WILAYAH SURABAYA
SKRIPSI
Oleh :
SHINTA DWI ANGGRAENI NIM : C74213154
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
Surabaya, 12 Janari 2017
Pembimbing,
Dr.Hj. Fatmah, ST, MM NIP. 197507032007012020
PENGESAHAN
Skripsi yang ditulis oleh Shinta Dwi Anggraeni NIM.C74213154 ini telah
dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Ekonomi dan
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Integritas Moral, Kemampuan Menjalin RElasi dan Kompetensi Sistem Informasi terhadap Kinerja Pegawai PT Bank BNI
Syariah Wilayah Surabaya” ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan
untuk menjawab pertanyaan tentang apakah terdapat pengaruh signifikan antara integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi secara simultan terhadap kinerja pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya dan apakah terdapat pengaruh signifikan antara integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi secara parsial terhadap kinerja pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Subjek penelitian ini adalah pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya yang berjumlah 52 orang dengan respondent rate 84,6% (44 responden). Variabel dalam penelitian ini yaitu: variabel bebas meliputi integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah kinerja pegawai. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner dan wawancara kepada responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji F (simultan) dan uji t (parsial).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial Integritas moral dan kompetensi sistem informasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai sedangkan kemampuan menjalin relasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai
Saran bagi PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya hendaknya penelitian ini dijadikan acuan guna standar kompetensi pemilihan pegawai. Perusahaan diharapkan memperhatikan kemampuan yang dimiliki pegawai dan mengadakan pelatihan terkait kompetensi terutama yang berkaitan dengan soft skill agar tercipta produktifitas yang tinggi. Untuk penelitian selanjutnya yakni dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah data wawancara dan memperluas jumlah populasi.
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...41
C. Kerangka Konseptual...46
D. Hipotesis ...46
BAB III METODE PENELITIAN ...47
A. Jenis Penelitian ...47
B. Waktu dan Tempat Penelitian ...47
C. Populasi dan Sampel Penelitian...48
E. Definisi Operasional...49
F. Uji Validitas dan Reliabilitas ...54
G. Data dan Sumber Data...56
H. Teknik Pengumpulan Data ...56
I. Teknis Analisis Data ...57
1. Uji Asumsi Klasik...57
2. Tabulasi Responden ...62
3.Analisis Regresi Linear Berganda ...62
4. Uji Hipotesis ...6\3 BAB IV ANALISIS DATA...65
A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...65
B. Deskripsi Umum Subjek Penelitian...75
C. Analisis Data...83
BAB V PEMBAHASAN ...98
BAB VI PENUTUPAN ...117
A. Kesimpulan ...117
B. Saran...117
DAFTAR PUSTAKA ...120
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Integritas Moral (X1)...124
4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Menjalin Relasi (X2) ...126
4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Sistem Informasi (X3)...128
4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai (Y)...130
4.9 Hasil Uji Validitas Integritas Moral (X1) ...80
4.10 Hasil Uji Validitas Kemampuan Menjalin Relasi (X2) ...81
4.11 Hasil Uji Validitas Kompetensi Sistem Informasi (X3)...81
4.12 Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y) ...82
4.13 Hasil Uji Reliabilitas ...83
4.14 Kolmogrov-Smirnov Test ...83
4.15 Hasil Uji Multikolinearitas ...85
4.16 Durbin Watson ...87
4.17 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...88
4.18 Hasil Uji F (Simultan) ...91
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Konseptual...46
4.1 Struktur Kantor Cabang ...68
4.2 Struktur Kantor Cabang Pembantu ...69
4.3 GrafikP-Plot...84
Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah
sebagai berikut:
Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of W riters of Term Papers, Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).
B. Vokal
ﺎَــــ fath}ahdanalif a> a dan garis di atas
ﻲ ِـــ kasrahdanya’ i> i dan garis di atas
و ـُـــ d}ammahdan
wawu
u> u dan garis di atas
Contoh :al-jama>‘ah (ﺔﻋ ﺎﻣﺟ ﻟا)
:takhyi>r ( )
: yadu>ru ( )
C. Ta’ Marbut}ah
Transliterasi untukta>’ marbu>t}ah ada dua :
1. Jika hidup (menjadimud}a>f) transliterasinya adalaht.
2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalahh.
Contoh :shari>‘at al-Isla>m (م ) :shari>‘ah isla>mi>yah ( )
D. Penulisan Huruf Kapital
Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau
kalimat yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan
penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber daya manusia adalah aset utama dalam setiap berjalannya
kegiatan perusahaan. Agar dapat mencapai tujuannya, perusahaan harus
memiliki sumber daya manusia yang baik dan kinerjanya harus tinggi.
Sumber daya manusia yang unggul adalah sumber daya manusia yang tidak
hanya melakukan pekerjaan yang rutin yang diperintahkan tetapi dapat
menyerahkan hasil berupa nilai tambah bagi perusahaan.1Sumber daya
manusia dan perusahaan yang berkualitas akan sangat menentukan maju
mundurnya bisnis perusahaan di masa mendatang.2
Tanpa adanya unsur manusia dalam perusahaan, tidak mungkin
perusahaan tersebut dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan.
Sumber daya yang profesional, bermoral baik, jujur, dan berintegritas
merupakan tulang punggung operasional perusahaan. Dalam bisnis
perbankan, sumber daya manusia berperan sebagai “penjaga gawang” prinsip
kehati-hatian, patuh pada sistem dan prosedur, skaligus mampu menciptakan
budayagood coorporate governance(GCG).
Kurang tersedianya sumber daya manusia sekarang ini, memang telah
menjadi polemik yang tengah dihadapi lembaga keuangan syariah. Tidak
hanya persoalan kualitas, melainkan kuantitas juga menjadi sebuah persoalan
1Sutaryo Salim, “MSDM yang Unggul”, Jumal Bisnis dan Manajemen, NO. 2, Vol.1 (2002).
yang perlu dibenahi. Sebab, disaat meningkatnya industri perbankan syariah,
malah sumber daya manusianya merosot. Akibatnya bisnis ini menjadi
timpang.
Era globalisasi yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan
cepatnya mobilitas manusia, modal, barang dan jasa, semakin terlihat pula
sifat ketergantungan dan sekaligus persaingan tajam antarbangsa. Oleh
karena itu kewajiban bagi manajemen sumber daya manusia untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh. Sumber
daya manusia perlu dikelola dengan baik dan profesional agar dapat tercipta
keseimbangan antara kebutuhan sumber daya manusia dengan tuntutan serta
kemajuan bisnis perusahaan.
Pembenahan secara menyeluruh terhadap sumber daya manusia
perbankan syariah menjadi sebuah keharusan. Sudah menjadi kebutuhan
mendasar semua pihak. Apalagi ancaman perkembangan industri syariah
mulai dimasuki oleh semua kalangan pelaku perbankan, baik konvensional
dan asing. Pada akhirnya, membuat industri ini semakin kompetitif dan
kompleks. Yang diuntungkan adalah konsumen atau nasabah, karena dari
percaturan persaingan tersebut, membuat para pelaku perbankan akan
bekerja maksimal supaya tidak kalah saing.
