• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN Studi Kasus Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat ARTIKEL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN Studi Kasus Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP) Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat ARTIKEL"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

0

STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN

PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN

Studi Kasus Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)

Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat

ARTIKEL

M. RAFIK

NPM. 1110018312009

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS BUNG HATTA

(2)

1

Studi Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Studi Kasus Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)

di Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

M. Rafik1 Alizar Hasan2, Yutiar M Yost1

1)

Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Hata

1)

Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Hata

2)

Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas Andalas

Email: Rafik_inhil@yahoo.com

ABSTRACT

The program of village infrastructure development (PPIP) was one of PNPM Program which

held on 2008 still in the form of”pilot project”. The execution of PPIP at the village of Kinali,

Kinali District in West Pasaman Regency, besides allocate the fund of PPIP also take the physical action due the development of road and bridge facility. The village of Kinali in west sumatera PPIP was one of the village get PPIP allocation. The lower of participative society in the program of PPIP due to feel worried among people because they felt the activity just give the advantages to certain group. For that reason this study aims to know the society participative level in the implementation of the road infrastructure development through ppip at the village of kinali in west pasaman regency. The type of this research was field research. This research was also supported by secondary data and literature study, especially in organizing theoretical concept and literature review. The population of this research was all people were at the village Kinali at the county Sidodadi and Alamanda totally 1001 with the sample of 100 people. Technique used in this research was qualitative descriptive and supported by quantitative descriptive as well as cross tabulation. From qualitative data got score the primary data and then to be analyzed to describe in distribution frequency. From the result of research to the society participative, to the development of environment through PPIP program at the village kinali of West Pasaman Regency showed that being active of society was enough good, it can be seen from their participation in the planning, action and supervision in the PPIP Program. From the analysis of correlation socio-economic with their participation in the program of PPIP can be concluded that the participation level of society in the planning

stages was influenced by their age (19,212), education (21,224), occupation (31,151) where x2

accounted < dari x2 table; while in the action stage the participation was influenced by age (19,212), education (21,224), occupation (31,151) and income (8,683); and to the supervision stage, the society participation was influenced by gender (7,332), age (7,239), education (14,430) and occupation (19,426). Overall, the participation of society in the program of PPIP was influenced age, education and occupation.

Key words: society participation, the program of village infrastructure development (PPIP), road infrastructure

A. Latar Belakang

Mencermati proses dan hasil

evaluasi dalam kegiatan PPIP, peran

partisipasi masyarakat yang diinginkan oleh

Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat belum

sepenuhnya sesuai yang diharapkan.

Menumbuhkan respon akan kesadaran

berpartisipasi dalam perencanaan adalah

sebuah kesulitan tersendiri. Kebanyakan

(3)

2

dalam membuat perumusan kebutuhan serta

perencanaan sendiri, sehingga perumusan

kebutuhan dan perencanaan dibuat oleh

kelompok atau warga masyarakat yang

mempunyai pengaruh di lingkungannya, dan

memungkinkan masuknya kepentingan

tertentu. Berdasarkan fenomena

terlihat bahwa masih rendahnya tingkat

partisipasi masyarakat dalam ikut serta

merencanakan, melaksanakan dan mengawasi

pembangunan infrastruktur pedesaan dan

belum adanya strategi peningkatan partisipasi

masyarakat lebih lanjut dalam pelaksanaan

pembangunan infrastruktur desa seperti jalan

rabat beton desa Nagari Kinali Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Untuk itu

penelitian ini berfokus pada Studi

Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksana-an PembPelaksana-angunPelaksana-an Infrastruktur JalPelaksana-an (Studi Kasus Program Pembangunan Instrastruktur Pedesaan (PPIP))

B. Pertanyaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas

maka penulisan tesis ini akan mengangkat

beberapa pertanyaan penelitian terkait

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah partisipasi masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan infrastruktur

jalan pedesaan Nagari Kinali?

2. Bagaimanakah hubungan sosial ekonomi

masyarakat Nagari Kinali dengan tingkat

partisipasi masyarakat dalam

perenca-naan, pelaksanaan dan pengawasan

pembangunan infrastruktur jalan

pede-saan Nagari Kinali?

