• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XA SMA ALKHAIRAAT PALU | Fauziya | GeoTadulako 3249 10069 1 PB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XA SMA ALKHAIRAAT PALU | Fauziya | GeoTadulako 3249 10069 1 PB"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG (DIRECT

INSTRUCTION) PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DI KELAS XASMA ALKHAIRAAT PALU

JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Jurusan Geografi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako

OLEH:

FAUZIYA A. 351 07 025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

JURUSAN PENDIDIKAN IPS

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul : Penerapan Metode Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Pada Mata Pelajaran Geografi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XA SMA Alkhairaat Palu.

Nama : Fauziya

No. Stambuk : A 351 07 025

Telah diperiksa dan disetujui untuk diujikan.

Palu, Agustus 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Drs. Jamaludin, M.Si NIP. 19661213 199103 1 004

Nurvita, S.Pd, M.Pd NIP. 19801127 2006604 2 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Koordinator Program Studi Pendidikan Geografi

Drs. Abduh H. Harun, M.Si NIP. 19510828 198503 1 001

Widyastuti, S.Si, M.Si NIP. 19760505 200801 2 093

(3)

Fauziya, 2014. Penerapan Model Pembelajaran Langsung (Direct Instruction) Pada Mata Pelajaran Geografi Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Di Kelas XA SMA Alkhairaat Palu. Penyusunan Skripsi telah dibimbing oleh Pembimbing I. Jamaludin dan Pembimbing II Nurvita.

Tujuan penelitian tindakan kelas ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Alkhairaat Pusat Palu dalam menerapkan model pembelajaran langsung (direct intruction) yang menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus dengan prosedur penelitian dimulai dari Perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi secara berulang. Hasil penelitian tes tindakan awal nilai tertinggi diperoleh siswa yaitu 90 dan nilai terendah 20, tuntas individu 15 siswa, ketuntasan belajar klasikal 68,18%, daya serap klasikal 63,40%. Hasil tes tindakan akhir siklus 1 nilai tertinggi diperoleh siswa 94 dan nilai terendah 48, tuntas individu 17 siswa, ketuntasan belajar klasikal 77,27%, daya serap klasikal 73,63%. Hasil observasi kesiapan dan aktivitas guru dalam pertemuan pertaman presentase nilai rata-ratanya 57,14% dan pertemuan kedua presentase nilai rata-rata-ratanya 67,85%. Selanjutnya hasil observasi kesiapan dan aktivitas siswa dalam pertemuan pertama presentase nilai rata-ratanya 56,25% dan pertemuan kedua presentase nilai rata-rata siswa yaitu 62,5%. Selanjutnya hasil tes tindakan akhir siklus 2 nilai tertinggi diperoleh siswa 96 dan nilai terendah 60, tuntas individu 20 siswa, ketuntasan belajar klasikal 90,90%, daya serap klasikal 86,36%. Sedangkan hasil observasi dalam pertemuan pertama presentase nilai rata-ratanya 78,57% dan pertemuan kedua nilai rata-ratanya 92,85%. Hasil observasi kesiapan dan aktivitas siswa dalam pertemuan pertama nilai rata-ratanya 75%, dan pertemuan kedua nilai rata-ratanya 87,5%. Setelah menerapkan model pembelajaran langsung ini(Direct Instruction) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dimana model pembelajaran langsung tersebut dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

(4)

Fauziya, 2014. The Application of Direct Instruction Model in Geography

Instruction to Increase the Learning Outcomes of the Tenth Grade A Students of

SMA Alkhairaat Palu. Skripsi. Sepervisor : jamaludin, Co-supervisor : Nurvita

This classroom action research was done in two cycles with the

procedures started from planning , action, observation, and reflection. The result

of pre-action test, it was obtained the highest score of 90 and the lowest was 20.

There were 15 students got individual achievement, classical mastery was

68.18%, and classical absorption was 63.40%. The result of cycle I showed the

highest score was 94 and the lowest was 48. There were 17 students got

individual achievement, classical mastery was 77.27% and classical absorption

was 73.63%. The observation result of the readiness and teachers’ activities in the

first meeting ws 57.14% and in the second meeting was 67.85%. Then, the result

of the result of the readiness and students’ activities in the first meeting was

56.26% and in the second meeting was 62.5%. Moreover, the result of cycle II

showed the highest score was 96 and the lowest was 60. There were 20 students

got individual achievement, classical mastery was 90.90% and classical

absorption was 86.36%. The observation result of the readinness and teachers’

activity in the first meeting was 78.57% and in the second meeting was 92.85%.

