• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH INTEGRITAS MORAL KEMAMPUAN MENJALIN RELASI DAN KOMPETENSI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT BANK BNI SYARIAH WILAYAH SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH INTEGRITAS MORAL KEMAMPUAN MENJALIN RELASI DAN KOMPETENSI SISTEM INFORMASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI PT BANK BNI SYARIAH WILAYAH SURABAYA."

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

WILAYAH SURABAYA

SKRIPSI

Oleh :

SHINTA DWI ANGGRAENI NIM : C74213154

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

SURABAYA

(2)

Surabaya, 12 Janari 2017

Pembimbing,

Dr.Hj. Fatmah, ST, MM NIP. 197507032007012020

PENGESAHAN

Skripsi yang ditulis oleh Shinta Dwi Anggraeni NIM.C74213154 ini telah

dipertahankan di depan sidang Majelis Munaqasah Skripsi Fakultas Ekonomi dan

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi yang berjudul “Pengaruh Integritas Moral, Kemampuan Menjalin RElasi dan Kompetensi Sistem Informasi terhadap Kinerja Pegawai PT Bank BNI

Syariah Wilayah Surabaya” ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan

untuk menjawab pertanyaan tentang apakah terdapat pengaruh signifikan antara integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi secara simultan terhadap kinerja pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya dan apakah terdapat pengaruh signifikan antara integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi secara parsial terhadap kinerja pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya.

Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian asosiatif. Subjek penelitian ini adalah pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya yang berjumlah 52 orang dengan respondent rate 84,6% (44 responden). Variabel dalam penelitian ini yaitu: variabel bebas meliputi integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi. Sedangkan untuk variabel terikatnya adalah kinerja pegawai. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebar kuesioner dan wawancara kepada responden. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi linier berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji statistik yaitu uji F (simultan) dan uji t (parsial).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem informasi berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja pegawai. Secara parsial Integritas moral dan kompetensi sistem informasi berpengaruh signifikan secara parsial terhadap kinerja pegawai sedangkan kemampuan menjalin relasi tidak berpengaruh terhadap kinerja pegawai

Saran bagi PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya hendaknya penelitian ini dijadikan acuan guna standar kompetensi pemilihan pegawai. Perusahaan diharapkan memperhatikan kemampuan yang dimiliki pegawai dan mengadakan pelatihan terkait kompetensi terutama yang berkaitan dengan soft skill agar tercipta produktifitas yang tinggi. Untuk penelitian selanjutnya yakni dapat mengembangkan penelitian ini dengan menambah data wawancara dan memperluas jumlah populasi.

(7)

B. Penelitian Terdahulu yang Relevan ...41

C. Kerangka Konseptual...46

D. Hipotesis ...46

BAB III METODE PENELITIAN ...47

A. Jenis Penelitian ...47

B. Waktu dan Tempat Penelitian ...47

C. Populasi dan Sampel Penelitian...48

(8)

E. Definisi Operasional...49

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ...54

G. Data dan Sumber Data...56

H. Teknik Pengumpulan Data ...56

I. Teknis Analisis Data ...57

1. Uji Asumsi Klasik...57

2. Tabulasi Responden ...62

3.Analisis Regresi Linear Berganda ...62

4. Uji Hipotesis ...6\3 BAB IV ANALISIS DATA...65

A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ...65

B. Deskripsi Umum Subjek Penelitian...75

C. Analisis Data...83

BAB V PEMBAHASAN ...98

BAB VI PENUTUPAN ...117

A. Kesimpulan ...117

B. Saran...117

DAFTAR PUSTAKA ...120

(9)

4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Integritas Moral (X1)...124

4.6 Distribusi Frekuensi Variabel Kemampuan Menjalin Relasi (X2) ...126

4.7 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi Sistem Informasi (X3)...128

4.8 Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja Pegawai (Y)...130

4.9 Hasil Uji Validitas Integritas Moral (X1) ...80

4.10 Hasil Uji Validitas Kemampuan Menjalin Relasi (X2) ...81

4.11 Hasil Uji Validitas Kompetensi Sistem Informasi (X3)...81

4.12 Hasil Uji Validitas Kinerja Pegawai (Y) ...82

4.13 Hasil Uji Reliabilitas ...83

4.14 Kolmogrov-Smirnov Test ...83

4.15 Hasil Uji Multikolinearitas ...85

4.16 Durbin Watson ...87

4.17 Hasil Analisis Regresi Linear Berganda ...88

4.18 Hasil Uji F (Simultan) ...91

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Konseptual...46

4.1 Struktur Kantor Cabang ...68

4.2 Struktur Kantor Cabang Pembantu ...69

4.3 GrafikP-Plot...84

(11)

Pedoman transliterasi yang digunakan untuk penulisan tersebut adalah

sebagai berikut:

Sumber: Kate L.Turabian. A Manual of W riters of Term Papers, Disertations (Chicago and London: The University of Chicago Press, 1987).

B. Vokal

(12)

ﺎَــــ fath}ahdanalif a> a dan garis di atas

ﻲ ِـــ kasrahdanya’ i> i dan garis di atas

و ـُـــ d}ammahdan

wawu

u> u dan garis di atas

Contoh :al-jama>‘ah (ﺔﻋ ﺎﻣﺟ ﻟا)

:takhyi>r ( )

: yadu>ru ( )

C. Ta’ Marbut}ah

Transliterasi untukta>’ marbu>t}ah ada dua :

1. Jika hidup (menjadimud}a>f) transliterasinya adalaht.

2. Jika mati atau sukun, transliterasinya adalahh.

Contoh :shari>‘at al-Isla>m (م ) :shari>‘ah isla>mi>yah ( )

D. Penulisan Huruf Kapital

Penulisan huruf besar dan kecil pada kata, phrase (ungkapan) atau

kalimat yang ditulis dengan translitersi Arab-Indonesia mengikuti ketentuan

penulisan yang berlaku dalam tulisan. Huruf awal (initial latter) untuk nama

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sumber daya manusia adalah aset utama dalam setiap berjalannya

kegiatan perusahaan. Agar dapat mencapai tujuannya, perusahaan harus

memiliki sumber daya manusia yang baik dan kinerjanya harus tinggi.

Sumber daya manusia yang unggul adalah sumber daya manusia yang tidak

hanya melakukan pekerjaan yang rutin yang diperintahkan tetapi dapat

menyerahkan hasil berupa nilai tambah bagi perusahaan.1Sumber daya

manusia dan perusahaan yang berkualitas akan sangat menentukan maju

mundurnya bisnis perusahaan di masa mendatang.2

Tanpa adanya unsur manusia dalam perusahaan, tidak mungkin

perusahaan tersebut dapat bergerak dan berjalan menuju yang diinginkan.

Sumber daya yang profesional, bermoral baik, jujur, dan berintegritas

merupakan tulang punggung operasional perusahaan. Dalam bisnis

perbankan, sumber daya manusia berperan sebagai “penjaga gawang” prinsip

kehati-hatian, patuh pada sistem dan prosedur, skaligus mampu menciptakan

budayagood coorporate governance(GCG).

Kurang tersedianya sumber daya manusia sekarang ini, memang telah

menjadi polemik yang tengah dihadapi lembaga keuangan syariah. Tidak

hanya persoalan kualitas, melainkan kuantitas juga menjadi sebuah persoalan

1Sutaryo Salim, “MSDM yang Unggul”, Jumal Bisnis dan Manajemen, NO. 2, Vol.1 (2002).

(14)

yang perlu dibenahi. Sebab, disaat meningkatnya industri perbankan syariah,

malah sumber daya manusianya merosot. Akibatnya bisnis ini menjadi

timpang.

Era globalisasi yang ditandai dengan derasnya arus informasi dan

cepatnya mobilitas manusia, modal, barang dan jasa, semakin terlihat pula

sifat ketergantungan dan sekaligus persaingan tajam antarbangsa. Oleh

karena itu kewajiban bagi manajemen sumber daya manusia untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh. Sumber

daya manusia perlu dikelola dengan baik dan profesional agar dapat tercipta

keseimbangan antara kebutuhan sumber daya manusia dengan tuntutan serta

kemajuan bisnis perusahaan.

Pembenahan secara menyeluruh terhadap sumber daya manusia

perbankan syariah menjadi sebuah keharusan. Sudah menjadi kebutuhan

mendasar semua pihak. Apalagi ancaman perkembangan industri syariah

mulai dimasuki oleh semua kalangan pelaku perbankan, baik konvensional

dan asing. Pada akhirnya, membuat industri ini semakin kompetitif dan

kompleks. Yang diuntungkan adalah konsumen atau nasabah, karena dari

percaturan persaingan tersebut, membuat para pelaku perbankan akan

bekerja maksimal supaya tidak kalah saing.

Tercapainya tujuan perusahaan tidak bisa dilepaskan dari sumber

daya yang dimiliki oleh perusahaan yang digerakkan atau dijalankan pegawai

yang berperan aktif sebagai pelaku dalam upaya mencapai tujuan perusahaan

(15)

mempunyai kinerja yang optimal. Kinerja adalah suatu hasil di mana

orang-orang dan sumber daya lain yang ada dalam perusahaan secara bersamaan

membawa hasil akhir yang didasarkan pada tingkat mutu dan standar yang

telah ditetapkan. Inisiatif pegawai dalam menyelesaikan tugas dan

pekerjaannya sangat memengaruhi hasil kerja semakin tinggi daya inisiatif

dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya, maka hasil kerja juga optimal.

Seiring persaingan yang semakin tajam, setiap perusahaan

membutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi agar

dapat memberikan pelayanan yang prima dan bernilai dengan kata lain

perusahaan tidak hanya mampu memberikan pelayanan yang memuaskan,

tetapi juga berorientasi pada nilai. Perusahaan memerlukan sumber daya

manusia yang memiliki keahlian dan kemampuan yang unik sesuai dengan

visi dan misi organisasi. Setiap sumber daya manusia harus bekerja sesuai

kemampuan dan keahliannya agar memperoleh hasil yang maksimal. Allah

Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA l-Isra’[17]: 84 :

“Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.”3(QS.A l-Isra’[17]: 84)

Untuk memenuhi kurang tersedianya sumber daya manusia yang

unggul dalam kualitas dan kuantitas dengan cara meningkatkan kompetensi

pegawai pada perusahaan. Perkembangan sumber daya manusia berbasis

3 Kementrian Agama Republik Indonesia, A l-Qur’an dan terjemahnya (Jakarta:CV.Mikhraj

(16)

kompetensi dilakukan agar dapat memberikan hasil yang sesuai dengan

tujuan dan sasaran organisasi dengan standar kinerja yang ditetapkan.

Kompetensi yang dimiliki individu dapat mendukung sistem kerja

perusahaan.4

Kompetensi pada umumnya diartikan sebagai kecapakan,

keterampilan, dan kemampuan. Kompetensi adalah penguasaan terhadap

suatu tugas, keterampilan, sikap, dan apresiasi yang diperlukan untuk

menunjang keberhasilan.5Kompetensi terbagi menjadi tiga yaitu kompetensi

inti atau dasar, kompetensi kepemimpinan atau manajerial dan kompetensi

operasional atau teknis.

Kompetensi dasar atau kompetensi inti adalah kompetensi yang harus

dimiliki pada setiap pegawai. Hampir semua lembaga keuangan syariah

melihat kemampuan yang dimiliki pegawai. Kemampuan yang utama dalam

kompetensi inti adalah integritas moral yang baik. Integritas membentuk

nilai dan budaya organisasi, komunikasi di dalamnya, hingga komitmen tiap

orang di dalamnya untuk menerapkan etika di dalam bisnisnya.

Integritas adalah berpikir jujur, apa adanya, tebuka, adil.6 Hidup

berdasarkan nilai-nilai luhur. Integritas adalah inti penentu sikap percaya di

dalam hubungan kerja organisasi. Integritas moral muncul sebagai suatu

kebutuhan terhadap tantangan tugas yang dihadapi, sebab tanpa prinsip

4Veithzal Rivai,Islamic Human..., 410.

5Edy Sutrisno,Manajemen Sumber Daya Manusia(Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2012), 204.

6

Anggara Wisesa,“Integritas Moral dalam Konteks Pengambilan Keputusan Etis”, Jurnal

(17)

tersebut tidaklah mungkin tercapai tingkat efektifitas dan produktivitas yang

tinggi. Pegawai dengan integritas yang tinggi akan lebih rasional, jujur, dan

bersikap independen. Karyawan yang memiliki integritas adalah kandidat

kuat sebagai pemimpin maupun pengikut. Karena integritas dapat membina

kepercayaan, memudahkan pencapaian standar yang tinggi, dan

menghasilkan reputasi yang kuat bukan hanya sekadar citra diri.7

Ketika para individu pegawai memiliki komitmen terhadap nilai-nilai

agama, maka integritas personal pegawai akan terbaca dan terbawa melalui

aktivitas-aktivitas yang merujuk pada konsistensi antara tindakan dan nilai

dalam tata kelola perusahaan dan pelayanan umum. Tidak hanya itu,

seseorang yang memiliki integritas akan cenderung menganggap bahwa

inovasi dan produktivitas merupakan tujuan hidup untuk dapat berusaha

lebih baik. Oleh karena itu kompetensi dasar dalam bentuk integritas moral

tercermin dalam pribadi pegawai bank syariah untuk terciptanya

peningkatan kinerja pegawai yang akan berimbas pada peningkatan kinerja

bank syariah.

Kompetensi dasar yang dimiliki harus ditunjang dengan kompetensi

kepemimpinan atau manajerial. Kemampuan manajerial adalah kemampuan

untuk memperoleh dan mengarahkan sumber daya lain dalam rangka

mewujudkan visi dan strategi perusahaan.8Kompetensi manajerial berkaitan

(18)

erat dengan kemampuan untuk membangun interaksi dengan orang lain

misalnyanetworking skillatau biasa disebut kemampuan menjalin relasi.

Kemampuan menjalin relasi adalah kemampuan emosional seseorang

dalam mengerti dan menjalankan perannya dengan individu-individu lain,

yang berarti komunikasi telah memasuki tahap psikologis di mana

komunikator dan komunikasinya saling memahami pikiran, perasaan dan

melakukan tindakan secara bersama dengan pihak di dalam organisasi

maupun diluar organisasi. dapat disebut juga kemampuan seseorang dalam

menjalin hubungan “h{ablun min al-na>s”. Adanya kemampuan menjalin relasi dari orang-orang yang berada didalam sebuah organisasi atau perusahaan,

baik itu pada tingkat manajer maupun pegawai, maupun diluar organisasi

yang nantinya kondisi lingkungan kerja tersebut dapat meningkatkan kinerja

pegawai. Kemampuan menjalin relasi dalam perusahaan merupakan hal

utama karena semakin baik kemampuan pegawai dalam menjalin relasi akan

menumbuhkan keterikatan pihak luar dengan organisasi.

Interaksi pegawai di dalam maupun di luar lingkungan perusahaan

merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan yang mana akan menimbulkan

tingkat kepuasan kerja pegawai. Dengan demikian yang terpenting dalam

mewujudkan kemampuan menjalin relasi adalah bagaimana kita memahami

hakekat manusia dan kemanusiaan serta bagaimana kita mampu menerima

orang lain di luar diri kita dengan apa adanya agar tercipta suasana kerja

yang harmonis dan baik yang dapat meningkatkan semangat kerja yang juga

(19)

Melengkapi kompetensi dasar dan kepemimpinan, maka dibutuhkan

pula kompetensi operasional atau kompetensi teknis. Kompetensi opersional

adalah kemampuan fungsional atau teknis suatu pekerjaan. Perubahan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang cepat serta ketatnya persaingan

mengharuskan individu perusahaan memiliki keahlian pendukung diluar yang

diwajibkan salah satunya adalah kompetensi sistem informasi.

Sistem informasi dalam organisasi menjadi satu basis yang penting

dalam pengembangan kemampuan sumber daya manusia. Sistem informasi

dewasa ini sudah tidak dapat dipisahkan peranannya dalam proses

mengerjakan tugas karyawan. Sistem informasi satu sisi memberikan

kelebihan yaitu dapat membantu karyawan dalam menyelesaikan

pekerjaannya, namun di sisi lain justru akan memberikan hambatan,

terutama bagi pegawai yang tidak menguasai aplikasi teknologi informasi.

Kompetensi teknis menjadi kompetensi pelengkap yang kompetensi sumber

daya manusia yang dibutuhkan oleh lmbaga keuangan syariah.

Penelitian ini adalah penelitian lanjutan yang dilakukan oleh Euis

Amalia, Asmawi dan Muhammad Nurianto Al Arif. Dalam buku yang

berjudul “Potret Pendidikan Ekonomi Islam di Indonesia”. Euis menjelaskan tentang hubungan kurikulum dan metode pembelajaran di perguruan tinggi

dengan kompetensi sumber daya manusia pada industri keuangan syariah di

Indonesia.

Hasil penelitian menjelaskan bahwa ada tiga kompetensi sumber daya

(20)

syariah. Tabel frekuensi kompetensi dasar menunjukkan 67,7% dari 31

lembaga keuangan yang menjadi responden sangat setuju bahwa pegawai

harus memiliki integritas moral yang baik. Pada tabel frekuensi kompetensi

manajerial menunjukkan bahwa 61% dari 31 lembaga keuangan sangat

setuju bahwa pegawai mampu menjalin networking secara baik. Terakhir

pada tabel frekuensi kompetensi operasional menunjukkan bahwa 35,5%

dari 31 lembaga keuangan sangat setuju mengenai keahlian computer skill

dan kompetensi sistem informasi yang harus dimiliki pegawai.9

Seluruh lembaga keuangan syariah yang menjadi responden sangat

setuju bahwa pegawai bank syariah harus memiliki integritas moral yang

baik, kemampuan menjalin hubungan, dan penguasaan sistem informasi.

Oleh karena itu peneliti menjadikan tiga kompetensi tersebut sebagai

variabel penelitian untuk mengetahui seberapa besar pengaruh tiga

kompetensi tersebut jika dimiliki oleh sumber daya manusia perbankan

syariah terhadap kinerja mereka.

Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembaga keuangan

berbasis Islam yang berjenis jasa keuangan perbankan syariah, yaitu bank

BNI Syariah wilayah Surabaya. Pada dasarnya, peningkatan manajemen

sumber daya manusia bagi sebuah lembaga keuangan khususnya perbankan

syariah adalah penting melihat perkembangan zaman dan kemajuan

teknologi yang pada dasarnya perlu diimbangi dengan adanya sumber daya

manusia yang kompeten. Bank BNI Syariah merupakan bank penerima

9 Euis Amalia, et al., Potret Pendidikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Jakarta: Gramata

(21)

penghargaan The Best Service Quality A ward 2016 kategori Perbankan

Syariah.10Penghargaan ini didapat tak lepas dari peran para pegawai bank

Syariah sehingga dalam mempertahankan hal tersebut didukung dengan

adanya peningkatan atau pengembangan sumber daya manusia bank BNI

Syariah secara berkelanjutan.

Dalam meningkatkan kompetensi dan mendorong kinerja pegawai,

selain diberikan pelatihan pegawai juga diberikan kesempatan untuk

melakukan On the job training yang lebih banyak memberikan kesempatan

pengembangan secara menyeluruh. Komposisi demografi pegawai BNI

Syariah saat ini 95% adalah tenaga-tenaga muda yang sangat produktif.

Untuk keselarasan dalam pengembangan mental spiritual, bank BNI

Syariah rutin melaksanakan siraman rohani mingguan yang dilakukan di

setiap unit baik Kantor Pusat maupun Wilayah. Selain itu rutinitas morning

briefing juga dilakukan sebelum bekerja yang diakhiri dengan doa bersama.

Satu hal lagi yang akan terus dipertahankan adalah kegiatan berjamaah

dalam melaksanakan salat fardhu baik saat waktu kerja maupun diluar waktu

kerja. Hal ini akan terus dikembangkan sebagai spirit dalam bekerja dan

beribadah yaitu implementasi dariama>nah danjama>’ahsebagai budaya kerja BNI Syariah.11

10 PT.Bank BNI Syariah, BNI Syariah Berhasil Mempertahakan Predikat The Best Service

Quality 2016,

http://www.bnisyariah.co.id/bni-syariah-berhasil-mempertahankan-predikat-the-best-service-quality-2016 diakses pada tanggal 20 Desember 2016

11PT.Bank BNI Syariah,karir, http://www.bnisyariah.co.id/karir diakses pada tanggal 11 Juni

(22)

Program yang diadakan juga mendukung visi yang dimiliki oleh bank

BNI Syariah yaitu “Menjadi bank syariah pilihan masyarakat yang unggul dalam layanan dan kinerja”. Bank BNI Syariah mengutamakan kualitas

sumber daya manusia yang dimiliki. Program tersebut diharapkan dapat

mendukung keberhasilan dan kesuksesan perusahaan, khususnya dalam

peningkatan kinerja sumber daya insani bank BNI Syariah wilayah Surabaya

untuk menghadapi persaingan perbankan yang ketat kedepan.12

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan di atas, penulis

memilih judul “ Pengaruh Integritas Moral, Kemampuan Menjalin Relasi dan Kompetensi Sistem Informasi terhadap Kinerja Pegawai PT Bank BNI

Syariah wilayah Surabaya”. Melalui penelitian ini, dapat menjadi evaluasi pada BNI Syariah wilayah Surabaya untuk meningkatkan kinerja pegawai

mereka.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka secara

pokok penelitian ini ingin mengemukakan beberapa permasalahan sebagai

berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin relasi,

dan kompetensi sistem informasi secara simultan terhadap kinerja

pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya ?

12PT.Bank BNI Syariah,karir, http://www.bnisyariah.co.id/karir diakses pada tanggal 11 Juni

(23)

2. Apakah terdapat pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin relasi,

dan kompetensi sistem informasi secara parsial terhadap kinerja pegawai

PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh integritas moral,

kemampuan menjalin relasi, dan kompetensi sistem informasi secara

simultan terhadap kinerja pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah

Surabaya?

2. Untuk mengetahui dan pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin

relasi, dan kompetensi sistem informasi secara parsial terhadap kinerja

pegawai PT Bank BNI Syariah wilayah Surabaya.

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini, peneliti bedakan menjadi dua, yaitu

sebagai berikut:

1. Bersifat Teoretis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memperkaya keilmuan yang berkaitan

(24)

b. Penelitian ini dapat menjadi salah satu media penyerapan informasi

tentang lembaga keuangan Islam khususnya perbankan Syariah dalam

rangka rekonstruksi kurikulum agar relevan dengan kebutuhan lembaga

keuangan Islam.

c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan pandangan dan sumber referensi

untuk memperkaya ilmu pengetahuan sehingga akan mempermudah

peneliti selanjutnya untuk meneliti terkait dengan pengaruh integritas

moral, kemampuan menjalin relasi, dan kompetensi sistem informasi

baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai.

2. Bersifat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi bank

BNI Syariah wilayah Surabaya, khususnya Manajer Sumber Daya

Manusia (SDM) bank BNI Syariah tersebut mengenai pengaruh

integritas moral, kemampuan menjalin relasi dan kompetensi sistem

informasi baik secara simultan maupun parsial terhadap kinerja pegawai

pada BNI Syariah wilayah Surabaya sehingga dapat memotivasi dalam

pengembangan sumber daya insani atau pegawai di bank BNI Syariah

wilayah Surabaya agar dapat meningkatkan mutu secara berkelanjutan.

b. Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan penulis tentang

pengaruh integritas moral, kemampuan menjalin relasi, dan kompetensi

(25)

pegawai pada BNI Syariah wilayah Surabaya. Sekaligus sebagai

pemenuhan tugas akhir guna mencapai gelar sarjana ekonomi Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan

(26)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen menjadi salah satu cabang ilmu pengetahuan dan dapat

diterapkan untuk memecahkan persoalan-persoalan dalam perusahaan serta

mengambil keputusan oleh pemimpin atau manajer. Sumber Daya Manusia

adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh manusia yang terdiri dari

kemampuan berfikir, berkomunikasi, bertindak, dan bermoral untuk

melaksanakan suatu kegiatan baik bersifat teknis maupun manajerial.

