TANGGULANGIN SIDOARJO
SKRIPSI
Oleh :
DIKI S RIWANTO NIM. C34212087
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
SURABAYA
ABSTRAK
Skripsi yang berjudul “Pengaruh Kelompok Referensi, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Keputusan Anggota Memilih Produk Tabungan Idul Fitri Di KJKS BMT-UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Tanggulangi Sidoarjo” ini merupakan hasil penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang Apakah terdapat pengaruh antara kelompok referensi, pekerjaan pendapatan secara simultan terhadap keputusan anggota memilih produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo dan Apakah terdapat pengaruh antara kelompok referensi, pekerjaan dan pendapatan secara parsial terhadap keputusan anggota memilih produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo?
Metodologi penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian berdasarkan tingkat eksplanasinya (tingkat kejelasan) menggunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh ataupun hubungan antara dua variable atau lebih. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner penelitian oleh para anggota yang menggunakan produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri Kcp Tanggulangin Sidoarjo.
Populasi penelitian ini adalah seluruh para anggota yang menggunakan produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri Kcp Tanggulangin Sidoarjo. Pengambilan sampel yang berjumlah 93 orang dari 122 anggota yang menggunakan produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri Kcp Tanggulangin Sidoarjo. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Teknik analisa yang digunakan adalah regresi linier berganda dengan salah satu variable dummy.
Dari hasil perhitungan secara simultan diperoleh f hitung > f tabel yaitu 19,343 > 2,71 dan nilai signifikansi < 0,050, yaitu 0,000 < 0,050 serta bertanda positif yang berarti hipotesis ada pengaruh secara simultan bahwa kelompok referensi, pekerjaan dan pendapatan terhadap keputusan anggota. Sedangkan hasil uji parsial diperoleh untuk variable kelompok referensi nilai t hitung > t tabel yaitu 5,032 > 1,98698 serta bertanda positif, variable pekerjaan berupa pedagang grosir hasil t hitung > t tabel yaitu 2,969 > 1,98698 serta bertanda positif, pedagang eceran diperoleh hasil t hitung > t tabel yaitu 3,066 > 1,98698 bertanda positif, pedagang kaki lima diperoleh hasil t hitung > t tabel yaitu -1,623 < 1,98498 bertanda negatif, penjahit diperoleh hasil t hitung > t tabel yaitu -0,823 < 1,98498 bertanda negatif, petani diperoleh hasil t hitung > t tabel yaitu -0,007 < 1,98498 bertanda negatif. Sedangkan variable pendapatan diperoleh hasil t hitung > t tabel yaitu 0,488 < 1,98498 berarti secara persial variable pekerjaan berupa pedagang kaki lima, penjahit, petani, variabel pendapatan tidak berpengaruh terhadap keputusan dan variable kelompok referensi, variable pekerjaan berupa pedagang grosir, pedagang eceran dinyatakan berpengaruh terhadap keputusan.
i
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM... i
PERNYATAAN KEASLIAN... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
ABSTRAK... vii
KATA PENGANTAR... viii
DAFTAR ISI... ix
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR... xiv
DAFTAR TRANSLITERASI... xii
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1
B. Rumusan Masalah... 8
C. Tujuan Penelitian... 9
D. Manfaat Hasil Penelitian... 9
E. Sistematika Pembahasan... 10
ii
2. Kelompok Referensi... 15
3. Pekerjaan... 21
4. Pendapatan... 25
5. Keputusan konsumen... 29
B. Penelitian Terdahulu... 33
C. Kerangka Konseptual... 35
D. Hipotesis... 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 39
B. Waktu dan Tempat Penelitian... 39
C. Populasi dan Sampel... 40
D. Variabel Penelitian... 41
E. Definisi Penelitian... 42
F. Uji Validiatas dan Reliabilitas... 45
G. Data dan Sumber Data... 49
H. Teknik Pengumpulan Data... 50
I. Teknik Analisis Data... 52
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Objek Penelitian... 62
1. Gambaran Umum Objek Penelitian... 62
a. Sejarah... 62
iii
c. Misi KJKS BMT-UGT Sidogiri... 64
d. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas... 64
e. Produk dan Aplikasi... 66
2. Karakteristik Responden... 73
3. Tanggapan Responden atas Instrumen Penelitian.... 75
B. Analisis Data 1. Hasil Uji Asumsi Klasik... 78
a. Hasil Uji Normalitas... 78
b. Hasil Uji Multikolinieritas... 81
c. Hasil Uji Heterokedastisitas... 83
d. Analisis Regresi Linier Berganda dengan Variabel dummy... 86
e. Koofiesien Determinasi... 90
2. Hasil Uji Hipotesis a. Uji Simultan (F)... 91
b. Uji Parsial (t)... 95
BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Hasil Penelitian... 102
1. Pengaruh Secara Simultan... 102
2. Pengaruh Secara Parsial... 105
iv
B. Saran... 119
DAFTAR PUSTAKA... 121 LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Jumlah anggota tabungan berjangka... 4
Tabel 3.1 Penelitian Terdahulu ... 33
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas ... 46
Tabel 3.3 Hasil Uji Reliabilitas ... 49
Tabel 3.4 Tabel Skor... 51
Tabel 3.5 Regresi dengan variabel dummy ... 55
Tabel 4.1 Usia Responden ... 73
Tabel 4.2 Jenis Kelamin Responden ... 74
Tabel 4.3 Pendidikan Akhir Responden ... 74
Tabel 4.4 Distribusi Responden Variabel Kelompok Referensi... 75
Tabel 4.5 Distribusi Responden Variabel Pendapatan... 76
Tabel 4.6 Distribusi Responden Variabel Keputusan Anggota ... 77
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas ... 79
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ... 82
Tabel 4.9 Analisis Regresi Linear Berganda dummy ... 85
Tabel 4.10 Analisis Regresi Stewise ... 86
Tabel 4.11 Hasil Koefisien determinasi ... 90
Tabel 4.12 Hasil Uji (F) ... 94
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian... 30
Gambar 4.1 Distribusi Responden Variabel Pekerjaan.... 76
Gambar 4.2 Grafik Bormal Plot... 80
Gambar 4.3 Histogram... 81
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perkembangan Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) selama
sepuluh tahun ini tercatat paling menonjol dalam dinamika keuangan syariah
di Indonesia. Berbagai LKMS tersebut lebih dikenal oleh masyarakat luas
dengan sebutan Bayt Al-Ma@l Wa Tamwi@l (BMT). 1 Berdirinya lembaga Bayt Al-Ma@l Wa Tamwi@l (BMT) merupakan salah satu perwujudan dari sistem
keuangan syariah. Lembaga ini dikategorikan sebagai lembaga keuangan
mikro, karena umumnya melayani masyarakat kecil yang tidak mampu
berhubungan dengan lembaga perbankan.
