• Tidak ada hasil yang ditemukan

Review Laporan Keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Review Laporan Keuangan"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

Review Laporan

Keuangan

UNIT AKUNTANSI DILINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

1

BIRO KEUANGAN DAN UMUM SEKRETARIAT JENDERAL

(2)

STRUKTUR ORGANISASI

& UNIT AKUNTANSI

a. Struktur Organisasi Kemenristek Dikti terdiri dari 7 (Tujuh) Eselon Satu yakni :

1. Sekretariat Jenderal 2. Inspektorat Jenderal

3. Direktorat Jenderal Kelembagaan Iptek dan Pendidikan Tinggi

4. Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan 5. Direktorat Jenderal Sumber Daya Iptek dan Pendidikan Tinggi

6. Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan

(3)

STRUKTUR ORGANISASI

& UNIT AKUNTANSI

1. Masing-masing eselon 1 memiliki program yang dilaksanakan oleh satu atau beberapa Satuan Kerja.

2. Satuan Kerja pelaksana program Eselon I akan memperoleh DIPA atas pelaksanaan program masing-masing Eselon I.

3. Satuan Kerja yang melaksanakan lebih dari satu program Eselon I akan menerima DIPA lebih dari satu.

4. Setiap Satuan Kerja yang menerima dan mengelola DIPA merupakan

Unit Akuntansi yang berkewajiban menyusun Laporan Keuangan atas DIPA yang dikelolanya.

5. Konsekuensi bagi Satuan Kerja yang menerima dan melaksanakan DIPA lebih dari satu wajib menyusunLaporan Keuangan sejumlah DIPA yang dikelolanya.

(4)

STRUKTUR ORGANISASI

& UNIT AKUNTANSI

Eselon 1 Kemristek Dikti dan jumlah Satker pelaksana program masing-masing eselon I

(5)

STRUKTUR ORGANISASI

& UNIT AKUNTANSI

1. Dalam kaitannya dengan penyusunan Laporan Keuangan yang diatur dalam PMK 171/PMK.05/2007 & PMK 177/PMK.05/2015 setiap Eselon I di Kemristek Dikti berfungsi sebagai :

a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B) b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang Eselon I (UAPPA/B-E1)

2. Sedangkan Satuan Kerja Pelaksana Program dari masing-masing Eselon I berfungsi sebagai Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/BMN (UAKPA/B).

3. Khusus untuk Eselon I Sekretariat Jenderal berfungsi sebagai : a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B)

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran/Barang (UAPPA-E1) c. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)

(6)

STRUKTUR ORGANISASI

& UNIT AKUNTANSI

a. Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran/Barang (UAKPA/B)

berkewajiban menyelenggarakan akuntansi dan menyusun Laporan Keuangan/BMN tingkat Satuan Kerja atas DIPA yang dikelolanya.

b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Tingkat Eselon-I

(UAPPA/B-E1)

berkewajiban mengkonsolidasikan Laporan Keuangan/BMN tingkat Satuan Kerja dibawahnya dan menyusun Laporan Keuangan/BMN Tingkat Eselon I.

c. Unit Akuntansi Pengguna Anggaran/Barang (UAPA/B)

berkewajiban mengkonsolidasikan Laporan Keuangan/BMN tingkat Eselon I dibawahnya dan menyusun Laporan Keuangan/BMN

Tingkat Kementerian.

PMK 177/PMK.05/2015 Pasal 4

(7)

STRUKTUR ORGANISASI

& UNIT AKUNTANSI

Penyampaian Laporan Keuangan dilakukan secara

“BERJENJANG”

dari Unit Akuntansi Kuasa Pengguna

Anggaran (UAKPA) yang ada di Satker sampai dengan

Unit Akuntansi Penguna Anggaran (UAPA) di tingkat

Kementerian.

(8)
(9)

UAPA UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA & UAPPA-E1 UAKPA UAKPA

UAPA : Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (Entitas Pelaporan Tingkat Kementerian)

UAKPA: Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran

(Entitas Akuntansi & Pelaporan Tk. Satker)

UAPPA-E1 :

Unit Akuntansi Pembantu

Pengguna Anggaran Tingkat Eselon I

( Entitas Pelaporan Tingkat Eselon I )

(10)

STRUKTUR ORGANISASI

& UNIT AKUNTANSI

PENANGGUNG JAWAB

UNIT AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN

(11)

LAPORAN KEUANGAN

Berdasarkan PMK 177/PMK.05/2015 Pasal 3 :

Laporan Keuangan yang disusun terdiri atas :

a. Laporan Realisasi Anggaran (LRA) b. Neraca

c. Laporan Operasional (L/O)

d. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

e. Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK)

Kelima jenis Laporan ini yang dilaporkan secara berjenjang dari tingkat

(12)

LAPORAN KEUANGAN

KARAKTERISTIK LAPORAN KEUANGAN

MASING-MASING UNIT AKUNTANSI

(13)

REVIEW LAPORAN KEUANGAN

Mengingat Unit Akuntansi tingkat

Eselon I

dan

Kementerian

hanya bersifat

konsolidasian

, maka review Laporan Keuangan

lebih diutamakan pada Laporan Keuangan Tingkat Satker

(UAKPA), alasannya :

1. Seluruh transaksi keuangan dan barang dilakukan pada

tingkat Satker (UAKPA).

2. Koreksi atas kesalahan pencatatan transaksi keuangan dan

barang hanya dapat dilakukan pada tingkat Satker (UAKPA).

3. Keakuratan dan kewajaran penyajian Laporan Keuangan

tingkat Satker sangat berpengaruh terhadap kewajaran

(14)

REVIEW LAPORAN KEUANGAN

KENAPA LAPORAN KEUANGAN HARUS DIREVIEW

(15)

1.

Kelengkapan Laporan Keuangan

2.

Kesesuaian Dengan Persamaan Dasar Akuntansi

3.