Manajemen Sumber Daya Manusia merupakan suatu gerakan

pengakuan terhadap pentingnya unsur manusia sebagai sumber daya yang

cukup potensial perlu dikembangkan sehingga mampu memberikan

kontribusi yang maksimal bagi perusahaan dan pengembangan dirinya.

Manajemen Sumber Daya Manusia digunakan untuk mengetahui pentingnya

karyawan sebagai aset perusahaan karena keterampilan, pengetahuan dan

pengalaman karyawan memiliki nilai ekonomis terhadap perusahaan.1

Manajemen Sumber Daya Manusia dapat diartikan sebagai ilmu

mengatur hubungan dan peranan tenaga kerja secara efektif dan efisien

sehingga tercapai tujuan organisasi atau perusahaan. Manajemen Sumber

(27)

Daya Manusia dapat juga diartikan sebagai kegiatan perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian atas pengadaan tenaga kerja,

pengembangan, kompensasi, integrasi pemeliharaan dan pemutusan

hubungan kerja dengan sumber daya manusia untuk mencapai sasaran

perorangan, organisasi dan masyarakat.2

Dalam usaha pencapaian tujuan perusahaan, permasalahan yang

dialami oleh manajemen hanya terletak pada bahan mentah, alat kerja, mesin

produksi, uang dan lingkungan kerja, tetapi juga menyangkut pegawai

(sumber daya manusia) yang mengelola faktor-faktor produksi. Pegawai

yang diolah lebih lanjut dengan diberikan pengalaman dan motivasi, dia akan

menjadi karyawan yang matang. Pengelolaan sumber daya manusia inilah

yang disebut dengan manajemen sumber daya manusia.3Hal ini tercermin

pada firmanAllah Subhanahuwata’ala dalam surahA l-Mujadilah[58]:11:

“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”4 (QS. A

l-Mujadilah[58]:11)

Sumber daya manusia dikelola secara baik dan professional agar

dapat tercipta keseimbangan antara kebutuhan sumber daya manusia dengan

tuntutan serta kemajuan bisnis perusahaan. Perkembangan bisnis perusahaan

2M.Yani,Manajemen Sumber Daya Manusia (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2012), 2. 3Veithzal Rivai,Islamic Human Capital(Jakarta: PT Rajagrafindo, 2009), 7.

4Kementrian Agama Republik Indonesia,A l-Qur’an dan terjemah(Jakarta: CV.Mikhraj

(28)

sangat tergantung pada produktivitas tenaga kerja yang ada diperusahaan,

sebagaimana firman Allah Subhanallahuata’ala dalam surah Y unus[10]:36:

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikitpun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.”5(QS.Y unus[10]:36)

Sesuatu yang diperoleh dengan prasangka sama sekali tidak bias

menggantikan sesuatu yang diperoleh dengan upaya sungguh-sungguh dan

ekhendak Allah Subhanahuawata’ala, Selanjutnya dfirman Allah

Subhanahuwata’ala dalam surahA l-A nfal[8]:23:

“Kalau sekiranya Allah mengetahui kebaikan ada pada mereka, tentulah Allah menjadikan mereka dapat mendengar. Dan jikalau Allah menjadikan mereka dapat mendengar, niscaya mereka pasti berpaling juga, sedang mereka memalingkan diri (dari apa yang mereka dengar itu).”6(QS.A l-A nfal[8]:23)

Bila pengelolaan sumber daya manusia dapat dilaksanakan secara

professional. Diharapkan sumber daya manusia bekerja secara efisien, efektif

dan produktif. Pengelolaan sumber daya manusia ini harus dimulai sejak

perekrutan, seleksi, pengklasifikasian, penempatan sesuai dengan

kemampuan, pelatihan dan perkembangan karirnya.7

(29)

2. Integritas Moral

Kata Integritas berasal dari bahasa latin “integrate” yang artinya

komplit, tanpa cacat atau sempurna. Maksudnya adalah apa yang ada di hati

sama dengan apa yang kita pikirkan, ucapkan, dan lakukan.Di dalam

wikipedia kamus elektronik kataintegrity berarti “the quality of being honest

and having strong moral principle”. Jika diterjemahkan berarti suatu kwalitas

dari sikap prilaku jujur dan memiliki prinsip-prinsip moral yang kuat.8

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil pemahaman yang

sederhana bahwa integritas adalah suatu sikap yang utuh antara

prinsip-prinsip moral dengan perbuatan yang lahir atau lebih sederhana lagi adalah

kesatuan antara sikap dengan nilai-nilai moral yang dipegang.9

Integritas adalah tidak semata-mata menyesuaikan realitas dengan

kata-kata kita . Integritas bersifat aktif sedangkan kejujuran bersifat pasif .

Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam surah A l-‘A raf [7]:

181:

”maka sesungguhnya akan Kami kabarkan kepada mereka (apa-apa yang telah mereka perbuat), sedang (Kami) mengetahui (keadaan mereka), dan Kami sekali-kali tidak jauh (dari mereka).”10(QS. A

l-‘A raf [7]: 181)

8 Zulkarnain Lubis, Makna Integritas Hakim dalam perspektif Islam,

http://www.ms- aceh.go.id/publikasi/artikel/2335-drs-zulkarnain-lubis-m-h-makna-integritas-hakim-dalam-persfektif-islam.html diakses pada tanggal 4 September 2016 pukul 20.00.

9Ibid,.

(30)

Dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa Dia menciptakan juga suatu

umat yang besar jumlahnya untuk menempati surga. Mereka terdiri atas

umat-umat dan suku-suku yang berjuang untuk membimbing manusia ke

jalan yang benar serta mendidik mereka berpendirian teguh. Mereka

menegakkan keadilan dan kebenaran yang telah ditetapkan Allah dan tidak

ada pilihan lain bagi mereka kecuali jalan Allah itu.11

Sikap integritas mempunyai keutuhan dalam perbuatan yang baik.

Tidak akan mencampuradukkan nillai yang jelas bertentangan seperti antara

kebohongandan kejujuran, kesombongan dan kerendahan hati, ketidakadilan

dan kedholiman dan lain sebagainya. Di dalam al-Quran sikap orang yang

seperti ini dijamin akan mendapatkan keamanan dan kedamaian sebagaimana

telah dijelaskan di dalam surahA l-A nam[6]:82:12

“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”13(QS.A l-A nam [6]:82)

Lebih tegas lagi ditekankan Allah Subhanahuwata’ala dalam surat

A l-Baqarah[2]: 42:

ََو ِ

11Ahmad ibrahim,Manajemen Syariah(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2006), 441-442. 12Zulkarnain Lubis, Makna Integritas Hakim …

(31)

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”14(QS.A l-Baqarah[2]: 42)

Ayat-ayat ini jelas sekali mendorong agar mempunyai sikap

yang kokoh dalam memegang nilai-nilai kebaikan dan kebenaran tidak

setengah-setengah.15

Integritas adalah suatu nilai yang mencerminkan kesamaan antara

hati, ucapan dan tindakan (pendekatan moral). Integritas sangat erat

kaitannya dengan etika dan moralitas. Etika adalah standar tentang mana

yang benar dan mana yang salah serta mana yang baik dan mana yang jahat.

Sedangkan moralitas adalah tindakan aktual tentang hal yang benar dan

salah, baik dan jahat. Jadi seseorang yang memiliki integritas dengan moral

yang baik, dia akan memiliki pemikiran moral yang baik serta

mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari hari.16

Menurut Supriyanto, integritas terbagi dalam lima level. Level satu

adalah seseorang yang sudah berhasil melawan egoismenya akan bertindak

selaras dengan mentalitas berkelimpahan. Perilaku pokoknya antara lain :17

a. Mendahulukan kepentingan orang lain

b. Membantu orang lain dengan sukarela

14Kementrian Agama Republik Indonesia,A l-Qur’an dan terjemah…,4. 15Zulkarnain Lubis, Makna Integritas Hakim …

(32)

c. Memperhatikan lingkungan sekitar

d. Menerima kritik dari orang lain dan memperbaiki diri

e. Membuka diri pada penyelenggara ilahi

Integrasi level dua adalah bertindak jujur dan terus terang . Perilaku

pokoknya antara lain :

a. Membuat dan menepati janji

b. Mengenali kelemahan dan kemampuan diri sendiri

c. Mengoreksi kekeliruan yang dibuat

d. Meminta maaf atas perbuatan dan mengganti rugi

e. Mudah mengungkapkan perasaan kepada orang lain

Integrasi level tiga adalah memperhitungkan pengorbanan dan hasil.

