• Tidak ada hasil yang ditemukan

103257 MQFM 2009 07 Fokus Pagi 06 Juli 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "103257 MQFM 2009 07 Fokus Pagi 06 Juli 2009"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

Fokus Pagi Senin, 6 Juli 2009

Topik : Pemberantasan Rokok Dari Masa Ke Masa

Sahabat MQ/ Membahas masalah rokok dan bahayanya/ barangkali adalah hal yang terlalu sia-sia// Bukankah tak ada lagi yang perlu ditanyakan lagi akan bahanya?// Karena/ hampir semua orang sudah tahu// Bukankah peringatan akan dampak buruk dan bahayanya dapat dengan mudah kita temui dimana saja?// Hampir di banyak rumah sakit/ puskesmas/ poliklinik/ atau tempat praktek dokter/ pamflet yang menjelaskan tentang bahaya rokok dan zat-zat berbahaya yang dikandungnya/ begitu mudah kita jumpai?// Akan tetapi/ sulit rasanya memang bagi kita/ untuk dapat terbebas dari rokok dan asapnya// Iklan-iklan rokok/ bahkan selalu hadir di depan mata kita/ baik berupa sapanduk/ billboard besar di tengah jalan/ maupun pamflet yang ditempel di sembarang tempat// Setiap ada event besar/ baik pergelaran musik/ penampilan artis penyanyi dan bahkan seminar/ seolah tak lepas dari peran perusahaan rokok sebagai sponsornya//

Perkembangan rokok yang tak terbendung ini/ jelas tak dapat dilepaskan dari peran dan keseriusan pemerintah/ dalam penanganannya// Karena Peringatan akan bahayanya sesuatu barang/ seharusnya diiringi dengan upaya mencegah barang tersebut/ dipergunakan oleh orang lain// Apabila orang diperingatkan akan bahaya sesuatu barang akan tetapi orang bisa dengan bebas memperoleh barang tersebut dan bebas pula mempergunakannya/ tidakkah peringatan-peringatan ini hanya peringatan basa-basi?// Tak jauh beda basa basinya dengan peringatan hari tanpa tembakau/ yang baru beberapa waktu lalu kita peringati//

Menyoal tentang rokok/ memang selalu menimbulkan berbagai kontroversi// Yang terjadi adalah/ pertentangan antara kepentingan ekonomi versus kepentingan kesehatan// Semua juga tahu/ bila Industri rokok identik dengan penghasil devisa yang menggiurkan/ ditambah lagi mampu menyerap jutaan tenaga kerja// Namun disisi lain/ rokok juga layak dihujat/ karena merupakan penyebab berbagai penyakit yang mematikan/ sekaligus salah satu sumber dari makin akutnya permasalahan kemiskinan di negara kita//

Tahukah anada sahabat MQ/ bahwa ternyata/ regulasi pengamanan rokok bagi kesehatan telah mengalami 3 kali perubahan dalam kurun waktu 3 kali periode kepresidenan/ yaitu di masa Habibie/ Gus Dur/ dan Megawati?// PP Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan diawali pada era presiden Habibie// Di Era ini/ masalah kesehatan menjadi salah satu prioritas penting// Aturan ini cukup komprehensif/ karena mancakup banyak hal, antara lain; penetapan kadar tar dan nikotin pada setiap batang rokok yang tidak boleh melebihi 1,5 mg nikotin dan 20 mg tar/ termasuk persyaratan promosi dan iklan rokok// Meski cukup komprehensif/ aturan ini belum sempat diberlakukan secara efektif/ karena PP ini telah ditentang habis-habisan oleh kalangan industriawan rokok// Alasannya/ lagi-lagi hanya pertimbangan uang/ dengan dalih akan terjadi PHK besar-besaran pada industri rokok/ menghancurkan petani tembakau/ dan ujungnya mengurangi pendapatan negara//

(2)

Di era Megawati/ dengan dalih untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pengamanan rokok bagi kesehatan/ dipandang perlu adanya penyempurnaan peraturan mengenai pengamanan rokok bagi kesehatan/ dengan PP baru// Maka muncullah PP 19 tahun 2003/ pada tanggal 10 Maret 2003// Ironisnya/ alih-alih menyempurnakan/ dalam PP tersebut/ beberapa aturan yang prinsip/ justru langsung dipangkas// Antara lain adalah penetapan kadar tar dan nikotin pada setiap batang rokok yang tidak boleh melebihi 1,5 mg nikotin dan 20 mg tar/ hilang dari peredaran// Dalam hal ini/ produsen rokok hanya wajib memberikan informasi kandungan tar dan nikotin/ pada setiap batang rokok yang diproduksinya// Artinya/ meski kandungan batas tar dan nikotin melebihi batas toleransi/ tidaklah melanggar aturan// Selain itu/ Lembaga Pengkajian Rokok yang semula direncanakan dibentuk/ akhirnya tidak jadi dibentuk//

Bagaimana dengan era presiden SBY?// Di era SBY/ PP Pengamanan rokok bagi kesehatan belum menunjukkan „taringnya‟// Faktanya/ berbagai kegiatan olahraga rakyat saat ini/ sponsor utamanya adalah rokok// Perdagangan rokok bebas dijual ke lapisan masyarakat/ tanpa batasan umur// Bahkan hingga kini/ pemerintah belum mau menandatangani ratifikasi Konvensi PBB tentang Pengawasan Tembakau atau Framework Convention Tobacco Control// Meski demikian/ tercatat saat pemerintahan SBY/ pemerintah sempat menaikkan cukai rokok//

