SKRIPSI
Oleh:
MELLYNDA DEWI IMANSARI NIM. C04212026
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pemasaran Perumahan Syariah Ditinjau Dari Seri Marketing Mix di D’Ahsana Property Pusat Malang” ini menguraikan tentang bagaimana strategi pemasaran yang digunakan oleh D’Ahsana Property sebagai bisnis properti baru yaitu properti berbasis syariah, serta bagaimana strategi pemasaran untuk peningkatan market share di D’Ahsana Property pusat malang ditinjau dari segi marketing mix (7P’s) dan marketing syariah.
Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, sumber datanya
ada 2 (dua) yaitu sumber data primer yang terdiri dari wawancara dan observasi
secara langsung dengan pihak yang menangani masalah pemasaran serta ke owner
perusahaan. Sedangkan untuk data sekunder ialah menggunakan dokumen yang
diperoleh saat melakukan penelitian dilapangan seperti foto serta literature yang
relevan dengan penelitian ini. Selanjutnya di analisis menggunakan deskriptif
analisis.
Berdasarkan hasil penelitian, bahwa strategi pemasaran yang dilakukan
perusahaan tersebut menitikberatkan kepada kualitas bangunan yang baik, lokasi
yang cukup strategis, harga, pelayanan yang santun, media promosi lewat website,
transaksi jual beli yang sesuai syariah, lingkungan yang nyaman, pemilihan
segmentasi pasar. Dalam ilmu marketing, kita mengenal konsep marketing mix (7P’s) untuk meningkatkan pangsa pasar. Untuk meningkatkan pangsa pasar, marketer memasarkan produknya melalui website perusahaan dan website yang khusus memasarkan properti serta memberikan proses transaksi yang mudah
namun yang menjadi kendala yaitu terletak pada variable harga karena harga menjadi pertimbangan konsumen dalam membeli rumah.
Saran yang bisa diberikan yaitu melakukan evaluasi kembali pada strategi
pemasaran khususnya pada aspek promosi serta membuka cluster baru dengan
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN ... iv
ABSTRAK ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR TRANSLITERASI ... xii
BAB PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah... 11
C. Rumusan Masalah ... 12
D. Tujuan Penelitian ... 12
E. Kegunaan Hasil Penelitian ... 12
F. Kajian Pustaka... 13
G. Definisi Operasional... 22
H. Metode Penelitian... 24
I. Sistematika Pembahasan ... 29
BAB II KERANGKA TEORITIS ... 32
A. Pengertian Pemasaran ... 32
E. Properti Syariah... 46
BAB III DATA PENELITIAN ... 47
A. Profil D’Ahsana Property... 47
B. Visi Misi dan Tujuan D’Ahsana Property... 48
C. Tata Nilai Perusahaan ... 49
D. Struktur Organisasi D’Ahsana Property... 51
E. Market Share Perusahaan ... 55
F. Strategi Pemasaran D’Ahsana Property ... 56
BAB IV ANALISIS DATA ... 62
A. Strategi Pemasaran Perumahan Syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang ... 63
B. Strategi Pemasaran Perumahan Syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang Ditinjau Dari Segi Marketing Mix ... 64
BAB V PENUTUP... 75
A. Kesimpulan ... 75
B. Saran... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia tidak pernah lepas dari segala masalah yang berhubungan dengan tempat tinggal karena tempat tinggal merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi setelah sandang dan pangan. Kebutuhan rumah setiap tahunnya mengalami kenaikan yang cukup signifikan, pada website republika menyebutkan bahwa tahun 2015 kemarin kenaikan permintaan rumah di Indonesia mencapai 1,55 juta unit pertahun. Rumah pada umumnya merupakan kebutuhan dasar bagi setiap manusia yang berfungsi sebagai tempat tinggal, tempat berlindung dari hujan, polusi, terik matahari dan sebagainya. Selain itu, rumah juga berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga yang nyaman. Untuk mendapatkan rumah yang berkualitas diperlukan lokasi yang strategis, aman, nyaman serta memiliki udara yang cukup bersih dari berbagai dampak polusi udara yang diakibatkan oleh kendaraan bermotor atau limbah pabrik. Selain itu, lingkungan disekitar rumah juga ikut berperan penting dalam pembentukan karakter anggota keluarga terutama anak-anak yang masih dalam tahap pencarian jati diri.
bisa dijadikan pilihan untuk memenuhi kebutuhan dasar di samping sandang dan pangan. Sehingga, untuk memenuhi kebutuhan akan perumahan yang meningkat bersamaan dengan pertambahan penduduk, diperlukan penanganan dengan perencanaan yang seksama disertai keikutsertaan dana dan daya yang ada dalam masyarakat.1 Perumahan merupakan masalah berlanjut bahkan terus-menerus meningkat seirama dengan pertambahan penduduk maupun dinamikanya.2 Adapun tujuan pembangunan perumahan adalah agar setiap orang dapat menempati perumahan yang sehat untuk mendukung kelangsungan dan peningkatan kesejahteraan sosialnya3 baik untuk tempat tinggal, tempat usaha, perkantoran dan sebagainya.
Dikarenakan perkembangan zaman saat ini, banyak masyarakat yang menginginkan untuk mengkonsumsi produk-produk yang berbasis syariah. Oleh karena itu, sebagian masyarakat Islam mempersiapkan modal untuk memulai bisnis atau membeli barang yang menggunakan sistem berbasis syariah4. Dari fenomena tersebut, akhirnya muncul kesadaran, keinginan dan gerakan ke arah ekonomi berkarakteristik nilai Islami mulai dari munculnya inisiatif perbankan syariah dan lembaga keuangan mikro syariah berupa BMT, asuransi syariah model takaful, hotel syariah, bisnis jual beli atau perdagangan
1
C. Djemabut Blaang, Perumahan dan Pemukiman sebagai Kebutuhan Pokok (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1986), 4.
2
Ibid., 6.
3
Ibid., 7.
4
syariah dan lain-lain yang menginovasi produknya menjadi produk yang mencoba menawarkan karakter syariah.5
Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk serta mayoritas penduduk Indonesia beragama Islam, maka pada saat ini berkembang bisnis property dengan konsep syariah yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat umum khususnya Muslim dalam membeli rumah tanpa perantara lembaga perbankan. Property (properti) syariah adalah sebuah sistem dalam bisnis properti yang menggunakan aturan syariah Islam sebagai aturan mainnya. Jadi, dalam pengadaan, penjualan, desain dan segala hal tentangnya disandarkan semuanya kepada hukum syariah.6 Dengan adanya perumahan yang berkonsep syariah ini diharapkan bisa memenuhi keinginan masyarakat umum khususnya Muslim yang ingin membeli rumah sebagai tempat tinggal atau sebagai investasi.
Saat ini banyak bermunculan perumahan-perumahan baru yang bisa dijadikan alternatif bagi kepala rumah tangga untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal keluarganya, perumahan pada era sekarang ini ada dua (2) macam, yakni perumahan biasa (menggunakan KPR bank) atau perumahan yang paling baru yaitu perumahan dengan konsep syariah (tanpa menggunakan KPR bank). Masing-masing perumahan tersebut didesain untuk
5
Ismail Nawawi Uha, Etika Bisnis Islam: Teori dan Pengantar Praktek dalam Kehidupan Bisnis Komoditas dan Jasa (Sidoarjo: CV. Dwiputra Pustaka Jaya, 2014), 218.
6Harun Musa,“Disinilah Nilai Investasi Property yang Sesungguhnya” dalam
memenuhi kebutuhan masyarakat yang membutuhkan tempat tinggal dengan berbagai cara pembayaran serta konsep yang ditawarkan oleh pihak developer.
