• Tidak ada hasil yang ditemukan

S PJKR 1001576 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S PJKR 1001576 Chapter3"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan sebagai cara ilmiah, mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode penelitian sangat penting dalam sebuah penelitian, tanpa metode penelitian sebuah penelitian akan berantakan. Metode penelitian mencakup lokasi, sampel dan populasi, desain penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, dll. Metode penelitian menjelaskan metode apa yang akan dipakai untuk sebuah penelitian, bagaimana teknik pengambilan populasi dan sampel, bagaimana desain penelitian yang dipakai, instrumen penelitiannya menggunakan apa, bagaimana teknik pengumpulan datanya, dan sebagainya. Pemilihan metode penelitian yang tepat akan mempengaruhi hasil penelitian yang sesuai dengan tujuan.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu menguji pengaruh model pembelajaran langsung dan Model Pembelajaran Inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola di SMAN 15 Bandung, maka metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen. Sugiyono (2012, hlm. 106) menyatakan bahwa, “Metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap hal yang lain dalam kondisi yang terkendali. Sesuai dengan masalah yang dikaji oleh peneliti maka dari itu peneliti menggunakan metode penelitian eksperimen sebagai metodenya.”

B.Lokasi dan SubjekPenelitian 1. Lokasi Penelitian

(2)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penulis melakukan observasi lapangan, yang melihat kurangnya motivasi dan hasil belajar siswa dalam memecahkan masalah pada pembelajaran sepakbola.

2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dimaksudkan untuk memperkuat serta memberikan informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI, dan XII Sekolah Menengah Atas Negeri 15 Bandung Tahun Ajaran 2014/2015.

C.Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi adalah seluruh objek atau subjek yang akan diteliti, sebagaimana dijelaskan oleh Sugiyono (2012, hlm. 119) bahwa “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik suatu kesimpulan.”

Sesuai dengan pendapat tersebut peneliti menyimpulkan bahwa populasi bukan hanya manusia sebagai makhluk hidup melainkan dapat juga berupa benda-benda mati yang ada di alam dunia ini, dan populasi bukan hanya sekedar objek atau subjek saja, tetapi meliputi seluruh karakteristik sifat, perilaku, keadaan dan lain-lain yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Dalam penelitian ini populasi yang diteliti adalah siswa SMAN 15 Bandung.

b. Sampel

(3)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang diambil dari populasi itu dengan catatan sampel tersebut harus bersifat benar-benar mewakili dari populasi tersebut.

Tekhnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, menurut Sugiyono (2012 : 124) purposive sampling yaitu “ tekhnik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” Alasan mengapa peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam penelitian ini, karena siswa yang akan

menjadi sampel harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

1. Siswa yang menjadi sampel adalah siswa kelas X, XI, dan XII yang mengikuti ekstrakurikuler Sepakbola di SMAN 15 Bandung.

2. Siswa yang menjadi sampel berjenis kelamin laki-laki.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sesuai dengan kriteria diatas berjumlah 40 orang, selanjutnya siswa dibagi menjadi 2 kelompok sama banyak dengan cara diundi yaitu 20 orang untuk kelompok model pembelajaran langsung dan 20 orang untuk kelompok model pembelajaran inkuiri.

D.Desain Penelitian

Dalam suatu penelitian dibutuhkan desain penelitian untuk dijadikan acuan dalam langkah-langkah penelitian. Mengenai desain penelitian Nasution mengatakan (2004, hlm. 40) bahwa, ”Desain penelitian merupakan suatu rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan penelitian”. Penggunaan desain penelitian ini disesuaikan dengan aspek penelitian serta pokok masalah yang ingin diungkapkan. Penggunaan desain dalam penelitian ini adalah Postest Only Control Group Design, yakni pada desain ini tidak terdapat pretest sebelum diberi perlakuan.

