• Tidak ada hasil yang ditemukan

t pkkh 0908259 chapter5

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "t pkkh 0908259 chapter5"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

63 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

Bab ini merupakan bagian terakhir dari rangkaian penulisan tesis. Uraian

yang akan dikemukakan pada bab ini meliputi dua bagian, yaitu simpulan dan

saran.

A. SIMPULAN

Simpulan dalam penelitian ini merupakan hasil pencapaian dari tujuan

penelitian. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan data penelitian diperoleh

beberapa simpulan yang berkenaan dengan hasil penelitian tentang hubungan

kemampuan kognisi dengan penalaran moral anak tunagrahita dan hubungan pola

pengasuhan orangtua terhadap penalaran moral anak tunagrahita. Simpulan ini

tidak berlaku umum, tetapi hanya berlaku bagi anak tunagrahita yang menjadi

subjek dalam penelitian ini saja. Hal tersebut disebabkan karena jumlah subjek

dalam penelitian ini belum mewakili populasi anak tunagrahita yang ada di

Bandung. Oleh karena simpulan yang dihasilkan masih merupakan sebuah

hipotesis yang muncul dari studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti. Berikut

ini simpulan yang dapat ditarik berdasarkan hasil analisis temuan data di

lapangan.

Pertama, terdapat hubungan antara kemampuan kognisi dan penalaran

moral pada anak tunagrahita usia 11 – 14 tahun. Tahap kognisi anak tunagrahita

(2)

64 praoperasional dan tahap penalaran moralnya berada pada tingkat pra

konvensional. Artinya, tahap kognisi anak tunagrahita paralel dengan tahap

penalaran moralnya. Dalam penelitian ini pun tidak ditemukan adanya anak

tunagrahita yang tahap penalaran moralnya lebih tinggi dari kemampuan

kognisinya. Walaupun anak-anak tunagrahita tersebut berada pada tingkat

penalaran moral yang sama, namun tahap penalaran moralnya bervariasi. Hal

tersebut diperkirakan karena pengalaman belajar belajar mereka berbeda.

Kedua, terdapat hubungan antara pola pengasuhan orangtua dengan

penalaran moral anak tunagrahita usia 11 – 14 tahun. Pola pengasuhan otoritatif

sebagai pola asuh terbaik disimpulkan telah membantu perkembangan penalaran

moral yang optimal pada anak tunagrahita yang menjadi subjek dalam penelitian

ini. Sehingga 88% dari jumlah subjek yang berada dalam pola pengasuhan

otoritatif dalam penelitian ini tahap penalaran moralnya berada di atas tahap 1.

2. SARAN

Terdapat dua buah simpulan yang dihasilkan dari penelitian ini. Pertama,

terdapat hubungan antara kemampuan kognisi dan penalaran moral pada anak

tunagrahita usia 11 – 14 tahun. Kedua, terdapat hubungan antara pola pengasuhan

orangtua dengan penalaran moral anak tunagrahita usia 11 – 14 tahun.

Berdasarkan simpulan tersebut, maka ada beberapa saran yang ingin peneliti

sampaikan:

Pertama, sebelum guru membuat rancangan program pembelajaran moral,

(3)

65 tunagrahita. Sehingga hal tersebut akan mempermudah guru dalam menentukan

pemilihan materi dan metode yang sesuai dengan kebutuhan dan hambatan yang

ada pada anak tunagrahita.

Kedua, untuk mengoptimalkan penalaran moral anak tunagrahita pihak

orangtua disarankan untuk mengembangkan pola pengasuhan otoritatif. Jenis pola

pengasuhan yang memberi kebebasan pada anak untuk berkreasi dan

mengeksplorasi berbagai hal sesuai dengan kemampuan anak dengan pengawasan

yang baik dari orangtua. Selain itu, dalam mendidik moral pada anak tunagrahita

seharusnya dimulai dengan mengenal tahap penalaran moral anak, kemudian

memberikan stimulus penalaran moral yang setahap lebih tinggi dalam dialog

dengan anak. Orangtua perlu memberikan umpan balik kepada anak mengenai

perasaan-perasaan dan pikira-pikiran orang lain yang terjadi sebagai akibat

tindakan anak, yang berarti memberi kesempatan alih peran kepada anak. Dalam

pendidikan moral orangtua seharusnya tidak memberikan keharusan atau larangan

yang harus dipatuhi, atau mendiktekan apa yang baik atau buruk kepada anak,

tetapi memberikan dasar-dasar pertimbangan mengapa suatu hal dianggap baik

baik atau buruk. Anak dilatih untuk dapat menimbang-nimbang dan akhirnya

dapat mengambil keputusan sendiri mengenai apa yang dianggap baik atau buruk.

Ketiga, bagi peneliti lainnya yang tertarik untuk melakukan penelitian ini

disarankan untuk melakukan penelitian ini dengan subjek yang lebih banyak dari

penelitian sekarang ini, sehingga diharapkan dapat menemukan temuan data lain

yang berguna bagi pengembangan ilmu pendidikan luar biasa khususnya dan ilmu

(4)

66 tunagrahita peneliti hanya menggunakan tes konservasi isi. Bagi peneliti lain yang

berminat untuk melakukan penelitian serupa disarankan untuk menggunakan tes

kognisi secara utuh agar kemampuan kognisi subjek dapat terukur secara

Referensi

Dokumen terkait

(1) Kegiatan dalam rangka pemanfaatan ruang di atas dan di bawah yang tidak terkait dengan penguasaan tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) dapat

Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui secara jelas dan lebih mendalam tentang monitoring

Intikeramik Alamasri tidak begitu baik, hal ini terbukti dari tahun ke tahun tidak ada perubahan, pengukuran rasio yang rata ratanya masih dibawah rasio standarnya. Untuk

Adapun permasalahan yang akan diteliti yaitu sejauh mana pengaruh ukuran adsorben, kecepatan pengadukan, dan konsentrasi awal larutan terhadap kemampuan adsorpsi ion logam

Integrasi Fuzzy Analytic Network Process dan Goal Programming dalam Pemilihan Supplier dan..

Contoh aplikasi dari garis tabel yang tidak terlihat tersebut bisa langsung misalnya pada dokumen yang kita buat, kita ingin menambahkan pada akhir dokumen

Tujuan dari pengukuran ini adalah untuk mengetahui tingkat kekasaran permukaan spesimen tersebut yang dapat dilihat pada Gambar 3.5.. Gambar 3.5 Surface roughness

Ketangguhan perajin batik tulis di Giriloyo ini mungkin bisa menjadi contoh bagi daerah lain yang terkena bencana, untuk bisa bangkit menata kembali