• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “ONE PIECE”, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG 2.1. Pengertian Komik - Analisis Cerita Komik “One Piece” Karya Eiichiro Oda Dilihat Dari Pendekatan Objektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “ONE PIECE”, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG 2.1. Pengertian Komik - Analisis Cerita Komik “One Piece” Karya Eiichiro Oda Dilihat Dari Pendekatan Objektif"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN UMUM TERHADAP KOMIK “ONE PIECE”, PENDEKATAN OBJEKTIF DAN BIOGRAFI PENGARANG

2.1. Pengertian Komik

Menurut Marchel Bonnef (1998:23), komik adalah salah satu produk dari hasrat manusia untuk menceritakan pengalamannya, yang dituangkan dalam gambar dan tanda, yang mengarah kepada suatu pemikiran dan perenungan.

Komik merupakan gambar yang menyampaikan informasi atau menghasilkan respon estetik pada yang melihatnya. Dapat dikatakan, komik sebagai produk budaya karena dibuat atas dasar kreasi yang dipresentasikan secara virtual.(http://www. wikipedia.com/sejarah-komik.html)

Komik adalah suatu bentuk seni yang menggunakan gambar-gambar tidak bergerak yang disusun sedemikian rupa sehingga membentuk jalinan cerita. Biasanya, komik dicetak diatas kertas dan dilengkapi dengan teks. Komik dapat diterbitkan dalam berbagai bentuk, mulai dari strip dalam koran, dimuat dalam majalah, hingga berbentuk buku sendiri.

Komik dalam bahasa Jepang disebut manga (漫 画). Manga, yang

(2)

terbitannya. Dalam 15 volume serial sketsanya yang diterbitkan pada 1841, dia mencakupkan berbagai topik yang berbau informatif kedalam komik dari jaman Edo

Di akhir abad 18, Kibyoushi, sebagai buku komik pertama yang berisi cerita muncul dengan tatanan gambar yang dikelilingi oleh tulisan (atau tulisan di samping gambar) sebagai narasinya. Manga tidak begitu berkembang hingga Perang Dunia II. Pada awal abad 19, muncul seorang mangaka yang membawa sejarah baru di dunia manga Jepang. Dia adalah Osamu Tezuka (1928-1989), karyanya yang terkenal adalah Tetsuwan Atom (yang di Indonesia dikenal sebagai Astro Boy) dan manga-nya yang diadaptasi dari novel Treasure Island karya Robert Louis Stevenson meraih nilai penjualan tertinggi nasional karena sukses dijual sebanyak 400.000 eksemplar.

(3)

remaja sehingga mereka mau membaca komik yang cocok dengan usia dan selera mereka.

Dalam penyajian Komik, pengarang menawarkan banyak hal yang dapat dinikmati oleh para pembacanya. Tidak hanya konsep cerita yang berdasarkan kisah nyata dalam kehidupan sehari-hari tetapi juga ditawarkan konsep seni dan imajinasi yang tinggi serta nilai-nilai kebudayaan yang dapat membuat suatu karya sastra itu. Komik-komik produksi Jepang mempunyai pengaruh yang besar dibanding komik-komik produksi Amerika dan Eropa, dapat dikatakan bahwa komik Jepang lebih mendominasi di dunia karena tema yang dipakai tidak hanya tentang super hero namun juga tentang kehidupan sosial masyarakat dan masalah-masalah yang ada di dalamnya sekaligus pemecahannya baik mewakili diri pengarang secara pribadi maupun pendapat masyarakat. Pada penyajiannya komik tidak hanya untuk menghibur, namun lebih untuk mewakili perasaan pembaca sehingga komik ini lebih dari sekedar bacaan melainkan ekspresi jiwa antara pembaca dan pengarang.

2.2. Unsur-unsur Pembangun Komik

(4)

tersebut keterpaduan sebuah komik akan terwujud. Unsur-unsur yang terkandung dalam komik adalah unsur instrinsik dan unsur ekstrinsik.