Review Per komponen Laporan Keuangan

a)

Neraca Percobaan

b)

Laporan Realisasi Anggaran

c)

Laporan Operasional

d)

Laporan Perubahan Ekuitas

e)

Neraca

f)

Catatan atas Laporan Keuangan

4.

Review antar komponen Laporan Keuangan

a)

Intra Laporan Keuangan

b)

Dengan L-BMN

(16)

16

Kelengkapan Komponen Laporan Keuangan Pokok

1. Pernyataan Telah Direviu (Hanya utk Tk. LKKL) 2. Pernyataan Tanggung Jawab

3. Ringkasan Laporan Keuangan 4. Laporan Realisasi Anggaran 5. Neraca

6. Laporan Opersional

7. Laporan Perubahan Ekuitas 8. Catatan atas Laporan Keuangan

Lampiran Pendukung Laporan Keuangan

1. Laporan yang dihasilkan oleh Aplikasi 2. Laporan Kuasa Pengguna barang

3. Daftar Rekening Pemerintah

4. Memo Penyesuaian atas Jurnal Penyesuaian/Umum di SAIBA 5. BAR dengan KPPN/Kanwil/Dit.APK, dan lain-lain

LK pada tiap level, harus disusun dari seluruh satker dibawahnya.

Termasuk dari satker yang dilikuidasi

(17)
(18)

Latar Belakang:

“Ada yang tidak sesuai dengan Persamaan Dasar Akuntansi dalam penyusunan Laporan Keuangan”.

Kemungkinan Penyebab:

• Belum Update SAIBA dan Referensi SAIBA • Terdapat Jurnal yang tidak ada pasangannya (pada SAIBA versi sebelum 2.7 mungkin terjadi)

Solusi:

• Update Aplikasi, terutama Referensi

• Cek/Cetak dari SAIBA: Transasksi-Jurnal Penyesuaian-Cetak-Per tanggal-Isi 01-01-2015 sd 31-12-2015

• Periksa, apakah ada yang tidak terisi pada kolom Debet dan Kreditnya • Jika ada, perbaiki, dengan cara Hapus, input ulang, posting ulang

• Lakukan untuk Jenis transaksi lainnya: Jurnal Penyesuaian Neraca, Jurnal Koreksi dan Jurnal Umum

(19)

LAPORAN OPERASIONAL (LO)

PENDAPATAN 600

BEBAN 1.000

SURPLUS (DEFISIT) KEG.OPERASIONAL (400) KEUNTUNGAN (KERUGIAN) KEG.NON OPR 100 SURPLUS SEBELUM POS LUAR BIASA (300)

POS LUAR BIASA (0)

SURPLUS (DEFISIT) LO

(300)

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS (LPE)

EKUITAS AWAL 2.000

DEFISIT LO

(300)

TRANSAKSI ANTAR ENTITAS 1.500

EKUITAS AKHIR

3.200

NERACA

TOTAL ASET 5.200

TOTAL KEWAJIBAN 2.000

EKUITAS

3.200

(20)
(21)

21

UAKPA:

Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited

menurut Satker, UAPPA-W dan UAPA-E1

UAPPA-W:

Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited menurut UAPPA-W dan UAPPA-E1

UAPPA-E1:

Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited menurut UAPPA-E1 dan UAPA

UAPA:

Saldo awal tahun berjalan = Saldo Tahun Lalu Audited

menurut UAPA dan LKPP

Jika Berbeda, yang benar

(22)

22

No SALDO 2014 2015

1. Aset Aset

2. Kewajiban

- Pendapatan Ditangguhkan

- Hibah yang belum disahkan

- Pendapatan Ditangguhkan

Kewajiban

3. Ekuitas Dana Lancar Ekuitas Dana Investasi

(23)

• Latar Belakang:

• Terjadi perubahan Posting rule Migrasi.

• Semula: semua Akun Neraca pada pos “Pendapatan Yang Ditangguhkan” Audited 2014 dimigrasi ke Ekuitas Awal 2015 • Sekarang: Tidak semua akun-akun pada pos “Pendapatan Yang

Ditangguhkan” Audited 2014 dimigrasi ke Ekuitas Awal 2015, yaitu akun “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan”

• akun “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan” Audited 2014 dimigrasi ke Kewajiban - “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan” pada Neraca Awal 2015

• Risiko:

• Migrasi tidak sesuai

• Solusi:

(24)
(25)

SALDO NORMAL adalah sebagai berikut:

25

Akun Saldo Normal

Aset (1xxxxx) Debet

Penyisihan Piutang Kredit

Akumulasi Penyusutan Kredit

Kewajiban (2xxxxx) Kredit

Pendapatan (4xxxxx) Kredit

Pengembalian Pendapatan Debet

Beban (5xxxxx) Debet

Beban Penyisihan Piutang Bisa Debit dan Kredit

(26)
(27)
(28)
(29)
(30)

Bila terdapat Saldo tidak normal atau yang seharusnya

tidak ada, kemungkinan karena Salah Jurnal di SAIBA.

Cek jurnal-jurnal yang melibatkan Akun-akun Tidak

Normal.

Bila terdapat akun

“null”,

karena belum Update Referensi.

Cek di Buku Besarnya

(31)
(32)
(33)

“TIDAK BOLEH ADA” :

1. Akun 41 (Pendapatan Perpajakan)

Apabila ada, misalnya: Akun 411122, kemungkinan karena

salah jurnal Kas Lainnya di Bendahara Pengeluaran yang

merupakan Potongan pajak.