Tercapainya tujuan perusahaan tidak bisa dilepaskan dari sumber
daya yang dimiliki oleh perusahaan yang digerakkan atau dijalankan pegawai
yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan perusahaan
mempunyai kinerja yang optimal. Kinerja adalah suatu hasil di mana
orang-orang dan sumber daya lain yang ada dalam perusahaan secara bersamaan
membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang
telah ditetapkan. Inisiatif pegawai dalam menyelesaikan tugas dan
pekerjaannya sangat memengaruhi hasil kerja semakin tinggi daya inisiatif
dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, maka hasil kerja juga optimal.
Seiring persaingan yang semakin tajam, setiap perusahaan
membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi agar
dapat memberikan pelayanan yang prima dan bernilai dengan kata lain
perusahaan tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan,
tetapi juga berorientasi pada nilai. Perusahaan memerlukan sumber daya
manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan yang unik sesuai dengan
visi dan misi organisasi. Setiap sumber daya manusia harus bekerja sesuai
kemampuan dan keahliannya agar memperoleh hasil yang maksimal. Allah
Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA l-Isra’[17]: 84 :
“Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”3(QS.A l-Isra’[17]: 84)
Untuk memenuhi kurang tersedianya sumber daya manusia yang
unggul dalam kualitas dan kuantitas dengan cara meningkatkan kompetensi
pegawai pada perusahaan. Perkembangan sumber daya manusia berbasis
3 Kementrian Agama Republik Indonesia, A l-Qur’an dan terjemahnya (Jakarta:CV.Mikhraj
kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan
tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang ditetapkan.
Kompetensi yang dimiliki individu dapat mendukung sistem kerja
perusahaan.4
Kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecapakan,
keterampilan, dan kemampuan. Kompetensi adalah penguasaan terhadap
suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk
menunjang keberhasilan.5Kompetensi terbagi menjadi tiga yaitu kompetensi
inti atau dasar, kompetensi kepemimpinan atau manajerial dan kompetensi
operasional atau teknis.
Kompetensi dasar atau kompetensi inti adalah kompetensi yang harus
dimiliki pada setiap pegawai. Hampir semua lembaga keuangan syariah
melihat kemampuan yang dimiliki pegawai. Kemampuan yang utama dalam
kompetensi inti adalah integritas moral yang baik. Integritas membentuk
nilai dan budaya organisasi, komunikasi di dalamnya, hingga komitmen tiap
orang di dalamnya untuk menerapkan etika di dalam bisnisnya.
Integritas adalah berpikir jujur, apa adanya, tebuka, adil.6 Hidup
berdasarkan nilai-nilai luhur. Integritas adalah inti penentu sikap percaya di
dalam hubungan kerja organisasi. Integritas moral muncul sebagai suatu
kebutuhan terhadap tantangan tugas yang dihadapi, sebab tanpa prinsip
4Veithzal Rivai,Islamic Human..., 410.
5Edy Sutrisno,Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2012), 204.
6
Anggara Wisesa,“Integritas Moral dalam Konteks Pengambilan Keputusan Etis”, Jurnal
tersebut tidaklah mungkin tercapai tingkat efektifitas dan produktivitas yang
tinggi. Pegawai dengan integritas yang tinggi akan lebih rasional, jujur, dan
bersikap independen. Karyawan yang memiliki integritas adalah kandidat
kuat sebagai pemimpin maupun pengikut. Karena integritas dapat membina
kepercayaan, memudahkan pencapaian standar yang tinggi, dan
menghasilkan reputasi yang kuat bukan hanya sekadar citra diri.7
Ketika para individu pegawai memiliki komitmen terhadap nilai-nilai
agama, maka integritas personal pegawai akan terbaca dan terbawa melalui
aktivitas-aktivitas yang merujuk pada konsistensi antara tindakan dan nilai
dalam tata kelola perusahaan dan pelayanan umum. Tidak hanya itu,
seseorang yang memiliki integritas akan cenderung menganggap bahwa
inovasi dan produktivitas merupakan tujuan hidup untuk dapat berusaha
lebih baik. Oleh karena itu kompetensi dasar dalam bentuk integritas moral
tercermin dalam pribadi pegawai bank syariah untuk terciptanya
peningkatan kinerja pegawai yang akan berimbas pada peningkatan kinerja
bank syariah.
Kompetensi dasar yang dimiliki harus ditunjang dengan kompetensi
kepemimpinan atau manajerial. Kemampuan manajerial adalah kemampuan
untuk memperoleh dan mengarahkan sumber daya lain dalam rangka
mewujudkan visi dan strategi perusahaan.8Kompetensi manajerial berkaitan
erat dengan kemampuan untuk membangun interaksi dengan orang lain
misalnyanetworking skillatau biasa disebut kemampuan menjalin relasi.
Kemampuan menjalin relasi adalah kemampuan emosional seseorang
dalam mengerti dan menjalankan perannya dengan individu-individu lain,
yang berarti komunikasi telah memasuki tahap psikologis di mana
komunikator dan komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan
melakukan tindakan secara bersama dengan pihak di dalam organisasi
maupun diluar organisasi. dapat disebut juga kemampuan seseorang dalam
menjalin hubungan “h{ablun min al-na>s”. Adanya kemampuan menjalin relasi dari orang-orang yang berada didalam sebuah organisasi atau perusahaan,
baik itu pada tingkat manajer maupun pegawai, maupun diluar organisasi
yang nantinya kondisi lingkungan kerja tersebut dapat meningkatkan kinerja
pegawai. Kemampuan menjalin relasi dalam perusahaan merupakan hal
utama karena semakin baik kemampuan pegawai dalam menjalin relasi akan
menumbuhkan keterikatan pihak luar dengan organisasi.
Interaksi pegawai di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan
merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan
tingkat kepuasan kerja pegawai. Dengan demikian yang terpenting dalam
mewujudkan kemampuan menjalin relasi adalah bagaimana kita memahami
hakekat manusia dan kemanusiaan serta bagaimana kita mampu menerima
orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta suasana kerja
yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang juga
Melengkapi kompetensi dasar dan kepemimpinan, maka dibutuhkan
pula kompetensi operasional atau kompetensi teknis. Kompetensi opersional
adalah kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Perubahan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang cepat serta ketatnya persaingan
mengharuskan individu perusahaan memiliki keahlian pendukung diluar yang
diwajibkan salah satunya adalah kompetensi sistem informasi.
Sistem informasi dalam organisasi menjadi satu basis yang penting
dalam pengembangan kemampuan sumber daya manusia. Sistem informasi
dewasa ini sudah tidak dapat dipisahkan peranannya dalam proses
mengerjakan tugas karyawan. Sistem informasi satu sisi memberikan
kelebihan yaitu dapat membantu karyawan dalam menyelesaikan
pekerjaannya, namun di sisi lain justru akan memberikan hambatan,
terutama bagi pegawai yang tidak menguasai aplikasi teknologi informasi.
Kompetensi teknis menjadi kompetensi pelengkap yang kompetensi sumber
daya manusia yang dibutuhkan oleh lmbaga keuangan syariah.