Dalam hal ini perusahaan akan menentukan konsumen mana yang akan dipilih kemudian dikelompokkan7 sehingga staf marketing bisa menyusun strategi pemasaran untuk menguasai market share yang diinginkan. Bagi suatu perusahaan, pasar merupakan sasaran untuk keberhasilan dalam mencapai tujuan di bidang pemasaran. Untuk mengukur keberhasilan dalam bidang pemasaran, suatu perusahaan harus mengetahui posisinya di pasar.8
Pendekatan yang akan kita lakukan tentunya akan sangat bergantung pada penekanannya. Jika misalnya strategi yang akan ditempuh adalah dengan penekanan pada faktor konsumen, maka baik ditinjau dari segi strategi segmentasi pasar maupun dari segi strategi efektivitas, konsumen akan dijadikan sebagai fokus perhatian kita. Ini tiada lain disebabkan karena perusahaan akan lebih memusatkan perhatiannya kepada kebutuhan golongan konsumen yang homogen. Lain halnya jika penekanannya pada struktur persaingan yang ada, maka dalam hal ini perusahaan harus dapat menjuruskan seluruh kegiatannya kepada sesuatu keadaan, yakni penempatan diri dalam posisi siap bersaing. Berbeda pula halnya jika situasi pasar yang terjadi adalah merupakan suatu selisih antara permintaan dan penawaran, maka bisa saja kondisi yang demikian akan memberikan arah strategi yang lebih mendekatkan diri pada permintaan barang. Disamping itu, kita juga perlu memperhatikan secara jeli siklus kehidupan dari suatu produk yang kita produksi atau kita hasilkan, sebab hal ini dapat mencerminkan situasi pasar pada saat sekarang dan dapat juga dipakai dasar untuk meramalkan
7
Suharno dan Yudi Sutarso, Marketing in Practice (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), 3 dan 26.
8
perkembangan produk-produk tertentu dimasa depan. Jika memang pendekatan yang dilakukan adalah berdasarkan bagian pasar, maka faktor posisi persaingan dan situasi pasar harus secara bersama-sama dijadikan sebagai titik tolak pendekatan.9
Marketing adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan serta keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain, usaha untuk menyediakan dan menyampaikan barang dan jasa yang tepat kepada calon konsumen, tempat dan waktu, harga, promosi dan komunikasi yang tepat atau bisa juga diartikan sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi, memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.10 Strategi pemasaran yang paling efektif digunakan oleh suatu perusahan salah satunya adalah strategi marketing mix.
Menurut Philip Kotler dalam buku Freddy Rangkuti “Marketing mix atau bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion) yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan”.11 Untuk
menyempurnakan Marketing mix maka ditambah 3 elemen lagi yang terlibat dalam pemasaran yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).12 Mengapa harus menambah 3P, karena di dalam perusahaan
9
Faisal Afiff, Strategi Pemasaran (Bandung: Angkasa Bandung, 1990), 18.
10
Philip Kotler, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT.Macanan Jaya, 2009), 28.
11
Freddy Rangkuti, Flexible Marketing (Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama, 2004), 17.
12
pasti membutuhkan karyawan yang bertindak sebagai instrument people. Untuk bukti fisik (physical evidence) yaitu bukti nyata yang mengingatkan terhadap produk yang ditawarkan oleh perusahaan tersebut seperti kualitas produk sangat penting untuk memposisikan perusahaan tersebut. Sedangkan proses (process) adalah sistem dan kebijakan yang dipertanggungjawabkan untuk memastikan konsistensi produk yang dihasilkan oleh perusahaan. Semua kegiatan bisnis di dalam perusahaan pasti saling berhubungan untuk menciptakan pelayanan yang berkualitas terhadap pelanggan.13
Perusahaan properti syariah merupakan bisnis baru, maka perusahaan ini memerlukan strategi pemasaran yang sesuai dengan market yang ingin dikuasai, sehingga diperlukan pengkajian secara detail pada aspek 7P yaitu product, price, place, promotion, people, physical evidence dan process yang ada di perusahaan tersebut. Setiap perusahaan harus mengembangkan produk baru sehingga bisa membentuk masa depan perusahaan dan dapat mempertahankan serta meningkatkan penjualan, karena konsumen atau masyarakat luas pasti selalu menginginkan adanya perkembangan dari suatu produk yang sudah ada sebelumnya sesuai dengan berkembangnya teknologi dan ilmu pengetahuan, dengan demikian diperlukan pengembangan produk bagi perusahaan agar dapat bertahan.14 Untuk produk yang akan dipasarkan agar dapat memasuki pasar sasaran, maka para pemasar menggunakan alat atau instrument yang dikenal dengan marketing mix. Strategi pemasaran
13
Jenu widjaja tandjung, Marketing Manajemen (Malang: Bayu Media Publishing, 2004), 86.
14
melalui marketing mix memang perlu diperhatikan karena di dalam strategi pemasaran kita kenal adanya konsep klasik dalam pemasaran yang meliputi komponen strategi produk, harga, saluran distribusi (place) dan promosi yang dapat berfungsi meningkatkan minat dan pengetahuan masyarakat sehingga bisa menambah market share. Pemasaran bukan hal yang bisa dianggap sepele, namun banyak hal yang harus dilakukan untuk meningkatkan kinerja properti syariah. Selain produk, kita juga perlu untuk melihat lingkungan sekitar karena lingkungan sekitar bisa menjadi peluang ataupun ancaman bagi perusahaan yang berada di lingkungan tersebut sehingga para pemasar perlu menganalisis lingkungan perusahaan yang selalu berubah-ubah.
daerah situ saja yang mengetahui kantor pemasaran perumahan syariah. Kurangnya informasi mengenai adanya perumahan syariah ini seperti banner, brosur dan sebagainya membuat kurang efektifnya penjualan di perumahaan tersebut. Maka, para pemasar memerlukan saran untuk evaluasi dari segi pemasaran melalui analisis aspek product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence dalam konsep marketing mix diharapkan bisa meningkatkan jumlah market share di perumahan syariah tersebut serta bisa meningkatkan penjualan mereka.
Pada saat ini perusahaan properti syariah yang sedang berkembang adalah D’Ahsana Property. D’Ahsana Property merupakan developer
perumahan syariah yang mempunyai tagline tanpa riba, tanpa jaminan, tanpa sita dan tanpa akad bermasalah. Adanya tagline tersebut bertujuan untuk menarik minat konsumen yang membutuhkan tempat tinggal atau rumah tetapi tidak bisa mengajukan KPR kepada bank. Banyak kemudahan yang diberikan oleh pihak D’Ahsana Property sebagai salah satu bentuk promosi tetapi belum
banyak diketahui oleh para konsumen.
Menurut manager D’Ahsana Property, Pemasaran yang dilakukan oleh
perumahan syariah ini cara pembiayaannya tanpa back up bank jadi pihak developer sendiri yang mengawal para konsumen mulai awal mengangsur hingga masa angsuran tersebut selesai dengan segala resiko yang ada dikemudian hari. Biasanya, perusahaan yang mengelola perumahan dibedakan menjadi 3 bagian, yakni pihak developer, pihak pemberi modal (Bank), dan kontraktor tidak menjadi satu. Namun di perumahan syariah, semua bagian tersebut menjadi satu, mulai dari developer, pemberi modal dan kontraktor semuanya dari pihak D’Ahsana Property sehingga tidak ada keterlibatan bank
dalam proses pendanaan untuk pembangunan rumah dan pembayaran angsuran serta tanpa akad bermasalah karena akad yang digunakan adalah akad Bai’ Istishna yaitu jual beli dengan melalui pesanan. Jadi D’Ahsana
Property ini berusaha menjadi pengembang properti yang amanah sesuai syariat Islam.15
Secara global, market share yang sudah dikuasai oleh D’Ahsana Property hingga saat ini masih sekitar 0,11% saja dari keseluruhan jumlah masyarakat yang membutuhkan rumah, padahal target minimal pencapaiannya adalah 5% mulai sejak awal berdiri hingga saat ini.16 Dilihat dari pencapaian jumlah market share yang dikuasai oleh D’Ahsana Property, bisa disimpulkan
bahwa dibutuhkan evaluasi pada strategi pemasarannya untuk meningkatkan jumlah market share sesuai dengan target minimal yang sudah ditentukan diawal.
15
Abdul Aziz,Wawancara, Kantor Pemasaran D’Ahsana Property, 10 November 2015.
16
Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan tugas akhir dengan judul ”Analisis Strategi Pemasaran Perumahan Syariah Ditinjau Dari Segi Marketing Mix (7P’S) Di D’ahsana Property Pusat Malang”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan penjelasan latar belakang masalah di atas, penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang terkandung didalamnya sebagai berikut:
a. Perlu adanya perumahan dengan kawasan Islami b. Adanya peningkatan permintaan akan tempat tinggal
c. Kesulitan untuk membeli rumah tanpa perantara lembaga keuangan d. Sedikitnya jumlah market share yang dikuasai D’Ahsana Property dari
target yang ditentukan 2. Batasan Masalah
Agar dalam pembahasan penelitian ini tidak terlalu menyimpang dan terfokus kepada masalah-masalah pokok, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Strategi pemasaran yang digunakan D’Ahsana Property
C. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi pemasaran perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang ?
