• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PEMERINTAHAN DI DESA RAWA SELAPAN KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PEMERINTAHAN DI DESA RAWA SELAPAN KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN KEPALA DESA DALAM MENINGKATKAN PRESTASI PEMERINTAHAN DI DESA RAWA SELAPAN KECAMATAN CANDIPURO LAMPUNG SELATAN

Bagus Adi Pamungkas, Charles jackson, S.H. M.H., Elman Eddy Patra, S.H. M.H. Hukum Adsminitrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Lampung

Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojomegoro, No. 1 Bandar Lampung 35154

bagusadipamungkas@yahoo.com

ABSTRAK

Dengan lahirnya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang desa memberikan kesempatan kepada

desa untuk mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri.Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui dan menganalisis peran kepala desa dalam meningkatkan prestasi

pemerintahan di desa tersebut dan sekaligus mengkaji faktor-faktor pendukung dan

penghambat peran kepala desa dalam meningkatkan prestasi pemerintahan di Desa Rawa

Selapan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoritis

maupun secara praktek baik bagi Kepala Desa Rawa Selapan pada khususnya maupun

masyarakat Desa Rawa Selapan pada umumnya. Penelitian ini digolongkan sebagai

penelitian pendekatan normatif empiris. Dengan pendekatan ini penelitian menggali

informasi secara alamiah tentang peran kepala desa di desa tersebut. Sumber data utama

adalah kata-kata dan tindakan para responden kunci yang dijadikan sampel dalam penelitian

ini. Teknik dalam menggali data adalah melalui studi kepustakaan, wawancara, dokumentasi

dan pengamatan. Hasil penelitian dari tiga (3) unsur pokok yang meliputi pembinaan

masyarakat, pelayanan masyarakat dan pengembangan pada masyarakat.

Kata kunci: pembinaan, pelayanan, dan pengembangan.

ABSTRACT

With the enactment of Law No. 32 of 2004 on local government and Government Regulation

No. 72 Year 2005 on the village provide opportunity to the villages to organize and take care

of household sendiri.Tujuan of this study is to investigate and analyze the role of the village

head of government in improving achievement in The village and also examines the factors

(2)

Selapan Swamp . The results of this study are expected to provide benefits both theoretically

and practically good for Swamp Village Chief Selapan in particular and society in general

Selapan Swamp Village . This study is classified as a normative approach to empirical

research . With this approach naturally digging research on the role of village chief in the

village . The main data sources are the words and actions of the key respondents sampled in

this study . Technique in exploring the data is through library research , interviews ,

documentation and observation . The results of all three ( 3 ) basic elements which include

community development , community service and the development of the society.

Keywords : coaching , services , and development .

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan Pemerintah Daerah yang telah

dimulai sejak tahun 1999 mengandung

konsekuensi yang cukup menguntungkan

bagi daerah. Di satu sisi, kebebasan

berkreasi membangun daerah benar-benar

terbuka lebar bagi daerah. Namun

demikian, dilain sisi telah menghadang

setumpuk permasalahan yang harus

diselesaikan. Masalah yang sangat

mendasar adalah perubahan daerah dari

sentralisasi menjadi desentralisasi.

Misalnya sumber dana untuk membiayai

pembangunan, sumber daya manusia

sebagai aparat pelaksanaan seluruh

aktifitas pembangunan, dan masih banyak

yang lain.

Lahirnya otonomi serta dalam era

globalisasi, maka pemerintah daerah

dituntut memberikan pelayanan yang lebih

prima dalam meningkatkan kinerja

pemerintahan sehingga masyarakat ikut

terlibat dalam pembangunan untuk

kemajuan daerahnya, karena masyarakat

yang lebih mengetahui apa yang mereka

butuhkan serta pembangunan yang

dilakukan akan lebih efektif dan efisien,

dan dengan sendirinya masyarakat akan

mempunyai rasa memiliki dan tanggung

jawab. Proses pembangunan saat ini perlu

memahami dan memperhatikan prinsip

pembangunan yang berakar dari bawah

(grassroots), memelihara keragaman

budaya, dan menjujung tinggi martabat

serta kebebasan bagi manusia.