Penelitian ini adalah penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Euis
Amalia, Asmawi dan Muhammad Nurianto Al Arif. Dalam buku yang
berjudul “Potret Pendidikan Ekonomi Islam di Indonesia”. Euis menjelaskan tentang hubungan kurikulum dan metode pembelajaran di perguruan tinggi
dengan kompetensi sumber daya manusia pada industri keuangan syariah di
Indonesia.
Hasil penelitian menjelaskan bahwa ada tiga kompetensi sumber daya
syariah. Tabel frekuensi kompetensi dasar menunjukkan 67,7% dari 31
lembaga keuangan yang menjadi responden sangat setuju bahwa pegawai
harus memiliki integritas moral yang baik. Pada tabel frekuensi kompetensi
manajerial menunjukkan bahwa 61% dari 31 lembaga keuangan sangat
setuju bahwa pegawai mampu menjalin networking secara baik. Terakhir
pada tabel frekuensi kompetensi operasional menunjukkan bahwa 35,5%
dari 31 lembaga keuangan sangat setuju mengenai keahlian computer skill
dan kompetensi sistem informasi yang harus dimiliki pegawai.9
Seluruh lembaga keuangan syariah yang menjadi responden sangat
setuju bahwa pegawai bank syariah harus memiliki integritas moral yang
baik, kemampuan menjalin hubungan, dan penguasaan sistem informasi.
Oleh karena itu peneliti menjadikan tiga kompetensi tersebut sebagai
variabel penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tiga
kompetensi tersebut jika dimiliki oleh sumber daya manusia perbankan
syariah terhadap kinerja mereka.
Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaga keuangan
berbasis Islam yang berjenis jasa keuangan perbankan syariah, yaitu bank
BNI Syariah wilayah Surabaya. Pada dasarnya, peningkatan manajemen
sumber daya manusia bagi sebuah lembaga keuangan khususnya perbankan
syariah adalah penting melihat perkembangan zaman dan kemajuan
teknologi yang pada dasarnya perlu diimbangi dengan adanya sumber daya
manusia yang kompeten. Bank BNI Syariah merupakan bank penerima
9 Euis Amalia, et al., Potret Pendidikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Jakarta: Gramata
penghargaan The Best Service Quality A ward 2016 kategori Perbankan
Syariah.10Penghargaan ini didapat tak lepas dari peran para pegawai bank
Syariah sehingga dalam mempertahankan hal tersebut didukung dengan
adanya peningkatan atau pengembangan sumber daya manusia bank BNI
Syariah secara berkelanjutan.
Dalam meningkatkan kompetensi dan mendorong kinerja pegawai,
selain diberikan pelatihan pegawai juga diberikan kesempatan untuk
melakukan On the job training yang lebih banyak memberikan kesempatan
pengembangan secara menyeluruh. Komposisi demografi pegawai BNI
Syariah saat ini 95% adalah tenaga-tenaga muda yang sangat produktif.
Untuk keselarasan dalam pengembangan mental spiritual, bank BNI
Syariah rutin melaksanakan siraman rohani mingguan yang dilakukan di
setiap unit baik Kantor Pusat maupun Wilayah. Selain itu rutinitas morning
briefing juga dilakukan sebelum bekerja yang diakhiri dengan doa bersama.
Satu hal lagi yang akan terus dipertahankan adalah kegiatan berjamaah
dalam melaksanakan salat fardhu baik saat waktu kerja maupun diluar waktu
kerja. Hal ini akan terus dikembangkan sebagai spirit dalam bekerja dan
beribadah yaitu implementasi dariama>nah danjama>’ahsebagai budaya kerja BNI Syariah.11
10 PT.Bank BNI Syariah, BNI Syariah Berhasil Mempertahakan Predikat The Best Service
Quality 2016,
http://www.bnisyariah.co.id/bni-syariah-berhasil-mempertahankan-predikat-the-best-service-quality-2016 diakses pada tanggal 20 Desember 2016
11PT.Bank BNI Syariah,karir, http://www.bnisyariah.co.id/karir diakses pada tanggal 11 Juni
Program yang diadakan juga mendukung visi yang dimiliki oleh bank
BNI Syariah yaitu “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja”. Bank BNI Syariah mengutamakan kualitas
sumber daya manusia yang dimiliki. Program tersebut diharapkan dapat
mendukung keberhasilan dan kesuksesan perusahaan, khususnya dalam
peningkatan kinerja sumber daya insani bank BNI Syariah wilayah Surabaya
untuk menghadapi persaingan perbankan yang ketat kedepan.12
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, penulis
memilih judul “ Pengaruh Integritas Moral, Kemampuan Menjalin Relasi dan Kompetensi Sistem Informasi terhadap Kinerja Pegawai PT Bank BNI
Syariah wilayah Surabaya”. Melalui penelitian ini, dapat menjadi evaluasi pada BNI Syariah wilayah Surabaya untuk meningkatkan kinerja pegawai
mereka.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka secara
pokok penelitian ini ingin mengemukakan beberapa permasalahan sebagai
berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin relasi,
dan kompetensi sistem informasi secara simultan terhadap kinerja
pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya ?
12PT.Bank BNI Syariah,karir, http://www.bnisyariah.co.id/karir diakses pada tanggal 11 Juni
2. Apakah terdapat pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin relasi,
dan kompetensi sistem informasi secara parsial terhadap kinerja pegawai
PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh integritas moral,
kemampuan menjalin relasi, dan kompetensi sistem informasi secara
simultan terhadap kinerja pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah
Surabaya?
2. Untuk mengetahui dan pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin
relasi, dan kompetensi sistem informasi secara parsial terhadap kinerja
pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya.
D. Kegunaan Hasil Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini, peneliti bedakan menjadi dua, yaitu
sebagai berikut:
1. Bersifat Teoretis
a. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya keilmuan yang berkaitan
b. Penelitian ini dapat menjadi salah satu media penyerapan informasi
tentang lembaga keuangan Islam khususnya perbankan Syariah dalam
rangka rekonstruksi kurikulum agar relevan dengan kebutuhan lembaga
keuangan Islam.
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pandangan dan sumber referensi
untuk memperkaya ilmu pengetahuan sehingga akan mempermudah
peneliti selanjutnya untuk meneliti terkait dengan pengaruh integritas
moral, kemampuan menjalin relasi, dan kompetensi sistem informasi
baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai.
2. Bersifat Praktis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bank
BNI Syariah wilayah Surabaya, khususnya Manajer Sumber Daya
Manusia (SDM) bank BNI Syariah tersebut mengenai pengaruh
integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem
informasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai
pada BNI Syariah wilayah Surabaya sehingga dapat memotivasi dalam
pengembangan sumber daya insani atau pegawai di bank BNI Syariah
wilayah Surabaya agar dapat meningkatkan mutu secara berkelanjutan.
b. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis tentang
pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin relasi, dan kompetensi
pegawai pada BNI Syariah wilayah Surabaya. Sekaligus sebagai
pemenuhan tugas akhir guna mencapai gelar sarjana ekonomi Islam
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan dan dapat
diterapkan untuk memecahkan persoalan-persoalan dalam perusahaan serta
mengambil keputusan oleh pemimpin atau manajer. Sumber Daya Manusia
adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh manusia yang terdiri dari
kemampuan berfikir, berkomunikasi, bertindak, dan bermoral untuk
melaksanakan suatu kegiatan baik bersifat teknis maupun manajerial.
Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu gerakan
pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang
cukup potensial perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan
kontribusi yang maksimal bagi perusahaan dan pengembangan dirinya.
Manajemen Sumber Daya Manusia digunakan untuk mengetahui pentingnya
karyawan sebagai aset perusahaan karena keterampilan, pengetahuan dan
pengalaman karyawan memiliki nilai ekonomis terhadap perusahaan.1
Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diartikan sebagai ilmu
mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif dan efisien
sehingga tercapai tujuan organisasi atau perusahaan. Manajemen Sumber
Daya Manusia dapat juga diartikan sebagai kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,
pengembangan, kompensasi, integrasi pemeliharaan dan pemutusan
hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran
perorangan, organisasi dan masyarakat.2
Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang
dialami oleh manajemen hanya terletak pada bahan mentah, alat kerja, mesin
produksi, uang dan lingkungan kerja, tetapi juga menyangkut pegawai
(sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi. Pegawai
yang diolah lebih lanjut dengan diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan
menjadi karyawan yang matang. Pengelolaan sumber daya manusia inilah
yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia.3Hal ini tercermin
pada firmanAllah Subhanahuwata’ala dalam surahA l-Mujadilah[58]:11:
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”4 (QS. A
l-Mujadilah[58]:11)
Sumber daya manusia dikelola secara baik dan professional agar
dapat tercipta keseimbangan antara kebutuhan sumber daya manusia dengan
tuntutan serta kemajuan bisnis perusahaan. Perkembangan bisnis perusahaan
2M.Yani,Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), 2. 3Veithzal Rivai,Islamic Human Capital(Jakarta: PT Rajagrafindo, 2009), 7.
4Kementrian Agama Republik Indonesia,A l-Qur’an dan terjemah(Jakarta: CV.Mikhraj
sangat tergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada diperusahaan,
sebagaimana firman Allah Subhanallahuata’ala dalam surah Y unus[10]:36:
“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”5(QS.Y unus[10]:36)
Sesuatu yang diperoleh dengan prasangka sama sekali tidak bias
menggantikan sesuatu yang diperoleh dengan upaya sungguh-sungguh dan
ekhendak Allah Subhanahuawata’ala, Selanjutnya dfirman Allah
Subhanahuwata’ala dalam surahA l-A nfal[8]:23:
“Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).”6(QS.A l-A nfal[8]:23)
Bila pengelolaan sumber daya manusia dapat dilaksanakan secara
professional. Diharapkan sumber daya manusia bekerja secara efisien, efektif
dan produktif. Pengelolaan sumber daya manusia ini harus dimulai sejak
perekrutan, seleksi, pengklasifikasian, penempatan sesuai dengan
kemampuan, pelatihan dan perkembangan karirnya.7
2. Integritas Moral
Kata Integritas berasal dari bahasa latin “integrate” yang artinya
komplit, tanpa cacat atau sempurna. Maksudnya adalah apa yang ada di hati
sama dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan.Di dalam
wikipedia kamus elektronik kataintegrity berarti “the quality of being honest
and having strong moral principle”. Jika diterjemahkan berarti suatu kwalitas
dari sikap prilaku jujur dan memiliki prinsip-prinsip moral yang kuat.8
Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil pemahaman yang
sederhana bahwa integritas adalah suatu sikap yang utuh antara
prinsip-prinsip moral dengan perbuatan yang lahir atau lebih sederhana lagi adalah
kesatuan antara sikap dengan nilai-nilai moral yang dipegang.9
Integritas adalah tidak semata-mata menyesuaikan realitas dengan
kata-kata kita . Integritas bersifat aktif sedangkan kejujuran bersifat pasif .
Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam surah A l-‘A raf [7]:
181:
”maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka).”10(QS. A
l-‘A raf [7]: 181)
8 Zulkarnain Lubis, Makna Integritas Hakim dalam perspektif Islam,
http://www.ms- aceh.go.id/publikasi/artikel/2335-drs-zulkarnain-lubis-m-h-makna-integritas-hakim-dalam-persfektif-islam.html diakses pada tanggal 4 September 2016 pukul 20.00.
9Ibid,.
Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan juga suatu
umat yang besar jumlahnya untuk menempati surga. Mereka terdiri atas
umat-umat dan suku-suku yang berjuang untuk membimbing manusia ke
jalan yang benar serta mendidik mereka berpendirian teguh. Mereka
menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah dan tidak
ada pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu.11
Sikap integritas mempunyai keutuhan dalam perbuatan yang baik.
Tidak akan mencampuradukkan nillai yang jelas bertentangan seperti antara
kebohongandan kejujuran, kesombongan dan kerendahan hati, ketidakadilan
dan kedholiman dan lain sebagainya. Di dalam al-Quran sikap orang yang
seperti ini dijamin akan mendapatkan keamanan dan kedamaian sebagaimana
telah dijelaskan di dalam surahA l-A nam[6]:82:12
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”13(QS.A l-A nam [6]:82)
Lebih tegas lagi ditekankan Allah Subhanahuwata’ala dalam surat
A l-Baqarah[2]: 42:
ََو ِ
11Ahmad ibrahim,Manajemen Syariah(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), 441-442. 12Zulkarnain Lubis, Makna Integritas Hakim …
“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”14(QS.A l-Baqarah[2]: 42)
Ayat-ayat ini jelas sekali mendorong agar mempunyai sikap
yang kokoh dalam memegang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran tidak
setengah-setengah.15
Integritas adalah suatu nilai yang mencerminkan kesamaan antara
hati, ucapan dan tindakan (pendekatan moral). Integritas sangat erat
kaitannya dengan etika dan moralitas. Etika adalah standar tentang mana
yang benar dan mana yang salah serta mana yang baik dan mana yang jahat.
Sedangkan moralitas adalah tindakan aktual tentang hal yang benar dan
salah, baik dan jahat. Jadi seseorang yang memiliki integritas dengan moral
yang baik, dia akan memiliki pemikiran moral yang baik serta
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari.16
Menurut Supriyanto, integritas terbagi dalam lima level. Level satu
adalah seseorang yang sudah berhasil melawan egoismenya akan bertindak
selaras dengan mentalitas berkelimpahan. Perilaku pokoknya antara lain :17
a. Mendahulukan kepentingan orang lain
b. Membantu orang lain dengan sukarela
14Kementrian Agama Republik Indonesia,A l-Qur’an dan terjemah…,4. 15Zulkarnain Lubis, Makna Integritas Hakim …
c. Memperhatikan lingkungan sekitar
d. Menerima kritik dari orang lain dan memperbaiki diri
e. Membuka diri pada penyelenggara ilahi
Integrasi level dua adalah bertindak jujur dan terus terang . Perilaku
pokoknya antara lain :
a. Membuat dan menepati janji
b. Mengenali kelemahan dan kemampuan diri sendiri
c. Mengoreksi kekeliruan yang dibuat
d. Meminta maaf atas perbuatan dan mengganti rugi
e. Mudah mengungkapkan perasaan kepada orang lain
Integrasi level tiga adalah memperhitungkan pengorbanan dan hasil.
