• Tidak ada hasil yang ditemukan

indeks desa membangun kementerian desa pdtt hh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "indeks desa membangun kementerian desa pdtt hh"

Copied!
294
0
0

Teks penuh

(1)

INDEKS DESA MEMBANGUN

(2)

ii

 

 

Indeks Desa Membangun 2015

Pengarah :

Anwar Sanusi

Syaiful Huda

Penanggung Jawab :

Ahmad Erani Yustika

Tim Penyusun :

Hanibal Hamidi (Ketua)

FX. Nugroho Setijonegoro (Sekretaris)

Fujitriartanto

Armen Sa’id

Harioso

Huda

Andik Hardiyanto

Bambang Waluyanto

Indra Sakti Gunawan Lubis

Dani Setiawan

Hadi Prayitno

Ana Fitrotul Mu’arofah

Tim Pendukung :

Heryadi

Ali Mashuda

Muhammad Rahmat

Diterbitkan oleh :

(3)

iii

 

 

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……… ……….. iii

PRAKATA MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH

TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI ………...…. v

I.

PENDAHULUAN ……....……….………….. 1

II.

IDM DAN PENGEMBANGAN PROGRAM ……….... 3

III.

KLASIFIKASI DAN STATUS DESA ………..………. 5

IV.

METODE PENYUSUNAN IDM ……….……….. 7

V.

PETA DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN... 8

VI.

SITUASI DESA-DESA DI PERBATASAN BERDASARKAN

INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) 2015 ….………..………... 12

DAFTAR TABEL

INDIKATOR DESA MEMBANGUN

INDEKS DESA MEMBANGUN PER KABUPATEN / KOTA 2015

LOKASI SASARAN PRIORITAS PEMBANGUNAN 15.000 DESA

DAFTAR GAMBAR

TIGA DIMENSI INDEKS DESA MEMBANGUN

JUMLAH DAN KLASIFIKASI DESA BERDASARKAN STATUS IDM

2015

STATUS DESA BERDASARKAN IDM 2015

INDEKS DESA MEMBANGUN PER PROVINSI

JUMLAH DAN STATUS DESA BERDASAR IDM PER PROVINSI

INDEKS DESA MEMBANGUN PER PROVINSI DI PULAU BESAR

JUMLAH DAN STATUS DESA BERDASARKAN IDM DI DAERAH

(4)

iv

 

(5)

 

Men

dan kerent

Realisasi

secara be

membangu

tahun beri

yang terg

pembangu

Sementara

meletakka

Dengan de

strategi pa

bagi sebes

Sehingga

pemerataa

memperbe

ekonomi

nteri Desa, P

tanan akiba

kebijakan t

ertahap. Ag

un fondasi

ikutnya, di

golong men

unan pada

a, agenda ta

an fondasi

emikian, str

ada tahun

sar-besar ke

pemerintah

an dan k

esar investa

yang

trad

Pembangu

R

NAWA

menja

Pemba

2015-2

diman

pinggi

itu dim

at dari ketim

tentu saja ti

genda satu

untuk mela

samping m

ndesak. De

tahun-tahun

ahun kedua

yang koko

rategi pemb

pertama, ad

emakmuran

h bertangg

keadilan

m

asi padat pek

eable

, men

unan Daera

Republik In

PRAKA

WACITA Jok

adi strategi

angunan Ja

2019. Pa

ndatkan un

iran dengan

maksudkan

mpangan pem

idak dapat

u tahun p

akukan akse

melayani ke

engan berl

n berikutny

sampai tahu

oh bagi ta

bangunan ja

dalah strate

rakyat seca

gung jawab

melalui

m

kerja, memb

njamin per

ah Tertingg

ndonesia

ATA

kowi–Jusuf

i pembang

angka Men

ada NAW

ntuk “Mem

n memperk

untuk menj

mbangunan

dilakukan s

ertama dim

elerasi yang

ebutuhan-ke

landaskan

ya dapat di

un kelima s

ahap-tahap

ngka menen

egi untuk m

ara berkelan

b untuk me

menciptakan

berikan per

rlindungan

gal, dan Tra

Kalla telah

gunan di d

nengah Nas

WACITA

mbangun

uat daerah

awab perso

yang telah

secara sekal

maksudkan

g berkelanju

ebutuhan d

fondasi ya

ilaksanakan

endiri dihar

pembangun

ngah, terma

menghasilka

njutan.

elakukan u

n pertumb

hatian khus

sosial, me

ansmigrasi

h diarusutam

dalam Ren

sional (RPJ

Ketiga

Indonesia

dan Desa”

oalan kemis

dilakukan.

ligus, mela

sebagai u

utan pada t

dasar masya

ang lebih

n dengan la

rapkan juga

nan selanju

asuk di dala

kan pertumb

upaya pece

buhan ink

sus kepada u

(6)

vi

 

 

memperluas pelayanan dasar bagi masyarakat kurang mampu, memperluas

ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor pertanian, serta menjaga stabilitas

harga dan menekan laju inflasi.

Penggunaan istilah “pembangunan Desa” atau “Desa membangun” merupakan

pilihan paradigmatis yang sarat makna. Pengakuan dan penghormatan Negara

kepada Desa yang disertai dengan redistribusi sumberdaya dan kewenangan

pembangunan secara penuh sebagaimana mandat Undang-Undang No. 6 Tahun

2014, memberikan tanda yang jelas bahwa dari situlah Desa harus menjadi

tumpuan untuk membangun Indonesia.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik

Indonesia menyambut Undang-Undang tersebut sebagai titik tolak atas lahirnya

(kembali) Desa baru, sekaligus menjadi momentum untuk membuang jauh-jauh

paradigma Desa lama.

Pada hakekatnya Desa merupakan entitas bangsa yang telah membentuk Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Melalui pengembangan paradigma dan

konsep baru tata kelola Desa secara nasional, berlandaskan prinsip keberagaman

serta mengedepankan asas rekognisi dan subsidiaritas, tidak lagi menempatkan

Desa sebagai “latar belakang Indonesia”, melainkan sebagai “halaman depan

Indonesia”.

Visi Desa Membangun Indonesia adalah irisan sinergis antara Catur Sakti dan Tri

Sakti yang merupakan pengejawantahan operasional Nawa Cita Presiden

Republik Indonesia. Catur Sakti bermakna Desa bertenaga secara sosial, berdaulat

secara politik, bermartabat secara budaya, dan mandiri secara ekonomi.

Cita-cita tersebut memberikan arah yang jelas kepada pemerintah untuk hadir

dalam kerangka fasilitasi, afirmasi, integrasi dan akselerasi menuju terciptanya

Desa Mandiri. Kebijakan yang lahir tidak lagi dalam kapasitas mengendalikan dan

mendikte, melainkan untuk memicu kreativitas asli Desa secara emansipatoris

serta mengisi kebutuhan pembangunan yang belum mampu diselenggarakan

(7)

vii

 

 

Pengembangan Indeks Desa Membangun (IDM) didedikasikan untuk memperkuat

pencapaian sasaran pembangunan prioritas sebagaimana tertuang di dalam

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019, yaitu

mengurangi jumlah Desa Tertinggal sampai 5000 Desa, dan meningkatkan jumlah

Desa Mandiri sedikitnya 2000 Desa pada tahun 2019.

Indeks Desa Membangun (IDM) meletakkan prakarsa dan kuatnya kapasitas

masyarakat sebagai basis utama dalam proses kemajuan dan keberdayaan Desa

yaitu meliputi aspek ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi. Sehingga indeks ini

difokuskan pada upaya penguatan otonomi Desa melalui pemberdayaan

masyarakat.

Pemberdayaan masyarakat Desa inilah yang akan menjadi tumpuan utama

terjadinya proses peningkatan partisipasi yang berkualitas, peningkatan

pengetahuan, dan peningkatan keterampilan, atau secara umum dapat disebut

sebagai peningkatan kapasitas dan kapabilitas masyarakat Desa itu sendiri.

Oleh karena itu terbitnya buku “INDEKS DESA MEMBANGUN” ini diharapkan

akan membantu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi serta Kementerian Negara/Lembaga lainnya, maupun pemerintah

daerah baik Provinsi, Kabupaten dan Kota dalam menentukan lokus dan fokus

strategis sebagai sasaran pembangunan, dalam mencapai sasaran strategis

terentaskannya 5000 Desa Tertinggal (dan Desa sangat Tertinggal) serta

terwujudnya paling sedikit 2000 Desa mandiri pada tahun 2019.

Jakarta, Oktober 2015

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

Republik Indonesia

(8)
(9)
(10)
(11)

1

I.