(4)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel. 3.1 Desain Penelitian

Sampel Variabel bebas Variabel terikat

A Model Pembelajaran Langsung (A1)

Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2) B Model Pembelajaran Inkuiri

(B1)

Motivasi Belajar (Y1) Hasil Belajar (Y2)

Adapun langkah-langkah penelitiannya penulis deskripsikan dalam bentuk gambar 3.1 berikut :

Treatment/ Perlakukan

Treatment/ Perlakukan

Pengolahan dan Analisis Data

Kesimpulan Model Pembelajaran

Langsung

Model Pembelajaran Inkuiri Siswa SMAN 15 Bandung

Siswa Kelompok A Siswa Kelompok B

B

Motivasi Belajar Hasil Belajar

(5)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar. 3.1 Langkah-langkah Penelitian

E.Variabel Peneliatian dan Definisi Operasional 1. Variabel Penelitian

a. Variabel bebas ( Independent Variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) mengemukakan bahwa, “ variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel terikat.” Penelitian ini variabel bebasnya adalah model pembelajaan langsung dan model pembelajaran inkuiri.

b. Variabel terikat ( dependent variable )

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 61) menerangkan bahwa “ variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.” Dalam penelitian ini variabel terikatnya adalah motivasi belajar dan hasil belajar siswa.

2. Definisi Operasional

Untuk mengukur variabel motivasi belajar siswa, para ahli memberikan pandangan tentang definisi motivasi belajar siswa, antara lain :

a. Hamzah Uno (2011, hlm. 23) mengemukakan motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku.

(6)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

F. Teknik Penngumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Untuk mengetahui seberapa besar kemampuan motivasi belajar siswa dalam permainan sepakbola .

Pengertian metode angket menrut Sugiyono (2012, hlm. 199) mengemukakan bahwa “angket atau kusioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan sepengkat pertanyaan atau pernyatan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.”

G.Instrumen Penelitian

Dalam Penelitian biasanya dibutuhkan suatu alat ukur yang dapat melihat atau menggambarkan perubahan atau kemajuan yang telah dicapai dari suatu penelitian. Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau alat ukur untuk mengukur variabel penelitian. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 147) mengemukakan bahwa “Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.” Guna tercapainya keberhasilan penelitian, maka diperlukan suatu teknik dan alat pengumpulan data yang tepat atau sesuai dengan masalah yang akan diteliti. Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 121) “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan sesuatu metode.”

(7)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1) Instrumen Motivasi Belajar

Untuk memperoleh data tentang tingkat motivasi belajar siswa digunakan kuesioner yang disusun oleh penulis. Menurut Sugiyono (2012, hlm. 192) menjelaskan bahwa, “Kuesioner atau angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.” Sedangkan menurut Arikunto (2007, hlm. 151) menyatakan bahwa “Angket atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang kepribadiannya atau hal-hal yang dia ketahui.” Angket atau kuesioner pada penelitian ini dibuat untuk menjaring dan memperoleh informasi bagaimana gambaran tingkat motivasi belajar siswa.

Jenis angket yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket tertutup. Angket tersebut telah tersusun atas pertanyaan dan pernyataan yang tegas, teratur, kongkrit, lengkap dan tidak menuntut jawaban, hanya sesuai dengan alternatif jawaban. Ini sependapat dengan apa yang dikemukakan oleh Arikunto (2007, hlm. 152) yang menyebutkan “angket tertutup atau kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih.”

Instrumen yang dibuat oleh penulis dikembangkan dalam bentuk kuesioner dengan pola jawaban berskala likert. Proses penyusunan kuesioner diawali menyusun dan menentukan indikator-indikator motivasi belajar, pembuatan kisi-kisi kemudian dikembangkan menjadi butir-butir pertanyaan beserta taraf skalanya.

a. Definisi Konseptual dan Operasional

(8)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; dan (6) adanya lingkungan yang kondusif dalam belajar.

b. Kisi-kisi Instrumen Motiasi Belajar

Berdasarkan komponen motivasi belajar yang dikemukakan oleh Uno (2011, hlm. 23) di atas kemudian disusun indikator-indikator untuk mempermudah membuat butir-butir pertanyaan atau pernyataan. Adapun kisi-kisi butir pertanyaan dan pernyataan untuk mengukur tingkat motivasi belajar dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut:

