaman dan lebih banyak kotoran akibat pengerokan.

Jumlah uang yang diterima penyadap dari penjualan getah terdiri dari ongkos pikul, berat getah hasil sadapan, dan ongkos timbang. Semakin jauh jarak antara petakan dengan tempat pengumpulan getah, maka ongkos pikul semakin besar. Begitu juga dengan kualitas getah, getah mutu satu mempunyai harga yang

(6)

37 lebih tinggi dibandingkan getah mutu dua. Berikut rincian harga getah yang telah ditentukan oleh Perhutani.

Tabel 5 Rincian harga getah pinus tahun 2012 di LMDH Tlogo Mulyo Jenis Mutu Harga getah

(Rp/kg) Ongkos pikul (Rp/Km) Ongkos timbang (Rp/kg) Total (Rp/kg) Mutu satu 2.822 283 45 3.150 Mutu dua 2.000 283 45 2.328

Sumber: Hasil wawancara mendalam dengan Mandor Perhutani

Getah pinus dari Tlogohendro seringkali digolongkan sebagai getah mutu dua. Kondisi lokasi hutan yang dingin menyebabkan mutu getah kurang baik dan jumlah getah yang menetes lebih sedikit. Berbeda dengan Tlogohendro, getah pinus dari Mudal (dekat dengan Kecamatan Petungkriyono) mempunyai cuaca yang lebih hangat sehingga getah pinus mempunyai mutu yang lebih baik dan digolongkan menjadi getah mutu satu. Jumlah getah yang menetes juga lebih banyak sehingga pendapatan tani sadap lebih besar.

Berdasarkan rincian harga getah tersebut, pendapatan anggota LMDH dari hasil penjualan getah pinus dapat diketahui. Anggota tani sadap menyetor getah dua kali dalam sebulan dengan jumlah getah setiap kali setor 40 kg (100-199 pohon), 60 kg (200-299 pohon), dan yang paling banyak yaitu 80 kg (lebih dari 500 pohon). Jadi setiap satu bulan, anggota tani sadap menerima uang hasil penjualan getah sebesar 200.000-400.000 per bulan. Padahal waktu yang dibutuhkan untuk menyadap getah tersebut adalah tujuh jam untuk setiap kali menyadap. Anggota tani sadap menyadap sebanyak dua kali seminggu, sehingga dalam satu bulan adalah 8 kali. Artinya dalam satu bulan menghabiskan 56 jam untuk menyadap. Jika penghasilan tersebut dibagi dengan jumlah jam, maka penghasilan per jam dari menyadap adalah sekitar 3500-7200 per jam. Angka tersebut tentu saja angka yang sangat kecil dibandingkan dengan tenaga untuk memikul getah setiap kali menyadap.

Tidak mengherankan jika anggota LMDH pada lapisan sosial yang lebih tinggi tidak mau menyadap. Hal ini berkaitan dengan kecilnya pendapatan yang diperoleh jika dibandingkan dengan sektor pertanian, peternakan, atau menjadi pamong desa. Jika dibandingkan dengan buruh tani, pendapatan dari menyadap memang masih lebih tinggi. Buruh tani mendapatkan upah 17.000 per hari dengan bekerja selama delapan jam. Jadi pendapatan per jam buruh tani adalah 2.125 per jam. Tetapi tenaga yang dibutuhkan untuk menjadi buruh tani lebih kecil dibandingkan dengan tenaga untuk menyadap. Hal-hal yang dikerjakan oleh buruh tani adalah mengolah lahan, menanam jagung, dan memanen jagung.

Jika cara perhitungan yang sama digunakan untuk menghitung pendapatan per jam pamong desa maka diperoleh angka 15000 per jam. Pamong desa (selain kepala desa dan sekretaris desa) hanya bekerja dua jam per hari untuk piket di Balai Desa. Pamong desa bertugas dari hari Senin hingga Jumat. Artinya dalam satu bulan pamong desa menghabiskan waktu 40 jam dengan gaji Rp 600.000,00 per bulan.

Angka tersebut menunjukkan bahwa pendapatan per jam pamong desa dua kali lipat jika dibandingkan dengan pendapatan dari menyadap. Padahal tenaga yang diperlukan untuk menyadap jauh lebih besar jika dibandingkan dengan piket

(7)

38

di Balai Desa. Oleh karena itu tidak mengherankan jika perangkat desa tidak mau menyadap. Selain akumulasi sumberdaya yang sudah melimpah dan memberikan kesempatan kepada anggota LMDH yang lebih membutuhkan, pendapatan yang diperoleh juga lebih kecil dan tidak layak jika dibandingkan dengan waktu dan tenaga yang harus dikeuarkan. Tetapi kebutuhan yang mendesak dan tidak adanya pilihan lain untuk bertahan hidup, memaksa anggota LMDH dari lapisan sosial yang lebih rendah untuk tetap menyadap pinus untuk tambahan pendapatan.