PENDAHULUAN

Indeks Desa Membangun, atau disebut IDM, dikembangkan untuk

memperkuat upaya pencapaian sasaran pembangunan Desa dan Kawasan

Perdesaan sebagaimana tertuang dalam Buku Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional 2015

2019 (RPJMN 2015

2019), yakni mengurangi

jumlah Desa Tertinggal sampai 5000 Desa dan meningkatkan jumlah Desa

Mandiri sedikitnya 2000 Desa pada tahun 2019. Sasaran pembangunan tersebut

memerlukan kejelasan

lokus

(Desa) dan status perkembangannya. Indeks Desa

Membangun tidak hanya berguna untuk mengetahui status perkembangan setiap

Desa yang lekat dengan karakteristiknya, tetapi juga dapat dikembangkan sebagai

instrumen untuk melakukan targeting dalam pencapaian target RPJMN 2015

2019 dan koordinasi K/L dalam pembangunan Desa.

IDM lebih menyatakan fokus pada upaya penguatan otonomi Desa. Indeks

ini mengikuti semangat nasional dalam upaya peningkatan kualitas kehidupan

Desa seperti yang dinyatakan sangat jelas dalam dokumen perencanaan

pembangunan nasional melalui optimalisasi pelaksanaan UU No. 6 Tahun 2014

Tentang Desa (UU Desa), serta komitmen politik

membangun Indonesia dari

Desa

melalui pembentukan kementerian Desa (Kementerian Desa, Pembangunan

Daerah Tertinggal dan Transmigrasi) dalam kepemimpinan pemerintahan Kabinet

Kerja Jokowi

Jusuf Kalla.

Banyak pihak telah memahami, UU Desa memberi inspirasi dan semangat

perubahan. Terkait Dana Desa misalnya, redistribusi asset negara bersumber

APBN itu membuktikan mampu menggerakan perubahan di Desa. Pembangunan

Desa tumbuh menjadi kehebatan dan semangat baru dalam kehidupan Desa.

Berdasar UU Desa tersebut, perubahan kehidupan Desa digerakan dalam kerangka

kerja: pengertian dan jenis Desa (yakni Desa dan Desa Adat atau yang disebut

dengan nama lain), tujuan pengaturan, azas-azas, kedudukan, kewenangan,

keuangan dan asset, tata pemerintahan, kelembagaan masyarakat dan adat,

pemberdayaan masyarakat Desa, pembangunan Desa dan Kawasan Perdesaan,

dan berikut dukungan pendamping Desa dan sistem informasi Desa. Dalam

kontekstual relevansi itulah IDM dikembangkan.

(12)

2

otonomi Desa. Dan dalam kerangka pemahaman itulah, pendekatan Indeks Desa

Membangun dikembangkan. IDM memandang penting prakarsa dan kuatnya

masyarakat Desa dalam proses kemajuan dan keberdayaan kehidupan Desa yang

di dalamnya memiliki ketahanan sosial, ekonomi dan ekologi.

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

dibentuk untuk melaksanakan mandat UU No. 6 Tahun 2014 tentang Desa.

Undang- Undang Desa memberi dasar bagi cara pandang dan pendekatan baru

tentang Desa, mengedepankan prinsip keberagaman, azas rekognisi dan

subsidiaritas itu serta menguatkannya dalam jenis-jenis kewenangan Desa. Pasal 4

Undang-Undang Desa menguraikan tujuan pengaturan Desa sebagai berikut:

a.

memberikan pengakuan dan penghormatan atas Desa yang sudah ada

dengan keberagamannya sebelum dan sesudah terbentuknya Negara

Kesatuan Republik Indonesia;

b.

memberikan kejelasan status dan kepastian hukum atas Desa dalam

sistem ketatanegaraan Republik Indonesia demi mewujudkan keadilan

bagi seluruh rakyat Indonesia;

c.

melestarikan dan memajukan adat, tradisi, dan budaya masyarakat

Desa;

d.

mendorong prakarsa, gerakan, dan partisipasi masyarakat Desa untuk

pengembangan potensi dan Aset Desa guna kesejahteraan bersama;

e.

membentuk Pemerintahan Desa yang profesional, efisien dan efektif,

terbuka, serta bertanggung jawab;

f.

meningkatkan pelayanan publik bagi warga masyarakat Desa guna

mempercepat perwujudan kesejahteraan umum;

g.

meningkatkan ketahanan sosial budaya masyarakat Desa guna

mewujudkan masyarakat Desa yang mampu memelihara kesatuan

sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional;

h.

memajukan perekonomian masyarakat Desa serta mengatasi

kesenjangan pembangunan nasional; dan

i.

memperkuat masyarakat Desa sebagai subjek pembangunan.

Tujuan pengaturan Desa tersebut di atas merefleksikan masalah dan

hambatan struktural dalam pembangunan Desa yang harus ditangani di satu sisi,

serta apa yang hendak diwujudkan melalui pelaksanaan Undang Undang Desa di

sisi yang lain. Secara teknokrasi pembangunan, pesan penting „membangun

Indonesia dari Desa‟ termuat dalam NawaCita yang juga telah diadopsi penuh

menjadi

Agenda Pembangunan Nasional

dalam RPJMN 2015

2019.

(13)

3

miskin tinggal. Maka di sini, ketersediaan data dan pengukuran dalam konteks ini

sangat dibutuhkan, terutama dalam pengembangan intervensi kebijakan yang

mampu menjawab persoalan dasar pembangunan dan pemberdayaan masyarakat

Desa. Pencapaian pemerataan keadilan merupakan isu penting dalam

pembangunan nasional, dan tentu juga dalam pembangunan Desa. Pertumbuhan

ekonomi yang diharapkan adalah pertumbuhan yang inklusif, di mana pengelolaan

potensi ekonomi Desa dan Kawasan Perdesaan tidak hanya mampu menyertakan

sebanyak-banyaknya angkatan kerja lulusan SD/SMP, tetapi juga ramah keluarga

miskin, mampu memperbaiki pemerataan dan mengurangi kesenjangan. Perhatian

khusus terhadap usaha mikro di Desa haruslah dikedepankan yang memang nyata

perlu dukungan dalam hal penguatan teknologi yang ramah lingkungan,

pemasaran, permodalan dan akses pasar.

Selain itu, Desa Membangun Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk

juga mampu memperluas ekonomi perdesaan dan mengembangkan sektor

pertanian. Produksi pertanian petani miskin, perikanan tangkap dan budidaya

tidak saja harus dilindungi, tetapi terus diberdayakan dengan dukungan

ketersediaan sarana dan prasarana perekonomian Desa dan Kawasan Perdesaan,

akses pada kredit keuangan dan sumber permodalan, riset dan teknologi, serta

penyediaan informasi.

Dengan demikian, pengembangan Indeks Desa Membangun harus mampu

menjangkau semua dimensi kehidupan Desa, yakni dimensi sosial, ekonomi, dan

ekologi atau lingkungan yang memberi jalan pada pembangunan Desa yang

berkelanjutan yang lekat dengan nilai, budaya dan karakteristik Desa.

II.

IDM DAN PENGEMBANGAN PROGRAM

Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi

melalui Direktorat Jenderal Pembangunan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa

telah mengembangkan program unggulan berdasar tiga (3) pendekatan yang

disebut sebagai pilar Desa Membangun Indonesia, yakni: (i) Jaring Komunitas

Wiradesa; (ii) Lumbung Ekonomi Desa; dan (iii) Lingkar Budaya Desa. Melalui

tiga (3) pilar tersebut diharapkan arah pengembangan program prioritas untuk

menguatkan langkah bagi kemajuan dan kemandirian Desa, yang juga mampu

dikembangkan sebagai daya lenting dalam peningkatan kesejahteraan kehidupan

Desa. Tiga (3) pilar yang dimaksud dapat dijelaskan sebagai berikut:

Jaring Komunitas Wiradesa

. Memperkuat kualitas manusia dengan

(14)

4

kesejahteraan, mereka, baik sebagai individu, keluarga maupun

kolektiva warga Desa. Masalah yang dihadapi saat ini adalah

perampasan daya, yang ternyatakan pada situasi ketidakberdayaan dan

marjinalisasi. Fakta

ketidakberdayaan

itu telah berkembang menjadi

aspek, sebab,

dan sekaligus

dampak

kemiskinan, yang menghalangi

manusia warga Desa itu hidup bermartabat dan sejahtera. Kemiskinan

dalam kehidupan Desa telah berkembang dalam sifatnya yang

multidimensi dan cenderung melanggar hak asasi. Di sini, pilar

Jaring

Komunitas Desa

harus melakukan tindakan yang mampu mendorong

ekspansi kapabilitas dengan memperkuat daya pada berbagai aspek

kehidupan manusia warga Desa yang menjangkau aspek nilai dan

moral, serta pengetahuan lokal Desa.

Lumbung Ekonomi Desa

. Potensi sumber daya di Desa bisa

dikonversi menjadi ekonomi yang di dalamnya melibatkan adanya

modal, organisasi ekonomi, ada nilai tambah dan mensejahterakan

secara ekonomi.