Akun ini hanya untuk BA.015 Kementerian Keuangan

2. Akun-akun 42 (PNBP) yang seharusnya tidak terdapat pada

KL tersebut

Misalnya: di Kementerian Pertanian terdapat akun 423213

Pendapatan Surat Keterangan, Visa, Paspor, kemungkinan

salah kode akun saat menyetor SSBP.

atau operator salah input

3. Akun 43 (Pendapatan Hibah)

Akun ini hanya untuk BA 999.02

(34)

34

(35)

Bila

bukan

Satker

BLU

,

maka

TIDAK BOLEH ADA

:

akun 424xxx, 525xxx dan 537xxx

Akun diatas diperuntukkan khusus untuk Satker BLU.

(36)

36

Transfer Keluar/Transfer Masuk

• Akun ini digunakan untuk:

• Transfer keluar/transfer masuk Aset (Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya) antar Satker di lingkungan Pemerintah Pusat.

• Transfer keluar/transfer masuk Selain Aset (Kas/Piutang/Utang) antara Satker yang dilikuidasi ke Satker Penerima.

• Resiko:

• Akun/Menu ini tidak digunakan seharusnya.

• Misal: Pembelian menggunakan transfer masuk, mengakibatkan Akun LPE (Transaksi Antar Entitas) overstated

• Misal: Pemakaian menggunakan transfer keluar, mengakibatkan Akun beban Persediaan understated dan LPE (Transaksi Antar Entitas)

overstated • Solusi:

• Cek Kebenaran penggunaan Akun/menu tsb di Aplikasi Persediaan/SIMAK

(37)

37

Transfer Keluar/Transfer Masuk

Telaah:

• Lakukan Analisa sbb:

• Mungkinkah di Satker/E1/KL ini terdapat Transfer Masuk/Transfer Keluar?

• Bila ya, seharusnya lebih besar mana? Transfer Masuk atau Transfer Keluar?

• Adakah Pengawasan Transfer Keluar/Transfer Masuk?

• Bandingkan analisa dengan LK, berbedakah?

(38)

38

Akun 391119 (Koreksi Lainnya)

• Akun ini untuk mengkoreksi kesalahan pencatatan atas transaksi selain Aset

(Selain mengkoreksi

Persediaan/Aset Tetap/Aset Lainnya)

• Misalnya mengkoreksi Kas, Piutang dan Utang.

• Namun terkadang akun ini dipakai untuk yang lainnya, misalnya:

• Koreksi selain yang seharusnya

• Menghilangkan “belum diregister”/”Hibah Belum disahkan”

• Menyamakan saldo SAIBA dengan L-BMN

(39)

39

Akun 491429 (Pendapatan Perolehan Aset Lainnya)

• Sangat jarang terjadi “Perolehan Aset Lainnya”, sehingga apabila ada akun ini, agar dikonfirmasi kebenarannya, karena ada

kemungkinan salah memilih menu Input pada Aplikasi Persediaan/ SIMAK.

• Akun ini jurnal kiriman dari Persediaan/SIMAK BMN, yaitu saat memilih menu “perolehan lainnya”

(40)

1. Akun 219671 (Hibah Langsung Yang Belum Disahkan)(Akun CTA, sejak 2015 tidak boleh)

2. Akun 391121 (Ekuitas Transaksi Lainnya) (Akun diatas hanya untuk RRI, TVRI dan POLRI)

3. Akun 423956 (Penerimaan kembali belanja hibah TAYL)(Akun diatas hanya untuk BA-BUN Hibah 999.02)

4. Akun 423958 (Penerimaan kembali belanja lain-lain TAYL)(Akun diatas hanya untuk BA-BUN Bel.Lain2 999.08)

40

Akun-akun lainnya yang seharusnya tidak ada pada Satker tsb, misalnya:

• Terdapat pendapatan SIM pada Satker Kementerian Pertanian

(41)
(42)

1.

Akun

“Belum Diregister”

hanya boleh ada pada

Laporan Keuangan Interim

(Bulanan/Triwulanan/Semesteran),

pembelian Persediaan/Aset yang menggunakan Dana

Uang Persediaan (UP)/LS, yang pada periode tersebut

belum diajukan/diterbitkan SPM/SP2D GUP/LS-nya

Pembelian dengan utang/cicilan, dll.

2.

Pada Laporan Keuangan Tahunan

tidak boleh

ada

.

(43)
(44)

Adanya Akun “

Persediaan yang belum diregister “

Bernilai

positif

berarti :

1. Terdapat pengadaan barang persediaan yang

menggunakan akun belanja barang persediaan

(5218xx).

2.Pengadaan barang persediaan tersebut

belum

tercatat di aplikasi Persediaan SIMAK BMN, atau

3. Pengadaan barang persediaan tersebut

sudah

tercatat di aplikasi Persediaan SIMAN BMN namun

belum

dikirim ke aplikasi SAIBA, atau

4. Sudah dikirim ke aplikasi SAIBA namun

belum

diposting.

(45)

Adanya Akun “Persediaan yang belum diregister “

Bernilai

negatif

berarti :

1.

Terdapat pengadaan barang persediaan yang

tidak

menggunakan akun belanja barang persediaan

(5218xx) tetapi menggunakan akun belanja barang

keperluan perkantoran (521111/521119), Belanja

Bahan (521211).

2. Pengadaan barang persediaan tersebut sudah

tercatat di aplikasi Persediaan SIMAK BMN, sudah

dikirim ke aplikasi SAIBA dan sudah diposting.

(46)
(47)

Menghilangkan akun “

Persediaan yang belum

diregister “

yang bernilai

positif

dilakukan dengan

cara :

1. Menginput barang persediaan tersebut pada

aplikasi persediaan sebesar nilai “persediaan yang

belum diregister” yang tersaji pada neraca SAIBA.

2. Mengirimkan nilai persediaan yang telah diinput

tersebut ke aplikasi SAIBA.

(48)

a. Jurnal yang dibentuk saat pembelian persediaan

dengan akun belanja barang persediaan (5218xx)

1. (D) Belanja Barang Persediaan LRA (+)

(K) Piutang dari KUN

LRA (-)

2.