Then, the result of the readiness and students’ activity in the first meeting was

75% and in the second meeting was 87.5%. After applying the direct instruction

model in two cycles, it can increase the students’ learning outcome.

Key words : Direct Instruction, Increasing Learning Outcomes.

(5)

Salah satu indikator pendidikan berkualitas dimana bahwa perolehan nilai hasil belajar yang baik. Nilai hasil belajar siswa dapat ditingkatkan apabila pembelajaran berlangsung secara efektif dan efisien serta ditunjang oleh tersedianya sarana dan prasarana pendukung, kemudian juga didukung oleh kompetensi kecakapan seorang guru. Selanjutnya, faktor yang sangat menentukan keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh guru yaitu adanya penguasaan metode pembelajaran yang baik.

Pembelajaran langsung ini, guru merupakan suatu sumber informasi dalam sistem pembelajaran tersebut. Di samping itu metode pembelajaran langsung dapat dipandang sebagai suatu cara yang fungsinya merupakan alat untuk mencapai suatu tujuan pengajaran. Dalam hal ini, Kardi dan Nur (2000:8) mengatakan bahwa “tujuan pembelajaran langsung dapat direncanakan bersama oleh guru dan siswa, model ini terutama berpusat pada guru”.

Keunggulan dari pelaksanaan pembelajaran langsung ini yaitu dimana guru dapat mengendalikan isi materi dan urutan informasi yang diterima oleh siswa sehingga siswa dapat memfokuskan terhadap apa yang harus dicapainya, tetapi kelemahannya guru sulit mengatasi perbedaan dalam hal kemampuan, pengetahuan awal, tingkat pembelajaran dan pemahaman, gaya belajar atau ketertarikan siswa.

(6)

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas dikemukakan permasalahan dibahas dalam penelitian ini, yaitu; “Apakah penerapan metode pembelajaran langsung (Direct Instruction) pada mata pelajaran Geografi dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XASMA Alkhairaat Pusat Palu”?

Tujuan Penelitian

Meningkatkana hasil belajar siswa pada mata pelajaran Geografi di kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu maka perlu penerapan metode pembelajaran langsung (Direct Instruction).

Manfaat Penelitian

a. Bagi siswa

Dapat membantu memberikan pemahaman bagi siswa guna untuk meningkatkan hasil belajar bila mengalami kesulitan belajar pada mata pelajaran geografi.

b. Bagi guru

Hasil penelitian ini memberikan masukan atau informasi kepada guru yang mengajarkan mata pelajaran geografi di SMA Alkhairaat Pusat Palu.

c. Bagi sekolah

(7)

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian tindakan kelas, yang desainnya mengacu pada model Kemmis dan Taggart (Arikunto, 2007:16) melalui putaran-putaran berspiral(self reflective spiral), yaitu suatu kegiatan yang berbentuk daur spiral yang dimulai dari perencanan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi berdasarkan hasil pengamatan, dan di ulang lagi dengan perencanaan tindakan berikutnya.

Gambar: Diagram Alur Model Kemmis dan Mc. Taggart

Subyek penelitian adalah siswa kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu sebanyak 22 orang.

Teknik pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan tes. Data-data di peroleh secara kualitatif dan di anlisa melalui tiga tahap yaitu : (1) Reduksi data (2) Penyajian data (3) verifikasi (penarikan kesimpulan). Keberhasilan tindakan dapat dilihat dari aktivitas guru yang mampu dalam mengelolah pembelajaran di dalam kelas dengan menggunakan metode pembelajaran langsung (direct instruction). Serta meningkatnya hasil belajar siswa dari setiap siklus.

2

5 = Rencana revisi untuk siklus II

6 = Tindakan II

7 = Observasi II

8 = Refleksi II

a

(8)

HASIL PENELITIAN

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Siklus I

Pertemuan Pertama

Penelitian tindakan kelas siklus satu yang dilaksanakan pada tanggal 21 Agustus 2013, dimana dalam pertemuan siklus satu itu dilakukan sebanyak 2 kali tatap muka. Dalam pertemuan ini, pertama-tama peneliti dan guru melakukan tes awal tindakan guna untuk mengukur tingkat kemampuan pengetahuan siswa

Tujuan pelaksanaan tes tindakan awal ini untuk mengetahui pemahaman awal siswa terhadap materi pelajaran geografi yang diajarkan oleh guru mata pelajaran.