1.Hasrat dan keinginan berhasil dalam belajar

a.Dorongan untuk berusaha

belajar lebih baik 14

7, 12,13, 30,

3.Harapan dan cita-cita masa depan

(9)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penghargaan dalam belajar 5.Kegiatan yang menarik

dalam belajar

a.Memiliki minat yang tinggi

pada pelajaran 4 36,43 27,34 pertanyaan atau pernyataan. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh angket yang sesuai dengan permasalahan dalam penelitian. Penyusunan dalam bentuk angket ini bertujuan untuk mencari jawaban atau pokok permasalahan dalam penelitian ini.

Berkaitan dengan alternatif jawaban angket, penulis menggunakan skala Likert untuk item alternatif jawaban. Tiap alternatif jawaban mempunyai nilai tersendiri sesuai dengan peringkat jawaban yang bersangkutan. Sugiyono (2012, hlm. 134) menjelaskan bahwa “Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.” Adapun kriteria penilaiannya dapat dilihat pada tabel 3.4 tentang kriteria pembuatan skor. Selanjutnya butir instrumen dibuat dalam bentuk pernyataan. Setiap pernyataan yang dijawab oleh responden mendapat nilai sesuai dengan alternatif jawaban yang bersangkutan.

Tabel 3.3

Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban Sumber Sugiyono (2012, hlm. 134)

Alternatif Jawaban Skor Alternatif Jawaban

(10)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tidak Setuju (TS)

Pernyataan-pernyataan angket penilaian ini dapat dilihat pada lampiran. c. Uji coba Angket

Angket yang telah disusun harus diujicobakan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas dari setiap butir pernyataan-pernyataan. Dari uji coba angket akan diperoleh sebuah angket yang memenuhi syarat dan dapat digunakan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini.

Uji coba angket dilaksanakan terhadap siswa kelas X, XI, DAN XII SMA Negeri 15 Bandung yang memiliki karakteristik yang sama dengan sampel penelitian. Angket tersebut diberikan kepada para sampel penelitian sebanyak 30 orang. Sebelum para sampel mengisi angket tersebut, penulis memberikan penjelasan mengenai cara-cara mengisinya.

d. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh kesahihan dan keterandalan dari setiap butir soal, uji validitas instrumen yang digunakan adalah uji validitas internal butir tes dengan mengkorelasikan antara skor tiap butir soal yang didapat dengan skor total responden, sedangkan untuk reliabilitas instrumen penulis menggunakan rumus korelasi Product Moment.

1) Pengujian Validitas Instrumen

Uji validitas instrumen berkenaan dengan ketepatan yang hendak diukur sesuai dengan fungsinya. Menurut Sukmadinata (2011, hlm. 228) “suatu instrumen dikatakan valid atau memiliki validitas bila instrumen tersebut benar-benar mengukur aspek atau segi yang akan diukur.”

(11)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

semakin menunjukan apa yang diukur. Langkah-langkah yang penulis tempuh untuk menunjukkan validitas instrumen ini adalah sebagai berikut :

a. Menyebarkan angket kepada responden berbeda.

b. Memberikan skor terhadap pernyataan sesuai dengan jawaban responden. c. Menghitung korelasi setiap item pernyataan dengan menggunakan rumus

product moment menurut Sugiyono (2012, hlm. 255) dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan :

rxy = korelasi antara variabel X dan Y (kriteria) X = jumlah skor variabel X

Y = jumlah skor variabel Y XY = jumlah skor X kali Y N = jumlah responden

Untuk memudahkan peneliti dalam menguji validitas, maka peneliti menggunakan alat bantu aplikasi pembantu statistik yaitu Microsoft Office Excel 2007. Setelah mendapat hasil dari total nilai korelasi dari tiap butirnya, maka hasil tersebut dibandingkan dengan nilai rtabel pada taraf signifikansi 0,05 dan jumlah responden sebanyak 30. Untuk menentukan apakah item dari soal tersebut valid atau tidak, peneliti berpedoman pada acuan jika rhitung > rtabel berarti item soal tersebut dinyatakan valid. Juga sebaliknya apabila jika rhitung < rtabel maka item soal tersebut dinyatakan tidak valid. Bila ada item soal yang tidak memenuhi standar validitas, maka akan dibuang, dan jumlah item yang lainnya dinyatakan valid serta sejumlah item soal itulah yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian.