(D) Persediaan yang belum diregister Neraca (+)

(K) Ditagihkan kepada Entitas Lain LPE (+)

b. Jurnal yang dibentuk saat persediaan yang telah

diinput diaplikasi persediaan dikirim ke SAIBA

(D) Persediaan

Neraca (+)

(K) Persediaan yang belum diregister Neraca (-)

(49)

Menghilangkan akun “Persediaan yang belum diregister

“ yang bernilai

negatif

dilakukan dengan cara membuat

jurnal penyesuaian di SAIBA melalui menu jurnal

penyesuaian kategori 19 (Koreksi Beban Aset),

jurnalnya :

(D) Persediaan yang belum diregister Neraca (+)

(K) Beban Barang (521111/521211/521119) L/O (-)

Jurnal ini merupakan jurnal penyesuaian/penyeimbang

atas jurnal hasil pengiriman dari SIMAK BMN sbb :

(D) Persediaan

Neraca (+)

(K) Persediaan yang belum diregister Neraca (-)

(50)

Akun “Persediaan yang belum diregister “ bernilai

negatif

dapat muncul dari pengadaan persediaan yang

bersumber dari hutang, artinya aplikasi persediaan

SIMAK BMN telah mencatat transaksi penambahan

persediaan namun realisasi belanja untuk pembelian

persediaan pada bulan tersebut tidak ada. Untuk

memastikannya :

1. Lihat nilai persediaan yang belum diregister negatif

yang tersaji dalam neraca SAIBA.

2. Cek neraca percobaan basis kas apakah ada realisasi

belanja barang terkait pembelian persediaan

(521211/521111/521119)

(51)

Jurnal untuk menghilangkan akun “Persediaan yang

belum diregister “ yang bernilai

negatif

yang bersumber

dari hutang :

(D) Persediaan yang belum diregister Neraca (+)

(K) Belanja Barang yang masih harus dibayar

(Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya)

Neraca (+)

Setelah pengadaan persediaan tersebut dibayar melalui

SPM/SP2D maka dibuat jurnal penyesuaian sbb:

(D) Belanja Barang yang masih harus dibayar

(Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya)

Neraca (-)

(K) Beban Barang ... (521111/521119/521211) L/O (-)

(52)

Bila pengadaan persediaan tersebut dibayar melalui

SPM/SP2D menggunakan akun belanja barang

persediaan (5218xx) maka dibuat jurnal penyesuaian

sbb:

(D) Belanja Barang yang masih harus dibayar

(Utang Kepada Pihak Ketiga Lainnya)

Neraca (-)

(K) Persediaan yang belum diregister Neraca (-)

(53)

Adanya Akun “Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum

diregister “ bernilai positif berarti :

1. Terdapat pengadaan Aset Tetap/Aset Lainnya yang

menggunakan akun belanja modal (53xxxx)

2. Pengadaan Aset Tetap/Aset Lainnya tersebut belum

tercatat di aplikasi SIMAK BMN, atau

3. Pengadaan Aset Tetap/Aset Lainnya tersebut sudah

tercatat di aplikasi SIMAN BMN namun belum

dikirim ke aplikasi SAIBA, atau

4. Sudah dikirim ke aplikasi SAIBA namun belum

(54)
(55)

Adanya Akun “

Aset Tetap/Aset Lainnya yang belum

diregister “

bernilai

negatif

berarti :

1.

Terdapat pengadaan BMN yang menggunakan

akun belanja modal yang tidak sesuai dengan jenis

BMN yang diadakan. Contoh : Pembuatan Jalan

yang menggunakan akun belanja modal lainnya

536111, seharusnya dibeli dengan akun 534111.

2. Pengadaan BMN tersebut

sudah

tercatat di

aplikasi SIMAK BMN, dan

sudah

dikirim ke aplikasi

(56)
(57)

Menghilangkan akun

Aset Tetap yang belum

diregister “

yang bernilai

negatif

dilakukan dengan

cara membuat jurnal penyesuaian di SAIBA melalui

menu

Jurnal Umum,

dengan ketentuan :

1. Dilakukan pada

setiap bulan

munculnya akun aset

tetap yang belum diregister negatif tersebut di

Neraca. (Bukan Semesteran atau Tahunan)

2. Penyesuaian tersebut tidak dapat dilakukan

secara sekaligus namun harus dilakukan per

transaksi.

(58)

Untuk menghilangkan akun aset tetap yang belum

diregister negatif seperti di contoh sebelumnya maka

jurnalnya adalah sebagai berikut :

(D) Jalan dan Jembatan yang belum diregister

(K) Aset Lainnya yang belum diregister

Keterangan :

Penyesuaian atas pengadaan jalan yang

menggunakan akun belanja modal lainnya (536111)

(59)

1. Resiko:

Satker Menjurnal “sembarangan”, yang penting akun

“Belum Diregister”

hilang.

2. Solusi:

Cetak Buku Besar Akrual atas Akun-akun

“Belum Diregister”

Cek pasangan jurnalnya, apakah yang sudah

seharusnya? Bila tidak, perbaiki!

(60)

1.

Jika ada Akun 111827

(Kas Lainnya dari Hibah Yang Belum disahkan)

maka Harus ada akun 218211

(Hibah Langsung Yang belum disahkan).

Akun 111827 nilainya maksimal sama atau lebih kecil dibanding

218211.

2. akun 218211 harus di kredit

60

Bila ada akun-akun “Yang Belum disahkan”, harus ada Hibah Langsung Yang Belum Disahkan.

Artinya harus menjadi Catatan/Pengawasa bagi Satker/KL/K-BUN/KPPN untuk segera dilakukan pengesahan ke KPPN.

Saat ini pengesahan hibah sudah habis masnya. Tunggu ada Surat Perpanjangan Pengesahan Hibah.

