• Tidak ada hasil yang ditemukan

prosiding semnas agribisnis 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "prosiding semnas agribisnis 2015"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ii

PROSIDING

SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS III

INOVASI AGRIBISNIS UNTUK PENINGKATAN

PERTANIAN BERKELANJUTAN

Tim Editor:

Edy Prasetyo

Bambang Trisetyo Eddy

Mukson

Siswanto Imam Santoso

Titik Ekowati

Sudiyono Marzuki

Wahyu Dyah Prastiwi

Migie Handayani

Tutik Dalmiyatun

Marry Christiyanto

Mitra Bestari:

Kusmantoro Edy Sularso

(Fakultas Pertanian Universitas Jendral Soedirman Purwokerto)

Diterbitkan oleh :

(3)

iii

ISBN

PROSIDING SEMINAR NASIONAL AGRIBISNIS III

INOVASI AGRIBISNIS UNTUK PENINGKATAN

PERTANIAN BERKELANJUTAN

Hak Cipta 2015. FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG

Kampus drh. R. Koesoemowardojo, GEdung B Lantai III Tembalang, Semarang (50275)

Telp : 024-7474750 Fax : 024-7474750

E-mail : agribisnisundip@gmail.com

Isi Prosiding dapat disitasi dengan menyebutkan sumbernya

Penyunting : Edy Prasetyo, Bambang Trisetyo Eddy, Mukson, Siswanto Imam,

Santoso, Titik Ekowati, Sudiyono Marzuki, Wahyu Dyah Prastiwi, Migie

Handayani, Tutik Dalmiyatun, Marry Christiyanto, Kusmantoro Edy Sularso

Prosiding dari Seminar Nasional Agribisnis III

Inovasi Agribisnis untuk Peningkatan Pertanian Berkelanjutan Diselenggarakan di Semarang, 9 September 2015

xiii + 668 halaman

Diterbitkan oleh :

(4)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

SAMBUTAN KETUA PANITIA ...

SAMBUTAN REKTOR ...

RUMUSAN HASIL SEMINAR .....

KUMPULAN MAKALAH

PEMAKALAH UTAMA

iv

v

vi

viii

Sumberdaya Pertanian dalam Menghadapi MEA

ENDANG SITI RAHAYU ……… 1

Agribisnis sebagai Unggulan Pembangunan Ekonomi Nasional

DWIDJONO HADI DARWANTO …... 6

Pemberdayaan Petani Indonesia

BUDI DARMAWAN …..…...

Sumberdaya Manusia dalam Mendukung Pertanian Berkelanjutan

WILUDJENG ROESSALI ………...

TOPIK 1. SARANA PRODUKSI PERTANIAN (SAPROTAN) ……….. 14

Analisis Tingkat Adopsi Teknologi, Serapan Tenaga Kerja dan Produktivitas Kelapa Sawit (Elaeis guinensis jack) di Kabupaten Rokan Hulu

IRSYADI SIRADJUDDIN ………... 15

Analisis Biaya Produksi Sistem Integrasi Ternak Sapi melalui Pemanfaatan Limbah Perkebunan dan Limbah Agroindustri di Kecamatan Pangkalan Lesung Kabupaten Pelalawan

EVY MAHARANI, SUSY EDWINA dan BUNGARAN SITUMORANG ………….. 25

Penerapan Budidaya Padi Sri (System of Rice Intensification) : Aplikasi Beberapa Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi Sawah

(5)

viii

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Usahatani Padi Darat (Oryza sativa) di Desa Tingkok Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu

KIAGUS MUHAMMAD ZAIN BASRIWIJAYA ………... 41

Penerapan Inovasi Teknologi Benih Padi Bermutu melalui Penangkar Mandiri di Provinsi Aceh

ABDUL AZIZ dan BASRI A. BAKAR ... 47

Model Pengembangan Pertanian Pedesaan melalui Inovasi (MP3MI) Berbasis Padi Sawah di Aceh

BASRI A. BAKAR dan ABDUL AZIZ ………... 55

Pengaruh Pemberian Tiga Level Hormon FSH terhadapPeningkatan Persentase Kelahiran Kembar pada Sapi Peranakan Ongole

PENI WAHYU PRIHANDINI dan JAUHARI EFENDY ………... 66

Faktor-faktor yang Berpengaruh terhadap Penerimaan Usaha Penggemukan Sapi Potong Simpo di Kabupaten Wonosobo

B.M. SETIAWAN, D. SUMARJONO, K. BUDIRAHARJO dan M. HANDAYANI …… 74

Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Padi Sawah di Daerah Irigasi Batang Angkola Provinsi Sumatera Utara

VIKTOR SIAGIAN ………..…... 82

Kinerja Program Sistem Pertanian Terintegrasi : Pengatuh Faktor Teknis, Sosial dan Ekonomi

SRI WAHYUNI ………... 89

Efektivitas Kawin Alam dalam Meningkatkan Angka Kebuntingan pada Sapi Dara Silangan

JAUHARI EFENDY dan AINUR RASYID …………... 100

Pertumbuhan dan Produktivitas Padi dengan Penggunaan Pupuk Organik dan Anorganik di Lahan Sawah

FORITA DYAH ARIANTI, KHAIRIL ANWAR dan YULIS HINDARWATI ... 105

Pengaruh Faktor-faktor Program Kredit Peternakan terhadap Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong Rakyat Pola Induk-Anak di Provinsi Jawa Tengah

(6)

ix

Respon Berbagai Bahan Pembenah GTanah Salin terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Protein Kasar Calopogonium mucunoides

F. KUSMIYATI, SUMARSONO, KARNO dan EKO PANGESTU ……….. 126

Hubungan Daya Open dan Service per Conception (S/C) dengan Produksi Susu Sapi Perah