Pada tahun 2010, telah ada sekitar 4.000 Bayt Al-Ma@l Wa Tamwi@l
(BMT) yang beroperasi di Indonesia. Beberapa diantaranya memiliki kantor
pelayanan lebih dari satu. Jika ditambah dengan perhitungan faktor mobilitas
yang tinggi dari para pengelola Bayt Al-Ma@l Wa Tamwi@l (BMT) untuk
“jemput bola”, memberikan layanan di luar kantor, maka sosialisasi keberadaan Bayt Al-Ma@l Wa Tamwi@l (BMT) telah bersifat masif. Wilayah
operasionalnya pun sudah mencakup daerah perdesaan dan daerah perkotaan,
di pulau Jawa dan luar Jawa. Bayt Al-Ma@l Wa Tamwi@l (BMT) tersebut
1Puskopsyah, “Perkembangan BMT dari Tahun ke Tahun”,
diperkirakan melayani sekitar 3 juta orang nasabah, yang sebagian besar
bergerak di bidang usaha mikro dan usaha kecil. Cakupan bidang usaha dan
profesi dari mereka yang dilayani sangat luas. Mulai dari pedagang sayur,
penarik becak, pedagang asongan, pedagang kelontongan, penjahit rumahan,
pengrajin kecil, tukang batu, petani, peternak, sampai dengan kontraktor dan
usaha jasa yang relatif moderen.2
Berdasarkan urutan 10 BMT terbesar, Koperasi Jasa Keuangan Syariah
Baitul Maal wa Tamwil Unit Gabungan Terpadu (KJKS BMT UGT) Sidogiri
menduduki tingkat pertama dan KJKS BMT Madrasah Miftahul Ulum
(MMU) Sidogiri menduduki tingkat ketiga (majalah Investor edisi September
2010). Kemudian, berdasarkan urutan KJKS terbesar di Indonesia, KJKS
BMT UGT Sidogiri dinobatkan oleh Kementerian Koperasi Pusat di Jakarta
sebagai Koperasi Jasa Keuangan Syariah Terbesar se-Indonesia Tahun 2012.
Sedang KJKS BMT MMU Sidogiri menempati urutan ke-2 terbesar di
Indonesia.3
Pertumbuhan kelembagaan dan jumlah anggota membawa perkembangan
yang pesat pula dalam kinerja keuangannya. Nasabah yang bisa dihimpun
bertambah banyak, pembiayaan yang bisa dilakukan naik drastis, dan pada
akhirnya aset tumbuh berlipat hanya dalam beberapa tahun. Salah satunya
adalah KJKS BMT-UGT Sidogiri yang berhasil membukukan laporan
2Puskopsyah, “Perkembangan BMT dari Tahun ke Tahun”,
dalam http://www.puskopsyahlampung.com/2013/05/perkembangan-bmt-dari-tahun-ke-tahun.html, diakses pada 20 Mei 2015.
3
keuangan dalam Rapat Anggota Tahun (RAT) 2014 dengan total asset
mencapai dana Rp 1,3 triliun. Mereka pun dipercaya oleh masyarakat yang
kebanyakan berpenghasilan rendah dan menengah bawah untuk menyimpan
dananya. 4
Berbagai produk ditawarkan oleh pihak KJKS BMT-UGT Sidogiri
kepada masyarakat untuk memenuhi kebutuhan mereka, salah satunya ialah
produk tabungan. Di dalam Al-Qur’an anjuran untuk menabung terdapat pada surat Yusuf ayat 47-48, Allah berfirman :
Artinya : Yusuf berkata: "Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) sebagaimana biasa; Maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian sesudah itu akan datang tujuh tahun yang Amat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari (bibit gandum) yang kamu simpan.5 (QS - Yusuf : 47-48)
Salah satu produk tabungan dengan prinsip bagi hasil yang diminati
anggota KJKS BMT-UGT Sidogiri adalah tabungan idul fitri. Produk
tabungan dengan prinsip bagi hasil tersebut bisa dilihat disalah satu KJKS
BMT-UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu (KCP) Tanggulangin Sidoarjo.
4
Koperasi Simpan Pinjam BMT-UGT Sidogiri, “Aset BMT UGT Sidogiri Tembus Rp 1,3
Trilyun”, dalam http://bmtugtsidogiri.co.id/berita-357.html, diakses pada 20 Oktober 2015. 5
Data tersebut bisa dilihat sebagai berikut :6
Tabel 1.1 Jumlah anggota tabungan berjangka
produk Tahun Total
2012 2013 2014 2015
Tabungan Idul Fitri 20 21 26 65 122
Tabungan Deposito 15 17 21 41 94
Tabungan Haji 11 4 3 4 22
Tabungan Peduli Siswa 0 0 0 4 4
Dilihat dari data tabungan bagi hasil di atas, menunjukkan bahwa
tabungan idul fitri mengalami peningkatan tiap tahun. Dari total jumlah
tabungan anggota bahwa produk tabungan idul fitri yang paling diminati
dibandingan produk tabungan lainnya dengan total tabungan idul fitri
mencapai 122 anggota.
Tabungan idul fitri merupakan tabungan umum berjangka untuk
membantu anggota memenuhi kebutuhan di hari raya idul fitri. Ketentuan
dalam tabungan idul fitri sangatlah sesuai bagi masyarakat kalangan
menengah kebawah yaitu dengan setoran awal pembukaan buku rekening
tabungan sebesar Rp 10.000, biaya administrasi sebesar Rp 5.000 dan untuk
setoran selanjutnya minimal Rp 1000. Dibandingkan dari produk tabungan
berjangka lainnya, tabungan idul fitri lebih diminati oleh masyarakat
dikarenakan ketentuan setoran minimalkan hanya Rp 1000.
Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan beberapa
keputusan. Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making)
adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
6
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu
diantaranya.7
Pengambilan keputusan oleh calon anggota terjadi setelah adanya proses
informasi yang masuk, perbandingan, dan keyakinan atas suatu produk yang
akan dibeli. Anggota yang jeli akan berfikir lebih dari sekali untuk membeli
suatu produk yang dianggap penting sesuai dengan kebutuhan mereka.
Keputusan pembelian dari pembeli sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor
kebudayaan, sosial, pribadi dan psikologi dari pembeli.8
Faktor sosial merupakan sekelompok orang yang sama-sama
mempertimbangkan secara dekat persamaan di dalam status atau penghargaan
komunitas secara formal dan informal. Tingkah laku konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga,
serta peran dan status sosial konsumen. 9
Kelompok referensi adalah suatu kelompok (group) terdiri dari dua orang
atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan. 10 Kelompok referensi dianggap berpengaruh dalam hal pengambilan keputusan
untuk memilih sebuah produk. Orang akan sangat yakin dalam membeli
produk bila telah mendengar kesaksian dari konsumen yang telah merasa
puas atas suatu produk. Informasi yang diberikan oleh kelompok referensi
akan berpengaruh besar bagi calon anggota untuk segera mengambil
keputusan. Anggota BMT yang menabung menggunakan produk tabungan
7
Nogroho Setiadi, Perilaku Konsumen (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), 342. 8
Nogroho Setiadi, perilaku..., 10. 9
Ibid, 11. 10
idul fitri yang jenis pekerjaannya sebagai pedagang dipasar ketika penjualan
mereka terasa sepi, antara penjual satu dengan lainnya berkumpul sehingga
membentuk suatu kelompok. Dari perkumpulan tersebut penjual
mendapatkan informasi manfaat maupun keuntungan dari produk yang akan
dipilih.
Faktor pribadi merupakan cara menggumpulkan dan mengelompokkan
kekonsistenan reaksi seorang individu terhadap situasi yang sedang terjadi.
