• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING LEARNING (PPL) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 4 SD SALATIGA 02 Desi Wulandari

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING LEARNING (PPL) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 4 SD SALATIGA 02 Desi Wulandari"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 241

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING LEARNING(PPL) UNTUK MENINGKATKAN PROSES DAN HASIL BELAJAR MUATAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 4 SD SALATIGA 02

(2)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 242

PENDAHULUAN Latar Belakang

Kegiatan pembelajaran di kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 telah dilaksanakan sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada buku guru kurikulum 2013, namun langkah-langkah kegiatan yang dilaksanakan pada muatan bahasa Indonesia (BI) kurang memfasilitasi siswa untuk saling berkomunikasi dan bertukar pendapat. Hal ini menyebabkan hasil belajar muatan BI yang diperoleh siswa kurang maksimal khususnya pada materi mengungkapkan pendapat tentang isi cerita. Siswa belum mampu memahami materi tentang cara menyusun pendapat atau komentar berdasarkan cerita yang dibaca. Maka diperlukan model pembelajaran yang dapat mengatasi masalah tersebut. Asumsinya, dengan adanya kesempatan untuk berkomunikasi dan bertukar pendapat, siswa akan memiliki daya serap lebih tinggi terhadap materi pembelajaran yang dihadapi sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar muatan BI.

Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan ialah model pembelajaran

Problem Posing Learning (PPL). Daniati dkk (2016:3) menjelaskan bahwa model

pembelajaran PPL dapat membantu siswa dalam berpikir kritis, kreatif, mengembangkan penalaran, keterampilan berkomunikasi dan siswa aktif dalam pembelajaran, sehingga kemampuan siswa dapat meningkat serta tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai harapan. Model pembelajaran PPL berarti pengajuan masalah yang meminta siswa untuk membuat soal atau masalah berdasarkan informasi yang diberikan, dimana soal yang penyelesaiannya dikerjakan maupun tidak. Model pembelajaran PPL memiliki tujuan dan manfaat untuk mendorong siswa lebih banyak membaca materi pelajaran, memudahkan siswa dalam mengingat dan memahami materi pelajaran, dan membentuk siswa bersikap kritis dan kreatif (Martiani dan Rachmiati, 2016: 160). Dengan demikian, model pembelajaran PPL akan dijadikan variabel dalam penelitian tindakan ini.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, dapat diajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan model pembelajaran PPL dalam meningkatkan proses pembelajaran muatan BI tema berbagai pekerjaan pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

2. Apakah peningkatan proses pembelajaran melalui model pembelajaran PPL dapat meningkatkan hasil belajar muatan BI tema Berbagai Pekerjaan pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan penelitian yang akan dicapai adalah :

(3)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 243 2. Meningkatkan hasil belajar muatan BI tema berbagai pekerjaan dengan menggunakan model pembelajaran PPL pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018.

KAJIAN PUSTAKA Pembelajaran Tematik

Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah dilakukan dengan pendekatan pembelajaran tematik-terpadu. Pembelajaran tematik integratif ialah muatan pembelajaran dalam mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang disajikan dalam beberapa tema. Mawardi (2014: 109) menjelaskan bahwa pembelajaran tematik integratif merupakan pembelajaran yang menggunakan tema sebagai pemersatu kegiatan pembelajaran yang memadukan beberapa mata pelajaran sekaligus dalam satu kali tatap muka. Mata pelajaran sudah dirumuskan dalam bentuk tema.

Salah satu muatan pelajaran dalam pembelajaran tematik ialah muatan bahasa Indonesia. Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah menjelaskan bahwa Bahasa Indonesia sebagai alat ekspresi diri merupakan sarana untuk mengungkap segala sesuatu yang ada dalam diri siswa. Proses pembelajaran diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis.

Proses Belajar

Belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil dan tujuan. Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan (Hamalik, 2011: 27-29). Amri dan Ahmadi (2010: 22) menjelaskan bahwa anak belajar dari mengalami dan praktik. Anak mencatat sendiri pola-pola bermakna dari pengetahuan baru, dan bukan diberi begitu saja dari guru. Proses belajar dalam penelitian ini diterjemahkan dalam dua istilah yaitu aktivitas kinerja guru dan aktivitas kinerja siswa. Proses pembelajaran diukur dengan teknik non tes menggunakan lembar observasi aktivitas kinerja guru dan lembar observasi aktivitas kinerja siswa.