(12)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas

No. Butir

Instrumen rhitung rtabel Keterangan

1 0.421 0.361 Valid

2 0.367 0.361 Valid

3 0.428 0.361 Valid

4 -0.005 0.361 Tidak Valid

5 -0.060 0.361 Tidak Valid

6 0.095 0.361 Tidak Valid

7 0.441 0.361 Valid

8 0.095 0.361 Tidak Valid

9 0.373 0.361 Valid

10 0.414 0.361 Valid

11 0.393 0.361 Valid

12 0.388 0.361 Valid

13 0.347 0.361 Valid

14 0.435 0.361 Valid

15 0.438 0.361 Valid

16 0.151 0.361 Tidak Valid

17 0.472 0.361 Valid

18 0.455 0.361 Valid

19 0.646 0.361 Valid

20 0.395 0.361 Valid

(13)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(14)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Reliabilitas atau keterandalan menggambarkan derajat keajegan atau konsistensi hasil pengukuran. Suatu alat pengukuran atau tes dikatakan reliabel jika alat ukur menghasilkan suatu gambaran yang benar-benar dapat dipercaya dan dapat diandalkan untuk membuahkan hasil pengukuran yang sesungguhnya. Pengujian reliabilitas menggunakan rumus korelasi Product Moment yaitu dengan mengkorelasikan perolehan skor antara nomor-nomor butir tes gasal dengan genap. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Setelah diperoleh koefisien korelasi berdasarkan butir tes gasal dan genap, untuk menghitung tingkat reliabilitas seluruh tes digunakan rumus Spearman Brown sebagai berikut:

(Arikunto, 2010, hlm. 223) Keterangan:

ri : Reliabilitas internal seluruh instrumen

rb : Korelasi Product Moment antara butir tes gasal dan genap (rxy).

Penghitungan uji reliabilitas instrumen penelitian variabel kreativitas siswa dibantu dengan menggunakan aplikasi Microsoft Office Excel 2007 yang disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas

GANJIL GENAP

GANJIL 1

GENAP 0.818457 1

(15)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Setelah diperoleh hasil penghitungan diinterpretasikan pada interpretasi nilai r pada tabel berikut menurut Riduwan (2011, hlm. 138).

Tabel 3.6 Interpretasi Nilai r

Interval Koefisien Kriteria Keterandalan

0.80-1.000 Sangat Tinggi

0.60- 0.799 Tinggi

0.40- 0.599 Cukup

0.20- 0.399 Rendah

0.00- 0.199 Sangat Rendah

Instrumen tersebut memiliki koefisien korelasi sebesar 0.818457, nilai tersebut menunjukkan bahwa instrumen ini memiliki tingkat reliabilitas yang sangat tinggi.

e. Pelaksanaan Pembelajaran

Eksperimen atau pelaksanaan pembelajaran dilakukan sebanyak 16 kali pertemuan dengan intensitas pertemuan tiga kali seminggu. Mengenai jangka waktu lamanya latihan menurut Juliantine, dkk. (2007, hlm. 2.65) menyatakan bahwa: “latihan sebaiknya dilakukan 3 kali dalam seminggu.” Adapun latihan yang diperlukan adalah selama 6 minggu.

Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan terdiri dari tiga bagian yaitu pemanasan, inti, dan penutup. Adapun uraian pembelajarannya adalah sebagai berikut:

1) Pemanasan

(16)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Inti

Penyampaian materi pembelajaran sesuai dengan program pembelajaran yang ditetapkan yaitu dengan materi shooting, passing-stopping, dan dribbling. Materi pembelajaran menggunakan model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri.

3) Penutup

Pada akhir pembelajaran atau penutup dilakukan evaluasi kegiatan, antara lain: menjelaskan makna dan tujuan pembelajaran yang dilakukan, kemudian pelemasan untuk melemaskan otot-otot yang tegang karena telah digunakan pada inti pembelajaran.