Perilaku pokoknya antara lain:

a. Memberikan hak seseorang sesuai dengan tanggung jawab yang dituntut

b. Memberi saran perbaikan atau kritik dengan terus terang

c. Tidak membicarakan kejelekan orang lain

d. Menjaga segala sesuatu sesuai dengan keadaan terbaiknya

(33)

Integrasi level empat adalah bertindak bijak. Perilaku pokoknya

antara lain:18

a. Menghormati norma sopan santun setempat

b. Menaati peraturan yang berlaku

c. Menjalankan tugas dengan rajin dan tekun

d. Menjaga keseimbangan fisik , emosi, mental dan spiritual

e. Menjadi teladan

Integrasi level lima adalah bertindak sesuai dengan perilaku luhur.

Perilaku pokoknya adalah:

a. Mengutamakan kebenaran dalam setiap tindakan

b. Mempertahankan kehidupan dengan risiko apapun

c. Memajukan kesatuan diantara umat manusia

d. Meningkatkan kesejateraan umum

e. Menjaga kelestarian alam

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik

dan merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya.

Integritas mengharuskan seorang pegawai untuk bersikap jujur dan

(34)

transparan, berani, bijaksana dan bertanggung jawab.19Integritas paling

sering dikaitkan dengan kejujuran individu.20 Hal yang sama juga dilakukan

oleh Butler dan Cantrell yang mengartikan integritas sebagai reputasi dapat

dipercaya dan jujur dari seseorang untuk menjelaskan istilah “kepercayaan”

di dalam konteks organisasi. Integritas juga ditempatkan sebagai sebagai inti

etika keutamaan yang digagas oleh Solomon dengan menyebut integritas

tidak hanya tentang otonomi individu dan kebersamaan, tetapi juga loyalitas,

keserasian, kerjasama, dan dapat dipercaya.

Integritas adalah satu-satunya pembentuk kepercayaan. Mungkin

anggapan ini sebagian orang merupakan suatu hal yang benar tetapi akan

sangat tidak bijaksana apabila menganggap integritas adalah satu-satunya

pembentuk kepercayaan diri seseorang. Berikut ini beberapa hal yang erat

kaitannya dengan integritas, yang bersumber dari ajaran Islam yang

transenden.21

a. Kejujuran mutlak diperlukan dalam mengelola bisnis, terlebih dalam

menjaga interaksi seorang pebisnis dengan mitranya.

b. Memenuhi komitmen yang sudah ditetapkan, dengan melakukan

pengukuran kemampuan terlebih dahulu. Artinya komitmen harus dibuat

sesuai dengan rasionalitas dan dengan persiapan yang matang.

19 Sukriah, et al., “Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan”, Simposium Nasional A kuntansi X II,

(2009).

20Yulk & Van Fleet dalam Dwi Prawani “Memahami KonsepIntegritas”,Jurnal STIE Semarang,

Vol.5, No.03, (2013).

21Ika Yunia Fauzia,Etika Bisnis Dalam Islam(Jakarta: Kencana Prenadamedia Group, 2014),

(35)

c. Menjaga dan mempertahankan amanah (kepercayaan) adalah kewajiban

dalam berbisnis.

d. Kesiapan untuk menerima kebaikan yang datang, tulus menerima dan

mempelajarinya

e. Ibadah menjadi dasar dalam kegiatan berbisnis dan ini menjadi motivasi

utama agar pebisnis senantiasa mawas diri.\

f. Menjunjung tinggi prinsip keadilan dalam setiap aktivias bisnis.

3.Kemampuan menjalin relasi

Definisi kemampuan menjalin relasi dalam penelitian ini mengacu

pada teori keterampilan hubungan sosial. Keterampilan hubungan sosial

memang sangat diperlukan dalam kehidupan bermasyarakat karena hal itu

merupakan satu cara untuk dapat berinteraksi dengan orang dan saling

menguntungkan diantaranya. Dalam istilah lain keterampilan hubungan

sosial sering juga di sebut dengan istilah keterampilan sosial.

Philips menjelaskan bahwa keterampilan sosial merupakan

kemampuan berinteraksi dengan orang lain dan bagian dari sifat manusia.

Sebagai sesuatu yang memiliki sifat dinamis, keterampilan hubungan sosial

dapat dikembangkan dan merupakan sesuatu yang manusiawi. Seseorang

menjadi terampil bersosial tergantung kepada komunikasinya dengan orang

lian, baik pria atau wanita dalam suatu cara memenuhi hak/ kebenaran,

(36)

bebas dan terbuka. Dengan demikian, keterampilan sosial tersebut dapat

diajarkan dengan berinteraksi langsung dengan masyarakat.22

Menurut Cartledge dan Milburn, Keterampilan sosial merupakan

kemampuan mengadakan hubungan dan memecahkan masalah yang

berkaitan dengan orang lain, sehingga memperoleh adaptasi kehidupan di

masyarakat secara harmonis. Keterampilan sosial tersebut terdiri atas: (a)

perilaku terhadap lingkungan, (b) perilaku interpersonal, (c) perilaku yang

berhubungan dengan diri sendiri, dan (d) perilaku yang berhubungan dengan

tugas.23Keterampilan tersebut memiliki aspek dan indikator sebagaimana

dibawah ini:

a. Perilaku terhadap Lingkungan (environmental Behaviors)

Perilaku terhadap lingkungan merupakan kepedulian kepada lingkungan

dan emergensi serta tindakan di lingkungan guna menciptakan suasana

sosial yang harmonis.

b. Perilaku interpersonal (Interpersonal Behaviors)

Perilaku interpersonal adalah kemampuan menerima pengaruh orang lain,

berhadapan dan mengatasi konflik, memperoleh perhatian, salam dengan

orang lain, membantu orang lain, membuat percakapan, kerjasama, sikap

22E.L.Philipsdalam L.L’abate and M.A. Milan,Handbook of Social Skills Training and Research

( New York: John Willey & Sons: 1985), 6.

23G.Cartledge and J.F.Milburn,Teaching Social Skill to Children: Innovative Approach, (New

(37)

positif terhadap orang lain, bergaul secara informal, dan menjaga milik

orang lain.

c. Perilaku yang Berhubungan dengan Diri Sendiri (Self-Related Behaviors)

Perilaku yang berhubungan dengan diri sendiri adalah kemampuan

menerima konsekuensi, berperilaku etis, menyatakan perasaan, sikap

positif, bertanggung jawab, dan peduli terhadap diri guna menjalin

hubungan dengan orang lain.

d. Perilaku yang Berhubungan dengan Tugas (Task-Related Behaviors)

Perilaku yang berhubungan dengan tugas adalah kemampuan

mengerjakan suatu pekerjaan yang mencakup bertanya dan menjawab

pertanyaan, menampilkan perilaku, partisipasi, mengikuti aturan

aktivitas kelompok, kewirausahaan, dan kualitas pekerjaan.

Hubungan antar pegawai dalam sebuah perusahaan aspek penting

untuk memenuhi kebutuhan mereka yang bersifat non-materi

(kejiwaan-spiritual). Jika kebutuhan ini dapat terpenuhi akan mendorong dan

memotivasi pegawai untuk bekerja lebih optimal. Mereka melakukan itu

semua dengan penuh keikhlasan dan semangat saling membantu satu sama

lain. Bila hubungan antar manusia didasari dengan keikhlasan dan dijadikan

(38)

manfaat yang dapat diambil oleh manusia sebagaimana dikemukakan Al

Qasimi Addimasyqi, Muhammad Jamaluddin24yaitu:

a. Mampu memberi dan menerima ilmu pengetahuan;

b. Memberi dan mengambil makna pengalaman kehidupan;

c. Mampu mendidik dan menerima didikan;

d. Meningkatkan kesetiakawanan;

e. Memperoleh pahala dan menyebabkan orang lain berpahala dengan jalan

memenuhi hak-hak orang lain;

f. Membiasakan diri rendah hati atau tawadlu;

g. Dapat mengambil suri teladan

Manusia dipandang sebagai makhluk mulia yang memiliki

kehormatan dan berbeda dengan makhluk lain. Islam mendrorong umatnya

untuk memperlakukan manusia dengan baik, membina hubungan dengan

semangat kekeluargaan dan saling tolong menolong.