Mencermati pasang surut regulasi rokok mulai dari era Habibie hingga SBY/ sangat jelas terlihat bahwa regulasi pengamanan rokok bagi kesehatan di Indoensia/ terus mengalami degradasi// Artinya/ pemerintah mengambil keputusan bahwa kepentingan ekonomi lebih menjadi prioritas/ daripada kepentingan kesehatan masyarakat// Pemerintah melihat penerimaan negara dari cukai yang melebihi target APBN/ jauh lebih penting daripada sekitar 57 ribu jiwa per tahun yang mati sia-sia akibat tembakau//

Lalu bagaimana dengan kondisi parlemen yang telah terpilih dan Presiden Mendatang?// Banyak pihak berharap/ agar pemerintahan mendatang berani merevisi PP pengamanan rokok bagi kesehatan; agar kembali pada jalur aslinya// Ini artinya/ harus ada upaya konkret dan terjadwal/ agar kepentingan aspek kesehatan masyarakat/ menjadi prioritas utama dalam merumuskan PP ini//

Untuk itu dalam Fokus Pagi kali ini/ kita akan mendiskusikannya bersama dengan sejumlah nara sumber/ diantaranya adalah:

1. Sosiolog -Imam Prasodjo 2. Aktivis Anti Tembakau

(3)

Adlibs Fokus Pagi, Edisi Senin 6 Juli 2009 Topik : Nasib Regulasi Rokok Dari Masa Ke Masa

Sahabat MQ/ tahukah anda bahwa ternyata/ regulasi pengamanan rokok bagi kesehatan telah mengalami 3 kali perubahan dalam kurun waktu 3 kali periode kepresidenan/ yaitu di masa Habibie/ Gus Dur/ dan Megawati?// Tentunya/ termasuk dengan era pemerintahan Presiden SBY// PP Pengamanan Rokok Bagi Kesehatan diawali pada era presiden Habibie// Aturan yang mencoba digulirkan ini cukup komprehensif// Sayangnya/ aturan ini belum sempat diberlakukan secara efektif// PP ini/ ditentang habis-habisan oleh kalangan industriawan rokok// Alasannya/ lagi-lagi hanya pertimbangan uang/ dengan dalih akan terjadi PHK besar-besaran pada industri rokok/ menghancurkan petani tembakau/ dan ujungnya mengurangi pendapatan negara//

Sementara di era Gusdur/ protes kalangan industriawan rokok disetujui dengan ditandai keluarnya PP 38/2000// Revisi yang termuat dalam PP 38/00 ini menyatakan bahwa promosi dan iklan rokok dapat dilakukan di media elektronik/ dengan pengaturan masa tayang mulai pukul 21.30 – 05.00 waktu setempat// Lagi-lagi/ PP nomor 38 tahun 200 ini/ kembali menunjukkan kesan “mengalah” pada kepentingan kapitalis// Begitupuan Di era Megawati/ dengan dalih untuk lebih mengefektifkan pelaksanaan pengamanan rokok bagi kesehatan/ maka muncullah PP 19 tahun 2003/ pada tanggal 10 Maret 2003// Ironisnya/ alih-alih menyempurnakan/ dalam PP tersebut/ beberapa aturan yang prinsip/ justru langsung dipangkas//

Bagaimana dengan era presiden SBY?// Di era SBY/ PP Pengamanan rokok bagi kesehatan belum menunjukkan „taringnya‟// Faktanya/ berbagai kegiatan olahraga rakyat saat ini/ sponsor utamanya adalah rokok// Perdagangan rokok bebas dijual ke lapisan masyarakat/ tanpa batasan umur// Bahkan hingga kini/ pemerintah belum mau menandatangani ratifikasi Konvensi PBB tentang Pengawasan Tembakau atau Framework Convention Tobacco Control// Meski demikian/ tercatat saat pemerintahan SBY/ pemerintah sempat menaikkan cukai rokok//

Mencermati pasang surut regulasi rokok mulai dari era Habibie hingga SBY/ sangat jelas terlihat bahwa regulasi pengamanan rokok bagi kesehatan di Indoensia/ terus mengalami degradasi// Artinya/ pemerintah mengambil keputusan bahwa kepentingan ekonomi lebih menjadi prioritas// Lalu bagaimana nasib regulasi rokok ini di era pemerintahan mendatang?//

Untuk itu/ dalam Fokus Pagi Edisi Senin/ 6 Juli 2009/ kita akan mendiskusikan tema tersebut bersama dengan 3 orang narasumber/ diantaranya adalah :

1. Sosiolog -Imam B prasodjo

Referensi

Dokumen terkait

Pertemuan selanjutnya mengundang pihak-pihak terkait seperti PPSML UI, Dit. KKSPP dan Dit. PSDALH BAPPENAS, GIDA serta fasilitator. Maksud dan tujuan dafi pertemuan ini

4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut : 4.1.a Cukup Jelas.. 4.1.b

as follows: (i) any members of S occurring within a block of β are written in increasing order prior to any cycles of λ ; (ii) any cycles of λ occurring within a block of β are

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah menyampaikan Dokumen Penawaran dan Isian Kualifikasi untuk paket pekerjaan tersebut di atasa. Sebagai kelanjutan

4.1 Peserta dan pihak yang terkait dengan pengadaan ini berkewajiban untuk mematuhi etika pengadaan dengan tidak melakukan tindakan sebagai berikut : 4.1.a Cukup Jelas.. 4.1.b

The first proof, given in Section 2, uses a decomposition of the paths under consideration, while the second proof, given in Section 3, uses the continued fraction theorem due to

Dengan ini kami beritahukan bahwa perusahaan Saudara telah menyampaikan Dokumen Penawaran dan Isian Kualifikasi untuk paket pekerjaan tersebut di atas.. Sebagai kelanjutan

di beritahukan bahwa setelah diadakan proses pengad an Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010, maka tela tapan Penyedia Barang/Jasa Nomor : 10/PPB-KP3K/. aret 2011