MAHARULLAH, P. SAMBODO dan D.W. HARJANTI ………. 133

Feed Cost Per Gain Pemeliharaan Sapi Jawa Brebes Secara Intensif Menggunakan Pakan Jerami dan Konsentrat Dengan Level Protein yang Berbeda

CHRISTINA MARIA SRI LESTARI, SOEDARSONO, EKO PANGESTU dan

AGUNG PURNOMOADI ……… 140

TOPIK 2. TEKNOLOGI BUDIDAYA DAN PERTANIAN ORGANIK …... 147

Penerapan Sistem LEISA (Low External Input and Sustainable Agriculture) terhadap Produktivitas Rumput Raja (King Grass)

SUYITMAN, L. WARLY, EVITAYANI dan A. RACHMAT ... 148

Strategi Peningkatan Indeks Pertanaman Padi Kaitannya terhadap Pendapatan dan Tingkat Kesejahteraan Petani pada Lahan Pasang Surut di Sumatera Selatan

HENNY MALINI, MARWAN SUFRI dan DESI ARYANTI …... 157

Estimasi Heritabilitas Berat Lahir dan Berat SApih pada Kambing Persilangan Boer dan Peranakan Etawah (PE) di Beberapa Wilayah yang Berbeda

YULI ARIF TRIBUDi dan PENI WAHYU PRIHANDINI ………... 167

Inovasi Agribisnis : Paspor Petani di Lahan Rawa Lebak Kalimantan Selatan Menuju Kesejahteraan

SUSLINAWATI dan MUHAMMAD FAUZI ………... 172

Sistem Tanam Jajar Legowo Meningkatkan Produktivitas Padi di Lahan Sawah Tadah Hujan Kabupaten Ogan Komering Ilir Sumatera Selatan

WALUYO dan SUPARWOTO ………... 181

Hambatan Pelaksanaa TEknologi IB SapiBali di Kabupaten Barru

S. BABA, HASTANG dan M. RIZAL ... 186

Pengaruh Jarak Waktu Pembersihan Feses pada Kandang Kelompok Model Litbangtan terhadap Pertumbuhan Bobot Badan HArian (PBBH) Sapi Bali Betina

(7)

x

Identifikasi Faktor-faktor Penghambat Pelaksanaan Sistem Tanam Jajar Legowo di Tingkat Petani Menggunakan KombinasiTeknik Fishbone Diagram dan Proportional Piling sebagai Perwujudan Penyuluhan Partisipatif Menuju Swasembada Pangan

ARIS FAJAR dan RETNA PALUPI …... 196

Sereal Beras Merah Organik : Inovasi Agribisnis Berbasis Pertanian Berkelanjutan

TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI, RINI DWIASTUTI dan AGIL NARENDAR … 206

Efektivitas Pakan Leguminosa Herba Model Leisa terhadap Investasi Parasit Internal pada Sapi Timor

YENI WIDYANINGRUM dan SOPHIA R ... 215

Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Padi IR-64 (Oryza sativa L VAR IR-64) terhadap Pemberian Gibberelic Acid

SARJANA PARMAN ……… 221

Validasi WaktuTanam Berdasarkan KATAM Terpadu di Lahan Sawah Irigasi Dataran Tinggi

MEINARTI NORMA SETIAPERMAS dan SRI MINARSIH ………. 228

Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan di Kota Samarinda

AFRILIA TRI WIDYAWATI dan RIDHA NURLAILY …... 237

Potensi dan Peluang Tanaman Talas dan Ganyong Mendukung Usaha Agribisnis Berkelanjutan di DKI Jakarta

E. SUGIARTINI, T. RHAMDAN, U. ASTUTI dan WARYAT ……… 244

Realisasi dan Prospek Pengembangan Sapi Potong melalui Sistem Integrasi dengan Tanaman Tebu di Jawa Timur

BAMBANG WINARSO dan DEWI SAHARA ………... 252

Hubungan Perilaku Zooteknis dan Daya Dukung Sumberdaya Pakan dengan Penampilan Ternak Perah pada Usahatani Konservasi Sub Daerah Aliran Sungai Hulu Kaligarang

R.A. PUTRI, SUMARSONO dan L.K. NUSWANTARA …... 263

Studi Performansi dan Konstruksi Mesin Pemanen Padi pada Beberapa Daerah di Indonesia

ARUSTIARSO dan JOKO PITOYO ………... 296

Kualitas Hijauan Alfalfa (Medicago sativa) Sub Tropis melalui Teknik Budidaya dengan EMS

WIDYATI SLAMET, SYAIFUL ANWAR dan ENDANG DWI PURBAYANTI ... 276

(8)

xi

Zat Bioaktif dan Daya Hambat Antibakteri Daun Murbei

LAILY AGUSTINA, JAMILA dan JAMILAH ……….…... 281

Teknologi Pengolahan Pangan Lokal Substitusi dengan Tepung Ubi Jalar dalam Mendukung Ketahanan Pangan di Kalimantan Timur

NOOR ROUFIQ AHMADI dan SRI SUDARWATI ……... 286

Ibtek Bagi Produk Ekspor Komoditi Kakao di Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar Jawa Timur

PAWANA NUR INDAH, NORA AUGUSTIEN dan MULYADI ……….. 291

Karakteristik dan Uji Organoleptik Cake Berbahan BakuTepung SukunAsal Kepulauan Seribu

WARYAT, MUFLIHANI YANIS dan KARTIKA MAYASARI ……… 295

Penerimaan Panelis terhadap Daging Sapi Olahan yang telah Dimarinasi dengan Bawang Putih

NURWANTORO, V. PRIYO BINTORO, ANANG M. LEGOWO dan AGUNG PURNOMOADI ………...