Allah Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA l-Hujurat [49]:13:

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu

berbangsa-24 Al Qasimi Addimasyqi dan Muhammad Jamaluddin, Mu’izahatul Mukminin min Ihya

(39)

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”25(QS.A l-Hujurat [49]:13) Manusia membutuhkan hubungan manusiawi yang efektif untuk

saling kenal mengenal. Dalam hubungan manusia dapat saling membantu

dalam usahanya mencari ridha Allah SWT menjadi umatnya yang bertakwa.

Hal tersebut juga berlaku dalam hubungan antara seorang pemimpin dan

yang dipimpin. Pemimpin memikul kewajiban dan tanggung jawab

menciptakan dan membina hubungan manusiawi yang efektif, tidak saja

dalam kepemimpinan keagamaan, akan tetapi dalam semua bidang. Setiap

umat Islam yang mendapatkan amanah menjadi pemimpin harus menyadari

bahwa kepemimpinannya itu merupakan karunia, titipan, dan pinjaman Allah

SWT.

Sehubungan dengan kualitas hubungan antar manusia, Allah Swt

berfirman dalam AlQur’an dalam surahA l-‘Imran[3]:159:

“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada

(40)

Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.”26(QS.A l-‘Imran[3]:159)

Hamka menjelaskan tentang QS. A li Imran ayat 159 ini, dalam ayat

ini bertemulah pujian yang tinggi dari Allah terhadap Rasul-Nya, karena

sikapnya yang lemah lembut, tidak lekas marah kepada ummat -Nya yang

tengah dituntun dan dididiknya iman mereka lebih sempurna. Sudah

demikian kesalahan beberapa orang yang meninggalkan tugasnya, karena

laba akan harta itu, namun Rasulullah tidaklah terus marah-marah saja.

Melainkan dengan jiwa besar mereka dipimpin.27

4.Kompetensi Sistem Informasi

a.Kompetensi

Kompetensi merupakan kemampuan melaksanakan kegiatan kerja

terhadap standar yang dibutuhkan dalam pekerjaan. Kompetensi adalah

uraian tentang sesuatu yang harus dapat dilakukan seseorang dalam lingkup

jabatan yang diembannya.28 Kompetensi dipercaya sebagai faktor kunci

dalam keberhasilan seseorang dalam pekerjaannya.29Kompetensi dianggap

memiliki nilai terhadap kinerja pegawai. Kompetensi yang mencakup

faktor teknis dan non teknis, keperibadian dan tingkah laku, soft skill dan

26Kementrian Agama Republik Indonesia,Al-Qur’an dan terjemah…,37. 27Hamka,Tafsir Al-Azhar(Jakarta: Pustaka Panjimas, 1980), 129. 28Vithzal Rivai,Islamic Human Capital…, 420.

(41)

hard skill, kemudian banyak digunakan sebagai aspek yang dinilai banyak

perusahaan untuk merekrut pegawai.30

Kompetensi juga merupakan pengetahuan, keterampilan dan

kemampuan yang berhubungan dengan pekerjaan.31 Islam mendorong

umatnya untuk memilih calon pegawai berdasarkan pengetahuan,

pengalaman, dan kemampuan teknis yang dimiliki. Hal ini sesuai firman

AllahSubhanahuwata’ala dalam surahA l-Qasas[28]: 26:

“Salah seorang dari kedua wanita itu berkata: "Ya bapakku ambillah ia sebagai orang yang bekerja (pada kita), karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) ialah orang yang kuat lagi dapat dipercaya."32(QS. A l-Qasas [28]:

26)

Kemampuan dapat meningkatkan derajat seseorang lebih tinggi

daripada mereka yang berilmu rendah, lebih-lebih tidak mempunyai ilmu.

Sebagaimana firman Allah Subhanahuwata’ala dalam surah A l-Mujadilah

[58]:11:

“Hai orang-orang beriman apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, niscaya Allah akan

30Ibid. 422 31Ibid. 423

(42)

meninggikan orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”33(QS. A l-Mujadilah

[58]:11)

Jelas dihadapan Allah, sumber daya manusia yang memiliki ilmu

lebih tinggi derajatnya daripada manusia yang tidak memiliki ilmu. Ilmu

yang dimaksud disini adalah kemampuan dalam menguasai suatu materi.

Kemampuan dalam memahami, mengingat dan mengaplikasikan suatu

materi.

Allah Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA l-Isra’[17] :13-14:

ُ َو

“Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu"34(QS.A l-Isra’[17] :13-14)

Maksud dari ayat di atas, amal perbuatan yang pernah dikerjakan

yakni perbuatan baik maupun buruk. Allah akan menetapkannya dan

kemudian memberikan ganjaran atasnya. Di hari kiamat nanti semua yang

pernah kita kerjakan pasti akan disebutkan. Tidak ada seorang pun yang

lupa terhadap apa yang dulu pernah dikerjakannya.

Standar kompetensi merupakan kesepakatan tentang kompetensi

yang diperlukan untuk suatu bidang pekerjaan oleh seluruh“stakeholder”di

(43)

bidangnya. Dengan pernyataan lain, yang dimaksud dengan standar

kompetensi adalah perumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki

seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas

pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang

dipersyaratkan. Dengan dikuasainya standar kompetensi tersebut oleh

seseorang yang bersangkutan akan mampu:35

1) Mengerjakan suatu tugas atau pekerjaan;

2) Mengelola pekerjaan tersebut agar dapat dilaksanakan;

3) Mengetahui apa yang harus dilakukan jika terjadi sesuatu yang berbeda

dengan rencana semula;

4) Menggunakan kemampuan yang dimilikinya untuk memecahkan

masalah atau melaksanakan tugas dengan kondisi yang berbeda.

b. Sistem Informasi

Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi

yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung

operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan

menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.36 Sedangkan menurut O’Brien sistem informasi adalah suatu kombinasi

terartur apapun dari people (orang), hardware (perangkat keras), software

35Vithzal Rivai,Islamic Human Capital, 441.

36Robert dan Roscoe David dalam H.M. Jogianto, A nalisa dan Desain Sistem Informasi,

(44)

(piranti lunak), computer networks and data communications (jaringan

komunikasi), dan database (basis data) yang mengumpulkan, mengubah

dan menyebarkan informasi di dalam suatu bentuk organisasi.

Tujuan dari banyak perusahaan saat ini adalah untuk

memaksimalkan nilai pelanggan dan bisnis perusahaan dengan

menggunakan teknologi informasi untuk mendukung para pegawai mereka

dalam mengeimplementasikan proses bisnis kooperatif dengan para

pelanggan, pemasok, dan pihak lainnya. Oleh karena itu, keberhasilan

sistem informasi tidak seharusnya hanya diukur melalui efisiensi dalam hal

meminimalkan waktu, biaya, dan penggunaan sumber daya informasi.

Keberhasilan juga harus diukur dari efektivitas teknologi informasi dalam

mendukung strategi bisnis organisasi, memungkinkan proses bisnisnya,

meningkatkan struktur organisasi dan budaya, serta meningkatkan nilai

pelanggan dan bisnis perusahaan.37

5. Kinerja Pegawai

Kinerja adalah kegiatan pengolahan sumber daya organisasi, untuk

mencapai tujuan organisasi. 38 Kinerja pegawai sangat signifikan

berkontribusi pada kinerja organisasi, oleh karenanya harus dikelola

sedemikian rupa.39

37O’Brien, JA. Marakas, George.Management Information sistem. Ninth edition. (Mc Graw Hill:

Inc Boston, 2009).

