216 Nurdin Amin
Mahasiswa Magister Pendidikan Biologi PPs Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh
Hasanuddin
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh
Djufri
Dosen Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Syiah Kuala, Banda Aceh, Aceh Korespondensi: [email protected]
POTENSI JENIS TUMBUHAN DI HUTAN KOTA BANDA ACEH DALAM MEREDUKSI EMISI CO2
ABSTRAK: Penggunaan bahan bakar minyak dan gas di Kota Banda Aceh terus meningkat seiring dengan terus bertambahnya jumlah kendaraan. Hal tersebut akan meningkatkan jumlah karbondioksida yang dilepaskan ke udara. Pencemaran udara yang disertai dengan meningkatnya kadar CO2 diudara akan menjadi lingkungan Kota Banda Aceh yang tidak sehat dan dapat menurunkan kesehatan manusia.Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kemampuan setiap jenis tumbuhan dalam mereduksi emisi CO2. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei eksploratif menggunakan rancangan Non Destructive. Pengukuran berat kering biomassa pohon yang dihitung menggunakan ”Allometric equation” berdasarkan pada diameter batang setinggi dada (1,3 m). Hasil penelitian diperoleh bahwa jumlah biomasa di hutan Kota Banda Aceh 0,91134 Kg/Ha dengan stok karbon 0,42999 Kg/Ha, biomasa paling banyak terdapat di hutan Kota BNI Tibang yaitu 0,66143 Kg/Ha dengan jumlah stok karbon 0,30426 Kg/Ha, sedangkan jumlah yang paling sedikit terdapat pada hutan Mesjid Raya Baiturrahman dan Taman Hutan Putro Phang rata-rata biomasa 0,01833Kg/Ha dengan stok karbon 0,00995 Kg/Ha.Kontribusi serapan CO2 terbesar adalah jenis Tamarundus indica sebesar 0,014 Kg/Bulan, Samanea saman dan Mangifera indica dengan serapan rata 0,013 Kg/Ha, sedangkan yang paling sedikit kontribusi serapan CO2 adalah jenis Ficus sp yaitu 0,03 Kg/ha. Rata-rata kemampuan setiap jenisnya dalam mereduksi emisi CO2adalah 0,02 Kg/ Bulan.
Kata Kunci:Biomasa, Reduksi Emisi CO2, dan Kota Banda Aceh.
POTENTIAL OF PLANTS IN CO2EMISSIONS REDUCTION FOREST CITY IN
BANDA ACEH
ABSTRACT: The use of fuel oil and gas in Banda Aceh continues to increase along with the increasing number of vehicles. This will increase the amount of carbon dioxide released into the air. Air pollution, along with increased levels of CO2 in the air would be environmentally Banda Aceh is not healthy and can reduce human health. Porpose study was to assess the ability of each plant species in reducing CO2 emissions. The method used in this study is exploratory survey method using Non Destructive design. Measurement of dry weight biomass of trees is calculated using the "allometric equation" based on trunk diameter at breast height (1.3 m). The results showed that the amount of biomass in forests of Banda Aceh 0.91134 kg / ha with carbon stock 0.42999 Kg / ha, biomass is the most abundant in the forest Tibang Kota BNI is 0.66143 kg / ha with the amount of carbon stock 0.30426 kg / ha, while the least amount contained in the forest Mosque Baiturrahman Putro Phang forest park and an average biomass 0,01833Kg / ha carbon stock 0.00995 kg / Ha. Kontribusi largest CO2 uptake is kind ofTamarundus indicaof 0.014 kg / Month,Samanea samanand Mangifera indica with average uptake of 0.013 Kg / ha, while the least contribution of CO2 uptake is Ficus sp is 0.03 kg / ha. The average ability of each species to reducing CO2 emissions is 0.02 Kg / Month.
Keywords: Biomass, CO2Emissions Reductions, and Banda Aceh.