300

Tingkat Preferensi tehadap Susu Kecambah Kedelai dengan Nilai Cerna Protein Terbaik

TRI CAHYO MARDIYANTO dan SRI SUDARWATI ……... 304

Analisis Pendapatan Penggunaan Limbah Cair Industri Pangan sebagai Co-Substrat dengan Feses Sapi pada Digester Biogas : dengan Fokus Produksi Methan untuk Produksi Listrik

SUTARYO, NINDY KRISDIANTY, ERNA RAHMAWATI dan AGUNG

PURNOMOADI ……….…... 311

Potensi Ekonomi dari Pengembangan Produk Pendamping Gula Tebu di Indonesia

SRI NURYANTI dan SISWANTO IMAM SANTOSO ... 316

Kualitas Minyak Kelapa Sawit Kaya Karoten dari brondolan Kelapa Sawit

HAJAR SETYAJI ……… 324

Pengaruh Keberadaan Kebun Kelapa Sawit terhadap Spesies dan Mutu Ikan di Kabupaten Muaro Jambi Provinsi Jambi

METHA MONICA, SURYANTO dan M. SYARIF ……… 330

(9)

xii

Kajian Kelembagaan dan Peran Penyuluhan pada Petani Kelapa Sawit di Provinsi Riau

ROSNITA, ROZA YULIDA, ARIFUDIN dan SUARDI TARUMUN ………... 337

Peranan KM-A Mitra Agro Kelurahan Karang Joang dalam Mendukung Usaha Pertanian Berkelanjutan di Kota Balikpapan

SRIWULAN PAMUJI RAHAYU dan DHYANI NASTITI P ………. 344

Upaya Percepatan Peningkatan Ekonomi Pengrajin Kue Olahan Sagu melalui Pengembangan Kemitraan Usaha

HENNY INDRAWATI dan CASKA ... 350

Model dan Strategi Pengembangan Kemitraan Pemasaran Komoditas Kakao di Koridor IV Terkoneksi dengan Makassar sebagai Market Center dalam Upaya Mengurangi Ketergantungan Petani pada Sistem Ijon di Provinsi Sulawesi Tengah

SUARDI, ELIMAWATI ROMBE dan SYAMSUDDIN……….. 360

Respon Penawaran dan Penentuan Harga Jual Beras pada Tingkat Petani di Provinsi Sulawesi Tengah

MAX NUR ALAM dan LIEN DAMAYANTI ………... 374

Pengkajian Sistem Produksi dan Pemasaran Gabah di Sentra Produksi Padi

DHYANI NASTITI P dan SRIWULANM P.R. ... 384

Kelembagaan Bagi Hasil Petani Sawah di Pedesaan

MUH ARIFIN FATTAH ……... 395

Instrumentasi Kredit Penguatan Modal Usahatani Tebu Berbasis Kelompok di Gondanglegi Malang sebagai Insentif Implementasi Good Agriculture Practise (GAP)

RINI DWIASTUTI, TATIEK KOERNIAWATI ANDAJANI dan SAFIRA …... 402

Pengaturan Waktu Impor dalam Menjaga Pendapatan Petani Cabai Merah

CHAIRUL MUSLIM dan VALERIANA DARWIS …... 418

Peranan Kelembagaan Usaha Pelayanan Jasa Alat dan Mesin Pertanian (UPJA) dalam Mendukung Swasembada Padi

TOTA SUHENDRATA ... 430

(10)

xiii

dan BUDI RAHARJO ……….. 441

Analisis Kinerja dan Kendala dalam Mengembangkan Dana BLM PUAP di Jawa Tengah

WAHYUDI HARIYANTO dan HERWINARNI EM …... 449

Supply Chain Emping Melinjo di Kecamatan Pajangan Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

ENY ISTIYANTI dan DIAH RINA KAMARDIANI ... 458

Analisis Faktor Sumberdaya Lokal untuk Peningkatan Produktivitas Sapi Perah di Kabupaten Boyolali

MUKSON, M. HANDAYANI dan H. SETIYAWAN … …... 467

Pola Saluran Pemasaran dan Efisiensi Pemasaran Ternak Ayam Broiler di Kabupaten Grobogan

SUDIYONO MARZUKI, WILUDJENG ROESSALI, RARASTIANEVI ANNISA,

KUSTOPO BUDIRAHARJO dan MIGIE HANDAYANI ... 475

Sistem Penguasaan dan Produktivitas Lahan Usahatani Padi di Desa Candi Kecamatan Karanganyar Kebumen

TITIK EKOWATI dan EDY PRASETYO ………... 481

TOPIK 5. SOSIAL EKONOMI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT ……….. 489

Implementasi Model Strategi Pengembangan Agribisnis untuk Peningkatan Produksi Pengendalian Penyakit Kanker Stadium Awal pada Tanaman Kakao dan Peningkatan Nilai Tambah Produk (Fokus pada Cluster Petani Orientasi Ekspor di Kabupaten Parigi Moutong Provinsi Sulawesi Tengah )

ROSIDA P. ADAM, SAIFUL DARMAN dan JOHANIS PANGGESO ………. 490

Pengetahuan Lokal Sumber Pertanian Berkelanjutan (Studi Petani Tembakau diDesa Sapobonto Kabupaten Bulukumba)

AMRUDDIN ………. 505

Kesediaan Menerima Nilai Hak Pengembangan Lahan sebagai Dasar Nilai Program Konservasi Lahan Persawahan

HAMDI SARI MARYUNI ………... 513

Strategi Keunggulan Bersaing melalui Implentasi Perencanaan Strategis Koperasi

(11)

xiv

Keragaan Agribisnis Cabe di Kabupaten Lombok Timur

I PUTU CAKRA A, MUJI RAHAYU dan YURISTA ………

529

Analisis Kinerja dan Tingkat Keaktifan Partisipasi Anggota pada Perkebunan Palsma Kelapa Sawit

LIFIANTHI, SELLY OKTARINA dan DWI WULAN SARI ……….. 540

Pemanfaatan Pekarangan Rumah untuk Budidaya Ikan Hias dalam Rangka Meningkatkan Pendapatan Keluarga

