• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I I PROFI L KABUPATEN TANAH DATAR - DOCRPIJM 00dfa02415 BAB IIBAB 2 Profil Kabupaten ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I I PROFI L KABUPATEN TANAH DATAR - DOCRPIJM 00dfa02415 BAB IIBAB 2 Profil Kabupaten ok"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

PROFI L KABUPATEN TANAH DATAR

2 . 1 . W I LAY AH AD M I N I ST R ASI

Kabupaten Tanah Datar merupakan salah satu wilayah di Propinsi Sumatera Barat dengan ibukota Batusangkar yang dikenal sebagai “Luhak Nan Tuo”. Secara geografis wilayah Kabupaten Tanah Datar berada pada posisi 00° 17 “ LS - 00° 39 “ LS dan 100° 19’ BT - 100° 51 BT. Dengan luas wilayah 1.336 Km² atau 133.600 Ha yang terdiri dari 14 Kecamatan dengan 75 Nagari dan 395 Jorong. Adapaun batas-batas administrasinya adalah :

Sebelah Utara : berbatasan dengan Kabupaten Agam dan 50 Kota

Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kabupaten Solok

Sebelah Barat : berbatasan dengan Kabupaten Padang Pariaman

Sebelah Timur : berbatasan dengan Kota Sawahlunto dan Kabupaten Sijunjung.

(2)
(3)

Koto, Kecamatan Salimpaung dan Kecamatan Tanjung Baru. Sementara itu 4 kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Lima Kaum, Kecamatan Tanjung Emas, Kecamatan Padang Ganting, dan Kecamatan Sungai Tarab terletak pada ketinggian 450 meter sampai dengan 550 meter di atas permukaan laut. Sedangkan 7 kecamatan lagi terletak pada ketinggian yeng bervariasi. Bila dilihat dari luas wilayah menurut wilayah Kecamatan, yang paling kecil luas wilayahnya adalah Kecamatan Lima Kaum dengan luas sekitar 50,00 Km² , sedangkan Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Lintau Buo Utara dengan luas sekitar 203,26 Km² , selanjutnya diikuti oleh Kecamatan X Koto yang luas wilayahnya sekitar 152,02 Km² .

2 . 2 . POT EN SI W I LAY AH KABU P AT EN T AN AH D AT AR

Sesuai dengan kebijakan pengembangan ekonomi daerah Kabupaten Tanah Datar yang telah disusun dalam Master Plan Pengembangan Ekonomi Daerah (MP2ED) Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 - 2025, potensi pengembangan wilayah Kabupaten Tanah Datar dibagi ke dalam 6 koridor pembangunan ekonomi. Pembagian koridor ini berdasarkan potensi dan keunggulan masing -masing ruas jalan yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tanah Datar.

2 . 2 . 1 . Kor id or I : “Se n t r a Ta n a m a n Pa n ga n d a n a n e k a r a ga m p e n g ola h a n n ya ”

(4)

Tabel 2.1

Data Potensi Komoditas Utama Koridor I

Pusat Pertumbuhan Ruas Jalan Kecamatan Komoditas

Utama Luas (ha) Produksi (ton)

Padi Sawah* ) 11.740 63.396

Sumber: Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 - 2025

Selain komoditas utama tersebut, di Koridor ini terdapat beberapa komoditas/ lapangan usaha pendukung sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.2 :

Tabel 2.2

Data Potensi Komoditas Pendukung Koridor I

No Komoditas Pendukung Volume Produksi

1. Ubi jalar 1.609 Ha 42.941 Ton

2. Kacang tanah 343 Ha 517 Ton

3. I tik Pitalah petelur 61.140 ekor 278,8 ton telur

4. Tanah Erpah di Sabu 300 ha

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar Tahun 2016 – 2025

Selain potensi pendukung dalam bentuk komoditas sektor pertanian dan sub-sub sektornya, di koridor ini juga terdapat potensi wisata yang memiliki nilai ekonomi signif ikan untuk dikembangkan. Potensi wisata itu dapat diperinci berdasarkan kecamatannya yaitu:

(5)

dengan kegiatan ekonomi utama seperti pertanian padi sawah, penamanan sawo, kopi, kacang tanah, industri makanan ringan khas daerah, wisata budaya (Pariangan), dan berbagai kegiatan ekonomi lainnya namun dalam skala ekonomi dan jenis usaha yang masih kecil.

Berdasarkan perhitungan komoditas unggulan di koridor I dengan mempertimbangkan perbandingan antara luas lahan yang dihitung dalam hektar dengan jumlah produksi dalam hitungan tonase, maka didapatkan komoditas unggulan yaitu: padi sawah, dengan nilai produktivitas sebesar 63,396 ton per tahun.

Koridor I berfokus pada dua kegiatan ekonomi utama, yaitu pengembangan padi sawah dan ubi jalar yang memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi penggerak ekonomi koridor ini. Di samping itu diperlukan peningkatan area penanaman, hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produksi padi sawah adalah dengan pengembangan teknologi padi salibu dan penganekaragaman hasil pengolahan yang berasal dari beras dan ubi jalar.

Dari uraian di atas dapat dibuat rangkuman dalam Tabel 2.3 :

Tabel 2.3 Arah Pengembangan Koridor I

Koridor I dengan kota

(6)

2 . 2 . 2 . Kor id or I I : “Pe n g e m ba n ga n Agr i bisn is H or t i k u l t u r a D a t a r a n Tin g gi da n

I n du st r i Ke r a j i n a n ”

Gambar 2.3 Peta Koridor II

Tabel 2.4 Potensi Komoditas Utama Koridor II

tahoa Ruas Jalan Kecamatan

Komo-ditas Utama

Luas

( ha) Produksi ( ton)

Koto baru sebagai PPL (Pusat Pela yanan Lingku ngan)

Lembah Anai, Batas Kota Padang Panjang, Panyala ian, Aia Angek, Koto Baru, dan Pandai Sikek

X KOTO Cabe 1.300 6.402,9

Wortel 524 4.583

(7)

Aktivitas ekonomi pendukung di koridor ini diantaranya adalah:

1) Kerajinan Songket Pandai Sikek dengan jumlah unit usaha kecil menengah sebanyak 450 dengan kemampuan produksi sebanyak 5.712 unit pertahun.

2) I ndustri gula semut, aktivitas ekonomi ini masih baru akan dikembangkan dimana potensi pasarnya cukup memadai

3) Perkebunan tebu dengan luas tanam 360 Ha dengan produktivitas sebesar 551, 585 ton pertahun 4) Pembuatan gula merah dengan kemam puan produksi 200-250 kg/ hari

5) Potensi wisata alam : Air Mancur, view alam, minat khusus, hotel/ cottage Aia Angek, rumah budaya, rumah puisi, pendakian Gunung Marapi dan Singgalang

6) Kawasan sayur segar yang merupakan kawasan KASO (Kawasan Sayur Organik)

7) Rencana pembangunan jalan tol oleh Pemerintah Provinsi Sumatera Barat yang menghubungkan Kota Padang dengan Kota Bukittinggi

8) Pengaktifan kembali rel Kereta Api

Koridor I I berfokus pada kegiatan ekonomi utama, yaitu pengembangan kubis (Brassica oleracea var. otrytis L. subvar. cauliflora DC), pengembangan songket dan pengembangan pertanian sayuran holtikultura yaitu tomat dan wortel yang memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi penggerak ekonomi koridor ini. Di samping diperlukan peningkatan luas areal penanaman, hal lain yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pertumbuhan produksi kubis, tomat dan wortel adalah dengan penganekaragaman hasil pengolahannya.

(8)

Tabel 2.5 Arah Pengembangan Koridor I I

Koto Baru sebagai PPL (Pusat Pelayanan Ling kungan)

Tema Pembangunan: “Pengembangan

agribisnis hortikultura dataran tinggi dan industri kerajinan”

Pusat pertumbuh an ekonomi men cakup wilayah: Lembah Anai, Batas Kota Padang Panjang, Panyalaian, Aia Angek, Pandai Sikek

Kegiatan Ekonomi Utama:

1. Holtikultura 2. Songket

(9)

2 . 2 . 3 . Kor id or I I I : “Se n t r a Pe n g e m b a n ga n Te r n a k Ke cil D a n Bu d i da y a I k a n ”

Gambar 2.4 Peta Koridor I I I

Tabel 2.6 Data Potensi Komoditas Utama Koridor I II

Pusat

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Komoditas Pendukung yang terdapat di Koridor I I I adalah:

1. Padi sawah dengan luas panen 8,773 Ha dengan jumlah produksi sebesar 47,564 ton dengan produktivitas rata-rata sebesar 5,357 ton pertahun

(10)

Tabel 2.7 Potensi Komoditas Pendukung pada Koridor I I I

No Komoditas Luas (ha) Produksi (ton)

1. Padi sawah 8,773 47,564

2. Ubi Jalar 5210 323,77

3. Alpokat 253,28 324

4. Perikanan Darat 179,03 759,4

5. Pisang 258,07 438,5

6. Cassiavera 1.602 772,94

7. Kopi 724,5 ha 326

8. Sumber Air Ulakan Sungai Tarab Depan Masjid 1 lokasi Potensi pariwisata Minat Khusus

9. Panorama Tabek Patah 1 lokasi Wisata alam

10. Panorama Puncak Alai 1 lokasi Wisata alam

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

(11)

Dengan demikian koridor I I I berfokus pada dua kegiatan ekonomi utama, yaitu pengembangan ternak kambing dan perikanan darat yang memiliki potensi yang lebih besar untuk menjadi penggerak ekonomi koridor ini.

