• Tidak ada hasil yang ditemukan

Index of /enm/images/dokumen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Index of /enm/images/dokumen"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

RAPAT KOORDINASI NASIONAL

BIDANG PERHUBUNGAN

KAMAR DAGANG DAN

INDUSTRI

Jakarta, 12 Mei 2008

A. LATAR BELAKANG

01. Perhubungan -- baik sebagai infrastruktur maupun sebagai suatu sektor jasa (jasa transportasi) -- adalah suatu uratnadi utama kegiatan perekonomian. Ketersediaan prasarana dan sarana perhubungan yang memadai dan dikelola secara efisien, serta berkembangnya kegiatan industri jasa perhubungan, berperan penting dalam menentukan efisiensi dan kelancaran distribusi barang dan jasa yang pada giliran berikutnya akan menentukan tingkat keunggulan daya saing suatu perekonomian.

02. Bagi Indonesia sebagai negara kepulauan dengan sekitar 18.108 pulau (2002, saat pasang naik, data dari LAPAN) yang tersebar luas, peran dan fungsi seluruh sektor jasa perhubungan menjadi sangat vital. Ketersediaan prasarana dan sarana yang mencukupi dan efektif, serta tumbuhnya industri jasa yang efisien dan berdaya saing tinggi pada setiap sektor perhubungan, baik darat, laut maupun udara, akan menentukan kecepatan pertumbuhan perekonomian Indonesia mengatasi persaingan global yang makin ketat dan berat.

B. SITUASI DEWASA INI

03. Belum ada suatu kebijakan dasar strategis (grand strategy) pembangunan dan pengembangan industri jasa perhubungan. Kebijakan yang ada masih tersegmentasi.

04. Kondisi infrastruktur perhubungan Indonesia dewasa ini pada setiap sektor jasa transportasi tidak memadai untuk kelancaran arus transportasi penumpang dan barang.

05. Kapasitas dan kualitas prasarana-sarana transportasi masih rendah, dan sementara itu praktik-praktik ekonomi biaya tinggi masih berlangsung di pelabuhan, bandar udara, dan jalan raya. 06. Angkutan laut barang, terutama untuk ekspor-impor masih didominasi mutlak oleh perusahaan

pelayaran berbendera asing. Kebijakan dalam Instruksi Presiden No. 5 Tahun 2005 (asas kabotase) belum efektif. Masih diperlukan penjabaran pelaksanaannya pada tingkat instansi teknis.

07. Tingkat keamanan dan keselamatan transportasi nasional belum memenuhi persyaratan atau standar internasional. Kecelakaan transportasi sering terjadi dalam sektiap sektor. Dunia internasional pun mengkhawatirkan tingkat keselamatan transportasi Indonesia, sehingga, misalnya, Uni Eropa menerapkan larangan terbang terhadap maskapai penerbangan ke wilayahnya.

08. Kebijakan pengembangan industri jasa logistik belum diformulasikan dengan jelas, khususnya untuk pelaksanaan asas kabotase.

09. Kebijakan pembatasan pemakaian BBM berpontensi mengganggu kegiatan jasa angkutan. 10. Masih terjadi tumpang tindih peran dan fungsi antara regulator, fasilitator serta operator,

terutama di pelabuhan dan bandar udara.

11. Jaringan multi-moda transportasi belum terkoneksi dengan baik dan optimal satu sama lain.

C. RAPAT KOORDINASI NASIONAL PERHUBUNGAN KADIN INDONESIA 12. Maksud dan Tujuan

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan di atas, Kadin Indonesia, c.q. Komite Tetap Perhubungan, menyelenggarakan Rapat Kerja Nasional Perhubungan yang akan dihadiri oleh unsur-unsur berkepentingan (stakeholders) sektor perhubungan untuk mendapatkan solusi, baik berupa saran kebijakan maupun saran tindak yang perlu diambil.