IIS DIATIN, YANI HADIROSEYANI, DESTI WAHYU dan FAHMI NURIZAL ….. 549

Inovasi dalam Pengelolaan Usaha Pengolahan Rumput Laut Euchema spinosum menjadi Alkali Treated Spinosum di Desa Bahari Kecamatan Towea Kabupaten Bima

POPONG NURHAYATI ………. 557

Persepsi Peserta Model Kawasan Rumah Lestari terhadap Teknologi Pemanfaatan Pekarangan di Kabupaten Sragen

M. ETI WULANJARI dan ACIMA ………. 565

Peningkatan Produksi dan Pendapatan Petani melalui Penerapan Teknologi Varietas Unggul Baru (VUB) dan Kalender Tanam di Kabupaten Kendal

ELLY KURNIYATI, MEINARTI NORMA S. dan ANGGI SAHRU ROMDON ……. 574

Pengelolaan Usahatani Jagung pada Lahan Miring dan Tingkat Pendapatan Petani di Kecamatan Labangka Kabupaten Sumbawa Nusa Tenggara Barat

SYLVIA K. UTAMI, YOHANAES G. BULU dan SRIROSO SATMOKO ………….. 580

Persepsi Penyuluh Pertanian Lapang terhadap Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (Ptt) Padi serta Penerapannya di Tingkat Petani di Kabupaten Tegal

RATIH KURNIA JATUNINGTYAS, ENDANG ROHMAN dan ABDUL CHOLIQ ... 586

Karakteristik Petani pada Usahatani Konservasi Sub DAS Kaligarang Hulu di Kota Semarang

W. SUMEKAR, SUMARSONO, E.D. PURBAYANTI dan N.E. WAHYUNINGSIH ….. 595

Peran Perempuan dalam Usaha Meningkatkan Pendapatan Keluarga Petani Hortikultura di Desa Kopeng Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang

DYAH MARDININGSIH, WULAN SUMEKAR, WILUDJENG ROESSALI dan

(12)

xv

Analisis Usaha Sapi Potong Rakyat di Wilayah Pertambangan Emas Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Utara

Y. TITIRLOLOBY, W. SUMEKAR,W.ROESSALI. S.I. SANTOSO, dan A. SETIADI 607

Produktivitas Tenaga Kerja Keluarga dalam Usaha Ternak Kerbau di Pulau Moa Kabupaten Maluku Barat Daya

J. LAINSAMPUTTY, W. ROESSALI, S.I. SANTOSO, A. SETIADI, W. SUMEKAR

dan B.T. EDDY ……… 616

TOPIK 6. KETAHANAN PANGAN ……….. 623

Diversifikasi dan Usaha Non Pertanian untuk Memperkuat Ketahanan Pangan dan Ekonomi Rumah Tangga Petani Kecil di Lahan Rawa Lebak Kabupaten Hulu Sungai Utara Kalimantan Selatan

MUHAMMAD FAUZI MAKKI ……… 624

Standar Konsumsi Gula sebagai Dasar Neraca Gula

JULIA FORCINA SINURAYA dan SRI WAHYUNI ……… 631

Potret Kesejahteraan dan Tingkat Konsumsi Pangan Petani Padi Lahan Kering (Studi Kasus : Kabupaten Cianjur)

VALERIANA DARWIS ……… 641

Pengembangan Varietas Unggul Baru (VUB) Padi Inpago dalam Rangka Mendukung Swasembada Padi di Kabupaten Banjarnegara

JOKO TRIASTONO, HAIRIL ANWAR dan ARIF SUSILA ……… 651

(13)

607

ANALISIS USAHA SAPI POTONG RAKYATDI WILAYAH PERTAMBANGAN EMAS KECAMATANWAEAPO KABUPATEN BURU UTARA

Y. Titirloloby, W. Sumekar,W.Roessali. S.I. Santoso, dan A. Setiadi Fakultas Peternakan dan Pertanian Universitas Diponegoro,

Email: titirlolobyulen@gmail.com

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui (a) karakteristik usaha ternak sapi potong, (b) pendapatan usaha sapi potong dan kontribusinya terhadap pendapatan rumah tangga. Penentuan lokasi penelitian adalah tiga desa dipilih secarapurposif samplingberdasarkan populasi sapi potong terbanyak.Desa terpilih adalah Waenetal dan Waneraja di Kecamatan Waeapo, Kabupaten Buru Utara.Populasi dalam penelitian ini adalah peternak sapi potong yang sekaligus berprofesi sebagai penambang emas. Penentuan sampel dilakukan dengan metode propotional random sampling sebanyak 60 orang. Data diperoleh melalui observasi dan wawancara menggunakan kuesioner. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik usaha ternak sapi potongdi Kecamatan Waeapo masuk dalam skala usaha kecil dengan jumlah kepemilikan ternak sapi pada kedua desa yaitu Waenetat dan Wanareja masing-masing adalah 7,03 ekor (4,4 ST) dan 5,71 ekor (3,7 ST). Pendapatan total keluarga per tahun rata-rata adalah Rp. 2.749.668,70 dan Rp 2.913.178,60 serta nilai R/C ratio masing-masing sebesar 1,45dan 1,46. Usaha sapi potong pada kedua desa tersebut member kontribusi sebesar 64,7% (Waenetat) dan 34,8% (Wanereja) sehingga usaha sapi potong layak untuk dikembangkan.

Kata Kunci : sapi potong, pendapatan, tambang emas, waeapo.

PENDAHULUAN

Sapi potong adalah salah satu ternak ruminansia sebagai penghasil daging di dunia khususnya Indonesia. Namun, produksi daging dalam negeri belum mampu memenuhi kebutuhan karena populasi dan tingkat produktivitas ternak rendah. Rendahnya populasi sapi potong antara lain disebabkan sebagian besar ternak dipelihara oleh peternak berskala kecil yaitu berkisar 1-3 ekor dengan lahan dan modal terbatas karena para petani umumnya masih memelihara sebagai usaha sambilan, dimana tujuan utamanya adalah tabungan, sehingga manajemen pemeliharaanya masih dilakukan secara konvensional (Suryana, 2009 ; Rianto dan Purbowati, 2009). Salah satu jenis sapi potong adalah sapi Bali.