Tabel 2.8 Arah Pengembangan Koridor III

Tabek Patah sebagai

PPK (Pusat

Pelayanan Kawasan)

Tema pembangunan:

Sentra Pengembangan

Ternak Kecil Dan

Budidaya I kan

Pusat pertumbuhan

ekonomi mencakup:

Barulak, Tabek Patah, Sungai Tarab-batas Kota

Batu Sangkar

Kegiatan Ekonomi

Utama:

1. Ternak kambing 2. Perikanan darat

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

(12)

2 . 2 . 4 . Kor id or I V : “Se n t r a Pe n g e m b a n ga n da n Pe n g ola h a n Ka k a o”

Gambar 2.5 Peta Koridor I V

Tabel 2.9 Data Potensi Komoditas Utama Koridor I V

Pusat

Pertumbuhan Ruas Jalan Kecamatan

Komoditas

Utama Luas (ha)

Produksi (ton/ tahun)

Balai Tangah sebagai PKLp (Pusat Kegiatan Lokal promosi)

Batusangkar, Sungayang, Andaleh, Pato, BalaiTangah, Tanjuang Bonai, Buo, Tigo Jangko, Sitangkai

Sungayang, Lintau Buo, Lintau Buo Utara

Kakao 1.158 877,67

(13)

Komoditas lain dan aktivitas pendukung di Koridor I V dapat dilihat pada Tabel 2. 10 :

Tabel 2.10 Potensi Komoditas Pendukung di Koridor I V

No. Jenis Komoditas/ Aktivitas Potensi Produksi (ton)

1. Durian (Sungayang dan Lintau Buo Utara) 133,89 Ha 3235,2

2. Karet 3.381,28 Ha 4.158,29

3. Tembakau 51,5 Ha 25,612

4. Tebu 2.398,03 Ha 3301,97

5. Aren 394,50 Ha 628,1

6. Padi Sawah 8,593 Ha 44,590

7. Ayam Ras Petelur (populasi) 806.000 Ha 59,88

8. Perikanan (Lintau Buo Utara) 103,7 Ha 322

9. Puncak Pato (Sumpah Sati Marapalam dan Obyek Alam)

2 Obyek Wisat Alam dan Budaya

10. Pemancar Radio Luak Nan Tuo milik Pemkab 1 unit

11. Ngalau Pangian 1 obyek Wisata Alam

12. PLTMH dan I rigasi Bendung Batang Sinamar 2 unit Potensi energi

13. Kawasan Jeruk di Tanjung Bonai (SK Mentan 45/ 2015 untuk Kabupaten Tanah Datar)

200 ha Potensi Perkebunan dan

16. Batuan Beku di Tanjung Bonai 5.000 ha 36.615 m3

17. Batu Angek Angkek di Tanjung Kec Sungayang

1 obyek Wisata Budaya

18. Ngalau Soda di Sungayang 1 obyek Wisata alam

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Koridor I V secara topograf is, membujur di dataran tinggi Kabupaten Tanah Datar yang memiliki aksesibiltas jalan raya dengan tingkat kepadatan lalu lintas relatif rendah. Walaupun dalam RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031 dinyatakan bahwa Balai Tangah dipersiapkan sebagai PKLp (Pusat Kegiatan Lokal promosi) yang berarti adalah kota orde kedua setelah Kota Batusangkar, tetapi perkembangan Balai Tangah dan daerah sekitarnya masih perlu didorong lebih kuat lagi untuk mengimbangi perkembangan pembangunan perkotaan di sekitarnya.

Balai Tangah sebagai ibukota Kecamatan Lintau Buo Utara juga memiliki arti penting sebagai kawasan strategis Kabupaten Tanah Datar yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi bersama-sama dengan kawasan lainnya, yaitu:

(14)

c. Kawasan Tabek Patah, di Kecamatan Salimpaung; d. Kawasan Andaleh, di Kecamatan Batipuh.

Tabel 2.11 Arah Pengembangan Koridor I V

Balai Tangah sebagai PKLp (Pusat Kegiatan Lokal promosi)

Tema pembangunan Sentra

Pengembangan dan Pengolahan Kakao

Pusat partumbuhan ekonomi mencakup kecamatan: Sungayang, Lintau Buo Utara dan Lintau Buo

Ekonomi Utama:

1. Kakao 2. Tebu 3. Gula Aren

(15)

2 . 2 . 5 . Kor id or V : “Se n t r a Pr odu k si da n Pe n g ola h a n Ja gu n g”

Gambar 2.6 Peta Koridor V

Tabel 2.12 Data Potensi Komoditas Utama Koridor V

Pusat

Pertumbuhan Ruas Jalan Kecamatan

Komoditas Utama

Luas ( ha)

Produksi ( ton)

Rambatan sebagai

PPL (Pusat

Pelayanan

Lingkungan)

Pitalah, Ombilin-ba

tas Kab. Solok,

Balimbiang, Rambatan,

Sumpur, Malalo

-batas Solok

Batipuah Selatan

dan Rambatan

Jagung 1.288 7.404

(16)

Komoditas dan aktivitas ekonomi pendukung di kawasan ini dapat dilihat pada Tabel 2.13 :

Tabel 2.13 Data Potensi Komoditas Pendukung Koridor V

No Komoditas / Lapangan Usaha Potensi Produksi

1. Ubi Kayu 152 Ha 8.361 ton

2. Kakao 1.136,87 Ha 747,68 ton

3. Peternakan sapi potong 6170 Ha 179,6 ton

4. I kan bilih 6.420 Ha 487,1 ton

5. Sawo 307 Ha 1440,6 ton

6. Rumah Tuo Kampai nan Panjang 1 Unit Wisata budaya

7. Periuk Tanah di Galogandang 1 Kawasan Periuk, belanga (balango)

8. Batu Bata 1 kawasan 4 lokasi

9. Bukik Siduali 1 lokasi Wisata alam

10 Perkampungan Tradisional di Sumpur 1 Kawasan Wisata budaya

11 Wisata Religi Malalo 1 kawasan Wisata religi

12 PLTA Singkarak 1 Kawasan Potensi energi

13 Batu Andesit di Balimbiang 10.000 Ha 29,200 ton

(17)

No Komoditas / Lapangan Usaha Potensi Produksi

19 Puncak top 1 OW Wisata Alam

20 PLTMH Sumpur 9 Mega watt Potensi energi

21 PLTMH Batang Ombilin 9 Mega watt Potensi energi

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Koridor V sebagian besar terletak di Jalan Arteri, yaitu ruas jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, dan kecepatan rata-rata tinggi. Sedangkan bila ditinjau menurut statusnya, maka jalan di koridor V dapat dikelompokkan ke dalam jalan nasional yaitu jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan jalan strategis nasional. Ruas jalan yang tidak termasuk ruas jalan arteri dan sesuai fungsinya sebagai jalan nasional/ Negara adalah ruas jalan yang menghubungkan antara Sumpur, Malalo sampai dengan Batas Kabupaten Solok serta ruas jalan yang menghubungkan antara Ombilin, Padang Data dan Balimbiang.

Berdasarkan RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031 dijelaskan bahwa kawasan Kecamatan Rambatan diperuntukkan untuk pertanian tanaman pangan selain Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Pariangan, Sungayang, Padang Ganting, Lintau Buo, Lintau Buo Utara, Tanjung Baru, Salimpaung, Sungai Tarab, Tanjung Em as, Lima Kaum, dan X Koto.

Berdasarkan perhitungan komoditas unggulan di Koridor V dengan mempertimbangkan perbandingan antara luas lahan yang dihitung berdasarkan hektar dengan jumlah produksi dalam hitungan tonase, maka didapatkan komoditas unggulan yait u: jagung dengan nilai produktivitas sebesar 0,058643579.

