V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
5.1. Profil Agro Farm
Agro Farm adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis sayuran yaitu sebagai produsen dan Trading Company. Lokasi umum Agro Farm terletak di Desa Ciherang, Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur. Sejak dirintis dari tahun 2000, berawal dari usaha pemasaran kecil-kecilan kemudian berkembang menjadi Agro Farm yang bergerak di bidang budidaya dan pemasaran mengalami perkembangan dan kemajuan yang cukup berarti.
Perkembangan dunia pertanian dan agribisnis yang begitu pesat dan dinamis mendorong Agro Farm melakukan langkah-langkah strategis dalam memenuhi tuntutan pasar terhadap kebutuhan sayuran, baik sayuran konvensional maupun organik yang semakin tinggi. Tidak saja mutu jumlah, dan kontinuitasnya, namun lebih daripada itu, kecepatan dan ketepatan distribusi merupakan suatu keniscayaan yang harus dipenuhi. Maksud dan tujuan dibentuknya kelompok tani Agro Farm adalah untuk membantu dan memfasilitasi para petani dalam pembelajaran, transfer atau alih tekhnologi melalui pelatihan, dan pemagangan, terutama budidaya termasuk di dalamnya sekolah lapang pemberantasan hama penyakit terpadu, pemasaran, penyiapan benih-benih unggul yang berkualitas, sehingga petani dapat menghasilkan produk sayuran sesuai dengan kebutuhan pasar.
Permintaan pasar terhadap produk sayuran lokal maupun oriental (Korea dan Jepang) yang terus meningkat dan bervariasi mengharuskan petani membentuk kelompok atau jaringan yang terorganisir agar mampu memenuhi spesifikasi kebutuhan dan permintaan konsumen dan pasar. Berdasarkan hal itu, tujuan utama dan muara dari usaha agribisnis ini tercapai :
1. Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani. 2. Membuka lapangan dan peluang kerja baru.
3. Penyerapan tenaga kerja produktif yang putus dan tidak mampu melanjutkan sekolah.
4. Memperluas pasar dan memperbesar produksi agar dapat sebanyak-banyaknya membuka dan menyerap tenaga kerja.
Agro Farm melakukan 2 jenis kegiatan budidaya, yaitu: a. Budidaya sayuran konvensional (non organik)
b. Budidaya sayuran organik
Kegiatan budidaya sayuran konvensional ini telah berlangsung kurang lebih 10 tahun yang lalu, yaitu mulai awal didirikannya kelompok tani Agro Farm. Hingga saat ini jenis tanaman yang dibudidayakan lebih dari 30 jenis tanaman, diantaranya seperti tertera dalam tabel di bawah ini :
Tabel 6. Beberapa Jenis Sayuran Produksi Agro Farm
No
Jenis Sayuran
Jenis Herbal
Lokal Jepang Korea
1 Bayam Daikon Shigemsi Mint
2 Kangkung Nasubi Kowari Kiwari
3 Caysim Satsuma imo Altari Sage
4 Pakchoy Sato imo Yolmu Taragon
5 Selada kriting Gobo Gogo masum Mitsuba
6 Selada Merah Edamame Knip Rosmerry
7 Daun Bw.Silfa Kyuuri Knip son Tarogon
8 Terung Zukini Zukini Time
9 Brokoli 10 Wortel
Sumber: Agro Farm (2010)
5.2. Karakteristik PetaniWortel Responden
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan usahatani yaitu faktor internal berupa karakteristik dari petani. Kinerja petani sebagai pengelola akan mempengaruhi hasil usahatani. Petani wortel yang dijadikan responden berjumlah 32 orang yang terdiri dari 16 orang petani wortel mitra dan 16 orang petani wortel non mitra. Karakteristik petani yang dilihat meliputi umur, luas lahan, tingkat pendidikan, dan tingkat pengalaman (Lampiran 2 dan 3).
Berdasarkan Lampiran 2 dan 3, dapat dilihat pada umumnya petani responden berumur 30 tahun ke atas. Petani responden mitra yang berusia lanjut, yaitu yang berusia di atas 60 tahun terdiri dari tiga orang petani. Sebagian kecil petani mitra berusia lanjut tersebut mengikuti kemitraan tertarik pada kemudahan yang diberikan Agro Farm dalam membudidayakan wortel. Umumnya petani
responden berada pada usia produktif. Kisaran usia produktif memungkinkan petani dalam meluaskan pasar sehingga para petani dapat mengembangkan usahanya dengan baik.
Tingkat pendidikan formal petani responden umumnya masih dapat dikatakan rendah dengan tingkat pendidikan SLTP dan SMA. Tingkat pendidikan petani sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan usaha dan membantu petani dalam menganalisa peluang pasar sehingga petani dapat memperoleh benefit yang diharapkan.
