• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Yogyakarta adalah daerah yang terkenal memiliki berbagai macam obyek wisata. Salah satu obyek wisata yang menarik perhatian wisatawan untuk berkunjung adalah Taman Pintar Yogyakarta. Taman Pintar adalah obyek wisata pendidikan berupa wahana ilmu pengetahuan yang dibangun dengan konsep pengembangan kawasan yang terencana, terintegrasi dan berbasis teknologi dalam rangka memberikan ruang berekspresi dan memfasilitasi tumbuh kembang anak-anak dalam suasana pendidikan yang menyenangkan. Dengan begitu, wisatawan dapat berwisata sekaligus menambah ilmu pengetahuan dengan cara yang menyenangkan, jauh dari rasa bosan. Pendidikan sendiri sangat penting untuk membangun daya saing dan keunggulan bangsa ini. Dengan pendidikan diharapkan tercipta sumber daya manusia (SDM) yang handal dan unggul serta dapat menjadi penggerak pembangunan bangsa menuju masa depan yang lebih baik. Pendirian Taman Pintar merupakan langkah untuk mempertegas pendidikan berkualitas.

Ide awal pembangunan Taman Pintar berasal dari Wali Kota Yogyakarta Herry Zudianto, sebagai langkah untuk melaksanakan amanah masyarakat dalam usaha ikut mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya. Selanjutnya, ide tersebut menjadi sebuah gagasan dari Pemerintah Kota Yogyakarta yang tertuang dalam Keputusan Wali Kota

(2)

2 Yogyakarta Nomor 558/KEP/2007 tentang rencana aksi daerah mewujudkan pendidikan berkualitas Kota Yogyakarta. Pembangunan Taman Pintar dimulai pada tahun 2003 dan dilakukan secara bertahap. Pembukaan pertama (Soft Opening) dilaksanakan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bambang Soedibyo pada tanggal 20 Mei 2006 dengan zona layanan meliputi Playground dan Gedung PAUD Barat dan Timur. Sejak saat itu, Taman Pintar juga ditetapkan sebagai program percontohan science center di Indonesia. Selanjutnya, Soft Opening II diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia, Bambang Soedibyo dan Menteri Riset dan Teknologi Republik Indonesia, Kusmayanto Kadiman serta dihadiri oleh Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X pada tanggal 9 Juni 2007 dengan penambahan fasilitas layanan Gedung Oval lantai satu dan dua serta Gedung Kotak lantai satu. Sedangkan Grand Opening dilaksanakan oleh Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 16 Desember 2008, yang merupakan tanda berakhirnya pembangunan tahap III, meliputi semua fasilitas layanan Taman Pintar termasuk Gedung Kotak lantai dua dan tiga, Tapak Presiden dan Gedung Memorabilia. Sejak dilaksanakannya grand opening, Taman Pintar mengembangkan content secara terus menerus untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan fasilitas publik di bidang pendidikan yang berkualitas.

Dari awal didirikan hingga saat ini, Taman Pintar sempat beberapa kali berganti bentuk kelembagaan. Hal ini dilakukan demi mendapatkan bentuk kelembagaan yang dirasa paling ideal. Pada awalnya, Pemerintah Kota Yogyakarta merekrut sumber daya manusia dari beberapa perusahaan swasta

(3)

3 untuk menduduki posisi penting pada struktur organisasi Taman Pintar. Selain itu, Pemerintah Kota juga mengadopsi manajemen swasta sebagai struktur organisasi Taman Pintar. Apa yang dilakukan Pemerintah Kota tersebut bukan lantas membuat Taman Pintar menjadi swastanisasi. Taman Pintar hanya mengadopsi manajemen swasta dan tetap milik Pemerintah Kota Yogyakarta. Alasan Pemerintah Kota Yogyakarta mengadopsi manajemen swasta karena sumber daya manusia yang ada dianggap lebih fleksibel dalam hal membuka jaringan-jaringan atau kerjasama dengan berbagai stakeholders dibangdingkan dengan pemerintah yang dianggap masih terlalu kaku. Seiring dengan berjalannya waktu, ternyata kepengurusan Taman Pintar yang mengadopsi manajemen swasta dirasa lebih mengedepankan komersil karena lebih fokus memaksimalkan penghasilan sebesar-besarnya namun mengesampingkan fokus pada pemberian pelayanan yang maksimal, sehingga Pemerintah Kota Yogyakarta memutuskan untuk menyudahi Taman Pintar yang mengadopsi manajemen swasta.