(18)

Tabel 2.14 Arah Pengembangan Koridor V

Rambatan sebagai

PPL (Pusat

Pelayanan Lingkungan)

Tema

pembangunan “Sentra

Produksi dan

Pengolahan Jagung ”

Pusat pertumbuhan

ekonomi: Pitalah,

Ombilin-Batas Solok, Balimbiang, Sumpur, Malalo-Batas Solok

Kegiatan Ekonomi

Utama:

1. Jagung

2. I kan Bilih

(19)

2 . 2 . 6 . Kor id or VI : “Se n t r a Pe n g e m b a n ga n I n d u st r i Pa r i w isa t a da n Bu da ya ”

Gambar 2.7 Peta Koridor VI

Tabel 2.15 Data Potensi Koridor VI

Pusat

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Sebagai kawasan wisata, koridor ini didukung oleh berbagai komoditas dan aktivitas ekonomi sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 2.16 :

Tabel 2.16 Data Potensi Komoditas Pendukung Koridor VI

No Komoditas Luas ( ha) Produksi ( ton)

1. Karet 2.208,72 2.672,09

(20)

No Komoditas Luas ( ha) Produksi ( ton)

3. Peternakan sapi 4.783 ekor 83.627 kg

4. Batuan Logam border area izin dari provinsi (Solok dan Tanah Datar)

391 ha dalam wilayah Tanah Datar

5. Getah pinus 2.100 ha 700 ton/ tahun

6. Air Panas Padang Gantiang 18.726 pengunjung Wisata minat khusus

7. Talago Biru di Atar 2 ha Wisata alam

8. Sumber I rigasi Batang Selo 1.112

9. I rigasi Padang Ganting 420

10. Batu Basurek 1 obyek Wisata budaya

11. Ustano Rajo 1 obyek Wisata budaya

12. Prasasti Saruaso 1 obyek Wisata budaya

13. Benteng Van der Cappelen 1 obyek Wisata sejarah

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

Sebagaimana yang tertuang dalam RTRW Kabupaten Tanah Datar tahun 2011-2031, I stano Basa Pagaruyung adalah sebuah istana di Kabupaten Tanah Datar yang merupakan objek wisata budaya yang terkenal di Sumatera Barat bahkan sampai ke mancanegara. Bangunan I stano Basa didirikan pada tahun 1451 oleh Raja Sutan Rajo Bakilap Alam atau Alif Khalifatullah di atas Bukit Batu Patah. I stano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya adalah replika, karena I stano Basa asli yang terletak di atas Bukit Batu Patah terbakar habis pada sebuah kerusuhan berdarah pada tahun 1804. I stana tersebut kemudian didirikan kembali namun kembali terbakar tahun 1966.

(21)

Tabel 2.17 Arah Pengembangan Koridor VI I ndustri Pariw isata Dan Budaya ”

Pusat pertumbuhan eko nomi

kecamatan: Tan jung Emas dan

Padang Ganting dengan ruas jalan

Batusangkar Saruaso, Tanjuang Barulak, Atar, Sitangkai,Koto Alam,

batas Kota Sawahlunto

Sumber : Master Plan Pembangunan Ekonomi Daerah Kabupaten Tanah Datar 2016 - 2025

2 . 3 . D EM O GR AFI D AN U R BAN I SASI KABU P AT EN T AN AH D AT AR

Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Tanah Datar Tahun 2015, jumlah penduduk pada tahun 2015 adalah 362.759 jiwa, dengan komposisi penduduk laki -laki 181.557 jiwa dan penduduk perempuan 181.202 jiwa; sex ratio 100,20. Laju pertumbuhan penduduk sebesar 0,30% . Tabel 2.18 menggambarkan laju pertumbuhan penduduk tahun 2010-2015 :

Tabel 2.18 Jumlah Penduduk dan Laju Pertumbuhan Penduduk Tahun 2010 – 2015

No Uraian 2010 2011 2012 2013 2014 2015* * )

1 Jumlah Penduduk 339.792* ) 340.906* ) 341.911* ) 342.864 343.875 362.759 2 Pertumbuhan

Penduduk (% )

-0,66 0,47 0,29 0,28 0,31 0,30 (5,5)

Sumber : diolah

* ) BPS, angka diperbaiki/revised

(22)

Rata-rata kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar pada tahun 2015 adalah 272 jiwa/ km2. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi adalah Kecamatan Lima Kaum (754 jiwa/ km2) diikuti Kecamatan Sungai Tarab (441 jiwa/ km2), sedangkan kecamatan dengan kepadatan penduduk terendah adalah Kecamatan Batipuh Selatan (131 jiwa/ km2). Kepadatan penduduk Kabupaten Tanah Datar dapat dilihat pada Tabel 2.19.

Tabel 2.19 Penduduk, Kepadatan Penduduk Kabupaten Tanah Datar menurut Kecamatan Tahun 2015

1. X Koto 15,202 21,208 20,908 42,116 277

2. Batipuh 14,427 16,285 16,359 32,644 226

3. Batipuh Selatan 8,273 5,377 5,469 10,846 131

4. Pariangan 7,643 10,250 10,352 20,602 270

5. Rambatan 12,915 19,463 18,837 38,300 297

6. Lima Kaum 5,000 18,776 18,907 37,683 754

7. Tanjung Emas 11,205 11,783 11,790 23,573 210

8. Padang Ganting 8,350 7,186 7,475 14,661 176

9. Lintau Buo 6,022 9,580 9,485 19,065 317

10. Lintau Buo Utara 20,431 18,173 18,173 36,346 178

11. Sungayang 6,545 9,173 9,337 18,510 283

12 Sungai Tarab 7,185 15,992 15,718 31,710 441

13. Salimpaung 6,088 11,435 11,552 22,987 378

14. Tanjung Baru 4,314 6,876 6,840 13,716 318

Jumlah 133,600 181,557 181,202 362,759 272

Sumber: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2015

2 . 4 . I SU ST R AT EGI S SOSI AL, EKON OM I D AN LI N GKU N GAN

2.4.1. Perkembangan PDRB dan Potensi Ekonomi

(23)

Dari tahun ke tahun, nilai tambah sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan masih dominan bila dibandingkan dengan nilai tambah sektor lainnya. Tercatat pada tahun 2015 kontribusinya mencapai 33,88% dari total PDRB Kabupaten Tanah Datar. Sementara itu, sektor I ndustri Pengolahan m erupakan sektor kedua terbesar dalam memberikan sumbangannya terhadap pembentukan nilai PDRB Kabupaten Tanah Datar. Selama tahun 2015 sektor I ndustri Pengolahan menghasilkan nilai tambah sebesar 1, 14 triliun rupiah atau sekitar 11,59% terhadap total PDRB Kabupaten Tanah Datar. Sedangkan sektor Pengadaan Listrik dan Gas merupakan sektor yang paling kecil memberikan sumbangan terhadap nilai PDRB Kabupaten Tanah Datar yang hanya menghasilkan nilai tambah sebesar 1, 68 milyar rupiah atau sekitar 0,02 persen terhadap total PDRB Kabupaten Tanah Datar selama tahun 2015.

Tabel 2.20PDRB Kabupaten Tanah Datar Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Tahun

2010 – 2015

No Sektor

Tahun ( dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014 2015* )

1.

Pertanian,

Kehutanan dan Perikanan

2,131,645.80 2.396.999,8 2.533.181,1 2.713.538,1 3.108.811,4 3.346.446,4

2. Pertambangan dan

Penggalian 169,490.40 189.519 211.632,4 243.599,8 307.029,3 438.263,38

3. I ndustri Pengolahan 799,318.50 901.811,4 990.882,2 1.048.553,8 1.128.220,5 1.144.518,3

4. Pengadaan Listrik

dan Gas 1,252.60 1.214,5 1.288,8 1.332,9 1.551,1 1.680,69

5.

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

7,404.30 7.925 8.340,6 8.927,1 9.563,8 9.612,15

6. Konstruksi 500,641.80 565.889,4 640.021,6 751.182,3 834.939 870.527,72

7.

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

709,915.80 794.562,2 883.337,8 979.992,4 1.097.672,4 1.113.528,61

8. Transportasi dan

Pergudangan 460,910.70 502.351,7 566.080,1 656.914,6 742.336,6 787.923,79

9.

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

36,620.40 40.694,7 45.247,9 50.492,2 56.587,1 59.530,66

10. I nformasi dan

Komunikasi 258,289.90 295.449 335.069,4 354.923,8 400.443,8 421.273,86

11. Jasa Keuangan dan

Asuransi 151,853.10 169.800,9 192.183,7 211.309,9 233.621,9 241.385,47

12. Real Estat 95,087.00 105.220,7 113.626,1 128.657,5 146.885,2 157.285,14

(24)

No Sektor

Tahun ( dalam jutaan Rupiah)

2010 2011 2012 2013 2014 2015* )

14.

