RAN
AKHI
R
2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah
2.1.1 Batas Administrasi Wilayah
Berdasarkan data Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka Tahun 2013,
secara astronomis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak di antara 02O29’59’’ –
02O56’10’’ Lintang Selatan dan 114O51’19’’ – 115O36’19’’ bujur Timur. Batas wilayah
administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Hulu Sungai
Tengah
Sebelah Selatan : Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar
Sebelah Timur : Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten
Tanah Bumbu
Sebelah Barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin
Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas)
kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km persis ke arah
bagian utara ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten yang beribukota di
Kandangan ini memiliki 11 (sebelas) Kecamatan yaitu Kecamatan Padang Batung,
Loksado, Telaga Langsat, Angkinang, Kandangan, Sungai Raya, Simpur, Kalumpang, Daha
Selatan, Daha Utara dan Daha Barat.
Untuk lebih jelasnya batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 2 Gambar 2.1
RAN
AKHI
R
2.1.2 Luas Wilayah
Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.804,94 km2 atau
180,494 Ha. Kecamatan Loksado merupakan kecamatan terluas yaitu memiliki luas
338,89 km2 atau mencakup 18,78 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai
Selatan, sedangkan Kecamatan Telaga Langsat memiliki luas wilayah terkecil sebesar
58,08 Km2 atau hanya 3,22 persen dari wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan.
Berturut – turut dari kecamatan terluas setelah Loksado adalah Daha Selatan, Daha
Utara, Padang Batung, Daha Barat, Kalumpang, Kandangan, Simpur, Sungai Raya,
Angkinang dan Telaga Langsat(Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2015).
Tabel 2.1
Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan
No Kecamatan 2015
Luas (Km2) Persentase (%)
1. Padang Batung 203,93 11,30
2. Loksado 338,89 18,78
3. Telaga Langsat 58,08 3,22
4. Angkinang 58,40 3,24
5. Kandangan 106,71 5,91
6. Sungai Raya 80,96 4,49
7. Simpur 82,35 4,56
8. Kalumpang 135,07 7,48
9. Daha Selatan 322,82 17,88
10. Daha Utara 268,11 14,85
11. Daha Barat 149,62 8,29
Hulu Sungai Selatan 1.804,94 100,00
Kalimantan Selatan 37.530,52 4,81
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 4 Gambar 2.2Persentase Luas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
2.2 Kondisi Demografi
2.2.1 Pertumbuhan Penduduk
a. Pertumbuhan Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Penduduk merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan
pembangunan. Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2012
berdasarkan dari estimasi penduduk hasil SP 2010 oleh Badan Pusat Statistik mencapai
219.211 jiwa, dengan komposisi 109.149 berjenis kelamin laki-laki dan 110.062 berjenis
kelamin perempuan. Pada tahun 2012 Dinas Kependudukan dan Catatan sipil
mengeluarkan 1.555 Akta kelahiran Umum, 1.691 Akta Kelahiran Istimewa, 2.085 Akta
Kematian, dan 35 Akta perkawinan.Untuk lebih jelasnya data jumlah penduduk
Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.2
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis KelaminKabupaten Hulu Sungai Selatan
Tahun 2015
No Kecamatan Penduduk Jumlah
Penduduk Laki-laki Perempuan
1 Padang Batung 10.050 10.088 20.138
2 Loksado 4.352 4.195 8.547
3 Telaga Langsat 4.640 4.558 9.198
4 Angkinang 8.650 8.570 17.220
5 Kandangan 23.661 24.118 47.779
6 Sungai Raya 8.135 8.383 16.518
RAN
AKHI
R
No Kecamatan Penduduk Jumlah
Penduduk Laki-laki Perempuan
7 Simpur 6.950 7.221 14.171
8 Kalumpang 3.006 3.116 6.122
9 Daha Selatan 20.409 20.224 40.633
10 Daha Barat 3.827 3.668 7.495
11 Daha Utara 15.469 15.921 31.390
Hulu Sungai Selatan 109.149 110.062 219.211
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam angka 2015
b.Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur
Distribusi Penduduk berdasarkan umur di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun
2012, terbanyak terdapat pada kondisi umur antara 0-4 tahun (19.770 Jiwa) sedangkan
terendah pada kondisi umur 70-74 (3.268 Jiwa). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel 2.3 dan Gambar 4.4
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menurut Kelompok Umur
Tahun 2015
Kelompok Umur
(tahun)
Laki-laki Perempuan Jumlah
Penduduk
0-4 10.239 9.867 20.106
5-9 9.711 9.436 19.147
10-14 9.698 9.139 18.837
15-19 9.965 9.209 19.174
20-24 9.468 8.972 18.440
25-29 9.030 8.981 18.011
30-34 8.901 9.034 17.935
35-39 8.896 8.971 17.867
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 6
45-49 7.183 7.199 14.382
50-54 5.946 6.007 11.953
55-59 4.297 4.385 8.682
60-64 2.970 3.508 6.478
65-69 2.062 2.777 4.839
70-74 1.294 1.914 3.208
75+ 1.122 2.289 3.411
Hulu Sungai Selatan 109.149 110.062 219.211
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai dalam angka 2015
2.3 Kondisi Topografi
Lebih dari separuh wilayah Kabupaten Hulu Sungai berada di kelas ketinggian 0 –
7 meter dan di kemiringan 0 – 2 persen.Menurut kelas ketinggian dari permukaan laut
58,3 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada ketinggian 0-7 meter
dan hanya 0,9 persen berada padaketinggian di atas 1.000 meter.