Selanjutnya, sesuai dengan Peraturan Walikota Yogyakarta No. 17 Tahun 2006, Pengelolaan Taman Pintar ditetapkan sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) di bawah Dinas Pendidikan. Seiring dengan dinamika perkembangan pengunjung, beban kerja, dan peningkatan target pendapatan yang harus diserahkan pada Pemerintah Kota, kelembagaan organisasi berupa UPT Taman Pintar dirasa terlalu kecil lingkupnya sehingga pada tahun 2008 dengan ditetapkannya Peraturan Walikota Yogyakarta No.66 Tahun 2008, pengelolaan Taman Pintar diubah menjadi Kantor Pengelolaan Taman Pintar.

(4)

4 Pola pengelolaan keuangan Kantor Taman Pintar menurut Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 62 Tahun 2011 adalah Badan Layanan Umum (BLU). Pola pengelolaan keungan berupa BLU sebenarnya sudah ditetapkan sejak UPT Taman Pintar Tahun 2007 namun sifatnya masih BLU sementara karena masih dalam proses, BLU penuh akhirnya dapat tercapai pada tahun 2010. Dengan pola keuangan BLU penuh, Kantor Taman Pintar diberi kewenangan oleh Pemerintah Kota untuk mengelola secara penuh pengelolaan Taman Pintar serta pengembangan yang akan dilakukan dengan tujuan meningkatkan pelayanan dan manfaat bagi masyarakat dengan mengesampingkan mencari keuntungan dalam pelaksanaan kegiatan. Status BLU menjadikan pengelolaan lebih fleksibel dan tidak bergantung pada pendapatan dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) saja, namun lebih mengedepankan pendapatan dari jasa layanan yang diperoleh dari penjualan tiket. Konsekuensi yang terjadi yaitu terdapat perubahan klasifikasi jenis dan peningkatan tarif tiket masuk Taman Pintar sejak bulan Februari 2011. Khusus untuk wilayah play ground, wisatawan tetap tidak dikenakan biaya masuk atau gratis. Berikut ini adalah daftar harga tiket Taman Pintar:

Tabel I.1

Jenis dan Harga Tiket Masuk Taman Pintar hingga Bulan Januari 2011

NO KARCIS HARGA

1 Tiket PAUD Rp. 1.000,-

2 Tiket Memorabilia Anak Rp. 1.000,- 3 Tiket Memorabilia Dewasa Rp. 2.000,- 4 Tiket Oval Kotak Anak Rp. 5.000,- 5 Tiket Oval Kotak Dewasa Rp. 10.000,-

(5)

5 Tabel I.2

Jenis dan Harga Tiket Masuk Taman Pintar sejak Bulan Februari 2011

NO KARCIS HARGA

1 Tiket PAUD Rp. 2.000,-

2 Tiket Anak Rp. 8.000,-

3 Tiket Dewasa Rp. 15.000,-

4 Tiket Membatik Rp. 5.000,- 5 Tiket Clay Creations Rp. 5.000,-

Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2011 (dimodifikasi)

Salah satu aspek yang mempengaruhi aktivitas serta kinerja Taman Pintar adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki. Taman Pintar terbilang cukup baik dari segi pendidikan karena rata-rata pegawainya adalah lulusan kuliah atau sarjana. Berikut ini adalah daftar pegawai Taman Pintar:

Tabel.1.4

Jumlah Pegawai Taman Pintar Berdasarkan Tingkat Pendidikan

NO JENIS KEPEGAWAIAN S2 S1 D3 SLTA SMK JUMLAH 1 PNS 5 5 2 1 - 13 2 CPNS 2 2 - - 4 3 PTT 6 2 15 10 33 4 VK 6 1 1 2 10 TOTAL 5 19 7 17 12 60

Sumber: Data Kantor Taman Pintar Tahun 2012 (dimodifikasi)

Ket: PTT : Pegawai Tidak Tetap VK : Volunter Khusus

Dalam perkembangannya, Taman Pintar telah memiliki berbagai prestasi diantaranya mampu meraih Penghargaan Citra Pelayanan Prima (CPP) dari Wakil Presiden Boediono pada taun 2010 dan pada tahun berikutnya sudah menerapkan