2. Bagaimana strategi pemasaran untuk peningkatan market share di D’Ahsana Property Pusat Malang ditinjau dari marketing mix (7P’S) ?
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka penelitian dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui strategi pemasaran perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang
2. Untuk mengetahui bagaimana strategi pemasaran untuk peningkatan market share di perumahan syariah D’Ahsana Property ditinjau dari Marketing Mix (7P’S)
E. Kegunaan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat setidaknya dalam dua (2) hal, yaitu :
1. Aspek Teoretis
2. Aspek Praktis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna khususnya bagi mahasiswa program studi ekonomi syariah Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya karena mereka adalah generasi muda yang dibekali ilmu ekonomi syariah untuk mengisi bagian-bagian dalam perkembangan ekonomi syariah atau ekonomi Islam di masa depan dan diharapkan mereka mampu mempunyai peluang yang cukup besar untuk berperan aktif sebagai karyawan, pegawai atau pengembang segala aspek mengenai ekonomi syariah baik itu bidang pemasaran atau sebagainya yang sesuai dengan keahlian masing-masing.
Hasil penulisan ini bagi perusahaan sebagai sarana evaluasi untuk menerapkan strategi pemasaran marketing mix sehingga bisa meingkatkan market share serta penjualan perumahan syariah di D’Ahsana Property
pusat malang tersebut. Bagi masyarakat bisa digunakan sebagai parameter untuk memilih perumahan yang berkonsep syariah yang berkualitas baik.
F. Kajian Pustaka
Berdasarkan penelusuran kajian kepustakaan yang penulis lakukan, ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang penulis ambil, yaitu:
1. Arum, Suci Ayu (2014) dengan judul “Manajemen Marketing Mix dalam Meningkatkan Minat Konsumen di SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya” dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Melalui marketing mix
minat konsumen yang melibatkan wakasek, Staf Tata Usaha, dan para guru yang secara aktif dan mandiri. Hal ini dapat dilihat dari berbagai program dan keterlibatan didalam proses penerimaan siswa baru. 2) Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan minat konsumen ini dianalisis menggunakan marketing mix yaitu meliputi 4P (Price, Product, Place, Promotion) adalah sebagai berikut: a) penawaran harga yang terjangkau, b) Keunggulan dalam segi agama, c) peran orang dibalik layar, adanya peran tokoh-tokoh besar yang ada di masjid rahmat.
Seperti yang sudah diuraikan di atas, dengan adanya mindset kebanyakan masyarakat yang mengunggulkan sekolah negeri, SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya sebagai sekolah swasta harusnya lebih ada evaluasi lagi, intropeksi dan berbenah, baik dari fisik sekolah, sarana prasarana, metode pembelajaran serta fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah sehingga bisa menjadikan image ke masyarakat bahwa sekolah swasta tidak kalah bersaing dengan sekolah negeri.17
Dengan adanya upaya di atas, SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya bisa meningkatkan minat masyarakat untuk memilih SMP tersebut sebagai sarana pendidikan kepada anak-anaknya.
2. Irfan Ansori (2014) dengan judul “Strategi Marketing Mix dalam Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya) dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Strategi produk yang dilakukan oleh Perusahaan ini adalah dengan cara
17Suci Ayu Arum, “Manajemen
memproduksi apa yang diinginkan oleh konsumen, 2) Strategi harga yang diterapkan oleh perusahaan ini yaitu dengan cara mengetahui harga pokok produksinya, selain itu juga dengan melihat harga pesaing yang menjual produk yang sama, 3) Strategi distribusi yang digunakan oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya ada dua cara yaitu dengan melalui outlet rumah daging dan distributor atau freezer point dan HORECA (Hotel, Restaurant, Cathering), 4) Strategi Promosi yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya yaitu dengan cara menyebarkan brosur, melalui website, pameran-pameran didalam kota maupun diluar kota, melalui media massa, koran dan majalah.
Adapun kendala yang dialami perusahaan ini dalam meningkatkan penjualan yaitu berasal dari internal maupun eksternal. Kendala internal yakni berupa sarana dan prasarana produksi yang kurang memadai, alokasi duntuk melakukan marketing juga bisa dibilang kurang. Sedangkan kendala eksternal yaitu terkendala dengan sistem birokrasi pemerintah yang agak rumit dan sulit.18
Dengan adanya strategi marketing di atas di rumah potong hewan surabaya, sehingga bisa meningkatkan penjualan daging di rumah potong hewan tersebut. Namun masih ada kendala eksternal yang dihadapi oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya.
3. Muhammad Faisal (2014) dengan judul “Strategi Pemasaran Properti pada PT. Tiang Kencana Graha Surabaya” dapat disimpulkan sebagai berikut:
18Irfan Ansori, “Strategi
1) yang menjadi latar belakang dan faktor konsumen dalam menentukan pemilihan rumah di perumahan graha asri sukodono yaitu karena konsumen ingin dekat dengan tempat kerja, kerukunan antar warga yang baik, lingkungan kondusif, hubungan antar warga guyub. Selain dari aspek lingkungan, juga karena harganya yang terjangkau, lokasi yang strategis, kualitas bangunan yang baik, pelayanan prima dan fasilitas yang bagus dari perumahan lainnya. 2) Strategi pemasaran yang digunakan oleh PT.Tiang Kencana Graha dalam memasarkan produknya yaitu perumahan dengan mengutamakan pelayanan yang baik dan santun, 3) Lokasi perumahan yang dekat dengan keramaian, kualitas bangunan baik, 4) Harga yang sangat bersaing, dan 5) Promosinya menggunakann media massa. Dengan upaya yang dilakukan di atas sehingga bisa meningkatkan penjualan di perumahan graha asri sukodono.19
4. Andi Maisa Nuraida (2012) dengan judul “Tinjauan Bauran Pemasaran Perumahan Villa Ilhami Permata dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Perumahan yang Dilakukan Oleh PT.Mustika Hadiasari Bandung” dapat
disimpulkan sebagai berikut: Strategi pemasaran merupakan suatu cara yang dilakukan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan. 1) PT.Mustika Hadiasari menjual produk perumahan dengan konsep Islami yang bernuansa kampung Islami dengan beragam tipe, yang memiliki kelebihan dari pesaing lain, antara lain dengan menghapus PPN dan biaya proses yang ditanggung oleh perusahaan. 2) Pada umumnya,
19
harga melambangkan kualitas produk yang ditawarkan. Tetapi dalam reality pemasaran, fakta tersebut tidak sepenuhnya benar untuk dijadikan suatu asas penetapan harga yang tepat. Sehingga PT.Mustika Hadiasari juga menawarkan banyak fasilitas KPR untuk memudahkan konsumen dalam pembayarannya. 3) PT.Mustika Hadiasari menggunakan saluran langsung, dimana penjualan dilakukan secara langsung dikantor pemasaran Villa Ilhami Permata sehingga pengunjung dapat langsung datang ke kantor pemasaran dan melihat langsung show unit yang telah di sediakan dikantor pemasaran. 4) Lokasi merupakan hal yang penting dalam melakukan kegiatan usaha, karena memiliki hubungan dengan segmen pasar yang akan dituju. Perusahaan ini memiliki keputusan dalam memilih lokasi dan mempertimbangkan berbagai hal seperti pesaing, akses transportasi, kepadatan penduduk, tipe lingkungan, dll. 4) pemasangan iklan dilakukan secara rutin dan disesuaikan dengan acara-acara tertentu yang akan dilakukannya dikantor pemasaran PT.Mustika Hadiasari.20
Walaupun perusahaan tersebut memiliki banyak pesaing yang menjual produk sama tetapi harga dan konsep perumahan yang ditawarkan oleh PT.Mustika Hadiasari untuk perumahan Villa Ilham Permata lebih murah dibanding yang lainnya dan konsep rumahnya juga mengusung konsep Islami sehingga bisa menambah ketertarikan calon konsumen untuk berkunjung ke kantor pemasaran perumahan tersebut serta bisa meningkatkan penjualan perumahan tersebut.
