• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. Pengembangan-06

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "BAB IV. Pengembangan-06"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

SUB DINAS BINA PENGEMBANGAN

Sub Dinas Pengembangan dalam pelaksanaan tugas dan fungsi untuk mewujudkan program kerja pembangunan peternakan pada umumnya mempunyai tugas menyiapkan bahan-bahan perumusan kebijaksanaan, pelaksanaan pengembangan ternak, dalam melaksanakan tugas tersebut Sub Dinas Pengembangan mempunyai fungsi sebagai berikut :

1. Penyiapan data dan bahan tentang pengembangan ternak 2. Perumusan kebijakan pelaksanaan pengembangan ternak 3. Pemantauan daerah/lokasi pengembangan ternak

4. Peningkatan kemampuan petugas/aparat dalam pembinaan peternak.

A. Seksi Sarana dan Prasarana :

Kegiatan yang telah dilaksanakan oleh seksi Sarana dan Prasarana selama tahun 2007 adalah sebagai berikut :

Apresiasi Penyuluh Sub Sektor peternakan se Sumatera Barat.

Untuk mendukung penyelenggaraan penyuluhan pertanian diperlukan penataan penyuluhan pertanian secara komprehensif dengan sasaran yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketenagaan, aspek penyelenggaraan dan aspek pendanaan serta aspek hukum dan perundang-undangan. Agenda ini diwujudkan dalam bentuk revitalisasi penyuluhan pertanian. Dengan revitalisasi penyuluhan maka kelembagaan penyuluhan yang ada di Propinsi, Kabupaten dan Kecamatan kembali dioptimalkan fungsinya. Fungsi dan peranan penyuluh pertanian yang diperlukan sebagai pendamping mengisyaratkan perlunya peningkatan profesionalisme dan keahlian melalui pelatihan-pelatihan.

(2)

Dalam upaya peningkatan profesionalisme dan keahlian penyuluh pertanian sub sektor Peternakan, Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat memfasilitasi penyuluh melalui kegiatan Apresiasi Penyuluh Sub Sektor Peternakan se Sumatera Barat.

Tujuan :

a. Menyamakan persepsi, visi dan kesamaan gerak dalam penyelenggaraan penyuluhan peternakan.

b. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan teknis penyuluh

peternakan yang sejalan dengan perkembangan teknologi dewasa ini. Sasaran :

a. Meningkatnya pemahaman penyuluh terhadap tugas pokok dan fungsinya di era pasca otonomi daerah.

b. Meningkatnya profesionalisme dan wawasan penyuluh yang

amat diperlukan sebagai pendamping di lapangan.

Apresiasi Penyuluh Sub Sektor Peternakan se Sumatera Barat diikuti oleh 30 orang penyuluh yang berasal dari Kabupaten/Kota se Sumatera Barat.

Dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 12-13 Juli 2006, bertempat di Pangeran’s City Hotel Jl. Dobi No. 3-5 Padang.

II. Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat.

Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan merupakan agenda tahunan Direktorat Jenderal Peternakan Departemen Pertanian yang pada Tahun 2006 merupakan pelaksanaan tahun keempat.

Tujuan :

a. Menumbuhkan kesadaran kepada seluruh masyarakat

(3)

memang memberikan harapan yang nyata untuk meningkatkan pendapatan.

b. Meningkatkan motivasi aparatur di jajaran peternakan dalam

pelaksanaan-pelaksanaan kegiatan di lapangan.

Sasaran :

Masyarakat umumnya, peternak, investor yang bergerak di bidang peternakan khususnya serta aparatur Pemerintah bidang peternakan, organisasi profesi, assosiasi dan praktisi di bidang peternakan dan kesehatan hewan se Sumatera Barat.

Acara Puncak Bulan.Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan Propinsi Sumatera Barat dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 15 September 2006 di Lapangan Bola Kaki Gunung Sejati Kelurahan Ganting, Kecamatan Padang Panjang Timur, Kota Padang Panjang.

Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan dalam rangka Bulan Bhakti Peternakan dan Kesehatan Hewan adalah :

1. Kegiatan Pengabdian Masyarakat.

a. Pelaksanaan Embryo Transfer di 5 (lima) Kab/Kota yaitu :

 Kabupaten Agam

 Kabupaten Tanah Datar

 Kabupaten 50 Kota

 Kota Payakumbuh

 Kota Padang Panjang

b. Vaksinasi Massal SE, AI dan Rabies.

c. Penyemprotan Desinfektan untuk pencegahan flu burung

d. Introduksi Inseminasi Buatan Pola GSB di Daerah Baru. 2. Seminar Pembangunan Peternakan Tingkat Nasional

(4)

5. Temu Kemitraan antar Inti dan Plasma

6. Temu Pengolahan Pasca Panen Hasil Peternakan 7. Pameran dan Bazar Produk Hasil Peternakan

8. Lomba Asah Terampil .

Dari Lomba Asah Terampil yang telah dilaksanakan keluar sebagai pemenang adalah :

Juara I : Kota Solok

Juara II : Kota Padang Panjang

Juara III : Kab. Sawahlunto/Sijunjung

9. Lomba/Kontes Ternak antar Kab/Kota se Sumatera Barat .

Telah berhasil keluar sebagai juara umum adalah Kabupaten Agam. Berarti Kabupaten Agam telah 3 (tiga) kali berturut-turut meraih gelar juara umum.

B. Seksi Diklat

Pada tahun 2006, kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam rangka peningkatan SDM petugas Dinas Peternakan/yang meangani fungsi peternakan Kab/Kota dan petugas Dinas Peternakan Propinsi dilaksanakan oleh masing-masing subdin yang bersangkutan.

C. Seksi Pengembangan

Seksi Penyebaran dan pengembangan ternak merupakan salah satu Seksi pada sub dinas Pengembangan Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat yang mempuunyai tugas menyiapkan bahan pembinaan pelaksanaan penyebaran dan pengembangan ternak.

(5)

1. Mengumpulkan data dan bahan yang berkaitan dengan Penyebaran dan Pengembangan Ternak

2. Menyiapkan bahan tentang ppembinaan dan Petunjuk Teknis Penyebaran dan Pengembangan Ternak

3. Menyiapkan pedoman tentang pelaksanaan Penyebaran dan Pengembangan Ternak

4. Membuat rencana dan program kerja Seksi Barbang.

5. Melaksanakan Koordinasi dengan unit kerja terkait dalam pelaksanaan kegiatan

6. Menyiapkan lokasi dan lahan Penyebaran dan Pengembangan Ternak

7. Melakukan Analisa Potensi Wilayah peternakan sebagai lokasi Penyebaran dan Pengembangan Peternakan.

8. Menyiapkan jenis ternak yang akan disebarkan di wilayah Penyebaran dan Pengembangan Ternak

9. Melaksanakan penyimpanan berkas kerja, data dan bahan menurut ketentuan yang berlaku.

10. Melaksanakan pengetikan persuratan seksi Barbang

11. Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan seksi Barbang 12. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.

Kegiatan Seksi Pengembangan yang telah dilaksanakan tahun 2006 antara lain :

I. Sosialisasi Sertifikasi Kepemilikan Lahan Pertanian Propinsi Sumatera Barat.

(6)

Pada umumnya lahan – lahan yang dikuasai oleh masyarakat petani sebagian besar masih berstatus tanah adat, girik, ulayat serta tanah Negara. Pada kenyataannya lahan tersebut telah diusahakan secara turun temurun namun status lahan tersebut belum ditingkatkan sesuai ketentuan status hak dari Badan Pertanahan Nasional (BPN).

Pada saat ini kredit program untuk sektor pertanian telah ditiadakan dan sebagai penggantinya digunakan skim kredit komersial dimana jaminan/angunan merupakan persyaratan utama. Oleh karena itu pensertifikatan lahan merupakan masalah penting untuk mendapatkan kredit sehingga dapat digunakan sebagai agunan.

Untuk menindak lanjuti pelaksanaan sertifikasi lahan tersebut, Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat melalui Ditjen Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2006 mengadakan kegiatan Sosialisasi Sertifikasi Kepemilikan Lahan Pertanian.

Tujuan :

a. Menginformasikan Surat Keputusan Bersama Menteri

Pertanian dan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor : 515/Kpts/HK.060/9/2004 dan No. 2/SKB/BPN/2004 tentang Pelaksanaan Program Pensertifikatan Tanah Dalam Rangka Pemberdayaan Petani untuk Mendukung Pembangunan Pertanian.

b. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta dalam

pelaksanaan sertifikasi lahan pertanian.

Sasaran :

a. Agar terlaksananya kegiatan sosialisasi sertifikasi

kepemilikan lahan pertanian pada sub sektor peternakan.

b. Terlaksananya kegiatan sertifikasi lahan oleh Kab/Kota.

(7)

Barat. Dilaksanakan selama 2 hari yaitu tanggal 30 Maret s/d 1 April 2006, bertempat di Bapelkes Jl. Gajah mada Gunung Pangilun Padang.