Perilaku pokoknya antara lain:
a. Memberikan hak seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang dituntut
b. Memberi saran perbaikan atau kritik dengan terus terang
c. Tidak membicarakan kejelekan orang lain
d. Menjaga segala sesuatu sesuai dengan keadaan terbaiknya
Integrasi level empat adalah bertindak bijak. Perilaku pokoknya
antara lain:18
a. Menghormati norma sopan santun setempat
b. Menaati peraturan yang berlaku
c. Menjalankan tugas dengan rajin dan tekun
d. Menjaga keseimbangan fisik , emosi, mental dan spiritual
e. Menjadi teladan
Integrasi level lima adalah bertindak sesuai dengan perilaku luhur.
Perilaku pokoknya adalah:
a. Mengutamakan kebenaran dalam setiap tindakan
b. Mempertahankan kehidupan dengan risiko apapun
c. Memajukan kesatuan diantara umat manusia
d. Meningkatkan kesejateraan umum
e. Menjaga kelestarian alam
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik
dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya.
Integritas mengharuskan seorang pegawai untuk bersikap jujur dan
transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab.19Integritas paling
sering dikaitkan dengan kejujuran individu.20 Hal yang sama juga dilakukan
oleh Butler dan Cantrell yang mengartikan integritas sebagai reputasi dapat
dipercaya dan jujur dari seseorang untuk menjelaskan istilah “kepercayaan”
di dalam konteks organisasi. Integritas juga ditempatkan sebagai sebagai inti
etika keutamaan yang digagas oleh Solomon dengan menyebut integritas
tidak hanya tentang otonomi individu dan kebersamaan, tetapi juga loyalitas,
keserasian, kerjasama, dan dapat dipercaya.
Integritas adalah satu-satunya pembentuk kepercayaan. Mungkin
anggapan ini sebagian orang merupakan suatu hal yang benar tetapi akan
sangat tidak bijaksana apabila menganggap integritas adalah satu-satunya
pembentuk kepercayaan diri seseorang. Berikut ini beberapa hal yang erat
kaitannya dengan integritas, yang bersumber dari ajaran Islam yang
transenden.21
a. Kejujuran mutlak diperlukan dalam mengelola bisnis, terlebih dalam
menjaga interaksi seorang pebisnis dengan mitranya.
b. Memenuhi komitmen yang sudah ditetapkan, dengan melakukan
pengukuran kemampuan terlebih dahulu. Artinya komitmen harus dibuat
sesuai dengan rasionalitas dan dengan persiapan yang matang.
19 Sukriah, et al., “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”, Simposium Nasional A kuntansi X II,
(2009).
20Yulk & Van Fleet dalam Dwi Prawani “Memahami KonsepIntegritas”,Jurnal STIE Semarang,
Vol.5, No.03, (2013).
21Ika Yunia Fauzia,Etika Bisnis Dalam Islam(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),
c. Menjaga dan mempertahankan amanah (kepercayaan) adalah kewajiban
dalam berbisnis.
d. Kesiapan untuk menerima kebaikan yang datang, tulus menerima dan
mempelajarinya
e. Ibadah menjadi dasar dalam kegiatan berbisnis dan ini menjadi motivasi
utama agar pebisnis senantiasa mawas diri.\
f. Menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam setiap aktivias bisnis.
3.Kemampuan menjalin relasi
Definisi kemampuan menjalin relasi dalam penelitian ini mengacu
pada teori keterampilan hubungan sosial. Keterampilan hubungan sosial
memang sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat karena hal itu
merupakan satu cara untuk dapat berinteraksi dengan orang dan saling
menguntungkan diantaranya. Dalam istilah lain keterampilan hubungan
sosial sering juga di sebut dengan istilah keterampilan sosial.
Philips menjelaskan bahwa keterampilan sosial merupakan
kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan bagian dari sifat manusia.
Sebagai sesuatu yang memiliki sifat dinamis, keterampilan hubungan sosial
dapat dikembangkan dan merupakan sesuatu yang manusiawi. Seseorang
menjadi terampil bersosial tergantung kepada komunikasinya dengan orang
lian, baik pria atau wanita dalam suatu cara memenuhi hak/ kebenaran,
bebas dan terbuka. Dengan demikian, keterampilan sosial tersebut dapat
diajarkan dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat.22
Menurut Cartledge dan Milburn, Keterampilan sosial merupakan
kemampuan mengadakan hubungan dan memecahkan masalah yang
berkaitan dengan orang lain, sehingga memperoleh adaptasi kehidupan di
masyarakat secara harmonis. Keterampilan sosial tersebut terdiri atas: (a)
perilaku terhadap lingkungan, (b) perilaku interpersonal, (c) perilaku yang
berhubungan dengan diri sendiri, dan (d) perilaku yang berhubungan dengan
tugas.23Keterampilan tersebut memiliki aspek dan indikator sebagaimana
dibawah ini:
a. Perilaku terhadap Lingkungan (environmental Behaviors)
Perilaku terhadap lingkungan merupakan kepedulian kepada lingkungan
dan emergensi serta tindakan di lingkungan guna menciptakan suasana
sosial yang harmonis.
b. Perilaku interpersonal (Interpersonal Behaviors)
Perilaku interpersonal adalah kemampuan menerima pengaruh orang lain,
berhadapan dan mengatasi konflik, memperoleh perhatian, salam dengan
orang lain, membantu orang lain, membuat percakapan, kerjasama, sikap
22E.L.Philipsdalam L.L’abate and M.A. Milan,Handbook of Social Skills Training and Research
( New York: John Willey & Sons: 1985), 6.
23G.Cartledge and J.F.Milburn,Teaching Social Skill to Children: Innovative Approach, (New
positif terhadap orang lain, bergaul secara informal, dan menjaga milik
orang lain.
c. Perilaku yang Berhubungan dengan Diri Sendiri (Self-Related Behaviors)
Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri adalah kemampuan
menerima konsekuensi, berperilaku etis, menyatakan perasaan, sikap
positif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap diri guna menjalin
hubungan dengan orang lain.
d. Perilaku yang Berhubungan dengan Tugas (Task-Related Behaviors)
Perilaku yang berhubungan dengan tugas adalah kemampuan
mengerjakan suatu pekerjaan yang mencakup bertanya dan menjawab
pertanyaan, menampilkan perilaku, partisipasi, mengikuti aturan
aktivitas kelompok, kewirausahaan, dan kualitas pekerjaan.