Jika dilihat dari tingkat pengalaman, para petani wortel responden pada umumnya tergolong cukup berpengalaman dengan tingkat pengalaman rata-rata tiga tahun. Pengalaman berperan penting dalam menjalankan usahatani termasuk wortel karena dengan pengalaman, para petani memiliki skill (keterampilan) yang diperlukan dalam usahanya. Pengalaman dapat memberikan petani gambaran mengenai dinamika usahatani sayuran termasuk usahatani wortel sehingga menjadi bekal bagi petani dalam mengambil keputusan usaha.
5.3. Gambaran Umum Budidaya Wortel
Wortel adalah sayuran yang sudah sangat dikenal masyarakat Indonesia dan populer sebagai sumber vitamin A karena memiliki kadar karotena (provitamin A). Selain itu, wortel juga mengandung vitamin B, vitamin C, sedikit vitamin G, serta zat-zat lain yang bermanfaat bagi kesehatan manusia. Sosok tanamannya berupa rumput dan menyimpan cadangan makanannya di dalam umbi. Mempunyai batang pendek, berakar tunggang yang bentuk dan fungsinya berubah menjadi umbi bulat dan memanjang. Umbi berwarna kuning kemerah-merahan, berkulit tipis, dan jika dimakan mentah terasa renyah dan agak manis. Berikut adalah cara budidaya wortel8:
Syarat Tumbuh Wortel
Wortel merupakan tanaman subtropis yang memerlukan suhu dingin (22-24° C), lembab, dan cukup sinar matahari. Di Indonesia kondisi seperti itu biasanya terdapat di daerah berketinggian antara 1.200-1.500 m dpl. Sekarang
8
Koleksiweb.com. 2010. Cara Budidaya Wortel.
wortel sudah dapat ditanam di daerah berketinggian 600 m dpl. Dianjurkan untuk menanam wortel pada tanah yang subur, gembur dan kaya humus dengan pH antara 5,5-6,5. Tanah yang kurang subur masih dapat ditanami wortel asalkan dilakukan pemupukan intensif. Kebanyakan tanah dataran tinggi di Indonesia mempunyai pH rendah. Bila demikian, tanah perlu dikapur, karena tanah yang asam menghambat perkembangan umbi.
Pedoman Budidaya Wortel
Tanah yang akan ditanami wortel diolah sedalam 30-40 cm. Tambahkan pupuk kandang sebanyak 1,5 kg/m2 agar tanah cukup subur. Bila tanah termasuk miskin unsur hara dapat ditambahkan pupuk urea 100 kg/ha, TSP 100 kg/ha, dan KCl 30 kg/ha. Selanjutnya dibuatkan bedengan selebar 1,5-2 m dan panjangnya disesuaikan dengan lahan. Tinggi bedengan di tanah kering adalah 15 cm, sedangkan untuk tanah yang terendam, tinggi bedengan dapat lebih tinggi lagi. Di antara bedengan perlu dibuatkan parit selebar sekitar 25 cm untuk memudahkan penanaman dan pemeliharaan tanaman. Kebutuhan benih wortel adalah 15-20 g/10 m2 atau 15-20 kg/ha. Benih wortel yang baik dapat dibeli di toko-toko tanaman atau membenihkan sendiri dari tanaman yang tua. Benih wortel dapat langsung disebarkan tanpa disemai dahulu. Sebelumnya, benih direndam dalam air sekitar 12-24 jam untuk membantu proses pertumbuhan. Kemudian, benih dicampur dengan sedikit pasir, lalu digosok-gosokkan agar benih mudah disebar dan tidak melekat satu sama lain. Benih ditabur di sepanjang alur dalam bedengan dengan bantuan alat penugal, lalu benih ditutupi tanah tipis-tipis. Berikutnya, bedengan segera ditutup dengan jerami atau daun pisang untuk menjaga agar benih tidak hanyut oleh air. Jika tanaman telah tumbuh (antara 10-14 hari), jerami atau daun pisang segera diangkat.
Gambar 7. Kegiatan Pembuatan Bedengan Pemeliharaan
Setelah tanaman tumbuh segera dilakukan pemeliharaan. Pemeliharaan pertama adalah penyiraman yang dapat dilakukan sekali sehari atau dua kali sehari jika udara sangat kering. Cara pemberian air yang lain ialah dengan jalan menggenangi parit di antara bedengan. Cara seperti ini dapat dilakukan bila terdapat saluran drainase. Tanaman yang telah tumbuh harus segera diseleksi. Caranya cabutlah tanaman yang lemah atau kering, tinggalkan tanaman yang sehat dan kokoh. Tindakan ini sekaligus diikuti dengan penjarangan yang berguna untuk memberikan jarak dalam alur dan menjaga tercukupinya sinar matahari sehingga tanaman tumbuh subur. Penjarangan menghasilkan alur yang rapi berjarak antara 5-10 cm. Pemeliharaan selanjutnya adalah pemupukan yang sudah dapat dilakukan sejak tanaman berumur dua minggu berupa 50 kg Urea/ha, disusul pemberian kedua (1 atau 1,5 bulan kemudian) berupa urea sebanyak 50 kg/ha dan KCl 20 kg/ha. Dosis dapat berubah sesuai kondisi tanah dan rekomendasi pemupukan yang ada. Cara pemupukan adalah dengan menaburkan pupuk pada alur sedalam 2 cm yang dibuat memanjang berjarak sekitar 5 cm dari alur tanaman. Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pendangiran. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung.