Lumbung Ekonomi Desa

bukan hanya soal dan untuk

produksi, tapi dikapitasi memiliki nilai tambah melalui pendayagunaan

teknologi tepat guna dan ramah lingkungan. Pengembangan

Lumbung

Ekonomi Desa

harus mampu menjawab masalah modal, jaringan dan

memiliki informasi yang kuat dan oleh karenanya, organisasi ekonomi

yang dikembangkan haruslah kompatibel dengan hal tersebut. Dalam

konteks pelaksanaan Undang-Undang Desa misalnya, BUMDes akan

kuat jika dibangun dan dikelola orang-orang Desa yang teruji secara

nilai dan moral, serta memiliki modal sosial yang kuat, mampu

mengembangkan kreasi dan daya untuk menjangkau modal, jaringan

dan informasi.

Lingkar Budaya Desa

. Gerakan sosial pembangunan Desa tidaklah

(15)

5

Tiga pilar tersebut di atas saling terkait.

Komitmen untuk

mendayagunakan sebagai pendekatan diharapkan dapat melipatgandakan

kemampuan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan

Transmigrasi dan K/L lainnya mencapai target dan menghasilkan dampak yang

bisa dipertahankan

(sustained impact)

untuk kemajuan dan kesejahteraan

kehidupan Desa.

Dalam kaitan penajaman fokus dan lokus dalam pengembangan program

prioritas (program unggulan dan kegiatan prioritas), pilar-pilar tersebut di atas

dapat menjadi pijakan untuk membangun instrumen program di mana Indeks Desa

Membangun berguna untuk penetapan lokus. Berdasar Indeks Desa Membangun

dapat ditetapkan 15.000 Desa yang menjadi lokus dari pelaksanaan program

pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa, yang terdiri dari 5.000 Desa

Sangat Tertinggal, 5.000 Desa Tertinggal, 2.500 Desa Berkembang, dan 2.500

Desa Maju, yang di dalam jumlah 15.000 Desa dengan semua status Desa itu

terdapat 1.138 Desa Perbatasan.

III.

KLASIFIKASI DAN STATUS DESA

Indeks Desa Membangun mengklasifikasi Desa dalam lima (5) status,

yakni: (i) Desa Sangat Tertinggal; (ii) Desa Tertinggal; (iii) Desa Berkembang;

(iv) Desa Maju; dan (v) Desa Mandiri. Klasifikasi Desa tersebut untuk

menunjukkan keragaman karakter setiap Desa dalam rentang skor 0,27

0,92

Indeks Desa Membangun. Klasifikasi dalam 5 status Desa tersebut juga untuk

menajamkan penetapan status perkembangan Desa dan sekaligus rekomendasi

intervensi kebijakan yang diperlukan. Status Desa Tertinggal, misalnya, dijelaskan

dalam dua status Desa Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal di mana situasi dan

kondisi setiap Desa yang ada di dalamnya membutuhkan pendekatan dan

intervensi kebijakan yang berbeda. Menangani Desa Sangat Tertinggal akan

berbeda tingkat afirmasi kebijakannya di banding dengan Desa Tertinggal.

Dengan nilai rata-rata nasional Indeks Desa Membangun 0,566 klasifikasi

status Desa ditetapkan dengan

ambang batas

sebagai berikut:

1.

Desa Sangat Tertinggal

: < 0,491

(16)

6

Desa Berkembang terkait dengan situasi dan kondisi dalam status Desa

Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dapat dijelaskan dengan faktor kerentanan.

Apabila ada tekanan faktor kerentanan, seperti terjadinya goncangan ekonomi,

bencana alam, ataupun konflik sosial maka akan membuat status Desa

Berkembang jatuh turun menjadi Desa Tertinggal. Dan biasanya, jika faktor

bencana alam tanpa penanganan yang cepat dan tepat, atau terjadinya konflik

sosial terus terjadi berkepanjangan maka sangat potensial berdampak menjadikan

Desa Tertinggal turun menjadi Desa Sangat Tertinggal. Sementara itu,

kemampuan Desa Berkembang mengelola daya, terutama terkait dengan potensi,

informasi / nilai, inovasi / prakarsa, dan kewirausahaan akan mendukung gerak

kemajuan Desa Berkembang menjadi Desa Maju.

Klasifikasi status Desa berdasar Indeks Desa Membangun ini juga

diarahkan untuk memperkuat upaya memfasilitasi dukungan pemajuan Desa

menuju Desa Mandiri. Desa Berkembang, dan terutama Desa Maju, kemampuan

mengelola Daya dalam ketahanan sosial, ekonomi, dan ekologi secara

berkelanjutan akan membawanya menjadi Desa Mandiri.

Gambar 1. Tiga Dimensi Indeks Desa Membangun (IDM).

Indeks Desa Membangun merupakan komposit dari ketahanan sosial, ekonomi

dan ekologi. IDM didasarkan pada 3 (tiga) dimensi tersebut dan dikembangkan lebih

lanjut dalam 22 Variabel dan 52 indikator. Penghitungan IDM pada 73.709 Desa

berdasar data Podes 2014 dengan angka rata-rata 0,566 menghasilkan data sebagai

berikut:

Desa Sangat Tertinggal

: 13.453 Desa atau 18,25 %

Desa Tertinggal

: 33.592 Desa atau 45,57 %

Desa Berkembang

: 22.882 Desa atau 31,04 %

Desa Maju

: 3.608 Desa atau 4,89 %

(17)

7

IV.

METODE PENYUSUNAN IDM

INDEKS DESA MEMBANGUN (IDM) disusun dengan memperhatikan

ketersediaan data yang bersumber dari Potensi Desa, yang diterbitkan oleh Badan

Pusat Statistik. Untuk perhitungan IDM 2015 digunakan sumber data PODES

tahun 2014.

IDM merupakan indeks komposit yang dibangun dari dimensi sosial,

ekonomi dan budaya. Ketiga dimensi terdiri dari variabel, dan setiap variabel

diturunkan menjadi indikator operasional.

Prosedur untuk menghasilkan Indeks Desa Membangun adalah sebagai

berikut :

1)

Setiap indikator memiliki skor antara 0 s.d. 5; semakin tinggi skor

mencerminkan tingkat keberartian. Misalnya : skor untuk indikator akses

terhadap pendidikan sekolah dasar; bila Desa A memiliki akses fisik <= 3 Km,

maka Desa A memiliki skor 5, dan Desa B memiliki akses fisik > 10 Km,

maka memiliki skor 1. Ini berarti penduduk Desa A memiliki akses yang

lebih baik dibandingkan dengan penduduk Desa B.

2)

Setiap skor indikator dikelompokkan ke dalam variabel, sehingga

menghasilkan skor variabel. Misalnya variabel kesehatan terdiri dari indikator

(1) waktu tempuh ke pelayanan kesehatan < 30 menit, (2) ketersediaan tenaga

kesehatan dokter, bidan dan nakes lain, (3) akses ke poskesdes, polindes dan

posyandu, (4) tingkat aktifitas posyandu dan (5) kepesertaan Badan

Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS). Total skor variabel selanjutnya

dirumuskan menjadi indeks :

∑ Indikator X

Indeks Variabel : _________

Nilai Maksimum (X)

3)

Indeks dari setiap variabel menjadi Indeks Komposit yang disebut dengan

Indeks Desa Membangun (IDM).

Ii

IDM = 1/3 IS + IEK + IL

IDM

: Indeks Desa Membangun

IS

: Indeks Sosial

IEK

: Indeks Ekonomi

(18)

8

4)

Untuk menetapkan status setiap Desa dilakukan klasifikasi dengan

menghitung range yang diperoleh dari nilai maksimum dan minimum. Nilai

range yang diperoleh menjadi pembatas status setiap Desa, sehingga

ditetapkan lima klasifikasi status Desa yaitu :

Tabel.1. Klasifikasi Desa Berdasarkan Idm

No.

STATUS DESA

NILAI BATAS

1.

SANGAT TERTINGGAL

≤ 0,49

1

2.

TERTINGGAL

> 0,491 dan

≤ 0,59

9

3.

BERKEMBANG

> 0,599 dan

≤ 0,707

4

MAJU

> 0,707dan

≤ 0,81

5

5.

MANDIRI

> 0,815

V.

PETA DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN

Berdasarkan Permendagri No. 56 Tahun 2015 tentang Kode dan Data

Wilayah Administrasi Pemerintahan bahwa jumlah Desa yang telah memiliki

kode wilayah administrasi Desa adalah 74.754 Desa. Sedangkan jumlah Desa

berdasarkan sumber Potensi Desa, BPS, 2014 adalah 73.709 Desa dari total

82.190 Desa/kelurahan/UPT.

Berdasarkan Indeks Desa Membangun (IDM) dihasilkan jumlah dan

proporsi Desa dengan status mandiri, maju, berkembang, tertinggal dan sangat

tertinggal ditunjukkan pada Gambar 2 dibawah ini.