Perilaku seseorang dalam membeli sesuatu juga dipengaruhi oleh
faktor-faktor kepribadian seperti umur dan tahapan dalam siklus hidup, pekerjaan,
keadaan ekonomi, gaya hidup, kepribadian dan konsep diri.11
Para pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja
yang memiliki minat di atas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.12 Di BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo bahwa hampir 70% anggota
yang menabung adalah masyarakat yang jenis pekerjaannya sebagai pedagang
di pasar. Sedangkan untuk 30% adalah anggota yang menabung jenis
pekerjaan seperti penjahit, Pegawai Negeri Sipil (PNS), karyawan, petani, dan
lain-lain.13 Produk yang akan ditawarkan oleh para pemasar tentunya dilihat dari jenis pekerjaan mereka. Seperti masyarakat yang jenis pekerjaan sebagai
pedagang di pasar yang pendapatannya diterima setiap hari, akan berbeda
produk yang ditawarkan dengan jenis perkerjaan pegawai negeri sipil yang
11
Ibid, 11. 12
Ibid. 13
pendapatannya diterima setiap bulan. Sehingga dari beberapa jenis pekerjaan
akan berbeda dalam pengambilan keputusan memilih produk.
Faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan
pembelian barang maupun jasa, salah satunya dipengaruhi oleh faktor
demografi.14 Salah satu faktor demografi adalah pendapatan yang paling
sering dijadikan dasar untuk pengelompokan konsumen (Machfoed, 2006 ;
67).15
Pendapatan adalah jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang
diperoleh baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan
pendapatan lainnya selama satu bulan.16 Semakin tinggi tingkat pendapatan yang diterima oleh anggota, maka semakin banyak jenis produk yang akan
dipilih sesuai dengan kebutuhan mereka.
Sebagian penelitian lain juga berupaya untuk mengidentifikasi pengaruh
reference group, ada beberapa penelitian mengungkapkan pengaruhnya
terhadap perilaku nasabah lembaga keuangan. Penelitian Sobakh (2006)
menyimpulkan “bahwa reference group berpengaruh terhadap keputusan masyarakat dalam memilih layanan perbankan”. Demikian halnya hasil penelitian dari Pusat Pengkajian Bisnis Dan Ekonomi Islam Universitas
14
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Bob Sabran, Jilid 1,(Jakarta: Erlangga, 2008), 236.
15Wahyu Retno Mawarti,”
Pengaruh pendapatan, gaya hidup dan konsep diri terhadap keputusan pembelian produk prabayar simpati di kebumen”(Skripsi--Universitas Muhammadiyah Purworejo,2012), 8.
16
Brawijaya (2000) yang menyatakan “bahwa reference group turut mempengaruhi preferensi masyarakat dalam memilih bank syariah”.
Terkait dengan vaiabel pendapatan, Satrio Adi Setiawan dalam
penelitiannya (2010) “bahwa variabel pendapatan memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap lama mencari kerja. Berarti bahwa semakin tinggi
pendapatan yang diperoleh akan semakin lama waktu yang digunakan untuk
mencari kerja”.
Mengacu pada uraian latar belakang masalah diatas. Maka penelitian ini
berupaya untuk mengangkat judul “Pengaruh Kelompok Referensi, Pekerjaan Dan Pendapatan Terhadap Keputusan Anggota Memilih Produk Tabungan
Idul Fitri Di Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS) BMT-UGT Sidogiri
Kantor Cabang Pembantu (KCP) Tanggulangin Sidoarjo”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka tujuan akan terjadi
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah terdapat pengaruh antara kelompok referensi, pekerjaan
pendapatan secara simultan terhadap keputusan anggota memilih produk
tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin
Sidoarjo ?
2. Apakah terdapat pengaruh antara kelompok referensi, pekerjaan, dan
pendapatan secara parsial terhadap keputusan anggota memilih produk
tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui dan menganalis terdapat pengaruh antara kelompok
referensi, pekerjaan pendapatan secara simultan terhadap
keputusan anggota memilih produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo.
2. Mengetahui dan menganalis terdapat pengaruh antara kelompok
referensi, pekerjaan dan pendapatan secara parsial terhadap
keputusan anggota memilih produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo.
D. Manfaat hasil penelitian 1. Teoritis
Manfaat dari penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi yang
berguna terhadapat keilmuan di ekonomi khususnya pengetahuann di
bidang grand teory perilaku konsumen, pada sub faktor-faktor yang
mempengaruhi konsumen terhadap pemilihan produk khususnya di
variabel kelompok referensi, pekerjaan dan pendapatan.
2. Praktis
a. Lembaga
Memberikan masukan atas fakta yang sebenarnya terjadi bahwa
variabel kelompok referensi, pekerjaan dan pendapatan berpengaruh
lembaga dalam menentukan strategi pemasaran khususnya
menentukan target konsumen yang akan dipilih melalui perilaku
konsumen yang telah diteliti.
b. Masyarakat
Penelitian dapat menjadi rujukan bagi penelitian-penelitian
selanjutnya tentang perilaku konsumen khususnya di faktor-faktor
pemilihan produk dan memberikan wawasan kepada masyarakat
bahwa Produk Tabungan Idul Fitri dipilih karena dipengaruhi oleh
beberapa variabel seperti: kelompok referensi, pekerjaan dan
pendapatan.
E. Sistematika Pembahasan
Dalam bab I berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika pembahasan.
Dalam bab II berisikan tentang menguraikan landasan teori yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas dan diuraikan dari
penelitian.
Dalam bab III menjelaskan tentang pendekatan dan jenis penelitian yang
digunakan oleh penulis dari jenis penelitian, ruang lingkup penelitian,
populasi dan sampel, metode pengumpulan data hingga model analisis data.
Dalam bab IV memberikan gambaran umum tentang obyek penelitian
berupa sejarah singkat institusi yang bersangkutan, serta visi dan misi
kemudian dilanjutkan dengan deskripsi hasil penelitian yang diperoleh dari
Dalam bab V berisikan tentang pembahasan dari hasil uji regresi linier
berganda dan dikaitkan dengan teori yang digunakan dalam penelitian ini.
12 BAB II
LANDASAN TEORI
A. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa,
termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan
ini.1
Istilah perilaku konsumen diartikan sebagai perilaku yang
diperlihatkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan,
mengevaluasi, dan menghabiskan produk dan jasa yang mereka harapkan
akan memuaskan kebutuhan mereka.2
American Marketing Association mendefinisikan perilaku konsumen
(consumer behavior) sebagai “dinamika interaksi antara pengaruh dari kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan
pertukaran aspek-aspek kehidupan.3
Dari definisi di atas terdapat tiga ide penting, yaitu : (1) perilaku
konsumen adalah dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara
afeksi dan kognitif, perilaku dan kejadian disekitar; dan (3) hal tersebut
melibatkan pertukaran. 1
Nogroho Setiadi, Perilaku Konsumen (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), 2. 2
Ujang Sumarwan, Perilaku Konsumen (Bogor: Ghalia Indonesia, 2011), 4. 3
Perilaku konsumen adalah dinamis, berarti bahwa perilaku
konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan
bergerak sepanjang waktu. Hal ini memiliki implikasi terhadap studi
perilaku konsumen, demikian pula pada pengembangan strategi
pemasaran. Dalam hal studi perilaku konsumen, salah satu implikasinya
adalah bahwa generalisasi perilaku konsumen biasanya terbatas dalam
jangka waktu tertentu, produk, dan individu atau grup tertentu.