Hasil pemeriksa pekerjaan siswa pada tes awal tindakan terdapat beberapa informasi mengenai skor perolehan nilai tes awal siswa nilai tertinggi 90, nilai terendah 20, jumlah siswa 22 siswa, tunts individu 15 siswa, presentase ketuntasan belajar klasikal 68,18%, presentase daya serap klasikal 62,95%.

Kemudian nilai hasil tes awal siswa pada tindakan awal penelitian dapat penulis gunakan sebagai alat pembanding pada nilai hasil tes tindakan siklus 1 dan siklus 2 penerapan model pembelajaran langsung (direct instruction) pada kegiatan penelitian tindakan kelas.

Setelah tes tindakan awal selesai, guru geografi melanjutkan pembelajaran dengan membahas materi pelajaran yang menjadi objek penelitian. Penelitian tindakan kelas pertemuan pertama ini dilaksanakan dengan menggunakan model pembelajaran langsung(Direct Instruction)dengan materi pelajaran dibahas yaitu

“Menganalisis Unsur-unsur Litosfer”,adapun proses pelaksanaannya yaitu: a) Kegiatan Pendahuluan

Melalui kegiatan pelaksanaan pembelajaran ini guru mata pelajaran terlebih dahulu menyampaikan tujuan-tujuan pembelajaran, mempersiapkan siswa untuk mengikuti kegiatan belajar, dan menyampaikan model pembelajaran yang akan dilaksanakan.

b) Kegiatan Inti

(9)

sebagai penyajian materi pelajaran kepada siswa dan peneliti bertindak sebagai observer dalam penelitian. Selanjutnya guru mata pelajaran mendemonstrasikan keterampilan penyajian materi dengan baik dan benar. Dalam penyajian materi pelajaran siswa terlihat tenang dan memperhatikan secara seksama materi yang diajarkan oleh guru, namun dalam penyajian materi itu nampak masih ada siswa yang kurang memahami materi pelajaran yang diajarkan. Hal ini disebakan karena faktor tingkat pemahaman masing-masing siswa itu berbeda, oleh karena itu, siswa yang kurang memahami isi materi yang diajarkan dilakukan pemahan kembali oleh guru sehingga siswa tersebut dapat memahami dengan baik isi materi yang diajarkan.

Kegiatan selanjutnya guru guru melakukan pengetesan pemahaman siswa dengan cara memberikan beberapa pertanyan sesuai materi yang diajarkan, siswa berlomba-lomba menunjuk tangan untuk menjawab, akan tetapi masih ada juga yang masih ragu-ragu menunjuk tangan dan guru memilih siswa yang pemahamannya masih kurang untuk memberikan argumentasi

c) Kegiatan Akhir

Guru memanfaatkan sisa waktu untuk menyimpulkan materi-materi yang di bahas tadi dan guru memberikan soal sebagai PR kepada siswa untuk di kerjakan di rumah. Setelah waktu pelajaran selesai guru menutup penyajian materi dan menyampaikan pertemuan belum tuntas dilanjutkan minggu depan.

Pertemuan kedua

Pelaksanaan penelitian tindakan ini dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2013 dan ini merupakan lanjutan dari pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama di siklus 1. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini dimana materi pelajaran yang dibahasan dalam pertemuan ini adalah lanjutan dari materi yang dibahas dalam peretemuan kedua yaitu “Menjelaskan Struktur Bumi”, adapun proses pelaksanaannya yaitu:

a) Kegiatan Pendahuluan

(10)

nilai PR dari siswa itu hanya penulis jadikan acuan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa pada materi yang diajarkan.

b) Kegiatan Inti

Guru mata pelajara mengulang kembali menyajikan materi pelajaran yang dibahas pada pertemuan pertama dan kedua yang mana proses penyajian materi ini berlangsung selama 95 menit. Dalam penyajian materi tersebut diketahui ada beberapa siswa yang masih kurang paham terhadap isi materi yang diajarkan oleh guru, sehingga guru melakukan pembimbingan kembali terhadap siswa-siswa yang belum memahami materi yang disajikan itu agar supaya siswa benar-benar dapat memahami dengan baik isi materi yang diajarkan.