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

397,323.40 440.374,1 479.479,4 536.659,7 583.866,9 592.301,07

15. Jasa Pendidikan 145,529.80 168.900 193.901,2 230.998,2 261.859,6 277.940,45

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

70,369.80 80.201,2 94.116,3 107.157,6 119.554 124.649,87

17. Jasa lainnya 96,389.50 103.054,1 115.066,6 136.623,9 151.465,8 285.682,17

Total 6.766.493,8 7.406.291,3 8.163.912,6 9.187.759,4 9.875.980,50

Sumber : BPS, Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2015

*) Angka sementara

PDRB ADHB menurut lapangan usaha selalu menunjukkan trend yang positif, selalu meningkat setiap tahun. Perkembangan PDRB ADHB 2010 – 2015 tampak dalam Gambar 2.8 :

Gambar 2.8 Perkembangan PDRB ADHB Kabupaten Tanah Datar menurut Lapangan Usaha, 2010 – 2015

(25)

Tabel 2.21 Peranan PDRB menurut Lapangan Usaha, 2010 – 2015

No. Lapangan Usaha

Kontribusi (% )

2010 2011 2012 2013 2014 2015* )

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

A Pertanian, Kehutanan dan

Perkebunan 35.33 35.42 34.20 33.24 33.84 33.88

B Pertambangan dan Penggalian 2.81 2.80 2.86 2.98 3.34 4.44

C I ndustri Pengolahan 13.25 13.33 13.38 12.84 12.28 11.59

D Pengadaan Listrik dan Gas 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02 0.02

E

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

0.12 0.12 0.11 0.11 0.10 0.10

F Konstruksi 8.30 8.36 8.64 9.20 9.09 8.81

G

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

11.76 11.74 11.93 12.00 11.95 11.28

H Transportasi dan Pergudangan 7.64 7.42 7.64 8.05 8.08 7.98

I Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum 0.61 0.60 0.61 0.62 0.62 0.60

J I nformasi dan Komunikasi 4.28 4.37 4.52 4.35 4.36 4.27

K Jasa Keuangan dan Asuransi 2.52 2.51 2.59 2.59 2.54 2.44

L Real estat 1.58 1.56 1.53 1.58 1.60 1.59

M,N Jasa Perusahaan 0.04 0.04 0.04 0.04 0.04 0.03

O

Administrasi Pemerintahan, Pertanahan dan Jaminan Sosial Wajib

6.58 6.51 6.47 6.57 6.35 6.00

P Jasa Pendidikan 2.41 2.50 2.62 2.83 2.85 2.81

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan

(26)

No. Lapangan Usaha

Kontribusi (% )

2010 2011 2012 2013 2014 2015* )

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

R,S,T,U Jasa Lainnya 1.60 1.52 1.55 1.67 1.65 2.89

JUMLAH 100 100 100 100 100 100

Sumber: BPS Kabupaten Tanah Datar

* )Data diolah

Apabila dicermati lebih jauh, meskipun mendominasi perekonomian daerah, kontribusi/ peranan lapangan usaha Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan justru menunjukkan kecenderungan menurun setiap tahunnya walaupun pada tahun 2014 – 2015 mengalami peningkatan namun nilainya masih dibawah tahun 2010 – 2012. Hal yang sama terjadi pada lapangan usaha I ndustri Pengolahan. Peranan lapangan usaha lainnya cenderung tidak mengalami perubahan (cenderung konstan). Walapaun secara umum, apabila dilihat dari nilainya, PDRB Kabupaten Tanah Datar cenderung menunjukkan peningkatan setiap tahun.

(27)

Tabel 2.22 Perbandingan PDB, PDRB Sumatera Barat dan PDRB Kabupaten Tanah Datar Atas Dasar Harga Berlaku, Tahun 2010 – 2015

No Uraian

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014 2015

1. PDB (dalam

milyar rupiah)1) 6.446.851,9 7.419.187,1 8.230.925,9 9.087.276,5

* ) 10.09. 928,9* * ) n/ a

2. PDRB Provinsi Sumatera Barat (dalam juta rupiah)2)

105.017.739,5 118.674.286,8 131.435.645,6 146.885.110,2 167.039.891,3 n/ a

3. PDRB Kabupaten Tanah Datar (dalam juta rupiah)

6,034,242,70 6,766,493.76 7,406,291.32 8,163,912.58 9,187,759.39 9,875,980.50

Sumber :

1) Produk Domestik Bruto I ndonesia Menurut Lapangan Usaha, 2000 – 2014, BPS

* )Angka Sementara

* * )Angka Sangat Sementara

2) Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Barat, PDRB Sumbar 2010 - 2014

3) Angka sementara

Pertumbuhan Ekonomi

Dalam periode tahun 2010 – 2015 pertumbuhan ekonomi Kabupaten Tanah Datar menunjukkan fluktuasi. Secara umum pada periode tahun 2010 – 2015 terjadi penurunan pertumbuhan ekonomi, yaitu dari 5,87% pada tahun 2010 menjadi 5,31% pada tahun 2015. Pertumbuhan ekonomi ini sangat dipengaruhi oleh perkembangan aktivitas ekonomi Kabupaten Tanah Datar, khususnya aktivitas di bidang pertanian yang dari tahun ke tahun masih menjadi kegiatan ekonomi utama masyarakat Kabupaten Tanah Datar.

2.4.2. Pendapatan perkapita dan Kemiskinan

Pendapatan perkapita

(28)

nilai tambah yang bisa diciptakan dan diterima secara rata-rata oleh masing-masing penduduk akibat dari adanya aktivitas produksi. PDRB Perkapita Atas Dasar Harga Berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Pada tahun 2015, PDRB Perkapita Kabupaten Tanah Datar mencapai 28,64 juta rupiah.

Gambar 2.9 PDB dan PDRB Perkapita menurut Lapangan Usaha (juta rupiah), 2010 – 2015

2.4.3. Kondisi Lingkungan Strategis

Topografi

Kabupaten Tanah Datar berada di suatu cekungan gunung dan perbukitan yang melingkar dengan ketinggian berkisar antara 100 – 2.891 meter dari permukaan laut. Bentuk bentang alam yang sekarang ini merupakan pencerminan dari proses alam yang bekerja yang bekerja di daerah Tanah Datar, dimana proses pembentukan bentang alam sangat dipengaruhi oleh jenis-jenis batuan, struktur geologi serta intesitas proses (erosi).

Berdasarkan prosentase (% ) sudut lereng, secara umum Kabupaten Tanah Datar dapat dikelompokkan menjadi 4 satuan morfologi yaitu :

(29)

• Morfologi perbukitan dengan kemiringan 15 –40% merupakan daerah peralihan antara satuan dataran bergelombang dengan satuan perbukitan terjal dan me punyai ketinggian antara 612 -952 meter diatas permukaan laut.

• Morfologi perbukitan terjal dengan kemiringan > 40% , merupakan daerah puncak-puncak perbukitan seperti yang terdapat pada Selatan Gunung Merapi.

Tabel 2.23 Tingkat Kelerengan Lahan di Kabupaten Tanah Datar

No Tingkat Kelerengan

Luas

Ha %

1 Wilayah Datar (0-3% ) 6.189 4,62

2 Wilayah Berombak (3-8% ) 3.560 2,67

3 Wilayah Bergelombang (8-15% ) 43.492 32,95

4 Wilayah Berbukit (> 15% ) 79.859 59,77

Sumber: Tanah Datar Dalam Angka 2015

Hidrologi

Kabupaten Tanah Datar dilalui oleh beberapa sungai yang bersumber dari lereng Gunung Merapi, Gunung Singgalang, Gunung Sago dan gugusan Bukit Barisan. Beberapa sungai di bagian Barat bermuara dan menjadi sumber air Danau Singkarak. Sedangkan saluran keluar limpahan air Danau Singkarak adalah Sungai Batang Ombilin. Saat ini potensi air Danau Singkarak telah dimanfaatkan untuk kegiatan PLTA yang t erdapat di Malalo dan di Ombilin.

Sumber-sumber air tersebut sangat membantu usaha pertanian tanaman pangan lahan basah khususnya pada Kecamatan Batipuh, Pariangan, Lima Kaum , Rambatan dan Sungai Tarab. Namun pada beberapa bagian wilayah Kabupaten Tanah Datar sesuai dengan morfologinya sulit mendapat pengairan. Wilayah tersebut meliputi bagian selatan dari Kecamatan Batipuh dan Rambatan serta wilayah bagian timur yang terdiri dari Kecamatan Sungayang, Tanjung Emas dan Lintau Buo.

