• Tidak ada hasil yang ditemukan

ALAT BUKTI SAKSI DALAM PRAKTEK PEMERIKSAAN PERSIDANGAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ALAT BUKTI SAKSI DALAM PRAKTEK PEMERIKSAAN PERSIDANGAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI SEMARANG - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

ALAT BUKTI SAKSI DALAM PRAKTEK PEMERIKSAAN PERSIDANGAN PERKARA PERDATA DI PENGADILAN NEGERI

SEMARANG

ABSTRAK

Alat bukti saksi diatur dalam Pasal 168-172 HIR, Pasal 306-309 RBg, dan Pasal 1895, 1902-1908 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. Dalam Pasal 171 HIR

(Pasal 308 ayat (2) RBg) dan Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 1907.

Saksi-saksi yang diajukan itu adalah mereka yang melihat, mendengar sendiri

peristiwa-peristiwa yang menjadi persoalan dan saksi-saksi yang pada waktu

perbuatan hukum itu dilakukan, sengaja telah diminta untuk menyaksikan perbuatan

hukum tersebut. Kesaksian itu harus diberikan secara lisan dan pribadi di persidangan, diberitahukan sendiri dan tidak diwakilkan, serta tidak dilakukan secara

tertulis. Tetapi ada suatu pertanyaan yang timbul “bagaimanakah jika saksi itu dalam

keadaan cacad atau keadaan badannya tidak memungkinkan untuk datang menghadap

dimuka persidangan”.

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian dan penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut: mengetahui orang yang dapat menjadi saksi dalam

praktek pemeriksaan persidangan perkara perdata di Pengadilan Negeri Semarang,

mengetahui kewajiban saksi dalam praktek pemeriksaan persidangan perkara perdata

di pengadilan negeri semarang, mengetahui pemeriksaan saksi dalam praktek

pemeriksaan perkara perdata di Pengadilan Negeri Semarang, mengetahui faktorfaktor

yang menjadi penghambat pelaksanaan praktek pemeriksaan alat bukti saksi di

Pengadilan Negeri Semarang dalam persidangan dan cara mengatasi hambatan

tersebut.

Metode penelitian yang digunakan penulis di dalam penelitian ini adalah metode yuridis empiris dengan spesifikasi penelitian yang bersifat deskritif– analitis,

(2)

Sedangkan alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian yaitu, orang yang dapat dijadikan saksi yaitu, setiap orang yang bukan pihak berperkara dimana ia melihat, mendengar dan

mengalami peristiwa

itu. Dalam pemeriksaan perkara perdata, saksi mempunyai kewajiban yaitu: saksi

wajib datang di Pengadilan, saksi harus bersumpah/ berjanji dan saksi harus

memberikan keterangan. Tata cara pemeriksaan saksi yaitu, bahwa saksi datang pada

hari dan tanggal yang telah ditentukan, dipanggil satu persatu masuk keruang sidang,

setelah itu majelis hakim menanyakan identitas saksi yang meliputi, nama lengkap,

umur, alamat, pekerjaan, dan agama.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan penulis terhadap

advokat/pengacara sebagai responden dan di Pengadilan Negeri Semarang

bahwasanya adanya hambatan-hambatan pelaksanaan alat bukti saksi dalam praktek

pemeriksaan persidangan perkara perdata di Pengadilan Negeri Semarang, maka

untuk itulah hambatan-hambatan tersebut harus diselesaikan dengan cara yang benar

sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Referensi

Dokumen terkait

PELAKSANAAN ASAS SEDERHANA, CEPAT DAN BIAYA RINGAN DALAM PEMERIKSAAN PERKARA PERDATA DI.. PENGADILAN

Tujuan penelitihan ini adalah untuk mengetahui penilaian hakim tentang kekuatan alat bukti akta otentik dalam proses pemeriksaan perkara perdata dalam praktek di

PENGATURAN MENGENAI ALAT BUKTI YANG SAH DALAM PEMERIKSAAN PERKARA KEKERASAN FISIK DALAM RUMAH TANGGA DI PENGADILAN Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun

Dalam praktik di Pengadilan pada umumnya, belum ada para pihak yang mengajukan alat bukti elektronik ke muka sidang, sehingga hakim perdata di Pengadilan Negeri

Adapun alat bukti dalam proses perkara perdata adalah meliputi Pemeriksaan Setempat (Pasal 153 HIR), Keterangan Ahli (Pasal 154 HIR) dan alat bukti sebagaimana

yang sangat penting didalam proses penyelesian suatu perkara perdata terutama pada tahapan pembuktian dengan pemeriksaan alat-alat bukti , dikala mana bukti tulisan

“Keterangan saksi sebagai alat bukti ialah apa yang saksi nyatakan di sidang pengadilan”. Keterangan saksi harus diberikan atau dibacakan dimuka persidangan agar hakim

Penelitian terdahulu yang ditulis oleh Arkisman (2017) berjudul ”Effektifitas Alat Bukti Pemeriksaan Setempat pada Sidang Perkara Perdata di.. Pengadilan