13. Tema

Sesuai dengan maksud dan tujuan disebut di atas, Rakernas Perhubungan Kadin Indonesia diselenggarakan berdasarkan tema:

“Menuju Transportasi yang Efektif, Efisien, dan Lancar dalam rangka Memacu

(2)

14. Keluaran

Secara umum, dari dialog dalam Rakernas Perhubungan Kadin Indonesia diharapkan dihasilkan perumusan rekomendasi kebijakan dan saran tindak untuk pembangunan dan pengelolaan infrastruktur transportasi yang efisien, efektif dan transparan untuk mendorong perkembangan industri jasa transportasi penumpang dan barang yang berdaya saing tinggi dalam rangka memacu pertumbuhan perekonomian nasional. Keluaran utama menurut sektor dan aspek-aspek jasa transportasi sebagai berikut:

a. Transportasi Laut

Rekomendasi kebijakan pembiayaan untuk pembangunan dan pengembangan industri jasa transportasi laut nasional dalam upaya mencapai asas kabotase secara optimal dalam kerangka Inpres 5 Tahun 2005.

b. Transportasi Darat

Rekomendasi kebijakan percepatan pembangunan prasarana transportasi darat untuk kelancaran arus logistik antar-sentra produksi yang saling terkait. Di Jawa dan Sumatra berupa jalan raya lintas-Jawa, lintas-Sumatra, dan pembangunan Jembatan Selat Sunda; di pulau-pulau besar lainnya pembangunan jalan raya lintas, seperti Trans Kalimantan dan Trans Sulawesi, dan seterusnya.

c. Perkeretaapian

Rekomendasi kebijakan pembangunan dan optimalisasi pendayagunaan prasarana dan sarana perkeretapian sebagai prasarana dan sarana transportasi logistik yang efisien dan efektif dengan tingkat keamanan relatif tinggi.

d. Transportasi Udara

Rekomendasi kebijakan pengembangan jasa transportasi udara yang memenuhi standar jasa penerbangan internasional serta saran tindak agar maskapai penerbangan nasional segera dapat terbang ke Kawasan Uni Eropa.

e. Ekonomi Biaya Tinggi

Rekomendasi kebijakan dan saran tindak meminimalkan efek “ekonomi biaya tinggi” baik akibat kebijakan daerah maupun “kebijakan” aparat regulator dan pengawas jasa transportasi. f. Keselamatan Transportasi

Rekomendasi kebijakan peningkatan keselamatan dalam seluruh sektor jasa transportasi.

15. Pembicara dan Nara Sumber

Rakornas diharapkan akan dibuka secara resmi oleh Menteri Perhubungan RI dan akan dihadiri oleh Narasumber dan Pembicara:

• Menteri Perhubungan

• Menteri/Ketua Bappenas

• Direktur Jenderal Perhubungan Darat

• Direktur Jenderal Perhubungan Laut

• Direktur Jenderal Perhubungan Udara

• Direktur Jenderal Perkeretaapian

• Direktur Jenderal Bina Marga

• Masyarakat Transportasi Indonesia

• Komite Nasional Keselamatan Transportasi

• Asosiasi-Asosiasi Jasa Transportasi

• Asosiasi-Asosiasi Pengguna Jasa Transportasi

• Asosiasi-Asosiasi Asuransi Kerugian dan Asuransi Jiwa

• Pemerintah DKI Jakarta

• Kadin Provinsi

• Perusahaan Bidang Jasa Transportasi

• Pihak-pihak terkait lainnya

16. Peserta

Peserta Rakernas Perhubungan ditargetkan berjumlah sekitar 300 peserta yang terdiri atasi:

• Pengurus Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

• Para CEO & CIO dalam bidang Jasa Transportasi

• Asosiasi-Asosiasi Jasa Transportasi

• Pengurus Kadin Provinsi se-Indonesia Bidang Perhubungan

(3)

SAMBUTAN

KETUA PANITIA PELAKSANA

PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL PERHUBUNGAN 2008

KADIN INDONESIA

JAKARTA, 12 Mei 2008

Assalamualaikum warahmatulahi wabarakatuh

Salam sejahtera untuk kita semua

Selamat pagi Ibu-Bapak

• Yang kami hormati Bapak Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia, • Yang kami hormati Bapak Menteri Perhubungan Republik Indonesia, beserta jajaran

Departemen Perhubungan,

• Yang kami hormati Bapak Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,

• Yang kami hormati Ketua Umum Kadin Indonesia, rekan-rekan Pengurus Kadin Indonesia, para Pimpinan Asosiasi dan Organisasi, para Pembicara dan Nara Sumber, dan

• Hadirin yang kami hormati,

Izinkan kami mengajak Ibu dan Bapak untuk mengucapkan puji syukur dan terima kasih kepada Yang Maha-Pengasih yang memberi kita kesehatan sehingga kita semua bisa berkumpul pagi ini dalam acara Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Perhubungan Kadin. Semoga pertemuan dan dialog kita hari ini mendapat petunjuk dan berkat-NYA.

