• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kurikulum Mulok PLH SD Jabar | SDN Ciwangi Purwakarta MODUL SD PLH Revisi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kurikulum Mulok PLH SD Jabar | SDN Ciwangi Purwakarta MODUL SD PLH Revisi"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL

PELATIHAN MUATAN LOKAL

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

SEKOLAH DASAR

BALAI PENGEMBANGAN PENDIDIKAN TENAGA KEPENDIDIKAN UMUM

DAN KEJURUAN (BPPTKUK)

DINAS PROVINSI JAWA BARAT

(2)

Salah satu masalah pendidikan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia

adalah masih rendahnya pemahaman guru terhadap kurikulum berwawasan lingkungan hidup yang diduga memiliki kontribusi signifikan terhadap rendahnya mutu pendidikan diIndonesia. Oleh karena itu berbagai kegiatan telah dilakukan dalam upaya peningkatan mutu guru, yang salah satunya berbentuk pelatihan kurikulum berwawasan lingkungan hidup. Namun setelah dikaji pelatihan kurikulum berwawasan lingkungan hidup yang selama ini dilakukan ternyata parsial dan belum mendasarkan pada kompetensi guru secara utuh sesuai dengan tugas dan fungsinya. Hal itu dapat terlihat dari banyak dan bergamnya jenis pelatihan guru yang seringkali tidak berkaitan dengan kurikulum berwawasan lingkungan hidup atau sebaliknya saling tumpang tindih.

Dinas Pendidikan dan Tim Pengembang Kurikulum berwawasan lingkungan hidup Provinsi Jawa Barat telah menyusun dan mengembangkan Modul Pelatihan Kurikulum berwawasan lingkungan hidup bagi guru SD. Materi pelatihan dirancang atas dasar kompetensi yang seharusnya dikuasai oleh guru SD. Dengan cara ini materi pelatihan dapat memenuhi kompetensi yang seharusnya dikuasai guru, tetapi juga tidak “berlebih” atau keluar dari kompetensi tersebut. Dengan demikian rancangan pelatihan kurikulum berwawasan lingkungan hidup disusun secara sistematik, utuh, komprehensif dan runtut sesuai dengan profil kompetensi yang diperlukan oleh guru SD.

Kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan modul pelatihan ini Dinas Pendidikan dan Tim Pengembang Kurikulum berwawasan lingkungan hidup provinsi Jawa Barat mengucapkan terima kasih. Kritik dan saran bagi penyempurnaan modul ini sangat diharapkan dan dapat disampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Jl. Rajiman 6 Bandung.

Bandung, April 2016

(3)

Halaman

Kata Pengantar Daftar Isi

Gambaran Umum Struktur Materi Pelatihan

Modul 1 Analisis Kebijakan Implementasi Kurikulum Berwawasan Lingkungan Hidup

Modul 2 Manajemen Implementasi Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari) Di Satuan Pendidikan

A.Perencanaan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)

B.Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)

C.Pengawasan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)

D.Penilaian Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)

Modul 3 Masalah Lingkungan dan Kehidupan

A.Pengantar Tinjauan tentang Masalah Lingkungan 1. Pengertian Lingkungan secara Global

2. Keterkaitan Manusia dengan Lingkungan

3. Dampak Lingkungan terhadap Kehidupan Manusia dan Dampak aktivitas Manusia terhadap Lingkungan

B.Pemanasan Global

1. Apa benar bumi makin panas? 2. Apakah pemanasan global itu?

3. Fenomena alam terkait adanya pemanasan global 4. Posisi Indonesia dalam fenomena alam

5. Apa yang harus dilakukan? C.Pengelolaan Sampah

1. Bersahabat dengan sampah 2. Peran serta masyarakat 3. Teknik pengomposan 4. Membuat kertas daur ulang D.Air

1. Air sumber kehidupan 2. Seluk beluk air

3. Siklus air di bumi 4. Bagaimana menjaga air? 5. Bersahabat dengan air E. Penghijauan

1. Pengertian, pengenalan jenis tanaman, fungsinya di bumi untuk lingkungan

2. Pembenihan,

(4)

F. Perilaku Hidup Bersih dan sehat (PHBS) 1. Pola Hidup Bersih dan Sehat

2. Membuat Papan atau Slogan Hidup Bersih dan Sehat 3. Membuat Miniatur Rumah Sehat

4. Menghias Kelas dengan Hasil Karya Kelompok G. Program Citarum Bestari

Modul 4 Pembelajaran Berwawasan Lingkungan

1. Langkah-langkah Saintifik, Pengembangan Model dan Inovasi Pembelajaran Berwawasan Lingkungan Hidup dan Penilaian Proses / Hasil Belajar

2. Permainan dalam Pembelajaran Berwawasan Lingkungan

Modul 5 Rancangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran berwawasan Lingkungan Hidup

DAFTAR PUSTAKA

(5)

Pendekatan Pelatihan Apa yang Digunakan di dalam Modul?

Modul ini menggunakan pendekatan berbagai macam metode pembelajaran interaktif. Cara ini dilakukan tidak hanya untuk memotivasi peserta dalam mengikuti pelatihan, namun juga untuk memberikan kesempatan kepada peserta untuk mengalami langsung berbagai metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru di dalam kelas. Untuk menyusun pembelajaran di tiap sesi, modul ini menggunakan kerangka sederhana yang disebut ICARE. Sistem ICARE meliputi lima unsur kunci dari pengalaman pembelajaran yaitu Introduction, Connection, Application, Reflectionion, dan Extension.

Kerangka ICARE dijelaskan secara terperinci di bawah ini.

(1) Introduction

Pada tahap ini, fasilitator menanamkan pemahaman tentang isi dari pelajaran/sesi kepada para peserta. Bagian ini harus berisi penjelasan tujuan yang akan dicapai pada sesi ini. Tahap Introduction (pendahuluan) harus singkat dan sederhana sehingga tidak banyak menghabiskan waktu. Pada tahap ini juga fasilitator harus berusaha untuk memfokuskan perhatian dan membangkitkan minat peserta untuk mengikuti sesi ini dengan bersemangat.

(2) Connection

Sebagian besar pembelajaran merupakan rangkaian proses kegiatan yang berkesinambungan. Oleh karena itu, pembelajaran yang baik perlu dimulai dari hal yang sudah diketahui peserta atau dimulai dari kemampuan awalnya. Pada tahap ini, fasilitator sebaiknya menghubungkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimiliki peserta dan proses ini disebut dengan schemata. Untuk hal ini, fasilitator dapat melakukan brainstorming yang sederhana. Sesudah itu, fasilitator dapat melanjutkan dengan memberikan presentasi atau penjelasan. Akan tetapi, perlu diingat bahwa presentasi yang dilakukan harus memperhitungkan waktu.

(3) Application

Tahap ini adalah bagian yang paling penting dalam proses pembelajaran. Setelah peserta memperoleh informasi atau kecakapan baru melalui tahap Connection, mereka perlu diberi kesempatan untuk mempraktikkan dan menerapkan pengetahuan serta kecakapan tersebut secara individual berpasangan atau dalam kelompok. Bagian application harus mendapatkan porsi waktu yang paling lama. Pada saat peserta bekerja fasilitator melakukan mentoring.

(4) Reflection

(6)

(5) Extension

Extension adalah tahap kegiatan di mana fasilitator menyiapkan kegiatan yang dapat dilakukan peserta setelah pelajaran/sesi berakhir, yang bertujuan untuk memperkuat dan memperluas pemahaman peserta tentang materi pembelajaran. Di sekolah, kegiatan extension biasanya disebut dengan pekerjaan rumah (PR). Kegiatan Extension dapat meliputi penyediaan bahan bacaan tambahan, tugas penelitian, atau latihan.

Bagaimana Modul ini Disusun?

Modul ini disusun secara khusus karena alasan tertentu. Sesisesi yang dimasukkan dalam modul semuanya menggunakan tata letak dan pendekatan yang sama dalam pengaturan proses per sesi, sehingga peserta dapat mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Setiap sesi berisi hal-hal sebagai berikut:

Judul Sesi

Judul ditulis dalam bentuk kalimat tanya. Pertanyaan merujuk langsung pada isi sesi dan pada akhir sesi, para peseta harus dapat menjawab pertanyaan tersebut.

Pendahuluan

Bagian pendahuluan sesi akan menjelaskan informasi latar belakang tentang isi sesi dan alasan mengapa bahan ini dimasukkan ke dalam modul.

Tujuan

Bagian ini menjelaskan tujuan sesi dan hal yang harus dikuasai peserta pada akhir sesi. Ini akan menunjukkan kepada peserta bagaimana keterkaitan hasil belajar dengan peraturan perundangan bidang pendidikan dan standar nasional pendidikan.