Hasil Belajar

(4)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 244

Model Problem Posing Learning (PPL)

PPL merupakan model pembelajaran yang menuntut tingkat keaktifan peserta didik. Penjelasan materi dan latihan soal secukupnya oleh guru menjadi modal awal bagi peserta didik untuk mengawali model pembelajaran PPL. Peserta didik diberi tugas untuk mengajukan soal yang menantang dari pemikirannya sendiri. Dari kegiatan tersebut akan diketahui peserta didik mana yang telah menguasai materi dan juga yang belum menguasai materi (Susanti, dkk, 2012: 2).

Menurut Siswono (2008: 40) model pembelajaran pengajuan soal (PPL) ialah perumusan soal sederhana atau perumusan ulang soal yang ada dengan beberapa perubahan agar lebih sederhana dan dapat dikuasai. Siswono (2008: 43) juga menjelaskan bahwa pemecahan masalah maupun pengajuan masalah dapat mendorong berpikir kreatif. PPL merupakan model pembelajaran yang mengharuskan siswa menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan-pertanyaan yang lebih sederhana (Shoimin, 2014: 133). Menurut Shoimin (2014: 133) pembelajaran dengan model pembelajaran PPL dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar sehingga pembelajaran yang aktif akan tercipta, siswa tidak akan bosan dan akan lebih tanggap, dengan begitu akan mempengaruhi hasil belajar yang diperoleh siswa.

Shoimin (2014:135) mengungkapkan kelebihan model pembelajaran PPL yaitu perbedaan pendapat antara siswa dapat diketahui, sehingga mudah diarahkan pada diskusi yang sehat, karena dalam pengajuan suatu masalah siswa dapat menggali pengetahuannya, alasan, serta pandangan siswa yang lain dalam pemecahan masalah tersebut. Cankoy dan Darbaz (2010) dalam R.Ai Sriwenda (2013:2) menyatakan bahwa model pembelajaran PPL memberikan kelebihan pada siswa dalam hal memperoleh pengetahuan dengan cara menganalisa suatu masalah. Hal ini dapat dilihat dari tiga hal yaitu pengulangan masalah, visualisasi masalah dan penalaran kualitatif siswa.

Adapun langkah-langkah dalam penerapan model pebelajaran PPL menurut Shoimin (2014: 134) adalah (1) guru menjelaskan materi pelajaran kepada para siswa. Penggunaan alat peraga untuk memperjelas konsep sangat disarankan, (2) guru memberikan latihan soal secukupnya, (3) siswa diminta mengajukan 1 atau 2 buah soal yang menantang, dan siswa yang bersangkutan harus mampu menyelesaikannya. Tugas ini dapat pula dilakukan secara kelompok, (4) pada pertemuan berikutnya, secara acak, guru menyuruh siswa untuk menyajikan soal temuannya di depan kelas, (5) guru memberikan tugas rumah secara individual.

Terdapat penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan oleh Suparmi dkk (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pendekatan CTL dengan model PPL mampu meningkatkan kualitas pembelajaran Biologi siswa kelas X.2 SMA Negeri 2 Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Performan guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan. Pada pra siklus, persentase performan guru yaitu 60%, pada siklus 1 sebanyak 86,67%, pada siklus 2 sebanyak 96,67%, dan pada siklus 3 mencapai 100%.

(5)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 245 II. Prestasi belajar aspek kognitif meningkat dari 60,00% pada siklus I menjadi 88% pada siklus II, sedangkan ketercapaian prestasi belajar aspek sikap sebesar 100% pada siklus I maupun siklus II. Dari angket respon balikan siswa diketahui sebesar 100% siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran PPL dilengkapi LKS. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran PPL dilengkapi LKS dapat meningkatkan prestasi belajar dan kemampuan analisis siswa.