(30)

Tabel 2.24 Jumlah Sungai di Kabupaten Tanah Datar

Sumber : Tanah Datar dalam Angka Tahun 2015

No Kecamatan Nama Sungai

1 X Koto - Batang Anai

- Batang Anai Tambang

- Batang Arau

- Muaro Sitanang

- Muaro Bulan Sabik

2 Batipuh - Batang sagu

- Batang Gadis

- Batang Sumpu

- Batang Talang

3 Pariangan - Batang Bengkawas

4 Rambatan - Batang ombilin

5 Lima Kaum - Batang Kiambang

- Batang selo

- Batang Malana

6 Tanjung Emas - Batang Selo

7 Lintau Buo - Batang Tampo

- Batang Sinamar

8 Sungayang - Batang Selo Tengah

9 Sungai Tarab - Batang Bengkahan

- Batang Sinandang

10 Salimpaung - Batang Baburai

- Batang Air Kampung Panjang

- Batang Bona

- Batang Gadang

(31)

Tabel 2.25 Jumlah dan Nama-Nama Telaga di Kabupaten Tanah Datar

Sumber : Tanah Datar dalam Angka Tahun 2015

Tanah

Pada umumnya jenis tanah di Kabupaten Tanah Datar didominasi oleh tanah Kambisol yang membentang mulai dari barat memanjang hingga bagian timur wilayah yang tersebar hampir diseluruh kecamatan yang ada di Tanah Datar.

Jenis tanah yang cukup dominan adalah tanah Andosol yang tersebar dibagian kaki gunung Merapi sebelah utara serta sebagian tersebar di sebelah selatan Kecamatan Batipuh Selatan.

Sebelah selatan bagian tengah wilayah Tanah Datar ditutupi oleh jenis tanah pedsolik yang memanjang ke arah utara. Sementara untuk jenis tanah gleisol, pedsolik dan regina hanya merupakan bagian terkecil dari penyebaran jenis tanah di Kabupaten Tanah Datar, seperti; jenis tanah Gleisol terseb ar mengelilingi sepanjang Danau Singkarak atau tepatnya di Kecamatan Batipuh Selatan bagian timur dan sebelah barat Kecamatan Rambatan. Jenis Tanah Regosol tersebar di bagian wilayah Kecamatan Lintau Buo.

3. Lima Kaum - Tabek Ganggam 4,00

4. Padang Ganting - Atar 4,00

5. Lintau Buo - Sianok/ batu 7,00

- Nan Panjang, Ranggung, Jambu 5,45

- Banto / pipit 4,00

- Sibonta dan Tembang 1,50

(32)

I klim

I klim di Kabupaten Tanah Datar termasuk iklim tropis seperti pada umumnya di daerah -daerah di I ndonesia yang memiliki 2 musim dalam setahun yaitu musim kemarau dan musim penghu jan. Suhu udara rata-rata di kabupaten Tanah Datar 230C, ketinggian dari permukaan laut rata-rata 936 m. Hasil dari analisa data curah hujan di Kabupaten Tanah Datar didapat melalui 8 stasiun pengamatan. Tingkat curah hujan tahunan di Kabupaten Tanah Datar cukup tinggi yaitu berkisar antara 1.750 – 4000. Adapun sebaran dari kelas curah hujan di Kabupaten Tanah Datar adalah sebagai berikut :

Wilayah dengan curah hujan 3.000 – 4.000 mm/ th tanpa bulan kering berada di sekitar pinggang Gunung Merapi yang meliputi bagian Kecamatan Pariangan, Lima Kaum dan Lintau Buo.

Wilayah dengan curah hujan 2.500 – 3.000 mm/ th dengan bulan kering (curah hujan < 100 mm) rata-rata < 2 bulan. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Pariangan, Lima Kaum, Lintau Buo dan Batipuh. Wilayah dengan curah hujan 2.000 – 2.500 mm/ th dengan bulan kering rata-rata 4–6 bulan berturut-turut. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Batipuh, Salimpaung, Sungai Tarab, Sungayang, dan bagian Utara Kecamatan Tanjung Emas. Wilayah dengan curah hujan 1.750 – 2.000 mm/ th meliputi bagian Barat wilayah 12 Kabupaten Tanah Datar yaitu sebagian Kecamatan Batipuh dan Kecamatan X Koto. Jumlah hari hujan dan curah hujan di kabupaten Tanah Datar dari hasil pengamatan I PPTP Rambatan tahun 2009 tercatat sebanyak 269 hari hujan dengan curah hujan 4.761 mm, dengan rata-rata perbulan 17,70 mm/ bulan.

Tabel 2.26Curah Hujan dan Hari Hujan (mm/ bln) pada Stasiun Pencatat I PPTP Rambatan Tahun 2011

Bulan Curah Hujan ( mm) Hari Hujan ( hari)

Januari 1936 131

Februari 1035 95

Maret 1106 94

April 1332 139

Mei 1636 12886

Juni 606 86

Juli 591 95

Agustus 1247 114

(33)

Geologi

Kabupaten Tanah Datar ditutupi oleh beragam jenis batuan mulai dari endapan permukaan, batuan gunung, batuan sedimen, batuan malihan dan batuan intrusi. Susunan Stratigrafi daerah ini dari peta Geologi – Lembar Solok skala 1 : 250.000 (PH. Silitonga dan Kastowo, 1975) dan peta geologi lembar Padang (Kastono, Gerhard W. Leo, S. Gafoer dan T.C. Amin, 1996) adalah sebagai berikut:

- Endapan Permukaan

 Alluvium Sungai, Kwarter Resen, terdiri dari lempung, pasir, kerikil, dan bongkahan -bongkahan batuan beku, kwarsit dan macam-macam batuan lainnya.

- Batuan Gunung Api, Kwarter

 Tufa basalt berupa tufa abu-abu, lapili, tufa basalt berkaca an pecahan lava. Pecahan lava ini mengandung fenokris labradorit dan piroksen-klino dalam dasar berkaca gelap Tufa batuapung, khas terdiri dari batuapung putih sampai kekuning-kuningan bergaris tengah 0,5-10 cm dalam masa dasar kelaran berkomposisi riolit. Secara setempat-setempat bagian bawahnya mengandung lapisan kerikil dan lapilli.

 Andesit Gunung Melintang, berupa breksi andesit sampai basalt, pecahan lava berongga, endapan lahar dan lava.

 Andesit Gunung Marapi, berupa breksi andesit sampai basalt, bongkahan-bongkahan lava, lapili, tufa, agromerat dan endapan lahan

- Batuan Gunung Api, Karter – Tersier

 Batuan volkanik tak terpisahkan, berupa aliran lahar, konglomerat dan endapan kolvium lainnya, bersusunan anatara andesit sampai basalt

- Batuan Sedimen, Tersier

 Anggota bawah Formasi Ombilin, berupa batuan pasir kwarsa mengandung mika dalam lapisan -lapisan setebal + 2 m, dan setempat -setempat mengalami metamorfosa, mengandung sisipan arkosa, serpihan lempungan, abu-abu semu biru, konglomerat kwarsa dan lapisan batubara.

 Batu gamping karang, terdapat pada bagian bawah dari anggota bawah Formasi Telisa

 Formasi Sangkarewang, terdiri dari serpih napalan coklat tua sampai kehitaman disisipi oleh batu pasir arkosa dan setempat -setempat oleh breksi andesit kasar bersudut.

 Formasi Brani terdiri dari konglomerat kasar beraneka ragam dan beberapa sisipan batu pasir. Sebelah Timur Danau Singkarak, satuan ini terdiri dari konglomerat batu gamping dengan sedikit kerakal kwarsit dan granit dalam masa dasar atu gamping.

(34)

 Anggota batusabak dan serpih Formasi Tuhur, terdiri dari batusabak, serpihan napalan, berwarna abu-abu muda sampai tua dengan sisipan rijang coklat, radioralit, serpih hitam terkersikan dan lapisan tipis grewake termalihan.

- Batuan Malihan , Perem – Karbon

 Anggota filit dan serpih Formasi Kuantan, terutama terdiri dari serpih dan filit berwarna kemerah-merahan sampai coklat tua, kwarsit, batu lanau, rijang abu-bau dan aliran lava bersusunan andesit hingga basalt.

 Anggota batu gamping Formasi Kuantan, berupa batu gampign pejal, berongga, berwarna putih abu-abu kemerahan mengandung sisipan tipis batu sabak abu-abu tua, kwarsit, batu lanau, rijang abu-abu dan aliran lava bersusunan andesit hingga basalt.