(19)
(20)

10

 

 

Tabel 2. Jumlah dan Persentase Desa Per Provinsi Berdasarkan I ndeks Desa Membangun 2015

KDPROV

PROVINSI

IDM

MANDIRI

MAJU

BERKEMBANG

TERTINGGAL

SANGAT TERTINGGAL

Jumlah Desa

Jml Desa

%

Jml Desa

%

Jml Desa

%

Jml Desa

%

Jml Desa

%

11

ACEH 0,552

5

0,08

105

1,61

1226

18,8

4211

64,7

963

14,8

6.510

12

SUMATERA

UTARA

0,540

0 - 39

0,72

1063

19,7

3019

55,8 1285 23,8 5.406

13

SUMATERA

BARAT

0,619

7

0,79

119

13,43

377

42,6

332

37,5 51 5,8 886

14

RIAU

0,534

0 - 9

0,56

278

17,3

888

55,4 428 26,7 1.603

15

JAMBI 0,558

0

-

14

1,01

345

24,8

839

60,4

191

13,8

1.389

16

SUMATERA SELATAN

0,558

0

-

18

0,63

553

19,4

1990

69,8

290

10,2

2.851

17

BENGKULU 0,564

0

-

22

1,62

386

28,5

768

56,6

180

13,3

1.356

18

LAMPUNG

0,585

1 0,04 57 2,35

912

37,6

1302

53,7

151

6,2 2.423

19

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG 0,593

0

-

7 2,27

127

41,1

169 54,7

6

1,9

309

21

KEPULAUAN

RIAU

0,559

0

- 5

1,84

54

19,9

187

68,8 26 9,6 272

32

JAWA

BARAT

0,639

39 0,73 726 13,64

3141

59,0 1355

25,5

60

1,1

5.321

33

JAWA

TENGAH

0,629

21 0,27 868 11,12

4335

55,5 2535

32,5

50

0,6

7.809

34

D

I

YOGYAKARTA

0,694

32 8,16 136 34,69 175 44,6 49 12,5

0

-

392

35

JAWA

TIMUR

0,634

33 0,43 929 12,03

4458

57,7 2262

29,3

39

0,5

7.721

36

BANTEN

0,581

4 0,32 53 4,28

396

32,0 674

54,5

110

8,9 1.237

51

BALI

0,690

27 4,25 248 38,99

279 43,9 78 12,3

4

0,6

636

52

NUSA

TENGGARA

BARAT

0,618

3 0,30 63 6,33 553 55,6 364 36,6 12 1,2 995

53

NUSA TENGGARA TIMUR

0,538

0

-

7

0,24 274 9,3 2206

74,8

464

15,7

2.951

61

KALIMANTAN

BARAT

0,499

0 - 30

1,49

225

11,2

752

37,4 1002 49,9 2.009

62

KALIMANTAN

TENGAH

0,499

0 - 8

0,56

118

8,3

643

45,1 658 46,1 1.427

63

KALIMANTAN

SELATAN

0,557

1 0,05 16 0,86

411

22,0

1184

63,5

252

13,5 1.864

64

KALIMANTAN

TIMUR

0,525

0 - 8

0,96

140

16,7

393

47,0 295 35,3 836

65

KALIMANTAN

UTARA

0,472

0 - 4

0,90

33

7,4

117

26,4 290 65,3 444

71

SULAWESI UTARA

0,582

0

-

15

1,00

554

36,8

852

56,6

84

5,6

1.505

(21)

11

 

 

KDPROV

PROVINSI

IDM

MANDIRI

MAJU

BERKEMBANG

TERTINGGAL

SANGAT TERTINGGAL

Jumlah Desa

Jml Desa

%

Jml Desa

%

Jml Desa

%

Jml Desa

%

Jml Desa

%

73

SULAWESI

SELATAN

0,582

1 0,04 28 1,25

876

39,1

1181

52,7

154

6,9 2.240

74

SULAWESI TENGGARA

0,547

0

-

3

0,16 228 12,1 1410

74,6

250

13,2

1.891

75

GORONTALO

0,587

0

-

14

2,13

265

40,3

348

53,0 30 4,6 657

76

SULAWESI

BARAT

0,548

0 - 4

0,70

151

26,3

286

49,7 134 23,3 575

81

MALUKU 0,507

0

-

16

1,52

120

11,4

431

41,0

483

46,0

1.050

82

MALUKU UTARA

0,527

0

-

10

0,94

150 14,1 557 52,3

349 32,7 1.066

91

PAPUA

BARAT

0,460

0 - 5

0,34

63

4,2

364

24,4 1060 71,0 1.492

94

PAPUA

0,414

0 - 7

0,15

108

2,3

762

16,0 3900 81,6 4.777

(22)

12

VI.

SITUASI DESA-DESA DI PERBATASAN BERDASARKAN INDEKS

DESA MEMBANGUN (IDM) 2015

Desa-desa di daerah perbatasan sungguh memprihatinkan. Berdasarkan

ukuran Indeks Desa Membangun (IDM) 2015 jumlah Desa-Desa di perbatasan

yang memiliki status tertinggal dan sangat tertinggal sangat dominan. Sebanyak

644 Desa (45%) adalah Desa berstatus tertinggal dan 635 Desa (44%) berstatus

sangat tertinggal (lihat gambar 3). Rata rata Indeks Desa Membangun (IDM)

Desa perbatasan adalah 0,498, sedangkan rata rata IDM nasional adalah 0,566.

Situasi ini menggambarkan tingkat kesejahteraan Desa perbatasan yang masih

rendah.

Gambar 3. Status Desa di Perbatasan Berdasarkan IDM 2015

Gambaran yang menunjukkan bahwa Desa-Desa di perbatasan di dominasi

oleh situasi dan kondisi tertinggal dan sangat tertinggal memperlihatkan bahwa

pemerintah belum mengoptimalkan potensi sumberdayanya untuk dikembangkan,

sehingga mereka tumbuh berkembang tertatih tatih sesuai dinamika sosial

internalnya yang merupakan hak asal usul dan kewenangan lokal. Sedangkan

Desa-Desa yang berkembang dan maju lebih karena keberuntungan geografis dan

kebijakan pembangunan yang melintasinya.

(23)

13

menyeluruh diperlukan sehingga menghindarkan dari terpencar dan retaknya

masyarakat di Desa perbatasan.

Gambar 4. Perbandingan IDM Daerah Perbatasan dan Nasional

0,649

0,340

0,505

0,498

0,647

0,459

0,593

0,566

Indeks Ketahanan

Lingkungan

Indeks Ketahanan

Ekonomi

Indeks Ketahanan

Sosial

IDM

(24)
(25)
(26)
(27)

INDIKATOR DESA MEMBANGUN

NO

DIMENSI

VARIABEL

INDIKATOR

KESEHATAN

1

Pelayanan Kesehatan

1

Waktu Tempuh ke prasarana kesehatan < 30 menit

2

Tersedia tenaga kesehatan, bidan, dokter dan nakes

lain

2

Keberdayaan Masyarakat utk

Kesehatan

3

Akses ke poskesdes, polindes dan posyandu

4

Tingkat aktivitas posyandu

3

Jaminan Kesehatan

5

Tingkat kepesertaan BPJS

PENDIDIKAN

4

Akses Pendidikan Dasar dan

Menengah

6

Akses ke Pendidikan Dasar SD/MI <3 KM

7

Akses ke SMP/MTS < 6 km

8

Akses ke SMU/SMK < 6 km

5

Akses Pendidikan Non Formal

9

Kegiatan pemberantasan buta aksara

10 kegiatan PAUD

11 Kegiatan PKBM/Paket ABC

6

Akses ke Pengatahuan

12 Taman Bacaan Masyarakat atau Perpustakaan

Desa

MODAL SOSIAL

7

Memiliki Solidaritas Sosial

13 Kebiasaan gotong royong didesa

14 Keberadaan ruang publik terbuka bagi warga yg

tidak berbayar

15 Ketersediaan fasilitas/lapangan olahraga

16 Terdapat kelompok kegiatan olahraga

8

Toleransi

17 Warga desa terdiri dari beberapa suku/etnis

18 Warga desa berkomunikasi sehari-hari

menggunakan bahasa yg berbeda

(28)

9

Rasa Aman Penduduk

20 Warga desa membangun pemeliharaan poskamling

lingkungan

21 Partisipasi warga mengadakan siskamling

22 Tingkat kejadian perkelahian massal di desa

23 Penyelesaian/perdamaian perkelahian massal yg

sering terjadi

10

Kesejahteraan Sosial

24 Terdapat akses ke Sekolah Luar Biasa

25 Terdapat Penyandang Kesejahteraan Sosial (Anak

Jalanan, Pekerja Seks Komersial dan Pengemis)

26 Terdapat Penduduk yang bunuh diri

PERMUKIMAN

11

Akses ke Air Bersih dan Air Minum

Layak

27 Mayoritas penduduk desa memiliki sumber air

minum yang layak.