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Martiani dan Rachmiati (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model PPL dapat meningkatkan hasil belajar matematika tentang operasi hitung campuran. Hasil belajar mata pelajaran matematika setelah menggunakan model PPL meningkat, hal ini bisa dilihat dari peningkatan hasil belajar siswa pada setiap siklusnya. Pada siklus I ketuntasan siswa mencapai 67,74% dari target pencapaian materi yang ditetapkan yaitu 75% dengan KKM 66 dan meningkat pada siklus II menjadi 80,65%.

Selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh Fitryasari dan Masriyah (2016), dengan menerapkan model PPL pada materi volume kubus dan balok. Hasil analisis data menunjukkan: (1) kemampuan guru mengelola pembelajaran secara keseluruhan dapat dikategorikan sangat baik dengan skor rata-rata 3,74; (2) nilai rata-rata hasil

belajar siswa yaitu 3,75≥2,67, sehingga hasil belajar dikatakan tuntas dan termasuk

dalam kategori baik; (3) respons siswa terhadap pembelajaran dengan model pembelajaran PPL yaitu positif.

Penelitian yang dilakukan oleh Hariyono (2016), hasil penelitian menunjukkan bahwa model PPL dapat meningkatkan kualitas pembelajaran PPKn. Kegiatan pembelajaran PPKn dengan menerapkan pembelajaran PPL dapat meningkatkan minat, perhatian, dan partisipasi siswa terhadap pembelajaran. Model PPL memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (72,22%), siklus II (80,55%) dan siklus III (86,11%). Siswa dapat bekerja secara mandiri maupun kelompok, serta mampu mempertanggungjawabkan segala tugas individu maupun kelompok. Selain itu, penerapan model PPL mempunyai pengaruh positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi, minat, dan partisipasi belajar siswa.

Persamaan dan perbedaan antara penelitian yang telah dikaji dengan penelitian ini. Adapun persamaan kajian hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah persamaan variabel yang diukur yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa dan model pembelajaran PPL. Adapun perbedaannya yaitu beberapa penelitian mengukur kemampuan menghitung, kemampuan analisis, kemampuan berpikir kreatif, dan kemampuan berpikir kritis. Selain perbedaan variabel, juga terdapat perbedaan pada jenjang sekolah subjek penelitian yaitu penelitian dilakukan di sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas.

Hipotesis Penelitian

(6)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 246 masalah atau soal, presentasi atau penyajian soal, dan menjawab soal. (2) Peningkatan proses pembelajaran melalui model PPL dapat meningkatkan hasil belajar muatan BI tema berbagai pekerjaan pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun 2017/2018.

METODE PENELITIAN

Setting Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 yang terletak di Jalan Diponegoro nomor 12 Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga. Lokasi sekolah berada di pusat kota Salatiga. SD Negeri Salatiga 02 juga berdekatan dengan SD Negeri Salatiga 01 dan SD Negeri Salatiga 09. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 1 tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini dilakukan kurang lebih selama 6 bulan yang dimulai pada bulan September 2017- Februari 2018.

Karakteristik Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 yang berjumlah 44 anak terdiri dari 18 laki-laki dan 26 perempuan. Rata-rata usia anak kelas 4 adalah 9 tahun. Kelas 4 dipilih sebagai subjek dalam penelitian ini karena berdasarkan pengalaman penulis ketika praktik mengajar magang 3, siswa kelas 4 mengalami kesulitan untuk mengungkapkan pendapat tentang isi cerita sehingga hasil belajar bahasa Indonesia yang diperoleh siswa kurang maksimal.

Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas atau independen adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel terikat atau dependen merupakan akibat yang ditimbulkan oleh variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran PPL. Sedangkan variabel terikatnya adalah proses belajar dan hasil belajar muatan bahasa Indonesia. Proses belajar dalam penelitian ini diterjemahkan dalam 2 istilah yaitu aktivitas kinerja guru dan aktivitas kinerja siswa. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif muatan BI tema berbagai pekerjaan.

Rencana Pelaksanaan Tindakan

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilakukan secara kolaborasi antara peneliti dengan guru kelas. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan McTaggart yang terdiri dari 3 tahapan yaitu perencanaan, tindakan dan observasi dan refleksi (Tampubolon, 2014:27).

(7)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 247 dan dampak tindakan dalam satu muatan mata pelajaran yang dipandang masih bermasalah.