Berdasarkankemiringannya 70,95 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan berada pada kelas kemiringan 0 – 2 persen. Sedangkan 6,99 persen wilayah
berada pada kemiringan lebih dari 40 persen.(Hulu Sungai Selatan dalam angka 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5
Tabel 2.4
Luas Daerah Menurut Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut Tahun 2015
No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)
1. 0 – 7 m 105.198 58,3
2. 7 – 25 m 18.254 10,1
3. 25 – 100 m 16.590 9,2
4. 100 – 500 m 27.546 25,3
5. 500 – 1.000 m 11.226 6,2
RAN
AKHI
R
No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)
Jumlah 180.494 100
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
Tabel 2.5
Luas Daerah Menurut Kelas Kemiringan Tahun 2015
No Kelas Kemiringan Luas (Ha) Persentase (%)
1. 0 – 2 % 128.057 70,95
2. 2- 15 % 20.737 11,49
3. 15 – 40 % 19.090 10,58
4. > 40 % 12.610 6,99
Jumlah 180.494 100
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
2.4 Kondisi Geohidrologi
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sungai yang merupakan sumber kehidupan
bagi masyarakat Hulu Sungai Selatan adalah Sungai Amandit. Sungai Amandit
merupakan salah satu sub DAS Barito (Sub DAS Sungai Negara) yang merupakan sebuah
konsep kesatuan kesatuan yang digagas oleh Ir. P. H. M. Noor dengan sebutan Barito
Valley Authority.
Sumber mata air Sungai Amandit yang panjangnya lebih dari 75 km berhulu dari
pegunungan Maratus dengan 5 (lima) buah mata air yang memancar di atas Gunung
Batu Besar (Halau-Halau) berdasarkan hasil penelusuran Muller & Schwanner
Foundation September 2000, yakni:
a. Mengalir ke arah Sungai Sempanahan yang bermuara di Kota Baru.
b. Mengalir ke arah Sungai Balangan yang bermuara di Sungai Negara.
c. Mengalir ke arah Sungai Batang Alai (Birayang) yang bermuara di Sungai Negara.
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 8
Pada umumnya sungai-sungai di Kabupaten Hulu Sungai Selatan mempunyai pola
aliran (pola drainase) dendritik, yaitu sungai yang mempunyai banyak anak sungai yang
letak dan arah sambungannya tidak beraturan. Sungai-sungai di wilayah Kabupaten
Hulu Sungai Selatan termasuk dalam kategori kritis (nilai Koefisien Rejim Sungai diatas
50) dengan Catchment area yang sudah pada fase kritis hidrologis. Hal ini menyebabkan
beberapa daerah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan kekurangan air pada musim
kemarau.
2.5 Kondisi Geologi
Sebagian besar wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan masih berupa padang
(semak, alang, rumput) seluas 53.829,44 Ha, yang kemudian diikuti hutan, sawah, kebun
karet, pertanian tanah kering/ladang, kampung, kebun campuran serta rawa
(Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.