PENDAHULUAN
Banda Aceh merupakan salah satu Kota yang terdapat di Provinsi Aceh yang memiliki luas wilayah 61,36 m2 dengan jumlah penduduk men-capai 224.209 jiwa (BPS Kota Banda Aceh, 2012). Sebagai ibuKota propinsi, Kota Banda Aceh tidak
ter-Potensi Jenis Tumbuhan di Hutan Kota Banda Aceh dalam Mereduksi Emisi Co2 217
jadi di Kota Banda Aceh mencapai 12.000-14.000 unit perbulan. Peningkatan jumlah kendaraan ter-sebut berefek terhadap peningkatan pemakaian bahan bakar minyak (Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh, 2011). Pencemaran udara yang diser-tai dengan meningkatnya kadar CO2 diudara akan
menjadi lingkungan Kota yang tidak sehat dan dapat menurunkan kesehatan manusia, oleh karena itu kosentrasi gas CO2 diudara harus diupayakan
tidak terus bertambah naik. Salah satu cara untuk mereduksi CO2 didaerah perkotaan adalah
mengu-rangi emisi karbon dan membangun hutan Kota. Hutan Kota sebagai penyerap karbon(carbon sink) yang paling efektif sehingga dapat mengurangi peningkatan emisi karbon di atmosfer. Tumbuhan yang terdapat di hutan Kota mampu melakukan fotosintesis yang merupakan proses penting dalam memerankan siklus karbon dan memelihara CO2di
atmosfer sekaligus dalam waktu bersamaan juga memerankan siklus oksigen. Berdasarkan informa-si dari Dinas Pertamanan dan keberinforma-sihan Kota Banda Aceh, luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) atau hutan Kota yang tersedia tahun 2011 adalah 612,06 Ha dan jumlah pohon yang telah ditanam yaitu 13.350 pohon. Keberadaan RTH Kota Banda Aceh tersebar di beberapa wilayah, akan tetapi keberadaan RTH tersebut belum mampu memberi-kan nilai ekologi yang bagus terhadap kondisi udara.
Hasil studi literatur diperoleh informasi bah-wa jenis tumbuhan yang mampu menyimpan kar-bon dalam jumlah yang besar untuk mengurangi peningkatan emisi CO2di Kota Banda Aceh masih
sangat minim. Jenis tumbuhan yang ditanam di hu-tan Kota Banda Aceh belum diketahui kemampuan
mereduksi CO2, suntuk itu perlu dilakukan
peneli-tian kemampuan hutan Kota sebagai penyerap gas CO2antropgenik (kegiatan manusia) demi
memeli-hara kualitas udara Kota Banda Aceh yang bersih dalam menetralisisir dampak pencemaran udara dalam rangka pencapaian kualitas udara Kota Ban-da Aceh yang bersih.
METODE
Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di hutan Kota Banda Aceh pada bulan Maret 2014 yang meliputi hutan Kota BNI Tibang, hutan Kota Taman Sri Ratu Safiatuddin, hutan Kota Mesjid Raya, hutan Kota Taman Sari dan hutan Kota Taman Putroe Phang. Teknik Pengumpulan Data
Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Pengambilan sampel tega-kan/pohon dilakukan sebanyak 2 kali dari setiap jenis tumbuhan yang diulangi 2 kali dalam jangka waktu 60 hari (untuk mendapatkan perubahan pe-nyimpanan karbon secara signifikan) pada pohon yang sama. Rancangan penelitian lapangan dengan menggunakan metode Non Destructive (untuk tumbuhan tegak) yaitu salah satu cara estimasi karbon tanpa merusak tumbuhan dengan penguku-ran berat kering biomassa pohon yang dihitung menggunakan ”allometric equation” berdasarkan pada diameter batang setinggi dada (1,3 m).
Pada tahap pertama dilakukan pembuatan plot ukuran 20m x 50m, didalamnya dibuat sub plot dengan ukuran 10 m x 10 m. Pada penelitian ini plot I terletak pada koordinat lintang utara dan selatan begitu juga dengan plot lainnya. Selanjut-nya dilakukan pengambilan data primer dengan
Tabel 1. Estimasi Biomassa Pohon menggunakan Persamaan Allometrik Bentuk Pohon Allometrik Sumber
Pohon bercabang BK= 0.11 ρ D2.62 Ketterings,200l
Pohon tidak bercabang BK= ρ H D2/40 Hairiah et al,1999
Pisang BK= 0,030 D2.12 Arifin,2001
Bambu BK= 0.131 D228 Pripdarsini, 2000
Sengon BK= 0.0272 D2831 Sugiharto,2002
Pinus BK= 0.0417 D26576 Waterloo, 1995
Sumber (Hairiah & Rahayu, 2007)
Keterangan:
BK = Berat kering, kg/pohon D = Diameter pohon, cm H = Tinggi pohon, cm ρ = BJ kayu, g cm-3
melakukan sensus di seluruh plot meliputi iden-tifikasi jenis pohon dan pengukuran diameter (DBH) dan tinggi pohon.