28 Akses Penduduk desa memiliki air untuk mandi dan

mencuci

12

Akses ke Sanitasi

29 Mayoritas penduduk desa memiliki Jamban.

30 Terdapat tempat pembuangan sampah.

13

Akses ke Listrik

31 Jumlah keluarga yang telah memiliki aliran listrik.

14

Akses Informasi dan Komunikasi

32 Penduduk desa memiliki telepon selular dan sinyal

yang kuat.

33 Terdapat siaran televisi lokal, nasional dan asing

34 Terdapat akses internet

2

KETAHANAN

EKONOMI

15

Keragaman Produksi Masyarakat

Desa

35 Terdapat lebih dari satu jenis kegiatan ekonomi

penduduk

16

Tersedia Pusat Pelayanan

Perdagangan

36 Akses penduduk ke pusat perdagangan (pertokoan,

pasar permanen dan semi permanen)

37 Terdapat sektor perdagangan di permukiman

(warung dan minimarket)

17

Akses Distribusi/Logistik

38 Terdapat kantor pos dan jasa logistik

18

Akses ke Lembaga Keuangan dan

Perkreditan

39 Tersedianya lembaga perbankan umum (Pemerintah

dan Swasta)

40 Tersedianya BPR

(29)

19

Lembaga Ekonomi

42 Tersedianya lembaga ekonomi rakyat (koperasi)

43 Terdapat usaha kedai makanan, restoran, hotel dan

penginapan

20

Keterbukaan Wilayah

44 Terdapat moda transportasi umum (Transportasi

Angkutan Umum, trayek reguler dan jam operasi

Angkutan Umum)

45 Jalan yang dapat dilalui oleh kendaraan bermotor

roda empat atau lebih (sepanjang tahun kecuali

musim hujan, kecuali saat tertentu)

46 Kualitas Jalan Desa (Jalan terluas di desa dengan

aspal, kerikil, dan tanah)

3

EKOLOGI

21

Kualitas Lingkungan

47 Ada atau tidak adanya pencemaran air, tanah dan

udara

48 Terdapat sungai yg terkena limbah

22

Potensi/Rawan Bencana Alam

49 Pencemaran air, tanah dan udara

50 kejadian Bencana Alam (banjir, tanah longsong,

kebakaran hutan)

51 Upaya/Tindakan terhadap potensi bencana alam

(Tanggap bencana, jalur evakuasi, peringatan dini

dan ketersediaan peralatan penanganan bencana)

52 Upaya Antisipasi, Mitigasi bencana alam yg ada di

(30)
(31)
(32)
(33)

INDEKS

 

DESA

 

MEMBANGUN

 

PER

 

KABUPATEN/KOTA,

 

2015

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

IKE

IKS

IDM

ACEH

11001 SIMEULUE

0,7551

0,4032

0,5495

0,5693

11002 ACEH SINGKIL

0,6261

0,3902

0,5918

0,5360

11003 ACEH SELATAN

0,6072

0,4354

0,5411

0,5279

11004 ACEH TENGGARA

0,6381

0,4683

0,5492

0,5519

11005 ACEH TIMUR

0,6281

0,4244

0,5859

0,5461

11006 ACEH TENGAH

0,6362

0,4135

0,5902

0,5466

11007 ACEH BARAT

0,6453

0,3850

0,5321

0,5208

11008 ACEH BESAR

0,6927

0,4259

0,5772

0,5653

11009 PIDIE

0,6551

0,4544

0,5489

0,5528

11010 BIREUEN

0,6442

0,4252

0,5832

0,5509

11011 ACEH UTARA

0,6507

0,3959

0,5466

0,5311

11012 ACEH BARAT DAYA

0,5943

0,4549

0,5996

0,5496

11013 GAYO LUES

0,6225

0,4498

0,5648

0,5457

11014 ACEH TAMIANG

0,6610

0,4128

0,6160

0,5633

11015 NAGAN RAYA

0,6393

0,4028

0,5618

0,5347

11016 ACEH JAYA

0,6736

0,4102

0,5566

0,5468

11017 BENER MERIAH

0,6698

0,3840

0,5970

0,5503

11018 PIDIE JAYA

0,6405

0,4875

0,5984

0,5755

11071 BANDA ACEH

0,7741

0,6219

0,7582

0,7181

11072 SABANG

0,7259

0,5323

0,7243

0,6609

11073 LANGSA

0,6556

0,5656

0,6966

0,6393

11074 LHOKSEUMAWE

0,6824

0,5341

0,6714

0,6293

11075 SUBULUSSALAM

0,6220

0,3981

0,5931

0,5377

SUMATERA UTARA

12001 NIAS

0,6682

0,3243

0,4938

0,4955

12002 MANDAILING NATAL

0,6037

0,4447

0,5138

0,5207

12003 TAPANULI SELATAN

0,5934

0,4501

0,5428

0,5288

12004 TAPANULI TENGAH

0,6263

0,4283

0,5737

0,5428

12005 TAPANULI UTARA

0,6979

0,4817

0,5570

0,5789

12006 TOBA SAMOSIR

0,6291

0,4416

0,5699

0,5469

12007 LABUHAN BATU

0,5431

0,4562

0,6415

0,5469

12008 ASAHAN

0,6275

0,4349

0,6426

0,5683

12009 SIMALUNGUN

0,6354

0,4590

0,6138

0,5694

12010 DAIRI

0,6273

0,4717

0,5775

0,5589

12011 KARO

0,6578

0,4973

0,5759

0,5770

12012 DELI SERDANG

0,6279

0,4912

0,6353

0,5848

12013 LANGKAT

0,6275

0,4477

0,6324

0,5692

12014 NIAS SELATAN

0,6539

0,2802

0,4445

0,4595

12015 HUMBANG HASUNDUTAN

0,6545

0,4879

0,5865

0,5763

12016 PAKPAK BHARAT

0,6500

0,4262

0,6044

0,5602

12017 SAMOSIR

0,6396

0,4328

0,5692

0,5472

12018 SERDANG BEDAGAI

0,6436

0,4433

0,6526

0,5798

12019 BATU BARA

0,6397

0,5102

0,6353

0,5951

12020 PADANG LAWAS UTARA

0,6017

0,3722

0,4609

0,4783

12021 PADANG LAWAS

0,5945

0,4482

0,5086

0,5171

12022 LABUHAN BATU SELATAN

0,5821

0,5066

0,6539

0,5808

12023 LABUHAN BATU UTARA

0,6374

0,4538

0,6528

0,5814

12024 NIAS UTARA

0,6149

0,3231

0,5241

0,4874

12025 NIAS BARAT

0,6438

0,3174

0,5309

0,4974

12077 PADANGSIDIMPUAN

0,6254

0,4967

0,5927

0,5716

12078 GUNUNGSITOLI

0,6122

0,3693

0,5550

0,5122

SUMATERA BARAT

13001 KEPULAUAN MENTAWAI

0,7969

0,3338

0,5532

0,5613

13002 PESISIR SELATAN

0,6663

0,5083

0,6110

0,5952

(34)