I. TOT Pengumpulan Data base Pengelolaan Lahan dan Air Kabupaten/Kota se Sumbar.

Sumberdaya lahan dan air merupakan sarana yang harus ada dalam setiap usaha peternakan tapi seiring dengan perkembangannya terjadi berbagai kendala dalam pendayagunaan sumberdaya lahan karena terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas, sehingga akan memberikan dampak juga pada penurunan produksi dan serkaligus akan mempengaruhi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat khususnya peternak.

Berdasarkan permasalahan pengelolaan sumberdaya lahan dan air yang ada maka diperlukan data dan informasi mengenai potensi dan kondisi sumberdaya lahan dan air. Untuk menyusun perencanaan program/kegiatan pengelolaan lahan dan air pada tahun-tahun berikutnya harus didasari dari data potensi sumberdaya lahan dan air yang akurat, tepat waktu, obyektif dan konsisiten pada kawasan-kawasan pengembangan peternakan.

Untuk itu Dinas Peternakan Propinsi Sumatera Barat melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Lahan dan Air Tahun 2006 mengadakan kegiatan TOT Pengumpulan Data Base Pengelolaan Lahan dan Air untuk petugas yang menangani perencanaan dan yang menangani kawasan peternakan terpadu/terintegrasi/khusus peternakan di Kab/Kota.

Tujuan :

a. Meningkatkan pengetahuan petugas dalam pengumpulan data

baik menyangkut perluasan areal kawasan, pengelolaan lahan maupun pengelolaan ketersediaan air di kawasan peternakan di Kab/Kota se Sumatera Barat .

b. Mengetahui potensi dan kondisi ketersediaan lahan,

(8)

Sasaran :

a. Agar terlaksananya kegiatan TOT Pengumpulan Data Base Pengelolaan Lahan dan Air bagi petugas Kab/Kota .

b. Tersedianya Data Potensi dan Kondisi Pengelolaan Lahan dan

Air kawasan pengembangan peternakan Kab/Kota di Propinsi Sumatera Barat.

TOT Pengumpulan Data Base Pengelolaan Lahan dan Air diikuti oleh 56 orang petugas dari Propinsi dan Kab/kota se Sumatera Barat. Kegiatan berlangsung dari tanggal 18 – 20 Juli 2006 di Ambacang Hotel Jl. Bundo Kandung No. 14-16 Padang.

II. Pelatihan Pengelolaan Lahan Peternakan Kabupaten/Kota se Sumbar Tahun 2006.

Sumberdaya lahan merupakan salah satu sarana yang harus ada dalam usaha peternakan. Lahan merupakan suatu sarana yang sangat penting dalam pengembangan kawasan peternakan, karena lahan merupakan basis ekologi pendukung pada ternak dan lingkungan budidaya ternak (kandang,dll). Namum seiring perkembangannya terjadi berbagai kendala dalam pendayagunaan sumberdaya tersebut sehingga menyebabkan terjadinya penurunan kualitas dan kuantitas produksi peternakan.

(9)

Tujuan :

Meningkatkan kemmapuan petugas dalam pengelolaan lahan peternakan baik dari segi pengelolaan pakan ternak (HMT) maupun kepemilikan lahan untuk pengembangan ternak di suatu kawasan.

Sasaran :

Terlaksananya praktek pengelolaan lahan peternakan pada petugas yang menangani kawasan peternakan Kab/Kota.

III. Workshop Pengembangan Kawasan Peternakan Propinsi Sumatera Barat.

Pengembangan kawasan agribisnis berbasis peternakan baik berdasarkan komoditi atau kawasan prioritas maupun terintegrasi adalah merupakan salah satu alternatif program terobosan yang diharapkan dapat menjawab tantangan dan tuntutan pembangunan peternakan.

Pengembangan kawasan peternakan tidaklah hanya merupakan tanggungjawab sektor pertanian saja tapi melibatkan sektor lainnya bahkan lintas Departemen hal ini karena dalam pengembangan kawasan peran sektor pertanian tanaman pangan, perkebunan, lembaga keuangan dan perdagangan serta industri juga sangat diperlukan untuk itu koordinasi dalam pembangunan peternakan sangat diperlukan.

Sejauh ini persepsi pengembangan kawasan peternakan di Kab/Kota belum sama sehingga terlihat bahwa dalam pengembangan kawasan cenderung dilaksanakan secara sendiri-sendiri oleh Dinas teknis misalnya dalam suatu daerah dikatakan kawasan tanaman pangan (sayuran, padi dll) padahal juga dikatakan sebagai kawasan sapi potong pada sub sektor peternakan. Hal inilah yang menyebabkan pengembangan kawasan tidak dilaksanakan secara kontinu dan terpadu.

(10)

lahan dan Air telah melaksanakan Workshop Pengembangan Kawasan Peternakan.