2.2.1 Unsur Intrinsik

Unsur instrinsik adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri atau dapat juga dikatakan unsur-unsur yang secara langsung membangun cerita. Analisis intrinsik mencoba memahami suatu karya sastra berdasarkan informasi-informasi yang dapat ditemukan hanya di dalam karya sastra itu atau secara eksplisit terdapat dalam karya sastra. Hal ini didasarkan pada pandangan bahwa suatu karya sastra menciptakan dunianya sendiri yang berbeda dari dunia nyata. Segala sesuatu yang terdapat dalam dunia karya sastra merupakan fiksi yang tidak berhubungan dengan dunia nyata. Karena menciptakan dunianya sendiri, karya sastra tentu dapat dipahami berdasarkan apa yang ada atau secara eksplisit tertulis dalam teks tersebut. Adapun unsur pembentuk yang dibangun oleh unsur instrinsik sebagai berikut:

a. Tema

(5)

kreatif penciptaan, sementara pembaca baru dapat memahami tema bila mereka telah selesai memahami unsur-unsur signifikan yang menjadi media pemapar tema tersebut.

Tema adalah ide, gagasan, pandangan hidup pengarang yang melatarbelakangi ciptaan karya sastra. Karena sastra merupakan refleksi kehidupan masyarakat, maka tema yang diungkapkan dalam karya sastra sangat beragam. Tema bisa berupa persoalan moral, etika, agama, sosial, budaya, teknologi, tradisi yang terkait erat dengan masalah kehidupan. Namun, tema bisa berupa pandangan pengarang, ide, atau keinginan pengarang yang mensiasati persoalan yang muncul.

Sedangkan Brooks dalam Aminuddin (2000:92) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasikan tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya merupakan pendalaman dan hasil kontemplasi pengarang yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan serta masalah lain yang bersifat universal. Tema dalam hal ini tidaklah berada di luar cerita, tetapi inklusif di dalamnya. Akan tetapi, keberadaan tema meskipun inklusif di dalam cerita tidaklah terumus dalam satu dua kalimat secara tersurat, tetapi tersebar di balik keseluruhan unsur-unsur signifikan atau media pemapar prosa fiksi. Dalam upaya memahami tema, pembaca perlu memperhatikan langkah berikut secara cermat: 1. Memahami setting dalam prosa fiksi yang dibaca.

2. Memahami penokohan dan perwatakan para pelaku dalam prosa fiksi yang dibaca.

(6)

4. Memahami plot atau alur cerita dalam prosa fiksi yang dibaca.

5. Menghubungkan pokok-pokok pikiran yang satu dengan lainnya yang disimpulkan dari satuan-satuan peristiwa yang tepapar dalam suatu cerita. 6. Menentukan sikap penyair terhadap pokok-pokok pikiran yang

ditampilkannya.

7. Mengidentifikasi tujuan pengarang memaparkan ceritanya dengan bertolak dari satuan pokok pikiran serta sikap penyair terhadap pokok pikiran yang ditampilkannya.

8. Menafsirkan tema dalam cerita yang dibaca serta menyimpulkannya dalam satu dua kalimat yang diharapkan merupakan ide dasar cerita yang dipaparkan pengarangnya.

Komik yang berjudul One Piece karya Eiichiro Oda ini mengangkat tema yang menceritakan tentang kehidupan bajak laut Topi Jerami dengan kaptennya yang ingin menjadi raja bajak laut yaitu Luffy yang juga sekaligus sebagai tokoh utama dalam komik ini. Kehidupan bajak laut adalah kehidupan yang berbahaya dan penuh resiko. Hal tersebut terjadi karena Luffy juga bertemu dengan sesama bajak laut lainnya. Dalam petualangan-petualangannya Luffy diharuskan menghadapi bajak laut yang kejam dan pengacau. Semua tantangan, resiko dan kesulitan serta bahaya dihadapi Luffy dengan penuh keberanian dan semangat demi menemukan harta karun One Piece dan menjadi seorang raja bajak laut.