 Anggota batu gamping Formasi Kuantang berupa batu gamping pejal, berwarna putih abu -abu kemerahan mengandung sisipan tipis batusabak, filit, serpihan terkersikan dan kwarsit umumnya berbentuk topografi kasar berpunggur tajam.

 Anggota bawah Formasi Kuantan, terutama terdiri dari kwarsit dan batu pasir kwarsa dengan sisipan filit, batusabak terkersikan, serpih, batuan gunungapi, tufa klorit konglomerat dan rijang coklat.

- Batuan Terobosan (intrusi), Trias

 Granit, susunan berkisar dari leoco-granit sampai monzonit kwarsa. Disebelah Timur Danau Singkarak singkapan granit genes yang berkekar dan tergeser jelas, yang ada hubugannya dengan jalur pergeseran dari patahan Semangko.

 Granodiorit, bertekstur porfitrik-feneritik berwarna abu-abu muda. Beberapa singkapan terlihat telah cukpu lapuk dan terkena proses kloritisasi.

 Kwarsa diorit, bertekstur butiran hipotomorfik holokristalin, berwarna abu-abu sampai abu-abu semu hijau. Kebanyakan terdiri dari oligoklas, kwarsa, hornblende dan biotit.

(35)

A.

Gempa Bumi

Gempa bumi di Kabupaten Tanah Datar disebabkan oleh adanya jalur sesar aktif yang melalui wilayah Tanah Datar yang memanjang mulai dari Teluk Semangko di tenggara hingga Banda Aceh. Nagari yang berpotensi rawan bencana gempa yaitu Nagari Gunung Rajo dan Nagari Pitalah karena kedua nagari tersebut berada tepat di jalur sesar. Sedangkan daerah yang harus diwaspadai dengan gempa tektonik adalah Kecamatan Batipuh, Batipuh Selatan, Salimpaung dan Kecamatan X Koto bagian Timur.

B.

Gerakan Tanah (Longsoran)

Wilayah Kabupaten Tanah Datar yang merupakan bagian dari jajaran Pegunungan Bukit Barisan secara geologi memiliki potensi terjadinya gerakan tanah. Beberapa penyebab terjadinya gerakan tanah, antara lain:

a. Faktor keairan (curah hujan) yang tinggi dan geologi yang kompleks pada wilayah ini.

b. Faktor aktivitas manusia merupakan faktor yang paling dominan sebagai penyebab terjadinya bencana gerakan tanah, misalnya tataguna lahan yang tidak sesuai dengan topografi dan struktur geologi setempat, pemotongan kaki bukit untuk wilayah pemukiman dan pelebaran jalan.

c. Kondisi morfologi yang bergelombang.

Jenis gerakan tanah yang sering terjadi adalah jenis longsoran bahan rombakan (debris slide) dan aliran bahan rombakan (debris avalanche). Berdasarkan hasil studi pemetaan mengenai gerakan tanah di Kabupaten Tanah Datar dan sekitarnya, jenis gerakan tanah yang dijumpai berupa longsoran bahan rombakan dan nendatan, selain itu dijumpai juga beberapa gawir gerakan tanah lama. Di bawah ini akan diuraikan mengenai kondisi lahan yang memiliki potensi bencana gerakan tanah, serta lokasi penyebarannya, sebagai berikut:

a. Breksi, lapuk, bersifat berai - mudah tererosi, fragmen andesit dan material vulkanik lainnya dengan ukuran fragmen kerikil-bongkah berada di zona patahan sehingga sangat labil terhadap gerakan tanah terdapat di sekitar Jalan Padang Panjang - Singkarak, Nagari Subang Anak Kecamatan Batipuh.

b. Pengamatan lapangan dari formasi endapan Kuarter Marapi yang relatif labil terhadap gerakan tanah, terdapat di Jalan Padang Panjang - Batusangkar, Bukit Tampang Biaro, Sikaladi, Kecamatan Pariangan

c. Pemaprasan tebing yang tidak mengikuti kaidah kestabilan lereng sangat berbahaya bagi pengguna fasilitas jalan, terdapat di Desa Baruah Bukik Kecamatan Sungayang.

(36)

e. Gerakan tanah bersifat rayapan terdiri dari material halus (klastik) berupa lahar, abu -abu, fragmen rempah-rempah vulkanik terdiri dari andesit dan material gunung api lainnya. Lokasi terdapat di perbatasan Kota Padang Panjang – Kabupaten Tanah Datar

Gambar 2.10 Peta Rawan Bencana Tanah Longsor

C. Gunung Marapi

Selain gempa bumi dan gerakan tanah, potensi bencana lainnya adalah letu san gunung api aktif, yaitu Gunung Marapi. Bahaya yang ditimbulkan letusan gunung api adalah terjadinya aliran lava, awan panas, gas beracun, lahar primer pada letusan gunung api yang mempunyai danau kawah, lahar sekunder atau sering disebut lahar hujan dan gelombang pasang. Daerah rawan letusan gunung api terdapat pada daerah sekitar lembah sungai yang berhulu di lereng atas Gunung Marapi memanjang hingga ke lereng bawah.

Daerah-daerah yang perlu diwaspadai jika aktifitas Gunung Marapi kembali aktif diantaranya: Bulan Sarik, Guguk, Labuatan dan Batur (Kecamatan Pariangan); Lumbung Bapereng, Tanjung Lado Ateh Bukik, Pasir Laweh dan Talang Tangah (Kecamatan Sungai Tarab); serta Koto Baru, Kayu Tanduak, Marapi, Hilia Balai (Kecamatan X Koto); Andaleh dan Sabu (Kecamatan Batipuh); daerah-daerah tersebut diindikasikan sebagai jalur lahar jika terjadi letusan.

(37)

mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir, maka kawasan-kawasan yang berada pada jalur atau radius bencana diarahkan menjadi kawasan berfungsi lindung.

Gambar 2.8 Peta Rawan Bencana Gunung Api

2 . 5 . I SU ST R AT EGI S T ER KAI T PEM BAN GU N AN I N FR AST R U KT U R BI D AN G

CI PT A KAR Y A

2 .5 .1 . Sub Bida ng Air M inum

(38)

Tabel 2.27 Unit PDAM, Sumber Air, Sistem dan Kapasitas SumberDirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2014

Jumlah pelanggan air minum pada tahun 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah pelanggan mencapai 13.225 pelanggan, maka pada tahun 2008 naik menjadi 13.704 I ni berar ti terjadi peningkatan sebesar 479 pelanggan. Kemudian kalau dilihat jumlah pelanggan non niaga atau rumah

1 X Koto Jaho Pincuran Bungo Garvitasi 8.20 12,680 2 710

Sungai Maruok Garvitasi 125.0

2 Batipuh - - -

-3 Batipuh Selatan Malalo Muaro Ambius Garvitasi 8.0 21,239 3 195 Tanjung Sawah Garvitasi 2.5

4 Pariangan - - -

-5 Rambatan Simawang Kubang Cancang Garvitasi 17.0 19,244 3 200

Jambu Aia Garvitasi 2.5

Rambatan Tumanggung Garvitasi 8.6 17,360 408

Kiambang Pompanisasi

6 Lima Kaum Batusangkar Kiambang Garvitasi 424 89,586 5 4,632

Sitakuk Garvitasi 5.0 Saruni Garvitasi 304

Lima Kaum Surau Gadang Garvitasi 51,013 1 1,577

Tabek Tinggi Garvitasi 6.6 Sitakuk Garvitasi

Kiambang Pompanisasi

7 Tanjung Emas Tanjung Emas Kiambang Garvitasi 51,063 4 2,075

Saruni Garvitasi

8 Padang Ganting Padang Ganting Saruni Garvitasi 21,934 566

9 Lintau Buo Aia Tabik I Garvitasi 80.16 38,261 2 1,329

Aia Tabik II Garvitasi 86.16 Bar-Bar Garvitasi 5.0 Aia Janih Pompanisasi 10.0

10 Lintau Buo Utara - - -

-11 Sungayang Sungayang Minang Garvitasi 16.0 34,060 2 1,075

Baburai Garvitasi 65.0

12 Sungai Tarab Koto Hiliang Sungai Jambu Garvitasi 6.6 11,928 289 Sitakuk Pompanisasi 272.

(39)

Tabel 2.28 Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Air di Kabupaten Tanah Datar

Disamping air bersih yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Tanah Datar, ketersediaan air bersih juga dilaksanakan melalui :

- Sistem perpipaan oleh Badan Pengelola Air

Nagari Batipuah Baruah Kecamatan Batipuh. Penyediaan air

bersih Sistem pompanisasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Pembangunan Air Bersih Nagari Gurun dan Pemerintahan Nagari Rao-rao di Kecamatan Sungai Tarab.

