• Tidak ada hasil yang ditemukan

Selain gempa bumi dan gerakan tanah, potensi bencana lainnya adalah letu san gunung api aktif, yaitu Gunung Marapi. Bahaya yang ditimbulkan letusan gunung api adalah terjadinya aliran lava, awan panas, gas beracun, lahar primer pada letusan gunung api yang mempunyai danau kawah, lahar sekunder atau sering disebut lahar hujan dan gelombang pasang. Daerah rawan letusan gunung api terdapat pada daerah sekitar lembah sungai yang berhulu di lereng atas Gunung Marapi memanjang hingga ke lereng bawah.

Daerah-daerah yang perlu diwaspadai jika aktifitas Gunung Marapi kembali aktif diantaranya: Bulan Sarik, Guguk, Labuatan dan Batur (Kecamatan Pariangan); Lumbung Bapereng, Tanjung Lado Ateh Bukik, Pasir Laweh dan Talang Tangah (Kecamatan Sungai Tarab); serta Koto Baru, Kayu Tanduak, Marapi, Hilia Balai (Kecamatan X Koto); Andaleh dan Sabu (Kecamatan Batipuh); daerah-daerah tersebut diindikasikan sebagai jalur lahar jika terjadi letusan.

mengalami bencana alam seperti letusan gunung berapi, gempa bumi dan tanah longsor serta gelombang pasang dan banjir, maka kawasan-kawasan yang berada pada jalur atau radius bencana diarahkan menjadi kawasan berfungsi lindung.

Gambar 2.8 Peta Rawan Bencana Gunung Api

2 . 5 . I SU ST R AT EGI S T ER KAI T PEM BAN GU N AN I N FR AST R U KT U R BI D AN G CI PT A KAR Y A

2 .5 .1 . Sub Bida ng Air M inum

Kondisi alam yang bergelombang dan berbukit serta kondisi batuan yang kedap air di Kabupaten Tan ah Datar mengakibatkan mata air banyak dijumpai kaki perbukitan atau lembah. Mata air dapat dimanfaatkan sebagai cadangan sumber air bersih. Secara keseluruhan, pemanfaatan sumber mata air di Kabupaten Tanah Datar dimanfaatkan dan dikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Tanah Datar dan PDAM Kota Padang Panjang. Berdasarkan statistik tahun 20 13 PDAM Kabupaten Tanah Datar hanya menjangkau 10 kecamatan dengan kapasitas sumber sebesar 1.478,72 liter/ detik dan panjang sambungan pipa 384.762 m. Sedangkan Tiga kecamatan lainnya yaitu Kecamatan Batipuh, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Lintau BUo Utara dan Kecamatan Tanjung Baru belum terlayani oleh sambungan pipa PDAM. Kebutuhan air bersih masyarakat di empat kecamatan ini dilayani oleh air sumur dan sambungan pipa yag dikelola langsung oleh masyarakat setempat. Untuk lebih jelas mengenai sumber air PDAM dapat dilhat pada tabel 2.27

Tabel 2.27 Unit PDAM, Sumber Air, Sistem dan Kapasitas SumberDirinci Per Kecamatan Di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011

Sumber : Tanah Datar Dalam Angka Tahun 2014

Jumlah pelanggan air minum pada tahun 2009 mengalami peningkatan. Pada tahun 2007 jumlah pelanggan mencapai 13.225 pelanggan, maka pada tahun 2008 naik menjadi 13.704 I ni berar ti terjadi peningkatan sebesar 479 pelanggan. Kemudian kalau dilihat jumlah pelanggan non niaga atau rumah

1 X Koto Jaho Pincuran Bungo Garvitasi 8.20 12,680 2 710

Sungai Maruok Garvitasi 125.0

2 Batipuh - - - - - -

-3 Batipuh Selatan Malalo Muaro Ambius Garvitasi 8.0 21,239 3 195 Tanjung Sawah Garvitasi 2.5