Menurut Hairiah dan Rahayu (2007), pen-dugaan biomassa di atas permukaan tanah bisa diukur dengan menggunakan metode langsung (destructive) dan metode tidak langsung (non destructive). Metode tidak langsung digunakan untuk menduga biomassa pohon yang berdiameter ≥ 5 cm, sedangkan untuk menduga biomassa po-hon yang memiliki diameter < 5 cm (vegetasi tum-buhan bawah) menggunakan metode secara lang-sung.
Untuk mendapatkan sebaran diameter pohon (diameter ≥ 5 cm), maka pada plot 20m x 50m di-lakukan sensus yang masuk kriteria pohon. Setelah mendapatkan gambaran komposisi vegetasi dan sebaran diameter selanjutnya dipilih beberapa pohon secara Purposive yang diharapkan dapat mewakili ketersebaran diameter dan jenis yang ada dilokasi. Selanjutnya dilakukan penghitungan bio-massa dengan menggunakan metodeNon destruct-tive sampling, yaitu melakukan dengan tidak me-rusak.
Sampel diambil sebanyak 100 gram disetiap bagian komponen vegetasi organ pohon yang pi-sahkan antara daun yang muda dengan daun tua (daun, dan cabang) kemudian penimbangan berat basah secara langsung, selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk dilakukan pengeringan dengan menggunakan oven dengan temperature 800 C selama 2x24 jam sampai diperoleh berat kering konstan dan mengkonversinya menjadi berat ke-ring (biomassa). Pengukuran dan pengambilan sampel dilakukan sebanyak 2 kali dalam kurun waktu 60 hari.
Estimasi Penyerapan Co2
Estimasi penyerapan CO2 dilakukan untuk
mengetahui jumlah karbon yang terserap dan ter-simpan pada jaringan suatu tumbuhan. Estimasi penyerapan CO2melalui beberapa tahap yaitu berat
jenis, biomasa, karbon yang tersimpan, massa CO2
dan kemampuan penyerapan setiap jenis tumbu-han.
Pengukuran Berat Jenis (BJ)
Berat jenis (BJ) kayu dari masing-masing je-nis pohon dengan jalan memotong kayu dari salah satu cabang, lalu ukur panjang, diameter dan tim-bang berat basahnya. Masukkan dalam oven, pada suhu 80oC selama 2x24 jam dan timbang berat ke-ringnya. Hitung volume dan BJ kayu dengan rum-us sebagai berikut:
Nilai Biomassa tegakan pohon menggunakan for-mula
Volume Pohon (cm3) = Dimana:
V = Volume Pohon (cm3)
R = Jari-jari pohon = ( )
T = Tinggi Pohon
(Mega, Dkk. 2011)
Untuk mencari Berat Jenis (BJ) mengguna-kan formula
Potensi Jenis Tumbuhan di Hutan Kota Banda Aceh dalam Mereduksi Emisi Co2 219
Biomassa
Biomassa adalah bahan organik yang dihasil-kan melalui proses fotosintesis, baik berupa pro-duk maupun buangan. Estimasi biomassa tersim-pan dalam tegakan/pohon menggunakan persa-maan allometrik (Ketterings. 2001 dalam Hairiah 2007);
W = 0.11 x BJ x D2.62 Keterangan:
W = Biomassa BJ = Berat Jenis D = Diameter Pohon
(Ketterings. 2001dalamHairiah 2007). Pengukuran Karbon yang Tersimpan Setelah nilai biomasa pada pohon telah di-temukan selanjutya pengukuran karbon yang simpan dengan menentukan jenis pohon yang ter-dapat di hutan Kota Benda Aceh. Estimasi karbon yang tersimpan dilakukan dengan formula:
CS = W x 0.46 Keterangan:
CS = karbon tersimpan dalam tumbuhan W = Total Biomassa
(Brown, S. 1997dalam Hairiah 2007) Pengukuran Massa CO2
Pengukuran Massa CO2 dilakukan dengan
formula:
Massa CO2= Massa Karbon x 1.46
Kemampuan Penyerapan Setiap Jenis Tumbuhan
Pengukuran kemampuan penyerapan CO2
oleh setiap jenis tumbuhan dilakukan dengan de-ngan formula:
Dit = (Dt2 – Dt1) / 2
Keterangan:
Dit = CO2 yang terserap oleh suatu tumbuhan
(dalam waktu 30 hari)
Dt1 = CO2 yang terserap pada pengambilan
sam-pel pertama
Dt2 = CO2 yang terserap pada pengambilan
sam-pel kedua (Hidayat, 2013)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Biomassa dan Stok Karbon di Hutan Kota Ban-da Aceh
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa stok karbon di hutan kota Banda Aceh adalah 45 % dari biomasa tumbuhan. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa jumlah biomasa di hutan kota Banda Aceh 0,91134 Kg/Ha dengan stok karbon 0,42999 Kg/Ha, jumlah yang paling banyak stok karbon terdapat di hutan Kota BNI dengan bio-masa 0,66143 Kg/Ha dengan jumlah stok karbon 0,30426 Kg/Ha, jumlah ini akan terus bertambah seiring dengan pertumbuhan dan perkembangan pohon, sebab vegetasi di hutan kota BNI Tibang Masih dalam perawatan yang membutuhkan pe-meliharaan yang baik sehingga dapat berfungsi dengan semestinya. Kemudian di ikuti Hutan Ta-man Sari 0,10370 Kg/Ha dengan stok karbon 0,04770 Kg/Ha, selanjutnya Hutan Kota Taman Putro Phang 0,10245 Kg/Ha dengan stok karbon 0,04559 Kg/Ha, jumlah yang paling sedikit terda-pat pada hutan Mesjid Raya Baiturrahman dan Taman Hutan Putro Phang Rata-rata dengan bio-masa 0,01833Kg/Ha dengan stok karbon 0,00995 Kg/Ha.
Kandungan biomasa dan stok karbon yang terdapat di Hutan Kota Banda Aceh memiliki jum-lah yang berbeda, hal ini disebabkan oleh struktur vegetasi pohon yang tidak seimbang, mulai dari jenis pohon, tempat tumbuh, bentuk tanam yang masih menumpuk dan lokasi tanam yang tidak merata. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Tyas (2008) yang menyatakan bahwa Pengurangan jum-lah pohon per hektar tidak mengurangi jumjum-lah serapan karbon per hektar. Hal ini disebabkan ada-nya peningkatan besar diameter batang, jumlah daun dan jumlah stomata. Perbedaan tersebut sang-at mempengaruhi kondisi serapan CO2 serta
kan-dungan karbon yang disimpan.
hi-Gam
ambar 2. Biomasa dan Stok sanya dinyatakan sebagai eluruh atau sebagian tubu , atau komunitas. Sedangka
an kandungan karbon abso umbuhan pada waktu terten terhadap biomassa total 40 nyaknya jenis pohon yang han dapat mengimbangi j
ebas di udara. Nilai stok k dinamika karbon dari sistem ng berbeda, yang nantinya ghitung 'timeaveraged karb tanah pada masing-masing karbon tergantung pada l karbon maksimum dan m n dalam suatu sistem peng ntuk mencapai karbon m
tasi (Palm et al., in press
Co2Di Hutan Kota Band hon menyerap CO2melalui
atmosfer dan mengubahny anik (karbohidrat) serta m entuk biomassa pada batan
ah, dan lain lain. Keseluru tosintesis ini akan hilang m eperti respirasi dan dekom tersimpan dapat menggam CO2 yang diserap oleh tu n diproses melalui fotosinte sis kemudian disebarkan ke uhan dan akhirnya menjadi
13).
i, dengan melakukan peng mbuhan pada setiap hutan pat menggambarkan berap serap oleh tumbuhan ters ak menurunnya jumlah CO n Hutan Kota Banda Aceh
tok Karbon pada Jenis Poh ai bobot kering, rbon di atas per-ing sistem. Time-a lTime-aju Time-akumulTime-asi uruhan hasil dari melalui berbagai omposisi. Jumlah ambarkan berapa tumbuhan untuk intesis. Hasil dari ke seluruh bagi-adi biomassa (Sri enghitungan bio-tan Kota Banda rapa banyak CO2
ersebut sehingga O2yang terdapat
eh. Rata-rata
Se-ohon disetiap Hutan Kota B n CO2 di Hutan Kota Ban
Tabel 2.