(45)

Adapun teori ini didukung oleh Istijanto yang menyatakan bahwa

setiap pegawai perlu saling berhubungan satu sama lain agar terjadi

kesatuan arah dan gerak untuk mengembangkan perusahaan sesuai tujuan

yang diharapkan, yang mana tujuan tersebut dapat diwujudkan dengan

komunikasi. Adapun faktor-faktor yang dinilai pada penilaian pegawai

yaitu hasil kerja diantaranya kualitas, kuantitas pekerjaan dan sifat pribadi,

diantaranya orientasi pada pelanggan, kerja sama, kemampuan teknik,

akhlak, kedisiplinan, motivasi berprestasi, inisiatif dan pengembangan

diri.40 Kinerja pegawai adalah hasil dari perilaku anggota organisasi,

dimana tujuan aktual yang ingin dicapai adalah dengan adanya perilaku.41

Kriteria kinerja kerja juga harus jelas bagi semua pihak. Para

pegawai harus memahami dan menerima tujuan dan mekanik sistem

penilaian bagian mereka. Tidak semua sistem standar kinerja berhasil.

Beberapa program gagal mencapai potensinya karena manajemen puncak

tidak terlibat atau sasaran-sasaran organisasi tidak terdefiniskan. Pokok

pengembangan standar kinerja adalah keharusan pengawas untuk bersikap

jujur dan memandang penilaian kinerja. Sasaran proses penilaian adalah

membuat pegawai memandang diri mereka sendiri seperti apa adanya,

40Sedarmayanti,Pengembangan Kepribadian Pegawai, (Bandung: Mandar Maju, 2004), 64. 41 Ambar Tsulistiyani & Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia: konsep, teori dan

(46)

mengenali perlunya perbaikan kinerja kerja dan melibatkan pegawai dalam

membuat rencana perbaikan kinerja kerja.42

Untuk mengukur kinerja, dapat digunakan beberapa ukuran kinerja.

Beberapa ukuran kinerja yang meliputi:

a. kuantitas kerja,

b. kualitas kerja,

c. pengetahuan tentang pekerjaan,

d. kemampuan mengemukakan pendapat,

e. pengambilan keputusan,

f. perencanaan kerja

g. daerah organisasi kerja.

Setiap pegawai melaksanakan pelatihan sehingga, mampu

mengoperasionalkan sesuai dengan unit yang sedang dikerjakan.

Berdasarkan fakta, penurunan kinerja pegawai sedikit dipengaruhi oleh

pegawai yang tidak masuk, cuti, sakit, dan lain-lain.

Gibson mengatakan kinerja individu adalah dasar kinerja organisasi

yang sangat dipengaruhi oleh karakteristik individual, motivasi individu,

pegharapan, dan penilaian yang dilakukan oleh manajemen terhadap

pencapaian hasil kerja individu.43

42A. Dale Timpe, Seri Manajemen Sumber Daya Manusia Kinerja (Jakarta: Elex Media

Komputindo, 2002), 112.

43Kasmir,Manajemen Sumber Daya Manusia Teori dan Praktik(Jakarta:Rajawali Pers, 2016),

(47)

Bagi karyawan yang memiliki kinerja yang baik biasanya

perusahaan memberikan reward kepada karyawan agar lebih terpacu lebih

baik lagi dalam bekerja dan mencapai target yang telah ditentukan

perusahaan. Ayat Al-Quran yang menerangkan tentang penilaian kinerja

yaitu surahA t-Tawbah[9]:105 :

َُو ِ َو

َو

“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”44(QS.A t-Tawbah[9]:105)

Kinerja dalam Islam, dimensi kinerja dalam teori modern sesuai

dengan tuntunan Islam, namun Islam lebih komprehensif, tidak sekedar

pencapaian kinerja untuk kepentingan dunia, tetapi juga kepentingan

akhirat. Kinerja tidak hanya harus dilakukan dg cara yg baik, tetapi juga

dengan cara yg benar. Indikator Kinerja Islami (5K):45

a. Kualitas:

1) Bekerja dengan benar dan baik.

Allah telah menjanjikan balasan bagi orang yang melakukan sesuatu

yang baik (amal shaleh) dengen kehidupan yang baik. Allah

Subhanahuwata’ala berfirman dalam surahA n-Nahl[16]:97:

44Kementrian Agama Republik Indonesia,Al-Qur’an dan terjemah…, 103.

45Ilfi Nur Diana,Kinerja dalam Islam, http://slideplayer.info/slide/2986589/ diakses pada tanggal

(48)

“Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.”46(QS.A n-Nahl[16]:97) Amal saleh adalah perbuatan yang bermanfaat untuk pribadi,

keluarga dan menusia secara keseluruhan. Jika dikaitkan dengan kinerja ,

ayat ini memberi motivasi agar selalu melakukan amal yang baik dengan

cara yang baik. Dengan demikian kualitas kerja dapat diukur dari seberapa

jauh melaksanakan amal sesuai aturan agama, jujur dan dapat dipercaya

sehingga tidak terjadi manipulasi, penyalahgunaan wewenang, dan juga

penipuan yang bisa merugikan orang lain.

2) Ikhlas

Ikhlas merupakan kunci diterimanya semua amal perbuatan Orang

yang ikhlas akan diberi pahala yang besar. Orang yang berkinerja baik

adalah orang yang mengerjakan tugasnya dengan penuh ikhlas, sehingga ia

menyelesaikannya dengan tanpa ingin dipuji pimpinan, melaksanakan

dengan penuh suka cita dan ramah.

ِ

“Kecuali orang-orang yang taubat dan mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan)

(49)

agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.” 47 (QS.

An-Nisa’[4]:146)

Ayat tersebut menjelaskan bahwa orang yang akan mendapat pahala

besar yaitu orang yang bertaubat, mengerjakan kebaikan, berpegang teguh

pada agama dan ikhlas.\

3) Ramah

Allah akan memberi rahmat kepada orang yang ramah. Ramah dapat

diartikan juga dengan keberhasilan dari suatu yang diharapkan. Nabi

bersabda: Allah merahmati seseorang yang ramah ketika menjual, membeli

dan pembayaran hutang.

4) Efisien atau Hemat

Islam mengajarkan agar tidak berlebihan dan juga tidak kikir dalam

menggunakan.Allah Subhanahuwata’alaberfirman :

“Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian.”48(QS.Al-Furqan[25]:67)

Ayat tersebut bila dikaitkan dengan kinerja, maka seorang dinilai

baik kinerjanya bila dapat menjaga asset lembaga, tidak berlebihan dalam

(50)

penggunaannya tetapi juga tidak menahannya sama sekali sehingga

mengorbankan milik pribadi.

b. Kuantitas:

1) Jumlah Kerja

“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui”49(QS.Al-Baqarah[2]:261)

Ayat tersebut menjelaskan balasan bagi orang yang menafkahkan

harta di jalan Allah (untuk kebaikan, membantu yang lemah). Ayat tersebut

juga mengisyaratkan tidak saja nafkah berupa harta tetapi juga tenaga dan

pikiran. masing-masing satu amal akan dilipatkan pahalanya menjadi 7

bulir, setiap satu bulir ada seratus biji, sehingga satu amal mendapat 700

pahala. ayat tersebut tidak harus dipahami dalam arti angka 7 yang

sesunggu hnya, tetapi bisa lebih besar dari angka tersebut.

2) Sesuai target

Seorang muslim dituntut untuk bekerja sesuai dengan tujuan dan

target. Inilah yang kemudian disebut dengan profesional. Nabi bersabda

“Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang jika mengerjakan tugas

(51)

dilaksanakan dengan itqan (sesuai tujuan, target dan sebaik-baiknya)”.

Melakukan kegiatan sesuai tujuan yang telah ditetapkan dan sesuai target

yang diharapkan, serta teratur sesuai tahapan-tahapannya.