4 Pariangan - - - - - -

-5 Rambatan Simawang Kubang Cancang Garvitasi 17.0 19,244 3 200

Jambu Aia Garvitasi 2.5

Rambatan Tumanggung Garvitasi 8.6 17,360 408

Kiambang Pompanisasi

6 Lima Kaum Batusangkar Kiambang Garvitasi 424 89,586 5 4,632

Sitakuk Garvitasi 5.0 Saruni Garvitasi 304

Lima Kaum Surau Gadang Garvitasi 51,013 1 1,577

Tabek Tinggi Garvitasi 6.6 Sitakuk Garvitasi

Kiambang Pompanisasi

7 Tanjung Emas Tanjung Emas Kiambang Garvitasi 51,063 4 2,075

Saruni Garvitasi

8 Padang Ganting Padang Ganting Saruni Garvitasi 21,934 566

9 Lintau Buo Aia Tabik I Garvitasi 80.16 38,261 2 1,329

Aia Tabik II Garvitasi 86.16 Bar-Bar Garvitasi 5.0 Aia Janih Pompanisasi 10.0

10 Lintau Buo Utara - - - - - -

-11 Sungayang Sungayang Minang Garvitasi 16.0 34,060 2 1,075

Baburai Garvitasi 65.0

12 Sungai Tarab Koto Hiliang Sungai Jambu Garvitasi 6.6 11,928 289 Sitakuk Pompanisasi 272.

13 Salimpaung Tabek Patah Gunung Kacik Garvitasi 18.7 20,663 1 648 Pincuran Dalimo Garvitasi 5

14 Tanjung Baru - - - - - - -1478.72 389,031 23 13,704 Unit PDAM Kecamatan No. Lintau Buo Jumlah Kapasitas Liter/ detik

Sumber Air Sistem Panjang

Jaringan ( m) Hidran

Tabel 2.28 Banyaknya Pelanggan dan Pemakaian Air di Kabupaten Tanah Datar

Disamping air bersih yang dikelola oleh PDAM Kabupaten Tanah Datar, ketersediaan air bersih juga dilaksanakan melalui :

- Sistem perpipaan oleh Badan Pengelola Air

Nagari Batipuah Baruah Kecamatan Batipuh. Penyediaan air

bersih Sistem pompanisasi yang dilaksanakan oleh Yayasan Pembangunan Air Bersih Nagari Gurun dan Pemerintahan Nagari Rao-rao di Kecamatan Sungai Tarab.

- Program Nasional Penyediaan Air Bersih Berbasis Masyarakat (Pamsimas) pada 35 lokasi, yang mana pada saat ini pengelolaan air bersih pada lokasi tersebut masih dilaksanakan oleh Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM), yang selanjutnya akan dioperasionalkan oleh Badan Pengelola Sarana (BPS).

No Jenis Pelanggan Banyaknya Jumlah Pemakaian Air (M³ )

1 Rumah Tangga 12,603.00 2,384,778.00 2 Perkantoran 264.00 223,378.00 3 Niaga 577.00 165,883.00 4 Kran Umum 23.00 10,078.00 5 Badan Sosial 228.00 138,849.00 6 Hotel/ Penginapan 9.00 7,944.00 7 Hilang 0.00 0.00 Jumlah 2008 13,704.00 2,930,910.00 2007 13,255.00 2,751,308.00 2006 12,966.00 2,723,131.00 2005 12,148.00 2,435,012.00 2004 11,906.00 1,494,383.00

Tabel 2.29 Lokasi Pamsimas Kabupaten Tanah Datar Tahun 2008 s/ d 2010

NO. KECAMATAN 2008 2009 2010

1 X Koto Nagari Aie Angek

Jorong Kandang Sampie

Koto Subarang Nagari Panyalaian Nagari Paninjauan Pagu-Pagu

Nagari Pandai Sikek Nagari Koto Baru

2 Batipuh Selatan Nagari Batu Taba

Jorong Galanggang Baringin

Nagari Guguak Malalo Jorong Guguk

Tibalau

Nagari Batu Taba Duo Koto

Nagari Guguak Malalo

3. Batipuh Nagari Gunung Rajo Nagari Andaleh Jambu

Nagari Batipuh Ateh Nagari Tanjung Barulak

Jorong Palembaian

4 Pariangan Nagari Simabur Jorong Koto Tuo

Padang Panjang Nagari Pariangan

5 Rambatan Nagari I I I Koto Jorong Galo Gandang

Nagari Padang Magek Jorong Bulakan Ladang Laweh Nagari Rambatan Sawah Kareh Nagari Balimbing Padang Data Nagari Simawang