Hasil penelitian menunjuk n CO2 terbesar terdapat
us indica sebesar 0,014 Kg disebabkan oleh ukuran d ahnya yang banyak, ukur
n yang lebih besar dibandi uhan lainnya serta yang p individu dan ukuran indiv
n yang lebih besar sehin assa dan karbon yang besar orelasi positif dengan besarn rti semakin besar simpana
karbon akan semakin tingg an CO2 juga semakin bany
si serapan CO2 terdapat pa
an dan Mangifera indica d 3 Kg/Ha sebagai jenis tum
g tinggi dalam menyerap C tan Kota Banda Aceh.
Selanjutnya jenis yang pa yerap CO2 terdapat pada je
sar 0,03 Kg/ Bulan, hal in rapa faktor, diantaranya ad yang sedikit, kondisi umu h muda, mempunyai strukt mempunyai getah, sehingg sedikit terhambat dan cende ini sesuai dengan hasil pene menyatakan bahwa adan nsi CO2 yang dapat dise
ng jenis tanaman yang d rapa faktor diantaranya jeni
, dan kerapatan tanaman but sangat mempengaruh dilakukan oleh tanaman ampak kepada perbedaan an dengan jenis tanaman la Estimasi setiap jenis tumbu
ta Banda Aceh
anda Aceh disajikan jukkan kontribusi se-at pada jenis Tama-Kg/Bulan. Hal daun kecil dengan kuran pada diameter ndingkan tingkat paling penting jum-dividu pada tingkat hingga menghasilkan sar pula, stok karbon sarnya biomassa yang anan biomassa maka nggi sehingga potensi nyak. Selain itu, kon-t pada jenis Samanea a dengan serapan rata umbuhan kedua yang p CO2 yang terdapat
paling rendah dalam jenis Ficus Sp yaitu ini disebabkan oleh adalah faktor jumlah mur tumbuhan yang ktur daun yang tebal gga proses asimilasi nderung tidak efektif. enelitian Lilik (2007) anya variasi besaran iserap pada disebabkan karena enis tanaman, kondisi an (populasi). Faktor uhi jumlah serapan an tertentu sehingga an antara satu jenis n lainnya.
mere-Potensi Jenis Tumbuhan di Hutan Kota Banda Aceh dalam Mereduksi Emisi Co2 221
Tabel 2. Serapan CO2di Hutan Kota Banda Aceh
No Nama Ilmiah Rata-Rata Biomasa
Rata-rata Stok Karbon
Serapan CO2
Kg/Bulan
1 Acacia auriculiformi 0,0355 0,0163 0,009
2 Pterocarpus Indicus 0,0114 0,0066 0,009
3 Senna siamea 0,0556 0,0256 0,013
4 Tamarindus indica 0,0594 0,0273 0,014
5 Samanea saman 0,0196 0,0084 0,012
6 Castanopsis cuspidata 0,0244 0,0112 0,006
7 CemaraSp. 0,0373 0,0172 0,010
8 Casuarina equisetifolia 0,0254 0,0117 0,006
9 Prunus avium 0,0398 0,0183 0,010
10 Syzygium cumini 0,0491 0,0226 0,012
11 Terminalia catappa 0,0190 0,0088 0,010
12 Swietania mahoni 0,0179 0,0103 0,004
13 Mangifera Indica 0,0453 0,0208 0,013
14 Azadirachta indica 0,0195 0,0090 0,006
15 Hura crepitans 0,0329 0,0152 0,008
16 Spondias dulcis 0,0288 0,0133 0,008
17 Sterculia quadrifida 0,0298 0,0137 0,008
18 Hibiscus tiliaceus 0,0304 0,0140 0,008
19 FicusSp. 0,0052 0,0024 0,003
20 Mimossups elengi 0,0085 0,0049 0,007
21 Alstonia scholaris 0,0107 0,0018 0,005
22 Polyalthia longifolia 0,0168 0,0039 0,006
23 Spathodea campanulata 0,0165 0,0076 0,011
24 LeucaenaSp. 0,0052 0,0024 0,006
Jumlah 0,6441 0,2932 0,204
Gambar 3. Estimasi Setiap Jenis Tumbuhan dalam Mereduksi CO2
duksi CO2 yang terdapat di hutan Kota Banda
Aceh disajikan pada gambar 3.