20Andi Maisa Nuraida, “Tinjauan Bauran Pemasaran
5. Muhammad Luqman Nurrochmaddani (2011) dengan judul “Upaya Strategi Bauran Pemasaran dalam Mempertahankan Pangsa Pasar Hotel Kusuma Agrowisata Kota Batu” dapat disimpulkan sebagai berikut: 1)
Produk yang ditawarkan oleh hotel kusuma agrowisata batu malang yaitu meliputi akomodasi, konsumsi, dan pelayanan. 2) Strategi harga yang diterapkan oleh hotel kusuma agrowisata adalah dengan menerapkan diskon untuk menarik konsumen atau menambah konsumen. 3) Dalam hal penentuan lokasi, hotel kusuma agrowisata ini yaitu dengan cara lebih mengunggulkan keindahan alam yang ada di batu yakni memiliki view pemandangan yang bagus, udara yang sejuk, dingin dan tenang. 4) Strategi promosi yang dilakukan oleh hotel kusuma agrowisata yaitu dengan promosi secara langsung, media cetak dan media online. Selain itu juga staf hotel kusuma agrowisata yang ramah, rapi dan lebih mengutamakan kenyamanan pengunjung hotel.21
Dengan adanya strategi bauran pemasaran (marketing mix) di atas tersebut bisa meningkatkan pangsa pasar hotel kusuma agrowisata di kota Batu. Selain strategi marketing mix juga adanya pelayanan yang memuaskan dari staf hotel sehingga bisa mempertahankan pangsa pasar hotel kusuma agrowisata kota Batu.
21Muhammad Luqman Nurrochmaddani, “U
paya Strategi Bauran Pemasaran dalam
Tabel 1.1
Tabel Penelitian Terdahulu Peneliti /
Tahun
Judul Metpen /
Pendekatan
Hasil Penelitian
Arum, Suci Ayu / 2014
Manajemen Marketing Mix dalam
Meningkatkan Minat
Konsumen di SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya
Pendekatan Kualitatif
Dengan adanya mindset kebanyakan masyarakat yang mengunggulkan sekolah negeri, SMP Rahmat Kembang Kuning Surabaya Sebagai sekolah swasta harusnya bisa lebih ada evaluasi lagi, intropeksi dan berbenah baik dari fisik sekolah, sarana dan prasarana, metode pembelajaran serta fasilitas yang disediakan oleh pihak sekolah sehingga bisa menjadikan brand image ke msyarakat bahwa sekolah swasta tidak kalah bersaing dengan sekolah negeri. Irfan Ansori /
2014
Strategi
Marketing Mix dalam
Meningkatkan Penjualan (Studi Kasus pada Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya)
Pendekatan Kualitatif
Upaya yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Rumah Potong Hewan Surabaya untuk meningkatkan penjualan yaitu dengan cara melakukan banyak inovasi produk serta melakukan distribusi dengan cara melalui outlet dan distributor atau freezer point serta HORECA (Hotel, Restaurant, Cathering). Dalam meningkatkan penjualan ini terdapat beberapa kendala yakni dari internal maupun eksternal. Kendala internal meliputi sarana dan prasarana produksi yang
kurang memadai,
sedangkan kendala eksternal yaitu dengan sistem birokrasi pemerintah yang agak rumit dan sulit. Muhammad
Faisal / 2014
Strategi Pemasaran Properti pada
Pendekatan Kualitatif
PT.Tiang Kencana Graha Surabaya
menentukan konsumen dalam memilih rumah di perumahan graha asri sukodono. Yang menjadi latar belakangnya yaitu karena dekat dengan tempat kerja, kerukunan yang baik antar warga, lingkungan sekitar yang kondusif, hubungan antar warga yang guyub serta bisa digunakan sebagai investasi jangka panjang. Adapun faktor-faktornya yaitu karena harga yang terjangkau, lokasi yang strategis, kualitas bangunan yang baik, pelayanan prima serta fasilitas yang bagus.
Strategi yang digunakan
dalam memasarkan
produknya yaitu dengan mengutamakan pelayanan yang baik dan santun, harga bersaing serta memasarkan produk mereka melalui internet.
Andi Maisa Nuraida /
2012
Tinjauan Bauran Pemasaran Perumahan Villa Ilhami Permata dalam Upaya Meningkatkan Penjualan Perumahan Yang Dilakukan oleh PT.Mustika Hadiasari Bandung
Pendekatan Kualitatif
hal yang penting untuk sebuah fasilitas atau kelebihan perumahan. Muhammad
Luqman Nurrochmadd
ani / 2011
Upaya Strategi Bauran
Pemasaran dalam
Memepertahan-kan Pangsa Pasar Hotel Kusuma
Agrowisata Kota Batu
Pendekatan Kualitatif
Dalam upaya
mempertahankan pangsa pasar, hotel kusuma agrowisata kota Batu melakukan strategi pemasaran yakni dengan menawarkan produk berupa akomodasi, konsumsi serta pelayanan yang memuaskan untuk konsumen atau pengunjung hotel serta memberikan potongan harga atau diskon. Selain produk dan harga di atas juga meliputi lokasi serta kegiatan promosi. Lokasi yang ditawarkan oleh hotel kusuma agrowisata kota Batu yakni view yang menarik serta udara yang sejuk, dingin serta tenang. Untuk kegiatan promosi yakni secara langsung maupun melalui media cetak serta media online. Semua staf di hotel agrowisata kusuma kota Batu ini harus mempunyai sikap pelayanan yang prima seperti greeting, senyum, rapi, cepat, tepat dan tanggap, tidak menunda-nunda serta ramah.
(Sumber: Skripsi terdahulu, diolah peneliti, 2015)
yang dialami berasal dari faktor internal dan faktor eksternal yang ada disekitar perusahaan tersebut.
Persamaan dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel marketing mix yang digunakan untuk menganalisis data yang telah diperoleh. Sedangkan perbedaan dari beberapa penelitian di atas dengan penelitian ini yaitu terletak pada objek penelitian dan alat analisis penelitian. Pembahasan yang penulis ambil tentang strategi marketing mix untuk meningkatkan market share perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang. Namun marketing mix yang digunakan penulis yakni marketing mix 7P sedangkan yang digunakan oleh beberapa penelitian di atas yakni marketing mix 4P.
G. Definisi Operasional
1. Strategi Pemasaran
Pernyataan pokok tentang dampak yang akan dicapai oleh suatu perusahaan dalam hal permintaan pada target pasar tertentu. Pendekatan yang terinci untuk menerapkan strategi-strategi ini ditentukan melalui program-program pemasaran yang spesifik seperti program periklanan, promosi, pengembangan produk serta program distribusi.22
2. Marketing Mix.
Menurut Kotler dan Armstrong (2001:71): Bauran Pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran taktis yaitu produk, harga, promosi, distribusi yang dipadukan untuk menghasilkan respon yang diinginkan
22
pasar sasaran. Sedangkan Booms dan Bitner menyarankan untuk menyempurnakan Marketing mix dengan menambah 3 elemen lagi yang terlibat dalam pemasaran yaitu orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses (process).
Berdasarkan definisi di atas bahwa marketing mix merupakan kombinasi dari beberapa elemen untuk memperoleh pasar, menambah pangsa pasar yang lebih besar, memperkuat posisi bersaing serta citra positif pada pelanggan atau calon konsumen. Sehingga dapat kita artikan tujuan dari pemasaran adalah untuk meningkatkan jumlah pelanggan atau konsumen, meningkatkan hasil penjualan, serta dapat memberikan keuntungan untuk perusahaan dan stakeholdernya.
Maksudnya ialah alat pemasaran yang banyak digunakan oleh perusahaan dalam menentukan pasar. Elemen ini juga yang akan digunakan penulis untuk menganalisis data yang telah di peroleh dari pihak pemasaran di D’Ahsana Property.
3. D’Ahsana Property Pusat Malang.
D’ahsana Property merupakan developer property syariah yang
dan terjaga dari akad bermasalah.23 Maksudnya adalah obyek tempat penulis melakukan penelitian serta pengambilan data.
H. Metode Penelitian
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yakni penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada berdasarkan data-data dengan cara menyajikan data, menganalisis data dan menginterpretasikannya.
Menurut Bogdan dan Taylor (1975:5) pada buku yang ditulis Tohirin mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.24
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kantor Pemasaran Perumahan Syariah D’Ahsana Property Pusat Malang.
2. Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
a. Strategi pemasaran Perumahan Syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang.
b. Strategi peningkatan market share perumahan syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang ditinjau dari segi Marketing Mix sehingga bisa meningkatkan penjualan perumahan tersebut.
23“Tentang D’ahsana” dalam
http://ahsanaproperty.com/tentang-dahsana/ diakses pada tanggal 01 bulan November tahun 2015 pukul 21.00
24
3. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu sumber data sekunder dan sumber data primer.
Sumber data primer :
a. Staf Pemasaran Perumahan Syariah D’Ahsana Property Pusat Malang b. Presiden Direktur D’Ahsana Property
Sumber data sekunder :
a. Manajemen Pemasaran, Karya Philip Kotler b. Strategi Pemasaran, Karya Fandy Tjiptono c. Marketing in Practice, Karya Suharno
d. Manajemen Pemasaran, Karya Sofjan Assauri e. Strategi Pemasaran, Karya Faisal Afiff
f. Data dari SOP
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Wawancara
Penulis akan melakukan wawancara kepada staf pemasaran di perumahan syariah D’Ahsana Property pusat malang untuk
Tabel 1.2
Daftar Informan
No Nama Jabatan
1
Pak Harun Presiden Direktur
2
Pak Aziz General Manager
3
Pak Habib Marketing Manager
4
Mas Lalang, Mbak Aida Marketing
5
Mas Fery Admin Marketing
b. Observasi
Observasi adalah pengamatan terhadap fenomena yang terjadi di luar yang ditulis secara sistematis. Dalam hal ini penulis akan melakukan observasi di D’Ahsana Property guna mengetahui secara
langsung kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh para marketer. c. Dokumentasi
5. Teknik Pengolahan Data
Setelah data berhasil diperoleh dari lapangan maupun penulisan, maka penulis akan melakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:
a. Editing adalah kegiatan yang dilaksanakan setelah selesai menghimpun data di lapangan. Kegiatan pemeriksaan data ini menjadi penting karena kenyataannya bahwa data yang terhimpun kadangkala belum relevan dengan penelitian, diantaranya kurang atau terlewatkan, tumpang tindih, berlebihan bahkan terlupakan. Oleh karena itu, keadaan tersebut harus diperbaiki melalui tahap editing ini.25
b. Organizing adalah kegiatan menyusun data yang telah didapatkan ketika melakukan pencarian data yang diperlukan dalam penelitian ini dalam kerangka paparan yang sudah dibuat atau direncanakan secara sistematis dengan rumusan masalah yang ada.26
c. Analizing adalah kegiatan melakukan analisis data yang sudah diperoleh peneliti dari kegiatan penelitian di lapangan guna memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran fakta yang ada di lapangan dan akhirnya merupakan suatu jawaban dari rumusan masalah yang peneliti tulis.27
25
Burhan bungin, Metodologi Penelitian Sosial format-format kuantitatif dan kualitatif (Surabaya: Airlangga University Pers, 2001), 182.
26
Usman Rianse dan Abdi, Metodologi Penelitian: Sosial dan Ekonomi Teori dan Aplikasi (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), 245.
27
6. Keabsahan Data
Penelitian ini menggunakan proses triangulasi untuk menguji keabsahan data yang telah diperoleh di lapangan.
Ada empat macam Triangulasi sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu:
a. Triangulasi Data
Pengecekan data yang di peroleh penulis menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau bahkan dengan cara mewawancarai lebh dari satu orang yang dianggap memiliki pendapat berbeda.
b. Triangulasi Pengamat
Dalam penelitian ini, dosen pembimbing yang bertindak sebagai pengamat yang bisa memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Menggunakan teori untuk memastikan bahwa data yang diperoleh sudah memenuhi syarat. Pada penelitian ini, berbagai teori telah dijelaskan pada bab II yang akan digunakan untuk menguji data tersebut.
d. Triangulasi Metode
menggunakan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi.
7. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian kualitatif, data yang telah diperoleh dari berbagai sumber dengan menggunakan teknik pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan dokumentasi tersebut kemudian dilakukan pengecekan data yang relevan dengan penelitian.
Setelah berhasil mengumpulkan data, kemudian akan dianalisis menggunakan analisis deskriptif yaitu analisis yang menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata tertulis atau lisan dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan orang yang di interview serta mengamati keadaan yang ada dengan metode yang sudah ditentukan sebelumnya. Tujuan dari metode ini adalah untuk menggambarkan atau mendeskripsikan keadaan subjek atau objek penelitian secara sistematis pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang terlihat. Kemudian data tersebut akan diolah dan dianalisis dengan cara induktif yakni suatu analisis yang didasarkan pada data khusus yang diperoleh, lalu diteliti dan selanjutnya dianalisis serta diberikan kesimpulan sehingga memunculkan pemecahan masalah atau solusi yang bersifat umum.
I. Sistematika Pembahasan
penelitian, dan sistematika pembahasan. Permasalahan yang sudah tergambar di latar belakang tersebut kemudian dirumuskan didalam rumusan masalah setelah itu disusun tujuan penelitiannya yang merupakan hasil dari penelitian yang diinginkan. Signifikasi penelitian adalah kegunaan dari hasil penelitian yang sudah diperoleh. Definisi operasional digunakan untuk mendefinisikan istilah-istilah yang ada didalam judul yang bermakna umum dan luas. Kajian pustaka adalah untuk menghindari kesalahapahaman antara penelitian yang sudah pernah dilakukan dengan penelitian yang akan penulis lakukan dan untuk memperjelas perbedaan serta persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis ambil. Sedangkan sistematika penulisan sendiri yaitu susunan isi skripsi secara keseluruhan.
Bab kedua kerangka teoritis dan kerangka konseptual, pada bab ini berisi tentang teori-teori yang mendukung serta relevan dari buku maupun literatur lainnya yang berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti oleh penulis, seperti teori tentang pemasaran yang terdiri dari pengertian market share, pengertian pemasaran, pengertian marketing mix, pemasaran syariah dan pengertian perumahan dengan konsep syariah serta property syariah.
Bab keempat analisis data, pada bab ini terdiri dari analisis strategi pemasaran perumahan syariah ditinjau dari segi marketing mix dan marketing syariah di D’Ahsana Property Pusat Malang untuk peningkatan market share.
BAB II
KERANGKA TEORITIS
A. Pengertian Pemasaran
Kegiatan pemasaran selalu ada dalam setiap usaha, baik usaha yang
berorientasi profit maupun usaha-usaha sosial.Hanya saja sebagian pelaku
pemasaran tidak atau belum mengerti ilmu pemasaran, tetapi sebenarnya
mereka telah melakukan usaha-usaha pemasaran. Pentingnya pemasaran
dilakukan dalam rangka memnuhi kebutuhan dan keinginan masyarakat akan
suatu produk atau jasa. Pemasaran juga bisa dilakukan dalam rangka
menghadapi pesaing yang dari waktu ke waktu semakin meningkat karena
para pesaing semakin gencar melakukan usaha pemasaran dalam rangka
memasarkan produknya.1
Sebagaimana kita ketahui, inti dari pemasaran (marketing) adalah
mengidentifikasi serta memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu
definisi yang baik dan singkat dari pemasaran adalah memenuhi kebutuhan
dengan cara yang menguntungkan. Menurut American Marketing Association
(AMA) menawarkan definisi formal tentang pemasaran sebagai berikut:
pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan serangkaian proses untuk
menciptakan, mengomunikasikan, dan memberikan nilai kepada pelanggan
dan untuk mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan
organisasi dan pemangku kepentingannya.2Menurut Philip Kotler, pemasaran
1
Kasmir, Pemasaran Bank (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), 51.
2
adalah sebuah proses sosial dan manajerial yang dengannya individu-individu
dan kelompok-kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan mereka
inginkan dengan menciptakan dan saling mempertukarkan produk-produk
serta nilai satu sama lain.3
Menurut Peter Drucker dalam buku Philip Kotler, salah seorang ahli yang
terkenal dalam bidang manajemen mengatakan sebagai berikut:“Tujuan
pemasaran adalah membuat agar penjualan berlebih-lebihan dan mengetahui
serta memahami konsumen dengan baik sehingga produk atau pelayanan
cocok dengan konsumen tersebut dan laku dengan sendirinya”.4
Sedangkan menurut William J.Stanton, pemasaran merupakan suatu
sistem dari kegiatan-kegiatan usaha yang ditujukan untuk merencanakan,
menentukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa
yang dapat memuaskan kebutuhan calon konsumen yang ada maupun
konsumen yang potensial.5
Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil kesimpulan bahwa
pemasaran mempunyai arti yang lebih luas sedangkan penjualan adalah
puncak dari pemasaran. Pemasaran sendiri mencakup semua usaha yang
dilakukan perusahaan sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen
atau pasar dengan cara mengidentifikasi kebutuhan konsumen sehingga
konsumen akan merasa puas dengan produk yang dihasilkan oleh perusahaan
tersebut, menentukan harga yang sesuai serta menentukan strategi promosi
3
Kotler dan amstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran(Jakarta: Erlangga, 1997), 3.