Masyarakatdi Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Utara sudah sejak lama beternak sapi potong dimana usaha ini masih dikatakan sebagai usaha sampingan dengan sistem pemeliharaan secara tradisional.Sapi Bali merupakan salah satu dari jenis sapi potong lokal yang banyak dipelihara oleh peternak di Kecamatan Waeapo, karena jenis sapi ini sangat mudah beradaptasi dengan lingkungan setempat, mampumemanfaatkan pakan berkualitas rendah dan reproduktifitas yang baik (Suryana 2009).

(14)

608

Roessali et al. (2005) menambahkan bahwa manfaat sapi potong adalah berupa anak dan status sosial.

Pada tahun 2011 ditemukannya sumber emas sehingga terjadi aktivitas pertambangan di Kecamatan Waeapo.Aktivitas tersebut membawa dampak positif, yaitu peningkatan pendapatan karena munculnya lapangan-lapangan usaha baru.Selain dampak positif, juga muncul dampak negatif salahsatunya di subsektor peternakan, khususnya sapi.Populasi sapi potong menurun drastis dari 21.961 pada tahun 2006 menjadi 9.085 ekor tahun 2011, turun sebesar 83,3% dimana rata-rata penurunan setiap tahunnya sebesar 16,7 % (BPS Buru Dalam Angka 2006- 2012). Penurunan jumlah ternak sapi disebabkan perubahan alokasi waktu yang lebih besar untuk aktivitas penambang emas dari aktivitas sebelumnya hanya sebagai peternak sapi.Hal ini berdampak pengelolaan ternak sapi menjadi kurang sehingga produktivitas sapi menjadi rendah.Islmail (2010) menyatakan bahwa, kunci keberhasilan usaha ternak sapi Bali adalah keterampilan dan kemampuan teknis budidaya untuk meningkatkan populasi, merupakan keharusan bagi peternak/pelaku usaha peternakan, agar diperoleh produktivitas yang tinggi.

Perencanaan yang lengkap mengenai biaya yang harus dikeluarkan maupun pendapatan yang akan diperoleh sangat diperlukan dalam menjalankan suatu usaha, sehingga bisa memperkecil kerugian yang akan dialami.Mubyarto (1989) menyatakan bahwa biaya produksi adalah biaya yang dikeluarkan untuk produksi berdasarkan waktu penggunaannya.Ada dua jenis biaya dalam perusahaan yaitu biaya tetap (fixed cost), yaitu biaya yang jumlahnya selalu tetap, tidak terpengaruh oleh besar kecilnya tingkat produksi perusahaan dan biaya variabel (variable cost), yaitu biaya yang jumlahnya berubah - ubah, sesuai dengan tingkat produksi perusahaan (Soekartawi, 1995). Sebelum melakukan perhitungan terhadap pendapatan, hendaknya terlebih dulu tahu tetang komponen apa saja yang termasuk dalam suatu penerimaan. Penerimaan adalah nilai dari seluruh baik yang dijual, dikonsumsi oleh keluarga maupun diberikan kepada orang lain.Faktor yang mempengaruhi besarnya penerimaan, menurut Hernanto (1995) adalah produktivitas usahatani, harga per satuan produk, waktu pemasaran dan kualitas hasil.Pendapatan adalah adalah selisih antara penerimaan dan semua biaya -biaya yang dikeluarkan (Soekartawi,1995).

Keberhasilan usaha sapi potong sangat tergantung dari manajemen pemeliharan yang didukung dengan tanga kerja yang profesional untuk meningkatan produktivitas ternak (Abidin, 2002). Potensi pengembangan sapi potong yang cukup besar di Kabupten Buru memerlukan dukungan kebijakan yang tepat dari Pemerintah merupakan lagkah penting Kabupaten Buru menuju daerah sentra populasi sapi potong dan sebagai pemasok utama daging sapi di wilayah Indonesia timur.

Berdasarkan hal tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pendapatan peternak di lokasi penambangan emas di Kecamatan Waeapo.

METODE PENELITIAN

Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilakukakan pada bulan Februari sampai April 2014 di Wilayah Kecamatan Waeapo Kabupaten Buru Utara.

Teknik Sampling

(15)

609

merupakan salah satu sentra pengembangan usaha sapi potong. Tiga desa dipilih secara

purposive sampling yaitu Desa Waenetat, Desa Waetele dan Desa Waneraja. Dua desa yang terpilih yaitu Waenetat dan Wanereja. Penentuan sampel dilakukan secara

propotional random sampling sebanyak 60 responden.

Tabel 1. Perhitungan Jumlah Responden di DesaWaenetat dan Desa Wanereja

Desa

Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara survai, informasi dikumpulkan dengan daftar pertanyaan. Pengambilan data primer dilakukan dengan wawancara langsung menggunakan kuisioner (daftar pertanyaan) serta observasi langsung di lapangan terhadap responden. Pengambilan data sekunder, dilakukan pada instansi yang terkait dalam hal ini kantor BPS dan Dinas Peternakan Kabupaten Buru.

Metode Analisis Data

Pendapatan usaha ternak sapi potong di Kecamatan Waeapo berasal dari penerimaan penjualan sapi potong. Untuk mengetahui apakah usaha tersebut untung atau rugi dan layak atau tidak untuk dikembangkan maka perlunya perhitungan Revenue dan

Cost Ratio (R/C Ratio). Revenue dan cost Ratio dihitung dengan total penerimaan dibagi total biaya. Bila R/C > 1, berarti penerimaan lebih besar dari biaya yang dikeluarkan (untung). Bila R/C = 1, berarti penerimaan sama besar dengan biaya yang dikeluarkan (impas). Bila R/C < 1, berarti penerimaan lebih kecil dari biaya-biaya yang dikeluarkan (rugi) (Soekarwati, 1995).