Jumlah serapan CO2 tidak terlepas dari
jumlah biomasa yang terdapat pada tumbuhan itu sendiri, karena bahan organik pada tumbuhan tidak hanya terdapat pada organ daun, akan tetapi pada organ batang juga mempunyai simpanan karbon
sehingga Biomassa pada batang memiliki kontri-busi umumnya paling besar dibandingkan dengan biomassa pada bagian lainnya. Hal ini disebabkan karena batang menyimpan sebagian besar stok hasil fotosintetis untuk pertumbuhan tanaman.
di udara, sehingga dapat merupakan penyangga yang baik terhadap pencemaran udara. Proses pe-nyerapan CO2 pada tumbuhan terjadi melalui
pro-ses fotosintesis yang terjadi pada organ tumbuhan yang mengandung klorofil.
Tumbuhan membutuhkan CO2 untuk
partum-buhannya. Peningkatan konsentrasi CO2 di tmosfir antara lain akan merangsang proses fotosintesa, tumbuhan akan mengurangi CO2di atmosfer
mela-lui proses fotosinthesis dan menyimpannya dalam jaringan tumbuhan. Sampai waktunya karbon ter-sebut tersikluskan kembali ke atmosfer, karbon tersebut akan menempati salah satu dari sejumlah kantongkarbon. Semua komponen penyusun vege-tasi baik pohon, semak, liana dan epifit merupakan bagian dari biomassa atas permukaan (Riyadi,
2012). Karbon juga tersimpan pada bahan organik mati dan produk-produk berbasis biomassa seperti produk kayu baik ketika masih dipergunakan mau-pun sudah berada di tempat penimbunan. Carbon dapat tersimpan dalam kantong karbon dalam periode yang lama atau hanya sebentar.
SIMPULAN
Jumlah biomasa yang tersimpan pada setiap jenis habitus pohon di hutan Kota Banda Aceh adalah 0,64 Kg/Ha dengan stok karbon 0,29 Kg/Ha. Kemampuan setiap jenis tumbuhan yang terdapat di hutan Kota Banda Aceh dalam mere-duksi emisi CO2adalah 0,02 Kg/ Bulan.
DAFTAR RUJUKAN
BPS Kota Banda Aceh, 2012. Statistik Daerah Kota Banda Aceh.Kota Banda Aceh
Dinas Perhubungan Kota Banda Aceh. 2011. https://www.google.com/#q= peningkatan+ kendaraan+bermotor+di+banda+aceh+tahun +2011. d diakses tanggal 12 Desember 2013. Hairiah, K dan Rahayu, S. 2007.Pengukuran
Kar-bon Tersimpan di Berbagai Macam Penggu-naan Lahan. World Agroforestry Centre ICRAF Southeast Asia Regional Office Bogor.
Hidayat, M. 2013. Stock Carbon (Karbon Tersim-pan) pada Tanaman Hutan Kota BNI Kota Banda Aceh. Prosiding. Seminar Nasional Biologi.
Mega, L. Kirsfianti, L. G. Ari, W. Afiefah, B. dan Tian, P. 2011. Prosedur OperasiStandar (SOP) Untuk Pengukuran Stok Karbon di Kawasan Konservasi. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perubahan Iklim dan Kebija-kan Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Kementerian Kehutanan, Indo-nesia Kerjasama Dengan International Tropi-cal Timber Organization (ITTO) Bogor.
Pemerintah Kota Banda Aceh, 2012. Profil Hutan Kota BNI Tibang, Kota Banda Aceh.
Riyadi, 2012. Penyerapan Karbon pada Tumbuhan Tingkat Tinggi dan Rendah (Konservasi Sumberdaya Hayati Perairan) Universitas Sam Ratulangi Program Pascasarjana Pro-gram Studi Ilmu Perairan. Manado.
Sri W, Chairul dan Ardinis, A. 2013 Estimasi Ca-dangan Karbon di Atas Permukaan Tanah dan Keanekaragaman Jenis Tumbuhan di Hutan Bukit Tangah Pulau Area Produksi PT. Kencana Sawit Indonesia (KSI), Solok Selatan. Jurnal BIOLOGIKA. Volume. 2. No. 1.