Pertanyaan Kunci

Pertanyaan kunci berkaitan dengan hasil belajar pada masing-masing sesi. Pertanyaan itu harus disampaikan kepada peserta pada awal sesi

Catatan untuk Fasilitator

Bagian ini menyajikan gagasan dan petunjuk kepada fasilitator untuk menyiapkan dan menyampaikan materi dalam sesi. Fasilitator seharusnya membaca catatan ini secara cermat bahkan sebelum mulai merencanakan pelaksanaan sesi tersebut. Penjelasan itu akan membantu fasilitator untuk memastikan sesi tersebut berhasil dan peserta mempelajari apa yang telah ditetapkan.

Sumber dan Bahan

Bagian ini berisi daftar barang-barang yang diperlukan untuk melaksanakan sesi tersebut. Persiapkan barang-barang tersebut sebelum melaksanakan sesi tersebut.

Waktu

Bagian ini memberitahukan batas waktu minimal yang diperlukan untuk melaksanakan sesi tersebut. Ingatlah bahwa ini adalah batas minimal.

Ringkasan Sesi

Introductio n

5 menit

Connection 20 menit

Application 45 menit

Reflection 10 menit

(7)

Bagian ini berisi ringkasan dalam bentuk bagan alur tentang bagaimana sesi tersebut berjalan. Bagian ini dibagi dalam tahap-tahap ICARE.

Energizer

Bagian ini berisi ide-ide bagaimana fasilitator dapat menyegarkan peserta sepanjang pelatihan. Semua energizer berhubungan dengan tema dari sesi tersebut namun tidak menyatu dengan sesi tersebut sehingga tidak wajib untuk dilakukan.

Rincian Langkah-Langkah Kegiatan

Bagian ini berisi petunjuk secara bertahap dalam melaksanakan semua kegiatan pada sesi tersebut. Langkah-langkah tersebut dibagi dalam kerangka ICARE yang digambarkan dan dijelaskan secara terperinci pada bagian yang berikutnya. Ikuti langkah-langkah tersebut sebagaimana dituliskan dalam modul.

Pesan Utama

Bagian ini berisi ringkasan sesi yang dengan singkat menyebutkan pokok utama yang seharusnya sudah dikuasai oleh peserta dari sesi tersebut. Fasilitator sebaiknya memberikan pesan utama ini kepada peserta setelah mereka menyerahkan ringkasan mereka.

Handout untuk Peserta

Handout adalah alat pembelajaran yang dapat digunakan para peserta untuk membantu mereka menyelesaikan beberapa kegiatan di sesi tersebut. Handout ini terdapat pada akhir tiap sesi dan perlu difotokopi sebelum pelatihan.

Catatan Fasilitator

(8)

ANALISIS KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

Pendahuluan

Kurikulum berwawasan lingkungan hidup merupakan salah satu unsur yang memberikan kontribusi untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik tersebut. Kurikulum berwawasan lingkungan hidup dikembangkan berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3) warga negara yang demokratis, bertanggung jawab.

Pada materi pelatihan ini Anda mempelajari konsep Kurikulum berwawasan lingkungan hidup yang meliputi KI, KD.

Kompetensi yang dicapai

1. Mengidentifikasi kompetensi yang terkait dengan KI dan KD berwawasan lingkungan hidup

2. Membandingkan KI dan KD yang terdapat pada kurikulum 2006 dan 2013

Tujuan

Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu :

memahami secara utuh analisis kebijakan yang terkait dengan Kompetensi Inti (KI) dan Kommpetensi Dasar (KD) berwawasan lingkungan hidup

Pertanyaan Kunci

No Pertanyaan Jawaban

1. Mengapa perlu adanya pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan hidup?

2 Bandingkan KI dan KD pada kurikulum 2006 dan 2013

Catatan Fasilitator

Sesi ini merupakan sesi pengantar untuk modul ini. Maka sepanjang sesi ini fasilitator perlu untuk memastikan bahwa peserta memahami kompetensi kurikulum berwawasan lingkungan hidup berkaitan dengan KI dan KD. Lakukan aktivitas seperti brainstorming untuk memaksimalkan pemahaman peserta.

(9)

Alat dan Bahan

5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit

Pada awal sesi

Rincian Langkah – langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)

1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker.

2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. menjelaskan indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci.

3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.

Connection (20 menit)

(10)

Application (45 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok

2. Mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hand out 1.1

3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano atau flipchart.

4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding/ tempat yang disediakan.

5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit.

6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi.

7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait implementasi kurikulum berwawasan lingkungan hidup.

Reflection (10 menit)

Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan

Extension (5 menit)

Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di handout.

PESAN KUNCI

Pada dasarnya pengembangan kompetensi Kurikulum 2006 dan 2013 berwawasan lingkungan hidup mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi diri.

Misalnya game perkenalan diri dengan langkah-langkah berikut :

1. Bagikan kertas snow ball kepada setiap peserta yang berisi tulisan Kurikulum 2006 dan Kurikulum 2013

2. Biarkan peserta untuk membuat kelompok sesuai dengan isi kertas yang didapatnya (Kelompok Kurikulum 2006 dan Kelompok Kurikulum 2013)

3. Masing-masing kelompok diminta menyiapkan yel-yel.

4. Masing-masing kelompok menuliskan perbedaan kedua kurikulum dalam kertas yang sudah disediakan dengan waktu yang ditetapkan oleh fasilitator (misalnya 10 menit untuk menuliskan)

(11)

ANALISIS KEBIJAKAN IMPLEMENTASI KURIKULUM BERWAWASAN LINGKUNGAN HIDUP

A. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013 terhadap Wawasan Lingkungan Hidup

Pengembangan kompetensi kurikulum berwawasan lingkungan hidup meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu.

Pengembangan kurikulum berwawasan lingkungan hidup perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan eksternal, penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum berwawasan lingkungan hidup, pendalaman dan perluasan materi.

1. Tantangan Internal

Perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. SDM usia produktif yang melimpah apabila memiliki kompetensi akan menjadi modal pembangunan yang luar biasa besarnya. Namun, apabila tidak memiliki kompetensi dan keterampilan tentunya akan menjadi beban pembangunan.

2. Tantangan Eksternal

Tantangan eksternal yang dihadapi dunia pendidikan antara lain berkaitan dengan tantangan masa depan, kompetensi yang diperlukan di masa depan, persepsi masyarakat, perkembangan pengetahuan dan pedagogi, serta berbagai fenomena negatif yang mengemuka.

Untuk mengaitkan sesi sebelumnya ke sesi selanjutnya dapat dilakukan aktifitas berikut.

Bandingkan kompetensi kurikulum berwawasan lingkungan hidup terkait KI dan KD pada tabel berikut :

“Pendekatan saintifik melalui mengamati,menanya, mengumpulkan data, mengasosiasi dan mengomunikasikan dapat menjadikan pembelajaran lebih

bermakna”.

Hand Out

1

LK

1.1.

No. Kurikulum 2006 yang

(12)

MANAJEMEN IMPLEMENTASI LINGKUNGAN HIDUP (PROGRAM CITARUM BESTARI ) DI SATUAN PENDIDIKAN

Pendahuluan

Kompetensi manajerial merupakan kompetensi yang harus dimiliki seorang kepala sekolah dalam mewujudkan setiap program sekolah. Termasuk di dalamnya dalam mengelola kegiatan kurikulum yang berwawasan lingkungan hidup. Lebih jauh terukur dalam implementasinya. Ruang lingkup kurikulum yang berwawasan lingkungan hidup lebih ditekankan kepada Program Citarum Bestari. Adapun langkah-langkah manajerial untuk implementasi kurikulum lingkungan hidup meliputi kegiatan p rencanaan, pelaksanaan,ê

evaluasi dan pengawasan.

Kompetensi yang dicapai

1. Memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup (Program Citarum Bestari) di satuan pendidikan

2. Menyusun rancangan perencanaan Implementasi Program Citarum Bestari dalam program sekolah

3. Memahami strategi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan efisien

Tujuan

Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu :

1. Memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup (Program Citarum Bestari) di satuan pendidikan

2. Menyusun rancangan perencanaan Implementasi Program Citarum Bestari dalam program sekolah

3. Memahami straegi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan efesien

Pertanyaan Kunci

No Pertanyaan Jawaban

1. Mengapa perlu memahami konsep manajemen implementasi lingkungan hidup (Program Citarum Bestari) di satuan pendidikan?

(13)

No Pertanyaan Jawaban Citarum Bestari dalam program

sekolah?

3 Bagaimana menyusun strategi dalam Implementasi Program Citarum Bestari secara efektif dan efesien

5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit

Pada awal sesi

(14)

Bestari.

Rincian Langkah – langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)

1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker.

2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Menjelaskan tentang indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci. 3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.

Connection (20 menit)

Fasilitator melakukan brainstorming tentang bagaimana menyusun program sekolah yang memuat implementasi Program Citarum Bestari pada satuan pendidikan.

Application (45 menit)

1. Fasilitator membagi peserta menjadi 5 kelompok

2. Mintalah kepada setiap kelompok untuk mendiskusikan hand out 2.1

3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano atau flipchart.

4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding/ tempat yang disediakan.

5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit.

6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi.

7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait implementasi kurikulum berwawasan lingkungan hidup.