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

IKE

IKS

IDM

13004 SIJUNJUNG

0,5817

0,5208

0,6505

0,5843

13005 TANAH DATAR

0,7076

0,6349

0,6929

0,6785

13006 PADANG PARIAMAN

0,6722

0,6243

0,6970

0,6645

13007 AGAM

0,6439

0,6258

0,6821

0,6506

13008 LIMA PULUH KOTA

0,5814

0,5933

0,6629

0,6125

13009 PASAMAN

0,5441

0,5936

0,6731

0,6036

13010 SOLOK SELATAN

0,5966

0,4982

0,6507

0,5818

13011 DHARMASRAYA

0,5513

0,5265

0,6775

0,5851

13012 PASAMAN BARAT

0,6000

0,7262

0,7822

0,7028

13073 SAWAH LUNTO

0,5531

0,5898

0,6690

0,6040

13077 PARIAMAN

0,7879

0,5703

0,6930

0,6837

RIAU

14001 KUANTAN SINGINGI

0,5205

0,4432

0,5808

0,5148

14002 INDRAGIRI HULU

0,5753

0,4090

0,5974

0,5272

14003 INDRAGIRI HILIR

0,5980

0,4096

0,5575

0,5217

14004 PELALAWAN

0,6103

0,4037

0,5760

0,5300

14005 S I A K

0,6109

0,4095

0,6622

0,5609

14006 KAMPAR

0,5868

0,4490

0,5978

0,5445

14007 ROKAN HULU

0,5710

0,4825

0,6476

0,5670

14008 BENGKALIS

0,5549

0,4165

0,6226

0,5313

14009 ROKAN HILIR

0,5581

0,4505

0,6163

0,5416

14010 KEPULAUAN MERANTI

0,5813

0,3200

0,5788

0,4933

JAMBI

15001 KERINCI

0,6138

0,5019

0,5995

0,5717

15002 MERANGIN

0,6153

0,4416

0,5704

0,5424

15003 SAROLANGUN

0,6143

0,4296

0,6003

0,5481

15004 BATANG HARI

0,5960

0,4127

0,6217

0,5435

15005 MUARO JAMBI

0,5929

0,4298

0,6473

0,5567

15006 TANJUNG JABUNG TIMUR

0,6557

0,4203

0,6149

0,5637

15007 TANJUNG JABUNG BARAT

0,6175

0,4376

0,5909

0,5487

15008 TEBO

0,5607

0,4620

0,6296

0,5508

15009 BUNGO

0,6019

0,4882

0,5983

0,5628

15072 SUNGAI PENUH

0,6092

0,5466

0,6595

0,6051

SUMATERA SELATAN

16001 OGAN KOMERING ULU

0,6396

0,4408

0,5955

0,5586

16002 OGAN KOMERING ILIR

0,6367

0,4543

0,5880

0,5597

16003 MUARA ENIM

0,6444

0,4604

0,6142

0,5730

16004 LAHAT

0,6331

0,4661

0,5434

0,5476

16005 MUSI RAWAS

0,6577

0,4703

0,5985

0,5755

16006 MUSI BANYUASIN

0,6493

0,4332

0,6140

0,5655

16007 BANYU ASIN

0,6414

0,4113

0,5725

0,5418

16008 OGAN KOMERING ULU SELATAN

0,6460

0,4341

0,5585

0,5462

16009 OGAN KOMERING ULU TIMUR

0,6323

0,4211

0,6412

0,5649

16010 OGAN ILIR

0,6320

0,4764

0,5989

0,5691

16011 EMPAT LAWANG

0,6358

0,4760

0,5441

0,5520

16012 PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR

0,6441

0,4331

0,5788

0,5520

16013 MUSI RAWAS UTARA

0,6171

0,4711

0,5489

0,5457

16072 PRABUMULIH

0,6333

0,4357

0,6168

0,5619

BENGKULU

17001 BENGKULU SELATAN

0,6709

0,4859

0,6015

0,5861

17002 REJANG LEBONG

0,6568

0,4825

0,5958

0,5784

17003 BENGKULU UTARA

0,6727

0,4103

0,5917

0,5582

17004 KAUR

0,6826

0,4540

0,5675

0,5681

17005 SELUMA

0,6524

0,3948

0,5637

0,5370

17006 MUKOMUKO

0,6910

0,4326

0,6224

0,5820

17007 LEBONG

0,6294

0,4595

0,5458

0,5449

17008 KEPAHIANG

0,6622

0,4917

0,6310

0,5950

(35)

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

IKE

IKS

IDM

LAMPUNG

18001 LAMPUNG BARAT

0,6489

0,4018

0,6024

0,5510

18002 TANGGAMUS

0,6332

0,4458

0,6064

0,5618

18003 LAMPUNG SELATAN

0,6990

0,4944

0,6604

0,6179

18004 LAMPUNG TIMUR

0,6454

0,4875

0,6878

0,6069

18005 LAMPUNG TENGAH

0,6304

0,5209

0,6745

0,6086

18006 LAMPUNG UTARA

0,6431

0,4263

0,6098

0,5598

18007 WAY KANAN

0,6710

0,4482

0,6430

0,5874

18008 TULANGBAWANG

0,6345

0,4296

0,6382

0,5674

18009 PESAWARAN

0,6606

0,4531

0,6362

0,5833

18010 PRINGSEWU

0,6519

0,5008

0,6708

0,6078

18011 MESUJI

0,6749

0,4054

0,6170

0,5658

18012 TULANG BAWANG BARAT

0,6624

0,4226

0,6527

0,5792

18013 PESISIR BARAT

0,7276

0,4146

0,5715

0,5712

KEP. BANGKA BELITUNG

19001 BANGKA

0,5699

0,5204

0,6689

0,5864

19002 BELITUNG

0,6127

0,5181

0,6640

0,5983

19003 BANGKA BARAT

0,6044

0,5002

0,6509

0,5852

19004 BANGKA TENGAH

0,6179

0,5269

0,6733

0,6060

19005 BANGKA SELATAN

0,6067

0,4987

0,6238

0,5764

19006 BELITUNG TIMUR

0,6462

0,5274

0,6702

0,6146

KEPULAUAN RIAU

21001 KARIMUN

0,6492

0,3867

0,6100

0,5486

21002 BINTAN

0,6667

0,4437

0,6895

0,6000

21003 NATUNA

0,6587

0,3930

0,6020

0,5512

21004 LINGGA

0,6373

0,4385

0,6122

0,5627

21005 KEPULAUAN ANAMBAS

0,6500

0,3888

0,5907

0,5432

JAWA BARAT

32001 BOGOR

0,5952

0,6057

0,6993

0,6334

32002 SUKABUMI

0,6346

0,5807

0,6819

0,6324

32003 CIANJUR

0,6431

0,5579

0,6723

0,6244

32004 BANDUNG

0,5874

0,6398

0,7516

0,6596

32005 GARUT

0,6732

0,5861

0,6734

0,6442

32006 TASIKMALAYA

0,6539

0,5915

0,6684

0,6380

32007 CIAMIS

0,6912

0,5998

0,6997

0,6636

32008 KUNINGAN

0,6748

0,5489

0,6808

0,6348

32009 CIREBON

0,6270

0,5795

0,7203

0,6423

32010 MAJALENGKA

0,6586

0,5815

0,6914

0,6438

32011 SUMEDANG

0,6326

0,5792

0,7007

0,6375

32012 INDRAMAYU

0,6513

0,5749

0,6849

0,6371

32013 SUBANG

0,6563

0,5579

0,6992

0,6378

32014 PURWAKARTA

0,6364

0,5722

0,6756

0,6281

32015 KARAWANG

0,6382

0,5136

0,6920

0,6146

32016 BEKASI

0,6136

0,6154

0,6957

0,6416

32017 BANDUNG BARAT

0,6453

0,5826

0,7096

0,6458

32018 PANGANDARAN

0,6846

0,5827

0,6708

0,6460

32079 BANJAR

0,6917

0,6353

0,7941

0,7070

JAWA TENGAH

33001 CILACAP

0,7234

0,5840

0,7031

0,6702

33002 BANYUMAS

0,6837

0,6031

0,7162

0,6677

33003 PURBALINGGA

0,6375

0,5992

0,6817

0,6394

33004 BANJARNEGARA

0,6559

0,5740

0,6371

0,6223

33005 KEBUMEN

0,6682

0,5238

0,6553

0,6157

33006 PURWOREJO

0,6896

0,4995

0,6270

0,6054

33007 WONOSOBO

0,6613

0,5675

0,6476

0,6255

33008 MAGELANG

0,7164

0,5517

0,6518

0,6400

33009 BOYOLALI

0,6731

0,5777

0,6615

0,6374

33010 KLATEN

0,7277

0,5147

0,7059

0,6494

(36)