Tujuan :

a. Menyamakan persepsi Kab/Kota dalam penetapan

kawasan baik prioritas maupun terpadu/integrasi.

b. Meningkatkan koordinasi dengan Dinas Pertanian

Tanaman Pangan, Perkebunan, Dinas Kelautan dan Perikanan serta Dinas Pemukiman dan Sarana Prasarana Wilayah dalam Menyusun program/kegiatan Pengembangan Kawasan Integrasi.

Sasaran :

Agar terbentuknya kawasan peternakan baik prioritas maupun terintegrasi yang mempunyai program/kegiatan yang terkoordinasi dengan Dinas terkait baik secara sektoral maupun lintas sektoral.

Workshop ini diikuti oleh Kepala Dinas Peternakan Kab/Kota atau pejabat yang membidangi fungsi peternakan, yang berjumlah 22 orang. Kegiatan dilaksanakan tanggal 27 – 28 Desember 2006 di Ambacang Hotel Jl. Bundo Kandung No.14 – 16 Padang.

IV. Apresiasi Pembinaan Kelompok Tani Ternak Bidang Perencanaan bagi Penyuluh/ Petugas Teknis Peternakan di Kawasan kabupaten/Kota se Sumatera Barat.

(11)

tenaga penyuluh pertanian sebagai ujung tombak pembangunan harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang lebih, agar dapat membantu, mengarahkan dan memfasilitasi masyarakat tani dalam mengambil keputusan. Untuk itu Dinas peternakan Propinsi Sumatera Barat bekerjasama dengan Lembaga swadaya masyarakat heifer Project Internasional Indonesia melalui dukungan dana dekonsentrasi APBN Tahun Anggaran 2006 mengadakan kegiatan Apresiasi Pembinaan Kelompok Tani ternak Bidang Perencanaan untuk Penyuluh/Petugas Teknis di Kakawasan Kabupaten/Kota se Sumatera Barat.

Tujuan :

a. Penyuluh peternakan sebagai ujung tombak pembangunan

peternakan dilingkungan pemerintah Kabupaten/Kota memahami dan mampu melaksanakan tatacara penyusunan perencanaan program peternakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

b. Menambah penegtahuan dan keterampilan bagi para

penyuluh peternakan dalam menghadapi tuntutan tugas dan tanggungjawab yang semakin komplek sejalan denagn perkembangan informasi dan teknologi.

Apresiasi diikuti oleh 57 orang peserta yang berasal dari penyuluh/petugas teknis Kab/kota, yang dilaksanakan tanggal 27-29 November 2006 di Ambacang Hotel Jl. Bundo Kandung No. 14-16 Padang.

Dalam rangkaian acara Apresiasi terdapat kegiatan Studi Banding ke Kelompok Tani Ternak dampingan LSM Heifer di Kabupaten Tapanuli Utara-Propinsi Sumatera Utara selama 6 (enam) hari.

Kelompok Tani Ternak yang dikunjungi adalah :

 Kelompok Tani Karya Tani yang berlokasi di Desa Hutaraja Kecamatan

(12)

ternak yang dipelihara kerbau, dengan populasinya adalah 8 ekor betina dan 2 ekor jantan.

 Kelompok Tani Nunut yang berlokasi di desa Lobusingkam Kecamatan

Referensi

Dokumen terkait

Jumlah pengeluaran kegiatan program sarjana (rutin & Non Rutin) untuk masa Tahun Akademik 2014/2015 dan 2013/2014 (periode 1 September 2014 sampai dengan 31 Agustus 2015 dan

Sedangkan pada variabel lainnya, CAR, FDR, ROA, dan ROE tidak menunjukkan perbedaan kinerja antara satu tahun sebelum dan satu tahun sesudah spin-off, dengan nilai

Sebagai warga berkebangsaan Jepang, Hanzaburo paham betul konsekuensi apa yang akan diberikan oleh masyarakat tempat ia tinggal kepadanya seandainya saja kaki kuda yang

Tugas Akhir yang penulis teliti berjudul “HUBUNGAN DAYA TARIK JINGLE IKLAN FUTAMI 17 GREEN TEA VERSI SOUND OF GOODNESS TERHADAP BRAND AWARENESS SISWA SMA JUBILLEE”

Pada form ini user dapat melihat jalur terpendek antara gedung posisi awal dengan gedung tujuan dengan cara menekan gambar gedung posisi awal dan gedung posisi

Mengubah Lampiran dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan

Untuk pertanyaan kedua dari karakteristik potensi pasar yang disampaikan adalah teknologi layanan online yang digunakan oleh responden, pada gambar 2, teknologi pasar