Dalam pengembangan strategi pemasaran, sifat dinamis perilaku
konsumen menyiratkan bahwa seseorang tidak boleh berharap bahwa
suatu strategi pemasaran yang sama dapat memberikan hasil yang sama
disepanjang waktu, pasar, dan industri.
Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, itu merupakan hal
terakhir yang ditekankan dalam definisi perilaku konsumen yaitu
pertukaran diantara individu. Hal ini membuat definisi perilaku
konsumen tetap konsisten dengan definisi pemasaran yang sejauh ini juga
menekankan pertukaran. Kenyataannya, peran pemasaran adalah untuk
menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan
penerapan strategi pemasaran.
Sementara Islam melihat aktivitas ekonomi didalamnya perilaku
konsumsi sebagai salah satu cara menumpukkan pahala menuju falah
(kebahagiaan dunia dan akhirat). Yusuf Qardhawi menyebutkan beberapa
variabel moral dalam berkonsumsi, diantaranya konsumsi atas alasan dan
bermewah-mewahan, menjauhi hutang dan kebakhilan dan kekikiran.4 Dalam
al-Qur’an Allah SWT mengutuk dan membatalkan argumen yang
dikemukakan oleh orang kaya yang kikir karena ketidaksediaan mereka
memberikan bagian atau miliknya ini.
Allah berfirman :
Artinya : dan apabila dikatakakan kepada mereka: "Nafkahkanlah sebahagian dari reski yang diberikan Allah kepadamu", Maka orang-orang yang kafir itu berkata kepada orang-orang yang beriman: "Apakah Kami akan memberi Makan kepada orang-orang yang jika Allah menghendaki tentulah Dia akan memberinya makan, Tiadalah kamu melainkan dalam kesesatan yang nyata". (QS Yaa-Siin: 47)5
Konsumsi berlebih-lebihan yang merupakan ciri khas masyarakat
yang tidak mengenal Tuhan, disebut dalam islam dengan istilah israf
(pemborosan) atau tabzir (menghabur-hamburkan harta tanpa guna).
Tabzir berarti mempergunakan harta dengan cara yang salah, yakni untuk
menuju tujuan-tujuan yang terlarang seperti penyuapan, hal-hal yang
melanggar hukum atau dengan cara yang tanpa aturan.
4
Yusuf Qardhawi, “Peran Nilai dan Moral dalam Perekonomian Islam” (Jakarta: Rabbani Press,1995), 26.
5
Islam telah memberikan rambu-rambu berupa batasan-batasan serta
arahan yang positif dalam berkonsumsi. Setidaknya terdapat dua hal
dalam batasan ini, yaitu :
1. Batasan dalam hal sifat dan cara.
Seorang muslim sensitif terhadap seseorang yang dilarang oleh
Islam. Mengonsumsi produk-produk yang keharamannya yang harus
dihindari, seperti minum khamr dan makan daging babi.
2. Batasan dalam hal kuantitatif atau ukuran konsumsi
Islam melarang umatnya berlalu kikir yakni terlalu menahan-nahan
harta yang dikaruniakan oleh Allah SWT kepada mereka. Namun
allah juga tidak menghendaki umatnya membelanjakan harta mereka
secara berlebih-lebihan di luar kewajaran. Dalam mengkonsumsi,
islam sangat menekankan kewajaran dari segi jumlah, yakni sesuai
dengan kebutuhan.
2. Kelompok Referensi
Kelompok referensi adalah seseorang terdiri dari seluruh kelompok
yang mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap
sikap atau perilaku seseorang. Beberapa diantaranya kelompok primer,
yang dengan adanya interaksi yang cukup berkesinambungan, seperti
sekunder, yang cenderung resmi dan mana interaksi yang terjadi kurang
berkesinambungan.6
Kelompok referensi adalah suatu kelompok (group) terdiri dari dua
orang atau lebih yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai suatu
tujuan. Kelompok yang penting meliputi keluarga, kawan dekat, mitra
kerja, kelompok sosial formal (asosiasi profesional).7
a. Jenis-jenis Kelompok Referensi
Sumarwan (2003) menggolongkan kelompok referensi berdasarkan
posisi dan fungsinya8:
1) Kelompok Formal, yaitu kelompok yang memiliki struktur
organisasi secara tertulis dan keanggotaannya terdaftar secara
resmi. Contohnya, Serikat Pekerja Indonesia, Universitas dll.
2) Kelompok Informal, yaitu kelompok yang tidak memiliki struktur
organisasi secara tertulis dan keanggotaannya tidak terdaftar
secara resmi. Contohnya, kelompok bermain futsal, kelompok
arisan dll.
3) Kelompok Aspirasi, yaitu kelompok yang memperlihatkan
keinginan untuk mengikuti norma, nilai, maupun perilaku dari
orang lain yang dijadikan kelompok acuan. Anggota kelompok
aspirasi tidak harus menjadi anggota dalam kelompok
6
Nogroho Setiadi, Perilaku Konsumen (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), 12. 7
J. Paul Peter dan Jerry C. Olson, Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Diah Tantri Dwiandani, Jilid 2 (Jakarta, Salemba Empat, 2014), 58.
8
referensinya, atau antar anggota aspirasi tidak harus menjadi
anggota kelompok referensinya dan saling berkomunikasi.
Contoh, anak-anak muda yang mengikuti gaya berpakaian para
selebriti Korea atau Amerika.
4) Kelompok Disosiasi, yaitu seseorang atau kelompok yang
berusaha menghindari asosiasi dengan kelompok referensi.
b. Pengaruh Kelompok Referensi
Menurut Hawkins et al. (2007), terdapat tiga pengaruh kelompok
referensi9, yaitu:
1) Pengaruh informasional (Informational influence) terjadi ketika
seorang individu menggunakan perilaku dan pendapat anggota
kelompok referensi sebagai sumbangan informasi yang sangat
berguna.
2) Pengaruh normatif (normative influence), kadang-kadang
merujuk pada pengaruh utilitarian (utilitarian influence), terjadi
ketika individu memenuhi ekspektasi kelompok untuk mendapat
reward langsung untuk menghindari sanksi.
3) Pengaruh Identifikasi (Identification influence), juga disebut
value-expressive influence, terjadi ketika individu telah
mengalami internalisasi nilai dan norma grup.
9
Tujuan ini merefleksikan tiga jenis pengaruh kelompok referensi
yaitu :
1) “Informational”
Pengaruh kelompok referensi informasional yaitu
menyampaikan informasi yang berguna kepada konsumen
tentang mereka sendiri, untuk orang lain atau aspek lingkungan
fisik seperti produk, jasa, dan toko. Informasi ini mungkin
disampaikan secara langsung, baik secara verbal atau dengan
demonstrasi langsung. Misalnya : Seseorang konsumen
memutuskan untuk membeli sepatu untuk berlari atau peralatan
streo, mungkin mereka mencari nasehat dari kawan yang
memang mengetahuinya. Seseorang yang mencoba belajar untuk
bermain tennis mungkin minta kawannya untuk
mendemonstrasikan bagaimana memberikan servis atau
memukul menggunakan “backhand”
2) “Utilitarian”
Pengaruh kelompok referensi utility arian pada perilaku
konsumen (afek dan kognisi) terjadi ketika kelompok referensi
mengontrol ganjaran yang penting dan hukuman. Konsumen
biasanya menuruti (comply) keinginan suatu kelompok referensi,
kalau :
Pertama : mereka percaya kelompok bisa mengontrol
Kedua : perilaku bisa terlihat atau bisa diketahui oleh
kelompok
Ketiga : mereka termotivasi untuk mendapatkan ganjaran
atau menghindari hukuman
Didalam beberapa kelompok kerja (keanggotaan kelompok
referensi yang formal), orang diharapkan memakai pakaian
bisnis yang formal (seperti pakaian seragam). Ganjaran dan
hukuman bisa berwujud (mendapatkan bonus, kenaikan gaji,
dipecat, kena PHK) atau dampak psikologis dan sosial yang bisa
terjadi (dikagumi, dipuji, dicela, atau dipermalukan).