Selesai melakukan pembimbingan kepada siswa agar supaya siswa itu betul-betul memahami isi yang diajarkannya. Selanjutnya, guru juga melakukan pengetesan pemahaman siswa dengan memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa dan meminta agar siswa-siswa tersebut harus menjawab pertanyaan yang diberikannya itu. Tindakan selanjutnya dilakukan oleh guru yaitu menyimpulkan isi materi yang diajarkannya tersebut.

c) Kegiatan Akhir

Kegiatan akhir dari pertemuan ini dalam hal ini guru memberikan latihan-latihan mandiri kepada siswa dan selesai latihan-latihan mandiri itu, guru melanjutkan dengan pemberian tes tindakan akhir kepada siswa

(11)

Namun berdasarkan hasil tes tindakan akhir pada siklus 1 dapat dikatakan bahwa hasil belajar siswa nampak sudah terjadi peningkatan tetapi belum meningkat secara maksimal.

Refleksi

Proses refleksi ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran yang diterapkan pada siklus 1. Berdasarkan analisis hasil tes akhir tindakan pada siklus 1 peneliti bersama guru sepakat untuk merefleksi tindakan siklus 2 itu perlu dilakukan. Adapun hal-hal yang perlu direfleksi antara lain: Guru perlu diberi pemahaman lebih dalam tentang teknik dan cara belajar pada model pembelajaran langsung, tekhnik dan cara dilakukan guru dalam mendemonstrsikan keterampilan perlu di tingktkan lagi dari siklus 1, siswa harus dilibatkan secara langsung,

Pelaksanaan Tindakan Penelitian Siklus 2

1. Pelaksanaan Tindakan siklus 2

Pertemuan Pertama

a) Kegiatan Pendahuluan

Proses pelaksanaan penelitian tindakan ini, dilakukan beberapa langkah-langkah yaitu guru dahulu menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, menyampaikan model pembelajaran dan mendemonstrasikan keterampilan penyajian materi dengan baik dan benar.

b) Kegiatan Inti

Adapun materi pelajaran yang dibahas dalam pertemuan ini yaitu “Menganalisis Unsur-Unsur Litosfer”, dengan kompetensi dasarnya “mendeskripsikan pentingnya “Menjelaskan Struktur Bumi”. Dalam penyajian materi pelajaran ini berlangsung siswa nampak tenang dan memperhatikan guru menyampaikan materi pelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dimana kegiatan pembelajaran itu telah berjalan dengan baik dan lancar.

(12)

yang kurang memahami isi materi pelajaran yang diajarkan. Dengan demikian, guru melakukan pembimbingan kembali kepada siswa yang kurang paham. Untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan itu maka selanjutnya guru melakukan mengetes pemahaman siswa dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan materi yang diajarkan.

c) Kegiatan Akhir

Mengakhiri kegiatan pembelajaran ini dimana guru menyimpulkan isi-isi materi pelajaran yang telah diajarkannya itu kemudian dilanjutkan dengan memberikan soal PR untuk dikerjakan siswa di rumah. Selanjutnya, waktu pelajaran sudah berakhir maka guru geografi menutup penyajian materi dan menyampaikan bahwa pembahasan materi ini belum tuntas dan akan dilanjutkan pada pertemuan berikutnya (minggu depannya).

Pertemuan kedua

Pelaksanaan penelitian tindakan yang dilakukan pada tanggal 11 September 2013 dan kegiatan ini merupakan lajutan dari pelaksanaan pembelajaran pertemuan pertama siklus kedua, dalam pelaksanaan pembelajaran ini materi yang dibahas yaitu sama dengan materi yang dibahas dalam pertemuan pertama yaitu “Menganalisis Unsur-Unsur Litosfer”, dengan kompetensi dasarnya “Menjelaskan Struktur Bumi”. Adapun langkah-langkah pelaksanaannya yaitu:

a) Kegiatan Pendahuluan

Sebelum masuk materi pelajaran pada kegiatan awal penelitian ini terlebih dahulu guru mengumpulkan tugas (PR) yang diberikan kepada siswa dipertemuan pertama. Selanjutnya guru mata pelajaran menyampaikan tujuan pembelajaran dan mempersiapkan siswa, menyampaikan model pembelajaran yang dilaksanakan serta mendemonstrasikan keterampilan penyajian materi dengan benar.

b) Kegiatan Inti

(13)

memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa menyangkut isi materi yang diajarkan dan langkah tersebut merupakan suatu cara untuk mengetes pemahaman siswa dan siswa diminta harus menjawab pertanyaan itu dengan baik dan benar.