Selanjutnya perkenankan kami melaporkan bahwa Kadin Indonesia menyelenggarakan Rakornas Perhubungan ini sebagai forum kita bersama untuk membahas masalah-masalah perhubungan, baik dalam sektor infrastruktur maupun dalam sektor industri jasa transportasi yang kondisinya kini memprihatinkan. Dalam bidang prasarana dan sarana perhubungan, misalnya, di samping kondisinya banyak yang rusak, kapasitasnya juga tidak lagi memadai untuk mendukung kegiatan perekonomian yang sedang kita upayakan untuk tumbuh lebih baik. Banyak prasarana dan sarana perhubungan kita saat ini tidak lagi efektif dan efisien untuk menunjang kelancaran arus logistik yang semakin deras. Sementara itu, industri jasa transportasi nasional juga sedang dan masih akan mengalami tekanan berat lainnya, yaitu, antara lain, persaingan yang tidak imbang dengan industri jasa transportasi asing yang didukung dana besar dengan biaya yang lebih murah.

(4)

perhubungan kini sangat komplikatif untuk dapat tuntas dibahas dalam satu pertemuan sehari.

Dilaksanakan oleh Komite Tetap Perhubungan Kadin Indonesia dengan tema “Menuju Transportasi yang Efektif, Efisien, dan Lancar dalam rangka Memacu Pertumbuhan Perekonomian Nasional,” Rakornas ini akan dihadiri oleh sekitar 300 peserta yang terdiri atas unsur-unsur pemangku kepentingan (stakeholders) sektor perhubungan - meliputi wakil pemerintah, penyedia dan pemakai sarana dan prasarana serta kalangan industri jasa perhubungan, dan masyarakat luas - dan menghadirkan pembicara dan nara sumber yang berkompeten di setiap sektor perhubungan.

Keterselenggaraan Rakornas ini tidak bisa dilepaskan dari banyak pihak yang spontan memberikan dukungan serta bantuan moriil dan materiil kepada Panitia. Spontanitas tersebut pada hakikatnya mencerminkan kuatnya keinginan bersama untuk mengatasi masalah-masalah yang sedang dan yang akan dihadapi dalam sektor perhubungan. Perkenankan kami mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan bantuan moriil dan materiil tersebut

Kami juga harus mengucapkan terima kasih kepada para pembicara, khususnya Bapak Sekretaris Jenderal Departemen Perhubungan dan jajaran kepemerintahan yang berkenan hadir untuk menyampaikan sambutan dan paparan tentang kebijakan dan program pemerintah di sektor perhubungan. Terima kasih juga disampaikan kepada para nara sumber, para Pengurus Kadin dan Asosiasi serta hadirin sekalian peserta Rakornas, atas waktu dan sumbangan pemikiran yang disampaikan dalam diskusi Rakornas Perhubungan 2008 ini. Kami percaya dengan partisipasi aktif hadirin sekalian tujuan Rakornas ini akan dapat tercapai.

Terima kasih

Ketua Panitia Pelaksana Rakornas Perhunungan Kadin Indonesia 2008

Anton A. Nangoy

SAMBUTAN

KETUA UMUM KADIN INDONESIA

PADA RAPAT KOORDINASI NASIONAL

PERHUBUNGAN

JAKARTA, 12 Mei 2008

• Yang kami hormati Bapak DR. Boediono, Menteri Koordinator Perekonomian Republik Indonesia,

(5)

• Yang kami hormati Bapak Direktur Jenderal Otonomi Daerah, Direktur Jenderal Bina Marga, Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri,

• Yang kami hormati para Pimpinan Asosiasi dan Organisasi, para Pembicara dan Nara Sumber, dan