3) “value expressive”
Pengaruh kelompok referensi “value expressive” dapat
mempengaruhi konsep diri seseorang (people’s self-concepts).
Sebagai unit budaya, kelompok referensi memuat dan
menemukan makna budaya (kepercayaan, nilai, tujuan, norma,
perilaku, gaya hidup). Orang selalu mencari makna budaya yang
diinginkan untuk dipergunakan didalam membentuk,
meningkatkan atau mempertahankan konsep diri mereka.
Dengan jalan mengenali dan mengafiliasi dengan kelompok
referensi tertentu yang mengekspresikan makna ini dan
c. Faktor yang Mempengaruhi Kekuatan Pengaruh Kelompok Acuan (referensi)
Besar kecilnya pengaruh yang diberikan oleh kelompok acuan
terhadap perilaku individu biasanya tergantung dari sifat-sifat dasar
individu, produk yang ditawarkan, juga pada faktor-faktor sosial
yang spesifik.
1. Informasi tentang produk dan pengalaman menggunakan produk
tersebut. Seseorang yang telah pengalaman langsung dengan
produk atau jasa, memperoleh informasi lengkap tentang hal itu,
mungkin dipengaruhi oleh saran atau contoh orang lain. Dalam
iklan hampir selalu ditampilkan bahwa si sumber komunikasi,
yang adalah kelompok acuan, memang sudah pernah
menggunakan/mengkonsumsi produk atau jasa yang ditawarkan
dan mereka puas.
2. Kredibilitas, daya tarik, dan kekuatan kelompok acuan. Sebuah
kelompok acuan yang dianggap kredibel, menarik, atau kuat dapat
menginduksi sikap konsumen dan perubahan perilaku. Sebagai
contoh, ketika konsumen memperhatikan dengan memperoleh
informasi yang akurat tentang kinerja atau kualitas suatu produk
atau jasa, mereka akan dipengaruhi oleh orang-orang yang mereka
anggap sebagai orang yang terpercaya dan berpengetahuan.
3. Sifat produk yang menonjol secara visual atau verbal. Produk
yang dikonsumsi didepan umum dan juga produk yang ekslusif
seperti barang-barang mewah.
4. Dampak kelompok acuan terhadap produk dan pilihan merek,
terutama yang menyangkut reward power dan social power Di
beberapa kasus, untuk beberapa produk, kelompok acuan
mungkin kelompok acuan dapat mempengaruhi kategori produk
baik seseorang dan pilihan merek (atau tipe). Seperti produk yang
disebut produk plus, merek barang plus. Di kasus yang lain,
kelompok acuan mempengaruhi hanya produk kategori
keputusan.
5. Besar kecilnya resiko yang dipersepsi konsumen bila dia
menggunakan produk tersebut. Semakin besar resiko yang
dipersepsi, semakin besar pengaruh kelompok acuan yang sengaja
dicari. Orang yang ingin membeli mobil akan bertanya dan terus
mencari informasi karena dia mempersepsi resiko yang tinggi
(harga mahal dan dia bukan ahli mesin).
3. Pekerjaan
Pekerjaan secara umum didefinisikan sebagai sebuah kegiatan aktif
yang dilakukan oleh manusia. Dalam arti sempit, istilah pekerjaan
bernilai imbalan dalam bentuk uang bagi seseorang. Dalam pembicaraan
sehari-hari istilah pekerjaan dianggap sama dengan profesi.10
Analis konsumen mempertimbangkan pekerjaan sebagai indikator
tunggal terbaik mengenai kelas sosial. Pekerjaan yang dilakukan oleh
konsumen sangat mempengarui gaya hidup mereka dan merupakan
satu-satunya basis terpenting untuk menyampaikan prestise, kehormatan, dan
respek. Kapitalis atau wirausaha adalah salah satu dari pekerjaan dengan
efek yang lebih langgeng atau kelas sosial keluarga kerana kemungkinan
pengembangan simpanan modal yang akan meneruskan pendapatan
untuk generasi masa datang.11
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya. Para
pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok-kelompok pekerja yang
memiliki minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa tertentu.12
Di Indonesia ada beberapa macam-macam jenis pekerjaan,
diantaranya :
1) Pedagang grosir
Pedagang grosir adalah pedagang yang membeli barang dalam
jumlah besar langsung dari produsennya untuk dijual lagi kepada
para pengecer atau kepada perusahaan-perusahaan industri..13 2) Pedagang eceran
10 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik, “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, dalam http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/kbbi/index.php, diakses pada 05 November 2015. 11
Danang Sunyoto, Perilaku Konsumen Dan Pemasaran, (Yogyakarta: Center Of Academic Publishing Service, 2015), 24.
12
Nugroho Setiadi, Perilaku ..., 11. 13
perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan
menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Perdagangan
eceran adalah mata rantai terakhir dalam penyaluran barang dari
produsen sampai kepada konsumen.14 3) Pedagang kaki lima
Pedagang kaki lima ialah orang (pedagang-pedagang) golongan
ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari,
makanan atau jasa dengan modal yang relatif kecil, modal sendiri
atau modal orang lain, baik berjualan di tempat terlarang ataupun
tidak. Istilah kaki lima diambil dari pengertian tempat di tepi jalan
yang lebarnya lima kaki (5 feet). Tempat ini umumnya terletak
ditrotoar, depan toko dan tepi jalan.15 4) Penjahit
Penjahit adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian. Seperti
kemeja, celana, tas, sepatu. Untuk melakukan pekerjaan penjahit bisa
menggunakan tangan maupun mesin jahit. 16 5) Petani
Petani adalah seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian
utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan
untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga,
buah dan lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari
14
Ibid. 282. 15
Ibid, 578. 16
tanaman tersebut untuk di gunakan sendiri ataupun menjualnya
kepada orang lain.17 6) Nelayan
Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan. Dalam perstatistikan perikanan perairan umum,
nelayan adalah orang yang secara aktif melakukanoperasi
penangkapan ikan di perairan umum. Orang yang melakukan
pekerjaan seperti membuat jaring, mengangkut alat-alat penangkapan
ikan ke dalam perahu atau kapal motor,mengangkut ikan dari perahu
atau kapal motor, tidak dikategorikan sebagai nelayan.18 7) Pegawai Negeri Sipil (PNS)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu mereka yang telah memenuhi
syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang
berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas
jabatan negeri atau tugas negara yang ditetapkan berdasarkan
peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan
perundang-undangan yang berlaku.19
17
Ibid, 1141 18
Ibid, 679 19
4. Pendapatan
Segmentasi pendapatan merupakan praktik lama dalam kategori
seperti otomotif, pakaian, kosmetik, layanan keuangan dan perjalanan.