6 Lima Kaum Nagari Cubadak

Nagari Parambahan

7 Sungai Tarab Nagari Pasie Laweh Jorong Ampang

Nagari Sungai Tarab Dusun Ladang Koto

Sarasah Nagari Koto Baru

8 Sungayang Nagari Sungai Patai Balai Bungo

Nagari Tanjung

9 Salimpaung Nagari Supayang Nagari Tabek Patah Jorong Koto Alam

2 .5 .2 . Sub Bida ng Sa m pa h

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar saat ini belum terkoordinasi dengan baik oleh kelompok masyarakat maupun pemerintah. Memang saat ini persoalan sampah belum menjadi sebuah persoalan yang serius dan kompleks karena pola kehidupan masyarakat yang relatif belum banyak memproduksi sampah, tetapi jika dari sekarang tidak direncanakan, maka pesoalan sampah akan membesar seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan perkotaan

Guna mengatasi peningkatan produksi sampah, diperlukan organisasi yang melibatkan penduduk dengan pemerintah dalam menangani perkembangan produksi sampah. Selain diperlu kan adanya organisasi pengelola, juga fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan dalam penanganan sampah harus tersedia, program penyadaran masyarakat dalam upaya menjaga kebersihan lingkungan perlu ditingkatkan.

Dalam upaya peningkatan pengelolaan persampahan, saat ini pemerintah sudah menyediakan sarana TPA baru yang berlokasi di Bukit Sangkiang (Kecamatan Rambatan) dengan luas areal seluas 3 Ha. Daerah yang dilayani untuk fasilitas TPA baru adalah melayani penduduk di wilayah Kota Batusangkar. Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar yang saat ini dilakukan terdiri dari 3 (tiga) cara pengelolaan, diantaranya yaitu :

 Kegiatan Pengumpulan

 Pengelolaan sampah masih dilakukan secara individu yaitu dengan melakukan penumpukan di halaman rumah yang kemudian dilakukan pembakaran. Selain itu kegiatan pengumpulan sampah juga dilakukan dengan memasukkan sampah ke kantong/ karung atau langsung membawanya ke tempat pengumpulan sampah sementara.

 Pengelolaan yang dilakukan oleh pemerintah terutama di sepanjang j alan - jalan utama pusat kota, fasilitas sosial dan pasar. Untuk mendukung kegiatan pengumpulan sampah, saat ini di Kabupaten Tanah Datar terdapat 10 unit TPS (bak sampah) dan 6 unit kontainer.

 Kegiatan Pengangkutan

Kegiatan pengangkutan sampah dari tempat pengumpulan sampah sementara/ kontainer ke tempat pembuang akhir menggunakan mobil sampah atau kendaraan lainnya. Saat ini armada sampah sebanyak 1 unit kendaraan kijang, 1 unit arm roll truck, 2 unit dump truck dan 1 unit alat berat.

 Pembuangan Sampah Akhir

Pembuangan akhir dari TPS/ kontainer dibawa ke tempat pembuangan akhir (TPA). Pada saat ini fasilitas TPA yang berlokasi di

Bukit Sangkiang (Kecamatan Lima Kaum) dengan luas areal seluas 3Ha. Daerah yang dilayani untuk fasilitas TPA adalah penduduk Kota Batusangkar.

Produksi sampah di kota Batusangkar rata-rata 50m3 / hari, dimana jumlah sampah terangkut adalah 45 m3/ hari atau 90% dari total sampah dengan intensitas pengangkutan 4 kali sehari oleh 1unit arm roll truk, 2 unit dump truck 1

unit mobil kijang. Uraian timbulan dan jumlah sampah yang terangkut serta peralatan yang tersedia dapat dilihat pada tabel 2.30 dibawah ini.

Tabel 2.30 Timbulan dan Jumlah Sampah yang terangkut/ hari (m3/ hari)

No Lokasi Jumlah Lokasi Timbulan

( m3/ hari)

Sampah Terangkut ( m3/ hari)

1 Jalan Arteri dan Kolektor 2 15 14.5

2 Pasar/ Pertokoan 3 11 10

3 Perkantoran 5 3 2

4 Sekolah 11 5 4

5 Terminal 2 5 4

6 Rumah Sakit/ Puskesmas 3 2 2

7 Taman Kota 1 2 2

8 Perumahan 9 7 6.5

JUMLAH 36 50 45

Sumber: KLH Kabupaten Tanah Datar tahun 2012

Pengelolaan sampah didasarkan pada konsep dasar kesehatan masyarakat (public health), estetika dan dampak yang mungkin timbul karena pengelolaan yang kurang baik. Dimana pada pengolahan sistem persampahan pada lokasi TPA diarahkan pada “ Jenis Landfill dengan Sisitem Open Dumping” Agar pengelolaan sampah dapat berjalan benar dan baik, beberapa pertimbangan harus diperhatikan, yaitu : 1. Perkiraan volume sampah yang dihasilkan di Kabupaten Tanah Datar tahun 2013 adalah 1.073

m3/ hari.

