EDISI III/TAHUN 2014
33
8
perbatasan itu menjadi sarana bagi kebutuhan masyarakat dua negara di batas yang saling membutuhkan kebutuhan ekonomi. “Kami mengakui sudah banyak manfaat dan kebutuhan ekonomi yang kami dapat dari Pemerintah kabupaten Belu NTT. Namun, apabila di Indonesia tidak ada, kami siap memenuhinya di pasar Batugade ini,” kata Consasao. Terkait kebijakan pasar perbatasa Batugade, jelas Consasao warga Indonesia yang berbelanja dibebaskan dari segala bentuk pajak.
Kita berharap ini salah satu fasilitasi untuk meningkatkan ekonomi juga menjalin hubungan yang baik antar warga dua negara. “Tidak ada pajak di pasar perbatasan itu, kita ingin mencipatkan kondisi yang damai di wilayah perbatasan. Kita beda Negara, beda Presiden dan administrasi Pemerintahan, tetapi
kita bersaudara adik kakak yang tidak bisa dipisahkan. Oleh karena itu warga dua negara lupakan masa lalu dan mari kita melihat hidup ke masa depan,” ujar Consasao. Nampak turut hadir dalam acara
tersebut, Sekda Belu, Dandim 1605, Kapolres Belu, Wakil Ketua DPRD Belu sementara, sejumlah Pimpinan SKPD kabupaten Belu, Perwakilan Satgas Pamtas RI-RDTL Yonif 742, Imigrasi dan HIPMI NTT.
Suasana pasar perbatasan, sesaat setelah acara peresmian Mercado Fronteira (Pasar Perbatasan) Mota’ain – Batugade.