Tabel 2.6
Jenis dan Luasan Penggunaan Lahan
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase
1. Kampung 5.161,18 2.86
2. Industri - -
3. Pertambangan - -
4. Sawah 33.452,30 18.53
5. PertanianTanah Kering/Ladang 11.369,41 6,30
6. Kebun Campuran 1.744,25 0,97
7. Kebun Karet 15.838,03 8,77
8. Padang (Semak, Alang, Rumput) 53.829,44 29,82
9. Hutan 49.859,62 27,62
10. Rawa 192,86 0,11
11. Tanah Terbuka,dll - -
12 Lain-lain 9.046,90 5,01
Hulu Sungai Selatan 180.494 100
RAN
AKHI
R
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 10 2.6 Kondisi Klimatogi
2.6.1 Kelembaban Udara
Sepanjang tahun 2012 kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September
(48 %) dan tertinggi pada bulan Agustus (98 %). Rata-rata kelembaban udara berkisar
antara 74,8 persen sampai dengan 89,3 persen. Kelembaban Udara di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.8
Tabel 2.8
Kelembaban Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
No Bulan
Kelembaban Udara (%)
Minimum Maksimum Rata-rata
1 Januari 60 93,3 83,3
2 Februari 62 91,75 84,3
3 Maret 61 98 80
4 April 62 92,3 74,8
5 Mei 59 96,5 89,3
6 Juni 60 93,5 84,5
7 Juli 53 91,5 81,6
8 Agustus 50 98 77,8
9 September 48 95,8 80
10 Oktober 50 93,8 84,4
11 November 60 92 86,9
12 Desember 65 93,3 85,3
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
2.6.2 Suhu Udara
Sepanjang tahun 2012 suhu udara terendah terjadi pada bulan maret (33,2 0C)
dan tertinggi pada bulan Mei (19,1 0C) rata-rata suhu udara di Kabupaten Hulu Sungai
Selatan berkisar antara 27°C – 28,7°C. Keadaan Suhu Udara di Kabupaten Hulu Sungai
RAN
AKHI
R
Tabel 2.9
Keadaan Suhu Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015
No Bulan
Suhu (0C)
Minimum Maksimum Rata-rata
1 Januari 33,9 16,9 28,7
2 Februari 34 18 28,4
3 Maret 33,2 18,4 28,1
4 April 34 18,4 28,6
5 Mei 34,2 19,1 27,3
6 Juni 34,4 19 27,1
7 Juli 34,7 18,6 28,2
8 Agustus 34 18 27,8
9 September 34,2 19 28,5
10 Oktober 33,7 19 27,8
11 November 34,6 18,6 27
12 Desember 34 19 27,7
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
2.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi Wilayah
2.7.1 Fasilitas Sosial A. Fasilitas Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan.
Pada tahun 2012 di Kabupaten Hulu SungaiSelatan terdapat fasilitas-fasilitaspendidikan
baik negeri ataupun swasta. Berdasarkan jumlahnya ada 144 unit Taman Kanak-kanak
(TK), 245 unit Sekolah Dasar (SD) Negeri, 1 unit SD Swasta, 30 unit Sekolah Menengah
Pertama (SMP) Negeri, 1 unit SMP Swasta, 8 unit SekolahMenengah Atas (SMA) Negeri,
1 unit SMA Swasta, dan 4 unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri. Jumlah Anak
yang bersekolah padajenjang pendidikan TK sebanyak 4.014 orang dengan total guru
sebanyak 390 orang. Jumlah murid SD (baik negerimaupun swasta) sebanyak 24.992
orangdengan total guru sebanyak 2.291 orang.Jumlah murid SMP (baik negeri maupun
swasta) sebanyak 4.281 orang dengan total guru sebanyak 490 orang. Sedangkan
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 12
guru sebanyak 252 orang dan jumlah murid SMK sebanyak 1.683 orang dengan total
guru sebanyak 148 orang.