Dalam meningkatkan atau

mengembangkan organisasi pemerintahan

dalam suatu desa maka yang harus

(3)

selaku pemimpin adalah mengarahkan atau

memberikan motivasi terhadap aparat

pemerintah agar dapat melaksanakan tugas

dengan baik, tersebut dalam hal ini tidak

lepas tanggung jawab seorang Kepala

Desa selaku pembina masyarakat demi

terselenggaranya kesejahteraan dan

kemakmuran masyarakat desa. Maka dari

itu, Pemerintahan Kabupaten Lampung

Selatan dalam rangka peningkatan mutu

dan kualitas sumber daya manusia (SDM),

sudah melaksanakan pelatihan penjejangan

dan pelatihan teknis pemerintah desa

sebagai aplikasi dari Peraturan Pemerintah

Nomor 100 Tahun 2001 tentang

peningkatan aparatur pemerintahan dan

Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun

2005 tentang pemerintahan desa, yang

berkaitan dengan pendidikan dan pelatihan

aparatur pemerintah desa. Pelatihan

tersebut dilaksanakan bertahap baik di

tingkat kabupaten maupun di tingkat

kecamatan.

Serta melakukan kegiatan-kegiatan yang

bertujuan untuk meningkatkan

kemakmuran dan kesejahtera m asyarakat

di Desa Rawa Selapan Kecamatan

Candipuro Kabupaten Lampung Selatan.

Pada saat ini menunjukan bahwa penilaian

kinerja Kepala Desa oleh masyarakat

dalam memberikan pembinaan, pelayanan

dan pengembangan terhadap masyarakat

terbukti sudah cukup baik. Desa Rawa

Selapan, Kecamatan Candipuro Kabupaten

Lampung Selatan sudah memiliki banyak

prestasi.

1.2. Permasalahan dan Ruang Lingkup

Penelitian

1.2.1. Permasalahan

Permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana peran Kepala Desa dalam

meningkatkan prestasi pemerintahan di

Desa Rawa Selapan Kecamatan

Candipuro Lampung Selatan ?

2. Apakah faktor-faktor pendukung dan

penghambat Kepala Desa dalam

mengambil kebijakan untuk

meningkatkan prestasi pemerintahan di

Desa Rawa Selapan ?

1.2.2. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang lingkup penelitian ini, dilakukan

di Desa Rawa Selapan Kecamatan

Candipuro Lampung Selatan.

1.3. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1. Tujuan Penelitian

(4)

1. Untuk mengetahui dan menganalisis

Peran Kepala Desa dalam

meningkatkan prestasi pemerintahan di

Desa Rawa Selapan Kecamatan

Candipuro Lampung Selatan

2. Untuk mengetahui faktor-faktor

pendukung dan penghambat Kepala

Desa dalam mengambil kebijakan untuk

meningkatkan prestasi pemerintahan di

Desa Rawa Selapan Kecamatan

Candipuro Lampung Selatan.

1.3.2. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini, yaitu:

1. Dari segi teoritis atau aspek keilmuan,

hasil penelitian ini diharapkan dapat

menjadi kontribusi bagi

pengembangan konsep keilmuan

khususnya dalam bidang kajian yang

berhubungan dengan pengembangan

organisasi pemerintahan Desa Rawa

Selapan pada khususnya dan

Kecamatan Candipuro Lampung

Selatan pada umumnya.

2. Dari segi praktis hasil penelitian ini

diharapkan dapat menjadi salah satu

referensi dan bahan masukan bagi

Kepala Desa atau pemerintahan desa

sesuai dengan perundang-undangan

yang berlaku dalam meningkatkan

prestasi pemerintahan, pembangunan

dan kemasyarakatan di desanya. Dan

untuk mengetahui bagaimana

seharusnya Kepala Desa

melaksanakan tugas pemerintahan

dengan baik. Dan bagaimana kepala

desa bersikap terhadap masyarakat

II. METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

pendekatan masalah yaitu pendekatan

normatif empiris. Pendekatan normatif

empiris adalah pendekatan kepustakaan

yang berpedoman pada

peraturan-peraturan, buku-buku atau

literature-literature hukum yang mempunyai

hubungan permasalahan dan pembahasan

dalam penulisan skripsi ini, dan

mengambil data langsung pada objek

penelitian yang berkaitan dengan judul karya ilmiah ini yaitu “Peran Kepala Desa dalam Meningkatkan Prestasi

Pemerintahan di Desa Rawa Selapan Kecamatan Candipuro Lampung Selatan”.

III. HASIL PENELITIAN DAN

(5)

3.1. Peran Kepala Desa Dalam

Meningkatkan Prestasi Pemerintahan

Di Desa

Rawa Selapan Kecamatan

Candipuro

Kepala Desa sebagai seorang memimpin

dalam satuan pemerintahan akan berhasil

memimpin suatu organisasi yang memiliki

syarat-syarat yakni mempunyai kecerdasan

yang cukup tinggi untuk dapat memikirkan

dan merencanakan cara-cara pemecahan

setiap persoalan dengan cara yang tepat,

serta mengandung kelengkapan dan

syarat-syarat yang memungkinkan untuk

dilaksanakan. Mempunyai emosi stabil,

tidak terombang ambingkan oleh suasana

yang senantiasa berganti-ganti yang dapat

memisahkan antara soal pribadi, soal

rumah tangga dan soal organisasi.

Mempunyai kepandaian dalam

menghadapi manusia membuat bawahan

menjadi betah, senang dan puas dalam

bekerjaan. Mempunyai keahlian untuk

mengorganisir dan menggerakan serta

mengetahui dengan tepat kapan dan

kepada siapa tanggung jawab dan

wewenang akan didelegasikan.

Pelaksanaan mengenai tugas dan fungsi

seorang Kepala Desa dalam pemerintahan

merupakan salah satu bentuk kegiatan

aparat pemeritahan dalam upaya

meningkatkan kesejahteraan masyarakat,

sebagaimana tujuan dari penelitian ini

adalah untuk melaksanakan tugasnya

aparat desa mempunyai fungsi :

1. Kegiatan dalam rumah tangganya

sendiri

2. Menggerakkan partisipasi

masyarakat

3. Melaksanakan tugas dari

pemerintah di atasanya

4. Keamanan dan ketertiban

masyarakat

Selain fungsi Kepala Desa yang telah

dijelaskan di atas, Kepala Desa masih

mempunyai peranan yang lebih penting

terhadap kemajuan dan perkembangan

wilayahnya yaitu melaksanakan

pembinaan terhadap masyarakat Desa

dalam meningkatkan peran serta mereka

terhadap pengembangan pembangunan.

Berdasarkan hasil penelitian maka dapat

dideskripsikan tentang peran kepala Desa

dalam meningkatkan prestasi

pemerintahan di Desa Rawa Selapan yang

secara garis besar mencangkup berbagai

bidang yang dapat dijabarkan sebagai

berikut :

3.1.1. Pembinaan Terhadap Masyarakat

1. Pembinaan Masyarakat dalam Bidang

(6)

Usaha untuk menggalakkan pembangunan

desa yang dimaksudkan untuk

memperbaiki dan meningkatkan taraf

hidup serta kondisi masyarakat desa yang

merupakan bagian terbesar dari

masyarakat Indonesia, melibatkan tiga

pihak, yaitu pemerintah, swasta dan warga

desa. Dalam prakteknya, peran dan

prakarsa pemerintah masih dominan dalam

perencanaan dan pelaksanaan maupun

untuk meningkatkan kesadaran dan

kemampuan teknis warga desa dalam

pembangunan desa. Berbagai teori

mengatakan, bahwa kesadaran dan

partisipasi warga desa manjadi kunci

keberhasilan pembangunan desa.

Sedangkan untuk menumbuhkan

kesadaran warga desa akan pentingnya

usaha-usaha pembangunan sebagai sarana

untuk memperbaiki kondisi sosial dan

dalam meningkatkan partisipasi warga

desa dalam pembangunan banyak

tergantung pada kamampuan pemimpin

desa khususnya pimpinan atau kepala

desa. Berdasarkan wawancara yang

penulis lakukan dengan Kepala Desa Rawa

Selapan yaitu Teguh Sucipto, beliau

menyatakan :

“Adanya kegiatan yang dilakukan oleh PNPM Mandiri dengan membuat

program pembangunan jalan maka tingkat

kualitas pembangunan menjadi lebih baik.

Dan masyarakat di desa ini sangat antusias

menyambut setiap ada kegiatan dibidang

pembangunan. Persoalan hanya terletak

kepada bagaimana upaya yang dilakukan

oleh kepala desa untuk merangkul

tokoh-tokoh masyarakat dalam menggerakkan

mereka karena maju tidaknya

pembangunan di desa kami sangat

bergantung kepada kepemimpinan pemerintah desa atau kepala desa” (1 desember 2013).

2. Pembinaan Masyarakat Pada Bidang

Agama.

Pembinaan ini untuk maningkatkan

kehidupan beragama dikalangan pemuda.

Contohnya mengadakan kegiatan-kegiatan

keagamaan serta kerja bakti untuk

membangun tempat ibadah. Kerukunan

antar umat beragama yang begitu tinggi,

terbukti dari banyaknya agama yang ada di

desa tersebut, yaitu Islam, Katholik, Hindu

dan Budha. Dan di Desa Rawa Selapan

memiliki tempat ibadah untuk agama

tersebut. Bahkan aliran kepercayaanpun

ada dan dihormati oleh masyarakat

setempat. Sebagai agama bagi yang

menyakininya.

3. Pembinaan Masyarakat Pada Bidang

Kesehatan.

Begitupun perhatian pemerintahan desa

(7)

yang ada di desa ini di adakan Posyandu

yang mana ditempat ini disetiap bulan

diadakan penimbangan balita dan

penyuluhan kepada ibu, baik ibu-ibu

menyusui, nifas, dan juga tempat

pemberian makanan tambahan bagi

anak-anak usia dini dan pemberian vitamin,

imunisasi campak, Bcg, Dpt, oleh tenaga

kesehatan yang berkerjasama dengan

kader posyandu yang dipandu oleh tim

penggerak PKK Desa (POKJA IV) dan

juga di Desa Rawa Selapan ini telah

dibangun PUSKESDES (pusat kesehatan

masyarakat desa) tempat ini digunakan

untuk pelayanan kesehatan masyarakat

desa secara gratis bagi yang meiliki kartu

keluarga dan KTP.

3.1.2. Pelayanan Terhadap Masyarakat

1. Pelayanan Dibidang Pemerintahan

Prosedur pelayanan masyarakat tersebut

sangat terkait dengan fungsi pemerintah

desa dalam mengembangkan organisasi

pemerintahannya baik itu terhadap

kegiatan administrasi maupun dalam

bidang pembangunan atau pelaksanaan

pengawasan serta pembinaan terhadap

masyarakat desa. Salah satu upaya

maksimal yang telah dilakukan oleh

pemerintah Desa Rawa Selapan adalah

membuat kotak saran dalam rangka

menampung berbagai aspirasi yang

diletakkan di depan pintu kantor desa.

2. Pelayanan Dibidang Simpan Pinjam

Dan pelayanan masyarakat di bidang

finansial yaitu desa rawa selapan memiliki

badan usaha milik desa (BUMDes) karena

salah satu hambatan dalam pengembangan

usaha mikro kecil dan menengah (UMKM)

di pedesaan adalah keterbatasan sumber

daya finansial. Untuk mengatasi hambatan

ini, upaya yang perlu dilakukan adalah

penyediaan jasa keuangan mikro. Selama

ini lembaga keuangan mikro (LKM)

merupakan lembaga yang mampu

memenuhi kebutuhan modal UMKM

karena mampu menyesuaikan dengan

karakteristik usahanya.

3. Pelayanan Dibidang Pendidikan

Di Desa Rawa Selapan dalam hal

peningkatan pendidikan Kepala Desa

menghibahkan tanah seluas 2 ha kepada

pemerintah kabupaten untuk dibangun

sekolah menengah kejuruan (SMK) pada

tahun 2011. Desa Rawa Selapan terdapat 1

Sekolah Dasar, 1 madrasah ibthidayah, 1

madrasah Tsanawiyah dan pada tahun

2010 lalu telah dibangun Sekolah

Menengah Kejuruan (SMK) yang

membuktikan bahwa betapa besar peran

kepala desa dalam meningkatkan

(8)

MTS/SMP tidak lagi menganggur atau

drop out tetapi dapat melanjutkan

pendidikannya ke SMK yang ada di desa

ini. Tidak seperti tahun-tahun sebelumnya

tamatan MTS/SMP yang ada di Desa

Rawa Selapan berjumlah 42 orang siswa

dan yang melanjutkan hanya15 orang. Hal

ini disebabkan karena Sekolah Menengah

Kejuruan jauh dari Desa.

Kondisi ini sangat sesuai dengan hasil

wawancara yang dilakukan kepada ibu

Karwati beliua adalah seorang guru

sekaligus pemerhatikan pendidikan.

Sebagaimana disampaikan oleh “Karwati”

sebagai berikut.

3.1.3. Pengembangan Terhadap

Masyarakat

Efektifnya masyarakat dalam suatu

program atau suatu kebijakan seperti hal

kebijakan tentang pelaksanaan dalam

upaya meningkatkan pembangunan desa

tidak terlepas dukungan atau partisipasi

masyarakat untuk mentaati atau

melaksanakan peraturan yang ada.

Peraturan dalam hal ini pada dasarnya

bertujuan bagi 2 (dua) aspek yakni

pemerintah desa dan masyarakat itu

sendiri.

Pembangunan desa hendaknya mempunyai

sasaran yang tepat sehingga sumber daya

yang terbatas dapat dimanfaatkan secara

efektif dan efisien. Beberapa sasaran yang

dapat dikembangkan atau dicapai dalam

suatu pembangunan desa adalah sebagai

berikut:

3.2. Faktor-Faktor Penghambat Peran

Kepala Desa Dalam Mengambil

Kebijakan Untuk Meningkatkan

Prestasi Pemerintahan Di Desa

Rawa Selapan Kecamatan

Candipuro

Faktor-faktor yang menghambat dari

peran Kepala Desa adalah:

1. Kualitas sumber daya manusia D esa

Rawa Selapan masih rendah dalam hal

tingkat pelatihan dalam pelaksanaan

administrasi pemerintahan, hal ini

terlihat dari jarangnya masyarakat desa

melakukan kegiatan ditingkat

kecamatan contohnya membuat

E-KTP.

2. Sarana di Desa Rawa Selapan yang

belum memadai, seharusnya sarana

yang lebih canggih seperti komputer

dan jaringan internet yang baik dirasa

kurang, sehingga pengelolaan data

pemerintahan desa tidak dapat berjalan

dengan lancar.

3. Kurangnya masyarakat berhubungan

dengan masyarakat luar yang

(9)

informasi tentang perkembangan dunia.

Hal ini mengakibatkan masyarakat

tersebut terasing dan tetap terkurung

dalam pola-pola pemikiran yang statis.

Selain itu mereka cenderung tetap

mempertahankan tradisi yang tidak

mendorong kearah kamajuan.

4. Sikap masyarakat yang tradisional dan

masyarakat yang masih

mempertahankan tradisi dan

menganggap tradisi tidak dapat diubah

secara mutlak, dapat mengakibatkan

terhambatnya perubahan sosial dalam

masyarakat tersebut. Hal ini

disebabkan masyarakat tak bersedia

menerima inovasi dari luar.

5. Adat dan kebiasaan juga dapat

menghambat terjadinya perubahan

dalam masyarakat. Unsur-unsur baru

dianggap oleh sebagian masyarakat

dapat merusak adat atau kebiasaan

yang mereka anut sejak lama. Mereka

khawatir adat atau kebiasaan yang

dianut menjadi punah jika mereka

menerima unsur-unsur baru bahkan

dapat merusak tatanan atau

kelembagaan sosial yang mereka

bangun dalam masyarakat.

Masyarakat yang merasa tidak aman dan

regresi (insecurity and regression)

keberhasilan dan “masa-masa kejayaan”

yang pernah dialami masyarakat

cenderung menyebabkan ia larut dalam

“kenangan” terhadap keberhasilan tersebut dan tidak berani atau tidak mau melakukan

perubahan. Contohnya ingin mengabdi di

desa menjadi perangkat desa, “peremajaan

atau pergantian”

IV. PENUTUP

Berdasarkan uraian hasil penelitian yang

telah dibahas dalam bab dimuka, maka

pada bagian ini dapat ditarik beberapa

kesimpulan sebagai barikut :

1. Peran kepala desa dalam

meningkatkan prestasi pemerintahan

meliputi 3 hal yaitu pembinaan

masyarakat, pelayaan terhadap

masyarakat dan pengembangan

terhadap masyarakat. Ketiga variable

tersebut telah berjalan secara

maksimal. Pembinaan terhadap

masyarakat meliputi kegiatan dibidang

pembangunan, dibidang agama, dan

pembinaan dibidang kesehatan. Dan

pelayanan yaitu pelayanan dibidang

pemerintahan, dibidang simpan

pinjam, dan pelayanan di bidang

pendidikan, sedangkan pengembangan

masyarakat lebih banyak difokuskan

pada pengembangan SDM melalui

(10)

formal maupun nonformal, termasuk

pula diantaranya kegiatan lomba desa.

2. Kedisiplinan kerja dari perangkat

pemerintahan Desa Rawa Selapan

cukup baik, kerjasama yang cukup

baik antara perangkat pemerintahan

Desa Rawa Selapan sehingga

melaksanakan administrasi

pemerintahan akan memperoleh hasil

yang sempurna, hal ini terlihat dari

kerjasama yang baik antara Kepala

Desa, Sekretaris Desa dan Kepala

Dusun serta masyarakat. Kesadaran

masyarakat dan kewajiban Perangkat

Desa Rawa Selapan dalam

melaksanakan tugas penuh

kesungguhan bagi terlaksanakan

pemerintahan yang baik dan

memuaskan, ini terlihat dari beberapa

kali Desa Rawa Selapan

memenangkan lomba dan menjadi

desa percontohan.

3. Terdapat beberapa hambatan dari

Peran Kepala Desa Rawa Selapan

Kecamatan Candipuro, diindentifikasi

ada 2 (dua) faktor yaitu:

1. Faktor Internal

a. Terdiri dari sumber daya

manusia atau aparat pelaksana

yang masih kurang baik secara

kualitas maupun kwantitasnya.

b. Ketersediaan sarana dan

prasarana kerja yang belum

memadai.

c. Rendahnya kualitas SDM

masyarakat desa yang rata-rata

hanya tamatan sampai tingkat

SMP.

d. Faktor pendanaan yang

tersedia bagi organisasi

bersangkutan yang masih

minim untuk dapat digunakan

dalam pengembangan

organisasi pemerintahan.

2. Faktor Eksternal

a. Partisipasi masyarakat kurang

dalam mentaati aturan desa.

b. Hubungan antar status. Secara

umum dapat dikatakan bahwa

status bergantung pada

seberapa besar seseorang

memberikan sumbangannya

bagi terciptanya tujuan

seseorang yang memberikan

jasa terbesar cenderung

berusaha mendapatkan status

yang tinggi. Sebaliknya

seseorang yang memberikan

jasa yang tidak begitu besar

biasanya bersedia menerima

(11)

DAFTAR PUSTAKA

Atmasasmita, Romli. 1998. Pemikiran

Konseptual Mengenai Kerangka

Peningkatan Kualitas.

Depdikbud RI, 1989, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta.

Hoetomo, 2004. Pelayanan Publik Dalam

Konsep Good Governance, PT. Raja

Grafindo, Jakarta.

Juliantara, 2005, Kebudayaan Mentalitas

Dan Pembangunan, Granmedia

Pustaka, Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara RI, 1997,

Sistem Administrasi Negara RI, Gunung

Agung, Jakarta.

Nurmayani. Hukum Administrasi Daerah.

Universitas Lampung. Bandar

Lampung. 2009.

Rozy, M. 1983, penduduk dan

pembangunan, Bina Aklsara, Jakarta.

Selamet, Margono 1997, Dasar-Dasar

Administrasi, Balai Aksara, Jakarta.

Soekanto, Soerjono. Pemerintahan

AdministrasiDesa Dan Kelurahan, Aksara

Baru. Jakarta. 1997.

Sugiyono, 2002, Metode Penelitian

Administrasi, Alfabeta, Bandung.

S.P Siagian, MPA, 1983, Filsafat

Administrasi, Gunung Agung Jakarta.

Universitas Lampung, Format Penulisan

Karya Ilmiah, Unila Press. Bandar

Lampung. 2004.

Widjaja, HAW, Prof. Drs. 2003,

Pemerintahan Desa / Marga, PT. Raja

Referensi

Dokumen terkait

Setelah dilakukan analisis struktur narasi pada artikel storytelling project sunlight yaitu “Menyebarkan kebiasaan baik” dan “Simak Tips” dengan menerapkan model

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan Economic Value Added terhadap return saham

Nurcholish Madjid, Dialog Keterbukaan Artikulasi Nilai Islam dalam Wacana Sosial Politik Kontemporer , h.. pancasila harus menjadi idiologi terbuka, sesuai dengan

Biaya pengukuran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan informasi biaya produk yang digunakan oleh perusahaan (Supriyono, 1994:665). Sebelum

Hasil analisis 25 sampel kotoran satwa liar seperti tersebut di atas, dapat diketahui bahwa makanan yang dimakan oleh satwa tersebut sangat bervariasi komposisinya, mulai dari

Les Sensations. Arthur Rambaut, abad ke 19. Satu tema dapat dibahas dalam berbagai teks dan dalam satu teks bisa terdapat berbagai tema. Agar mahasiswa mampu

Menurut hemat penulis, definisi yang tepat untuk menggambarkan feno- menologi agama adalah sebagai sebuah metode yang menyesuaikan prosedur- prosedur epoché