Reflection (10 menit)

Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan

Extension (5 menit)

Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di hand out.

PESAN KUNCI

(15)

Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi diri.

Ice breaker dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut :

1. Peserta diberikan kertas kosong yang masing-masing kertas berisi huruf-huruf yang terdiri atas suku kata CITARUM. (Contoh kertas bertuliskan huruf C).

2. Peserta berkelompok berdasarkan huruf yang dimilikinya.

3. Setelah berkelompok, peserta dalam kelompok menuliskan kondisi Sungai Citarum dengan sebuah kalimat yang berawalan huruf tersebut. Contoh jika mendapat huruf C, menuliskan kalimatnya, “Cerita sebuah sungai besar di Jawa Barat”

4. Fasilitator memberikan penghargaan kepada peserta yang mampu merangkai dalam kalimat-kalimat yang sempurna.

MANAJEMEN IMPLEMENTASI LINGKUNGAN HIDUP ( PROGRAM CITARUM BESTARI ) DI SATUAN PENDIDIKAN

A. Perencanaan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)

Tataran implementasi Program Citarum Bestari diawali dengan sebuah perencanaan program melalui analisis konteks payung hukum kurikulum yang diberlakukan dan program pemerintah yang dicanangkan sehingga tertuang dalam perencanaan sekolah (Dokumen 1 KTSP dan RKAS) yang memuat pengembangan program sekolah dan alokasi anggaran untuk pengembangan program 8 SNP yang mengintegrasikan Program Citarum Bestari.

Dalam kegiatan perencanaan ini satuan Pendidikan harus melakukan revisi dokumen 1 KTSP dan perubahan alokasi anggaran RKAS di awal tahun pelajaran.

B. Pelaksanaan Pendidikan Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari) Implementasi Program Citarum Bestari dikembangkan d ri :a

1. Dokumen 1 KTSP

Inovasi pembelajaran yang mengintegrasikan materi tentang masalah dan penanggulangan sampah, limbah domestik, ir, dan perilaku hidup bersih dan Sehata

(PHBS). Kegiatan ini meliputi antara lain :

a) Ânalisis SK / KD mulok PLH yang diintegrasikan dalam tema-tema pembelajaran di sekolah.

b) Mengembangan Kurikulum mulok PLH (Pergub 25 Tahun 2007) ke dalam indikator pencapaian kompetensi yang bermuara pada tema-tema yang dipetakan sesuai dengan tingkatan kelas.

c) Pemilihan model-model pembelajaran yang efektif dengan mengintegrasikan materi Citarum Bestari pada PLH ke dalam pembelajaran tematik

d) Menentukan jenis dan rubrik penilaian proses/hasil pembelajaran yang menekankan pada aspek sikap dan keterampilan.

2. Dokumen RKAS.

Penyususnan RKAS mengalokasikan anggaran/biaya untuk kegiatan pembiasaan/ budaya sekolah dalam mengembangkan Program Citarun Bestari (masalah dan

(16)

(PHBS)) yang dituangan dalam bentuk kegiatan dan alokasi anggaran minimal pada 8 SNP jika sekolah tersebut mengembangan program unggulan tertentu.

C. Pengawasan Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)

Kegiatan pengawasan dimaksudkan untuk penjaminan keberlangsungan program. Pengawasan dapat dilakukan oleh penanggung jawab program kegiatan di sekolah tersebut, pengawas sekolah yang ikut serta membina pengembangan program ataupun oleh instansi yang terkait secara terprogram dan berkelanjutan.

D. Penilaian Implementasi Program Lingkungan Hidup (Program Citarum Bestari)

Produk penilaian minimal meliputi aspek 3P (penampilan, pelayanan, dan prestasi) sebagai outputnya. Kegiatan ini dapat dílakukan :

1. Di setiap akhir tahun oleh kepala sekolah sebagai penilaian kêtercapaian program. 2. Melalui event lomba-lomba yang berkaitan dengan program pengembangan lingkungan

hidup (Program Citarum Bestari).

(17)

MASALAH LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN

Pendahuluan

Kehidupan yang dijalani manusia sangat bersinggungan dengan lingkungan hidup di sekitarnya. Hubungan keduanya menyebabkan adanya sebuah interaksi. Interaksi yang dibangun sudah sepantasnya harus saling menguntungkan. Manusia dapat hidup dengan baik jika lingkungan yang ditempatinya pula baik. Keterkaitan keduanya menjadikan pengaruh terhadap aspek sebab dan akibatnya. Karena itu, masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini tidak terlepas dari unsur yang dibangun oleh manusia sebagai faktor penentu utamanya. Masalah lingkungan hidup yang terjadi saat ini, harus direspon bahkan diupayakan solusinya oleh manusia itu sendiri.

Kompetensi yang dicapai

1. Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan

2. Menjelaskan upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan tersebut

Tujuan

Secara khusus setelah mengikuti sesi ini peserta diharapkan mampu :

Mengidentifikasi masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan dan mengupayakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mengatasinya.

Pertanyaan Kunci

No Pertanyaan Jawaban

1. Apa yang menjadi masalah lingukungan hidup dan menjadi fenomena kehidupan manusia saat ini?

2 Apa upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah lingkungan hidup saat ini?

Alat dan Bahan Catatan Fasilitator

Sesi ini merupakan sesi pengantar untuk modul ini. Maka sepanjang sesi ini Fasilitator perlu untuk memastikan bahwa peserta memahami masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan. Lakukan aktivitas seperti

(18)

• Spidol

5 menit 20 menit 45 menit 10 menit 10 menit

Pada awal sesi

Rincian Langkah – langkah Kegiatan

Introduction (5 menit)

1. Pada awal sesi satu ini fasilitator melakukan ice breaker.

2. Fasilitator menyampaikan tujuan, hasil belajar dan pertanyaan kunci. Menjelaskan tentang indikator keberhasilan jika peserta telah mampu menjawab pertanyaan kunci. 3. Menyampaikan beberapa poin utama yang terdapat dalam pendahuluan sesi ini.

Connection (20 menit)

Fasilitator melakukan brainstorming tentang regulasi terkait masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini.

Application (45 menit)

(19)

3. Minta kepada para peserta untuk menuliskan hasil diskusi kelompok pada kertas plano atau flipchart.

4. Setiap kelompok menempelkan kertas plano tersebut pada dinding/ tempat yang disediakan.

5. Minta kepada setiap wakil kelompok maju ke depan untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelompok lain kurang lebih 5 menit.

6. Beri kesempatan kepada kelompok lain menanggapi.

7. Fasilitator memberikan umpan balik dan penegasan tentang: Regulasi terkait implementasi kurikulum berwawasan lingkungan hidup.

Reflection (10 menit)

Menanyakan kepada peserta mengenai ketercapaian tujuan sesi ini. Memberikan kesempatan kepada peserta yang ingin menyampaikan pertanyaan

Extension (5 menit)

Di luar sesi, peserta diminta mempelajari kembali semua materi yang ada di handout.

PESAN KUNCI

Pada dasarnya masalah lingkungan hidup yang menjadi fenomena kehidupan saat ini banyak terkontribusi oleh ulah manusia. Ketergantungan pada manusia itu pula untuk mengupayakan langkah-langkah pemecahannya.

Ice Breaker ini bertujuan untuk mendapatkan motivasi.

Misalnya game dengan langkah-langkah berikut : 1. Peserta dibagi ke dalam beberapa kelompok.

2. Pada setiap kelompok dibagikan kertas bagan masalah dan solusi.

3. Setiap kelompok diberikan tema tentang masalah lingkungan yang menjadi fenomena saat ini. Sebagai contoh, satu kelompok diberi tema “AIR”

4. Peserta dengan kelompoknya menuliskan permasalahan dan upaya yang dapat dilakukan untuk mencari solusi dari permasalahan tersebut. (waktu dibatasi).

Permasalahan Dampak

Tema A I R

(20)

6. Fasilitator mengumumkan kelompok yang memiliki ketepatan dalam menuangkan gagasan dalam tulisan yang dibuat.

MASALAH LINGKUNGAN DAN KEHIDUPAN

A. PENGANTAR MODUL

TINJAUAN TENTANG MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

Ruang tempat manusia hidup sangat bersinggungan dengan lingkungan hidup. Interaksi yang terjadi antara keduanya selalu terus berlangsung sesuai kodratnya. Keterkaitan keduanya menjadikan pengaruh terhadap aspek sebab dan akibatnya. Sebagai contoh kegiatan manusia mempengaruhi lingkungan hidup, mulai dari kegiatan metabolisme manusia (bernafas serta buang air besar dan kecil), sampai pada kegiatan dengan menggunakan teknologi modern, (pengoperasian pabrik dan mengendarai mobil). Sebaliknya perubahan pada lingkungan hidup, baik karena proses alamiah, seperti letusan gunung berapi dan perubahan iklim dalam siklus alamiah, maupun karena perilaku manusia, seperti pembakaran bahan bakar minyak, juga akan mempengaruhi manusia.