Distribusi fasilitas pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel
2.10
Tabel 2.10
Jumlah Sekolah Menurut tingkat Pendidikan Tahun 2015
No Tingkat Pendidikan Sekolah Kelas Murid Guru
1 Taman Kanak-kanak (TK) 144 267 4.014 390
2 Sekolah Dasar (SD) 246 1.524 24.992 2.291
Negeri 245 1.518 24.849 2.260
Swasta 1 6 143 31
3 Sekolah Menengah Pertama
(SMP)
31 208 4.281 490
Negeri 30 205 4.192 475
Swasta 1 3 89 15
4 Sekolah Menengah Atas ( SMA) 9 103 2.713 252
Negeri 8 99 2.653 231
Swasta 1 4 60 21
5 Sekolah Menengah Kejuruan
(SMK)
4 56 1.683 148
Negeri 4 56 1.683 148
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam angka 2015
B. Fasilitas Kesehatan
Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat
mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau, sehingga diharapkan
tercapai Hulu Sungai Selatan yang sehat dan sejahtera. Ketersediaan sarana dan
prasarana kesehatan sangat mempengaruhi aspek pelayanan kesehatan yang dimaksud.
Pada tahun 2012 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat satu rumah sakit(RS)
RAN
AKHI
R
swasta, 21 unit Puskesmas 69 unit Puskesmas Pembantu, dan 148unit Poskesdes yang
tersebar di sebelas kecamatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan padatahun 2012
Puskesmas-puskemas Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki sebanyak 26 orang
Dokter Umum dan 5 orang Dokter Gigi. Selain itu juga terdapat 229 orang Perawat, 181
orang Bidan dan 122 orang Bidan Kampung. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hasan
Basery adalah rumah sakit milik pemerintah daerah yang melayani masyarakat umum.
Distribusi fasilitas kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada
Tabel 2.12 berikut
Tabel 2.11
2Jumlah Sarana Kesehatan Setiap Kecamatan Tahun2015
No Kecamatan
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
C. Fasilitas Peribadatan
Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 14 mendukung kondisi tersebut di atas diperlukan sarana untuk memupuk keimanan dengan
adanya tempat peribadatan – peribadatan sesuai dengan pemeluk agama masing – masing.
Mayoritas penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan beragama Islam, dan selebihnya
adalah Khatolik, Protestan, Hindu dan Budha. Selain agama-agama tersebut sebagian kecil
penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terutama di Kecamatan Loksado, menganut
kepercayaan lainnya yaitu Kaharingan. Berdasarkan jumlah sarana peribadatan pada tahun
2011 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat 122 unit Mesjid, 680 unit Langgar, 2 unit
Gereja dan 45 unit Balai Kepercayaan Distribusi fasilitas peribadatan dapat dilihat pada Tabel
2.12 berikut.
Tabel 2.12 Distribusi Fasilitas PeribadatanDi Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tahun 2015
No. Kecamatan Mesjid Langgar Gereja
Protestan Pura Vihara
Balai Adat
1. Padang Batung 23 59 0 0 0 0
2. Loksado 11 17 2 0 0 45
3. Telaga Langsat 10 34 0 0 0 0
4. Angkinang 9 57 0 0 0 0
5. Kandangan 20 123 0 0 0 0
6. Sungai Raya 13 93 0 0 0 0
7. Simpur 11 69 0 0 0 0
8. Kalumpang 5 31 0 0 0 0
9. Daha Selatan 8 82 0 0 0 0
10. Daha Utara 3 20 0 0 0 0
11. Daha Barat 9 95 0 0 0 0
Jumlah 122 680 2 0 0 45
RAN
AKHI
R
D. Transportasi
Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk
memperlancarkegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha
pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk
memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah
ke daerah lain.
Pada tahun 2012 total panjang jalan di Hulu Sungai Selatan mencapai 973.740
km. Berdasarkan statusnya, 21.388 km merupakan jalan Negara, 117.980 km
merupakan jalan propinsi dan sisanya yaitu 834.372 km merupakan jalan Kabupaten.
