Hukum Keluarga dimulai dengan adanya perkaw inan.
Sebelum berlakunya Undang-undang Nomor I Tahun 1974, kondisi hukum perkaw inan di Indonesia sangat
pluralist is. Hal ini dit andai dengan berlakunya bermacam -macam hukum perkaw inan bagi orang Indonesia, yait u: 1. Bagi orang Indonesia asli yang beragama Islam yang
t elah direspsi oleh hukum adat .
3.
Bagi orang-orang Indonesia asli lainnya berlaku
hukum adat .
4. Bagi orang-orang Timur Asing Tionghoa dan
w arga negara Indonesia ket urunan Tionghoa
berlaku Kit ab Undang-undang Hukum Perdata
(Burgerlijk Wet boek) dengan sedikit perubahan.
Di dalam konsep BW, t idak ada definisi perkaw inan, hanya dalam Pasal 26 BW dit et apkan perkaw inan hanya
merupakan Hubungan Keperdat aan, sehingga yang t imbul hanya akibat perdat a.
Ct h : perkaw inan sah jika dicat at kan di Kant or Cat at an Sipil.
Kemudian Pasal 26 BW diubah dan dit egaskan dalam UU Nomor 1 Tahun 1974, di dalam UU ini dapat dilihat
TUJUAN & M AKNA PERKAWINAN. (lihat Pasal 1 UU Nomor 1 Tahun 1974).
Perbedaan konsep Perkaw inan ant ara BW
& UU Nomor 1 Tahun 1974 :
1
. Dalam BW t idak kuat / t idak jelas unsur bat hiniahnya(cint a kasih ), hanya lahiriah saja, t et api unt uk t ujuan
lain. Ct h : perkaw inan unt uk menghapuskan hut ang.
2.
Dalam BW, t idak dimasukkan unsur keagamaan
secara t egas. Sedangkan dalam UU Nomor 1
Tahun 1974, disebut kan bahw a sahnya
perkaw inan dilakukan menurut agama.
Ct h. Kasus : Dalam BW : seorang pemuka agama
yang melangsungkan suat u perkaw inan,
PERKAW INAN
SAHNYA PERKAW INAN
Ps. 2 (1) UU Nomor 1 Tahun 1974 :
PENCATATAN PERKAW INAN
Pasal 2 ayat (2) UUP : Tiap-t iap perkaw inan
ASAS – ASAS PERKAW INAN
1
1.. ASAS
ASAS KESEPAKATAN
KESEPAKATAN
Diat ur dalam BW m aupun UU Nomor 1 Tahun 1974 (UUP)
M engenai kesepakat an kedua calon mempelai diat ur dalam Pasal 6. Tanpa adanya kesepakat an, perkaw inan bat al demi hukum.