Hama dan Penyakit Wortel
Ada beberapa hama yang penting diketahui karena sering menyerang tanaman wortel di Indonesia, di antaranya sebagai berikut. Manggot-manggot (Psila rosae) Umbi wortel yang terserang memperlihatkan gejala kerusakan (berlubang dan membusuk) akibat gigitan pada umbi. Penyebab kerusakan ini adalah sejenis lalat wortel yang disebut manggot-manggot (Psila rosae). Periode aktif perusakan adalah saat larva lalat ini memakan umbi selama 5-7 minggu sebelum berubah menjadi kepompong. Umbi yang telah terserang tidak dapat diperbaiki, sebaiknya dicabut dan dibuang. Pencegahannya, saat tanaman wortel masih muda disiram dengan larutan Polydo 120 g dicampur air sebanyak 100 liter. Untuk lebih meyakinkan hasilnya, pemberian Polydol diulangi lagi 10 hari kemudian. Semiaphis dauci, serangan hama ini ditandai dengan terhentinya pertumbuhan, tanaman menjadi kerdil, daun-daun menjadi keriting, dan dapat menyebabkan kematian. Hama ini umumnya menyerang tanaman muda sehingga menyebabkan kerugian besar. Hama perusak ini adalah serangga berwarna abu-abu bernama Semiaphis dauci. Pemberantasan dan pengendaliannya dilakukan dengan menyemprotkan Polydol 20 g dicampur air 100 liter atau dapat pula menggunakan Metasyttox 50 g dicampur air 100 liter. Penyakit-Penyakit tanaman wortel yang dianggap penting antara lain sebagai berikut. Bercak daun cercospora, penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak bulat atau memanjang yang banyak terdapat di pinggir daun sehingga daun mengeriting karena bagian yang terserang tidak sama pertumbuhannya dibanding bagian yang sehat. Penyebab penyakit ini adalah jamur Cercospora carotae yang penyebarannya dibantu oleh angin. Bagian tanaman yang lebih dahulu terserang adalah daun muda. Pengendaliannya dengan menanam biji yang sehat, menjaga sanitasi, tanaman yang telah terserang dicabut dan dipendam, serta pergiliran tanaman. Cara pengendalian yang lain adalah dengan menyemprotkan fungisida yang mengandung zineb dan maneb, yaitu Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Busuk hitam (hawar daun), gejala penyakit ini ditandai dengan bercak-bercak kecil berwarna cokelat tua sampai hitam bertepi kuning pada daun. Bercak dapat membesar dan bersatu sehingga mematikan daun-daun (menghitam). Tangkai daun-daun yang terinfeksi menyebabkan terjadinya bercak
memanjang berwarna seperti karat. Gejala pada akar baru tampak setelah umbi akar disimpan. Pada akar timbul bercak berbentuk bulat dan tidak teratur, agak mengendap dengan kedalaman sekitar 3 mm. Jaringan yang busuk berwarna hitam kehijauan sampai hitam kelam. Terkadang timbul pula kapang kehitaman pada permukaan bagian yang busuk. Penyebab penyakit ini adalah jamur Alternaria dauci yang semula disebut Macrosporium carotae. Pengendaliannya dengan pergiliran tanaman, sanitasi, penanaman benih yang sehat, dan membersihkan tanaman yang telah terserang (dicabut dan dipendam atau dibakar). Dapat juga digunakan fungisida, misalnya Velimex 80 WP sebanyak 2-2,5 g/1 dengan volume semprot 400-800 1/ha. Tanaman wortel yang mendapatkan perawatan dan penanganan yang tepat akan tumbuh subur seperti pada gambar 8.
Gambar 8. Hamparan Tanaman Wortel Sepanjang Bedengan Panen dan Pasca Panen
Wortel dapat dipanen setelah 100 hari tergantung dari jenisnya. Pemanenan tidak boleh terlambat karena umbi akan semakin mengeras (berkayu) sehingga tidak disukai konsumen. Cara pemanenan dilakukan dengan jalan mencabut umbi beserta akarnya. Untuk memudahkan pencabutan sebaiknya tanah digemburkan dahulu. Pemanenan sebaiknya dilakukan pagi hari agar dapat segera dipasarkan. Sebelum wortel yang dipanen tersebut dipasarkan, dilakukan
pencucian tanaman wortel hasil panen agar tidak terdapat tanah yang masih menempel pada tanaman wortel.