Meskipun demikian, pendapatan tidak selalu memprediksikan pelanggan
terbaik untuk produk tertentu. Banyak pemasar mengincar kelompok
berpendapatan rendah, dalam beberapa kasus menemukan tekanan
kompetitif yang lebih sedikit atau loyalitas konsumen yang lebih besar.20 Pendapatan adalah jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang
diperoleh baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari usaha dan
pendapatan lainnya selama satu bulan.21
Pendapatan adalah uang yang diterima dan diberikan kepada subjek
ekonomi berdasarkan prestasi-prestasi yang diserahkan yaitu berupa
pendapatan dari profesi yang dilakukan sendiri atau usaha perorangan
dan pendapatan dari kekayaan.22 Dalam al-Qur’an surat Al-Nisa@’ ayat 29 tersirat tentang pendapatan.
Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu
20
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Bob Sabran, Jilid 1,(Jakarta, Erlangga, 2008), 238.
21
Andi Supratikno, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lama Mencari Kerja Bagi Tenaga Kerja Terdidik Di Kabupaten Semarang, (Skripsi--Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Diponegoro, Semarang, 2004), 24.
22
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu. (QS Al-Nisa@, :29).23
a. Macam-Macam Pendapatan
Menurut Mulyanto Sumardi dan Hans Dieter Evers, pendapatan
dapat digolongkan menjadi:
1) Pendapatan berupa uang, adalah semua penghasilan berupa uang
yang sifatnya reguler dan diterima sebagai balas jasa atau kontra
prestasi.
2) Pendapatan berupa barang, adalah semua pendapatan yang sifatnya
reguler dan diterimakan dalam bentuk barang.
3) Lain-lain penerimaan uang dan barang. Penerimaan ini misalnya
penjualan barang-barang yang dipakai, pinjaman uang hasil undian,
warisan, penagihan piutang dan lain-lain.24
b. Pembagian Pendapatan
1) Pendapatan pokok, yaitu pendapatan yang tiap bulan diharapkan
diterima, pendapatan ini diperoleh dari pekerjaan utama yang
bersifat rutin.
2) Pendapatan sampingan, yaitu pendapatan yang diperoleh dari
pekerjaan di luar pekerjaan pokok, maka tidak semua orang
mempunyai pendapatan sampingan.
23
Kementrian Agama Republik Indonesia, Qur’an dan Terjemahannya (Jakarta: Pustaka Al-Mubin, 2013), 83.
24
3) Pendapatan lain-lain, yaitu pendapatan yang berasal dari pemberian
pihak lain, baik bentuk barang maupun bentuk uang, pendapatan
bukan dari usaha.25
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa yang
dimaksud pendapatan adalah penghasilan yang diperoleh tiap-tiap
individu dari bekerja atau berusaha yang dapat berupa uang, barang
dan lain-lain penerimaan.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pendapatan
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan adalah
sebagai berikut :26
1. Kesempatan kerja yang tersedia
Semakin banyak kesempatan kerja yang tersedia berarti semakin
banyak penghasilan yang bisa diperoleh dari hasil kerja tersebut.
2. Kecakapan dan keahlian
Dengan bekal kecakapan dan keahlian yang tinggi akan dapat
meningkatkan efisiensi dan efektifitas yang pada akhirnya
berpengaruh pula terhadap penghasilan.
3. Motivasi
Motivasi atau dorongan juga mempengaruhi jumlah penghasilan
yang diperoleh, semakin besar dorongan seseorang untuk
25
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah Deskripsi dan Ilustrasi, cetakan ke-empat (Yoyakarta, Ekonosia, 2007), 68.
melakukan pekerjaan, semakin besar pula penghasilan yang
diperoleh.
4. Keuletan bekerja
Pengertian keuletan dapat disamakan dengan ketekunan,
keberanian untuk menghadapi segala macam tantangan. Bila saat
menghadapi kegagalan maka kegagalan tersebut dijadikan sebagai
bekal untuk meniti ke arah kesuksesan dan keberhasilan.
5. Banyak sedikitnya modal yang digunakan. Besar kecilnya usaha
yang dilakukan seseorang sangat dipengaruhi oleh besar kecilnya
modal yang dipergunakan. Suatu usaha yang besar akan dapat
memberikan peluang yang besar pula terhadap pendapatan yang
akan diperoleh.
6. Modal atau Capital dalam pengertian ekonomi umum mencakup
benda-benda seperti tanah, gedung-gedung, mesin-mesin, alat
perkakas, dan barang produktif lainnya untuk suatu kegiatan usaha.
Sehubungan dengan kegiatan operasi badan usaha, modal dapat
dibedakan menjadi dua yaitu :
a) Modal Tetap (Fixed Capital)
Modal tetap yaitu semua benda-benda modal yang dipergunakan
terus-menerus dalam jangka lama pada kegiatan produksi seperti
b) Modal Bekerja (Working Capital)
Modal bekerja yaitu modal untuk membiayai operasi perusahaan
seperti pembelian bahan dasar dan bahan habis pakai,
membiayai upah dan gaji, membiayai persediaan, membiayai
pengiriman dan transportasi, biaya penjualan dan reklame, biaya
pemeliharan, dan sebagainya.
5. Keputusan Memilihan produk
Schiffman dan Kanuk (2010) mendefinisikan suatu keputusan
sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
Seseorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus
memiliki pilihan alternatif. 27
Proses pengambilan keputusan yang rumit sering melibatkan
beberapa keputusan. Pengambilan keputusan konsumen (consumer
decision making) adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan
pengetahuan untuk mengavaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan
memilih salah satu diantaranya.28
Pengambilan keputusan oleh calon anggota terjadi setelah adanya
proses informasi yang masuk, perbandingan, dan keyakinan atas suatu
produk yang akan dibeli. Anggota yang jeli akan berfikir lebih dari sekali
untuk membeli suatu produk yang dianggap penting sesuai dengan
kebutuhan mereka.
27
Ujang Sumarwan, Perilaku ..., 356. 28
Di dalam pengambilan keputusan konsumen, sebagai pemecahan
masalah, kita berfokus pada tujuan konsumen yang mereka cari untuk
dicapai atau untuk dipuaskan. Konsumen memahaminya sebagai masalah
(problem) sebab apa yang diinginkannya belum tercapai (saya lapar
ingin makan). Konsumen membuat keputusan tentang perilaku mana
yang cocok untuk mencapai tujuan/keinginan, jadi tindakan pencapaian
tujuan merupakan pemecahan masalah. Kemudian ini berarti pembuatan
keputusan konsumen merupakan tujuan yang diarahkan sebagai proses
pemecahan masalah.
Tahap-tahap dalam proses keputusan membeli dalam pengambilan
[image:42.596.68.523.82.752.2]keputusan ada lima tahap, sebagai berikut ini:29
Gambar 2.1. Lima Tahap Proses Keputusan Pembelian
29
Philip Kotler dan Kevin Lane Keller, Manajemen Pemasaran, Bob Sabran, Jilid 1,(Jakarta, Erlangga, 2008), 184.