(7)

b. Plot/alur cerita

Menurut Abraham dalam Siswanto (2008:159), plot atau alur adalah rangkaian cerita yang dibentuk oleh tapan-tahapan peristiwa sehingga menjalin sebuah cerita yang dihadirkan oleh para pelaku. Alur atu plot ialah jalan cerita yang berupa peristiwa-peristiwa yang disusun satu persatu dan saling berkaitan menurut sebab akibat dari awal sampai akhir cerita. Dari pengertian tersebut jelah bahwa setiap cerita tidak berdiri sendiri (Suroto, 1989:89).

Dalam cerita fiksi atau cerpen urutan peristiwa dapat beraneka ragam. Montage dan Henshaw dalam Aminuddin (2000:84) menjelaskan bahwa tahapan peristiwa dalam plot suatu cerita dapat tersusun dalam tahapan-tahapan sebagai berikut:

a. Exposition : yakni tahap awal yang berisi penjelasan tentang tempat terjadinya peristiwa serta perkenalan dari setiap pelaku yang mendukung cerita.

b. Inciting force: yakni tahap ketika timbul kekuatan, kehendak maupun perilaku yang bertentangan dari pelaku.

c. Rising action : yakni situasi panas karena pelaku-pelaku dalam cerita mulai berkonflik.

d. Crisis: yakni situasi semakin panas dan para pelaku sudah diberi gambaran nasib oleh pengarangnya.

(8)

f. Falling action: yakni kadar konflik sudah menurun sehingga ketegangan dalam cerita sudah mulai mereda sampai menuju conclusion atau penyelesaian cerita.

Dalam pengertiannya elemen plot hanyalah didasarkan pada paparan mulai peristiwa, berkembangnya peristiwa yang mengarah pada konflik yang memuncak, dan penyelesaian terhadap konflik.

Intisari plot adalah konflik, tetapi suatu konflik tidak bisa secara tiba-tiba dipaparkan begitu saja, harus ada dasar yang menjadi landasan dari konflik tersebut. Menurut Aminuddin (2000:90), pada umumnya alur pada cerita prosa fiksi disusun berdasarkan urutan sebagai berikut:

1. Perkenalan, pada bagian ini pengarang menggambarkan situasi dan memperkenalkan tokoh-tokohnya.

2. Pertikaian, pada bagian ini pengarang mulai menampilkan pertikaian yang dialami sang tokoh.

3. Perumitan, pada bagian ini pertikaian semakin menghebat. 4. Klimaks, pada bagian ini puncak perumitan mulai muncul. 5. Peleraian, disini persoalan demi persoalan mulai terpecahkan.

(9)

dan alur mundur. Adapun jenis alur yang digunakan dalam kumpulan komik ini adalah alur campuran

c. Tokoh

Dalam karya sastra, tokoh adalah sosok yang mengambil peran penting dalam suatu karya sastra dan dalam satu cerita tokoh merupakan sosok yang bertugas menjalankan cerita itu. Tokoh dalam karya fiksi tidak hanya berfungsi untuk memainkan cerita, tetapi juga berperan untuk menyampaikan ide, motif, plot, dan tema, dan menempati posisi strategis sebagai pembawa dan menyampaikan pesan, amanat, moral atau sesuatu yang sengaja aingin disampaikan kepada pembaca (Fananie, 2001: 86). Istilah “tokoh’ menunjukkan pada orangnya, pelaku cerita. penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. tokoh cerita (character), menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:165), adalah orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif atau drama, yang oleh pembaca ditafssirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

(10)

pembantu, yang pada umunya merupakan tokoh yang sering dibicarakan oleh pengarang, sedangkan tokoh tambahan hanya dibicarakan ala kadarnya.

Untuk membahas penokohan komik One Piece ini kita perlu mengetahui jenis bajak laut yang ada dalam dunia One Piece itu sendiri. Ada dua jenis utama dari bajak laut, yaitu Bajak Laut cinta damai dan Bajak Laut Pengacau, berikut penjelasan tentang kedua jenis Bajak Laut itu.

(11)

pengacau yang memiliki hubungan ramah dengan awak mereka seperti Vander Decken IX, Brownbeard, Arlong, Buggy, dan bahkan Blackbeard.