• Rekan-rekan Pengurus Kadin serta para pengusaha yang hadir pada Rapat Koordinasi Perhubungan Kadin Indonesia pada hari ini,

Assalamu’alaikum Wr. Wb.,

Harga minyak mentah di pasar internasional yang terus menunjukkan kecenderungan meningkat dan telah menembus US$ 120 per barrel dan bahkan diprediksikan akan mencapai US$ 200 per barrel, memberikan tekanan kepada APBN dan memaksa pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Kenaikan harga BBM ini akan secara nyata memberikan dampak negatif pada kinerja sektor industri dan perdagangan nasional. Khusus untuk sektor perhubungan yang menjadi topik dari Rapat Koordinasi Nasional Kadin Indonesia pada hari ini, kenaikan harga BBM akan menambah permasalahan yang harus diatasi di sektor yang cukup kompleks ini. Mengingat berbagai dampak yang ditimbulkan dari kenaikan harga BBM pada kinerja perekonomian nasional secara keseluruhan, Kadin Indonesia akan memberikan masukan lebih lanjut kepada pemerintah mengenai berbagai kebijakan dan program perlu diambil guna meminimkan dampak negatif kenaikan harga BBM, guna menggerakkan perekonomian nasional.

Bapak Menteri dan hadirin sekalian yang kami hormati,

Kadin Indonesia baru saja menyelenggarakan Rapimnas Kadin 2008, yang mengambil tiga permasalahan dasar yang tengah dihadapi bangsa Indonesia, yaitu infrastruktur, ketersediaan energi dan ketahanan pangan, sebagai bahasan utama guna memberikan masukan kepada pemerintah dan menyusun program kerja Kadin dalam mengoptimalkan peran dunia usaha dalam mempercepat pembangunan infrastruktur, ketersediaan energi dan ketahanan pangan dalam rangka meningkatkan kinerja perekonomian dan iklim investasi di Indonesia.

Ketersediaan infrastruktur, dalam konteks transportasi di Indonesia secara multimoda, tak pelak lagi memprihatinkan kita semua. Bagi para pelaku usaha, baik dari sisi penyedia jasa perhubungan maupun pemakai jasa perhubungan, ketersediaan infrastruktur menjadi faktor utama bagi kelancaran transportasi; yang ditandai juga oleh faktor ketidak-effisiensi-an di hampir semua segmen jasa transportasi, mulai dari segi manajemen rantai pasokan; minimnya ketersediaan prasarana dan sarana yang memadai bagi mendukung kelayakan arus barang ekspor impor; kebijakan investasi yang tidak atraktif ditingkat Pusat dan Daerah; serta perlunya dukungan Pemerintah bagi peningkatan investasi infrastruktur melalui APBN sebesar 6-7% Produk Domestik Bruto.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai merupakan salah satu pilar utama yang menopang daya saing di era dunia tanpa batas (borderless world) atau dunia datar (flat world). Fenomena baru ini berimplikasi pada pergeseran determinan daya saing dari yang tadinya lebih dipengaruhi oleh biaya variabel menjadi kian dipengaruhi oleh biaya tetap. Adalah ketersediaan infrastruktur yang memadai akan memberikan sumbangan pada penurunan biaya tetap ini.

(6)

bisa terwujud secara optimal. Padahal, booming komoditas perkebunan dan pertambangan bisa menjadi pengimbang dan sekaligus pengkompensasi dari berakhirnya era kejayaan migas.

Kemerosotan daya saing dan daya tarik investasi Indonesia dibandingkan dengan negara-negara tetangga dekat dapat pula dijelaskan oleh komitmen pemerintahnya dalam membangun infrastruktur. Di Thailand misalnya, pengeluaran untuk infrastruktur mencapai 15,4 persen dari PDB. Sementara itu di Vietnam 9,9 persen, di China 7,4 persen, dan di Filipina 3,6 persen. Sedangkan Indonesia hanya mengalokasikan sekitar 3 persen saja. Oleh karena itu, Kadin menyampaikan masukan kepada pemerintah agar dukungan Pemerintah bagi peningkatan investasi infrastruktur melalui APBN sebesar 6-7% Produk Domestik Bruto.