Seluruh jalan Negara dan jalan Provinsi merupakan jalan aspal, sedangkan jalan
Kabupaten yang sudah diaspal mencapai 537.450 km. Berdasarkan kondisi jalan,
276.760 km jalan Kabupaten berada pada kondisi bagus, 227.090 km jalan berada pada
kondisi sedang, 225.470 km berada pada kondisi rusak dan 105.052 km berada pada
kondisi rusak berat. Panjang Jalan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada
Tabel 2.13
Tabel 2.13
Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 16
No Aspek yang diamati
Jalan Negara
(Km)
Jalan Propinsi
(Km)
Jalan Kabupaten
(Km)
Jumlah (Km)
1. Jalan Permukaan
c. Rusak - - 225,470 225,470
d. Rusak Berat - - 105,052 105,052
Jumlah 2 21,388 117,98 834,372 973,740
3. Kelas Jalan
a. Kelas I - - - -
b. Kelas II - - - -
c. Kelas III - - - -
d. Kelas IIIA 21,39 - - 21,39
e. Kelas IIIB - 117,98 - 117,98
f. Kelas IIIC - - 463,30 463,30
g. Tidak Dirinci - - 371,07 371,07
Jumlah 3 21,39 117,98 834,37 973,740
RAN
AKHI
R
E. Sarana Kebersihan
Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas
seseorang. Lingkungan yang sehat akan dapat menciptakan masyarakat yang sehat.
Dalam rangka mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat pemerintah
menyediakan sarana-sarana kebersihan seperti kendaraan pengangkut sampah, gerobak
sampah, container, mesin pemotong rumput.Sarana-sarana kebersihan di Kabupaten
Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.14
Tabel 2.14
Jumlah Sarana Kebersihan Kabupaten Hulu Sungai SelatanTahun 2015
No Sarana
Keadaan Sarana
Jumlah Baik Rusak Rusak
Berat
1 Kendaraan Bermotor
- Dump Truck 4 - - 4
- Armrool 3 1 - 4
- Pick Up 1 - - 1
2 Gerobak Sampah 30 - - 30
3 Kontainer 15 - - 15
4 Mesin Pemotong Rumput 2 - - 2
5 Tempat Pembuangan Sampah
- TP Sementara 34 - - 34
- TP Akhir 1 - - 1
6 Mobil Tangki - 1 - 1
7 Sepeda Motor Roda Dua 6 - - 6
8 Sepeda Motor Roda Tiga 12 - 2 14
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015
F. Sarana Air Bersih
Pada tahun 2012 jumlah pelanggan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebanyak 13.236 pelanggan dengan
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 18
pelanggan. Volume air yang terjual adalah 256.164M3 dengan nilai mencapai Rp.
759.735.200. Jumlah Pelanggan PDAM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2012 dapat
dilihat pada tabel
Tabel 2.15
Jumlah pelanggan PDAM Menurut Kecamatan Tahun 2015
No Kecamatan PelangganAktif Pelanggan
Tidak Aktif
1 Padang Batung 1.290 -
2 Loksado - -
3 Telaga Langsat 399 -
4 Angkinang 736 -
5 Kandangan 6.691 -
6 Sungai Raya 293 -
7 Simpur 426 -
8 Kalumpang 228 -
9 Daha Selatan 1.481 -
10 Daha Barat 108 -
11 Daha Utara 1.581 -
Jumlah/Total 13.236 -
RAN
AKHI
R
G. Prasarana Pariwisata
Aktivitas pariwisata di objek-objek wisata buka hanya mampu meningkatkan
pendapatan daerah tapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya.
Sepanjang tahun 2012 ada sebanyak 41.569 orang wisatawan nusantara dan 97 orang
wisatawan mancanegara yang mengunjungi Hulu Sungai Selatan. Wisatawan nusantara
paling banyak berkunjung pada bulan Agustus sementara wisatawan mancanegara
banyak berkunjung pada bulan juni-juli.
Tabel 2.16
Banyaknya Wisatawan Yang Berkunjung Ke Objek Wisata Setiap BulanTahun 2015
Bulan Wisatawan
Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah
Januari 8 5.746 5.754
Pebruari 4 2.818 2.822
Maret 5 2.821 2.826
April 9 2.416 2.425
Mei 7 4.441 4.448
Juni 18 3.009 3.027
Juli 22 4.122 4.144
Agustus 6 508 514
September 4 8.681 8.685
Oktober 7 1.305 1.312
Nopember 1 3847 3.448
Desember 6 1.855 1.861
Jumlah 97 41.569 41.666
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 20 2.7.4 Kondisi Ekonomi Wilayah
Salah satu sumber penting komponen pendapatan Pemerintah yang digunakan
untuk membiayai pembangunan adalah pajak. Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan ada
beberapa pos penerimaan daerah, di antaranya berupa Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor (BBN-KB), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), dan Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB). Sepanjang tahun 2012 realisasi penerimaan BBN-KB dan PKB mencapai Rp.