Untuk meningkatkan pemahaman siswa agar lebih spesifik pada isi materi yang diajarkan itu, maka guru melanjutkan tindakan pembelajaran ini dengan menyimpulkan isi-isi materi yang diajarkannya tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran pada pertemuan kedua siklus kedua ini dimana nampak terlihat bahwa proses pembelajaran tersebut berlangsung dengan baik, tertib, dan lancar, siswa nampak telah memperhatikan guru dalam menyajikan materi pelajaran.

c) Kegiatan Akhir

Melalui kegiatan akhir ini guru memberikan latihan-latihan mandiri kepada siswa dan selesai latihan mandiri tersebut guru mengevaluasi hasil pembelajaran siswa. Kemudia guru bersama peneliti akan memberikan tes tindakan akhir tentang materi yang diajarkannya. Selesai pengerjaan soal tes tindakan akhir ini peneliti mengumpulkan lembaran jawaban hasil pekerjaan siswa, kemudian guru menginformasikan kepada siswa bahwa pertemuan siklus ke 2 yang membahas materi “Menganalisis Unsur-Unsur Litosfer” dengan kompetensi dasar “Menjelaskan Struktur Bumi” yang dilakukan selama dua kali tatap muka akan diakhiri oleh guru mata pelajaran sampai di sini.

Kegiatan selanjutnya, peneliti melakukan pemeriksaan hasil tes tindakan akhir siswa. Melalui pemeriksaan hasil tes tindakan akhir siswa itu peneliti melakukan pengkajian terhadap hasil tes siswa ini dengan memperoleh gambaran bahwa hasil belajar siswa kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu pada pertemuan sikus ke 2 nampak terjadi peningkatan hasil belajar siswa secara maksimal, yang mana nilai tertinggi 96, nilai terendah 60, jumlah siswa 22 siswa,tuntas individu 20 siswa, presentase ketuntasan belajar klasikal 90,90%, presentase daya serap klasikal 86,36%

(14)

Refleksi

Proses refleksi kegiatan pembelajaran ini dilakukan untuk mengetahui kekurangan dan kelebihan pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pada siklus 2. Proses refleksi ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan hasil belajar siswa setelah mengikuti kegiatan pembelajaran sehingga peneliti bersama guru dapat mengetahui peningkatan hasil belajar siswa yang diterapkan pada siklus 2 ini. Salah satu indikator membuktikan perkembangan hasil belajar siswa yaitu dilihat dari hasil tes tindakan akhir pada siklus dua di atas. Kemudian untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa sudah meningkat secara maksimal atau belum, hal itu dapat dilakukan suatu perbandingan antara hasil tes tindakan awal penelitian dengan hasil tes tindakan akhir di siklus 1 dan siklus 2

PEMBAHASAN

Mencermati hasil pelaksanaan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMA Alkhairaat Pusat Palu dengan menerapkan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) terhadap materi pelajaran yang dibahas dalam kelas yaitu “Menjelaskan Unsur-unsur Litosfer”. Hasil penelitian ini menunjukkan dalam penerapan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) itu bahwa sistem pembelajarannya selalu berpusat pada guru, dalam hal ini guru mempunyai peranan yang sangat dominan karena guru dituntut selain memberikan penjelasan yang baik dan benar guru juga harus memberi bimbingan-bimbingan dan latihan kembali kepada siswa yang belum memahami isi-isi materi pelajaran yang diajarkan atau yang dibahas tersebut.

(15)

baik. Untuk mengukur hasil belajar siswa hal itu dapat dilakukan melalui hasil tes tindakan akhir sebagaimana yang diuraikan oleh peneliti pada tabel-tabel hasil tes tindakan akhir dalam setiap siklus di atas.

Hasil penelitian tindakan kelas dengan menggunakan model pembelajaran langsung (Direct Instruction) yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklusnya dilakukan sebanyak dua kali tatap muka. Hasil pelaksanaan pembelajaran tersebut menunjukkan bahwa di dalam pembelajaran geografi dimana terjadi peningkatan hasil belajar siswa. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran ini, hal itu dapat dilihat melalui hasil evaluasi perolehan nilai setiap tes tindakan baik dari hasil tes tindakan awal siswa sampai pada nilai hasil tes tindakan akhir pada siklus 1 dan siklus 2 sebagaimana diuraikan pada bagian hasil.