Dalam beberapa waktu belakangan ini kelangkaan barang dan jasa semakin sering terjadi di beberapa wilayah di Indonesia. Kelangkaan (supply constraint) yang berujung pada kenaikan harga barang dan jasa terjadi tidak hanya karena ketidaktersediaan pasokan tetapi dalam banyak kasus karena tidak tersedianya infrastruktur ekonomi secara memadai. Kongesti di pelabuhan, kekurangan alat pengangkutan, jalan yang rusak semakin sering menjadi penyebab terjadinya kelangkaan barang di beberapa daerah.

Lebih jauh, perekonomian modern menuntut tersedianya sebuah jaringan infrastruktur ekonomi yang terpadu, terutama jalan, air, listrik, dan sarana telekomunikasi. Keterpaduan semacam ini akan menciptakan kelancaran kegiatan ekonomi.

Bapak Menteri dan hadirin sekalian yang kami hormati,

Perkenankanlah kami menyampaikan apresiasi kami kepada Pemerintah dengan di undangkannya Undang-Undang Pelayaran tahun 2008 ini pada tanggal 8 April 2008 yang lalu, yang mengakomodasikan prasarana dan sarana angkutan perairan, keselamatan dan keamanan pelayaran, peran stakeholders dan Pemerintah Daerah d ipelabuhan, hingga aspek lindungan lingkungan di industri jasa pelayaran dan kepelabuhanan. Tentu kita pun berharap bahwa UU Perkereta-apian dan UU Jalan Raya yang sebelumnya lebih dulu diundangkan, dapat berjalan dengan baik implementasinya, dan yang akan disusul oleh RUU Perhubungan Udara dan RUU Angkutan Darat.

Selanjutnya, perkenankanlah kami menyampaikan berbagai masukan kepada pemerintah berkenaan dengan pembangunan infrastruktur dan pembenahan sektor perhubungan nasional, sebagai berikut:

• Perbaikan infrastruktur, terutama jalan dan jembatan dengan segera dan terencana, yang dalam hal pelaksanaannya menyesuaikan dengan siklus musim dan memperhatikan fenomena perubahan iklim.

• Menciptakan iklim dan kondisi yang lebih memungkinkan pihak swasta berpartisipasi dalam pembangunan infrastruktur, termasuk jalan raya, listrik, dan jembatan. Hal ini bisa diwujudkan antara lain melalui kemudahan penyediaan lahan dan jaminan investasi jangka panjang.

(7)

Mendirikan lembaga pembiayaan investasi infrastruktur yang independent (non-bank) guna memfasilitasi pembangunan infrastruktur di berbagai sektor di daerah.

• Merumuskan kebijakan pembenahan dan pembangunan infrastruktur transportasi laut, udara, dan darat untuk kelancaran arus barang ekspor-impor agar pertumbuhan ekonomi nasional tetap dapat dijaga dan ditingkatkan.

• Meminta pemerintah agar segera membenahi seluruh regulasi investasi infrastruktur di Indonesia, antara lain melakukan kajian draft metrix kebijakan infrastruktur, dalam rangka mempercepat pembangunan infrastruktur di Indonesia guna mendukung perekonomian Nasional.

• Sektor logistik merupakan urat nadi bagi perdagangan dalam negeri maupun internasional. Tanpa kelancaran bekerjanya sektor logistik, proses produksipun dapat terganggu. Inflasipun cenderung akan meningkat bilamana timbulnya kendala, baik di jalan raya atau di pelabuhan. Oleh karena itu, ketentuan hukum yang jelas pun dibutuhkan untuk mengurangi ketidakpastian dalam menjalankan usaha logistik. Perlu dipertegas kewenangan instansi untuk menangani sektor logistik yang penting ini, mengingat adanya kecenderungan benturan kepentingan kewenangan antar departemen, dalam hal ini Departemen Perdagangan, Departemen Perhubungan dan Departemen Komunikasi dan Informatika.

Bapak Menteri dan hadirin sekalian yang kami hormati,

Kami mengharapkan Rapat Koordinasi Nasional Perhubungan tahun 2008, yang diselenggarakan oleh Komite Tetap Perhubungan Kadin Indonesia, dan mengambil tema Menuju Transportasi Yang Efektif, Efisien dan Lancar Dalam Rangka Mamacu Pertumbuhan Perekonomian Nasional, dapat menghasilkan perumusan percepatan pembangunan sektor perhubungan nasional, yang menjadi rujukan bagi pembenahan sektor perhubungan nantinya melalui para pemangku kepentingan (stakeholders) di sektor perhubungan.