(61)

Apabila ada akun “kas Lainnya dari Hibah Langsung Yang

belum Disahkan”

bersaldo Negatif

, kemungkinanya:

Telah terbit SP2HL pengesahan hibah langsung berupa

uang,

namun...

Belum melakukan Jurnal Pencatatan Kasnya.

(62)

Latar Belakang:

• Terkadang ada Satker “bandel” tidak berniat melaporkan/mengesahkan Hibah langsungnya.

• Satker Menjurnal “sembarangan”, yang penting akun “Hibah Langsung Belum Disahkan” hilang

Solusi:

• Cetak Buku Besar Akrual atas Akun “Hibah Langsung Yang Belum Disahkan”

• Cek pasangan jurnalnya, apakah dari SP2HL/MPHL-BJS? Bila tidak, berarti belum pernah ada pengesahannya! Hapus jurnal tsb.

(63)
(64)

64

• Akun “Kas di Bendahara Pengeluaran” HARUS SAMA dengan akun “Uang Muka dari KPPN”

• Akun ini bisa dijurnal. Pastikan tidak ada jurnal yang menyebabkan perbedaan

.

(kecuali di Kementerian Luar Negeri)

• Kesesuaian dengan Berita Acara Rekonsiliasi (BAR) atas akun-akun sebagai berikut:

• Kas di Bendahara Pengeluaran

• Kas dan Bank BLU

(Kas dan Bank BLU dan Deposito BLU)

(65)

65

Akun “Pendapatan Yang Ditangguhkan”

• Bila ada, kemungkinan karena salah memilih kode akun, yaitu memilih akun: 2196XX Hibah yang belum disahkan

• Apabila ada, Lakukan KOREKSI ke Akun yang sebenarnya yaitu 218211 “Hibah Langsung yang belum disahkan”

(66)

66

Ada Akun

Piutang:

ada

Penyisihan Piutang

ada

Beban Penyisihan Piutang di LO.

Bila tidak ada, kemungkinan belum melakukan

penyisihan piutang di akhir periode.

• Ada Akun Piutang Jangka Panjang (TP/TGR)

• Ada Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang • Ada Penyisihan Piutang Jangka Panjang

• Ada Penyisihan Bagian Lancar Piutang Jangka Panjang

(67)

67

Ada

Persediaan:

ada

Beban Persediaan

di LO

Ada Penyesuaian nilai aset di LPE

Kemungkinannya sangat kecil dalam satu periode

tidak ada persediaan yang dipakai. Atau hanya

memiliki persediaan untuk

pemeliharaan/diserahkan ke masy/bansos saja.

Ada

Aset Tetap/Aset Lainnya:

ada

Akumulasi Penyusutan/Amortisasi

AT/AL,

(68)

68

• Jurnal Akrual t.d:

• Pendapatan Diterima Dimuka

• Pendapatan Yang Masih harus Diterima

• Beban Dibayar Dimuka

• Beban Yang Masih Harus Dibayar

• Transaksi Akrual yang umumnya ada di Satker adalah:

• Pendapatan Sewa diterima Dimuka,

• Beban Sewa yang masih harus dibayar

• Beban Listrik/telepon/air yang masih harus dibayar

• Beban Pegawai yang masih harus dibayar

(69)
(70)

PENDAPATAN:

• Pendapatan Perpajakan

(kec. BA.15.04 Ditjen Pajak

Kementerian Keuangan)

• Pendapatan Hibah

BEBAN:

• Beban Bunga

• Beban Subsidi

• Beban Hibah

• Beban Transfer

• Beban Lain-lain

(71)

Seluruh Saldo pada LO (baik Pendapatan maupun beban)

harus bersaldo Positif, termasuk pada Kegiatan Non

Operasional

Khusus Beban Penyisihan Piutang berdasarkan

PMK 270/2014 dan Perdirjen Perbendaharaan

No.Per-43/PB/2015 dimungkinkan bersaldo

negatif.

(72)
(73)

73

Misalnya (bila tidak ada penghapusan piutang):

• Saldo awal penyisihan piutang = (Rp.100,-)

• Saldo akhir penyisihan piutang = (Rp.170,-)

• Maka beban penyisihan piutang adalah:

(Rp.100,-) – (Rp.170,-) = Rp.70,-

Misalnya (bila ada penghapusan piutang):

• Saldo awal penyisihan piutang = (Rp.100,-)

• Saldo akhir penyisihan piutang = (Rp.170,-)

• Penghapusan Piutang =

Rp.50,-• Maka beban penyisihan piutang adalah:

(74)

Beban barang diserahkan ke Masyarakat muncul hanya

dari kiriman Jurnal Aplikasi Persediaan.

Apabila tidak ada Realisasi Belanja Akun 526xxx (Belanja

barang diserahkan ke masyarakat), maka seharusnya

beban barang diserahkan ke masyarakat tidak ada juga.

Kecuali:

Pembelian 526xxx tahun lalu, penyerahannya tahun

berjalan

(sehingga di Tahun berjalan hanya ada Beban

Penyerahan, tidak ada realisasi Belanjanya)

(75)

• Apabila tidak pernah ada realisasi 526xxx, ada Beban Barang diserahkan ke Masyarakat, kemungkinannya adalah:

Ada pembelian Materai

• Input Materai di Aplikasi Persediaan otomatis menghasilkan persediaan barang diserahkan ke masyarakat dan beban Barang diserahkan ke Masyarakat

• Solusi: ungkapkan saja dalam CaLK

Salah memilih kode Barang

• misal: membeli persediaan konsumsi menggunakan kode barang diserahkan ke masyarakat.