Penelitian tindakan kelas ini akan dilaksanakan dalam dua siklus yang setiap siklus terdiri dari 3 pertemuan. Pertemuan pertama dan kedua ialah 2 pembelajaran dalam satu sub tema yang terdapat muatan BI, dan pertemuan ketiga merupakan evaluasi dari pertemuan pertama dan pertemuan kedua. Apabila pembelajaran pada siklus 2 telah memenuhi pencapaian untuk proses belajar 85% telah dilaksanakan sesuai sintaks dan hasil belajar mencapai 90% siswa telah mencapai KKM, maka tidak perlu diadakan perbaikan kembali dan penerapan model pembelajaran PPL pada muatan BI dinyatakan berhasil.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari teknik tes dan teknik non tes. Teknik tes berbentuk soal pilihan ganda yang digunakan untuk mengukur hasil belajar yang diperoleh siswa. Soal yang diujikan telah diuji validitas dan reliabilitasnnya menggunakan IBM SPSS Statistic 20 dengan tingkat reliabilitas 0,827 pada siklus 1 dan 0,781 pada siklus 2. Teknik non tes digunakan untuk mengukur proses pembelajaran yang meliputi aktivitas kinerja guru dan aktivitas kinerja siswa. Penilaian proses pembelajaran diberikan dalam bentuk centang atau ceklis (Tampubolon, 2014:51).

Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berbentuk data kuantitatif. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif dengan statistik deskriptif. Data hasil belajar diperoleh dari hasil tes yang dilakukan diakhir pembelajaran pada setiap siklusnya. Analisis data hasil belajar dilakukan dengan analisis deskriptif komparatif yaitu membandingkan hasil belajar berdasarkan nilai tes pada setiap siklusnya.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Deskripsi Pra Siklus

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa pada saat pra siklus, dapat diketahui bahwa aktivitas guru dalam proses pembelajaran termasuk dalam kategori cukup dengan persentase yaitu 60%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas siswa juga termasuk dalam kategori cukup tetapi pada rentang persentase bawah yaitu 49,2%. Siswa mengalami kesulitan untuk mengemukakan pendapat ataupun komentar yang berkaitan dengan teks wawancara ataupun teks cerita yang dibaca.

(8)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 248

Deskripsi Siklus 1

Pelaksanaan tindakan pada siklus 1 terdiri dari 3 tahapan yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan dan observasi, serta refleksi. Tahap perencanaan dilakukan oleh penulis bersama guru kolaborator. Hal-hal yang dilakukan pada tahap perencanaan yaitu diskusi dengan guru kelas mengenai materi pembelajaran yang akan digunakan saat penelitian, menyusun RPP untuk menentukan kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan, mempersiapkan media pembelajaran yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, mempersiapkan lembar kerja siswa, mempersiapkan soal evaluasi, dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Tahap pelaksanaan tindakan dilakukan oleh guru kolaborator pada tema 4 berbagai pekerjaan, sub tema 1 jenis-jenis pekerjaan, pembelajaran 1 dan 3. Tahap observasi dilaksanakan oleh observer untuk mengamati aktivitas kinerja guru dan siswa pada proses pembelajaran. Setelah tindakan terlaksana, tahap berikutnya adalah tahap refleksi sebagai bahan perbaikan untuk pelaksanaan siklus 2.

Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran muatan BI menggunakan model pembelajaran PPL pada siswa kelas 4 SD N Salatiga 02, diperoleh diperoleh data proses belajar siklus 1. Aktivitas kinerja guru dalam proses pembelajaran terdiri dari 27 indikator dengan rentang skor penilaian 1-5 disajikan dalam tabel berikut.

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus 1

No Aspek yang Diamati Indikator Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal 1-6 32 32

2. Kegiatan Inti 8-13 22 23

3. Kegiatan Penutup 14-19 26 27

4. Penguasaan Materi Ajar 20-21 10 10

5. Pemanfaatan Media 22-25 14 16

6. Evaluasi 26-27 8 9

Total Skor 112 117

Persentase 83% 86,6%

Kategori Sangat Baik Sangat Baik

Rata-Rata Persentase Siklus 1 84,8%

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 1, dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran PPL pada siklus 1 mampu meningkatkan aktivitas kinerja guru pada pertemuan pertama dengan skor total 112 persentase 83% termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan kedua siklus 1 aktivitas kinerja guru mengalami peningkatan dengan skor total 117 dan persentase menjadi 86,6% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase aktivitas kinerja guru pada siklus 1 adalah 84,8% termasuk dalam kategori sangat baik.