Demikian kami sampaikan beberapa hal berkenaan dengan peningkatan kinerja sektor perhubungan nasional.

Terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

(8)

Acara Pembukaan Rakornas Perhubungan Kadin Indonesia 2008 ditandai dengan memencet peluit terompet. Dalam gambar dari kiri kekanan: Menko Perekonomian DR. Boediono, Ketua Umum Kadin Indonesia MS

NAL

USTRI

08 dilaksanakan pada Hari Senin, 12 Mei 2008, i Hotel Borobudur, Jakarta, dihadiri sekitar 300 peserta dari jajaran Kadin, asosiasi

omian dan sambutan kunci Menteri Perhubungan, Rakornas enghadirkan 19 narasumber pemakalah, baik dari instansi terkait sebagai penetap

onomian menekan bahwa dalam kondisi dan keterbatasan yang ada atau rjadi dewasa ini, dialog antara pemerintah dan dunia usaha menjadi sangat strategis

jen Departemen erhubungan menyatakan bahwa permintaan akan jasa transportasi yang terus meningkat Hidayat, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Investasi, Perhubungan, Informatika, Telekomunikasi dan Pariwisata Chris Kanter, dan Ketua Panitia Pelaksana Anton A. Nangoy.

RAPAT KOORDINASI NASIO

BIDANG PERHUBUNGAN

KAMAR DAGANG DAN IND

Hotel Borobudur, Jakarta, 12 Mei 2008

Rakornas Perhubungan Kadin Indonesia 20 d

sektoral dan instansi terkait.

Dibuka oleh Menko Perekon m

kebijakan atau regulator maupun dari kalangan industri penyedia dan pengguna jasa transportasi.

Menko Perek te

dalam melanjutkan pembangunan infrastruktur, sekaligus membenahi sistem logistik nasional agar lebih efisien dan efektif meningkatkan daya saing nasional.

Menteri Perhubungan dalam sambutan yang dibacakan oleh Sek P

(9)

Penyediaan jasa transportasi yang didukung sarana dan prasarana yang memadai, efisien dan efektif dengan dukungan peraturan perundang-undangan yang lebih kondusif juga

pemerintah telah mengupayakan beberapa perangkat perundang-undangan. Bulan Mei ini telah diundangkan Undang-Undang tentang Pelayaran; sedang

i Daerah Departemen Dalam Negeri menekankan bahwa otonomi daerah ang kondusif bagi pertumbuhan ekonomi nasional hanya akan efektif jika dikembangkan

yang diakui PBB sebagai egara kepulauan memerlukan infrastruktur yang memadai dan efisien. Kenyataan yang

pembangunan infrastruktur transportasi laut harus mendapat tama, namun dengan mengembangkan sinergisme antar-moda transportasi.

ya mengakui da ketimpangan infrastruktur jalan raya antar-wilayah. Ke depan pembangunan prasarana

an juga impor, Departemen PU menetapkan rioritas berdasarkan leverage paling besar terhadap peningkatan kinerja jalan. Prioritas

adihardjono, ahli transportasi nasional, menekankan vitalnya peran transportasi alam mewujudkan dan menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). akan mendorong pemerataan pembangunan sekaligus meningkatkan daya saing industri jasa logistik nasional.

Untuk mencapai itu,

digarap dan dibahas RUU tentang Perkeretapian, RUU Angkutan dan RUU Penerbangan; yang akan membuka peluang bagi dunia usaha berpartisipasi dalam pembangunan sarana dan prasarana, di samping terus mengembangkan usaha dalam industri jasa transportasi antar wilayah.

Dirjen Otonom y

peraturan-peraturan pelaksanaan berbagai undang-undang secara jelas oleh pemerinah pusat. Tanpa adanya peraturan pelaksanaan yang jelas dari pemerintah pusat, pelaksanaan otonomi daerah bisa terjebak menjadi “anarkis” dalam arti pemerintah kabupaten/kota cenderung menetapkan peraturan daerah yang hanya mempertimbangkan kepentingan daerahnya sendiri tanpa memperhatikan kepentingan nasional.