2. Proses pengelolaan sampah, yaitu dimulai dari produksi sampah sampai sampah tersebut diolah. Sampah yang di olah semua dari jumlah sampah yang dihasilkan, sedapat mungkin dikurangi

b. Peralatan mekanis untuk di lokasi penampungan akhir, seperti hidraulic excavator, dump truck dan wheel loader.

c. Tersedianya lokasi-lokasi penampungan sementara didalam kota dan lokasi penampungan akhir di pinggiran kota yang cukup luas.

Sistim pengelolaan sampah di Kabupaten Tanah Datar, mulai dari sampah rumah tangga dan dari fungsional sampai ke pembuangan akhir secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Setiap rumah tinggal dan bangunan-bangunan non rumah tinggal diharuskan memiliki bak sampah, 2. Sampah dari rumah dan bangunan-bangunan tersebut selanjutnya diangkut ke tempat

penampungan sampah lingkungan, sehingga di setiap lingkungan perlu disediakan tempat sampah dengan volume yang cukup besar, yang dapat menampung sampah selama 12 jam,

3. Dari penampungan sampah tersebut diangkut ke penampungan sementara, sebelum dibuang ke penampungan akhir, dengan frekwensi pengangkutan 2 kali dalam sehari. Dari bak penampungan sementara tersebut, selanjutnya sampah diangkut ke lokasi penampungan akhir.

Peta Sebaran I nfrastruktur Kabupaten Tanah Datar

2 .5 .3 . Sub Bidang Air Lim ba h

Air limbah yang diproduksi di Kabupaten Tanah Datar terdiri dari air limbah rumah tangga yaitu air bekas dapur, kamar mandi dan pembuangan air kotor lainnya serta air limbah industri, jenis industri yang ada berupa kerajinan rakyat tidak menghasilkan air limbah yang berbahaya dan digolongkan pada, air limbah domestik rumah tangga.

Pengolahan air limbah rumah tangga dikelola sendiri oleh masyarakat dengan menggunakan sistem setempat (on site system) dan sistem komunal yaitu membangun jamban dan septik -tank di setiap rumah yang digunakan sebagai salah satu syarat dalam pernberian I zin Mendirikan Bangunan (I MB) oleh Pemerintah. Sedangkan untuk fasilitas umum menggunakan sistem komunal berupa MCK dan jamban umum.

Berdasarkan hasil Study EHRA dengan metode sampling pada 5 kecamatan di Kabupaten Tanah Datar, menemukan fasilitas BAB di Kabupaten Tanah Datar yang paling umum dilaporkan oleh rumah tangga adalah jamban siram/ leher angsa yang disalurkan ke tangki septic, proporsinya adalah sekitar 43,1% (siram) dan yang membuang tinja langsung ke ruang terbuka (parit, kolam, lobang galian) sebesar 28,6 % , sementara untuk jamban non

siram ke septik tank sebesar 2,1 % dan keruang terbuka sebesar 26,2 % . Dari hasil wawancara Study EHRA diperoleh sekitar 45,2 %

rumah tangga di Kabupaten Tanah Datar menggunakan tangki septik, yang mana lokasi septik pada umumnya terletak pada perkarangan belakang rumah.

Kader-kader juga mengamati keberadaan saluran air disekitar rumah terpilih, saluran yang dimaksud adalah saluran yang digunakan untuk membuang air bekas penggunaan rumah

tangga (grey water), seperti air dapur, bekas cuci piring/ bahan makanan. Air cuci pakaian maupun air bekas mandi. Hasil pengamat an menunjukan bahwa sekitar 42,49 % memiliki akses pada saluran air disekitar rumahnya. Sementara sekitar 57,51 % rumah tangga tidak memiliki akses pada saluran air limbah.

Pada umumnya pengelolaan air limbah di Kabupaten Tanah Datar masih bersifat alamiah yaitu dilakukan secara individu oleh masyarakat, kecuali pada kawasan perumahan, perkantoran dan kawasan strategis lainnya sudah dilaksanakan dengan sistem setengah teknis.

Untuk pelayanan air limbah di Kabupaten Tanah Datar saat ini telah dibangun 12 MCK Komunal berbasis masyarakat, yang dapat melayani 6000 Jiwa.

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan yang sehat yang berpengaruh terhadap derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat beberapa data tentang penyakit yang disebabkan oleh lingkungan di bawah ini.