13.634.374.925 dan Rp. 11.256.451.875. Pajak Bumi danBangunan (PBB) yang telah
diterima mencapai Rp. 863.275.892. Sedangkan pada Sumber Pendapatan dari retribusi
jasa umum dan retribusi jasa usaha serta perizinan tertentu adalah Rp. 4.509.646.400
dan Rp. 2.493.011.708 serta Rp. 400.402.504. (Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013)
Tabel 2.17
Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2012
No Jenis Pajak Target (Rupiah) Realisasi
(Rupiah)
1 BBN-KB 12.628.464.000
Pokok 13.520.386.300
Denda 113.988.625
2 PKB 13.542.471.000
Pokok & Tunggakan 10.769.243.275
Denda 487.208.600
Jumlah/Total 26.170.935.000 24.890.826.800
Tabel 2.18
Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Hulu Sungai SelatanTahun
Anggaran 2012
No Uraian Anggaran Setelah
Perubahan
PENDAPATAN
RAN
AKHI
R
No Uraian Anggaran Setelah
Perubahan
2 Dana Perimbangan 554.782.779.500
3 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 120.872.239.140
BELANJA
1 Belanja Tidak Langsung 448.159.179.316
2 Belanja Langsung 355.376.484.519
PEMBIAYAAN DAERAH
1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 102.951.950.875
2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 23.350.000.000
3 Pembiayaan Netto 79.601.950.875
SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN
BERKENAAN - 50.000
Kegiatan perekonomian daerah merupakan motor penggerak roda pembangunan
daerah yang penting, namun dalam prakteknya faktor ekonomi tersebut bukanlah faktor
yang independen karena sangat dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor pendidikan
dan kesehatan. Ke dua faktor ini mempunyai hubungan yang saling menunjang terhadap
sistem perekonomian daerah sehingga faktor pendidikan dan kesehatan perlu
ditingkatkan. Perekonomian bisa ditingkatkan kalau taraf pendidikan dan kesehatan
suatu masyarakat terus ditingkatkan. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah
dukungan faktor infrastruktur daerah, baik infrastruktur ekonomi, sosial, maupun
budaya, serta faktor pelengkap lainnya yang merupakan satu kesatuan dalam life cycle
suatu sistem pembangunan daerah. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat
kemakmuran suatu masyarakat pada umumnya melalui PDRB perkapita. Secara makro
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 22
ekonomi primer sektor pertanian. Pada perkembangannya andil pertanian mulai
mengalami pergeseran ke sektor sekunder yaitu perdagangan dan jasa. Kegiatan
agropolitan berbasis agribisnis dan agroindustri akan terus meningkatkan porsi
perdagangan dan jasa.
Tabel 2.18
Posisi Pinjaman yang Diberikan dalam Rupiah dan Valuta Asing pada Bank Umum dan BPR menurut Klasifikasi UsahaTahun 2014-2015
No Jenis Simpanan 2014 2015
Pinjaman Berdasarkan Lapangan Usaha
196.229 369.818
1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
10.139 14.966
2 Pertambangan dan Penggalian 11.219 35.965
3 Industri Pengolahan 2.487 5.527
4 Listrik, Gas dan Air Bersih - -
5 Konstruksi 17.589 23.562
6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 91.756 112.607
7 Transportasi dan Komunikasi 3.065 4.763
8 Keuangan, Real Estate dan Jasa Perusahaan
4 Kendaraan Bermotor 18.847 14.008
5 Lainnya 246.546 311.889
Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013
2.8 Isu Strategis Wilayah
Pada masa mendatang masalah penataan ruang akan semakin berat sejalan
dengan semakin meningkatnya percepatan dan dinamika pembangunan yang terjadi.
Oleh karena itu perlu dikenali berbagai tantangan, kendala dan peluang sehingga
penataan ruang akan memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam menunjang
pembangunan fisik dalam lingkup daerah maupun nasional.
Struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah pada dasarnya merupakan
pedoman dalam merumuskan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang wilayah,
RAN
AKHI
R
serta keserasian antar sektor dan pengarahan investasi yang dilaksanakan pemerintah
dan atau masyarakat. Masalah penataan ruang semakin memperoleh perhatian yang
sangat besar baik dari pemerintah maupun masyarakat, hal ini karena semakin
disadarinya bahwa pembangunan yang cenderung sektoral pada akhirnya sering
menimbulkan ketidakefisienan bahkan cenderung kurang memperhatikan asas lestari,
optimal dan serasi. Dengan semakin berkembangnya pembangunan tersebut maka
perlu diketahui isu-isu strategis yang dapat dijadikan sebagai alat pembangunan ke
depan, bahasan mengenai isu strategis dapat dilihat pada sub bab ini.