- Program Nasional Penyediaan Air Bersih Berbasis

Masyarakat (Pamsimas) pada 35 lokasi, yang mana pada saat ini pengelolaan air bersih pada lokasi tersebut masih dilaksanakan oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), yang selanjutnya akan dioperasionalkan oleh Badan Pengelola Sarana (BPS).

No Jenis Pelanggan Banyaknya Jumlah Pemakaian Air (M³ )

1 Rumah Tangga 12,603.00 2,384,778.00

2 Perkantoran 264.00 223,378.00

3 Niaga 577.00 165,883.00

4 Kran Umum 23.00 10,078.00

5 Badan Sosial 228.00 138,849.00

6 Hotel/ Penginapan 9.00 7,944.00

7 Hilang 0.00 0.00

Jumlah 2008 13,704.00 2,930,910.00

2007 13,255.00 2,751,308.00

2006 12,966.00 2,723,131.00

2005 12,148.00 2,435,012.00

2004 11,906.00 1,494,383.00

(40)

Tabel 2.29 Lokasi Pamsimas Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 s/ d 2010

NO. KECAMATAN 2008 2009 2010

1 X Koto Nagari Aie Angek

Jorong Kandang Sampie

2 Batipuh Selatan Nagari Batu Taba

Jorong Galanggang Baringin

3. Batipuh Nagari Gunung Rajo Nagari Andaleh Jambu

Nagari Batipuh Ateh

7 Sungai Tarab Nagari Pasie Laweh Jorong Ampang

Nagari Sungai Tarab

Dusun Ladang Koto

Sarasah

Nagari Koto Baru

8 Sungayang Nagari Sungai Patai Balai Bungo

Nagari Tanjung

9 Salimpaung Nagari Supayang Nagari Tabek Patah Jorong Koto Alam

(41)

2 .5 .2 . Sub Bida ng Sa m pa h

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar saat ini belum terkoordinasi dengan baik oleh kelompok masyarakat maupun pemerintah. Memang saat ini persoalan sampah belum menjadi sebuah persoalan yang serius dan kompleks karena pola kehidupan masyarakat yang relatif belum banyak memproduksi sampah, tetapi jika dari sekarang tidak direncanakan, maka pesoalan sampah akan membesar seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan perkotaan

Guna mengatasi peningkatan produksi sampah, diperlukan organisasi yang melibatkan penduduk dengan pemerintah dalam menangani perkembangan produksi sampah. Selain diperlu kan adanya organisasi pengelola, juga fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan dalam penanganan sampah harus tersedia, program penyadaran masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan perlu ditingkatkan.

Dalam upaya peningkatan pengelolaan persampahan, saat ini pemerintah sudah menyediakan sarana TPA baru yang berlokasi di Bukit Sangkiang (Kecamatan Rambatan) dengan luas areal seluas 3 Ha. Daerah yang dilayani untuk fasilitas TPA baru adalah melayani penduduk di wilayah Kota Batusangkar. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar yang saat ini dilakukan terdiri dari 3 (tiga) cara pengelolaan, diantaranya yaitu :

 Kegiatan Pengumpulan

 Pengelolaan sampah masih dilakukan secara individu yaitu dengan melakukan penumpukan di halaman rumah yang kemudian dilakukan pembakaran. Selain itu kegiatan pengumpulan sampah juga dilakukan dengan memasukkan sampah ke kantong/ karung atau langsung membawanya ke tempat pengumpulan sampah sementara.

 Pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah terutama di sepanjang j alan - jalan utama pusat kota, fasilitas sosial dan pasar. Untuk mendukung kegiatan pengumpulan sampah, saat ini di Kabupaten Tanah Datar terdapat 10 unit TPS (bak sampah) dan 6 unit kontainer.

 Kegiatan Pengangkutan

Kegiatan pengangkutan sampah dari tempat pengumpulan sampah sementara/ kontainer ke tempat pembuang akhir menggunakan mobil sampah atau kendaraan lainnya. Saat ini armada sampah sebanyak 1 unit kendaraan kijang, 1 unit arm roll truck, 2 unit dump truck dan 1 unit alat berat.

 Pembuangan Sampah Akhir

Pembuangan akhir dari TPS/ kontainer dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pada saat ini fasilitas TPA yang berlokasi di

(42)

Produksi sampah di kota Batusangkar rata-rata 50m3 / hari, dimana jumlah sampah terangkut adalah 45 m3/ hari atau 90% dari total sampah dengan intensitas pengangkutan 4 kali sehari oleh 1unit arm roll truk, 2 unit dump truck 1

unit mobil kijang. Uraian timbulan dan jumlah sampah yang terangkut serta peralatan yang tersedia dapat dilihat pada tabel 2.30 dibawah ini.

Tabel 2.30 Timbulan dan Jumlah Sampah yang terangkut/ hari (m3/ hari)

No Lokasi Jumlah Lokasi Timbulan

( m3/ hari)

Sampah Terangkut ( m3/ hari)

1 Jalan Arteri dan Kolektor 2 15 14.5

2 Pasar/ Pertokoan 3 11 10

3 Perkantoran 5 3 2

4 Sekolah 11 5 4

5 Terminal 2 5 4

6 Rumah Sakit/ Puskesmas 3 2 2

7 Taman Kota 1 2 2

8 Perumahan 9 7 6.5

JUMLAH 36 50 45

Sumber: KLH Kabupaten Tanah Datar tahun 2012

Pengelolaan sampah didasarkan pada konsep dasar kesehatan masyarakat (public health), estetika dan dampak yang mungkin timbul karena pengelolaan yang kurang baik. Dimana pada pengolahan sistem persampahan pada lokasi TPA diarahkan pada “ Jenis Landfill dengan Sisitem Open Dumping” Agar pengelolaan sampah dapat berjalan benar dan baik, beberapa pertimbangan harus diperhatikan, yaitu : 1. Perkiraan volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Tanah Datar tahun 2013 adalah 1.073

m3/ hari.

(43)

b. Peralatan mekanis untuk di lokasi penampungan akhir, seperti hidraulic excavator, dump truck dan wheel loader.

c. Tersedianya lokasi-lokasi penampungan sementara didalam kota dan lokasi penampungan akhir di pinggiran kota yang cukup luas.

Sistim pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar, mulai dari sampah rumah tangga dan dari fungsional sampai ke pembuangan akhir secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Setiap rumah tinggal dan bangunan-bangunan non rumah tinggal diharuskan memiliki bak sampah,

2. Sampah dari rumah dan bangunan-bangunan tersebut selanjutnya diangkut ke tempat penampungan sampah lingkungan, sehingga di setiap lingkungan perlu disediakan tempat sampah dengan volume yang cukup besar, yang dapat menampung sampah selama 12 jam,

3. Dari penampungan sampah tersebut diangkut ke penampungan sementara, sebelum dibuang ke penampungan akhir, dengan frekwensi pengangkutan 2 kali dalam sehari. Dari bak penampungan sementara tersebut, selanjutnya sampah diangkut ke lokasi penampungan akhir.

Peta Sebaran I nfrastruktur Kabupaten Tanah Datar

(44)

2 .5 .3 . Sub Bidang Air Lim ba h

Air limbah yang diproduksi di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari air limbah rumah tangga yaitu air bekas dapur, kamar mandi dan pembuangan air kotor lainnya serta air limbah industri, jenis industri yang ada berupa kerajinan rakyat tidak menghasilkan air limbah yang berbahaya dan digolongkan pada, air limbah domestik rumah tangga.

(45)

Berdasarkan hasil Study EHRA dengan metode sampling pada 5 kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, menemukan fasilitas BAB di Kabupaten Tanah Datar yang paling umum dilaporkan oleh rumah tangga adalah jamban siram/ leher angsa yang disalurkan ke tangki septic, proporsinya adalah sekitar 43,1% (siram) dan yang membuang tinja langsung ke ruang terbuka (parit, kolam, lobang galian) sebesar 28,6 % , sementara untuk jamban non

siram ke septik tank sebesar 2,1 % dan keruang terbuka sebesar 26,2 % . Dari hasil wawancara Study EHRA diperoleh sekitar 45,2 %

rumah tangga di Kabupaten Tanah Datar menggunakan tangki septik, yang mana lokasi septik pada umumnya terletak pada perkarangan belakang rumah.

Kader-kader juga mengamati keberadaan saluran air disekitar rumah terpilih, saluran yang dimaksud adalah saluran yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah

tangga (grey water), seperti air dapur, bekas cuci piring/ bahan makanan. Air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Hasil pengamat an menunjukan bahwa sekitar 42,49 % memiliki akses pada saluran air disekitar rumahnya. Sementara sekitar 57,51 % rumah tangga tidak memiliki akses pada saluran air limbah.