Tabel 2.31 Penyakit yang Dipengaruhi Lingkungan Tahun 2008 – 2011 NO PENYAKI T 2008 2009 2010 2011 1. Malaria 17 33 43 43 2. TBC 126 174 174 141 3. DBD 71 385 385 177 4. Diare 15.274 14.712 13.884 15.058 5. I SPA 1695 1278 1258 928

Sumber data : Profil Kesehatan Kab. Tanah Datar 2013

Dari tabel diatas dapat dilihat, penyakit yang disebabkan oleh lingkungan seperti malaria, TBC, DBD dan diare terus mengalami kenaikan sejak tahun 2008 sampai dengan tahun 2011. Hal ini disebabkan karena masih adanya perilaku masyarakat yang kurang memperhatikan hygiene dan sanitasi serta lingkungan. Sedangkan I SPA mengalami penurunan dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2011, hal ini karena masyarakat telah menyadari perlunya melakukan pengelolaan sampah seperti pembuatan kompos.

Dalam hal penurunan kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan, salah satu hal yang perlu dilakukan adalah meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih melalui pembangunan dan pengelolaan air limbah yang berbasiskan lingkungan, seperti melalui Program Pengembangan Lingkungan Sehat, Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup dan Program Promosi Kesehatan.

Dengan adanya tanggung jawab Pemerintah Daerah dalam pemberian pelayanan kesehatan dasar , diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat dapat diatasi. Disamping itu upaya yang perlu dilakukan adalah pergerakan potensi masyarakat untuk dapat berperan serta dalam penurunan kasus penyakit yang disebabkan oleh lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). 2 .5 .4 . Sub Bida ng D raina se

Secara umum, drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras atau mengalirkan air. Drainase juga adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat dalam rangka menuju kehidupan yang aman, nyaman, bersih dan sehat. Prasarana drainase berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permukaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir. Fungsi saluran drainase antara lain :

1. Mengeringkan daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah. 2. Menurunkan permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.

3. Mengendalikan air hujan berlebihan sehingga tidak terj adi banjir. Saluran drainase di Kabupaten Tanah Datar pada umumnya menggunakan sistem saluran terbuka, sedangkan untuk saluran tertutup ditemui disepanjang jalan utama kota yang difungsikan juga sebagai trotoar.

Kondisi saluran drainase pada saat ini belum berfungsi dengan baik, hal ini dapat dilihat pada titik-titik tertentu seperti pada

kawasan pasar Batusangkar, bila terjadi hujan yang cukup lama maka akan terjadi genangan pada badan jalan bahkan melimpah sampai kerumah penduduk.

Selain sistem drainase teknis, pada umumnya drainase yang dipergu nakan masih bersifat alami atau sederhana.

Secara teknis operasional pengelolaan (pembangunan dan pemeliharaan) jaringan drainase dilakukan oleh Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Tanah Datar, namun dalam pengelolaan secara utuh dan menyeluruh tetap diperlukan kontribusi dan peran serta masyarakat secara partisipatif. 2 .5 .5 . Sub Bida ng Ta t a Ba nguna n dan Lingkunga n

Tingginya perkembangan kebutuhan perumahan dan permukiman di perkotaan membawa dampak tumbuhnya kantong-kantong permukiman kumuh di wilayah Kabupaten Tanah Datar. Hal ini mengindikasikan bahwa kebutuhan akan lahan dan ruang di perkotaan semakin terbatas dan kecenderungan warga masyarakat yang ingin tinggal di pusat -pusat kota. Akibatnya kawasan pusat kota tidak mampu lagi menampung aktifit as warganya yang berdampak pada sistem pelayanan perkotaan, kualitas lingkungan dan masalah sosial yang semakin kompleks.

Untuk mengurangi dan menghilangkan kawasan kumuh, Pemerintah Kabupaten Tanah Datar akan menata lingkungan kumuh berbasis komunitas dengan menciptakan kemandirian masyarakat dalam memelihara lingkungan permukimannya menjadi tertata, bersih dan layak huni.