Hubungan antar pegawai dalam sebuah perusahaan aspek penting
untuk memenuhi kebutuhan mereka yang bersifat non-materi
(kejiwaan-spiritual). Jika kebutuhan ini dapat terpenuhi akan mendorong dan
memotivasi pegawai untuk bekerja lebih optimal. Mereka melakukan itu
semua dengan penuh keikhlasan dan semangat saling membantu satu sama
lain. Bila hubungan antar manusia didasari dengan keikhlasan dan dijadikan
manfaat yang dapat diambil oleh manusia sebagaimana dikemukakan Al
Qasimi Addimasyqi, Muhammad Jamaluddin24yaitu:
a. Mampu memberi dan menerima ilmu pengetahuan;
b. Memberi dan mengambil makna pengalaman kehidupan;
c. Mampu mendidik dan menerima didikan;
d. Meningkatkan kesetiakawanan;
e. Memperoleh pahala dan menyebabkan orang lain berpahala dengan jalan
memenuhi hak-hak orang lain;
f. Membiasakan diri rendah hati atau tawadlu;
g. Dapat mengambil suri teladan
Manusia dipandang sebagai makhluk mulia yang memiliki
kehormatan dan berbeda dengan makhluk lain. Islam mendrorong umatnya
untuk memperlakukan manusia dengan baik, membina hubungan dengan
semangat kekeluargaan dan saling tolong menolong.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA l-Hujurat [49]:13:
“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-24 Al Qasimi Addimasyqi dan Muhammad Jamaluddin, Mu’izahatul Mukminin min Ihya
bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”25(QS.A l-Hujurat [49]:13) Manusia membutuhkan hubungan manusiawi yang efektif untuk
saling kenal mengenal. Dalam hubungan manusia dapat saling membantu
dalam usahanya mencari ridha Allah SWT menjadi umatnya yang bertakwa.
Hal tersebut juga berlaku dalam hubungan antara seorang pemimpin dan
yang dipimpin. Pemimpin memikul kewajiban dan tanggung jawab
menciptakan dan membina hubungan manusiawi yang efektif, tidak saja
dalam kepemimpinan keagamaan, akan tetapi dalam semua bidang. Setiap
umat Islam yang mendapatkan amanah menjadi pemimpin harus menyadari
bahwa kepemimpinannya itu merupakan karunia, titipan, dan pinjaman Allah
SWT.
Sehubungan dengan kualitas hubungan antar manusia, Allah Swt
berfirman dalam AlQur’an dalam surahA l-‘Imran[3]:159:
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”26(QS.A l-‘Imran[3]:159)
Hamka menjelaskan tentang QS. A li Imran ayat 159 ini, dalam ayat
ini bertemulah pujian yang tinggi dari Allah terhadap Rasul-Nya, karena
sikapnya yang lemah lembut, tidak lekas marah kepada ummat -Nya yang
tengah dituntun dan dididiknya iman mereka lebih sempurna. Sudah
demikian kesalahan beberapa orang yang meninggalkan tugasnya, karena
laba akan harta itu, namun Rasulullah tidaklah terus marah-marah saja.
Melainkan dengan jiwa besar mereka dipimpin.27
4.Kompetensi Sistem Informasi
a.Kompetensi
Kompetensi merupakan kemampuan melaksanakan kegiatan kerja
terhadap standar yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Kompetensi adalah
uraian tentang sesuatu yang harus dapat dilakukan seseorang dalam lingkup
jabatan yang diembannya.28 Kompetensi dipercaya sebagai faktor kunci
dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya.29Kompetensi dianggap
memiliki nilai terhadap kinerja pegawai. Kompetensi yang mencakup
faktor teknis dan non teknis, keperibadian dan tingkah laku, soft skill dan
26Kementrian Agama Republik Indonesia,Al-Qur’an dan terjemah…,37. 27Hamka,Tafsir Al-Azhar(Jakarta: Pustaka Panjimas, 1980), 129. 28Vithzal Rivai,Islamic Human Capital…, 420.
hard skill, kemudian banyak digunakan sebagai aspek yang dinilai banyak
perusahaan untuk merekrut pegawai.30
Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan.31 Islam mendorong
umatnya untuk memilih calon pegawai berdasarkan pengetahuan,
pengalaman, dan kemampuan teknis yang dimiliki. Hal ini sesuai firman
AllahSubhanahuwata’ala dalam surahA l-Qasas[28]: 26:
“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."32(QS. A l-Qasas [28]:
26)
Kemampuan dapat meningkatkan derajat seseorang lebih tinggi
daripada mereka yang berilmu rendah, lebih-lebih tidak mempunyai ilmu.
Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam surah A l-Mujadilah
[58]:11:
“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan
30Ibid. 422 31Ibid. 423
meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”33(QS. A l-Mujadilah
[58]:11)
Jelas dihadapan Allah, sumber daya manusia yang memiliki ilmu
lebih tinggi derajatnya daripada manusia yang tidak memiliki ilmu. Ilmu
yang dimaksud disini adalah kemampuan dalam menguasai suatu materi.
Kemampuan dalam memahami, mengingat dan mengaplikasikan suatu
materi.
Allah Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA l-Isra’[17] :13-14:
ُ َو
“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu"34(QS.A l-Isra’[17] :13-14)
Maksud dari ayat di atas, amal perbuatan yang pernah dikerjakan
yakni perbuatan baik maupun buruk. Allah akan menetapkannya dan
kemudian memberikan ganjaran atasnya. Di hari kiamat nanti semua yang
pernah kita kerjakan pasti akan disebutkan. Tidak ada seorang pun yang
lupa terhadap apa yang dulu pernah dikerjakannya.
Standar kompetensi merupakan kesepakatan tentang kompetensi
yang diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan oleh seluruh“stakeholder”di
bidangnya. Dengan pernyataan lain, yang dimaksud dengan standar
kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas
pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang
dipersyaratkan. Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh
seseorang yang bersangkutan akan mampu:35
1) Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan;
2) Mengelola pekerjaan tersebut agar dapat dilaksanakan;
3) Mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu yang berbeda
dengan rencana semula;
4) Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan
masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.
b. Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi
yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung
operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan
menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.36 Sedangkan menurut O’Brien sistem informasi adalah suatu kombinasi
terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software
35Vithzal Rivai,Islamic Human Capital…, 441.
36Robert dan Roscoe David dalam H.M. Jogianto, A nalisa dan Desain Sistem Informasi,
(piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan
komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah
dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.
Tujuan dari banyak perusahaan saat ini adalah untuk
memaksimalkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan dengan
menggunakan teknologi informasi untuk mendukung para pegawai mereka
dalam mengeimplementasikan proses bisnis kooperatif dengan para
pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya. Oleh karena itu, keberhasilan
sistem informasi tidak seharusnya hanya diukur melalui efisiensi dalam hal
meminimalkan waktu, biaya, dan penggunaan sumber daya informasi.
Keberhasilan juga harus diukur dari efektivitas teknologi informasi dalam
mendukung strategi bisnis organisasi, memungkinkan proses bisnisnya,
meningkatkan struktur organisasi dan budaya, serta meningkatkan nilai
pelanggan dan bisnis perusahaan.37
5. Kinerja Pegawai
Kinerja adalah kegiatan pengolahan sumber daya organisasi, untuk
mencapai tujuan organisasi. 38 Kinerja pegawai sangat signifikan
berkontribusi pada kinerja organisasi, oleh karenanya harus dikelola
sedemikian rupa.39
37O’Brien, JA. Marakas, George.Management Information sistem. Ninth edition. (Mc Graw Hill:
Inc Boston, 2009).