Keberadaan lingkungan hidup berlangsung secara dinamis, bukan statis. Lingkungan hidup menerus mengalami perubahan. Begitu juga kondisi makhluk hidup dengan terus-menerus mengadaptasikan diri pada perubahan lingkungan hidup itu sendiri. Sifat dinamis lingkungan hidup mencakup pula perubahan kecil-kecil yang terjadi terus-menerus dalam jangka waktu panjang dan menghasilkan efek kumulatif yang besar. Perubahan kecil demikian tidak terekam dalam pengalaman, karena efeknya yang kecil. Orang baru merasakannya pada waktu efek kumulatifnya cukup besar untuk dirasakan. Lihatlah pada proses peladang berpindah. Karena jumlah penduduk bertambah, jangka waktu antara membiarkan hutan beristirahat dan tumbuh kembali dengan pembukaan hutan makin pendek. Hutan tidak lagi mempunyai cukup waktu untuk beristirahat dan tumbuh kembali. Terjadilah kerusakan hutan yang makin lama makin parah.

Tidak mudah untuk mencari jalan keluar dari masalah lingkungan hidup. Kelakuan manusia harus diubah dengan membangun kesadarannya. Kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan pada lingkungan hidup yang mempunyai dampak negatif pada manusia. Kerusakan bukanlah konsep absolut, melainkan sebuah konsep relatif. Sebuah perubahan dapat menguntungkan orang tertentu dan merugikan orang lain. Misalnya, membuat sebuah bendungan, mengubah sebuah bentang alam dari lahan pertanian, hunian, prasarana jalan, sungai dan semak-belukar menjadi sebuah danau. Perubahan itu merugikan penduduk setempat, karena mereka kehilangan tempat tinggalnya, sawah dan prasarana jalan, sementara mereka tidak dapat keuntungan apa-apa, seperti listrik dan air irigasi. Mereka menyebutnya kerusakan. Karena itu pembangunan bendungan selalu ditentang oleh penduduk setempat. Sebaliknya penduduk di hilir mendapat keuntungan, karena air irigasinya lebih terjamin dan terlindung dari banjir. Penduduk kota dan para industriawan juga mendapat keuntungan pasokan listrik yang lebih besar dan lebih terpercaya. Bagi mereka perubahan lingkungan hidup karena pembangunan bendungan bukanlah kerusakan.

Karena itu, salah satu jalan keluar untuk membangun kesadaran adalah dengan lebih menekankan pendidikan lingkungan hidup melalui proses pendidikan. Lebih utama dengan menggunakan pendekatan fenomena kehidupan sehari-hari. Pendidikan lingkungan hidup

Hand Out

(21)

menjadi sangat penting karena pendidikan lingkungan mempunyai dampak positif bagi pembangunan karakter dan mental Ladalam mengenal dan bersahabat dengan alam sekitarnya termasuk di dalamnya manusia, air, udara, tanaman, binatang, dan sampah. Dalam pembangunan karakter ini memang memerlukan waktu yang cukup lama. Oleh karena itu, perlu adanya konsistensi para pembuat kebijakan dan pelaksana di bawahnya untuk menjadikan budaya cinta lingkungan menjadi karakter sebuah bangsa. Konsep lingkungan hidup atau green education hendaknya dimaknai bukan hanya sebagai wacana kurikulum yang pada akhirnya akan terjebak menjadi konsep hapalan atau kognisi.

Pendidikan lingkungan hidup seharusnya menjadi implementasi dari bentuk kepedulian terhadap lingkungan sebagai manifestasi rasa syukur atas karunia yang diberikan Allah SWT melalui alam semesta sehingga pembelajaran menjadi lebih bermakna. Pendidikan lingkungan hidup diharapkan dapat menciptakan manusia-manusia masa depan yang lebih memuliakan diri dan lingkungannya. Dapat menyeimbangkan antara kebutuhan hidupnya dan kewajibannya dalam menjaga dan memelihara alam ini. Manusia yang bertanggung jawab sehingga dapat menikmati kehidupan yang sehat secara fisik maupun mental berkat berinteraksi dengan alam.

B. PEMANASAN GLOBAL

Lapisan atmosfir terdiri atas susunan gas. Di lapisan atmosfer terdapat selimut gas. Permukaan bumi dilapisi dengan Gas Rumah Kaca (GRK). Gas Rumah Kaca adalah sekumpulan gas yang berfungsi sebagai panel kaca layaknya rumah kaca pembibitan di pertanian atau perkebunan. Gas-gas yang terdapat pada Gas Rumah Kaca antara lain Uap Air (H2O), Carbon Dioksida (CO2), Metana (CH4), Nitrogen Oksida (NO2), Ozon (O3), Kloroflorokarbon (CFC) dan sejumlah gas-gas lainnya..

Jika dibuat sebuah analogi, maka rumah kaca adalah analogi atas bumi yang dikelilingi gelas kaca. Panas matahari yang masuk ke bumi dengan menembus gelas kaca tersebut berupa radiasi gelombang pendek. Sebagian diserap oleh bumi dan sisanya dipantulkan kembali ke angkasa sebagai radiasi gelombang panjang.

Namun, panas yang seharusnya dapat dipantulkan kembali ke angkasa menyentuh permukaan gelas kaca dan terperangkap di dalam bumi. Layaknya proses dalam rumah kaca di pertanian dan perkebunan, gelas kaca memang berfungsi menahan panas untuk menghangatkan rumah kaca. Inilah yang terjadi di bumi, dengan adanya Efek Rumah Kaca, bumi terasa hangat. Kalau tidak ada GRK dan efek rumah kaca, bumi tidak layak untuk ditinggali karena dingin dan beku.

Masalah timbul ketika aktivitas manusia menyebabkan peningkatan konsentrasi selimut gas di atmosfer (Gas Rumah Kaca) sehingga melebihi konsentrasi yang seharusnya. Maka, panas matahari yang tidak dapat dipantulkan ke angkasa akan meningkat pula.

Kadang kala perubahan yang kecil dapat memberi dampak yang besar. Sebagai contoh bila seseorang tidak menggosok giginya dalam satu hari tidak akan terjadi perubahan yang banyak pada giginya namun kalau ia tidak menggosok giginya selama sebulan tentunya ia dapat menderita sakit gigi. Hal yang sama dapat terjadi dengan perubahan temperatur global. Jika temperatur meningkat di atas normal dalam beberapa hari tidak akan menimbulkan masalah yang berarti. Namun jika peningkatan temperatur itu terjadi pada waktu yang panjang maka bumi akan mengalami masalah yang serius.

(22)

Akibat lain adalah penyimpangan terhadap iklim, ketika musim hujan air hujan akan lebih banyak atau bisa kurang, sebaliknya musim kemarau harusnya kurang hujan, justru hujan masih banyak. Juga awal, berakhirnya, serta periode musim hujan/kemarau sering menyimpang dari kebiasaannya. Perubahan temperatur sekecil apapun dalam waktu yang lama dapat mengubah iklim. Secara global panas akan naik dan hujan lebih banyak turun karena terjadi lebih banyak penguapan. Namun di setiap daerah akan mengalami pengaruh yang berbeda akibat perubahan iklim tersebut yang tentunya akan memberikan akibat yang berbeda pula.

1. Apakah Pemanasan Global Itu?

Pemanasan global adalah adanya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan

bumi. Pemanasan Global akan diikuti dengan perubahan iklim, seperti meningkatnya curah hujan di beberapa belahan dunia sehingga menimbulkan banjir dan erosi. Sedangkan, di belahan bumi lain akan mengalami musim kering yang berkepanjangan disebabkan kenaikan suhu.

Pemanasan global dan perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia, terutama yang berhubungan dengan penggunaan bahan bakar minyak bumi

dan batu bara serta kegiatan lain yang berhubungan dengan hutan, pertanian dan peternakan.

Aktivitas manusia di kegiatan-kegiatan tersebut secara langsung maupun tidak langsung menyebabkan perubahan komposisi alami atmosfer, yaitu peningkatan jumlah Gas Rumah Kaca. Efek Rumah Kaca menyebabkan terjadinya akumulasi panas (atau energi) di atmosfer bumi. Dengan adanya

akumulasi yang berlebihan tersebut, iklim melakukan penyesuaian. Penyesuaian yang dimaksud salah satunya peningkatan temperatur bumi, kemudian disebut pemanasan global dan berubahnya iklim regional, pola curah hujan, penguapan, pembentukan awan atau perubahan iklim.

Indonesia yang terletak di garis equator, merupakan negara yang akan merasakan dampak perubahan iklim. Dampak tersebut telah dirasakan yaitu pada 1998 menjadi tahun dengan suhu udara terpanas dan semakin meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Diperkirakan pada 2070 sekitar 800 ribu rumah yang berada di pesisir harus dipindahkan dan sebanyak 2.000 dari 18.000 pulau di Indonesia akan tenggelam akibat naiknya air

laut. Perubahan iklim yang disebabkan pemanasan global telah menjadi isu besar dunia. Mencairnya es kutub utara dan kutub selatan yang akan menyebabkan kepunahan habitat di sana merupakan bukti dari pemanasan global. Pemanasan global disebabkan kegiatan manusia yang mengasilkan emisi gas rumah kaca dari industri, kendaraan bermotor, pembangkit listrik bahkan menggunaan listrik berlebihan.