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian Perilaku
Penjelasannya sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah:
Proses membeli diawali kesadaran pembeli adanya masalah
kebutuhan. Kebutuhan timbul karena perbedaan yang sesungguhnya
dengan keadaan yang diinginkan. Dengan mengenali kebutuhan
konsumen maka dapat diprekdisikan perilakunya, karena konsumen
tidak akan membeli produk kalau tidak memuaskan kebutuhannya.
b. Pencarian informasi :
Dalam pencarian informasi konsumen dapat menemukan informasi
melalui sumber eksternal maupun internal. Sumber internal
berhubungan dengan memorinya tentang pengalaman dengan situasi
pembelian. Dalam pencarian ini ada faktor yang mempengaruhi
antara lain faktor situasi, faktor produk serta faktor konsumen.
Kepercayaan dan sikap konsumen mempengaruhi dalam pencarian
ini. Jika konsumen mempunyai yang mendukung maka akan mencari
informasi yang lebih banyak. Pertimbangannya adalah biaya dan
manfaat dalam pencarian informasi ini.
c. Evaluasi alternatif :
Inti dari informasi alternatif ini adalah konsumen akan memilih
produk diantara berbagai pilihan yang dapat memuaskan
kebutuhannya. Konsumen akan melihat setiap produk merupakan
suatu himpunan dari ciri dan sifat tertentu yang mempunyai manfaat
produk, oleh sebab itu dalam menentukan kriteria evaluasi tidak
lepas dari motivasi konsumen.
d. Keputusan membeli :
Pada tahap evaluasi konsumen membentuk preverensi terhadap
produk atau merk yang menjadi pilihannya, namun demikian apakah
konsumen nantinya akan membeli atau tidak, dipengaruhi oleh orang
lain dan faktor keadaan yang tak terduga.
e. Perilaku paska pembelian :
Setelah membeli suatu produk konsumen akan mengalami kepuasan
atau ketidakpuasan. Kepuasan merupakan fungsi dekatnya harapan
dari pembeli terhadap produk dengan kemampuan dari produk
tersebut, dan jika sesuai dengan yang diharapkan maka konsumen
B. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Tabel 3.1
Penelitian Terdahulu yang Relevan
No Nama Judul Variabel Metode
Penelitian
Hasil Perbedaan Persamaan
1 Afrida Fatharani, Nawazirul Lubis, Reni Shinta Dewi Pengaruh Gaya Hidup (Life Style), Harga (Price), dan Kelompok Referensi (Reference Group) terhadap Keputusan Pembelian Telepon Seluler Blackberry (Studi Pada Mahasiswa Program S1 Angkatan 2009 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro) Variabel Dependen (Y) Keputusan Pembelian Variabel Independen (X) Gaya Hidup, Harga dan Kelompok Referensi. Analisa data menggunaka n koefisien korelasi, koefisien determinasi, analisis regresi, uji t, dan uji F
kelompok referensi berpengaruh pada keputusan pembelian konsumen, yang dapat dilihat dari hasil adanya pengaruh positif dan signifikan antara kelompok referensi terhadap keputusan pembelian. Berbeda dilihat dari segi vaiabel (X) berupa Gaya Hidup (Life Style). Variabel (X) sama berupa kelompok referensi dan variabel (Y) sama-sama keputusan
Tenaga Kerja Terdidik Di Kota Magelang Pendapatan, pengalaman kerja, Jenis Kelamin dari perubahan suatu variabel terhadap variabel lainnya yang ada hubungannya . yang diperoleh akan semakin lama waktu yang digunakan untuk mencari kerja. berbeda yaitu Lama Mencari Kerja
3 Atin
Yulaifah Pengaruh Budaya, Sosial, Pribadi Dan Psikologis Terhadap Keputusan Memilih Bank Syariah. Variabel Dependen (Y) Keputusan memilih Variabel Independen (X) Budaya, , Sosial, Pribadi Dan Psikologis Terhadap Metode analisis regresi dengan menggunaka n uji T dan Uji F Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor budaya, sosial, pribadi dan psikologis berpengaruh signifikan terhadap keputusan memilih bank syariah. Variabel (X) yang berupa Budaya, Sosial, Pribadi dan Psikologis berbeda Variabel Keputusan Memilih (Y) sama dan Objek juga lembaga keuangan syariah
C. Kerangka Konsep
Variabel X
Variabel Y
Keterangan :
= Pengaruh secara simultan
= Pengaruh secara parsial Kelompok
Referensi (X1)
Pekerjaan (X2) D0 (pegawai negeri sipil) D1 (pedagang grosir) D2 (pedagang eceran) D3 (pedagang kaki lima) D4 (penjahit)
D5 (petani)
Pendapatan
(X3)
Keputusan Memilih Produk Tabungan Idul
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap hasil penelitian yang akan
dilakukan. Dengan hipotesis, penelitian menjadi tidak ngambang karena
dibimbing oleh hipotesis tersebut.30
Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini
diduga :
1. H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan kelompok referensi
terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan kelompok referensi
terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
2. H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa
pedagang grosir terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri
di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa pedagang
grosir terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
3. H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa
pedagang eceran terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul
fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
30
Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa pedagang
eceran terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
4. H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa
pedagang kaki lima terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul
fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa pedagang
kaki lima terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di
KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
5. H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa
penjahit terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di
KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa penjahit
terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
6. H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa
petani terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan pekerjaan berupa petani
terhadap keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS
7. H0 = Secara parsial tidak ada pengaruh signifikan pendapatan terhadap
keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT
Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
Ha = Secara parsial ada pengaruh signifikan pendapatan terhadap
keputusan pemilihan produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT
Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo
8. H0 = Secara simultan tidak ada pengaruh signifikan kelompok referensi,
pekerjaan, dan pendapatan terhadap keputusan pemilihan produk
tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin
Sidoarjo
Ha = Secara simultan ada pengaruh signifikan kelompok referensi,
pekerjaan, dan pendapatan terhadap keputusan pemilihan produk
tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin
39 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian dengan memperoleh data
yang berbentuk angka atau data kualitatif yang diangkakan.1
Penelitian ini mengunakan jenis penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif
merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh atau pun
juga hubungan antara dua variabel atau lebih. Penelitian ini mempunyai
tingkatan tertinggi dibandingkan dengan diskriptif dan komparatif karena
dengan penelitian ini dapat dibangun suatu teori yang dapat berfungsi untuk
menjelaskan, meramalkan dan mengontrol suatu gejala.2
B. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan dalam jangka waktu tiga bulan yaitu
pada tanggal 30 Mei 2016 – 15 juli 2016 yang dilakukan di KJKS
BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo yang beralamat di Ngaban RT. 01
RW. 03 Tanggulangin Sidoarjo.
1
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis ( Bandung, Pusat Bahasa Depdiknas, 2003), 11. 2
C. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini yaitu nasabah sidogiri untuk kota-kota
besar wilayah jawa timur terutama di sidoarjo. Jumlah dari populasi ini
adalah 122 anggota yang menabung produk tabungan idul fitri.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Kemudian
untuk menentukan yang harus diambil dalam suatu populasi yang ada.3 Teknik sampling yang dipilih adalah proporsional random sampling
dengan pertimbangan bahwa variabel yang akan diteliti keadaannya
relatif homogen yaitu anggota yang menabung produk tabungan idul fitri
di BMT-UGT Sidogiri KCP Tanggulangin Sidoarjo.