Penerapan model pembelajaran langsung merupakan proses pembelajaran baru pertama kali diterapkan kepada siswa kelas XA SMA Alkhairaat Pusat Palu yang berbeda dengan teknik-teknik pembelajar sebelumnya. Agar supaya berjalan lancarnya proses penerapan model pembelajaran langsung ini, maka peneliti bersama guru pada kegiatan awal penelitian memberikan informasi yang jelas tentang teknik dan sistem pembelanjaan yang dilakukan. Sehingga dalam pertemuan pertama siswa nampak terlihat kaku menerima materi, setelah proses pembelajaran ini berlangsung guru berupaya meyakinkan siswa sampai siswa itu dapat memahami dengan baik isi materi yang diajarkan. Kemudian pada pertemuan kedua siklus 1, dimana siswa-siswa sudah memahami proses belajar melalui penerapan model pembelajaran langsung tersebut, maka dalam penerapannya tidak ada lagi hambatan atau kendala dihadapi oleh siswa, semua dapat berjalan lancar dan baik.

(16)

diterapkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran geografi. Dengan berakhirnya kegiatan penelitian ini semoga penerapan model pembelajaran langsung dijadikan sebuah sumber informasi yang begitu penting khususnya bagi guru dan siswa di SMA Alkhairaat Pusat Palu ini

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang diuraikan pada bab IV di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan yaitu:

Hasil analisis tes tindakan akhir siklus 1 dapat diketahui bahwa nilai tertinggi diperoleh siswa yaitu 94 dan nilai terendah 48. Kemudian siswa yang tuntas individu yaitu 17 siswa, presentase ketuntasan belajar klasikal 77,27% dan presentase daya serap klasikal 73,63%. Sedangkan hasil analisis observasi terhadap kesiapan dan aktivitas guru dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa dalam pertemuan pertaman dinilai masih kurang baik karena presentase nilai rata-ratanya yaitu 57,14%. Dalam pertemuan kedua kesiapan dan aktivitas guru geografi presentase nilai rata-ratanya yaitu 67,85%. Selanjutnya hasil analisis nilai observasi kesiapan dan aktivitas siswa selama mengikuti proses pembelajaran di kelas dalam pertemuan pertama presentase nilai rata-rata siswa yaitu 56,25% dan untuk pertemuan kedua presentase nilai rata-rata siswa yaitu 62,5%.

(17)

SARAN

a. Diharapkan kepada guru mata pelajaran geografi di SMA Alkhairaat Pusat Palu agar penerapan model pembelajaran langsung dilakukan secara kontinyu tidak hanya terbatas pada saat penelitian saja, karena penerapan model pembelajaran langsung dalam pembelajaran geografi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

b. Bagi siswa di SMA Alkhairaat Pusat Palu kiranya agar mau menunjukan suatu semangat belajar yang baik dan memperhatikan guru-guru dalam memberikan materi pelajaran di kelasnya masing-masing.

c. Bagi sekolah khusnya Pimppinan Sekolah supaya dapat melakukan suatu kebijakan terutama dalam hal membangun sebuah komitmen untuk meningkatkan sistem pembelajaran di lingkungan sekolah ini terutama dalam hal penyediaan sarana dan prasaana penunjang pendidikan perlu di tingkatkan lagi seperti halnya dukungan perpustakaan, sistem pembelajaran terkait penggunaan metode belajar yang tepat.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto Suharsini, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta, Bumi Aksara.Depdiknas, 2004. Penilaian, Jakarta, Departemen Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

The xpath attribute specifies the XML element/value from the given XML Document where the ref value specifies the mapping. Summary of change:  Enhances parameterization of

Inconsistency that the basic conformance class essentially already requires a response paging capability while the response paging conformance class adds very little extra

Untuk pembayaran : Penggunaan Dana Bantuan Operasional Sekolah Tahun 2016. Berdasarkan SK PPK tentang penerima Dana BOS

Lampu Otomatis Yang Diaktifkan Suara adalah suatu rangkaian elektronika yang outputnya berupa lampu menyala dengan memberikan inputan suara yang kepekaannya bisa diatur

(11) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara pemilihan, pengangkatan, dan pemberhentian anggota Senat yang berasal dari wakil dosen dari setiap jurusan sebagaimana

B Olah Sampah Kering Menjadi Kerajinan Lerak, Jodohnya Batik Untuk Tetap Awet

A Pelantikan Pejabat Di Lingkungan Pemkot Yogya Pengembangan Wawasan Dan Manajemen Pondok

peningkatan penerapan pembelajaran titrasi asam basa melalui praktikum berbasis inkuiri terbimbing terhadap keterampilan proses sains dan penguasaan konsep siswa,