Adapun teori ini didukung oleh Istijanto yang menyatakan bahwa
setiap pegawai perlu saling berhubungan satu sama lain agar terjadi
kesatuan arah dan gerak untuk mengembangkan perusahaan sesuai tujuan
yang diharapkan, yang mana tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan
komunikasi. Adapun faktor-faktor yang dinilai pada penilaian pegawai
yaitu hasil kerja diantaranya kualitas, kuantitas pekerjaan dan sifat pribadi,
diantaranya orientasi pada pelanggan, kerja sama, kemampuan teknik,
akhlak, kedisiplinan, motivasi berprestasi, inisiatif dan pengembangan
diri.40 Kinerja pegawai adalah hasil dari perilaku anggota organisasi,
dimana tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan adanya perilaku.41
Kriteria kinerja kerja juga harus jelas bagi semua pihak. Para
pegawai harus memahami dan menerima tujuan dan mekanik sistem
penilaian bagian mereka. Tidak semua sistem standar kinerja berhasil.
Beberapa program gagal mencapai potensinya karena manajemen puncak
tidak terlibat atau sasaran-sasaran organisasi tidak terdefiniskan. Pokok
pengembangan standar kinerja adalah keharusan pengawas untuk bersikap
jujur dan memandang penilaian kinerja. Sasaran proses penilaian adalah
membuat pegawai memandang diri mereka sendiri seperti apa adanya,
40Sedarmayanti,Pengembangan Kepribadian Pegawai, (Bandung: Mandar Maju, 2004), 64. 41 Ambar Tsulistiyani & Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia: konsep, teori dan
mengenali perlunya perbaikan kinerja kerja dan melibatkan pegawai dalam
membuat rencana perbaikan kinerja kerja.42
Untuk mengukur kinerja, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja.
Beberapa ukuran kinerja yang meliputi:
a. kuantitas kerja,
b. kualitas kerja,
c. pengetahuan tentang pekerjaan,
d. kemampuan mengemukakan pendapat,
e. pengambilan keputusan,
f. perencanaan kerja
g. daerah organisasi kerja.
Setiap pegawai melaksanakan pelatihan sehingga, mampu
mengoperasionalkan sesuai dengan unit yang sedang dikerjakan.
Berdasarkan fakta, penurunan kinerja pegawai sedikit dipengaruhi oleh
pegawai yang tidak masuk, cuti, sakit, dan lain-lain.
Gibson mengatakan kinerja individu adalah dasar kinerja organisasi
yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik individual, motivasi individu,
pegharapan, dan penilaian yang dilakukan oleh manajemen terhadap
pencapaian hasil kerja individu.43
42A. Dale Timpe, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja (Jakarta: Elex Media
Komputindo, 2002), 112.
43Kasmir,Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Praktik(Jakarta:Rajawali Pers, 2016),
Bagi karyawan yang memiliki kinerja yang baik biasanya
perusahaan memberikan reward kepada karyawan agar lebih terpacu lebih
baik lagi dalam bekerja dan mencapai target yang telah ditentukan
perusahaan. Ayat Al-Quran yang menerangkan tentang penilaian kinerja
yaitu surahA t-Tawbah[9]:105 :
َُو ِ َو
َو
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”44(QS.A t-Tawbah[9]:105)
Kinerja dalam Islam, dimensi kinerja dalam teori modern sesuai
dengan tuntunan Islam, namun Islam lebih komprehensif, tidak sekedar
pencapaian kinerja untuk kepentingan dunia, tetapi juga kepentingan
akhirat. Kinerja tidak hanya harus dilakukan dg cara yg baik, tetapi juga
dengan cara yg benar. Indikator Kinerja Islami (5K):45
a. Kualitas:
1) Bekerja dengan benar dan baik.
Allah telah menjanjikan balasan bagi orang yang melakukan sesuatu
yang baik (amal shaleh) dengen kehidupan yang baik. Allah
Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA n-Nahl[16]:97:
44Kementrian Agama Republik Indonesia,Al-Qur’an dan terjemah…, 103.
45Ilfi Nur Diana,Kinerja dalam Islam, http://slideplayer.info/slide/2986589/ diakses pada tanggal
“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”46(QS.A n-Nahl[16]:97) Amal saleh adalah perbuatan yang bermanfaat untuk pribadi,
keluarga dan menusia secara keseluruhan. Jika dikaitkan dengan kinerja ,
ayat ini memberi motivasi agar selalu melakukan amal yang baik dengan
cara yang baik. Dengan demikian kualitas kerja dapat diukur dari seberapa
jauh melaksanakan amal sesuai aturan agama, jujur dan dapat dipercaya
sehingga tidak terjadi manipulasi, penyalahgunaan wewenang, dan juga
penipuan yang bisa merugikan orang lain.
2) Ikhlas
Ikhlas merupakan kunci diterimanya semua amal perbuatan Orang
yang ikhlas akan diberi pahala yang besar. Orang yang berkinerja baik
adalah orang yang mengerjakan tugasnya dengan penuh ikhlas, sehingga ia
menyelesaikannya dengan tanpa ingin dipuji pimpinan, melaksanakan
dengan penuh suka cita dan ramah.
ِ
“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan)
agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” 47 (QS.
An-Nisa’[4]:146)
Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang yang akan mendapat pahala
besar yaitu orang yang bertaubat, mengerjakan kebaikan, berpegang teguh
pada agama dan ikhlas.\
3) Ramah
Allah akan memberi rahmat kepada orang yang ramah. Ramah dapat
diartikan juga dengan keberhasilan dari suatu yang diharapkan. Nabi
bersabda: Allah merahmati seseorang yang ramah ketika menjual, membeli
dan pembayaran hutang.
4) Efisien atau Hemat
Islam mengajarkan agar tidak berlebihan dan juga tidak kikir dalam
menggunakan.Allah Subhanahuwata’alaberfirman :
“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”48(QS.Al-Furqan[25]:67)
Ayat tersebut bila dikaitkan dengan kinerja, maka seorang dinilai
baik kinerjanya bila dapat menjaga asset lembaga, tidak berlebihan dalam
penggunaannya tetapi juga tidak menahannya sama sekali sehingga
mengorbankan milik pribadi.
b. Kuantitas:
1) Jumlah Kerja
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”49(QS.Al-Baqarah[2]:261)
Ayat tersebut menjelaskan balasan bagi orang yang menafkahkan
harta di jalan Allah (untuk kebaikan, membantu yang lemah). Ayat tersebut
juga mengisyaratkan tidak saja nafkah berupa harta tetapi juga tenaga dan
pikiran. masing-masing satu amal akan dilipatkan pahalanya menjadi 7
bulir, setiap satu bulir ada seratus biji, sehingga satu amal mendapat 700
pahala. ayat tersebut tidak harus dipahami dalam arti angka 7 yang
sesunggu hnya, tetapi bisa lebih besar dari angka tersebut.
2) Sesuai target
Seorang muslim dituntut untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan
target. Inilah yang kemudian disebut dengan profesional. Nabi bersabda
“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang jika mengerjakan tugas
dilaksanakan dengan itqan (sesuai tujuan, target dan sebaik-baiknya)”.
Melakukan kegiatan sesuai tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai target
yang diharapkan, serta teratur sesuai tahapan-tahapannya.