4
Philip Kotler, Marketing (Jakarta: Erlangga, 1994), 2.
5
yang akan digunakan sehingga tujuan dari perusahaan tersebut bisa tercapai
dan bisa menghasilkan keuntungan untuk perusahaan.
B. Strategi Pemasaran
Dewasa ini, pemimpin perusahan lebih menekankan sektor pemasaran dalam
perusahaannya. Setelah berhasil menyelesaikan pengujian konsep pemasaran
yang mereka rancang untuk mendistribusikan produknya, kini manajer produk
akan mulai mengembangkan rencana strategi pemasaran untuk
memperkenalkan produknya kepada pasar. Dalam menerapkan strategi
pemasaran, perusahaan harus melihat kondisi pasar terlebih dahulu dan
melihat posisi perusahaannya di pasar, dengan begitu strategi pemasaran bisa
dilakukan dengan baik dan tepat sasaran.
Istilah strategi berasal dari kata yunani strategeia (stratos = militer; dan
ag=memimpin), yang artinya seni atau ilmu untuk menjadi seorang jenderal.
Konsep strategi militer seringkali diadaptasi dan diterapkan dalam dunia
bisnis. Menurut Stoner, Freeman, dan Gilbert, Jr, konsep strategi dapat
didefinisikan berdasarkan dua perspektif yang berbeda, yaitu:6
1. Dari perspektif apa yang suatu organisasi ingin lakukan (intends to do),
artinya adalah strategi dapat didefinisikan sebagai program untuk
menentukan dan mencapai tujuan organisasi dan mengimplementasikan
misinya.7
6
Fandy Tjiptono, Strategi Pemasaran (Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2008), 3. 7
2. Dari perspektif apa yang organisasi akhirnya lakukan (eventually does),
artinya ialah strategi dapat didefinisikan sebagai pola tanggapan atau
respon organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu.8
Strategi pemasaran adalah cara yang ditempuh perusahaan untuk
merealisasikan misi, tujuan, sasaran yang telah ditentukan dengan cara
menjaga dan mengupayakan adanya keserasian antara berbagai tujuan yang
ingin dicapai, kemampuan yang dimiliki serta peluang dan ancaman yang
dihadapi di pasar produknya. Keserasian seperti ini memang perlu dijaga,
namun tidak menutup kemungkinan untuk berubah dan diperbaiki bilamana
lingkungan pemasaran yang dihadapi mengalami perubahan.Dengan
demikian, strategi pemasaran harus bersifat dinamis, fleksibel, dan memiliki
kelayakan untuk dilaksanakan.9
Menurut Tull dan Kahle, strategi pemasaran adalah alat fundamental yang
direncanakan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan
keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang
disebut.10Oleh karena itu, penentuan strategi pemasaran harus berdasarkan
analisis internal dan eksternal di lingkungan perusahaan sehingga bisa
mengetahui posisinya di pasar dan bisa mencapai tujuan atau target yang
diinginkan oleh perusahaan.Namun, strategi pemasaran yang sudah ada juga
perlu dinilai kembali, ditinjau kembali secara berkala untuk menyesuaikan
dengan kondisi pasar yang terus berkembang.
8
Ibid.
9
E. Jerome McCarthy dan William D. Perreault, Intisari Pemasaran: Sebuah Ancangan Manajerial Global, Agus Maulana (Jakarta: Binarupa Aksara, 1999), 18.
10
Perencanaan strategi pemasaran terdiri dari pengambilan keputusan
mengenai pemakaian faktor-faktor pemasaran yang dapat dikendalikan untuk
mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan. Cara yang paling lazim untuk
menyatakan tujuan strategi pemasaran adalah:
1. Volume penjualan yang dinyatakan dalam nilai uang atau unit;
2. Porsi pasar (market share) yang dinyatakan dalam persentase dari total
pasar untuk suatu produk atau jasa-jasa; dan
3. Laba, yang dinyatakan sebagai pengembalian atas investasi.11
Untuk mencapai tujuan dari pemasaran diatas adalah diperlukan strategi
pemasaran yang tepat, adapun pilar strategi pemasaran yang bisa dilakukan
yakni sebagai berikut:
1. Segmentasi pasar. Didalam pasar ada banyak bermacam-macam pembeli
serta keinginan yang berbeda-beda. Keinginan yang berbeda-beda
tersebut tidak semuanya bisa dipenuhi oleh suatu perusahaan, maka
perusahaan harus melakukan pengelompokan pasar yang bersifat
heterogen kedalam satuan atau segmen yang memiliki kesamaan dalam
hal kebutuhan, keinginan, perilaku atau respon.
2. Posisi pasar. Perusahaan tidak mungkin bisa menguasai keseluruhan pasar
yang ada. Maka prinsip strategi yang kedua adalah menentukan posisi
pasar, dimana pemasar harus mengidentifikasi apa yang penting bagi
pasar sasaran. Setelah itu pemasar melakukan pengkajian mengenai
persepsi pasar terhadap produk.
11
3. Target pasar. Target pasar adalah strategi yang digunakan untuk
memasuki segmen pasar yang akan digunakan untuk mendistribusikan
produknya.12
Dalam proses pemasaran, pertama adalah pihak marketing harus
melakukan analisis terhadap kesempatan atau peluang pasar yang ada
sehingga dapat dimanfaatkan dalam usaha yang dilakukan perusahaan untuk
mencapai tujuan perusahaannya. Kesempatan atau peluang yang ada ini harus
dipertimbangkan serta diseleksi guna menentukan mana yang relevan dengan
tujuan perusahaan. Tahap kedua ialah dengan cara menilai kedudukan dan
menetapkan strategi peningkatan posisi perusahaan dalam bersaing dengan
pasar sasaran yang dilayani. Tahap ketiga yakni dengan menentukan posisi
produk dengan perusahaan saingan, ketika sudah diketahui posisinya maka
perusahaan dapat memilih dari dua keputusan berikut ini:
1. Membuat produk yang sama dengan produk yang sudah dihasilkan oleh
perusahaan saingan dan bersaing dalam menghadapi konsumen atau
pelanggan yang menginginkan produk tersebut.
2. Memilih membuat produk baru yang belum ada di pasar.
Tahap keempat dalam pemasaran adalah dengan cara mengembangkan
sistem pemasaran perusahaan tersebut. Sedangkan tahap kelima yakni dengan
cara mengembangkan perencanaan pemasaran yang sudah ada di perusahaan
tersebut.13
12
Fandy Tjiptono dan Gregorius Chandra, Pemasaran Strategik (Yogyakarta: CV.Andi Offset, 2012), 149-158.
13
C. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Setiap perusahaan selalu berusaha untuk bertahan, berkembang dan
mampu bersaing.Maka dari itu setiap perusahaan selalu menetapkan strategi
pemasarannya, karena kegiatan pemasaran yang dilakukan tersebut diarahkan
untuk mencapai tujuan dari pemasaran perusahaan yang dapat mempengaruhi
tingkat pertambahan laba yang diperoleh perusahaan dalam jangka panjang
serta market sharetertentu.Salah satu unsur dalam kegiatan pemasaran terpadu
adalah bauran pemasaran (marketing mix) karena strategi pemasaran ini adalah
yang paling banyak diterapkan di perusahaan.