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

IKE

IKS

IDM

33012 WONOGIRI

0,7028

0,5468

0,6651

0,6382

33013 KARANGANYAR

0,6453

0,5657

0,6881

0,6330

33014 SRAGEN

0,6864

0,5944

0,7015

0,6608

33015 GROBOGAN

0,6513

0,5224

0,6668

0,6135

33016 BLORA

0,6920

0,4839

0,6213

0,5991

33017 REMBANG

0,6685

0,5266

0,6219

0,6057

33018 PATI

0,6379

0,5196

0,6534

0,6036

33019 KUDUS

0,6314

0,6115

0,7500

0,6643

33020 JEPARA

0,6696

0,5861

0,7016

0,6524

33021 DEMAK

0,6606

0,5344

0,6607

0,6186

33022 SEMARANG

0,6455

0,5889

0,7041

0,6462

33023 TEMANGGUNG

0,6602

0,5507

0,6522

0,6210

33024 KENDAL

0,6491

0,5592

0,6868

0,6317

33025 BATANG

0,6427

0,5463

0,6616

0,6169

33026 PEKALONGAN

0,6169

0,5322

0,6616

0,6036

33027 PEMALANG

0,6547

0,5678

0,6572

0,6266

33028 TEGAL

0,6410

0,5601

0,6788

0,6266

33029 BREBES

0,6425

0,5724

0,6862

0,6337

D I YOGYAKARTA

34001 KULON PROGO

0,6061

0,6003

0,7222

0,6429

34002 BANTUL

0,8151

0,7021

0,7677

0,7617

34003 GUNUNG KIDUL

0,6875

0,5942

0,7097

0,6638

34004 SLEMAN

0,7287

0,6638

0,8177

0,7367

JAWA TIMUR

35001 PACITAN

0,7112

0,6100

0,6743

0,6652

35002 PONOROGO

0,6463

0,5568

0,6661

0,6231

35003 TRENGGALEK

0,6526

0,5828

0,6776

0,6377

35004 TULUNGAGUNG

0,6802

0,5383

0,7120

0,6435

35005 BLITAR

0,6979

0,5445

0,6998

0,6474

35006 KEDIRI

0,6626

0,5473

0,6886

0,6328

35007 MALANG

0,6658

0,6033

0,7245

0,6645

35008 LUMAJANG

0,6737

0,5205

0,7168

0,6370

35009 JEMBER

0,6979

0,5759

0,7223

0,6654

35010 BANYUWANGI

0,6991

0,6105

0,7759

0,6952

35011 BONDOWOSO

0,6644

0,5459

0,6739

0,6281

35012 SITUBONDO

0,6273

0,5348

0,6958

0,6193

35013 PROBOLINGGO

0,6466

0,5631

0,6813

0,6303

35014 PASURUAN

0,6448

0,5562

0,6865

0,6292

35015 SIDOARJO

0,6110

0,5651

0,7479

0,6413

35016 MOJOKERTO

0,6493

0,5373

0,7101

0,6322

35017 JOMBANG

0,6691

0,5588

0,7049

0,6443

35018 NGANJUK

0,6520

0,5452

0,6849

0,6274

35019 MADIUN

0,6929

0,5907

0,7270

0,6702

35020 MAGETAN

0,6554

0,6017

0,7033

0,6535

35021 NGAWI

0,6638

0,5161

0,6829

0,6210

35022 BOJONEGORO

0,6784

0,5577

0,6852

0,6405

35023 TUBAN

0,6727

0,5046

0,6550

0,6108

35024 LAMONGAN

0,6495

0,5044

0,6667

0,6068

35025 GRESIK

0,6275

0,5251

0,7099

0,6208

35026 BANGKALAN

0,6623

0,5392

0,5946

0,5987

35027 SAMPANG

0,6448

0,5681

0,6698

0,6276

35028 PAMEKASAN

0,6472

0,5295

0,6642

0,6136

35029 SUMENEP

0,6610

0,5309

0,6244

0,6054

35079 BATU

0,6491

0,7122

0,7964

0,7192

BANTEN

36001 PANDEGLANG

0,6305

0,4698

0,6139

0,5714

(37)

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

IKE

IKS

IDM

36003 TANGERANG

0,6003

0,5332

0,6980

0,6105

36004 SERANG

0,6288

0,4891

0,6404

0,5861

BALI

51001 JEMBRANA

0,7187

0,5736

0,6577

0,6500

51002 TABANAN

0,8286

0,6264

0,6871

0,7140

51003 BADUNG

0,8174

0,6502

0,7509

0,7395

51004 GIANYAR

0,8385

0,6452

0,7519

0,7452

51005 KLUNGKUNG

0,8403

0,6066

0,6632

0,7034

51006 BANGLI

0,7843

0,4775

0,5844

0,6154

51007 KARANG ASEM

0,8302

0,6577

0,6718

0,7199

51008 BULELENG

0,6450

0,6000

0,6725

0,6392

51071 DENPASAR

0,6914

0,7543

0,7506

0,7321

NUSA TENGGARA BARAT

52001 LOMBOK BARAT

0,6392

0,5755

0,6910

0,6352

52002 LOMBOK TENGAH

0,6451

0,5718

0,6887

0,6352

52003 LOMBOK TIMUR

0,6519

0,5490

0,6775

0,6261

52004 SUMBAWA

0,6510

0,5246

0,6799

0,6185

52005 DOMPU

0,6269

0,5503

0,6421

0,6064

52006 BIMA

0,6293

0,4951

0,6384

0,5876

52007 SUMBAWA BARAT

0,6363

0,4730

0,6749

0,5947

52008 LOMBOK UTARA

0,7273

0,5761

0,7108

0,6714

NUSA TENGGARA TIMUR

53001 SUMBA BARAT

0,6571

0,4623

0,5660

0,5618

53002 SUMBA TIMUR

0,6448

0,4092

0,5157

0,5232

53003 KUPANG

0,6538

0,4086

0,5777

0,5467

53004 TIMOR TENGAH SELATAN

0,6424

0,4310

0,5457

0,5397

53005 TIMOR TENGAH UTARA

0,6604

0,4300

0,5614

0,5506

53006 BELU

0,6029

0,4309

0,5488

0,5275

53007 ALOR

0,6397

0,3849

0,5187

0,5144

53008 LEMBATA

0,6815

0,4778

0,5392

0,5662

53009 FLORES TIMUR

0,6763

0,4657

0,5436

0,5619

53010 SIKKA

0,6585

0,4592

0,5678

0,5618

53011 ENDE

0,6575

0,4157

0,5213

0,5315

53012 NGADA

0,6370

0,4624

0,5544

0,5513

53013 MANGGARAI

0,6368

0,4576

0,5134

0,5359

53014 ROTE NDAO

0,6642

0,4328

0,5418

0,5463

53015 MANGGARAI BARAT

0,6407

0,3892

0,4903

0,5067

53016 SUMBA TENGAH

0,6574

0,4064

0,5745

0,5461

53017 SUMBA BARAT DAYA

0,6620

0,3638

0,5171

0,5143

53018 NAGEKEO

0,6385

0,4039

0,5433

0,5286

53019 MANGGARAI TIMUR

0,6515

0,3766

0,4797

0,5026

53020 SABU RAIJUA

0,6586

0,3402

0,5707

0,5232

53021 MALAKA

0,6614

0,4313

0,5730

0,5552

KALIMANTAN BARAT

61001 SAMBAS

0,6186

0,4748

0,6288

0,5741

61002 BENGKAYANG

0,5923

0,4105

0,5512

0,5180

61003 LANDAK

0,6120

0,3699

0,5324

0,5048

61004 PONTIANAK

0,6356

0,4914

0,6705

0,5991

61005 SANGGAU

0,5910

0,3940

0,5666

0,5172

61006 KETAPANG

0,5981

0,3216

0,5268

0,4821

61007 SINTANG

0,6106

0,2741

0,4692

0,4513

61008 KAPUAS HULU

0,5954

0,3296

0,4946

0,4732

61009 SEKADAU

0,6084

0,3329

0,5715

0,5043

61010 MELAWI

0,5779

0,2987

0,5040

0,4602

61011 KAYONG UTARA

0,6589

0,4251

0,6664

0,5835

61012 KUBU RAYA

0,6205

0,4295

0,6050

0,5517

KALIMANTAN TENGAH

62001 KOTAWARINGIN BARAT

0,6634

0,4121

0,6320

0,5691

(38)