Selain sebagai kegiatan utama LMDH, sadap getah pinus juga memberikan modal kepada LMDH melalui bagi hasil dari hasil sadapan. LMDH mendapatkan bagian sebesar 20 % dari total hasil penjualan getah yaitu sebesar ± 4 juta selama satu tahun dengan syarat hasil sadapan dari anggota LMDH minimal harus sama dengan target yang sudah ditentukan oleh Perhutani. Jika hasil sadapan di bawah target, maka bagian LMDH akan dikurangi sesuai dengan aturan yang telah disusun oleh Perhutani.

Dana dari bagi hasil penjualan getah digunakan untuk uang kas lembaga dan beasiswa bagi murid SD yang membutuhkan. Uang kas lembaga digunakan untuk biaya administrasi dan biaya akomodasi ketika ada undangan pelatihan dari Perhutani bagi perwakilan anggota LMDH. Uang tersebut juga digunakan untuk memberi bingkisan lebaran bagi anggota sadap saat menjelang Idul Fitri. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan motivasi untuk menyadap.

Selain kegiatan di dalam kawasan, LMDH juga mempunyai kegiatan di luar kawasan, yaitu KUBE (sapi bergulir) dan program kambing bergulir. Meskipun KUBE merupakan program dari pemerintah provinsi, tetapi LMDH dan Perhutani mempunyai andil yang besar atas berjalannya KUBE di Tlogohendro. Program kambing bergulir merupakan program LMDH yang didukung oleh Perhutani dengan cara memberikan bibit kambing kepada anggota LMDH untuk dikembangbiakkan dengan sistem yang mirip dengan KUBE.

Tetapi dalam pelaksanaannya, program kambing bergulir ini mengalami kemacetan. Nilai ekonomi kambing yang lebih kecil dibandingkan dengan sapi serta ukuran kambing yang lebih kecil mempermudah usaha penjualan kambing. Berbeda dengan sapi, kambing mempunyai tingkat kesulitan yang lebih rendah ketika penjualan sehingga jarang diketahui oleh pihak lain. Selain itu masyarakat mayoritas sudah mempunyai kambing sehingga ketika ada penjualan kambing, anggota LMDH menyangka bahwa yang dijual adalah kambing milik pribadi. Kontrol yang lemah dari pengurus program kambing bergulir juga memperlancara usaha penjualan kambing dari LMDH tersebut. Oleh karena itu, program kambing bergulir ini tidak memberikan perubahan yang signifikan terhadap kesejahteraan anggota LMDH karena mengalami kemacetan.

Selain KUBE dan program kambing bergulir, LMDH juga mempunyai kegiatan simpan pinjam modal. Sumber pendanaan berasal dari mandor timbang. Simpan pinjam hanya diberikan kepada anggota tani sadap yang rutin menyetor getah. Simpan pinjam ini bebas dari bunga pinjaman sehingga tidak memberatkan anggota sadap. Pembayaran pinjaman dilakukan dengan cara memotong dari hasil penjualan getah setiap kali setor getah. Besar pinjaman bervariasi sesuai dengan kebutuhan dana dan keaktivan dalam menyetor getah. Anggota tani sadap yang menyetor dengan trend jumlah sadapan yang meningkat akan mendapatkan dana yang lebih besar.

Gambar

Tabel 5 Rincian harga getah pinus tahun 2012 di LMDH Tlogo Mulyo

Referensi

Dokumen terkait

meskipun pengetahuan remaja dikelurahan penkase dalam kategori cukup tetapi sikap mereka dan tingkat konsumsi buah dan sayur mereka masuk dalam kategori kurang 23

Berdasarkan pemaparan seluruh kegiatan penyuluhan dan pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) Sederhana di Dusun Kasuari Desa Asilulu, maka dapat disimpulkan bahwa sejumlah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan bentuk dan isi materi pelatihan dengan kemampuan komunikasi serta melihat hubungan kemampuan komunikasi

Drunken Monster: Kumpulan Kisah Tidak Teladan (Cacatan Harian Pidi Baiq) Buku ini adalah buku tentang superman, begitu Pidi Baiq menyebut dirinya ketika sakit flu.. Bolehlah disebut

Dalgim hal LPK belum ada yang diakreditasi oleh KAN untuk melakukan kegiatan Sertifikasi dengan ruang lingkup produk satelit kubus, BSN dapat menunjuk LPK dengan ruang lingkup

330.330.700.000, dan 8% dengan hasil peramalan produksi singkong tahun 2019 sebanyak 5.416.624 ton dengan hasil analisis kelayan finansial yang menunjukan angka positif pada nilai

belaka. Gereja lebih daripada itu. Gereja sesungguhnya ialah diri kita sendiri. Jiwa dan raga kita ialah tempat Kristus yang penuh kasih berdiam diri. Dengan

Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat mengimplementasikan TOGAF ADM adalah mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi