• Tidak ada hasil yang ditemukan

66 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MORNING SICKNESS DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI MORNING SICKNESS THE CORELATION OF MORNING SICKNESS KNOWLEDGE WITH ATTITUDE TO FACE AGAINST MORNING SICKNESS Rizka Fatmawati

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "66 HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MORNING SICKNESS DENGAN SIKAP IBU MENGHADAPI MORNING SICKNESS THE CORELATION OF MORNING SICKNESS KNOWLEDGE WITH ATTITUDE TO FACE AGAINST MORNING SICKNESS Rizka Fatmawati"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG

MORNING SICKNESS

DENGAN

SIKAP IBU MENGHADAPI

MORNING SICKNESS

THE CORELATION OF MORNING SICKNESS KNOWLEDGE

WITH ATTITUDE TO FACE AGAINST MORNING SICKNESS

Rizka Fatmawati

1)

, Zulaicha Hartono Putri

2) Prodi D3 Kebidanan STIKES PKU Muhammadiyah Surakarta

riz_kq@yahoo.co.id

Abstrak

Morning sickness saat hamil ternyata ada 70 - 85 persen dari seluruh kehamilan Rasa mual dan muntah bisa mengakibatkan ibu hamil merasa kurang nyaman dan bisa juga merasa sakit dan ternyata keluhan sakit pada wanita hamil yang mengalami morning sickness bisar berlanjut menjadi Hiperemesis Gravidarum. Penelitian ini terfokus pada pengetahuan ibu tentang morning sickness dengan sikap ibu dalam menghadapi morning sickness. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu morning sickness dan sikap ibu dalam menghadapi morning sickness. Metode yang digunakan berupa observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 40 ibu. Analisis Chi Square. Tingkat pengetahuan tentang Morning sickness dengan kategori cukup yaitu ada 19. ibu (47,5 %). Sikap ibu menghadapi Morning sickness terbanyak pada kategori tidak menerima ada 28 ibu (70 %). Hasil chi square hitung (12,626) > chi square tabel (5,591) serta p value yaitu 0,002 < 0,05. SIMPULAN menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang Morning sickness dengan sikap ibu tentang Morning sicknes.

Kata kunci: Pengetahuan Morning sickness, Sikap menghadapi Morning sickness

Abstract

Morning sickness during pregnancy happens on 70-85 percent of all pregnancie. Nausea and vomiting can cause pregnant women feel less comfortable and may also feel sick and complaining of pain in pregnant women who experience morning sickness can continue to be Hyperemesis Gravidarum. This study focused on mother's knowledge about morning sickness mother's attitude in dealing with morning sickness. Thia aim of this study was to determine the correlation of mother's knowledge about morning sickness whith mather‟s attitude toface of morning sickness. The method was observational analytic cross sectional desig. This study used total sampling with 40 mothers is the samples The research used Chi Square analysis. The results was the level of m o t h e r ‟s knowledge about morning sickness with enough categories were 19 mothers (47.5%). The mother‟s attitude to face a g a i n s m orning sickness w i t h not accept categories were 28 mothers (70%). T h e results Chi square count (12.626) > Chi square table (5.591) and the p value is 0.002 <0.05. Conclusion: This study showed that there was a coreelation between the mother's level of knowledge and the attitude of mothers Morning sickness Morning sickness.

Keywords: Knowledge Morning sickness, morning sickness face attitude

PENDAHULUAN

Mual dan muntah saat hamil ternyata ada 70-85 persen dari seluruh kehamilan yang biasa-nya terjadi pada minggu lima atau enam. Namun, gejala dapat berlanjut sampai trimester ketiga tetapi kisarannnya hanya 15 - 20 persen wanita. Morning sickness meskipun terlihat ringan

(2)

tingkat hormon selama kehamilan. Beberapa wanita cukup beruntung untuk tidak terpengaruh oleh Morning sickness sebab ada ibu yang meng-alami Morning sickness yang cukup parah se-hingga membutuhkan rawat inap (King Edward, 2010: 1)

Dari hasil studi penelitian pendahuluan yang dilakukan di Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) Gedongan pada tanggal 10 Februari 2013 dengan 10 ibu hamil yang terdiri trimester I ada 5 orang, trimester II ada 3 orang dan trimes-ter III ada 2 orang, trimes-ternyata yang trimestrimes-ter I yang tidak menerima dan sangat mengeluhkan adanya Morning sickness serta mengaku tidak tahu bagaimana cara antisipasinya apabila terkena.

Morning sickness ada 3 ibu dan ketiga ibu itu adalah ibu muda atau baru hamil pertama kali, sedangkan 2 ibu trimester satu bisa menerima adanya Morning sickness dan dianggap biasa seperti pengalaman sebelumnya, apalagi Morning sickness yang dialami tidak terlalu menganggu aktivitasnya, tetapi kedua ibu tersebut juga tidak mengetahui antisipasi Morning sickness. Pada ibu trimester II ternyata 2 ibu kurang menerima adanya Morning sickness sebab sejak trimester I sudah mengalaminya sehingga timbul rasa bosan dengan Morning sickness dan mereka mengaku tidak mengetahui antisipasi Morning sickness, karena saat periksa hanya diberi obat saja tanpa dijelaskan dan bidan bilang itu biasa, sedangkan trimester III ada 2 orang mengaku sudah tidak mengalami Morning sickness (ada 1 orang) dan mengaku jarang mengalami Morning sickness (ada 1 orang), sedangkan untuk pengetahuan antisipasi morning sicknees dijawab tidak tahu.

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu sete-lah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu baik melalui penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Tetapi sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui pendidikan, pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain, media massa maupun lingkungan (Wawan dan Dewi, 2010: 11).

Menurut Wawan dan Dewi (2010: 27) mengatakan sikap adalah respon individu yang masih bersifat tertutup terhadap suatu rangsangan dan sikap tidak dapat diamati secara langsung oleh individu lain. Sikap belum merupakan suatu tindakan, tetapi sikap merupakan suatu faktor pendorong individu untuk melakukan tindakan.

Menurut Ida Ayu Chandranita, dkk. (2009: 78) disebut Morning sickness karena terjadi di pagi hari pada waktu bangun dengan keluhan

pening kepala, mual ringan sampai muntah, setelah duduk sebentar keadaan dapat diatasi. Keadaan ini disebabkan oleh gangguan meta-bolisme karbohidrat. Jadi, bila mungkin minum teh panas dengan gula sebelum bangun dan berjalan.

Sebagian besar emesis gravidarum (mual-muntah) saat hamil dapat diatasi dengan berobat jalan, serta pemberian obat penenang dan anti muntah. Tetapi sebagian kecil wanita hamil tidak dapat mengatasi mual-muntah yang berkelanjutan sehingga mengganggu kehidupam sehari-hari dan meimbulkan kekurangan cairan dan ter-ganggu keseimbangan elektrolit. Hiperemesis gravidarum dapat menyebabkan cadangan karbo-hidrat habis dipakai untuk keperluan energi, sehingga pembakaran tubuh beralih pada ca-dangan lemak dan protein. Karena pembakaran lemak kurang sempurna terjadilah badan keton dalam darah yang dapat menambah beratnya gejaka klinik (Dr. Ida Ayu Chandranita, dkk, 2009:209).

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu morning sickness dan sikap ibu dalam menghadapi morning sickness.

Tujuan khusus penelitian ini adalah: mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Morning sickness, mengetahui sikap ibu hamil dalam menghadapi Morning sickness, menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Morning sickness dengan sikap ibu hamil dalam menghadapi Morning sickness

METODE PENELITIAN

Desain penelitian menggunakan observasio-nal aobservasio-nalitik dengan pendekatan cross sectional. cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu trimester I, II dan III yang tercatat memeriksakan diri di Poliklinik Desa Gedongan, dan berdomisili tetap di Desa Gedongan ada 40 ibu trimester I, II dan III bulan Februari 2013. Sampel dari penelitian ini sesuai jumlah populasi di Poliklinik Desa Gedongan, dan berdomisili tetap di Desa Gedongan berjumlah 40 ibu trimester I, II dan III. Sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling dengan jumlah 40 ibu. Instrumen penelitian mengguankan kuesioner/ angket.

(3)

maka rhitung> rtabel sehingga instrumen penge-tahuan Morning sickness dari 46 pertanyaan ada 18 pertanyaan yang tidak valid dan 28 pertanyaan dinyatakan valid, dan dapat diguna-kan sebagai penelitian.

Perhitungan uji validitas pada instrumen sikap ibu terhadap Morning sickness dari 20 pertanyaan pada 20 responden didapatkan nilai rtabel 0,378, dengan N=20 pada taraf kesa-lahan 0,05 maka rhitung > rtabel sehingga instrumen sikap ibu terhadap Morning sickness dari 30 pertanyaan ada 6 pertanyaan yang tidak valid dan 24 pertanyaan dinyatakan valid, dan dapat digunakan sebagai penelitian.

Nilai alpha crobach pengetahuan 0,963 dan nilai alpha crobach sikap adalah 0,7 yang artinya pertanyaan yang diajukana dalah reliabel. Analisa data menggunakan Chi kuadrat pada signifikasi 95%. Etika penelitian menggunakan Informed consent, Anonymity (tanpa nama), Confidentiality (kerahasiaan)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian

Karakteristik Umur Responden

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Umur Responden

Umur Responden

(Tahun) Frekuensi %

<20 20 – 35

>35

6 22 12

15,0 55,0 30,0

Jumlah 40 100.0

Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 diketahui bahwa tertinggi umur responden adalah 20-35 tahun yaitu 22 ibu (55 %) dan terendah usia kurang 20 tahun 6 ibu (15 %).

Karakteristik Pendidikan Responden

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pendidikan Responden

Pendidikan

Responden Frekwensi %

SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi

8 10 17 5

20 25 42,5 12,5

Jumlah 40 100.0

Berdasarkan tabel 2. dan gambar 4.2 diketahui bahwa tertinggi tingkat pendidikan responden adalah SLTA yaitu 17 responden (42,5 %) dan terendah pada pendidikan perguruan tinggi ada 5 responden (12,5 %).

Karakteristik Pekerjaan Responden

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Pekerjaan Responden

Pekerjaan responden Frekuensi %

Tidak Bekerja 3 7,5

Buruh 12 30,0

Pedagang 9 22,5

Swasta 7 17,5

TNI/POLRI 4 10,0

PNS 5 12,5

Jumlah 40 100%

Berdasar tabel 3. dan gambar 4.3 diketahui bahwa tertinggi pekerjaan responden adalah buruh yaitu 12 responden (30 %) dan terendah adalah tidak bekerja ada 3 responden (7,5 %).

Gambaran Tingkat Pengetahuan Responden Ibu tentang Morning sickness

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Morning sickness Tingkat pengetahuan

Morning sickness Frekuensi %

Baik 9 22.5

Cukup 19 47.5

Kurang 14 30.00

Total 40 100%

Berdasarkan tabel 4. diketahui bahwa tertinggi tingkat pengetahuan tentang Morning sickness dengan kategori cukup yaitu ada 19. ibu (47,5 %), terendah pada pengetahuan baik ada 9 ibu (22,5 %).

Gambaran Sikap ibu tentang Morning sickness Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap Ibu tentang

Morning sickness

Sikap Ibu tentang Morning

sickness frekuensi %

Tidak menerima 28 70.0

Menerima 12 30.0

(4)

Tabel 5. diketahui bahwa tertinggi sikap ibu pada Morning sickness kategori tidak menerima yaitu ada 28 ibu (70%), terendah pada mene-rima ada 12 ibu (30 %)

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap ibu tentang Morning sickness

Tabel 6. Hubungan antara Pengetahuan Ibu tentang Morning sickness dengan Sikap ibu

tentang Morning sickness ternyata antara pengetahuan ibu tentang Morning sickness dengan sikap ibu tentang Morning sickness mempunyai hubungan yang ditandai dari nilai χ2 hitung sebesar 12,626 apabila di bandingkan dengan χ2 tabel sebesar 5,591 maka χ2 hitung >χ2 tabel dan bisa juga dilihat dari p data karakteristik responden yaitu umur, tingkat pendidikan, pekerjaan dan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang morning sickness.

Pada tabel 1 umur responden terbanyak pada umur 20-35 tahun yaitu 22 ibu (55 %) dan terendah usia kurang 20 tahun.

Menurut Notoadmodjo (2003) dalam Wawan dan Dewi (2010: 16 – 18) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan sese-orang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja, sehingga semakin tinggi umur semakin meningkat pula kematangan berpikir dan juga meningkat pengalamannya sehingga mempe-ngaruhi tingkat pengetahuannya, demikian juga pada usia 20-35 tahun berpengetahuan lebih tinggi dibandingkan umur kurang dari 20 tahun

terutama pengetahuan tentang Morning sickness. Menurut Wantiyah (2004) dalam Indah Wahyu Wardani (2012: 45). mengatakan bahwa usia muda lebih mudah meneirma informasi dan lebih bersifat dinamis dibandingkan usia tua sehingga lebih mudah menerima perubahan perilaku, disamping itu pada usia dewasa muda apabila dilihat dari perkembangan kognitifnya maka kebiasaan berfikir rasional mereka meningkat, karena mereka cukup aktif dan jarang menerima penyakit berat seperti halnya orang yang sudah tua. Jadi kesimpulannya penelitian ini telah sesuai dengan teori sebab umur < 20 tahun tingkat pengetahuan lebih rendah dibandingkan umur 20 – 35 tahun.

(5)

dalam pengertian pendidikan tersebut harus terdapat unsur-unsur adanya bentuk pendidikan itu (apakah berbentuk usaha, pertolongan, bantuan, bimbingan, pelayanan atau pembinaan), adanya pelaku pendidikan (orang dewasa, pendidik, orang tua, pemuka agama, pemuka masyarakat, ataupun pimpinan organisasi), adanya sifat pelaksanaan pendidikan (dengan sadar, dengan sengaja, dengan sistematis, dengan atau secara teraencana), adanya tujuan yang ingin dicapai (manusia susila, kedewasaan, manusia yang patriot atau warga negara yang bertanggung jawab). Penelitian ini telah sesuai dengan teori sebab kebanyakan tingkat pendidikan adalah SMA yang berarti berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan.

Tabel 3 jenis pekerjaan terbanyak responden adalah buruh yaitu 12 responden (30 %) dan terendah adalah tidak bekerja ada 3 responden (7,5 %). Menurut Wawan dan Dewi (2010) peker-jaan adalah perbuatan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan, sedangkan bekerja umumnya merupa-kan kegiatan yang menyita waktu. Bakerja bagi wanita atau ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga. Seorang yang be-kerja dipastikan akan berinteraksi dengan orang lain, dan setiap jenis pekerjaan dipastikan memi-liki pergaulan yang berbeda. Dalam pergaulan hidup manusia terdiri dari individu yang ber-aneka sehingga terjadi interaksi, saling mempe-ngaruhi demi kepentingan dan keuntungan pribadi masing-masing. Untuk itulah tanpa komunikasi maka manusia tidak dapat disebut sebagai makhluk sosial (Effendi, 2009: 17). Selain berinteraksi antar manusia salah satu komunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah komunikasi yang bersifat massa. Massa tersebut terdiri dari para penerima pesan (komunikan) yang memiliki status sosial dan ekonomi yang heterogen antara satu sama lainnya. Penelitia ini telah sesui dengan teori.

Tabel 4 tingkat pengetahuan ibu tentang morning sickness diketahui tertinggi kategori cukup yaitu ada 19 ibu (47,5 %), terendah pada pengetahuan kategori baik ada 9 ibu (22,5 %). Tingkat pengetahuan berpengaruh pada sikap seseorang, menurut Notoadmodjo (2007: 144) penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses, dimana didasari oleh

pengeta-huan, kesadaran dan sikap positif, maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng. Sebaliknya apabila perilaku ini tidak didasari oleh penge-tahuan dan kesadaran maka tidak akan berlang-sung lama. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) karena dari pengalaman dan penelitian ternyata perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari perilaku yang tidak. Pengetahuan biasa disebut juga knowledge of the man in the street atau ordinary knowledge atau common sense knowledge. Pengetahuan ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya subjektif. Artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal. Dengan demikian pengetahuan tahap pertama ini memi-liki sifat selalu benar sejauh sarana untuk mem-peroleh pengetahuan bersifat normal atau tidak ada penyimpangan. (Nasir, 2011). Penelitian ini telah sesuai dengan teori sebab tingkat pengetahuan ibu hamil tentang morning sicknes kebanyakan kategori cukup maka akan ber-pengaruh pada perilaku ibu khususnya sikap dalam menghadapi morning sickness

(6)

membenci suatu objek. Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan meng-harapkan suatu objek, seorang disebut mempu-nyai respon positif apabila dilihat melalui tahap kognisi, afeksi dan psikomotorik. Sebaliknya seseorang disebut mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengar atau perubahan terhadap sesuatu objek tak mempengaruhi tin-dakannya atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Penelitian ini telah sesuai dengan teori sebab sikap ibu ibu hamil kebanyakan kategori tidak menerima sebab sikap akan merespon suatu rangsangan yang dalam hal ini rangsangan dari dampak morning sickness yang menyebabkan ibu menyipaki dengan tidak menerima keadaan morning sickness.

Tabel 6 hubungan antara pengetahuan ibu tentang Morning sickness dengan sikap ibu tentang Morning sickness ternyata mempunyai hubungan yang ditandai dari nilai χ2 hitung sebesar 12,626 apabila di bandingkan dengan χ2 tabel sebesar 5,591 maka χ2 hitung >χ2 tabel dan bisa juga dilihat dari p value yaitu 0,002 < 0,05 yang menandakan adanya hubungan.

SIMPULAN

Tingkat pengetahuan tentang Morning sickness dengan kategori cukup yaitu ada 19. ibu (47,5 %). Sikap ibu pada Morning sickness kategori tidak menerima yaitu ada 28 ibu (70 %). Hubungan pengetahuan ibu tentang Morning sickness dengan sikap ibu tentang Morning sickness mempunyai hubungan yang ditandai dari nilai nilai χ2 hitung sebesar 12,626 apabila di bandingkan dengan χ2 tabel sebesar 5,591 maka χ2 hitung >χ2 tabel dan bisa juga dilihat dari p value yaitu 0,002 < 0,05 yang menandakan adanya hubungan.

REFERENSI

Chandranita, I.A. Ida Bagus Gde Fajar Manuaba, I.A.G.F. & Ida Bagus Gde Manuaba, I.B.G. 2009, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2, Penerbit Buku Kedokteran EGC Anggota IKAPI, Jakarta.

Effendy, O.U, 2003. Dinamika Komunikasi. PT Remaja Rosdakarya, Bandung

King Edward, 2010. Morning sickness: A Simple Guide to Ease Your Discomfort., Nutrition and Dietetics Early Pregnancy Assesment Service, Women and Newborn Health Service, Juli 2010, King Edward Memorial Hospital, 374 Bagot Road Subiaco WA 6008 Telephone: (08) 9340 2222 Western Australia.

Mubarak, W.I., 2007. Promosi Kesehatan. Jogjakarta: Graha ilmu

Nasir dan Muhith, 2011. Dasar-dasar Keperawatan Jiwa Pengantar dan Teori. Salemba Medika, Jakarta.

Nasution, S.K. 2009. Meningkatkan Status Kese-hatan Melalui Pendidikan KeseKese-hatan dan Penerapan Pola Hidup Sehat..Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta Rineka Cipta.

---, 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Septaurumy Rachintiya Puteri, 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Primigravida tentang Perubahan Fisiologi Kehamilan di BPS Ariyanti Gemolong Sragen. Program Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

Sugiyono, 2010. Statistik untuk Penelitian. Penerbit Alfabeta, Bandung.

Wardani, I.W, 2012. Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Diare dengan Penanganan Diare di Rumah pada Anak Balita di Puskesmas Juwiring Kabupaten Klaten. Akademi Keperawatan, PKU Muhamadiyah Surakarta.

Gambar

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Morning sickness
Tabel 6. Hubungan antara Pengetahuan Ibu

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar luas lahan yang digarap petani responden padi Sawah di Desa Sinei Kecamatan Tinombo Selatan Kabupaten Parigi

[r]

Denominator Jumlah seluruh pasien rawat inap tuberculosis yang ditangani di rumah sakit dalam waktu tiga bulan Sumber Data Register rawat inap, register TB 03 UPK. Standar

Rata-rata pendapatan total rumah tangga petani padi di Kecamatan Gadingrejo, Kabupaten Pringsewu, Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 4.. Rata-rata pendapatan total rumah

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul ANALISIS PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN TERHADAP PERTANGGUNGJAWABAN

Puji syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nyalah penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Mekanisme Koping Pasien Luka

Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan menyerap ataupun

Demonstrasikan : Berikan kesempatan bagi mereka untuk mengaitkan pengalaman dengan data baru, sehingga mereka menghayati dan membuatnya sebagai pengalaman pribadi. Ulangi :