(9)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 249

Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Siswa Siklus 1

No Aspek yang Diamati Indikator Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal 1-6 11 13

2. Kegiatan Inti 8-13 28 30

3. Kegiatan Penutup 14-19 11 11

Total Skor 50 54

Persentase 77% 83%

Kategori Baik Sangat Baik

Rata-rata Persentase Siklus 1 80%

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran PPL pada siklus 1 mampu meningkatkan aktivitas kinerja siswa dengan perolehan skor total 50 dengan persentase 77% termasuk dalam kategori baik pada pertemuan pertama, kemudian meningkat pada pertemuan kedua siklus 1 dengan perolehan skor total 54 persentase 83% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase aktivitas kinerja siswa pada siklus 1 adalah 80% termasuk dalam kategori baik.

Selanjutnya data hasil belajar muatan BI siklus 1 pada siswa kelas 4 SD N Salatiga 02 diperoleh setelah dilakukan tes evaluasi pada akhir siklus 1. Pada siklus 1 terdapat 36 siswa dengan persentase 82% telah mencapai KKM yang ditentukan. Sementara 8 siswa dengan persentase 18% belum mencapai KKM. Hasil belajar muatan bahasa Indonesia pada siklus 1 belum mencapai indikator keberhasilan 90% dari 44 siswa tuntas. Nilai rata-rata muatan BI pada siklus 1 juga mengalami peningkatan menjadi 83.

Refleksi pada siklus 1 berdasarkan pada kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan yaitu terjadi peningkatan proses dan hasil belajar muatan BI. Guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan runtut dan selalu memberi motivasi agar siswa tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran, tetapi guru terkadang masih mendominasi kegiatan pembelajaran untuk menggali pengetahuan siswa dan menarik perhatian siswa. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, tetapi siswa belum percaya diri ketika presentasi dan bertukar pertanyaan dengan teman sebangku, maka perlu dilakukan tindakan pada siklus 2.

Deskripsi Siklus 2

(10)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 250 pelaksanaan tindakan, dilakukan kegiatan refleksi secara keseluruhan terhadap penerapan model pembelajaran PPL.

Berdasarkan pengamatan proses pembelajaran muatan BI menggunakan model pembelajaran PPL pada siswa kelas 4 SD N Salatiga 02, diperoleh data proses belajar siklus 2. Aktivitas kinerja guru dalam proses pembelajaran terdiri dari 27 indikator dengan rentang skor penilaian 1-5 disajikan dalam tabel berikut,

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus 2

No Aspek yang Diamati Indikator Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal 1-6 33 33

2. Kegiatan Inti 8-13 26 27

3. Kegiatan Penutup 14-19 28 28

4. Penguasaan Materi Ajar 20-21 10 10

5. Pemanfaatan Media 22-25 18 19

6. Evaluasi 26-27 9 9

Total Skor 124 126

Persentase 92% 93%

Kategori Sangat Baik Sangat Baik

Rata-rata Persentase Siklus 1 92,5%

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

Hasil observasi aktivitas kinerja guru pada pertemuan pertama siklus 2 mencapai skor 124 dengan persentase skor 92% termasuk dalam kategori sangat baik. Pada pertemuan kedua mengalami peningkatan dengan skor total mencapai 126 persentase 93% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase hasil observasi aktivitas kinerja guru pada siklus 2 adalah 92,5% termasuk dalam kategori sangat baik. Seiring dengan peningkatan aktivitas kinerja guru pada proses pembelajaran, aktivitas kinerja siswa juga mengalami peningkatan. Aktivitas kinerja siswa pada proses pembelajaran terdiri dari 13 indikator dengan rentang skor penilaian 1-5. Aktivitas kinerja siswa pada siklus 2 disajikan dalam tabel berikut,