Pada umumnya pengelolaan air limbah di Kabupaten Tanah Datar masih bersifat alamiah yaitu dilakukan secara individu oleh masyarakat, kecuali pada kawasan perumahan, perkantoran dan kawasan strategis lainnya sudah dilaksanakan dengan sistem setengah teknis.

Untuk pelayanan air limbah di Kabupaten Tanah Datar saat ini telah dibangun 12 MCK Komunal berbasis masyarakat, yang dapat melayani 6000 Jiwa.

(46)

Tabel 2.31 Penyakit yang Dipengaruhi Lingkungan Tahun 2008 – 2011

NO PENYAKI T 2008 2009 2010 2011

1. Malaria 17 33 43 43

2. TBC 126 174 174 141

3. DBD 71 385 385 177

4. Diare 15.274 14.712 13.884 15.058

5. I SPA 1695 1278 1258 928

Sumber data : Profil Kesehatan Kab. Tanah Datar 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat, penyakit yang disebabkan oleh lingkungan seperti malaria, TBC, DBD dan diare terus mengalami kenaikan sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hal ini disebabkan karena masih adanya perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan hygiene dan sanitasi serta lingkungan. Sedangkan I SPA mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, hal ini karena masyarakat telah menyadari perlunya melakukan pengelolaan sampah seperti pembuatan kompos.

Dalam hal penurunan kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih melalui pembangunan dan pengelolaan air limbah yang berbasiskan lingkungan, seperti melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dan Program Promosi Kesehatan.

(47)

Secara umum, drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras atau mengalirkan air. Drainase juga adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat dalam rangka menuju kehidupan yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Prasarana drainase berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Fungsi saluran drainase antara lain :

1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.

2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal. 3. Mengendalikan air hujan berlebihan sehingga tidak terj adi banjir. Saluran drainase di Kabupaten Tanah Datar pada umumnya menggunakan sistem saluran terbuka, sedangkan untuk saluran tertutup ditemui disepanjang jalan utama kota yang difungsikan juga sebagai trotoar.

Kondisi saluran drainase pada saat ini belum berfungsi dengan baik, hal ini dapat dilihat pada titik-titik tertentu seperti pada

kawasan pasar Batusangkar, bila terjadi hujan yang cukup lama maka akan terjadi genangan pada badan jalan bahkan melimpah sampai kerumah penduduk.

Selain sistem drainase teknis, pada umumnya drainase yang dipergu nakan masih bersifat alami atau sederhana.

Secara teknis operasional pengelolaan (pembangunan dan pemeliharaan) jaringan drainase dilakukan oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar, namun dalam pengelolaan secara utuh dan menyeluruh tetap diperlukan kontribusi dan peran serta masyarakat secara partisipatif. 2 .5 .5 . Sub Bida ng Ta t a Ba nguna n dan Lingkunga n

Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Tanah Datar. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas dan kecenderungan warga masyarakat yang ingin tinggal di pusat -pusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak mampu lagi menampung aktifit as warganya yang berdampak pada sistem pelayanan perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.

(48)

2 .5 .6 . Sub Pengem bangan Per m uk im an

Perencanaan pembangunan Sub Bidang Pengembangan Permukiman di Kabupaten Tanah Datar ditekankan pada pembangunan desa-desa yang dinilai mempunyai potensi / sumber daya sebagai Desa Pusat Pengembangan (DPP) dengan didukung potensi-potensi / sumber daya yang ada di desa sekitarnya (hinterland-nya) dan perbaikan lingkungan permukiman menuju lingkungan permukiman yang sehat dan layak huni (liveble), aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Pelayanan jaringan drainase perkotaan di Kawasan Pusat Kota Batusangkar terdiri atas unit saluran drainase utama dan saluran drainase sekunder. Keberadaan saluran drainase ini dapat meningkatkan fungsi kualitas lingkungan perkotaan secara holistik. Pada saat terjadi musim hujan, buangan air dapat dialirkan ke saluran drainase ini, namun pada beberapa kawasan perkotaan, masih terdapat area genangan yang menimbulkan dampak banjir dan menimbulkan degradasi lingkungan.

Sistim saluran teknis drainase yang telah berfungsi dengan baik sangat terbatas, cakupan pelayanan drainase hanya mampu melayani sebagian kawasan Kota Batusangkar, perumahan, perkantoran dan sebagian pasar-pasar nagari yang ada di Kecamatan.

Di dalam pengembangan kawasan permukiman secara garis besar pola pengembangan permukiman yang akan dikembangkan tidak jauh berbeda dengan pola yang sudah ada, yaitu :

1. Mengarahkan perkembangan permukiman ke arah jalan-jalan yang ada, untuk pengembangan sarana dan prasarana diarahkan pada jalan utama kawasan, kecuali pada jaringan jalan arteri. Sedangkan untuk sarana hunian (perumahan) diarahkan pada jalan-jalan lingkungan untuk meningkatkan aksesibilitas.

2. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman serta meningkatkan akses antara satu lokasi dengan lokasi lain terutama antara kawasan perdesaan sebagai sentra produksi dengan perkotaan sebagai koleksi dan distribusi hasil produksi.

3. Dalam upaya mengembangan permukiman baru harus didasarkan pada pembentukan Kawasan Siap Bangun (KASI BA) dan Lingkungan Siap Bangun (LI SI BA) sesuai dengan peraturan perundangan yang ditetapkan pemerintah.

(49)

pada Kecamatan Rambatan dan Kecamatan Lintau Buo Utara dengan alasan untuk mendukung perkembangan PKLp Lintau Buo. Dan mengurangi beban Kecamatan Lima Kaum sebagai Pusat Kegiatan Lokal Batusangkar. Rencana kawasan permukiman di Kecamatan Lintau Buo Utara adalah 995,45 Ha atau 16,58 % dari rencana kawasan permukiman sedangkan di Kecamatan Rambatan adalah 746,95 Ha atau 12,44 % dari rencana kawasan permukiman.

Luas rencana kawasan permukiman pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.32 tahun 2011 – 2031.

Tabel 2.32 Luas Rencana Kaw asan Permukiman

di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

No Kecamatan Luas (Ha) (%)

1 Kec. Batipuh 348.39 5.80

2 Kec. Batipuh Selatan 220.44 3.67

3 Kec. Lintau Buo 995.45 16.58

4 Kec. Lintau Buo Utara 394.48 6.57

5 Kec. Padang Ganting 250.43 4.17

6 Kec. Pariangan 269.30 4.49

7 Kec. Rambatan 746.95 12.44

8 Kec. Salimpaung 276.60 4.61

9 Kec. Sungai Tarab 460.89 7.68

10 Kec. Sungayang 265.98 4.43

11 Kec. Tanjung Baru 186.59 3.11

12 Kec. Tanjung Emas 467.55 7.79

13 Kec. V Kaum 756.98 12.61

14 Kec. X Koto 362.84 6.04

6,002.88 100.00

Total

Sumber : Hasil Analisis

Rencana pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Tanah Datar dibagi menjadi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.

Sistem permukiman dapat dibentuk sesuai dengan geomorfologi wilayahnya, seperti: 1. Memusat, untuk permukiman yang berlokasi di pusat kegiatan desa

2. Memanjang/ linier mengikuti jaringan jalan, untuk permukiman yang ada di sepanjang jalan utama

Gambar

Gambar. 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Tanah Datar
Gambar 2.2 Peta Koridor
Tabel 2.3 Arah Pengembangan Koridor I
Tabel 2.4 Potensi Komoditas Utama Koridor II
+7

Referensi

Dokumen terkait

Program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif UMKM dengan kegiatan prioritas Penyediaan sistem insentif dan pembinaan untuk memacu pengembangan

maka Pejabat Pengadaan Dinas Perhubungan Komunikasi Informasi dan Telematika Aceh Tahun Anggaran 2013 menyampaikan Pengumuman Pemenang pada paket tersebut diatas sebagai berikut

Pada hari ini Selasa Tanggal Dua Puluh Lima Bulan Juli Tahun Dua Ribu Tujuh Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini Panitia Pengadaan Barang/Jasa Dinas Kesehatan

[r]

Untuk dapat menggunakan akses e-resources yang dilanggankan oleh Kemenristekdikti ada dua cara yaitu dari kampus atau lembaga penelitian dengan jaringan internet

Yang bertanda tangan di bawah ini Pejabat Pengadaan/Panitia Pengadaan Barang dan Jasa Dinas Kesehatan Kabupaten Pesawaran yang dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Kepala

Sehubungan kegiatan evaluasi dan klarifikasi dokumen penawaran dan kualifikasi Pengadaan Barang dan Jasa di Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulang Bawang Tahun Anggaran 2012,

[r]