3) Mampu mengeluarkan ZIS

Kinerja juga bisa diukur dari sisi seberapa banyak zakat dan sedekah

yang dikeluarkan dari hasil kerja yang dicapai selama periode tertentu. Ini

dapat dilihat dari konsep nisab dalam zakat. Zakat harta dikeluarkan

apabila memenuhi nisab atau jumlah tertentu. Misalnya seseorang tidak

dikenakan zakat apabila hasil kerja selama satu tahun tidak mencapai satu

nisab.

c. Ketepatan waktu

Istiqomah waktu kinerja yang baik dapat diukur dari keistiqomahan

waktu dalam bekerja. Hal ini dapt dilihat : ajaran Islam tentang kewajiban

membayar zakat setelah memenuhi waktu satu tahun, ajaran Islam tentang

ketepatan waktu dalam melakukan ibadah salat, ajaran Islam untuk

melakukan aktivitas secara seimbang antara kebutuhan kerja, ibadah dan

istirahat. Islam memberi batasan waktu satu tahun bagi muzakki, ini

menunjukkan bahwa kinerja dapat dinilai dalam satu periode yaitu satu

tahun. Waktu adalah modal utama manusia, jika tidak diisi sebaik mungkin

(52)

d. Keandalan

Kemampuan memenuhi atau mengikuti instruksi, inisiatif, hati-hati,

kerajinan dan kerjasama. Kerjasama tim dalam Islam sangat dianjurkan,

agar dapat memperoleh hasil kerja yang maksimal. Begitupun dalam

bekerja, antar pegawai perlu kerja sama untuk mencapai sebuah

keberhasilan organisasi.

e. Kreativitas

Selalu berpikiran ke depan, menciptakan hal baru yang lebih baik,

dan dapat menyelesaikan setiap ada pesoalan, serta kreatif

mengembangkan kemampuan diri. Allah telah menganjurkan hambanya

untuk merubah hidup dengan berusaha dan kreatif, tanpa usaha dan kreasi

maka tujuan manusia tidak akan tercapai. Allah Subhanahuwata’ala

berfirman :

ن ِإ

ٍلاَو ِ

“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”50(QS.Ar-Ra’d[13]:11)

(53)

B. Penelitian Terdahulu Yang Relevan

1. Yusnaena dan Syahril dalam jurnal Menara Ilmu yang berjudul Pengaruh

Integritas terhadap Kinerja Karyawan pada Sekertariat Daerah Kabupaten

Pesisir Selatan. Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh integritas

terhadap kinerja karyawan. Populasi penelitian ini adalah karyawan

Sekertariat Daerah Pesisir Selatan. Sampel yang digunakan sebanyak 66

orang. Variabel independen terdiri dari Integritas dan variabel dependen

yang digunakan adalah kinerja karyawan. Hasil penelitian ini menjelaskan

bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan integritas terhadap kinerja

karyawan Sekertariat Daerah Pesisir Selatan.51

Perbedaan penelitian ini yaitu berbeda objek dan sampel, berbeda

teknik pengambilan sampel. Penelitian ini menggunakan metode sampel.

Objek dari penelitian ini adalah karyawan pemerintahan sedangkan objek

dalam skirpsi adalah pegawai bank BNI Syariah. Persamaan penelitian ini

terletak pada variable independen yaitu integritas moral dan variabel

dependen yaitu kinerja pegawai.

2. Sopan Andrianto dalam jurnal Manajemen Pendidikan yang berjudul

Pengaruh keterampilan teknis, keterampilan sosial, keterampilan

konseptual, dan keterampilan manajerial terhadap kinerja kepala sekolah

dasar negeri di wilayah Jakarta Pusat. Tujuan dari penelitian ini adalah

51Yusnaena dan Syahril, “Pengaruh Integritas terhadap Kinerja Karyawan pada Sekertariat

(54)

untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan keungkinan kinerja

kepala sekolah dipengaruhi oleh keterampilan teknis, keterampilan social,

keterampilan konseptual, dan keterampilan manajerial. Populasi

penelitian ini adalah kepala sekolah dasar negeri di Jakarta Pusat yang

terpilih. Sampel yang digunakan sebanyak 114 sampel yang dipilih.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah keterampilan teknis,

keterampilan sosial, keterampilan konseptual dan keterampilan manajerial.

Hasil penelitian menunjukkan keterampilan teknis berpengaruh langsung

terhadap keterampilan menejerial, keterampilan sosial berpengaruh

langsung terhadap keterampilan manajerial, keterampilan konseptual

berpengaruh langsung terhadap keterampilan manajerial, dan

keterampilan manajerial berpengaruh langsung terhadap kinerja kepala

sekolah.52

Perbedaan penelitian ini dengan proposal terletak pada variable

independen yaitu keterampilan teknis, keterampilan konseptual dan

keterampilan manajerial. Subjek dalam penelitian adalah kepala sekolah

dasar negeri di Jakarta Pusat. Sedangkan dalam proposal subjek

penelitiannya adalah pegawai bank BNI syariah. Persamaan penelitian ini

dengan proposal terletak pada variable independen yaitu keterampilan

social dan variable dependen yaitu kinerja karyawan.

52Sopan Andrianto, “Pengaruh Keterampilan Teknis, Keterampilan Sosial, Keterampilan

Konseptual, dan Keterampilan Manajerial terhadap Kinerja Kepala Sekolah Dasar Negeri di

(55)

3. Yesi Irawati dalam jurnal Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Riau

yang berjudul Pengaruh Teknologi Informasi Dan Keahlian Komputer

Terhadap Sistem Informasi Akuntansi Pada Rumah Sakit Swasta di Kota

Pekanbaru. Penelitian ini bertujuan untuk menguji secara empiris

pengaruh teknologi dan keahlian komputer terhadap sistem informasi

akuntansi pada rumah sakit swasta di Kota Pekanbaru. Penelitian ini

dilakukan pada 18 Rumah Sakit Swasta di Kota Pekanbaru. kuesioner

yang ada didistribusikan sebanyak 72 buah. Alat analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah regresi berganda. Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah teknologi informasi dan keahlian

komputer. Variabel dependen penelitian ini adalah sistem informasi

akuntansi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa teknologi informasi

dan keahlian komputer berpengaruh signifikan terhadap sistem informasi

akuntansi secara parsial dan simultan.53

Perbedaan penelitian ini dengan proposal terletak pada variable

dependen yaitu sistem informasi akuntansi serta terletak pada objek dan

sampel penelitian adalah rumah sakit swasta di Kota Pekanbaru.

Persamaan penelitian ini dengan proposal terletak pada variable

independen yaitu keahlian teknis berupa kemampuan komputerisasi

sedangkan dalam proposal variable independen yang digunakan ialah

kompetensi sistem informasi.

53Yesi Irawati, et al.,“Pengaruh Teknologi Informasi dan Keahlian Komputer terhadap Sistem

Informasi Akuntansi pada Rumah Sakit Swasta Di Kota Pekanbaru”,Jurnal A kuntansi Fakultas

(56)

4. Rizky Pasca Baisary dalam E-Journal Catalogueyang berjudul Pengaruh

Integritas, Objektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi, Komitmen terhadap

Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan

Wilayah Sulawesi Tengah. Tujuan penelitian untuk menganalisis

pengaruh integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi, komitmen

terhadap kinerja auditor pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan

Keuangan Wilayah Sulawesi Tengah secara simultan dan parsial. Sampel

dalam penelitian ini berjumlah 40 karyawan. Variabel independen dalam

penelitian ini adalah integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi,

komitmen sedangkan variable dependen yang digunakan adalah kinerja

auditor. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh langsung secara

simultan dan parsial antara integritas, objektivitas, kerahasiaan,

kompetensi, komitmen terhadap kinerja auditor.54

Perbedaan penelitian ini terletak pada variable independen yaitu

integritas, objektivitas, kerahasiaan, kompetensi, komitmen. Variable

dependen yaitu kinerja auditor. Objek yang digunakan dalam penelitian

ini Kantor Perwakilan Badan Pengawas Keuangan Wilayah Sulawesi

Tengah. Persamaan dari penelitian ini terletak pada variable independen

yaitu integritas dan variabel dependen adalah kinerja.

54RizkyPasca Baisary, “Pengaruh Integritas Objektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi, Komitmen

terhadap Kinerja Auditor pada Kantor Perwakilan Badan Pengawasan Keuangan Wilayah

Gambar

 Gambar 2.1Kerangka Konseptual
 Tabel 3.1
 Gambar 4.1
Gambar 4.2
+7

Referensi

Dokumen terkait