Dalam penelitian ini, penentuan ukuran sampel dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus Slovin, yaitu :
n = Ukuran sampel
N= Ukuran populasi
e = Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan. Penelitian ini
menggunakan 5% sebagai nilai kritis.
Menurut data yang diperoleh dari KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP
Tanggulangin Sidoarjo, jumlah anggota yang menabung menggunakan
3
produk tabungan idul fitri adalah 122 anggota. Kemudian jumlah tersebut
dikalkulasikan ke dalam rumus Slovin dengan estimasi eror sebesar 5%.
n
= 122 1+122x0,052 = 93Dari perhitungan di atas dapat diketahui bahwa jumlah keseluruhan
digunakan sebagai sampel adalah 93 anggota.
D. Variabel Penelitian
Adapun variabel yang digunakan peneliti adalah variabel bebas dan
terikat. Variabel terikat (dependent variable) yaitu variabel yang dipengaruhi
atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat, baik pengaruh
atau perubahan positif maupun negatif, sedangan variabel bebas (independent
variable) yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
1. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini terdiri dari :
X1 = Variabel Kelompok Referensi X2= Variabel Pekerjaan
X3= Variabel Pendapatan
2. Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah Keputusan anggota
memilih produk tabungan idul fitri di KJKS BMT-UGT Sidogiri KCP
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan pengubahan konsep yang masih berupa
abstrak dengan kata-kata yang menggambarkan perilaku atau gejala yang
dapat diuji dan ditentukan kebenarannya oleh orang lain berdasarkan variabel
yang digunakan. Adapun definisi operasional dari masing-masing variabel
tersebut adalah sebagai berikut :
1. Kelompok Referensi (X1)
Kelompok referensi adalah seseorang terdiri dari seluruh kelompok yang
mempunyai pengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap sikap
atau perilaku seseorang.
Indikator dalam kelompok referensi sebagai berikut :
a. Keluarga
b. Tetangga
c. Teman
d. kelompok kerja.
2. Pekerjaan (X2).
Pekerjaan yang dimaksud disini adalah usaha seseorang yang mencukupi
kebutuhan sehari-hari. Untuk menjaring pendapat responden tentang
variabel pekerjaan maka peneliti menanyakan mengenai jenis pekerjaan.
Indikator dalam pekerjaan ini adalah jenis pekerjaan sebagai berikut : a. Pedagang grosir (Xd1)
b. Pedagang eceran (Xd2)
perdagangan eceran bisa didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual barang dan jasa kepada konsumen akhir. Seperti : penjual sayuran, ikan, tempe, gerabah, dll.
c. Pedagang kaki lima (Xd3)
Pedagang kaki lima ialah orang (pedagang-pedagang) golongan ekonomi lemah, yang berjualan barang kebutuhan sehari-hari, makanan atau jasa dengan modal yang relatif kecil, modal sendiri atau modal orang lain, baik berjualan di tempat terlarang ataupun tidak. Seperti jualan makanan jadi (Soto, bakso, batagor)
d. Penjahit (Xd4)
Penjahit adalah orang yang pekerjaannya menjahit pakaian. Seperti
kemeja, celana, tas, sepatu. Untuk melakukan pekerjaan penjahit bisa
menggunakan tangan maupun mesin jahit.
e. Petani (Xd5)
Petani merupakan seseorang yang bergerak di bidang bisnis pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan lain lain),
f. Pegawai negeri sipil (Xd6)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) yaitu mereka yang telah memenuhi syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas jabatan negeri atau tugas negara. Seperti : guru, pegawai kecamatan, dll.
3. Pendapatan (X3).
Pendapatan adalah jumlah seluruh penghasilan atau penerimaan yang
diperoleh responden baik berupa gaji atau upah maupun pendapatan dari
Indikator dalam pendapatan ini sebagai berikut :
a. Pendapatan pokok, seperti pendapatan yang diterima dari pekerjaan
utama
b. Pendapatan sampingan, seperti pendapatan yang diterima dari
pekerjaan sampingan bukan dari pekerjaan utama
c. Pendapatan lain-lain, seperti pendapatan yang didapat dari pemberian
pihak lain.
4. Keputusan Memilih (Y)
Pengambilan keputusan konsumen (consumer decision making) adalah
proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk
mengavaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu
diantaranya.4 Pengambilan keputusan oleh calon anggota terjadi setelah adanya proses informasi yang masuk, perbandingan, dan keyakinan atas
suatu produk yang akan dibeli. Anggota yang jeli akan berfikir lebih dari
sekali untuk membeli suatu produk yang dianggap penting sesuai dengan
kebutuhan mereka.
Indikator yang digunakan dalam keputusan memilih seperti:
a. Produk sesuai dengan kebutuhan
b. Informasi tentang produk mudah didapat
c. Pengetahuan tentang produk
d. Kelebihan mengenai produk
e. keterlibatan konsumen mengenai produk
4
F. Uji Validasi dan Uji Reliabilitas 1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan dan
kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh
kuesioner tersebut.
Cara yang dapat dilakukan adalah dengan mengkorelasikan skor
yang diperoleh pada setiap item dengan skor total dari masing-masing
atribut. Teknik korelasi yang digunakan adalah product moment:5
r
=
keterangan :
r = koefisien korelasi antara item (x) dengan skor total (y)
X = skor setiap item
Y = skor total
N = jumlah responden
Pengujian validitas dilakukan dengan cara membandingkan
dan untuk degree of freedom (df) = n-2, dimana n adalah jumlah
responden. Criteria instrument dikatakan valid apabila nilai korelasi
(Oearsin Correlation) adalah positif dan nilai probabilitas korelasi
derajat signifikansi 0.005 ( )
5
Uji validitas menggunakan analisis korelasi pearson, keputusan
mengetahui valid tidaknya butir instrumen. Jika pada tingkat signifikan
5% nilai r hitung > r tabel maka dapat disimpulkan bahwa butir
instrumen tersebut valid.6 Dalam penelitian ini uji validitas hanya dilakukan di variabel kelompok referensi dan keputusan kerena angket
yang disebarkan kepada responden menggunakan skala likert. Sedangkan
untuk variabel lainnya yaitu pekerjaan dan pendapatan di uji
menggunakan regresi linier berganda dengan salah satu variabel
independen dummy.
Dalam penelitian tersebut, peneliti telah melakukan tes terhadap
butir-butir pernyataan dalam kuisioner melalui 22 responden untuk
melihat butir pernyataan yang diajukan peneliti valid atau tidak pada
hasil jawaban
[image:58.595.73.524.230.754.2]Berikut ini adalah table hasil dari uji validitas dari dua variable X1 dan Y :
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas
Variabel
Item
Soal r hitung Keterangan
X1 (Kelompok
referensi) soal 1
0,655 >
0,432 Valid
X1 (Kelompok referensi)
soal 2
0,499 >
0,432 Valid
X1 (Kelompok referensi)
soal 3
0,806 >
0,432 Valid
X1 (Kelompok referensi)
soal 4
0,612 >
0,432 Valid
X1 (Kelompok referensi)
soal 5
0,701 >
0,432 Valid
Y (Keputusan) soal 6
0,587 >
0,432 Valid
Y (Keputusan) soal 7
0,734 >
0,432 Valid
Y (Keputusan) soal 8
0,731 >
0,43