2.8.1. Masalah Perkembangan dan Pemerataan Ekonomi Wilayah
Perkembangan perekonomian Kabupaten Hulu Sungai Selatan terus
menunjukkan peningkatan seperti ditunjukkan oleh data BPS bahwa angka
pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2007 dengan tingkat pertumbuhan
Ekonomi 5,16%. Pertumbuhan ekonomi terendah pada tahun 2005 yang hanya sebesar
3,51%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang
ditunjukan oleh kenaikan PDRB tanpa migas atas dasar harga konstan 2000 selama
tahun 2004 hingga tahun 2007 mencapai 4,5 % pertahun.
Dilihat dari komposisi PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan menurut 9
(sembilan) sektor lapangan usaha masih didominasi oleh kegiatan ekonomi primer
dalam hal ini sektor primer (Pertanian), walaupun untuk perkembangan kedepannya
mulai mengalami pergeseran ke sektor sekunder (agro industri). Pertumbuhan sektor
primer relatif stagnant pertumbuhannya walaupun sektor ini merupakan tulang
punggung perekonomian rakyat dengan tingkat partisipasi terbesar dalam menyerap
tenaga kerja yaitu ± 46,48%. Analisis Pangsa atau distribusi PDRB memberikan
gambaran peranan masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai
Selatan 2004-2007. Adanya trend penurunan sektor primer (pertanian) menuju sektor
yang trendnya menaik yakni Industri pengolahan. Berdasarkan teori-teori
pengembangan ekonomi daerah trend ini sudah berjalan di atas hal yang seharusnya
demikian. Bahwa sektor sekunder (industri pengolahan) akan memberikan nilai
tambah yang lebih besar dari sektor primer atau produksi pertanian.
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 24
pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya mengakibatkan timbulnya kesenjangan
pertumbuhan antar wilayah pedesaan dan perkotaan serta adanya kantong-kantong
kemiskinan.
2.8.2. Wilayah Kurang Berkembang
Berdasarkan data yang ada menunjukan bahwa dominasi dari penduduk di
Kabupaten Hulu Sungai Selatan hidup dan bermukim di wilayah pedesaan. Besarnya
jumlah penduduk yang hidup di pedesaan tersebut akan membawa implikasi sosial
ekonomi, antara lain pertumbuhan penduduk dengan angkatan kerja, terdapatnya
kesenjangan distribusi penduduk antar desa termasuk terbatasnya lapangan kerja yang
tersedia di wilayah pedesaan. Pertumbuhan dan perkembangan wilayah pedesaan
berkaitan erat dengan bidang usaha pertanian yang berkembang di pedesaan. Wilayah
yang kurang berkembang pada umumnya wilayah yang relatif terisolasi sebagai akibat
minimnya sarana dan prasarana penunjang, kondisi ini terutama terdapat di wilayah
desa-desa terpencil dengan kondisi sosial ekonomi yang masih dibawah standard
minimum. Salah satu jalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penyediaan dan
pembangunan sarana dan prasarana transportasi serta sarana dan prasarana penunjang
ekonomi lainnya selain itu memberikan pembinaan terhadap sumber daya manusianya.
2.8.3. Masalah Fisik dan Lingkungan Hidup
Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat gejala-gejala terjadinya ketidak
seimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung lahan, baik lahan pertanian
maupun kawasan hutan sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan ekologis. Masalah
fisik dan lingkungan hidup yang menonjol, antara lain :
a. Adanya ketidakserasian kepentingan/keinginan masyarakat dengan kegiatan
pelestarian sumber daya alam yang belum dapat terpecahkan secara tuntas. Hal
ini terindikasikan pada kejadian – kejadian pengrusakan dan penjarahan hutan
lindung dan Produksi yang terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang
disebabkan oleh prinsip budaya mengenai pemanfaatan hutan baik itu
RAN
AKHI
R
b. Tumpang tindihnya keperluan lahan untuk pelestarian dan perlindungan alam
dengan kebutuhan pembangunan yang mengakibatkan berbagai kawasan
pertanian dipergunakan untuk permukiman, sarana dan prasarana,
pengembangan kawasan budidaya lainnya dan membuka daerah terisolir.
c. Tumpang tindihnya keperluan lahan untuk pelestarian dan perlindungan alam
dengan kebutuhan pertambangan yang berdampak pada kerusakan lingkungan,
hal yang logis adalah mengembalikan lahan alam tersebut dan butuh keseriusan
dari perusahan-perusahan juga sikap tegas dari Pemerintah Daerah.