Dalam karya sastra biasanya ada beberapa tokoh, namun biasanya hanya ada satu tokoh utama. Tokoh utama ialah tokoh yang sangat penting dalam mengambil peranan dalam karya sastra. Dalam komik One Piece tokoh yang digunakan dalam analisis ini bernama Luffy yang banyak disoroti tentang perjalanan kehidupannya dalam mewujudkan mimpinya untuk menjadi bajak laut dan menemukan harta karun bernama One Piece.

d. Sudut pandang

Sudut pandang sangat mempengaruhi pembaca karena sudut pandang adalah cara pengarang berkomunikasi dengan pembaca sehingga pesan yang terkandung dapat termpaikan dengan baik kepada pembaca. Menurut Aminuddin (2000:90) sudut pandang adalah cara pengarang menampilkan para pelaku dalam cerita yang dipaparkanya. Cara atau pandangan yang dipergunakan pengarang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk sebuah cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca.

Dengan demikian sudut pandang pada hakikatnya merupakan strategi, Teknik, siasat yang secara sengaja dipilih pengarang untuk mengemukakan gagasan ceritanya. Ada empat macam sudut pandang yaitu :

1. Omniscient point of view ( sudut pandang yang berkuasa).

(12)

2. Objective point of view

Hampir sama dengan dengan omniscient hanya saja pengarang tidak memberikan komentar apa pun mengenai kelakuan tokohnya.

3. Sudut pandang orang pertama, tehnik ini ditandai dengan menggunakan kata “aku” dalam penceritaannya, persis seperti menceritakan pengalaman sendiri.

4. Sudut pandang peninjau, dalam tehnik ini pengarang memilih salah satu tokohnya untuk bercerita. Sudut pandang peninjau ini lebih dikenal dengan sudut pandang orang orang ketiga.

Dalam hal ini, sudut pandang pengarang dalam kumpulan komik One Piece adalah sudut pandang Objective point of view dimana pengarang bertindak sebagai pencipta segalanya, pengarang juga berkuasa untuk menghapus dan menciptakan tokohnya, serta mengatur jalan pikiran tokoh.

e. Gaya bahasa

Gaya bahasa merupakan tingkah laku pengarang dalam menggunakan bahasa dalam membuat karyanya. Gaya bahasa yang digunakan pengarang berbeda satu sama lain. hal ini dapat menjadi sebuah ciri khas seorang pengarang.

f. Amanat

(13)

2.2.2 Unsur Ekstrinsik

Unsur ekstrinsik adalah unsur-unsur yang berada diluar karya sastra, tetapi secara tidak langsung mempengaruhi bangunan atau sistem karya sastra itu.. Unsur ekstrinsik adalah unsur luar sastra yang ikut mempengaruhi penciptaan kaarya sastra. Unsur tersebut meliputi latar belakang pengarang, keyakinan dan pandangan hidup pengarang, adat istiadat yang berlaku, situasi politik, persoalan sejarah, ekonomi dan pengetahuan agama. Unsur ekstrinsik untuk tiap karya sastra sama, unsur ini mencakup berbagai aspek kehidupan sosial yang tampaknya menjadi latar belakang penyampaian amanat cerita dan tema. Selain unsur-unsur yang datangnya dari luar diri pengarang, hal yang sudah ada dan melekat pada kehidupan pengarang pun cukup besar pengaruhnya terhadaap terciptanya suatu karya sastra.

2.3 Setting Komik One Piece

Latar atau setting yang disebut juga sebagai landasan tumpu, menyaran pada pengertian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat peristiwa-peristiwa yang diceritakan , Abrams dalam Nurgiyantoro (1995:216).

(14)

Nurgiyantoro (1995:227) mengatakan setting dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial. Ketiga unsur itu masing-masing menawarkan permasalah yang berbeda dan dapat dibicarakan secara sendiri, pada kenyataannya saling berkaitan dan saling mempengaruhi satu dengan yang lainnya.