International Standar Organization (ISO). Pada tahun 2012 Taman Pintar kembali mengukir prestasi dengan memperoleh Peringkat I Tingkat Nasional Penghargaan Sapta Pesona Kategori Toilet umum Bersih dan Cipta Pesona Wisata untuk

(6)

6 pengelolaan Wisata Berwawasan Lingkungan dari Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia. Selain itu, jumlah pengunjung Taman Pintar walaupun pada awalnya sempat mengalami pasang surut, namun pada tahun 2008 terjadi peningkatan jumlah pengujung secara dratis yaitu dari puluhan pengunjung meningkat menjadi ratusan pengunjung. Bahkan sejak tahun 2009 jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Pintar meningkat mencapai jutaan pengunjung. Pencapaian prestasi ini justru terjadi saat Taman Pintar sudah berbentuk UPT, bukan pada saat mengadopsi manajemen swasta. Hal ini mematahkan opini publik bahwa manajemen swasta lebih baik daripada pemerintah. Dalam kenyataannya, meskipun Taman Pintar mampu meningkatkan jumlah pengunjungnya ternyata hal ini tidak dibarengi dengan pencapaian target jumlah pengunjung yang ada. Berikut ini adalah data perbandingan jumlah pengunjung dan target jumlah pengunjung yang dimiliki oleh Taman Pintar:

Tabel I.3

Perbandingan antara Target Jumlah Pengunjung dan Jumlah Pengunjung Taman Pintar dari Tahun 2003-2011

NO TAHUN TARGET JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG) JUMLAH PENGUNJUNG (ORANG) 1 2003 - 85.045 2 2004 - 98.663 3 2005 - 92.952 4 2006 100.000 91.332 5 2007 100.000 90.209 6 2008 100.000 794.000 7 2009 1.250.000 1.007.400 8 2010 1.500.000 1.100.000 9 2011 1.500.000 1.300.000

(7)

7 Dari data yang ada dapat kita lihat bahwa Taman Pintar pada tahun 2003 hingga tahun 2005 belum memiliki target jumlah pengunjung karena masih terbilang sebagai obyek wisata yang baru sehingga belum berani menetapkan target. Penentuan adanya target jumlah pengunjung dimulai pada tahun 2006 dan dari data tersebut Taman Pintar berhasil menembus target hanya pada tahun 2008 saja. Dengan melihat kenyataan ini maka diperlukan pengembangan obyek wisata Taman Pintar khususnya untuk menarik wisatawan untuk berkunjung sehingga target jumlah pengunjung dapat tercapai.

Pengembangan sendiri dalam pariwisata merupakan proses keberlanjutan dari perencanaan. Proses pengembangan ini diharapkan tidak berdampak negatif tetapi menciptakan aktifitas yang berkelanjutan dan merupakan suatu upaya untuk memajukan atau meningkatkan sesuatu yang sudah ada. Dalam melakukan pengembangan, dibutuhkan suatu strategi sebagai alat yang digunakan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yang disesuaikan dengan misi dan mandat yang telah ditetapkan. Misi yang dimaksud yaitu alasan dan tujuan dibentuknya organisasi, sedangkan mandat berkaitan dengan fungsi atau tugas dan kewajiban yang harus dilakukan organisasi dalam hal ini Kantor Pengelola Taman Pintar serta apa yang boleh dilakukan oleh pihak yang lebih tinggi otoritasnya dalam hal ini Pemerintah Kota Yogyakarta. Sebelum menetapkan strategi, terdapat proses formulasi strategi yang menuntut adanya komitmen dari pimpinan dan seluruh komponen organisasi. Suatu strategi sangatlah penting karena perwujudan suatu strategi dari organisasi akan membentuk suatu rencana induk yang kompeherensif yang menyatakan bagaimana organisasi akan mencapai misi

(8)

8 dan tujuannya. Strategi digunakan agar obyek wisata dapat tetap eksis bahkan berkembang dan ikut menyokong perekonomian negara melalui pariwisata.