2. Fenomena Alam yang Mengindikasikan Adanya Pemanasan Global

Akibat pemanasan global, terjadi fenomena-fenomena alam di bumi yang mengancam kehidupan di bumi. Diantaranya yang terparah adalah :

(23)

b. Naiknya permukaan laut lebih cepat

c. Gelombang udara panas dan kekeringan yang mengakibatkan berkurangnya sumber-sumber air

d. Pergeseran iklim

e. Bencana-bencana alam seperti banjir dan erosi f. Meningkatnya potensi terjangkitnya penyakit

yang diakibatkan oleh panas dan menyebarnya penyakit menular yang disebabkan oleh serangga dan

tikus di daerah-daerah yang sebelumnya tidak terdapat penyakit tersebut

g. Punahnya berbagai hewan dan tumbuhan yang tidak mampu bertahan akibat perubahan iklim

h. Perubahan siklus cuaca yang mempengaruhi sektor ekonomi dengan berubahnya jadwal bercocok tanam terutama di negara-negara berkembang karena belum tersedianya sarana pengairan yang baik.

Akibat pemanasan global, permukaan laut Indonesia naik 0,8 cm per tahun dan berdampak pada tenggelamnya pulau-pulau nusantara hampir satu meter dalam 15 tahun ke depan. Dampak lain dari pemanasan global adalah terjadinya pergeseran iklim dari yang seharusnya Juni 2006 sudah musim kemarau, Kalimantan dan Sumatra malah masih mengalami banjir besar dan bulan September yang seharusnya sudah dimulai musim hujan bergeser mulai November. Data dampak pemanasan global lainnya misalnya mencairnya glasier di pegunungan Himalaya, meningkatnya frekuensi badai di Kepulauan Pasifik Selatan, pemutihan karang secara massal dan berdampak pada kematian di Great Barrier Reef Australia, berkurangnya persediaan air bersih di sungai Mekong dan lain-lain.

Indikasi pemanasan global lain yang begitu jelas dirasakan misalnya kenaikan suhu yang ekstrem beberapa waktu belakangan ini misalnya suhu di Kalimantan yang biasanya sekitar 35 derajat Celcius naik menjadi 39 derajat Celcius. Di Sumatra, yang biasanya berkisar pada 33-34 derajat naik menjadi 37 derajat, dan di Jakarta yang biasanya 32-34 naik menjadi 36 derajat Celcius.

3. Di manakah Posisi Indonesia dalam Fenomena Alam ?

Akibat tingginya tingkat kebakaran hutan yang terjadi setiap tahun pada puluhan juta hektare areal hutan di Kalimantan, Indonesia menempati urutan keempat penyumbang pemanasan global saat ini. Kalau kebakaran hutan di Indonesia juga dimasukkan, maka negara kita urutan keempat di dunia memberikan kontribusi pemanasan global. Namun jika dilihat dari tingkat konsentrasi emisi gas rumah kaca, maupun transportasi, Indonesia masih pada urutan ke-13.

Hutan Indonesia yang sebagian besar berada di Kalimantan yang telah rusak akibat kebakaran, pada tahun 2005 tercatat seluas 28,8 juta hektare. Berkaitan

dengan hal tersebut, negara-negara di dunia yang memiliki kepedulian terhadap perubahan iklim dan pemanasan global tersebut, telah berupaya membentuk organisasi dunia yang fokus pada upaya penyelamatan bumi dari pemanasan global melalui United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) pada tahun 1992 di Rio de Jeneiro. Selanjutnya pada tahun 1997 mengadakan pertemuan tahunan Conference of Parties (COP) di Kyoto, Jepang dan melahirkan kesepakatan 189 negara yang dikenal dengan

(24)

4. Apa yang harus dilakukan?

Dampak dari perubahan iklim sangat membahayakan kehidupan, sebab dampaknya akan menyebabkan kerusakan fatal di bumi pada beberapa masa ke depan.

Ada beberapa cara mudah yang bisa kita lakukan, yaitu ;

1. Di negara-negara maju biasanya listrik didapat dari tenaga listrik yang menggunakan bahan bakar senyawa organik (mengandung unsur C/N, contoh; minyak bumi dan batubara). Hal ini mengakibatkan timbulnya gas-gas rumah kaca sehingga terjadi pemanasan global. Hal-hal yang dapat dilakukan ;

a. Memilih lampu (ke jenis CFL, sesuai daya listrik, meski harganya agak mahal, lampu ini lebih hemat listrik dan awet) dan alat-alat elektronik yang hemat energi,

b. Bersihkan lampu (debu bisa mengurangi tingkat penerangan hingga 5%),

c. Membuat jadwal penggunaan listrik sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik, arau mematikan listrik (jika tidak digunakan, jangan tinggalkan alat elektronik dalam keadaan aktif. Cabut charger telepon genggam dari stop kontak. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi).

d. Menggunakan tangga daripada lift ”sekalian olahraga”,

e. Tidak menggunakan AC karena gas yang ditimbulkannya (CFC) dapat meningkatkan laju pemanasan global. Jika terpaksa memakai AC (tutup pintu dan jendela selama AC menyala. Atur suhu sejuk secukupnya, sekitar 21-24oC).

f. Gunakan timer (untuk AC, microwave, oven, magic jar, dll).

g. Jemur pakaian di luar. Angin dan panas matahari lebih baik ketimbang memakai mesin (dryer) yang banyak mengeluarkan emisi karbon.

2. Tanam pohon di lingkungan sekitar.

Menanam pohon serta merawatnya menjadi salah satu alternatif dalam mengurangi pemanasan global. Satu pohon bisa menghisap satu ton karbon dioksida sepanjang hidupnya. Selain itu dapat juga menanam tumbuh-tumbuhan yang dapat menghilangkan gas-gas yang dapat menimbulkan efek rumah kaca (contoh; tanaman lidah mertua dan spider plant).

3. Pengurangan emisi kendaraan bermotor

Emisi dari kendaraan bermotor menjadi salah satu donatur terbesar gas rumah kaca. Oleh karena itu penggunaan kendaraan yang ramah lingkungan serta meminimalisir penggunaan kendaraan bermotor menjadi suatu langkah untuk mengurangi pemanasan global.

Hal- hal yang dapat dilakukan :

a. Memberikan hadiah sepeda bagi siswa yang berprestasi. Selain sebagai bentuk penghargaan kepada siswa, nilai positif lainnya adalah menginformasikan bahwa dengan bersepeda kita dapat mengurangi polusi udara. Solusi ini dapat diterapkan dengan mempertimbangkan letak sekolah itu sendiri. Apakah terletak di lalu lintas yang padat atau di daerah yang lalu lintasnya tidak padat. b. Menetapkan hari bebas kendaraan di tiap sekolah. Guru, karyawan dan siswa

dapat menggunakan kendaraan ramah lingkungan seperti sepeda atau jika rumahnya berdekatan dengan sekolah disarankan berjalan kaki (selain tidak menimbulkan polusi juga dapat menunjang tubuh yang sehat dengan berolahraga).

c. Menggunakan sepeda atau berjalan kaki untuk perjalanan jarak dekat.

(25)

polusi udara dari asap kendaraan bermotor). Salah satu solusinya adalah: menerapkan sistem mobil antar jemput, yang dapat di atur pelaksanaanya oleh pihak sekolah dan atau pihak luar yang berhubungan dengan bisnis mobil antar jemput antar sekolah.

4. Pengelolaan sampah

Tidak adanya sistem pengelolaan sampah yang baik membuat sampah berkontribusi dalam hal menyumbang gas rumah kaca. Sampah yang ditumpuk (open dumping) mengeluarkan salah satu gas penyebab efek rumah kaca yaitu CH4, oleh karena itu sampah harus dikelola dengan baik. Gas CH4 dapat dimafaatkan kembali sebagai bahan bakar biogas. Pengelolaan sampah dari sumbernya merupakan suatu langkah yang optimal untuk mengelola sampah.

Hal-hal yang dapat dilakukan ;

a. Menghemat kertas dengan menggunakan kedua sisinya (bahan baku kertas berasal dari kayu),

b. Mendaur ulang sampah rumah tangga (organik) menjadi kompos, c. Membawa tas belanja sendiri untuk mengurangi jumlah pemakaian

kantong plastik,

d. Memilah sampah dari sumbernya sehingga sampah yang masih memiliki nilai ekonomi dapat dimanfaatkan kembali,

e. Say no to plastic. Hampir semua sampah plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Atau kita juga dapat membantu mengumpulkannya untuk didaur ulang kembali.

5. Penghematan air

Air merupakan kebutuhan utama makhluk hidup yang ada di bumi. Ketersediaan, kualitas, kuantitas air tanah dan air permukaan yang semakin sedikit akibat eksploitasi oleh manusia dan ditambah dengan adanya global warming membuat kita harus menghemat penggunaan air.