Menurut Philip Kotler dalam buku Freddy Rangkuti “marketing mix atau
bauran pemasaran adalah sekumpulan alat pemasaran 4P (Product, Price,
Place, Promotion) yang digunakan perusahaan dalam rangka mencapai tujuan
pemasaran sesuai dengan pasar sasaran yang telah ditetapkan.14Booms dan
Bitner menyarankan agar ditambah tiga elemen lagi untuk menyempurnakan
marketing mix yang awalnya 4P sehingga menjadi 7P, penambahan elemen
tersebut yakni orang (people), bukti fisik (physical evidence), dan proses
(process).15
Dari definisi-definisi diatas dapat diartikan bahwa marketing mix
merupakan variable terkendali yang bisa digabungkan untuk mencapai tujuan
yang diharapkan dari pasar sasaran. Variable- variable marketing mixtersebut
adalah:
14
Freddy Rangkuti, Flexible Marketing (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2004), 17
15
1. Product (Produk)
Produk adalah elemen penting untuk sebuah perusahaan dalam
program pemasaran.Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan
kepada pasar untuk diperhatikan, diperoleh, digunakan atau dikonsumsi
sehingga dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.Strategi
produk ini dapat mempengaruhi strategi pemasaran yang
lainnya.Konsumen membeli sebuah produk bukan hanya karena sekedar
ingin memiliki produk tersebut tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
serta keinginan konsumen.
Strategi produk yang dapat dilakukan mencakup keputusan tentang
acuan atau bauran produk (product mix), merk dagang (brand), cara
pembungkusan atau kemasan produk (product packing), tingkat mutu atau
kualitas produk serta pelayanan (service) yang diberikan.
2. Price (Harga)
Harga adalah sejumlah uang yang harus dibayarkan oleh konsumen
untuk membeli atau memiliki suatu produk yang diinginkan oleh
konsumen.Harga merupakan satu-satunya alat marketing mix yang
digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pemasaran yang diinginkan
oleh perusahaan.Dalam memutuskan penentuan harga, maka pihak
perusahaan harus mengkoordinasikan dengan rancangan produk, distribusi
dan promosi sehingga bisa membentuk strategi pemasaran yang efektif.
kemampuan bersaing perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam
mempengaruhi konsumen.
Dalam penetapan harga juga diperlukan faktor-faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor secara langsung dan faktor tidak langsung.
Adapun faktor secara langsung yang mempengaruhi penetapan harga yaitu
harga bahan baku, biaya produksi, biaya pemasaran, adanya peraturan
pemerintah, dan faktor lainnya. Sedangkan faktor tidak langsung yakni
produk sejenis yang dijual oleh pesaing, pengaruh harga terhadap
hubungan antara produk subtitusi dan produk komplementer, serta
[image:48.595.140.512.275.563.2]discount untuk para distributor dan kosumen.
Gambar 2.1
Keputusan Penetapan Harga
Sumber: Buku Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, 22316
Tujuan dari penetapan harga atas barang atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan adalah:
a. Mendapatkan laba maksimal
b. Mendapatkan pengembalian investasi yang ditargetkan atau
pengembalian pada penjualan bersih
16
Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004), 223 Faktor-Faktor Internal:
Sasaran Pemasaran
Strategi Marketing Mix Biaya Pertimbangan Organisasi Keputusan Penetapan Harga Faktor-Faktor Eksternal:
Sifat Pasar
Permintaan
Persaingan
c. Mencegah atau mengurangi persaingan
d. Mempertahankan atau memperbaiki market share17
3. Place (Tempat/Saluran Distribusi)
Distribusi adalah kegiatan menyalurkan atau menyampaikan
produk sampai ketangan konsumen dengan waktu yang tepat.Suatu
perusahaan dapat menentukan penyaluran produknya melalui distributor
yang akan menyalurkan produk tersebut ke pedagang menengah atau
subdistributor dan selanjutnya akan meneruskannya kepada pengecer
(retailer) yang akan menjual produk tersebut kepada konsumen. Bentuk
saluran distribusi dapat dibedakan menjadi dua yaitu saluran distribusi
langsung dan saluran distribusi tidak langsung.18
Gambar 2.2
Saluran Distribusi Pemasaran a. Saluran langsung, yaitu:
b. Saluran tidak langsung, yakni:
1)
2)
3)
Sumber: Buku Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, 23319
17
Marius P Anggipora, Dasar-Dasar Pemasaran (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), 177 18
Sofjan Assauri, Manajemen…, 233.
19
Ibid.
Produsen Konsumen
Produsen Pengecer Konsumen
Pengecer Pedagang besar atau menengah
Pengecer Konsumen
Pengecer Pedagang Besar
Pedagang Menengah
[image:49.595.138.525.273.654.2]Perusahaan akan memutuskan pilihan jaringan distribusi yang
dinilai efektif dan efisien untuk menghubungkan produsen dengan
konsumen serta akan bersaing dengan pesaing secara sehat.
4. Promotion (Promosi)
Promosi adalah salah satu elemen pemasaran yang berupa kegiatan
yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan manfaat,
keunggulan kualitas dan sebagainya dari produk atau jasa yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut kepada konsumen.Selain itu, kegiatan promosi
yang tepat juga diharapkan bisa mempertahankan atau menambah brand
produk tersebut di masyarakat.20 Kegiatan promosi bisa dilakukan dengan
cara yang lebih luas yakni dengan cara sebagai berikut:
a. Promosi Penjualan, misalnya dengan melalui pertandingan atau kontes,
seperti pameran perdagangan, kupon, dan harga promosi.
b. Iklan cetak, iklan tayang, serta logo dan informasi pada kemasan.
c. Publisitas, seperti menayangkan atau mencetak berita di media massa,
laporan tahunan.
d. Penjualan personal yakni seperti presentasi penjualan secara individu
atau pemasaran jarak jauh (telemarketing).21
5. People (Orang/Partisipan)
Dalam elemen ini, yang dimaksud people (partisipan) adalah
karyawan penyedia produk atau orang-orang yang terlibat langsung
20
Ibid., 264.
21
maupun tidak langsung dalam penyediaan produk.22 Dengan memiliki
SDM yang unggul maka tentu akan sangat menunjang kinerja perusahaan
sehingga dapat memberikan hasil yang maksimal terutama bagi konsumen.
6. Process (Proses)
Proses merupakan kegiatan marketing yang ditunjukkan kepada
konsumen bagaimana pelayanan yang diberikan kepada konsumen selama
pembelian produk.23Dalam sebuah perusahaan, penting adanya pelayanan
yang bisa memuaskan pelanggan atau konsumen.Pelayanan yang baik
tidaklah cukup, melayani harus dengan sempurna. Dalam proses ini jangan
sampai ada celah kesalahan walaupun manusia tempatnya kesalahan.
Disini, sebuah proses akan dimulai, dari saat pelanggan atau konsumen
melakukan kontak dengan perusahaan mengenai produk yang dihasilkan
oleh perusahaan tersebut hingga semua hal selesai dilakukan dan pastikan
konsumen akan merasa puas dengan pelayanan yang sudah diberikan.
7. Physical Evidence (Lingkungan Fisik)
Lingkungan fisik adalah suatu keadaan atau kondisi perusahaan
yang didalamnya merupakan tempat transaksi jual beli, negosiasi produk
yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.24Lingkungan fisik perusahaan
juga harus diperhatikan agar suasana perusahaan menjadi nyaman, mulai
dari tata letak perabot, kebersihan sekitar serta manusianya.
22
Hendri Sukotjo dan Sumanto Radix A, “Analisa Marketing Mix-7P (Product, Price, Place, Promotion, People, Process dan Physical Evidence) terhadap Keputusan Pembelian Produk Klinik Kecantikan Teta di Surabaya”, Jurnal Mitra Ekonomi dan Manajemen Bisnis, Vol.1, No.2, (Oktober, 2010), 219 dan 220.
23
Ibid.