1. Latar Tempat

Latar tempat mengarah pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi. Unsur tempat yang dipergunakan mungkin berupa tempaat-tempat dengan nama tertentu, inisial tertentu, lokasi tertentu tanpa nama jelas. Penggunaan latar tempat dengan nama-nama tertentu haruslah mencerminkan ataupun tidak bertentangan dengan sifat dan keadaan geografis tempat yang bersangkutan. Deskripsi tempat secara teliti dan realistis penting untuk mengesani pembaca seolah-olah hal yang diceritakan itu sungguh ada dan terjadi di tempat seperti yang terdapat dalam cerita.

Adapun latar tempat yang dibahas dalam komik One Piece ini adalah di lautan dengan objek Pulau Amazon Lily, Penjara Impel Down, dan Markas besar angkatan laut Marine Ford yang ada dalam dunia komik One Piece.

2. Latar waktu

(15)

dengan latar tempat dan latar sosial karena pada kenyataanya memang saling berkaitan. Latar waktu yang digambarkan oleh Eiichiro Oda dalam komik One Piece ini adalah fokus ketika umur Luffy 17 tahun dan umur ace 19 tahun atau tahun 1522 AOP (Age Of Pirate, AOP adalah waktu dalam dunia One Piece) ketika Luffy menyusup ke Impel Down sampai tiba di Markas besar angkatan laut untuk menyelamatkan Ace.

3.Latar sosial

Latar sosial menyaran pada hal-hal yang berhubungan dengan perilaku kehidupan sosial masyarakat disuatu tempat yang diceritakan dalam karya fiksi. Tata cara kehidupan sosial masyarakat mencakup berbagai masalah dengan lingkup yang kompleks, dapar berupa kebiasaan hidup, adat istiadat, tradisi keyakinan, pandangan hidup, cara berfikir dan bersikap. Di samping itu, latar sosial juga berhubungan dengan status sosial tokoh yang bersangkutan, misalnya rendah, menengah atau atas.

(16)

Mendengar hal ini Luffy yang sedang tersesat di pulau wanita Amazon Lily sangat terkejut. Luffy merupakan adik angkat Ace, mereka tumbuh bersama sampai Ace berumur 17 tahun dan memutuskan untuk menjadi bajak laut. Kebersamaan dan petualangan-petualangan yang mereka alami membuat mereka sangat dekat. Oleh karena itu, Luffy bertekad membebaskan Ace dari penjara Impel Down. Namun sayangnya, ia terlambat untuk membebaskan Ace dari sel karena ia telah dibawa angkatan laut ke Markas Marine Ford untuk dieksekusi.

Luffy pun kembali mengejar Ace ke Marine Ford, ternyata disana perang telah dimulai antara angkatan laut dengan bajak laut Shirohige. Peperangan besar pun terjadi, karena pasukan terkuat angkatan laut serta para admiralnya telah dikumpulkan untuk mengantisipasi bajak laut terkuat Shirohige dengan para aliansinya. Luffy akhirnya berhasil membebaskan Ace namun sayangnya Ace harus mati demi melindungi Luffy yang ingin dibunuh oleh Admiral Akainu. Shirohige pun mati karena mendapat serangan terus-menerus. Shirohige mengorbankan nyawanya menahan serangan angkatan laut agar anggota bajak lautnya dapat pergi dengan selamat. Setelah perang usai, era baru pun dimulai. Shirohige yang merupakan bajak laut era Gol D Roger mengatakan bahwa harta karun One Piece itu memang benar ada. Para bajak laut pun semakin bersemangat untuk mengarungi lautan.

(17)

2.4 Defenisi Pendekatan Objektif dalam Kajian Sastra

Diperlukan suatu teori pendekatan untuk menganalisis suatu karya sastra yang berfungsi sebagai acuan dalam menganalisis karya sastra tersebut. Dalam penulisan ini, penulis menggunakan pendekatan objektif. Pendekatan objektif adalah suatu pendekatan dalam ilmu sastra yang cara kerjanya menganalisis unsur-unsur struktur yang membangun karya sastra dari dalam, serta mencari relevansi atau keterkaiatan unsur-unsur tersebut dalam rangka mencapai kebulatan makna. Pendekatan objektif merupakan pendekatan intrinsik, yakni membicarakan karya tersebut pada unsur-unsur yang membangun karya sastra dari dalam. Unsur-unsur yang dimaksud seperti tema, plot, latar, penokohan, dan lain-lain. Pendekatan tersebut meneliti karya sastra sebagai karya yang otonom dan terlepas dari latar belakang sosial, sejarah, biografi pengarang dan segala hal yang ada di luar karya sastra (Satoto, 1993: 32).