Hal-hal yang dapat dilakukan ; a. menutup keran air dengan rapat,

b. saat mencuci piring buka tutup keran hanya pada saat membilas cucian (begitu juga pada saat sikat gigi),

c. menghemat air untuk mandi,

d. mengunakan air hujan untuk menyiram kebun ataupun mencuci mobil.

C. PENGELOLAAN SAMPAH

Bersahabat dengan sampah

(26)

Apa itu sampah?

Sampah merupakan jenis limbah padat yang terdiri dari zat organik dan zat anorganik yang dibuang karena tidak dibutuhkan lagi. Walaupun dianggap tidak dibutuhkan lagi, namun sebenarnya dapat diolah bahkan mempunyai nilai ekonomis.

Keluarga sampah?

Secara umum, jenis sampah dapat dibagi 2 yaitu sampah organik (biasa disebut sebagai sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dll. Sampah jenis ini dapat membusuk/hancur secara alami. Sebaliknya dengan sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dll. Sampah jenis ini tidak dapat hancur secara alami.

Bagaimana sampah terbentuk?

Sampah rumah tangga merupakan sampah yang berasal dari perumahan sedangkan jumlah dan jenis sampah yang dihasilkan tergantung dari jenis perumahan di mana sampah itu berasal, misalnya perumahan elit, menengah, atau perumahan kumuh.

Sampah nonrumah tangga adalah sampah-sampah yang berasal dari selain daerah perumahan seperti daerah komersil, terminal bus, bandara, pasar, industri, stasiun kereta api, dan lain-lain.

Daerah komersial umumnya didominasi oleh kawasan perniagaan, hiburan dan lain-lain.Termasuk kategori komersial adalah :

a. Pasar b. Pertokoan c. Hotel d. Restoran e. Bioskop

f. Salon kecantikan g. Industri dan lain-lain

Fasilitas umum merupakan sarana/prasarana perkotaan yang dipergunakan untuk kepentingan umum. Termasuk dalam kategori fasilitas umum ini adalah

a. Perkantoran b. Sekolah c. Rumah Sakit d. Apotik

e. Gedung olah raga f. Museum

g. Taman h. Jalan

i. Saluran/sungai dan lain-lain.

(27)

a. Panti-panti sosial (rumah jompo, panti asuhan)

b.Tempat-tempat ibadah (mesjid, gereja, pura, dan lain-lain)

Komposisi fisik sampah mencakup prosentase dari komponen pembentuk sampah yang secara fisik dapat dibedakan antara sampah organik, kertas, plastik, logam dan lain-lain.

Bagaimana sampah dikelola?

Kita adalah penghasil sampah. Dalam aktivitas kehidupan manusia baik langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi yang besar terhadap persoalan sampah. Pemahaman di masyarakat yang selama ini ada ialah mereka hanya berkewajiban membayar retribusi sampah, untuk itu mereka berhak mendapatkan kompensasi atas retribusi yang telah mereka bayar.

Akan tetapi pada kenyataannya hal tersebut seringkali tidak tercapai, sampah yang ada di rumah tangga terlambat diambil sehingga menimbulkan bau busuk. Hal inilah yang seharusnya memberikan kesadaran baru di masyarakat untuk turut serta terlibat dalam upaya memecahkan persoalan sampah. Ketidakmampuan pemerintah daerah dalam mengatasi masalah sampah tersebut dan diperparah dengan rendahnya tingkat kesadaran dan kepedulian masyarakat mengenai pemecahan masalah tersebut, mengakibatkan upaya penyelesaian masalah sanpah sampai saat ini menjadi problem yang sangat serius.

Penanganan sampah merupakan hal yang sangat kompleks karena tidak saja menyangkut masalah teknis tetapi juga masalah kelembagaan, dukungan biaya, dukungan pemerintah, dan peran serta masyarakat yang terkait erat satu dengan lainnya.

Berangkat dari hal tersebut di atas, untuk menyelesaikan problem tersebut harus dilakukan melalui peran serta masyarakat secara aktif.

Daerah perkotaan menghasilkan sampah dengan karakteristik tertentu. Sampah perkotaan mempunyai ciri yang didominasi sampah organik, namun demikian bukan berarti tidak ada sampah anorganik.

Dengan dasar data di atas maka pengelolaan sampah melalui program daur ulang sampah menjadi pilihan program pengelolaan sampah yang melibatkan peran serta masyarakat dengan mengacu pada konsep pengolahan sampah modern, yaitu reduce (mengurangi), recycle (mendaur ulang), reuse (memakai kembali), dan replace (mengganti), sehingga program itu bukan saja akan memberikan keuntungan secara ekonomis akan tetapi dapat memberikan keuntungan secara ekologis dan dapat memecahkan problem sampah dengan skala luas.

Sistem manajemen persampahan yang dikembangkan harus merupakan sistem manajemen yang berbasis pada masyarakat yang dimulai dari pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga.

Menerapkan 4 R (reuse, recycle, reduce, dan replace ) dapat dijadikan alternatif pengelolaan sampah yang mudah dilakukan oleh masyarakat.

Reduce : Melakukan minimalisasi barang yang dipergunakan. Pasalnya, semakin banyak kita menggunakan material, semakin banyak pula sampah yang dihasilkan.

Reuse : Memilih barang-barang yang bisa dipakai kembali, hindari pemakaian barang yang hanya bisa sekali dipakai.

Recycle : Barangbarang yang sudah tidak terpakai didaur ulang atau dijadikan barang baru yang lebih berguna.

Replace : Mengganti barang-barang yang lebih tahan lama dan ramah lingkungan.

Teknis pengolahan sampah

(28)

Setiap rumah tangga disarankan memilih sampah sebelum dibuang ke tempat pembuangan sampah sementara (TPS). Dan setiap TPS harus menyediakan tempat sampah yang berbeda untuk sampah organik dan sampah anorganik dengan warna yang berbeda pula.

Untuk sampah anorganik, berupa plastik dan kertas, dapat dijual kiloan ke pengepul atau diolah menjadi barang kerajinan tangan.

Kedua, menggunakan teknologi murah meriah yang mudah dilakukan oleh masyarakat. Untuk sampah organik dapat dibuat kompos. Metode komposting merupakan langkah sederhana yang tidak menimbulkan efek samping bagi lingkungan, tetapi memberi nilai tambah bagi sampah.

Pengelolaan sampah dengan komposting merupakan alternatif terbaik. Sayangnya sampah organik yang dikomposkan baru sedikit,

sedangkan sisanya lebih banyak dibakar, ditimbun atau dibuang ke sungai dan TPA.

Dengan adanya pengolahan sampah di tingkat rumah tangga akan mengurangi volume sampah yang ada di tempat pembuangan akhir (TPA) yang berarti pula mengurangi anggaran pemerintah setempat dalam menangani masalah sampah. Ini diperlukan kerjasama yang baik antara masyarakat dengan pemerintah, sehingga sampah dapat ditangani dengan baik.

Teknik-teknik pengomposan

Pengomposan Metode Karung Plastik

 Alat dan Bahan

Karung beras plastik, sampah dapur (yang dapat membusuk), dedaunan/rerumputan kering

 Cara Kerja

 Komposisi dedaunan/rerumputan kering dengan sampah dapur adalah 2:1

 Lapisan pertama diisi dengan dedaunan/rerumputan kering

 Lapisan kedua dengan sampah dapur

 Lapisan ketiga dengan dedaunan/rerumputan kering, ulangi dari langkah pertama ketika ada sampah dapur yang akan dikomposkan lagi

Perawatan

 Bagian luar karung disiram secukupnya setiap hari untuk menjaga kelembapan dan supaya proses dekomposisi dalam pengomposan dapat berlangsung

 Setiap 2-3 minggu karung dibalik, supaya pengomposan terjadi secara merata

 Setelah 3 bulan pengomposan selesai

 Kompos sebaiknya diletakkan di bawah pepohonan Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses pengomposan

 Bahan yang dikomposkan, apakah mudah terurai atau sulit terurai, misalnya makin banyak kandungan kayu maka akan semakin sulit terurai

 Ukuran bahan yang dikomposkan, bila ukuran sampah makin kecil, akan makin luas permukaan sehingga makin baik kontak antara bakteri dan materi organik, akibatnya akan makin cepat proses pembusukan.diameter yang baik adalah antara (25-75mm)  Kadar air

 Timbunan kompos harus selalu lembap, biasanya sekitar nilai 50-60 %,kurang lebih selembap karet busa yang diperas.

 Adanya panas yang terbentuk menyebabkan air menguap, sehingga tumpukan menjadi kering.