Tabel 4. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Siswa Siklus 2

No Aspek yang Diamati Indikator Skor

Pertemuan 1 Pertemuan 2

1. Kegiatan Awal 1-6 12 13

2. Kegiatan Inti 8-13 29 31

3. Kegiatan Penutup 14-19 14 14

Total Skor 55 58

Persentase 84,6% 89,2

Kategori Sangat Baik Sangat Baik

Rata-rata Persentase Siklus 1 86,9%

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

(11)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 251 persentase 89,2% termasuk dalam kategori sangat baik. Rata-rata persentase aktivitas kinerja siswa pada siklus 2 adalah 86,9% termasuk dalam kategori sangat baik.

Selanjutnya data hasil belajar muatan BI siklus 2 pada siswa kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 diperoleh setelah dilakukan tes evaluasi pada akhir siklus 2. Pada siklus 2 terdapat 42 siswa dengan persentase 95,5% telah mencapai KKM yang ditentukan. Sementara 2 siswa dengan persentase 4,5% belum mencapai KKM. Hasil belajar muatan BI pada siklus 2 telah mencapai indikator keberhasilan 90% dari 44 siswa tuntas. Nilai rata-rata juga mengalami peningkatan menjadi 89.

Refleksi siklus 2, guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran dengan runtut dan selalu memberi motivasi agar siswa tidak bosan untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Siswa aktif bertanya ketika mengalami kesulitan dalam kegiatan pembelajaran, siswa percaya diri ketika presentasi dan bertukar pertanyaan dengan teman sebangku. Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus 2 telah terlaksana dengan sangat baik. Guru berusaha memperbaiki kelemahan-kelemahan proses pembelajaran pada siklus 1 dan meningkatkan proses pembelajaran dengan memunculkan kelebihan-kelebihan proses pembelajaran pada siklus 1, sehingga penerapan model pembelajaran PPL pada muatan BI dinyatakan berhasil meningkatkan proses dan hasil belajar.

Analisis Komparatif a) Proses Belajar

Setelah dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran muatan BI pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 diperoleh data aktivitas kinerja guru dan siswa yang disajikan dalam tabel berikut,

Tabel 5. Perbandingan Proses Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Tindakan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

skor % skor % skor %

1 Aktivitas Kinerja Guru 81 60 114,5 84,8 125 92,5

2 Aktivitas Kinerja Siswa 32 49,2 52 80 56,5 86,9

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

(12)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 252

b) Hasil Belajar

Hasil belajar diperoleh dari hasil tes evaluasi setiap akhir siklus. Dari pra siklus, siklus 1 dan siklus 2, terjadi peningkatan nilai rata-rata kelas dan persentase ketuntasan hasil belajar muatan BI. Adapun data perbandingan hasil belajar muatan BI disajikan dalam tabel berikut,

Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

No Ketuntasan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2

F % F % F %

1. Tuntas 29 66% 36 82% 42 95,5%

2. Belum Tuntas 15 34% 8 18% 2 4,5%

Jumlah 44 100% 44 100% 44 100%

Rata-rata 77,25 83 89

KKM 75 75 75

Sumber : Hasil Penelitian, Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 6 perbandingan ketuntasan hasil belajar muatan BI pada pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dapat diketahui bahwa hasil belajar muatan BI mengalami peningkatan. Pada pra siklus, 29 siswa telah mencapai KKM dengan persentase ketuntasan 66%. Pada siklus 1 meningkat menjadi 36 siswa yang telah mencapai KKM dengan persentase 82%. Pada siklus 2 meningkat menjadi 42 siswa dengan persentase 95,5%. Nilai rata-rata kelas juga mengalami peningkatan, pada pra siklus nilai rata-rata kelas 77,25. Pada siklus 1 mengalami peningkatan menjadi 83 dan pada siklus 2 nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 89. Dari data hasil belajar muatan BI dan ketuntasan belajar menggunakan model pembelajaran PPL dapat dikatakan berhasil dengan tercapainya indikator keberhasilan penelitian tindakan dengan ketuntasan ≥ 90% dari 44 siswa.

Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi terhadap aktivitas kinerja guru dan siswa pada saat pra siklus, dapat diketahui bahwa aktivitas kinerja guru dalam proses pembelajaran termasuk dalam kategori cukup dengan persentase yaitu 60%, sedangkan hasil observasi terhadap aktivitas kinerja siswa juga termasuk dalam kategori cukup tetapi ada pada rentang persentase bawah yaitu 49,2%. Siswa mengalami kesulitan untuk mengemukakan pendapat ataupun komentar yang berkaitan dengan teks wawancara ataupun teks cerita yang dibaca. Rendahnya aktivitas siswa pada saat proses pembelajaran berdampak pada hasil belajar yang diperoleh siswa. Ketuntasan hasil belajar yang diperoleh siswa pada pra siklus, terdapat 34% siswa kelas 4 yang belum

tuntas pada muatan BI dengan KKM ≥75. Perlu adanya perbaikan sebagai upaya untuk meningkatkan proses pembelajaran sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa dapat meningkat.

(13)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 253 mengemukakan komentarnya berdasarkan cerita yang dibaca bersama dengan teman sebangkunya. Berdasarkan hasil observasi, siswa mampu menyusun pertanyaan dan mengemukakan pendapat ataupun komentar berdasarkan teks cerita yang dibaca. Penerapan model PPL terbukti dapat meningkatkan proses belajar muatan BI yang telah disajikan dalam tabel 2 dan 4.

Seiring dengan peningkatan proses belajar, hasil belajar muatan BI pada pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 mengalami peningkatan. Pada pra siklus, 29 siswa telah mencapai KKM dengan persentase ketuntasan 66%. Pada siklus 1 meningkat menjadi 36 siswa yang telah mencapai KKM dengan persentase 82%. Pada siklus 2 meningkat menjadi 42 siswa yang telah mencapai KKM dengan persentase 95,5%. Berdasarkan hasil pencapaian ketuntasan pada siklus 2, maka hasil pelaksanaan tindakan telah

mencapai indikator keberhasilan penelitian yang ditetapkan yaitu ≥ 90% siswa tuntas.

Berdasarkan paparan diatas, penerapan model pembelajaran PPL dalam pembelajaran muatan BI pada kelas 4 SD N Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018 selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Suparmi dkk (2013), hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran PPL mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran biologi dengan persentase aktivitas guru sebesar 100% pada siklus 3, penelitian yang dilakukan oleh Martiani dan Rachmiati (2016) ketuntasan hasil belajar matematika mencapai 80,65%, penelitian yang dilakukan oleh Husniah dan Saefurohman (2016) hasil penelitian menunjukkan persentase ketuntasan hasil belajar matematika mencapai 81,81%.

Implikasi teoritis penerapan model pembelajaran PPL adalah memberikan gambaran bagaimana penerapannya pada muatan BI, sehingga dapat meningkatkan proses dan hasil belajar. Sedangkan implikasi praktis penelitian ini, siswa lebih komunikatif dengan cara bertukar pertanyaan dan saling mengemukakan pendapat berdasarkan teks cerita yang dibaca. Selain itu, model pembelajaran PPL dapat dijadikan alternatif pilihan bagi guru untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas 4 SD Negeri Salatiga 02 semester 1 tahun ajaran 2017/2018 dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil belajar muatan BI tema berbagai pekerjaan melalui penerapan model PPL. Proses kinerja guru meningkat menjadi 84,8% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 92,5% pada siklus 2. Sedangkan proses kinerja siswa meningkat menjadi 80% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 86,9% pada siklus 2. Melalui penerapan model PPL, siswa mampu menyusun pertanyaan dan mengemukakan pendapat ataupun komentarnya berdasarkan teks cerita yang dibaca. Seiring dengan meningkatnya proses belajar, hasil belajar muatan BI juga mengalami peningkatan. Persentase ketuntasan hasil belajar muatan BI meningkat menjadi 82% pada siklus 1 dan meningkat menjadi 95,5% pada siklus 2.

Saran

(14)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 254 siswa, sebaiknya siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran dan lebih percaya diri untuk mengungkapkan pendapat atau bertanya kepada guru jika ada materi pembelajaran yang belum dimengerti.