Saat ini, potensi di daerah akan berhadapan dengan tuntutan global sehingga analisis yang tepat terhadap lingkungan internal dan eksternal menjadi langkah penting untuk menetapkan perencanaan strategis yang tepat dalam mengembangkan obyek wisata Taman Pintar. Dengan melakukan analisis lingkungan tersebut dapat diketahui potensi dan kekuatan yang dimiliki Taman Pintar yang dapat dikembangkan lagi sehingga akan meminimalisisr kekurangan-kekurangan yang ada untuk segera diatasi. Selain itu, dapat diketahui juga ancaman dari sektor lain maupun kompetitor sehingga dapat diantisipasi lebih dini. Dari analisis lingkungan ini nantinya dapat dimunculkan strategi baru yang lebih sesuai untuk mengembangankan obyek wisata ini. Dalam hal ini yaitu strategi untuk meningkatkan jumlah pengunjung Taman Pintar. Pengembangan membutuhkan strategi karena harus diarahkan sesuai dengan pembangunan daerah maka bila pengembangan ini tidak terarah dan tidak direncanakan dengan matang, bukan manfaat yang diperoleh tapi malah justru menimbulkan benturan sosial, budaya maupun kepentingan sehingga untuk menghindari hal ini maka diperlukan strategi pengembangan obyek wisata yang terpadu. Strategi menjadi penting karena merupakan kerangka mendasar dimana suatu organisasi akan menyatakan keberlangsungannya (eksistensinya), sementara pada saat yang sama organisasi akan memiliki kekuatan untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan yang selalu

(9)

9 berubah.1 Hal ini penting karena banyak contoh dari obyek-obyek wisata yang ada sebelumnya, dapat eksis hanya dalam beberapa kurun waktu saja namun setelah itu menjadi obyek wisata yang tidak dapat mempertahankan eksistensinya sehingga terkesan “ hidup segan mati pun tak mau.” Dalam rangka menjaga eksistensi dan tercapainya visi misi nya, Taman Pintar harus terus melakukan strategi pengembangan obyek wisata. Dengan melihat kenyataan bahwa Taman pintar belum mampu mencapai target jumlah pengunjung maka Taman Pintar harus memiliki strategi yang relevan untuk meningkatkan jumlah pengunjung karena logikanya semakin banyak wisatawan yang berkunjung maka semakin tinggi kemungkinan visi dan misi organisasi dapat tercapai dan semakin tinggi pula kemungkinan eksistensinya dapat dipertahankan, oleh karena itu penelitian ini dilakukan. Peneliti ingin merumuskan strategi apa yang relevan yang dapat disusun oleh Taman Pintar untuk meningkatkan jumlah pengunjung sehingga target jumlah pengunjung dapat tercapai.

A.Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Strategi apa yang dapat dirumuskan untuk mencapai target jumlah pengunjung Obyek Wisata Taman Pintar?”

1

Pranawati Advanthea, Skripsi Strategi Pengembangan Obyek Wisata Kebun Raya Kebun Binatang Gembiraloka, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2006, hlm. 15

(10)

10 B.Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah merumuskan strategi untuk mencapai target jumlah pengunjung pada Obyek Wisata Taman Pintar.

C.Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini bagi pihak pengelola Taman Pintar yaitu dapat dijadikan sebagai bahan rekomendasi dan referensi dalam mencapai target jumlah pengunjung di Obyek Wisata Taman Pintar. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan referensi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Pembuktian harus dihadiri pimpinan perusahaan atau yang menerima kuasa dari Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan, dengan membawa surat Kuasa dari Direktur utama/Pimpinan Perusahaan,

Given the fact that our leaders have become so short-term focused and the fact that our markets are serving fewer and fewer people in terms of adding value, it's time to re-think how

Dengan ini diberitahukan bahwa setelah diadakan penelitian dan evaluasi terhadap berkas perusahaan dan penawaran yang mengikuti pelelangan dengan Surat Penetapan Unit Layanan

INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP) Peserta yang memasukkan penawaran dapat menyampaikan sanggahan secara elektronik melalui aplikasi SPSE atas penetapan pemenang kepada

(tidak ada lampiran surat penawaran sesuai dengan yang dipersyaratkan pada dokumen

3) Dari 12 (dua belas) perusahaan yang mendaftar yang memasukkan Dokumen Penawaran hanya 1 (satu) perusahaan. 4) Dari hasil evaluasi penawaran dan pembuktian kualifikasi

Sehubungan telah dilaksanakannya evaluasi terhadap data kualifikasi yang masuk pada paket Pekerjaan Renovasi Tembok Keliling dan Pos Atas LAPAS Kelas IIB Tanjungpandan dengan ini

Jika didalam proses pembandingan ditemukan terdapat angka yang memiliki nilai bobot lebih dari angka satu, maka program akan menganggap bahwa angka tersebut telah melanggar