 Bila terlalu basah, maka pori-pori timbunan akan terisi air dan oksigen berkurang sehingga proses menjadi anaerob. Biasanya pengadukan atau pembalikan kompos akan mengembalikan kondisi seperti normal kembali

(29)

1. Bahan Baku Batang Pisang

 Membuat larutan : 20 lt air tawar + 1 lt air cucian beras + 1 kg molase atau 1 kg gula merah cair + 2,5 kg batang pisang + 5 buah ragi tape

 Larutan ditampung dalam wadah tertutup diperam selama 20-30 hari

 Selama pemeraman dilakukan pengadukan larutan tiga kali sehari

 Setelah umur peram terpenuhi, larutan disaring dan siap digunakan 2. Bahan Baku Isi Usus ( sapi/kambing )

 Membuat larutam : 25% molase/gula merah cair + 75% isi rumen (sapi/kambing)

 Larutan ditampung dalam wadah tertutup diperam selama 20-30 hari

 Selama pemeraman dilakukan pengadukan larutan tiga kali sehari

 Setelah umur peram terpenuhi, larutan disaring dan siap digunakan

Komposter

Reaktor ini adalah wadah yang terbuat dari PVC, drum berukuran kira-kira 1 m-kubik. Reaktor ini bisa dibuat dari apa saja, misal dari drum PVC. Hal yang paling penting untuk diperhatikan adalah, reaktor ini harus memiliki sistem ventilasi yang bagus. Reaksi pengkomposan adalah memang jenis reaksi yang memerlukan udara. Jika reaktor ini tidak memiliki sistem ventilasi yang baik, proses pembusukan yang terjadi juga akan menghasilkan bau busuk akibat dari pembentukan amoniak dan H2S.

Siapkan bahan (atau sampah) organik yang akan dikomposkan. Sampah organik yang disiapkan bisa berasal dari apa saja, misalnya dari sisa sayuran, nasi, atau potongan-potongan tanaman dari kebun. Agar kompos tidak berbau, hindari memasukkan daging, tulang, dan minyak. Sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos, bahan-bahan tadi sebaiknya dipotong kecil-kecil agar proses dekomposisinya menjadi lebih cepat dan lebih sempurna.

Proses pembusukan atau dekomposisi memerlukan bakteri pengurai. Jadi, alangkah baiknya jika bahan-bahan tadi dicampur terlebih dahulu dengan sumber bakteri pengurai sebelum dimasukkan ke dalam reaktor kompos. Sumber bakteri pengurai yang paling mudah didapat adalah pupuk kandang (kotoran ternak). Bakteri pengurai yang dapat digunakan untuk membantu proses pengomposan juga dijual di toko-toko penjual pupuk.

Agar proses pengomposan berjalan dengan sempurna, media harus mengandung kira-kira 50% air. Jadi jangan lupa untuk selalu menyiram

media kompos ini setiap hari dengan air secukupnya. Bila perlu, bolak-balik media kompos setiap hari agar proses aerasi berjalan sempurna. Selama proses pengomposan, sering kali lalat menjadi masalah yang menjengkelkan. Oleh sebab itu, diusahakan agar setiap lubang di reaktor kompos ditutup dengan kawat kasa. Bila bau tak sedap keluar, tambahkan air dan bakteri pengurai, dan bau segera menghilang. Jika proses ini berjalan

dengan baik, setelah 5 hari volume sampah yang dimasukkan akan menyusut kira-kira menjadi hanya 25% dari volume awalnya.

(30)

Alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat kertas daur ulang antara lain : 1. kertas

2. blender 3. baskom 4. spon 5. meja 6. kain 7. screen

8. papan dan alat pemberat Cara membuat :

1. Robek kecil-keil kertas bekas dan rendam didalam air selama 1 hari 2. Blender kertas sampai menjadi bubur ( halus)

3. Tuangkan ke dalam baskom yang berisi air dan diaduk

4. Letakan Spons di atas meja, lalu taruh kain yang sudah dibasahi diatasnya 5. Saring campuran (jangan terlalu tebal) di baskom memakai screen sablon

6. Letakan di atas spons yang sudah dilapisi kain dengan posisi terbalik, gosok sedikit screennya dan angkat dengan hati-hati

7. Tutup dengan kain yang sudah dibasahi. tambah satu lapis lagi kain basah, ulangi langkah 5 dan 6

8. Sesudah beberapa lapis press dengan menaruh papan besar diatasnya dan beri pemberat (batako atau batu)

9. Biarkan selama sekitar satu jam agar airnya berkurang. sebelum diangkat pastikan sudah cukup kering. Angkat sepasang demi sepasang dan jemur ditempat yang panas. lalu setrika sepasang demi sepasang kemudian buka kainnya pelan-pelan.

Jika ingin membuat atau corak khusus, beberapa proses di bawah ini dapat dilakukan.

 Proses tempelan. Sebelum anda menutup campuran bubur kertas dengan kain yang sudah dibasah, tempelkan bunga, rumput atau daun-daun kecil diatasnya.

 Proses Campuran. Ketika memblender kertas, tambahkan bunga, rumput atau bahan alami lainnya yang akan memberikan warna dan pola khusus.

 Proses Press. Ketika sedang mengepress kertasnya, taruhlah daun atau sesuatu yang bermotif bagus. taruhlah papan diatasnya dan beri pemberat.

Contoh barang yang bisa dibuat dengan kertas daur ulang.

 Kertas untuk menggambar karya seni

 Pembungkus buku, tempat pensil, dan lain-lain

 Undangan, amplop, map, dll. Kertas daur ulang juga bagus sekali untuk ditempel diatas karya-karya yang bisa anda bikin dari karton.

 Kotak pensil dan bingkai photo

 kotak kado

Jika ingin memberi warna pada kertas daur ulang memakai bahan alami untuk mewarnai kertas daur ulang tersebut kita bisa memakai beberapa bahan yang bisa dipakai untuk memberi warna tersebut diantaranya: kunyit, daun jati, daun pandan wangi, gambir, pacar cina, nila.

 Kunyit : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna kuning.

 Daun Jati : Kalau diparut dan disaring akan menhasilkan warna merah

 Daun Pandan Wangi : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hijau

 Gambir : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna hitam

 Pacar Cina : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna merah muda

 Nila : Kalau kita parut dan disaring akan menghasikan warna biru

(31)

Apotek Hidup

Segala yang ada di alam ini ada manfaatnya. Tumbuh-tumbuhan setelah diketahui gunanya dibudidayakan dan disebut tanaman. Kita budidayakan agar hasilnya meningkat jumlah dan mutunya, untuk memenuhi keperluan kita yang makin meningkat; diperlukan untuk makanan, minuman, obat, keamanan, keindahan, hiburan.

Memelihara tanaman bisa dilakukan di kebun, di halaman rumah, dan di halaman sekolah. Lahan di halaman/pekarangan rumah dan sekolah, dapat berfungsi sebagai lumbung hidup, apotek hidup, warung hidup, pagar hidup, dan sebagai penambah keindahan. Lumbung hidup, gudang bahan makanan, yang siap dipanen sesuai kebutuhan. Apotek hidup, sumber obat tradisional, pengobatan alternatif. Warung hidup, tempat membeli bahan makanan bagi mereka yang memerlukan.

Banyak jenis tanaman bergizi yang dapat diusahakan di pekarangan, tinggal memilih sesuai dengan kebutuhan dan situasi-kondisi. Sumber protein antara lain: bayam, kangkung, petai, lamtoro, melinjo, kacang panjang, kacang buncis, singkong (ubikayu).

Sumber kalori misalnya: pisang, talas, jagung, singkong, ubi jalar. Sumber vitamin C antara lain: pepaya, jambu biji, sirsak, srikaya, cabai besar. Sumber vitamin A adalah: adpokat, pepaya, mangga, lamtoro, melinjo, kacang panjang, kayumanis, talas, kelor, sawi, kangkung, bayam, ubijalar, kecipir, mangkokan. Bumbu misalnya: kencur, kunyit, kumis kucing, jahe, sirih, temu lawak.

Apotek hidup dapat diterapkan di sekolah. Untuk penerapannya diperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penanaman pohon untuk bahan apotek hidup dilakukan di halaman sekolah dan pemeliharaannya dilakukan oleh siswa dengan pengawasan dan bimbingan guru yang tahu soal itu.

2. Upaya pemanfaatan apotek hidup secara nyata, hal ini melalui:

 Pengoptimalan fungsi laboratorium sekolah untuk tempat penelitian, praktik peracikan atau pembuatan obat dari tanaman obat atau apotek hidup.

 Pemanfaatan secara nyata obat-obatan buatan siswa untuk kesembuhan siswa yang sakit di UKS.

3. Lambat laun, obat-obatan dari pabrik diganti dengan obat-obatan buatan siswa.

4. Tindakan itu harus dilakukan terus-menerus dan menggenerasi dengan baik, sehingga keahlian menanam, memelihara, meracik tanaman menjadi obat bisa dilakukan semua

D. AIR

Air Sumber Kehidupan

Air adalah material yang paling berlimpah di bumi ini, menutupi sekitar 71 persen dari muka bumi ini. Kehidupan hampir seluruhnya air, 50 sampai 97 persen dari seluruh berat tanaman dan hewan hidup dan sekitar 70 persen dari berat tubuh kita.