DAFTAR PUSTAKA

Amri, S., & Ahmadi, I. K. (2010). Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif Dalam

Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Daniati, S. P. Dkk. (2016). Peningkatan Kemampuan Menghitung Bilangan Bulat Melalui Model Pembelajaran Problem Posing. Didaktika Dwija Indria , 2-3. Fitryasari, L., & Masriyah. (2016). Penerapan Model Pembelajaran Pengajuan Soal

(Problem Posing) Pada Materi Volume Kubus dan Balok di Kelas VII SMP N 1 KRIAN. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika , 64-72.

Hamalik, Oemar. (2011). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hariyono. (2016). Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar PKn Melalui Model Pembelajaran Problem Posing Pada Siswa Kelas IX B SMP N Ranuyoso Lumajang Semester Gasal Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Pendidikan dan

Pengembangan Profesi , 2.

Husniah, N., & Saefurohman, A. (2016). Penggunaan Model Pembelajaran Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Kompetensi Dasar Mengubah Bentuk Pecahan. Primary .

Martiani, E., & Rachmiati, W. (2016). Penerapan Model Problem Posing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Tentang Operasi Hitung Campuran. Ibtida'i , 160.

Mawardi. (2014). Pemberlakuan Kurikulum SD/MI Tahun 2013 dan Implikasinya Terhadap Upaya Memperbaiki Proses Pembelajaran Melalui PTK. Scholaria , 109-119.

Permendikbud nomor 57 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SD/MI.

Permendikbud nomor 23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian Kurikulum 2013. R, A. Sriwenda. Dkk. (2013). Penerapan Pembelajaran Model Problem Posing Untuk

Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Belajar Siswa pada Materi Laju Reaksi Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal

Pendidikan Kimia , 2.

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer. Bandung: Alfabeta Shoimin, A. (2014). 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Siswono, T. Y.E. (2008). Model Pembelajaran Matematika Berbasis Pengajuan dan Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kreatif. Surabaya: Unesa University Press.

Sudjana, Nana. (2005). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

(15)

Desi Wulandari1), Nyoto Harjono2), Gamaliel Septian Airlanda3) 255 Suryani, L. B. (2015). Implementasi Model Pembelajaran Problem Posing Dilengkapi LKS Untuk Meningkatkan Kemampuan Analisis dan Prestasi Belajar Materi Konsep Mol Siswa Kelas X SMA N 8 Surakarta Tahun Pelajaran 2013/2014.

Jurnal Pendidikan Kimia , 186-192.

Susanti, E. L. Dkk. (2012). Efektivitas Pembelajaran Matematika Dengan Metode Problem Posing Berbasis Pendidikan Karakter. UNNES Journal Of Mathematics

Education , 14.

Gambar

Tabel 1. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus 1
Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Siswa Siklus 1
Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Kinerja Guru Siklus 2
Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan dari luar usaha yang diterima petani juga tidak lebih baik dari pendapatan dalam usahatani, sehingga rumahtangga hendaknya mengalokasikan waktu kerja

Penelitian ini berusaha untuk menggambarkan atau mendeskripsikan gambaran anak yang berhadapan dengan hukum, pelaksanaan bimbingan keagamaan, peran bimbingan

Tulisan ini membahas peran penting yang dimainkan inflasi dalam analisis kelayakan proyek investasi jalan tol yang diselenggarakan dengan kontrak build, operate, transfer

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Sang Maha Penyayang lagi Maha Pengasih atas semua rahmat, kasih sayang dan petunjuk sehingga penulis mampu

Pada Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang menyatakan sangat setuju memiliki persentase tertinggi sebesar 60,0%, untuk responden yang menyatakan setuju

Hal ini bertujuan untuk memberi batasan terhadap objek rancangan, sehingga objek rancangan memiliki karakter tersendiri.Oleh karena itu pemilihan Tourism Architecture sebagai

Berdasarkan analisis parameter kualitas tanah pada lokasi transek dan lokasi pembanding serta model konversi radionuklida Pb-210 excess dan Cs-137 pada masing-masing

Pada bagian ini pembaca sekalian bisa menemukan kesan yang nyaris sama: “Sangat bersyukur” (Abdul Aziz Tata Pangarsa), “Indahnya jalinan ukhuwah islamiyah”, “Cara SPN