2 .5 .6 . Sub Pengem bangan Per m uk im an

Perencanaan pembangunan Sub Bidang Pengembangan Permukiman di Kabupaten Tanah Datar ditekankan pada pembangunan desa-desa yang dinilai mempunyai potensi / sumber daya sebagai Desa Pusat Pengembangan (DPP) dengan didukung potensi-potensi / sumber daya yang ada di desa sekitarnya (hinterland-nya) dan perbaikan lingkungan permukiman menuju lingkungan permukiman yang sehat dan layak huni (liveble), aman, nyaman, damai dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Pelayanan jaringan drainase perkotaan di Kawasan Pusat Kota Batusangkar terdiri atas unit saluran drainase utama dan saluran drainase sekunder. Keberadaan saluran drainase ini dapat meningkatkan fungsi kualitas lingkungan perkotaan secara holistik. Pada saat terjadi musim hujan, buangan air dapat dialirkan ke saluran drainase ini, namun pada beberapa kawasan perkotaan, masih terdapat area genangan yang menimbulkan dampak banjir dan menimbulkan degradasi lingkungan.

Sistim saluran teknis drainase yang telah berfungsi dengan baik sangat terbatas, cakupan pelayanan drainase hanya mampu melayani sebagian kawasan Kota Batusangkar, perumahan, perkantoran dan sebagian pasar-pasar nagari yang ada di Kecamatan.

Di dalam pengembangan kawasan permukiman secara garis besar pola pengembangan permukiman yang akan dikembangkan tidak jauh berbeda dengan pola yang sudah ada, yaitu :

1. Mengarahkan perkembangan permukiman ke arah jalan-jalan yang ada, untuk pengembangan sarana dan prasarana diarahkan pada jalan utama kawasan, kecuali pada jaringan jalan arteri. Sedangkan untuk sarana hunian (perumahan) diarahkan pada jalan-jalan lingkungan untuk meningkatkan aksesibilitas.

2. Meningkatkan penyediaan sarana dan prasarana permukiman serta meningkatkan akses antara satu lokasi dengan lokasi lain terutama antara kawasan perdesaan sebagai sentra produksi dengan perkotaan sebagai koleksi dan distribusi hasil produksi.

3. Dalam upaya mengembangan permukiman baru harus didasarkan pada pembentukan Kawasan Siap Bangun (KASI BA) dan Lingkungan Siap Bangun (LI SI BA) sesuai dengan peraturan perundangan yang ditetapkan pemerintah.

pada Kecamatan Rambatan dan Kecamatan Lintau Buo Utara dengan alasan untuk mendukung perkembangan PKLp Lintau Buo. Dan mengurangi beban Kecamatan Lima Kaum sebagai Pusat Kegiatan Lokal Batusangkar. Rencana kawasan permukiman di Kecamatan Lintau Buo Utara adalah 995,45 Ha atau 16,58 % dari rencana kawasan permukiman sedangkan di Kecamatan Rambatan adalah 746,95 Ha atau 12,44 % dari rencana kawasan permukiman.

Luas rencana kawasan permukiman pada masing-masing kecamatan dapat dilihat pada tabel 2.32 tahun 2011 – 2031.

Tabel 2.32 Luas Rencana Kaw asan Permukiman di Kabupaten Tanah Datar Tahun 2011 – 2031

No Kecamatan Luas (Ha) (%)

1 Kec. Batipuh 348.39 5.80

2 Kec. Batipuh Selatan 220.44 3.67

3 Kec. Lintau Buo 995.45 16.58

4 Kec. Lintau Buo Utara 394.48 6.57

5 Kec. Padang Ganting 250.43 4.17

6 Kec. Pariangan 269.30 4.49

7 Kec. Rambatan 746.95 12.44

8 Kec. Salimpaung 276.60 4.61

9 Kec. Sungai Tarab 460.89 7.68

10 Kec. Sungayang 265.98 4.43

11 Kec. Tanjung Baru 186.59 3.11

12 Kec. Tanjung Emas 467.55 7.79

13 Kec. V Kaum 756.98 12.61

14 Kec. X Koto 362.84 6.04

6,002.88 100.00

Total Sumber : Hasil Analisis

Rencana pengembangan kawasan permukiman di Kabupaten Tanah Datar dibagi menjadi permukiman perkotaan dan permukiman perdesaan.

Sistem permukiman dapat dibentuk sesuai dengan geomorfologi wilayahnya, seperti: 1. Memusat, untuk permukiman yang berlokasi di pusat kegiatan desa

2. Memanjang/ linier mengikuti jaringan jalan, untuk permukiman yang ada di sepanjang jalan utama 3. Menyebar, perkembangan permukiman yang berorientasi pada tempat kegiatan/ tempat bekerja

(daerah pertanian) yang tersebar di seluruh wilayah, sehingga bentuk permukiman perdesaan dapat menyebar.

Dokumen terkait