• Tidak ada hasil yang ditemukan

ProdukHukum Perdagangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ProdukHukum Perdagangan"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Menteri Perdagangan Republik I ndonesia

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN

REPUBLI K I NDONESI A

NOMOR 29/ M- DAG/ PER/ 12/ 2005

TENTANG

ORGANI SASI DAN TATA KERJA

BALAI STANDARDI SASI METROLOGI LEGAL

MENTERI PERDAGANGAN REPUBLI K I NDONESI A,

Menimbang : bahwa dalam upaya mendukung standardisasi penyelenggaraan

kemetrologian di daerah, perlu dibentuk unit pelaksana teknis Balai Standardisasi Metrologi Legal;

Mengingat : 1. Undang Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal;

2. Peraturan Pemerintah Republik I ndonesia Nomor 2 Tahun 1985

tentang Wajib dan Pembebasan Untuk Ditera Dan/ Atau Ditera Ulang Serta Syarat-Syarat Bagi Alat-Alat Ukur, Takar, Timbang dan Perlengkapannya;

3. Keputusan Presiden Republik I ndonesia Nomor 187/ M Tahun

2004 tentang Pembentukan Kabinet I ndonesia Bersatu, sebagaimana beberapa kali telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Republik I ndonesia Nomor 171/ M Tahun 2005;

4. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 62 Tahun 2005;

5. Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 10 Tahun 2005

tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementerian Negara Republik I ndonesia sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Republik I ndonesia Nomor 15 Tahun 2005;

(2)

Memperhatikan : Persetujuan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dalam Surat Nomor B/ 2039/ M.PAN/ 10/ 2005 tanggal 31 Otober 2005

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLI K I NDONESI A

TENTANG ORGANI SASI DAN TATA KERJA BALAI STANDARDI SASI METROLOGI LEGAL.

BAB I

KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

Pasal 1

(1) Balai Standardisasi Metrologi Legal yang selanjutnya dalam Peraturan ini disebut Balai SML adalah unit pelaksana teknis di bidang standardisasi penyelenggaraan kemetrologian di daerah yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Metrologi Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Departemen Perdagangan.

(2) Balai SML dipimpin oleh seorang Kepala.

Pasal 2

Balai SML mempunyai tugas melaksanakan verifikasi standar satuan ukuran laboratorium metrologi legal, fasilitasi tera atau tera ulang UTTP, peningkatan kompetensi SDM Metrologi serta penyuluhan kemetrologian.

Pasal 3

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Balai SML menyelenggarakan fungsi:

a. penyusunan rencana dan program Balai SML;

b. verifikasi standar satuan ukuran laboratorium metrologi legal;

c. fasilitasi tera atau tera ulang UTTP;

d. pelaksanaan peningkatan kompetensi SDM kemetrologian dan penyuluhan kemetrologian;

(3)

BAB I I

SUSUNAN ORGANI SASI

Pasal 4

Balai SML terdiri dari:

a. Seksi Standar Ukuran Laboratorium Metrologi Legal;

b. Seksi Teknis Kemetrologian;

c. Subbagian Tata Usaha;

d. Kelompok Jabatan Fungsional.

Pasal 5

(1) Seksi Standar Ukuran Laboratorium Metrologi Legal mempunyai tugas melakukan verifikasi standar satuan ukuran laboratorium metrologi legal.

(2) Seksi Teknis Kemetrologian mempunyai tugas melakukan fasilitasi tera atau tera ulang UTTP.

(3) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, persuratan, kearsipan, pelaporan, serta perlengkapan dan rumah tangga Balai.

Pasal 6

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 7

(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional yang terbagi dalam berbagai kelompok sesuai dengan bidang keahliannya.

(2) Masing-masing Kelompok Jabatan Fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional yang memenuhi persyaratan dan ditunjuk oleh Kepala Balai.

(3) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(4)

BAB I I I

TATA KERJA

Pasal 8

Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Balai SML, Kepala Seksi, dan Kepala Subbagian Tata Usaha, serta Kelompok Jabatan Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi baik dalam lingkungan masing-masing maupun antar satuan organisasi dalam lingkungan Departemen serta dengan I nstansi lain diluar Departemen sesuai dengan tugas masing-masing.

Pasal 9

Setiap pimpinan satuan organisasi bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing - masing dan memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

Pasal 10

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk dan bertanggung jawab kepada atasan masing-masing dan menyampaikan laporan berkala tepat pada waktunya.

Pasal 11

Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengolah laporan dari bawahan dan mempergunakannya sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut dan memberikan petunjuk kepada bawahan.

Pasal 12

Dalam menyampaikan laporan kepada atasan, tembusan laporan wajib disampaikan pula kepada satuan-satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

Pasal 13

Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi dibantu oleh pimpinan satuan organisasi dibawahnya dan dalam rangka pemberian bimbingan kepada bawahan masing-masing wajib mengadakan rapat berkala.

Pasal 14

(5)

BAB I V

ESELONI SASI Pasal 15

(1) Kepala Balai SML adalah jabatan Eselon I I I . a;

(2) Kepala Subbagian Tata Usaha dan Kepala Seksi adalah jabatan Eselon I V. a

BAB V

L O K A S I

Pasal 16

Balai SML berlokasi di Medan dan Makasar

BAB VI

WI LAYAH KERJA

( w ilayah kerja UPT SML harus dibagi habis )

Pasal 17

(1) Balai SML Medan mempunyai wilayah kerja meliputi wilayah Sumatera, Kalimantan dan Jawa.

(2) Balai SML Makassar mempunyai wilayah kerja meliputi wilayah Sulawesi, Maluku, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Papua.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 18

Perubahan Organisasi dan Tata Kerja menurut Peraturan ini ditetapkan oleh Menteri Perdagangan setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri yang bertanggung jawab di bidang Pendayagunaan Aparatur Negara.

Pasal 19

Peraturan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

(6)

DIREKTORAT JENDERAL PERDAGANGAN DALAM NEGERI

DEPARTEMEN PERDAGANGAN

BALAI

STANDARDISASI

METROLOGI LEGAL

SUBBAGIAN

TATA USAHA

SEKSI SEKSI

STANDAR UKURAN

LABORATORIUM METROLOGI LEGAL TEKNIS KEMETROLOGIAN

KELOMPOK

JABATAN

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat kabar, dan radio siaran), yakni memberi informasi, mendidik, menghibur, dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur

Diharapkan dukungan yang tinggi dari perusahaan untuk dapat menumbuhkan semangat kerja karyawan dalam bekerja sehingga karyawan dapat memaksimalkan perencanaan SDM untuk

Menurut Edi Sedyawati (2010: 328), menjelaskan di dalam masing-masing kesatuan kemasyarakatan yang membentuk bangsa, baik yang berskala kecil ataupun besar,

Data kualifikasi yang harus dibawa untuk diverifikasi adalah sesuai dengan form isian data kualifikasi yang diupload oleh penyedia jasa atau data kualifikasi yang diisi melalui

[r]

[r]

Apabila teori atau pendapat pakar yang dikutif kurang dari sama dengan tiga baris, penulisn menggunakan 2 spasi, dan apabila teori atau pendapat pakar yang

Menurut Burns depresi adalah suatu gangguan yang selalu merupakan akibat pemikiran yang terdistorsi. Depresi menurut Angold secara khusus dioperasionalkan dalam tiga bentuk.