• Apabila barang tsb belum habis digunakan, akan muncul Saldo Persediaan Barang diserahkan ke masyarakat pada Neraca dan

(76)

• Beli persediaan untuk konsumsi  Neraca: Persediaan  Pemakaian: Beban Persediaan

• Beli persediaan untuk pemeliharaan  Neraca: Persediaan  Pemakaian: Beban Pemeliharaan

• Beli persediaan untuk diserahkan ke masy  Neraca: Persediaan  Pemakaian: Beban Barang diserahkan ke Masy

• Beli persediaan untuk Bansos  Neraca: Persediaan  Pemakaian: Beban Bansos

Aplikasi Persediaan membedakan berdasarkan kode barang, yaitu: 1.22.33.44.55.xxx

Kode Kelompok:

• 05 : Barang Diserahkan ke Masy

(77)
(78)

Akun “Penyes

uaian Nilai Ase

t”, digunakan u

ntuk:

• mencatat pen

yesuaian nilai p

ersediaan yang

disebabkan Ke

bijakan

Akuntansi Pem

erintah Pusat m

enggunakan M

etode Penilaia n

Persediaan “H

arga Perolehan

Terakhir”.

• Mengkoreksi a

tas kesalahan

Persediaan, ya

ng terjadi pada

Tahun

Anggaran Berj

alan dan Diper

baiki pada TA

Berjalan juga

Koreksi atas ke

salahan Tahun a

nggaran Yang

lalu mengguna kan

akun/menu “Ko

reksi Persediaa

n” atau “Saldo

awal”

• Mengeliminir

akun “Belum d

iregister” khus

us karena pem

bulatan.

• Aplikasi Persed

iaan dapat mencatat

nilai satuan pe

rsediaan dalam nilai

desimal

• Aplikasi SIMAK

dan Persediaa

n dalam Satuan

Rupiah Penuh .

• Sehingga dap

at terjadi selis

ih karena pem

bulatan denga

n nilai “kecil”

78

(79)

Akun “Selisih Revaluasi Aset tetap”

• Akun ini hanya bila ada “Inventarisasi dan Penilaian” dari DJKN.

• Bila akun ini terisi:

• konfirmasi apakah benar-benar ada “IP” tersebut.

• Akun ini seharusnya hanya jurnal kiriman dari SIMAK

(80)
(81)

81

Akun Transaksi Antar Entitas

• Akun 313111 (DKEL) pastikan berasal dari SPM/SP2D.

• Salah satu caranya: Laporan Buku Besar JNSDOK terisi SP2DPL atau SISPEN

Untuk BLU (SP3B-BLU) masih tahap pembahasan

• Akun 313121 (DDEL) pastikan berasal dari SSBP/SSPB/Potongan SPM.

• Salah satu caranya: Laporan Buku Besar JNSDOK terisi SISPEN atau SP2DPT.

• Akun 313211 (TK) dan 313221 (TM) pastikan berasal dari jurnal kiriman Aplikasi Persediaan atau SIMAK-BMN. Bila bukan, maka pastikan dalam rangka Likuidasi.

• Salah satu caranya: Laporan Buku Besar JNSDOK terisi JRNBMN.

• Akun 391131 dan 391132 (HL) pastikan bersal dari SP2HL/SP4HL/ MPHL-BJS.

(82)
(83)

Pastikan tidak ada PAGU MINUS di semua akun 6 digit, termasuk akun GAJI

(cek di Lap.Realisasi Belanja Detail)

Apabila ada, segera dilakukan langkah-langkah

penyelesaiannya, misalnya:

Memeriksa apakah ada salah input kode dari dokumen

SPM/SP2D

perbaiki pengimputan

Memeriksa apakah ada dokumen SPM/SP2D yang

telah terbit yang salah kode

Ralat SPM/SP2D

(84)

• Pastikan pada Laporan Realisasi Belanja Detil tidak ada uraian jenis belanja “tidak ada”

• Pastikan Tidak Ada belanja selain akun 51, 52, 53 dan 57.

(85)
(86)

1.

Pastikan CaLK telah menjelaskan LO dan

LPE

2.

Pastikan angka-angka pada:

LRA,

LO,

LPE,

Neraca

86

SAMA

DENGAN

Penjelasan

pada

(87)

• Pengungkapan “Hibah yang belum disahkan”. Akun ini seharusnya pada Akhir tahun Anggaran sudah tidak ada (karena telah dilakukan pengesahan).

(88)

Pengungkapan “Konstruksi dalam

Pengerjaan - KDP” (PSAP 08 tentang KDP):

Suatu entitas harus mengungkapkan informasi mengenai Konstruksi Dalam Pengerjaan pada akhir periode akuntansi:

a) Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan jangka waktu penyelesaiannya;

b) Nilai kontrak konstruksi dan sumber pendanaannya.

c) Jumlah biaya yang telah dikeluarkan dan yang masih harus dibayar;

d) Uang muka kerja yang diberikan;

e) Retensi.

(89)

Pengungkapan akun-akun LPE

• Akun-akun di LPE nilainya bisa sangat besar, sehingga memerlukan penjelasan yang lebih rinci.

• Penjelasan yang lebih rinci dapat diperoleh dengan cara sbb:

• Cetak akun terkait dalam Laporan Buku Besar pada Aplikasi SAIBA

• Apabila berasal dari Kiriman SIMAK: • konfirmasi ke Petugas SIMAK-BMN

• Petugas BMN dapat mencetak “Daftar Transaksi BMN” pada menu “Buku/Daftar” untuk mengetahui detil transaksi

• Apabila berasal dari Jurnal di SAIBA, konfirmasi penyebab dilakukan jurnal tsb.

(90)

Pengungkapan Penting Lainnya

• Untuk KL Likuidasi: Apakah perubahan Manajemen telah diungkapkan?