Ketua Komisi V DPR-RI menggarisbawahi bahwa Indonesia n

ada saat ini adalah bahwa pembangunan infrastruktur terkendala keterbatasan dana; kondisi infrastruktur yang ada sangat rendah kinerjanya; tingkat recoverynya rendah; ketersediaan dan aksesibilitas pada infrastruktur sangat senjang dan terjadi inefisiensi dalam pembangunan infrastruktur.

Sebagai negara kepulauan, u

Dirjen Bina Marga dalam makalah yang dipaparkan oleh Direktur Jalan Ra a

dilakukan berdasarkan pendekatan geo-strategis dan geo-ekonomis. Berdasarkan pendekatan tersebut, ada tiga kategori wilayah, yaitu: (a) wilayah telah berkembang; (b) Wilayah sedang berkem,bang dan (c) Wilayah pengembangan baru. Pengembangan jaringan jalan secara umum diselaraskan dengan fungsi yang diemban dan tingkat pelayanan yang dibutuhkan, dengan memperhatikan aspek-aspek utama, yaitu aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan.

Untuk menunjang arus perdagangan ekspor d p

pembangunan diprioritaskan pada koridor ekonomi utama serta jalan-jalan akses ke koridor tersebut.

Giri S. H d

(10)

Dalam menghadapi kelangkaan energi yang akan terus berlanjut, perlu adanya kebijakan penanggulangan yang didasarkan pada pertimbangan jangka panjang. Kita pernah terjebak ada pertimbangan jangka pendek, ketika booming minyak sekitar tiga dasarwarsa yang

17 Tahun 2008 tentang Pelayaran. Pertama, danya asas cabotage yang akan berlaku penuh tiga tahun setelah Undang-Undang tersebut

elambatan perizinan di ngkat kabupaten, maka dimungkinkan melaporkannya kepada gubernur, dan seterusnya.

i elabuhan Tanjung Priok.

an operator dipisahkan. Di samping itu, terbuka kemungkinan agi swasta dalam pembangunan pelabuhan Cirebon, khususnya dalam pembangunan dan

n pengembangan sektor angkutan darat yang efisien dan efektif asa depan. Kebijakan angkutan jalan mengarah pada pengembangkan arus logistik yang

dunia usaha sebagai perator perkeretapian baik untuk angkutan barang maupun untuk angkutan penumpang.

i erjanjian perdagangan multilateral yang disepakati. Penerapan NSW harus diupayakan p

lalu. Khusus untuk bahan bakar fosil cair yang jumlahnya terbatas, perlu dipikirkan sungguh-sungguh pemanfaatan bahan bakar fosil padat. Untuk angkutan udara, perlu ada upaya pengembangan pengganti fosil cair.

Dirjen Perhubungan Laut memaparkan peluang-peluang yang terbuka bagi dunia usaha dengan diundangkannya Undang-Undang

a

diundangkan. Pada tahun 2011 akan dibutuhkan 654 unit kapal yang pengadaannya membutuhkan dana sebesar USD4,64 milyar. Juga terbuka peluang bagi swasta untuk melayani angkutan perairan daerah terpencil berdasarkan penunjukkan dan subsisdi pemerintah. Selain itu, terbuka juga peluang di 11 jenis kegiatan penunjang kelancaran angkutan perairan yang selama ini dilaksanakan oleh BUMN. Perizinan didesentralisasi berdasarkan acuan peraturan pelaksanaan yang ditetapkan pemerintah pusat.

Di bidang pembiayaan, akan berlaku ketentuan hipotek atas kapal yang terdaftar di dalam negeri. Piutang yang dijaminkan dengan kapal akan diprioritaskan.

Dalam hal ada kendala perizinan, bagi para pengusaha dibuka koridor penyelesaiannya kepada instansi penerbit izin yang lebih tinggi. Misalnya, jika ada k

ti

Dirjen juga menekankan kemungkinan pengembangan dryport di hinterland, seperti di Bandung, Purwakarta dan Karawang, untuk menunjang kelancaran arus barang d P

Undang-Undang Pelayaran yang baru menegaskan fungsi-fungsi setiap pihak secara jelas, yakni antara regulator deng

b

pengelolaan terminal.