3) Mampu mengeluarkan ZIS
Kinerja juga bisa diukur dari sisi seberapa banyak zakat dan sedekah
yang dikeluarkan dari hasil kerja yang dicapai selama periode tertentu. Ini
dapat dilihat dari konsep nisab dalam zakat. Zakat harta dikeluarkan
apabila memenuhi nisab atau jumlah tertentu. Misalnya seseorang tidak
dikenakan zakat apabila hasil kerja selama satu tahun tidak mencapai satu
nisab.
c. Ketepatan waktu
Istiqomah waktu kinerja yang baik dapat diukur dari keistiqomahan
waktu dalam bekerja. Hal ini dapt dilihat : ajaran Islam tentang kewajiban
membayar zakat setelah memenuhi waktu satu tahun, ajaran Islam tentang
ketepatan waktu dalam melakukan ibadah salat, ajaran Islam untuk
melakukan aktivitas secara seimbang antara kebutuhan kerja, ibadah dan
istirahat. Islam memberi batasan waktu satu tahun bagi muzakki, ini
menunjukkan bahwa kinerja dapat dinilai dalam satu periode yaitu satu
tahun. Waktu adalah modal utama manusia, jika tidak diisi sebaik mungkin
d. Keandalan
Kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati,
kerajinan dan kerjasama. Kerjasama tim dalam Islam sangat dianjurkan,
agar dapat memperoleh hasil kerja yang maksimal. Begitupun dalam
bekerja, antar pegawai perlu kerja sama untuk mencapai sebuah
keberhasilan organisasi.
e. Kreativitas
Selalu berpikiran ke depan, menciptakan hal baru yang lebih baik,
dan dapat menyelesaikan setiap ada pesoalan, serta kreatif
mengembangkan kemampuan diri. Allah telah menganjurkan hambanya
untuk merubah hidup dengan berusaha dan kreatif, tanpa usaha dan kreasi
maka tujuan manusia tidak akan tercapai. Allah Subhanahuwata’ala
berfirman :
ن ِإ
ٍلاَو ِ
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”50(QS.Ar-Ra’d[13]:11)
B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan
1. Yusnaena dan Syahril dalam jurnal Menara Ilmu yang berjudul Pengaruh
Integritas terhadap Kinerja Karyawan pada Sekertariat Daerah Kabupaten
Pesisir Selatan. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh integritas
terhadap kinerja karyawan. Populasi penelitian ini adalah karyawan
Sekertariat Daerah Pesisir Selatan. Sampel yang digunakan sebanyak 66
orang. Variabel independen terdiri dari Integritas dan variabel dependen
yang digunakan adalah kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menjelaskan
bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan integritas terhadap kinerja
karyawan Sekertariat Daerah Pesisir Selatan.51
Perbedaan penelitian ini yaitu berbeda objek dan sampel, berbeda
teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan metode sampel.
Objek dari penelitian ini adalah karyawan pemerintahan sedangkan objek
dalam skirpsi adalah pegawai bank BNI Syariah. Persamaan penelitian ini
terletak pada variable independen yaitu integritas moral dan variabel
dependen yaitu kinerja pegawai.
2. Sopan Andrianto dalam jurnal Manajemen Pendidikan yang berjudul
Pengaruh keterampilan teknis, keterampilan sosial, keterampilan
konseptual, dan keterampilan manajerial terhadap kinerja kepala sekolah
dasar negeri di wilayah Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah
51Yusnaena dan Syahril, “Pengaruh Integritas terhadap Kinerja Karyawan pada Sekertariat
untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan keungkinan kinerja
kepala sekolah dipengaruhi oleh keterampilan teknis, keterampilan social,
keterampilan konseptual, dan keterampilan manajerial. Populasi
penelitian ini adalah kepala sekolah dasar negeri di Jakarta Pusat yang
terpilih. Sampel yang digunakan sebanyak 114 sampel yang dipilih.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah keterampilan teknis,
keterampilan sosial, keterampilan konseptual dan keterampilan manajerial.
Hasil penelitian menunjukkan keterampilan teknis berpengaruh langsung
terhadap keterampilan menejerial, keterampilan sosial berpengaruh
langsung terhadap keterampilan manajerial, keterampilan konseptual
berpengaruh langsung terhadap keterampilan manajerial, dan
keterampilan manajerial berpengaruh langsung terhadap kinerja kepala
sekolah.52
Perbedaan penelitian ini dengan proposal terletak pada variable
independen yaitu keterampilan teknis, keterampilan konseptual dan
keterampilan manajerial. Subjek dalam penelitian adalah kepala sekolah
dasar negeri di Jakarta Pusat. Sedangkan dalam proposal subjek
penelitiannya adalah pegawai bank BNI syariah. Persamaan penelitian ini
dengan proposal terletak pada variable independen yaitu keterampilan
social dan variable dependen yaitu kinerja karyawan.
52Sopan Andrianto, “Pengaruh Keterampilan Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan
Konseptual, dan Keterampilan Manajerial terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di
3. Yesi Irawati dalam jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau
yang berjudul Pengaruh Teknologi Informasi Dan Keahlian Komputer
Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Pada Rumah Sakit Swasta di Kota
Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris
pengaruh teknologi dan keahlian komputer terhadap sistem informasi
akuntansi pada rumah sakit swasta di Kota Pekanbaru. Penelitian ini
dilakukan pada 18 Rumah Sakit Swasta di Kota Pekanbaru. kuesioner
yang ada didistribusikan sebanyak 72 buah. Alat analisis yang digunakan
dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknologi informasi dan keahlian
komputer. Variabel dependen penelitian ini adalah sistem informasi
akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi informasi
dan keahlian komputer berpengaruh signifikan terhadap sistem informasi
akuntansi secara parsial dan simultan.53
Perbedaan penelitian ini dengan proposal terletak pada variable
dependen yaitu sistem informasi akuntansi serta terletak pada objek dan
sampel penelitian adalah rumah sakit swasta di Kota Pekanbaru.
Persamaan penelitian ini dengan proposal terletak pada variable
independen yaitu keahlian teknis berupa kemampuan komputerisasi
sedangkan dalam proposal variable independen yang digunakan ialah
kompetensi sistem informasi.
53Yesi Irawati, et al.,“Pengaruh Teknologi Informasi dan Keahlian Komputer terhadap Sistem
Informasi Akuntansi pada Rumah Sakit Swasta Di Kota Pekanbaru”,Jurnal A kuntansi Fakultas
4. Rizky Pasca Baisary dalam E-Journal Catalogueyang berjudul Pengaruh
Integritas, Objektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi, Komitmen terhadap
Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan
Wilayah Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian untuk menganalisis
pengaruh integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi, komitmen
terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan
Keuangan Wilayah Sulawesi Tengah secara simultan dan parsial. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 40 karyawan. Variabel independen dalam
penelitian ini adalah integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi,
komitmen sedangkan variable dependen yang digunakan adalah kinerja
auditor. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh langsung secara
simultan dan parsial antara integritas, objektivitas, kerahasiaan,
kompetensi, komitmen terhadap kinerja auditor.54
Perbedaan penelitian ini terletak pada variable independen yaitu
integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi, komitmen. Variable
dependen yaitu kinerja auditor. Objek yang digunakan dalam penelitian
ini Kantor Perwakilan Badan Pengawas Keuangan Wilayah Sulawesi
Tengah. Persamaan dari penelitian ini terletak pada variable independen
yaitu integritas dan variabel dependen adalah kinerja.
54RizkyPasca Baisary, “Pengaruh Integritas Objektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi, Komitmen
terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan Wilayah