(18)

Abrams dalam Pradopo (2002:54) pendekatan objektif adalah pendekatan yang memberi perhatian penuh pada karya sastra sebagai struktur yang otonom dengan koheresi instrinsik.

Dengan menggunakan teori pendekatan objektif tersebut penulis dapat menganalisis karakter tokoh utama dengan unsur-unsur lainnya seperti alur dan latar. Sehingga unsur-unsur yang di dalam komik One Piece memiliki hubungan yang baik.

2.5 Biografi Pengarang

Eiichiro Oda adalah seorang mangaka kelahiran 1 Januari 1975 di prefektur Kumamoto. Saat Eiichiro Oda kecil, Eiichiro Oda selalu berangan-angan sebagai bajak laut dan ingin menjadi mangaka. Pada umur 17 tahun, Eiichiro Oda mengirimkan karyanya berjudul Wanted dan memenangkan berbagai penghargaan. Pada umur 19 tahun, Eiichiro Oda menjadi asisten Nobuhiro Watsuki dalam pengerjaan Rurouni Kenshin. Bersamaan dengan itu pula, Eiichiro Oda menggambar Romance Dawn yang merupakan bab awal dari One Piece. Pada tahun 1997, One Piece terbit pertama kali di majalah Shonen Jump dan menjadi salah satu manga terpopuler di Jepang.

(19)

dengan anak-anak Jepang seusianya. Ia suka berburu serangga, membaca komik, dan bermain olahraga, terutama sepak bola.

Ketika duduk di bangku SMP, Oda sangat bangga karena gambar karyanya berhasil menjadi pemenang dalam perlombaan sketsa. Seperti diketahui, Oda telah memutuskan untuk menjadi seorang mangaka, walau alasannya di saat itu sangat tidak masuk akal, tapi ia sangat setia pada cita-citanya.

Tidak seperti kebanyakan remaja yang menyerah untuk mimpi yang seperti ini, dia terus memelihara mimpinya itu. Hingga pada usia 17 tahun, Oda-sensei menerima penghargaan perak (Juni-nyuusen) kehormatan tertinggi kedua Semi-Annual Tezuka Awards ke-44 (sebuah kontes pencarian bakat penulisan cerita manga yang diselenggarakan oleh Staff Editorial Weekly Jump dan Monthly Jump).

(20)

Pada usia 19 tahun, Oda-sensei bekerja sebagai asisten Nobuhiro Watsuki untuk penciptaan karakter Honjo Kamatari yang muncul di Rorouni Kenshin. Selama waktu ini, ia mulai menggambar dua tema cerita bajak laut, yang disebut “Romance Dawn” dan menampilkan karakter Monkey D. Luffy sebagai tokoh utama, yang kemudian berlanjut menjadi tokoh utama protagonist dari One Piece.

Karya profesional pertamanya yang dia kerjakan adalah “Kara Mirai no Present” (Hadiah Dari Masa Depan Pemberian Sang Dewa) yang diterbitkan dalam edisi Oktober 1993 (Monthly Jump’s bimonthly spinoff). Bakatnya semakin diperhatikan oleh staff Weekly Jump, ketika dia mendapat penghargaan Emas(“nyuusen’, yaitu penghargaan tertinggi seperti sebuah mendali emas) di Hop-Step Award (W’J monthly talent scout contest, sekarang disebut dengan Tenkaichi Manga Awards) di tahun 1993 dengan karyanya Ikki Yakou(One Devil’s Night Trip).

Pada tahun 1997, One Piece muncul untuk pertama kalinya dalam Shonen Jump mingguan dan segera menjadi salah satu manga yang paling popular di Jepang. Pengaruh terbesar bagi Eichiro Oda adalah Dragon Ball dari Akira Toriyama.

Referensi

Dokumen terkait