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

IKE

IKS

IDM

62003 KAPUAS

0,6193

0,3479

0,5218

0,4963

62004 BARITO SELATAN

0,6132

0,3677

0,5840

0,5216

62005 BARITO UTARA

0,6330

0,3385

0,5292

0,5002

62006 SUKAMARA

0,6138

0,4356

0,6438

0,5644

62007 LAMANDAU

0,6108

0,3347

0,5626

0,5027

62008 SERUYAN

0,5973

0,3376

0,5128

0,4825

62009 KATINGAN

0,5303

0,3272

0,5219

0,4598

62010 PULANG PISAU

0,5733

0,4208

0,5687

0,5209

62011 GUNUNG MAS

0,6081

0,3242

0,4935

0,4753

62012 BARITO TIMUR

0,5967

0,3810

0,5888

0,5221

62013 MURUNG RAYA

0,5820

0,2928

0,5158

0,4635

KALIMANTAN SELATAN

63001 TANAH LAUT

0,5944

0,4590

0,6589

0,5707

63002 KOTA BARU

0,6370

0,4152

0,5674

0,5399

63003 BANJAR

0,6067

0,4672

0,5963

0,5567

63004 BARITO KUALA

0,6393

0,4384

0,5951

0,5576

63005 TAPIN

0,5884

0,4362

0,5973

0,5406

63006 HULU SUNGAI SELATAN

0,6458

0,4830

0,5975

0,5755

63007 HULU SUNGAI TENGAH

0,6327

0,4554

0,5903

0,5595

63008 HULU SUNGAI UTARA

0,5903

0,4635

0,5797

0,5445

63009 TABALONG

0,6160

0,4579

0,6183

0,5641

63010 TANAH BUMBU

0,6366

0,4651

0,6592

0,5870

63011 BALANGAN

0,5788

0,4439

0,6017

0,5415

KALIMANTAN TIMUR

64001 PASER

0,6086

0,4033

0,5986

0,5368

64002 KUTAI BARAT

0,6382

0,3402

0,5269

0,5018

64003 KUTAI KARTANEGARA

0,5907

0,4145

0,5958

0,5337

64004 KUTAI TIMUR

0,6239

0,3877

0,5931

0,5349

64005 BERAU

0,6247

0,3494

0,5648

0,5130

64009 PENAJAM PASER UTARA

0,6333

0,5000

0,6803

0,6045

64011 MAHAKAM HULU

0,7040

0,2929

0,4938

0,4969

KALIMANTAN UTARA

65001 MALINAU

0,6208

0,2931

0,4957

0,4699

65002 BULUNGAN

0,6162

0,3808

0,5890

0,5287

65003 TANA TIDUNG

0,6529

0,3981

0,5570

0,5360

65004 NUNUKAN

0,6437

0,2592

0,4389

0,4473

SULAWESI UTARA

71001 BOLAANG MONGONDOW

0,6338

0,4970

0,5884

0,5731

71002 MINAHASA

0,6570

0,5124

0,6049

0,5914

71003 KEPULAUAN SANGIHE

0,6929

0,4510

0,5528

0,5655

71004 KEPULAUAN TALAUD

0,7296

0,4217

0,5532

0,5682

71005 MINAHASA SELATAN

0,6495

0,5051

0,5857

0,5801

71006 MINAHASA UTARA

0,6549

0,4830

0,6467

0,5949

71007 BOLAANG MONGONDOW UTARA

0,6604

0,4768

0,6082

0,5818

71008 SIAU TAGULANDANG BIARO

0,7486

0,4679

0,5435

0,5867

71009 MINAHASA TENGGARA

0,6978

0,4980

0,6004

0,5987

71010 BOLAANG MONGONDOW SELATAN

0,6387

0,4688

0,5407

0,5494

71011 BOLAANG MONGONDOW TIMUR

0,6933

0,5009

0,6035

0,5993

71074 KOTAMOBAGU

0,6489

0,5401

0,7260

0,6383

SULAWESI TENGAH

72001 BANGGAI KEPULAUAN

0,6544

0,4702

0,5781

0,5676

72002 BANGGAI

0,6511

0,4734

0,5957

0,5734

72003 MOROWALI

0,6418

0,4148

0,5889

0,5485

72004 POSO

0,6371

0,4493

0,6361

0,5741

72005 DONGGALA

0,6110

0,4842

0,5907

0,5619

72006 TOLI-TOLI

0,6122

0,4921

0,6291

0,5778

72007 BUOL

0,6574

0,4555

0,6017

0,5715

72008 PARIGI MOUTONG

0,6079

0,5089

0,6354

0,5841

(39)

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

IKE

IKS

IDM

72010 SIGI

0,6788

0,4375

0,5871

0,5678

72011 BANGGAI LAUT

0,6487

0,4215

0,5715

0,5472

72012 MOROWALI UTARA

0,6202

0,4080

0,5970

0,5417

SULAWESI SELATAN

73001 KEPULAUAN SELAYAR

0,6626

0,4174

0,5524

0,5441

73002 BULUKUMBA

0,6294

0,5417

0,6181

0,5964

73003 BANTAENG

0,6449

0,5490

0,6696

0,6212

73004 JENEPONTO

0,6439

0,5523

0,6139

0,6034

73005 TAKALAR

0,6439

0,5175

0,6344

0,5986

73006 GOWA

0,6584

0,5463

0,6668

0,6238

73007 SINJAI

0,6498

0,5541

0,6479

0,6173

73008 MAROS

0,6158

0,5217

0,6291

0,5889

73009 PANGKAJENE DAN KEPULAUAN

0,6605

0,4051

0,6269

0,5641

73010 BARRU

0,6195

0,5511

0,6565

0,6090

73011 BONE

0,6382

0,4849

0,5917

0,5716

73012 SOPPENG

0,6286

0,5601

0,6543

0,6143

73013 WAJO

0,6286

0,5296

0,6290

0,5957

73014 SIDENRENG RAPPANG

0,6627

0,5104

0,6859

0,6197

73015 PINRANG

0,6396

0,5146

0,6129

0,5890

73016 ENREKANG

0,6399

0,4629

0,5857

0,5628

73017 LUWU

0,6200

0,4473

0,5944

0,5539

73018 TANA TORAJA

0,6442

0,3857

0,5914

0,5405

73022 LUWU UTARA

0,6402

0,4787

0,6082

0,5757

73025 LUWU TIMUR

0,6392

0,5280

0,6516

0,6063

73026 TORAJA UTARA

0,6577

0,4343

0,5522

0,5480

SULAWESI TENGGARA

74001 BUTON

0,6654

0,4609

0,5423

0,5562

74002 MUNA

0,6614

0,4723

0,5571

0,5636

74003 KONAWE

0,6263

0,4353

0,5842

0,5486

74004 KOLAKA

0,6405

0,4686

0,5825

0,5639

74005 KONAWE SELATAN

0,6264

0,4493

0,5674

0,5477

74006 BOMBANA

0,6368

0,4118

0,5172

0,5219

74007 WAKATOBI

0,6640

0,4408

0,5788

0,5612

74008 KOLAKA UTARA

0,6236

0,4605

0,5954

0,5598

74009 BUTON UTARA

0,6523

0,4406

0,5312

0,5414

74010 KONAWE UTARA

0,6333

0,4454

0,5268

0,5352

74011 KOLAKA TIMUR

0,6254

0,4294

0,5410

0,5319

74012 KONAWE KEPULAUAN

0,6583

0,3743

0,4894

0,5073

GORONTALO

75001 BOALEMO

0,6211

0,5218

0,6758

0,6062

75002 GORONTALO

0,6143

0,5380

0,6194

0,5906

75003 POHUWATO

0,6185

0,5405

0,6679

0,6090

75004 BONE BOLANGO

0,6100

0,5070

0,6043

0,5737

75005 GORONTALO UTARA

0,6450

0,4982

0,5653

0,5695

SULAWESI BARAT

76001 MAJENE

0,6849

0,4755

0,6070

0,5892

76002 POLEWALI MANDAR

0,6495

0,5124

0,6194

0,5938

76003 MAMASA

0,6087

0,3486

0,4949

0,4841

76004 MAMUJU

0,6189

0,4235

0,5722

0,5382

76005 MAMUJU UTARA

0,6011

0,4791

0,6122

0,5641

76006 MAMUJU TENGAH

0,6185

0,4536

0,6398

0,5707

MALUKU

81001 MALUKU TENGGARA BARAT

0,6991

0,3465

0,5431

0,5296

81002 MALUKU TENGGARA

0,6504

0,4182

0,5384

0,5357

81003 MALUKU TENGAH

0,6819

0,4491

0,5493

0,5601

81004 BURU

0,6065

0,4211

0,5562

0,5279

81005 KEPULAUAN ARU

0,6570

0,2071

0,4379

0,4340

81006 SERAM BAGIAN BARAT

0,6486

0,4106

0,5258

0,5283

(40)

PROVINSI

KD

 

KAB

KABUPATEN/KOTA

IKL

Gambar

Gambar 1. Tiga Dimensi Indeks Desa Membangun (IDM).
Gambar 2. Jumlah dan Klasifikasi Desa Berdasarkan Status IDM 2015
Tabel 2. Jumlah dan Persentase Desa Per Provinsi Berdasarkan I ndeks Desa Membangun 2015
Gambar 3. Status Desa di Perbatasan Berdasarkan IDM 2015
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui pengetahuan pelajar mengenai faktor-faktor dalaman yang mendorong kepada penukaran agama 10 soalan yang berkaitan telah dikemukakan.. Berdasarkan analisis dari Bab

Herpes zoster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela- zoster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus yang terjadi setelah

Tata cara Pembangunan Rumah dengan Struktur Tahan Gempa (RTG) ini disusun dengan memperhatikan kaidah teknis dan aturan yang berlaku untuk menjadi acuan perencanaan pembangunan

Kepribadianpun memiliki beberapa unsur yang dimiliki dalam konsep kepribadian tersebut, yakni : pengetahuan, perasaan , dan dorongan naluri (Koentjaraningrat. Cosplayer

Langkah pengujian ialah memanaskan mesin, memeriksa instrumen atau alat ukur yang digunakan, lalu memanaskan mesin motor sehingga mendekati suhu kerja mesin selama

1.1 Hal-hal yang diperlukan dalam penilaian dan kondisi yang berpengaruh atas tercapainya kompetensi ini adalah tempat uji yang merepresentasikan tempat kerja,

Penulis mengucapkan terimakasih kepada Bapak Rektor, Direktur Pascasarjana, Ketua Program Studi IImu Ternak dan Pimpinan serta staf lainnya di Institut Pertanian

Hasil penelitian lain juga menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba kemangi memiliki aktivitas penghambatan pertumbuhan dan dapat menginduksi kematian sel kanker