Dirjen Perhubungan Darat mengatakan saat ini ada pembahasan RUU Angkutan Jalan sebagai dasar kebijaka

m

menunjang perekonomian yang berdaya saing tinggi. Kebijakan pengembangan angkutan dalam proses desentralisasi akan didorong ke arah outward looking.

Dirjen Perkeretaapian menekankan bahwa dalam rangka optimalisasi kereta api sebagai sarana transportasi yang paling efisien akan dibuka peluang bagi

o

Dirjen Perdagangan Luar Negeri menekankan kebijakan yang sedang disiapkan adalah pengembangan industri logistik yang berdayang saing tinggi menghadapi berbaga p

(11)

Komisi Nasional Keselamatan Transportasi menekankan perlu kebijakan dasar strategis pembangunan jasa perhubungan yang aman harus ada pemisahan yang jelas antara fungsi Pemerintah sebagai Regulator dengan Pengelola Pelabuhan Jasa angkutan sebagai

turan perundang-udangan jasa transportasi. Penegakan hukum perasuransian enjadi unsur utama dalam keselamatan dalam industri transportasi.

i lain masyarakat engeluaskan biaya yang melebihi income. Kedua hal itu memicu buruknya layanan

dan dialog tanya jawab dengan para peserta Rakornas dapat k kebijakan-kebijakan yang harus dikembangkan untuk ewujudkan industri jasa transportasi yang efisien dan efektif menunjang industri jasa

an-masukan untuk penyusunan ebijakan lebih komprehensif. (hbt)

---0---

operator. Dalam hal ini masyarakat sebagai pengguna jasa angkutan menjadi fokus kebijakan.

Asosaisi Asuransi Umum Indonesia menekankan perlunya aspek-aspek perasuransian dalam pera

m

Yayasan Lembaga Konsumen menekankan bahwa kualitas layanan angkutan umum belum memadai. Aspek keselamatan belum menjadi prioritas. Disis

m

angkutan umum di Indonesia, disamping tidak transparannya penerapan sistim uji kir, sistim trayek, dan adanya pungli.

Rangkuman

Dari paparan nara sumber disimpulkan bahwa banya m

logistik nasional yang berdaya saing di tingkat global. Kebijakan dan rencana kebijakan yang akan diambil oleh Pemerintah sudah mulai mengarah pada industri logistik yang efisien; pemisahan-pemisahan fungsi-fungsi regulator dan operator makin diperjelas. Peluang-peluang bagi dunia usaha menjadi lebih terbuka.

Perumusan hasil Rakornas ini masih akan disempurkan oleh tim yang dibentuk oleh Kadin Indonesia untuk merangkum seluruh paparan dan masuk

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tujuan komunikasi yang terdapat di dalam perancangan identitas dari Situs Taman Purbakala Cipari ini adalah menciptakan suatu identitas berupa logo yang memiliki ciri khas dan

berdasarkan hasil uji ANOVA dengan signifikansi 0.000 (p<0.01); (2) pembelajaran menggunakan model Problem-Based Learning berpengaruh terhadap penguasaan konsep

Sasaran yang dituju dalam proses komunikasi massa adalah khalayak atau masyarakat luas yang terpencar satu sama lain tidak saling mengenal, karena masing – masing berbeda

Walaupun patogenesis dan penyebab yang dicurigai telah ditemukan, ternyata pengobatan yang diberikan kadang-kadang tidak memberikan hasil seperti yang diharapkan.Urtikaria atau

tersebut, karena merupakan pesan atau solusi yang diperpendek menjadi sebuah kata-kata yang mudah dimengerti, serta dapat memotivasi pendengar, penyiar berusaha

Terapi obat dan tindakan pembedahan dapat digunakan untuk mengecilkan atau menghilangkan miom jika menyebabkan rasa tidak nyaman atau gejala-gejala yang bermasalah..

sanggahan selama 3 (1iga) hari kerja dari langgal 16 Sid 18 Juni 2015, yang dilujukan kepada Uni1. Layanan Pengadaan Kementerian