Program pembelajaran selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2) Instrumen Penelitian Hasil Belajar

Dalam penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel penelitian diperlukan alat yang disebut instrumen. Menurut Arikunto (2002, hlm. 126) menjelaskan, bahwa “Instrumen adalah alat pada waktu peneliti menggunakan metode.” Dalam pengumpulan data ini penulis menggunakan tes, sebagaimana yang dijelaskan olah Nurhasan (2007, hlm. 3) bahwa tes adalah “Suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk memperoleh data yang objektif tentang hasil belajar siswa.” Data tersebut diperoleh pada awal eksperimen sebagai data awal dan pada akhir eksperimen sebagai data akhir. Tujuannya agar dapat mengetahui pengaruh hasil perlakuan dan perbedaannya yang merupakan tujuan akhir dari eksperimen. Tes yang dilakukan pertama adalah tes kemampuan passing dan stoping yang akan diberikan peneliti pada testee. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut: 1) Tujuan tes : Mengukur keterampilan dan gerak kaki dalam menembak dan

menahan bola.

(17)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Stop watch

c. Bangku swedia 4 buah (papan ukuran 3m x 60 cm sebanyak 2 buah) d. Kapur.

3) Petunjuk Pelaksanaan:

a. Testee berdiri di belakang garis tembak yang berjarak 4 meter dari sasaran/papan, boleh dengan posisi kaki kanan siap menembak ataupun sebaliknya.

b. Pada aba-aba “Ya”, testee mulai menembak bola ke sasaran/papan dan menahannya kembali dengan kaki di belakang garis tembak yang akan menembak bola berikutnya yang arahnya berlawanan dengan tembakan pertama.

c. Lakukan kegiatan ini bergantian antara kaki kiri dan kanan selama 30 detik

d. Apabila gagal ke luar dari daerah tembakan, maka testee menggunakan bola cadangan yang telah disediakan.

4) Gerakan tersebut dinyatakan Sah bila :

a. Menembak dengan kedua kaki secara bergantian. Contoh (kaki kiri, kaki kanan, kaki kiri dst)

b. Menahan bola dengan kaki dibelakang garis tembak 5) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila :

a. Bola ditahan dan disepak di depan garis sepak yang akan menembak bola

b. Hanya menahan dan menembak bola dengan satu kaki. 6) Cara menskor :

Jumlah menembak dan menangkis bola yang sah, selama 30 detik. Hitungan 1, diperoleh dari satu kali kegiatan menendang bola.

(18)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

60 cm

4 m

4 m

3 m

Gambar 3.2

Diagram Lapangan Tes Sepak Tahan Bola (sumber nurhasan, 2007, hlm. 207)

Selain pemberian tes awal stoping-passing yaitu untuk mengukur hasil belajar dalam aspek psikomotor, siswa juga harus diperhatikan proses belajar dari aspek yang lainnya seperti aspek kognitif dan afektif. Untuk melihat perkembangan hasil belajar dari aspek kognitif dan afektif harus dilakukan pengamatan langsung oleh penulis dengan melakukan observasi saat pemberian materi. Baik itu untuk kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

Tes yang kedua dilakukan adalah tes menggiring bola (dribbling). Adapun tata cara pelaksanaan tes menggiring bola ( dribbling )adalah sebagai berikut :

1) Tujuan untuk mengukur keterampilan, kelincahan, dan kecepatan kaki dalam menggiring bola.

2) Alat/Perlengkapan yang digunakan adalah bola, stopwatch, enam buah rintangan (patok/tongkat), tiang bendera, kapur, dan alat tulis.

3) Petunjuk pelaksanaan tes yaitu sebagai berikut :

(19)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Ketika ada peluit star naracoba mulai melakukan dribbling dengan melewati lintasan pada beberapa patok dengan mengikuti arah/tanda panah lintasan.

Apabila melakukan kesalahan naracoba haru scepat memperbaikinya atau mengejar bola kembali kelintasan tes tanpa menyentuh bola dengan anggota badan lainnya selain kaki.