Untuk mengetahui pendapatan peternak usaha sapi potong di Kecamatan Waeapo analisis data yang digunakan adalah analisi data kuantitatif, dengan rumus pendapatan

…………..(1)

Dimana :I = Pendapatan keluarga (Rp/Thn) Ps= Pendapatan usaha ternak sapi (Rp/Thn) Pi=Pendapatan pertambangan emas (Rp/Thn)

Pj =Pendapatan selain usaha ternak sapi potong dan pertambangan emas (warung, kios, toko dan lain-lain) (Rp/Thn).

Untuk menghitung kontribusi pendapatan sapi potong terhadap pendapatan keluarga peternak :

Z = (X/Y) x 100% ………….(γ)

(16)

610

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Responden

Karakteristik responden meliputi umur, pendidikan, pengalaman beternak, jumlah tanggungan keluarga dan jumlah kepemilikan ternan sapi potong. Karakteriik responden di Kecamatan Waeapo ditampilkan pada Tabel 2.

Tabel 2. Tabel 2.Karakteristik Responden di Kecamatan Waeapo.

No Uraian Jumlah

Sumber : Data primer diolah, 2014

Umur Responden

Tabel 2 menunjukkan bahwa 91,67 % responden masuk usia produktif dan 8,33 %responden masuk dalam usia non produktif. Besarnya persentase usia produktif dibawah 64 tahun, merupakan potensi tenaga kerja bagi peningkatan usaha ternak sapi potong. Umur peternak berkaitan erat dengan proses adopsi inovasi dan teknologi yang sangat penting dalm upya peningkatan produktivitas (Murwanto, 2008)

Pendidikan

(17)

611

(Wirdahayati, 2010). Sadono (2008) menjelaskan bahwa pemberian penyuluhan kepada peternak secara kontinyu dapat memudahkan peternak dalam menerima informasi baru dan adopsi inovasi baru, sehingga akan lebih mensejahterakan peternak.

Pengalaman Beternak

Tabel 2 menunjukkan bahwa pengalaman beternak terbanyak dari responden adalah 1-5 tahun (33,33%). Murwanto (2008) menyatakan bahwa pengalaman beternak sapi potong merupakan peubah dalam keberhasilan peternak untuk pengembangan usaha ternak sapi dan sekaligus upaya peningkatan pendapatan peternak. Soeharsono et al.,

(2010) menyatakan bahwa, semakin lama pengalaman beternak, maka semakin banyak pengalaman yang dimiliki, sehingga peternak dengan mudah menerima inovasi teknologi untuk perbaikan usaha ternak sapi potong.

Tanggungan Keluargga dan Jumlah Kepemilikan Ternak

Jumlah tanggungan keluarga berkisar antara 1-5 orang (85,00 %). Keadaan ini ikut mempengaruhi ketersediaan tenaga kerja yang berasal dari dalam keluarga, selain itu bisa juga menjadi beban hidup keluarga (Soekartawi et al., 1986).

Umumnya pemeliharaan sapi potong dilakukan dalam skala kecil dengan jumlah kepemilikan ternak sapi potong yaitu 2-5 ekor (45,00 %). Hal ini karena pada umumnya peternak masih memelihara ternak sapi potong secara tradisional dan kebanyakan peternak menggunakan modal sendiri untuk membeli ternak sapi sebagai bibit pada awal usaha, sehingga jumlah kepemilikan ternak sapi dilokasi penelitian tergolong dalam skala kecil. Menurut Soetriono (2003), biasanya usaha peternakan dengan skala usaha kecil akan menggunakan tenaga kerja dalam keluarga dan tidak perlu tenaga dari luar karena dalam kegiatan usahanya dilakukan oleh anggota keluarga itu. Roessali (2004) menyatakan bahwa pemeliharan ternak sapi dalam skala kecil oleh peternak hanya dijadikan sebagai usaha sampingan dan cenderung mempertahankan jumlahnya agar tetap sama dari tahun ke tahun berdasarkan kemampuan jumlah anggota keluarga.

Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan besar biaya yang dikeluarkan oleh peternak untuk membeli atau menyewa faktor-faktor produksi yang diperlukan.Biaya dapat dibagi menjadi dua, yakni biaya tetap diamana biaya yang besar kecil jumlahnya tidak tergantung pada besar kecilnya produksi dimana biaya ini tidak berubah walaupun jumlah produksi berubah.Sedangkan biaya variabel, besar kecil jumlah biayanya sangat berhubungan langsung dengan besarnya produksi. Biaya tetap dalam penelitian ini terdiri dari penyusutan peralatan kandang, sedangkan biaya variabel terdiri dari biaya bibit, biaya tenaga kerja,dan biaya obat-obatan.

Biaya penyusutan kandang dan biaya pakan dalam penelitian ini tidak dihitung karena bahan-bahan yang digunakan untuk membangun kandang berasal dari hutan disekitar. Begitu juga dengan hijauan untuk pakan ternak, masih berasal dari padang gembalaan dan tersedia dalam jumlah yang banyak sehingga mampu memenuhi kebutuhan pakan ternak sapi.