• Adakah Pengungkapan lainnya sesuai kharakteristik masing-masing KL

(misalnya: Status Tuntutan Hukum Pihak

Ketiga (Incrakht, penganggaran), Barang Bukti,

dll)

(91)

Pastikan antara ADK dan Cetakan Laporan

Keuangan SAMA

Pastikan ADK yang dikirim adalah ADK paling akhir

(92)

• Untuk memudahkan Telaah, dapat dibuat Kertas Kerja Telaah Laporan Keuangan

• Kementerian keuangan memberikan Contoh Format Telaah Laporan Keuangan yang dapat disesuaikan (ditambah dan dikurang) dengan Kondisi dan Kharakteristik masing-masing Satker/Wilayah/Eselon-1/Kementerian Negara/Lembaga

• Kertas Kerja disusun dengan mengisi “ya/tidak” atau “ada/tidak ada” dan kolom pengisian yang seharusnya.

• Apabila terisi pada kolom yang tidak seharusnya, merupakan indikasi kuat ada kesalahan (belum tentu salah), jelaskan

dalam Lampiran Kertas Kerja Telaah, untuk ditelaah lebih

(93)

• Telaah Laporan Keuangan suatu kegiatan yang harus dilakukan untuk menjaga keandalan Laporan Keuangan

• Jika perlu, agar Kertas Kerja telaah laporan keuangan

dilampirkan dalam lampiran pendukung laporan keuangan di tiap jenjang laporan keuangan

(94)
(95)
(96)

• Beberapa akun pada LO dan LPE merupakan kiriman Jurnal dari Aplikasi Persediaan/SIMAK, seperti:

• Laporan Operasional:

• Pendapatan Perolehan Aset Lainnya, Pendapatan Rampasan/sitaan

• Beban Persediaan/Beban Pemeliharaan/Beban Barang dijual/diserahkan ke Masyarakat/Beban Bansos, beban kerugian persediaan rusak/usang, beban Penyusutan, Beban kerugian Pelepasan Aset

• Laporan Perubahan ekuitas:

• Penyesuaian Nilai Aset, Koreksi Nilai Persediaan, Selisih Revaluasi Aset Tetap, Koreksi Aset tetap non Revaluasi/Transfer masuk/Transfer keluar

(97)

• Untuk mengetahui kesamaan dengan SAIBA, dapat dilakukan dengan melakukan rekapitulasi Jurnal Kiriman dari Aplikasi SIMAK semua bulanan per kode akun (termasuk kode jenis transaksi) secara manual (Aplikasi Excell).

• Dari hasil rekapitulasi jurnal manual tersebut dibandingkan dengan Neraca Percobaan Aplikasi SAIBA.

• Dari hasil rekapitulasi tersebut, dari Kode jenis transaksinya, dapat juga digunakan dalam menjelaskan akun-akun LPE pada CaLK

(98)
(99)

Pastikan semua pendapatan memang

telah terjadi

(sudah merupakan hak)

pada tahun berjalan

bukan

terjadi pada tahun

berikutnya

Pendapatan diterima

dimuka

Pastikan semua pendapatan memang

telah terjadi

(sudah merupakan hak)

pada tahun berjalan

bukan

terjadi pada tahun

sebelumnya

Pembayaran Piutang

Pastikan telah menginput semua pendapatan yang telah

terjadi

yang belum diterima pembayarannya

Pendapatan Yang Masih Harus Diterima

Teliti apabila ada kontrak sewa yang

lintas tahun

(100)

Pastikan semua beban memang

telah terjadi (sudah

merupakan kewajiban)

pada tahun berjalan

bukan

terjadi pada tahun

berikutnya

Beban dibayar

dimuka

Pastikan telah menginput semua beban yang telah

terjadi

yang belum dilakukan pembayarannya

Beban/Belanja Yang Masih Harus Dibayar

Teliti apabila ada kontrak sewa yang

lintas tahun

anggaran

(101)

• Dapat dilakukan dengan membandingkan antara akun-akun:

• Pendapatan LRA dengan Pendapatan LO

• Belanja LRA dengan Beban LO

• Perbandingan dilakukan secara manual cetakan “Neraca Percobaan Kas” dengan cetakan “Neraca Percobaan Akrual”

• Hasil perbandingan ditelaah pada akun-akun tertentu dengan kharakteristiknya masing-masing

(102)

Umumnya:

• Pendapatan LRA > Pendapatan LO:

• Terdapat penerimaan pembayaran Piutang (Pendapatan YMHD)

• Terdapat penambahan akun Pendapatan Diterima Dimuka • Pendapatan LRA < Pendapatan LO:

• Terdapat Piutang /Pendapatan YMHD baru

• Terdapat pengurangan akun Pendapatan Diterima Dimuka • Belanja LRA > Beban LO:

• Terdapat pembayaran Piutang (Belanja/Beban YMHD)

• Terdapat penambahan akun Beban Dibayar Dimuka • Belanja LRA < Beban LO:

• Terdapat Utang (Belanja/Beban Yang Masih Harus Dibayar) baru

• Terdapat pengurangan akun Beban Dibayar Dimuka

Dengan demikian, telaah ini harus dilakukan oleh personel yang levelnya “ahli”

(103)

Beban Penyusutan di LO

TIDAK SELALU

sama dengan

“Akumulasi Penyusutan Periode sekarang” dikurangi

“Akumulasi Penyusutan periode sebelumnya”

Karena terdapat transaksi yang pasangan jurnalnya

bukan “Beban Penyusutan” pada “Akumulasi

Penyusutan”, antara lain:

• Transaksi Transfer masuk dan Transfer keluar.

Jurnalnya adalah: “Transfer masuk/Keluar” pada

“Akumulasi Penyusutan”

• Transaksi Saldo Awal

Jurnalnya adalah: “Akumulasi Penyusutan” pada “koreksi

(104)

Surplus/Defisit Non Operasional

Pelepasan Aset Non Lancar

Pelepasan Aset Non Lancar dapat terjadi karena

transaksi Penjualan (lelang) atau lainnya

Untuk transaksi penjualan, maka:

PNBP lelang dicatat pada akun Pendapatan

Pelepasan Aset Non Lancar

Nilai Buku aset yang dijual dicatat pada akun Beban

Pelepasan Aset Non Lancar

(105)

Surplus/Defisit Non Operasional

Pelepasan Aset Non Lancar

Bila terdapat penjualan aset non lancar, maka

harus ada

Akun Pendapatan Pelepasan Aset Non

Lancar.