Melakukan dribel bola dengan kaki yang saling bergantian antara kanan dan kiri atau minimal salah satu kaki pernah menyentuh bola. Gerakan menggiring dinyatakan salah apabila naracoba menggiring di luar lintasan tes yang telah di buat, menggiring hanya dengan satu kaki, dan menggunakan anggota badan lain selain kaki ketika menggiring bola.

4) Skor adalah waktu yang di tempuh oleh naracoba dalam menggiring bola dari mulai peluit start sampai garis finish.

5) Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram tes di bawah ini :

Finish Start

5 M

5 M

(20)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(sumber nurhasan, 2007, hlm. 211)

Tes yang ketiga dilakukan adalah Tes menembak/ menendang bola ke sasaran (shooting)

1) Tujuan :

Mengatur keterampilan, ketepatan dan kecepatan gerak kaki dalam menyepak bola ke sasaran.

2) Alat yang digunakan: - Bola

- Stop watch - Gawang - Nomor-nomor - Tali

3) Petunjuk pelaksanaan:

- Testee berdiri dibelakang bola yang diletakkan pada seluruh titik berjarak 16,5 m di depan gawang/ sasaran

- Tidak ada aba-aba dari testee

- Pada saat kaki testee mulai menendang bola, maka stop watch dijalankan dan berhenti saat bola mengenai/ kena sasaran

- Testee diberi 3 (tiga) kali kesempatan 4) Gerakan tersebut dinyatakan gagal bila:

- Bola keluar dari daerah sasaran

- Menempatkan bola tidak pada jarak 16,5 dari sasaran 5) Cara menskor:

- Jumlah skor dan waktu yang ditempuh bola pada sasaran dalam tiga kali kesempatan

(21)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Untuk lebih jelasnya lihat gambar berikut ini:

7 5 3 1 3 5 7

78 cm 90 cm 103 cm 185 cm 103 cm 90 cm 78 cm

...

Gambar 3.4 Diagram Lapangan Tes Menembak Bola ke Saasaran (sumber nurhasan, 2007, hlm. 214)

H.Teknik analisis data

Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data penelitian yang sudah terkumpul adalah teknik analisis uji perbedaan dua rata-rata. Teknik analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran langsung dan model pembelajaran inkuiri terhadap motivasi dan hasil belajar permainan sepakbola.

(22)

Moch RamdhanAbdul Fatah, 2014

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LANGSUNG DAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PERMAINAN SEPAKBOLA DI SMAN 15 BANDUNG

Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Deskriptif statistik dengan menggunakan penghitungan mean dan standar deviasi atau simpangan baku.

Gambar

gambar 3.1 berikut :
Tabel 3.2
Tabel 3.3 Kategori Pemberian Skor Alternatif Jawaban
Tabel 3.4  Hasil Uji Validitas
+5

Referensi

Dokumen terkait

Ibid., hlm.. kompetensi lulusannya memenuhi standar tertentu yang dapat dipertanggungjawabkan. Pendidikan yang berbasis luas merupakan bentuk penyelenggaraan pendidikan

Sebagai sebuah SKPD yang memiliki tugas pokok yang sangat strategis dalam rangka menyelenggarakan perumahan, pemukiman dan pembinaan teknis gedung pemerintah daerah,

Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita

Metode penelitian kualitatif pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat

Skripsi berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Solving dengan Media Animasi Terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Siswa di SMA Negeri 2 Tanggul Jember” telah

“Apabila atas jumlah pajak yang masih harus dibayar, yang berdasarkan Surat Tagihan Pajak, Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar, serta Surat Ketetapan Pajak Kurang

Kemudian pembimbing membuka kegiatan layanan dengan mengucapkan salam dan menanyakan kabar peserta didik (siswa) dilanjutkan dengan mengecek kehadiran siswa. Selanjutnya

Dari kegiatan yang teridentifikasi pada persiapan penelitian di kelas X SMA Pasundan 1 Bandung, peneliti dan guru merencanakan langkah-langkah penerapan metode mind map