(18)

612

Tabel 3. Rata-rata Biaya Produksi Usaha Peternakan Sapi Potong di Masing-masing Desa Penelitian

Uraian Desa

Waenetat Waneraja I. Biaya Tetap

- Penyusutan peralatan kandang 36236,11 36.166,67 Total Biaya Tetap 36236,11 36.166,67 II. Biaya Variabel

- Bibit 1.480.555,56 2.527.083,33

- Tenaga kerja 3.964.285,71 3.728.571,43 - Obat-obatan 23.611,11 24.166,67 Total Biaya Variabel 5.468.452,38 6.279.821,43 Total Biaya Produksi 5.504.688,49 6.315.988,10 Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Penerimaan dan Pendapatan Usaha Ternak Sapi Potong

Penerimaan dari usaha peternakan sapi potong di Kecamatan Waeapo diperoleh dari hasil penjualan ternak, sehingga hanya merupakan penerimaan riil (uang). Pendapatan usaha ternak sapi potong dihitung dengan cara mengurangkan penerimaan (penjualan ternak sapi) atas biaya pengusahaan selama periode pemeliharaan ternak sapi potong. Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata penerimaan yang diperoleh peternak sapi potong di masing-masing desa adalah Rp. 8.008.333,33 (Waenetat) dan Rp. 9.229.16,67 (Wanereja) dan pendapatan total keluarga per tahun rata-rata Rp. 2.749.668,70 (Waenetat) dan Rp. 2.913.178,60 (Wanereja). Pendapatan keluarga terbesar (keuntungan) berasal dari usaha sapi potong dibanding pendapatan (keuntungan) dari aktivitas menambang emas dan usaha lainnya.

Pendapatan rumah tangga petani ternak dipengaruhi pendidikan, jumlah ternak yang dimiliki, jumlah anggotakeluarga, status kepemilikanternak sapi, dan lokasi pertanianLidya et al (2014). Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Agus

(19)

613

Tabel 4. Rata-rata Pendapatan Keluarga dan Kontribusi usaha sapi potong di Desa Waenetat dan Desa Wanereja

Uraian Desa

Waenetat Waneraja

Penerimaan penjualan sapi (Rp/thn) 8.008.333,33 9.229.166,67 Total biaya produksi (Rp/thn) 5.504.688,49 6.315.988,10

Pendapatan usaha sapi potong (Rp/thn) 2.749.668,70 2.913.178,60

Pendapatan Penambang emas (Rp/thn) 402.777,78 125000

Usaha lainnya (Rp/thn) 277.662,03 76.215,27 Pendapatan total keluarga (Rp/thn) 2.749.668,70 2.913.178,60 Kontribusi usaha sapi potong (%) 64,7 34,8 R/C Ratio 1,45 1,46 Sumber : Data Primer Diolah, 2014

Anaslisi R/C Ratio digunakan untuk mengetahui usaha sapi potong untung atau rugi. Rasio Penerimaan dan biaya (R/C Ratio) dihitung dengan cara totalpenerimaan dibagi total biaya. Tabel 4 menunjukkan usaha sapi potong di dua desa penelitian lebih dari 1 yang artinya menguntungkan dan layak untuk dikembangkan.

Kontribusi Usaha Ternak Sapi Potong

Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa pendapatan keluarga dari usaha sapi potong sebesar Rp. 2.749.668,70 (Waenetat) dan Rp. 2.913.178,60 (Wanereja). Jumlah ini lebih besar dibanding pendapatan dari aktivitas menambang emas (Rp. 402.777,78 Desa Waenetat dan Rp.125000 Desa Wanereja) dan usaha lainnya (Rp. 277.662,03 Desa Waenetat dan Rp.76.215,27 Desa Wanereja). Kontribusi (sumbangan) terhadap pendapatan keluarga yang terbanyak adalah Desa Waenetat dimana usaha sapi potong memberikan kontribusi yang cukup besar dibanding aktivitas pertambangan emas dan usaha lainnya. Kontribusi yang cukup besar dari usaha sapi potong disebabkan usaha sapi potong di Kecamatan Waeapo sama sekali tidak memperhitungkan biaya pakan. Semua peternak melepaskan ternak sapi di padang penggembalaan umum, padahal pada usaha sapi potong pada umumnya komponen pakan membebani persentase terbesar dari biaya produksi. Hasil penelitian terdahulu oleh Priska et al.,(2013) menegaskan bahwa biaya pakan adalah biaya yang terbesar (63,84 %) dari total biaya produksi.

PENUTUP Kesimpulan

1. Karakteristik usaha ternak sapi potong di Kecamatan Waeapo masuk dalam skala usaha kecil dengan jumlah kepemilikan ternak sapi pada kedua desa yaitu Waenetat dan Wanareja masing-masing adalah 7,03 ekor (4,4 ST) dan 5,71 ekor (3,7 ST). 2. Pendapatan total keluarga per tahun rata-rata adalah Rp. 2.749.668,70 dan Rp

(20)

614 Saran

Dengan adanya perbaikan manajemen pemeliharan ternak sapi potong maka dapat memperbesar atau meningkatkan pendapatan keluarga petani ternak.Pemerintah pusat hendaknya lebih meningkatkan efisinsi penyuluhan mengenai manajemen pemeliharaan ternak sapi potong yang baik dan benar di Kecamatam Waeapo Kabupten Buru Utara.

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Z. 2002. Penggemukan Sapi Potong. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Agus, Y. I., M. Ikhsan. S., Huhfil. H dan Syafrial. 2013. Measurement of farm level efficiency of beef cattle fattening in west java province, Indonesia. J. Economic and Sustainable Development 4 (10) : 100-104.

Biro Pusat Statistik. 2006 – 2012, Buru Dalam Angka. Kabupaten Buru, Waeapo. ... 2005. Statistik Indonesia. Badan Pusat Statistik, Jakarta.

Darlim, D. 2011. Pendapatan Usaha Pemeliharaan Sapi Bali di Kebupaten Muro Jambi. J. Ilmiah ilmu-ilmu peternakan 14 (1) :1-9.

Hernanto, F. 1995. Ilmu Usahatani. Cetakan ke 7. Akarta : Penebar Swadaya

Isbandi. 2004. Pembinaan kelompok petaniternak dalam usaha ternak sapi potong. J. lndon. Trop. Anim. Agric. 29(β): 106−114.