Risalah lelang merupakan Dokumen sumber

penghapusan aset dan pendapatan penjualan.

Teliti apakah ada pendapatan (SSBP) Penjualan aset

tetap yang belum diinput

Bila belum ada SSBP, maka lakukan jurnal: Piutang

(106)

Surplus/Defisit Non Operasional

Pelepasan Aset Non Lancar

Bila terdapat penjualan aset non lancar, maka akun

Beban Pelepasan Aset Non Lancar:

Tidak selalu ada, yaitu bila nilai buku aset tsb. sudah

Nihil/nol

Harus dari jurnal kiriman SIMAK/Persediaan

(107)
(108)

1. Rekonsiliasi data Keuangan dan BMN dalam proses pelaporan keuangan Pemerintah belum Optimal

2. Aplikasi yang digunakan pengguna barang dan pengelola barang belum dapat mendukung proses konsolidasi, rekonsiliasi dan akurasi penyajian akun – akun terkait BMN pada laporan keuangan

3. Aplikasi Persediaan, SIMAK BMN, dan SAIBA belum dapat mendukung akurasi penyajian akun – akun terkait siklus belanja barang persediaan pada laporan keuangan

4. Terdapat kelemahan pengendalian aplikasi pada siklus BLU

5. Penyusunan LKPP belum didukung dengan prosedur untuk menyajikan seluruh transaksi dan informasi penting dan signifikan termasuk komitmen dan kontinjen liabilitas

6. Masih Terdapat Kelemahan Pengendalian Hak Akses dan Dokumentasi Pengembangan Aplikasi pada Aplikasi SAS, SAIBA, SIMAK BMN dan Aplikasi Persediaan Serta Kelemahan Dalam Kontinuitas Pelayanan pada SPAN

(109)

7. Belum Ada Kebijakan Yang Mengatur Terkait Penyajian Saldo Kas Bendahara Pengeluaran Yang Hilang Pada Satker

8. Pengesahan Pendapatan, Belanja, dan Saldo Kas BLU serta Verifikasi LPJ Bendahara BLU oleh Kuasa BUN Daerah (KPPN) Belum Optimal

9. Kebijakan Akuntansi dan Praktek Pencatatan Aset, Kewajiban, Pendapatan, dan Beban pada Pemerintah Pusat Belum Memadai

10. Tidak terdapat prosedur pengamanan proses migrasi saldo awal 2015 dari saldo akhir 2014 audited pada aplikasi SAK

11. Persetujuan lzin Pemanfaatan BMN Tidak Sesuai Ketentuan dan Belum Terdapat Mekanisme Keberatan atas Ketetapan Sewa BMN yang Berdampak pada Penyajian Laporan Keuangan

12. Proses Konsolidasi Laporan Barang Milik Negara (LBMN) pada Tingkat Pusat Tidak Menggunakan Data Hasil Rekonsiliasi/ Konfirmasi LBMN Secara Berjenjang dari Tingkat Bawah Sehingga Belum Sepenuhnya Dapat Menjamin Keakuratan Data LBMN dan Nilai Aset yang Disajikan Dalam LKPP

(110)

13. Belum Terdapat Aplikasi Untuk Melakukan Manajemen Piutang PNBP pada KL

14. Aplikasi SAIBA tidak memiliki pembatasan penggunaan akun

yang terdapat didalam BAS

15. Kebijakan Akuntansi atas Pengakuan Persediaan, Belanja

Yang Masih Harus Dibayar, Piutang, Pendapatan LO, Aset Tetap dengan Dokumen Sumber Pendukungnya Belum Mendukung Sepenuhnya Pengendalian atas Penerapan SAP Berbasis Akrual

16. Pengendalian dan Penatausaahan Barang Persediaan Melalui

Aplikasi Persediaan Belum Memadai

17. Mekanisme Pengendalian Pada Proses Pencatatan Dan

Penyetoran PNBP Berpotensi Menimbulkan Salah Saji Akun PNBP, Pendapatan diterima di Muka, dan Piutang PNBP

Referensi

Dokumen terkait

dalam melaksanakan tugas, wakil kepala sekolah bidang hubung- an masyarakat dibantu oleh ketua program keahlian dalam memberikan masukan serta pendistribusian admi-

Proses perancangan basis data menurut Connolly dan Begg (2002, p419), terdiri dari tiga tahap utama, yang pertama yaitu, perancangan konseptual basis data adalah proses untuk membuat

keunggulan komoditi ekspor Indonesia untuk kawasan ASEAN yang berpotensi diperdagangkan bursa berjangka yakni gas alam, minyak mentah, batubara, timah, biji tembaga , crude palm

Adapun sumber data adalah pegawai Kantor Urusan Agama (KUA), tokoh masyarakat dan tokoh agama. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dan

Integrasi nasional merupakan salah satu cara untuk menyatukan berbagai macam perbedaan yang ada di Indonesia.Integrasi itu sendiri dapat dikatakan sebagai suatu langkah

Pengertian pedagang kaki lima adalah orang-orang golongan ekonomi lemah, yang berjualan barang-barang kebutuhan sehari-hari, makanan, atau jasa yang modalnya relatif

Pada Gambar 5 dapat dilihat bahwa kandungan butir menir padi varietas Siam Sabah yang tertinggi ada pada gabah kering 12,10% yaitu sebanyak 8,30%, sedangkan butir

Dari hasil rekonstruksi diperoleh bahwa jika jarak sumber sinar-X dan tengah obyek, lebih kecil dari 3/4 diagonal obyek, citra akan terdistorsi dan jika jaraknya lebih besar dari