Manusia bisa hidup sebulan tanpa makanan, tapi hanya bisa bertahan beberapa hari saja tanpa air. Air seperti halnya energi, adalah hal yang esensial bagi pertanian, industri, dan hampir semua

(32)

Jumlah air di permukaan bumi ini secara keseluruhan relatif tetap. Air akan selalu ada karena air bersirkulasi tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir mengikuti siklus hidrologi. Tetapi apakah air akan hadir pada tempat, waktu, dan kualitas yang dibutuhkan?

Siklus Air di Bumi

Siklus Hidrologi adalah sirkulasi air yang tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi dan transpirasi.

Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:

 Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es.

 Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.

 Air Permukaan - Air bergerak diatas permukaan tanah dekat dengan aliran utama dan danau; makin landai lahan dan makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban. Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk Sungai-sungai utama yang membawa seluruh air permukaan disekitar daerah aliran sungai menuju laut.

Air Permukaan = Sungai dan Danau

Setiap tetes air hujan yang jatuh ke tanah merupakan pukulan-pukulan kecil ke tanah. Pukulan air ini memecahkan tanah yang lunak sampai batu yang keras. Partikel pecahan ini kemudian mengalir menjadi lumpur, dan lumpur ini menutupi pori-pori tanah sehingga menghalangi air hujan yang akan meresap ke dalam tanah. Dengan demikian maka semakin banyak air yang mengalir di permukaan tanah.

Aliran permukaan ini kemudian membawa serta batu-batu dan bongkahan lainnya, yang akan semakin memperkuat gerusan pada tanah. Goresan akibat gerusan air dan partikel lainnya ke tanah akan semakin membesar. Goresan ini kemudian menjadi alur-alur kecil, kemudian membentuk parit kecil, dan akhirnya berkumpul menjadi anak sungai. Anak-anak sungai ini kemudian berkumpul menjadi satu membentuk sungai.

Pada tempat-tempat yang letaknya lebih rendah, air berkumpul dan tergenang membentuk danau.

Sungai

Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian menguap kembali menjadi air di udara, sebagian masuk ke dalam tanah sebagian lagi mengalir di permukaan. Aliran air di permukaan ini kemudian akan berkumpul mengalir ke tempat yang lebih rendah dan membentuk sungai yang kemudian mengalir ke laut.

Danau

(33)

Danau adalah cekungan besar di permukaan bumi yang digenangi oleh air bisa tawar ataupun asin yang seluruh cekungan tersebut dikelilingi oleh daratan. Kebanyakan danau adalah air tawar dan juga banyak berada di belahan bumi utara pada ketinggian yang lebih atas.

Air Bawah Tanah (ground water)

Lebih dari 98 persen dari semua air di daratan tersembunyi di bawah permukaan tanah dalam pori-pori batuan dan bahan-bahan butiran. Dua persen sisanya terlihat sebagai air di sungai, danau dan reservoir. Setengah dari dua persen ini disimpan di reservoir buatan. Sembilan puluh delapan persen dari air di bawah permukaan disebut air tanah dan digambarkan sebagai air yang terdapat pada bahan yang jenuh di bawah muka air tanah. Dua persen sisanya adalah kelembapan tanah.

Air Laut

Kita ketahui bahwa laut merupakan bagian bumi yang paling banyak jumlahnya. Laut adalah kumpulan air asin yang luas dan berhubungan dengan samudera. Air di laut merupakan campuran dari 96,5% air murni dan 3,5% material lainnya seperti garam-garaman, gas-gas terlarut, bahan-bahan organik dan partikel-partikel tak terlarut. Sifat-sifat fisis utama air laut ditentukan oleh 96,5% air murni.

Apakah Air Bersih Itu?

Air yang ada di bumi umumnya tidak dalam keadaan murni (HO), melainkan mengandung berbagai baik terlarut maupun tersuspensi, termasuk mikroba. Kita membutuhkan air bersih sebagai kebutuhan hidup sehari-hari kita. Ciri air itu bersih dapat kita periksa dari fisiknya, kandungan kimianya dan kandungan mikrobanya.

Secara fisik, air bersih haruslah jernih, tidak berwarna, tawar, tidak berbau, temperatur normal, dan tidak mengandung zat padatan. Secara kimiawi, kualitas air baik jika memiliki keasaman (pH) netral serta tidak mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), ion-ion logam, dan bahan organik. Sedangkan dari segi biologis, air sebaiknya tidak mengandung bakteri patogen (penyebab penyakit) dan bakteri non patogen.

Untuk mendapatkan air yang baik kualitasnya, dapat memenuhi kebutuhan manusia akan air, dibuat sebuah sistem penyediaan dan pengolahan air bersih baik itu dengan teknologi yang sederhana untuk mencukupi kebutuhan skala kecil (sumur, sistem pengolahan dengan filter) sampai menggunakan teknologi seperti yang dipakai di PDAM untuk memenuhi kebutuhan air skala besar.

Bagaimana Menjaga Air?

Air bersih dan menyehatkan merupakan salah satu kebutuhan vital bagi manusia. Oleh karena itu gerakan penghematan penggunaan air harus digalakkan sejak dini sehingga saat musim kemarau tiba, persediaan air bersih akan dapat dipenuhi secara mandiri oleh masyarakat.

Beberapa upaya yang dilakukan untuk menghemat air yakni dengan membuat lubang resapan biopori dan sumur resapan.

LUBANG RESAPAN BIOPORI ( LRB )

(34)

mengembangkan sebuah teknologi sederhana resapan air. Metode resapan yang dinamakan Lubang Resapan Biopori ini diyakini lebih efektif mencegah banjir dibanding sumur resapan biasa.

Lubang Resapan Biopori dikembangkan peneliti konservasi tanah dan air IPB diharapkan bisa memberi solusi dari persoalan tersebut. Berbeda dengan sumur resapan, yang tinggi lebarnya satu meter, Resapan Biopori hanya berdiameter 10 cm dengan kedalaman satu meter. Berbeda dengan sumur resapan, Lubang Resapan Biopori tak perlu banyak menggali tanah. Lubang berdiameter 10 cm itu kemudian cukup diisi pupuk organik. Selain mudah dan murah karena berisi pupuk organik, Lubang Resapan Biopori akan mengundang cacing dan organisme lain dalam tanah untuk berkembang dan membuat pori-pori dalam tanah. Teknologi sederhana ini bisa dibuat, di mana saja seperti lahan pertanian, pekarangan atau tempat parkir

Langkah-langkah pengerjaan :

1. Buat lubang sedalam 80 cm dengan diameter 10 cm, kedalaman lubang maksimal 100 cm. Kalau kedalamannya lebih dari 100 cm maka cacing-cacing dan organisme pengurai lainnya akan kekurangan oksigen, sehingga tidak dapat bekerja dengan maksimal.

2. Setelah lubang jadi, masukkan sampah organik seperti daun dan ranting kering serta sampah rumah tangga yang dapat terurai.

3. Tutup dengan kawat jaring agar orang yang menginjaknya tidak terperosok.

SUMURRESAPAN

Konstruksi Sumur Resapan Air (SRA) merupakan alternatif pilihan dalam mengatasi banjir dan menurunnya permukaan air tanah pada kawasan perumahan, karena dengan pertimbangan : a) pembuatan konstruksi SRA tidak memerlukan biaya besar, b) tidak memerlukan lahan yang luas, dan c) bentuk konstruksi SRA sederhana.

Sumur resapan air merupakan rekayasa teknik konservasi air yang berupa bangunan yang dibuat sedemikian rupa sehingga menyerupai bentuk sumur gali dengan kedalaman tertentu yang berfungsi sebagai tempat menampung air hujan diatas atap rumah dan meresapkannya ke dalam tanah (Dephut,1994). Manfaat yang dapat diperoleh dengan pembuatan sumur resapan air antara lain :

1. Mengurangi aliran permukaan dan mencegah terjadinya genangan air, sehingga memperkecil kemungkinan terjadinya banjir dan erosi,

2. Mempertahankan tinggi muka air tanah dan menambah persediaan air tanah,

3. Mengurangi atau menahan terjadinya intrusi air laut bagi daerah yang berdekatan dengan wilayah pantai,

4. Mencegah penurunan atau amblasan lahan sebagai akibat pengambilan air tanah yang berlebihan,

5. Mengurangi konsentrasi pencemaran air tanah (Departmen Kehutanan, 1995).

Bersahabat dengan Air Beberapa fakta mengenai air:

1. Kamar mandi di rumah menggunakan hampir 70% dari seluruh penggunaan air 2. Sebanyak 15% air dipakai di dapur

3. Sisanya digunakan untuk mencuci baju dan menyiram kebun 4. Setiap orang rata-rata menggunakan 300 liter air setiap hari

Gambar

tabel berikut :
Gambar TemaDampak
Gambar di atas merupakan suatu gambar tentang kesalahan-kesalahan kecil masyarakat yangdapat merusak lingkungan
Gambar di atas merupakan gambar dimana secara tersembunyi terdapat hewan-hewan yangberada pada ekosistem tertentu
+2

Referensi

Dokumen terkait