Ismail, T. 2010. Analisis ekonomi pemeliharaan ternak sapi Bali dengan sistem penggembalaan di Kecamatan pattallassang Kabupten gowa Sulwesi selatan. J. Agrisistem 5 (1) : 1-9.

Kartasapoetra, A.G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian Edisi 1. Cetakan 4, Jakarta. Levis, L.R. 1996. Komunikasi Penyuluhan Pedesaaan. Penerbit PT. Citra Aditya Bakti,

Bandung.

Lidya, S. K., Yusman, S., Sri Utami, K., dan Atien, P. 2014. The characteristics of cattle farmer households and the income of cattle farming businesses in east java. IOSR J. Agriculture and Veterinary Science 12 (7) : 29-34.

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. Universitas Negeri Sebelas Maret Surakarta Press, Surakarta.

Mosher AT, 1991. Menggerakan dan Membangun Pertanian. Jakarta, CV Yasa Guna, Jakarta.

Mubyarto 1989, Pengantar Ekonomi Pertanian, Jakarta : Edisi Ke-tiga, LP3S.

Murwanto, A.G. 2008. Karakteristik peternak dan tingkat masukan teknologi peternakan sapi potong di Lembah Prafit Kabupaten Manokwari. Jurnal Ilmu Peternakan. 3 (1) : 8-15.

Priska. K.L.,P.O.V Walelelng., R.A.J. Legrans dan F.H. Elly. 2013. Analisis break event point (bep) usaha ternak sapi perah ― Tarekat MSC‖ di Kelurahan Pinaras Kota Tomohon. J. Zooteknik 32(1): 158-166.

Roessali, W., B.T. Eddy, dan A. Murthado. 2005. Upaya pengembangan usaha sapi

potong melalui entinitas agribisnis ―corporate farming‖ di Kabupaten Grobogan. J. Sosial Ekonomi Peternakan 1(1): β5−γ0.

Roessali, W. 2004. Profitabilitas usaha pembibitan Simental di Kecamatan IV Candung Kabupaten Agam. Jurnal Pengembangan Peternakan Tropis. Spesial Edition

Seminar Nasional Ruminansia 7 Oktober 2004 Buku 3. Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro, Semarang.

(21)

615

Rianto, E dan Purbowati, E. 2009. Panduan Lengkap Sapi Potong. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sadono, D. 2008 Tantangan Kepemimpinan: Cara mendapatkan hal-hal yang luar biasa dilakukan dalam organisasi. J. Penyuluhan 4 (1) : 152-159

Saragih, B. 2000. Agribisnis Berbasis Peternakan. Pustaka Wirausaha. Bogor.

..., B. 2001. Agribisnis Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Pustaka Wirausaha Muda. Bogor.

Sarwono, B dan Arianto, B.M. 2006. Penggemukan Sapi Potong Secara Cepat. Penebar Swadaya, Jakarta.

Sodiq, A dan Z. Abidin. 2002. Penggemukan Domba. Agromedia Pustaka, Jakarta. Soekartawi, A., Soeharjo, J. L. Dillon, & J. B Hardaker. 1986. Ilmu Usahatani dan Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. UI-Press, Jakarta

Soekartawi. 2003. Prinsip Ekonomi Pertanian. Rajawali Press. Jakarta.

Soeharsono., R. A. Saptati dan K. Diwyanto. 2010. Kinerja Reproduksi Sapi Potong Lokal dan Sapi Persilangan Hasil Inseminasi Buatan di Daerah Istimewa Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor 3-4 Agustus 2010. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan, Bogor. 89-99.

Soetriono. 2003. Pengantar Ilmu Pertanian. Bayumedia. Jember.

Sugiono. 2002. Metode Penelitian Bisnis. PT.Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Suhardiyono. L. 1992. Penyuluhan. Penerbiit Erlangga. Jakarta.

Suryana. 2009. Pengembangan usaha ternak sapi potong berorientasi agribisnis dengan pola kemitraan. J. Litbang Pertanian, 28 (1), 29-37.

Syadzali, M.J. 2007. Efektivitas Penyuluhan Ternak Sapi Potong di Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan (Studi kasus Kecamatan Kelara). Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Gambar

Tabel 1. Perhitungan Jumlah Responden di DesaWaenetat dan Desa Wanereja
Tabel 2. Tabel 2.Karakteristik Responden di Kecamatan Waeapo.
Tabel 3. Rata-rata Biaya Produksi Usaha Peternakan Sapi Potong di Masing-masing Desa Penelitian
Tabel 4. Rata-rata Pendapatan Keluarga dan Kontribusi usaha sapi potong di Desa Waenetat dan Desa Wanereja

Referensi

Dokumen terkait

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat-Nya serta memberikan petunjuk, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul:

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmatNya saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul “Analisis Varibel Yang Mempengaruhi Tax Avoidance

Faktor risiko yang terkait dengan asfiksia bayi baru lahir adalah cairan ketuban bermekonium sedang, presentasi sungsang, berat lahir &lt;2.500 g, sedasi intrapartum dengan morfin

Jatibarang, menyewakan speedboat, membuka rumah makan, berdagang souvenir dan yang lainya. Lokasi wisata tersebut juga membuat nilai ekonomis lahan pertanahan

Minyak atsiri serai wangi disemprotkan ke kecoa yang ada dirumah, maka kecoa akan mengalami respon tidak bergerak (mati), dan aroma serai wangi ini sangat harum

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Adanya Pengaruh Aplikasi Model Pembelajaran Problem Based Instruction (PBI) disertai Media Audio Visual terhadap Hasil

Pada pihak lain, karena program PMP berpengaruh positif dan nyata terhadap dana tambahan modal, peningkatan produksi, efisiensi dan peningkatan pendapatan

Sehubungan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang kegiatan pemberdayaan terhadap peternak itik di Desa Sitemu dan keberadaan Kelompok tani Ternak