24
D. Pangsa Pasar (Market Share)
Definisi pangsa pasar (market share) menurut kamus bisnis adalah
presentase dari total penjualan suatu perusahaan (dari semua sumber) dengan
total penjualan jasa atau produk dalam industri.25
Menurut William J.S dalam Jurnal Eka Mayastika Sinaga “Pangsa pasar (Market Share) dapat diartikan sebagai bagian pasar yang dikuasai oleh suatu
perusahaan, atau prosentase penjualan produk atau jasa suatu perusahaan
terhadap total penjualan para pesaing terbesarnya pada waktu dan tempat
tertentu.”26 Terdapat empat karakteristik yang mempengaruhi pengguna dalam melakukan pembelian yakni:
1. Faktor budaya meliputi budaya, subbudaya, dan kelas sosial
2. Faktor pribadi meliputi umur, masa kerja, situasi ekonomi, gaya hidup,
dan kepribadian
3. Faktor psikologis meliputi pengetahuan, motivasi, keyakinan, dan sikap
Proses pangsa pasar (Market Share) seorang pengguna melewati lima
tahap yaitu:
1. Pengenalan kebutuhan
2. Pencarian informasi
3. Evaluasi alternatif
4. Pangsa Pasar (Market Share)
25
http://kamusbisnis.com/arti/pangsa-pasar/ 26
Eka Mayastika SInaga, “Pengaruh Strategi Promosi dan Strategi Harga Terhadap Market Share
5. Tingkah laku pasca pembelian27
Menururt Philip Kotler bahwa perusahaan yang menaikkan pangsa pasar
(Market Share) mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut:
1. Sebuah perusahaan yang meningkatkan kualitas produk mereka dari
produk pesaing maka akan menikmati kenaikan pangsa pasar yang lebih
besar daripada mereka yang tingkat kualitasnya tetap atau bahkan
menurun.28
2. Perusahaan yang lebih cepat meningkatkan pengeluaran untuk
pemasarannya daripada pertumbuhan pasar maka perusahaan tersebut akan
mencapai kenaikan pangsa pasar. Misalnya peningkatan pengeluaran
untuk promosi penjualan maka akan efektif dalam menghasilkan kenaikan
pangsa pasar untuk semua jenis perusahaan.29
3. Sebuah perusahaan menggunakan cara pemberian potongan harga yang
cukup besar untuk produknya daripada produk pesaing untuk
meningkatkan pangsa pasar namun kenyataannya cara tersebut tidak cukup
efektif untuk peningkatan pangsa pasar karena mungkin banyak pesaing
yang juga memberikan potongan harga kepada konsumen dan ada juga
yang menawarkan nilai lebih untuk produk mereka ke konsumen sehingga
tidak banyak konsumen yang beralih karena potongan harga. Jadi,
peningkatan pangsa pasar dengan cara pemberian potongan harga yang
cukup besar tidak efektif untuk peningkatan pangsa pasar.30
27
Ibid 28
Philip Kotler dan Gary Armstrong, Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jakarta: Erlangga, 2008), 332. 29
Ibid
30
E. Property Syariah
Definisi propertymenurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah
harta berupa tanah dan bangunan beserta sarana dan prasarananya yang
menggambarkan elemen yang tidak akan terpisahkan dari tanah dan/atau
bangunan yang dimaksudkan.31Definisi syariah adalah segala apa yang
disyariatkan oleh Allah baik dengan Al-Qur’an maupun dengan Sunnah Nabi
ataupun yang dapat melengkapi semua dasar-dasar agama, akhlak, hubungan
manusia dengan manusia, bahkan meliputi juga apa yang menjadi tujuan
hidup dan kehidupan manusia untuk keselamatan dunia akhirat.32
Sedangkanproperty syariah adalah rumah atau bangunan dengan konsep
syariah atau sesuai dengan syariat islam mulai dari bentuk dan desain rumah,
fasilitas serta lingkungannya. Dalam konsep perumahan syariah, pengembang
perumahan biasanya membuat bagian dalam rumah tertutup sehingga orang
lain tak bisa melihat dari luar. Suasana religius lebih hidup di dalam komplek
perumahan syariah dengan adanya kegiatan rutin sholat berjamaah dan
pengajian di masjid.Selain itu, semua transaksi pembelian atau penjualan
rumah menganut prinsip dan akad syariah.33
31
Kamus Besar Bahasa Indonesia, dalam http://kbbi.web.id/properti, diakses pada 01 Januari 2016 pukul 11.47
32Ali, “Pengertian Syariah Menurut Pakar”, dalam
http://www.pengertianpakar.com/2014/09/pengertian-syariah-menurut-para-pakar.html?m=1, diakses pada 01 Januari 2016
33Yura Syahrul, “Konsep Perumahan Islami, Seperti Apa?”, dalam
47
BAB III
DATA PENELITIAN
A. Profil D’Ahsana Property
Perusahaan ini adalah perusahaan baru yang bergerak dibidang
developerpropertysyariah yang berpusat di Malang dan bergerak di Jawa
Timur, Indonesia. Project perusahaan ini tengah berkembang di beberapa kota
di Jawa Timur yakni di kota Mojokerto, Tuban, Malang, Gresik, dan Madiun.
D’Ahsana Propertyini bernaung di bawah kontrol Developer Property Syariah
Indonesia (DPSI) yang berpusat di Makassar.Developer Property Syariah
Indonesia (DPSI) merupakan asosiasi developer Property Syariah di seluruh
Indonesia untuk mengajak developer Propertyuntuk menjalankan konsep baru
ini yakni kepemilikan property secara syariah.
Komitmen D’Ahsana Property ini adalah menciptakan arus
propertysyariah di Indonesia tanpa keterlibatan Bank, tanpa perhitungan Riba,
dan terjaga dari akad bermasalah.Demi tujuan ini, perusahaan ini juga terlihat
aktif dalam penyelenggaraan pelatihan, workshop, seminar yang bertujuan
untuk membentuk para pemain baru dan mengubah pemain lama menjadi
pemain property syariah di Indonesia. D’Ahsana Propertybergerak dalam
bidang developer, pemberi dana sekaligus kontraktor yang berusaha
memberikan konsep hunian serta lingkungan yang aman dan nyaman sesuai
dengan syariat Islam. Selain itu, D’Ahsana property juga berusaha
memberikan fasilitas lengkap sesuai dengan keinginan konsumen tanpa
bertanggungjawab, ramah lingkungan serta tidak melanggar kode etik
atau syariat islam.
Kedepannya, perusahaan ini akan terus berkembang menjadi besar dan
bisa menguasai pasar yang ada dengan memberikan produk serta fasilitas yang
nyaman karena peluang berkembang untuk bisnis property syariah ini sangat
besar dan peluang permintaan hunian berkonsep syariah ini juga besar seiring
dengan berkembangnya zaman. Masyarakat khususnya Muslim pasti
membutuhkan hunian dengan konsep syariah dengan kualitas yang baik, harga
terjangkau, fasilitas yang baik dan lingkungan yang nyaman pula.1
B. Visi Misi dan Tujuan D’Ahsana Property
1. Visi:
Menjadi developer property syariah terpercaya di Jawa Timur tahun 20182 2. Misi:
a. Mengembangkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menerapkan
tata kelola organisasi yang berorientasi peningkatan mutu dan
penyediaan layanan produk yang berkualitas
b. Menciptakan produk bermutu tinggi untuk memaksimalkan kepuasan
masyarakat dengan member nilai tambah investasi yang layak melalui
layanan prima dan kepuasan dari konsumen.3
1
Habib, Wawancara, Kantor Pemasaran, 20 November 2015
2
SOP D’Ahsana Property.
3
3. Tujuan
a. Pada tiga tahun mendatang mampu memiliki sepuluh kantor cabang di
Jawa Timur dengan sumber daya manusia dan organisasi yang
profesional dan terdepan.
b. Menjadi pengembang pilihan dan terdepan dalam menyediakan
kebutuhan property baik hunian maupun investasi di masyarakat kelas
menengah.4
C. Tata Nilai Perusahaan (Core Value)
Kegiatan usaha D’Ahsana Property Syariah bersumber pada keyakinan
atas nilai-nilai yang dirangkum dalam spirit “AHSANA”untuk tujuan akhir
menggapai prestasi dan kesuksesan. Adapun penjabaran dari kata “AHSANA”
adalah sebagai berikut:5
1. AMANAH and COMMITMENT: Pribadi yang dapat dipercaya, amanah,
bertanggungjawab dan berdisiplin tinggi, menjunjung tinggi dan menjaga
kepercayaan yang diberikan orang lain, memberikan komitmen dan
partisipasi 100% untuk melaksanakan amanah, memberikan yang terbaik
dan berkomitmen melaksanakan nilai-nilai syariah untuk meraih
keberhasilan pada kondisi apapun, dimanapun dan kapanpun.6
2. HIGH PERFORMANCE: Pribadi yang berkarya, bekerja dan melayani
dengan predikat luar biasa, lebih dari sekedar baik, serta berkarya dan
4
Ibid.
5 SOP D’Ahsana Property, Core Value Perusahaan
6
bekerja dengan cepat dan tuntas membantu team meraih hasil yang telah
direncanakan dengan efektifitas da