Dengan adanya pembangunan yang tidak mempetimbangkan aspek ekologis,
akan mengakibatkan adanya ketidakseimbangan lingkungan. Hal ini, disebakan oleh
tidak adanya keserasian dalam kegiatan pelestarian sumber daya alam, serta tumpang
tindihnya penggunaan lahan untuk pelestarian dan perlindungan dengan kebutuhan
lahan untuk kebutuhan pembangunan.
Akibat kegiatan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dan
keterbatasan pengetahuan masyarakat umum dan ketidak pedulian pengusaha dalam
mengelola sumber daya alam, timbulah lahan-lahan kritis, pencemaran air, tanah dan
udara dan gangguan lingkungan hidup.
2.8.4. Kelestarian Lingkungan Hidup
A. Erosi
Pada tanah kritis di musim hujan akan terjadi pelumpuran atas air permukaan yang
mengakibatkan meningkatnya proses erosi, sedimentasi dan pendangkalan pada
sungai dan waduk. Pada musim hujan akan terjadi banjir di bagian dataran dan
muara sungai, sedangkan banjir bandang/gerakan tanah terjadi di daerah
perbukitan selain itu banjir akibat longsoran. Pada wilayah Kabupaten Hulu Sungai
Selatan terdapat beberapa wilayahnya yang terletak pada daerah dengan kondisi
tanah yang landai, pada bagian wilayah tersebut juga mempunyai tingkat genangan
yang tinggi hal ini disebabkan karena jenis tanah clay/lempung (tidak menyerap
LAPO
RAN
AKHI
R
2 - 26
Loksado dan Kecamatan Telaga Langsat serta wilayah pertambangan di Kecamatan
Sungai Raya).
B. Neraca Air
Tata guna air, tata guna lahan serta kehutanan diselenggarakan secara terpadu,
sehingga menjamin kelestarian fungsi sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Pengelolaan sumberdaya air selama ini belum optimal, hal ini dapat dilihat dari
hal-hal sebagai berikut :
Sejalan dengan perkembangan kebutuhan lahan untuk kegiatan budidaya terbangun maka terjadi penyusutan lahan sawah, sedangkan pertambahan lahansawah beririgasi hanya dimungkinkan apabila potensi lahan dan air tersedia
serta perlu melakukan pembangunan jaringan irigasi baru.
Penanggulangan bencana akibat banjir hanya untuk perbaikan darurat dengan tujuan agar pelayanan penyediaan air irigasi pada musim kemarau dapatdipenuhi, sedangkan perbaikan secara permanen tidak semua kerusakan dapat
diperbaiki.
Penanggulangan air sungai dilakukan secara koordinasi melalui program kali bersih, namun masih belum memberikan hasil yang memadai karena kesadaranmasyarakat yang masih rendah.
Penyediaan air baku untuk keperluaan daerah luar Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan belum terpenuhi secara keseluruhan, masih banyakdaerah-daerah yang kesulitan memperoleh air irigasi permukaan maupun air bersih
pedesaan, sedangkan daerah-daerah yang mempunyai potensi air tanah perlu
untuk dikembangkan.
C. Pengamanan Wilayah Sungai
Luas areal penghijauan tepi sungai di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang
ada cenderung berkurang karena pengembangan areal budidaya serta pencemaran
sungai, mengakibatkan kemerosotan mutu lingkungan perairan. Untuk mengurangi
akibat dampak negatif lingkungan yang terjadi di daerah sekitar sungai telah
RAN
AKHI
R
pengembangan tambak dan juga dilakukan rehabilitasi lahan kritis disepanjang
Daerah Aliran Sungai (DAS) yang akan mengurangi tingkat erosi dan sedimentasi