C. Tujuan Penelitian

Dari rumusan masalah diatas maka

tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui partispasi masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan infrastruktur

jalan pedesaan Nagari Kinali.

2. Untuk mengetahui hubungan sosial

ekonomi masyarakat Nagari Kinali

dengan tingkat partisipasi masyarakat

dalam perencanaan, pelaksanaan dan

pengawasan pembangunan infrastruktur

jalan pedesaan Nagari Kinali.

D. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengertian Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam

pembangunan memiliki rumusan pengertian

yang cukup bervariasi, sejalan dengan

luasnya lingkup penggunaan konsep tersebut

dalam wacana pembangunan. Mikkelsen

(2012:64) menginventarisasi adanya enam

tafsiran yang berbeda tentang partisipasi

yaitu:

1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari

masyarakat kepada proyek tanpa ikut

serta dalam pengambilan keputusan;

2. Partisipasi adalah usaha membuat

masyarakat semakin peka dalam

meningkatkan kemauan menerima dan

kemampuan menanggapi proyek-proyek

(4)

3

3. Partisipasi adalah proses yang aktif, yang

mengadung arti bahwa orang atau

kelompok terkait mengambil inisiatif dan

menggunakan kebebasannya untuk

menggunakan hal itu;

4. Partisipasi adalah pemantapan dialog

antara masyarakat setempat dengan para

staf dalam melakukan memperoleh

dampak social; persiapan, informasi

pelaksanaan dan monitoring proyek, agar

mengenai konteks lokal dan dampaknya.

5. Partsipasi adalah keterlibatan sukarela

oleh masyarakat dalam perubahan yang

ditentukannya sendiri;

6. Partisipasi adalah keterlibatan

masyarakat dalam pembangunan diri,

kehidupan dan lingkungan mereka.

2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat

Menurut Keith Davis dalam

Sastropoetro (1988:16), bentuk-bentuk

partsipasi meliputi:

1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa.

2. Sumbangan spontan berupa uang dan

barang.

3. Mendirikan proyek yang sifatnya

berdikari dan donornya berasal dari pihak

ketiga.

4. Mendirikan proyek yang sifatnya

berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh

masyarakat.

5. Sumbangan dalam bentuk kerja.

6. Aksi massa.

7. Mengadakan pembangunan di kalangan

keluarga.

8. Membangun proyek masyarakat yang

bersifat otonom.

Adapun jenis-jenis partisipasinya

meliputi: (1) Pikiran; (2) Tenaga; (3) Pikiran

dan tenaga; (4) Keahlian; (5) Barang; dan (6)

Uang.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Partisipasi Masyarakat

Slamet (2004:97,137-143) faktor

internal yang mempengaruhi partisipasi

masyarakat adalah jenis kelamin, usia,

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan

mata pencaharian. Sementara itu faktor

eksternal yang dapat mempengaruhi

partisipasi masyarakat adalah stakeholder,

yaitu semua pihak yang berkepentingan dan

mempunyai pengaruh terhadap program

seperti PPIP bersama pemerintah dan LSM.

(Sunarti dalam Suciati 2007:39).

4. Program Pembangunan Infrastruktur

Perdesaan

Program pembangunan infrastruktur

perdesaan atau yang lebih dikenal sebagai

PPIP berupaya menciptakan dan

meningkatkan kualitas kehidupan

masyara-kat, baik secara individu maupun kelompok

melalui partisipasi dalam memecahkan

berbagai perrnasalahan yang terkait

kemiskinan dan ketertinggalan desa sebagai

upaya meningkatkan kualitas kehidupan,

kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.

PPIP rnerupakan program berbasis

pemberdayaan di bawah payung PNPM

Mandiri, yang bantuannya meliputi fasilitasi

(5)

4

melakukan identifikasi permasalahan

kemiskinan, menyusuri perencanaan dan

melaksanakan pembangunan infrastruktur

desanya.

Lokasi PPIP tersebar di 29 provinsi,

dengan sasaran lokasi mengikuti ketetapan

SK Menteri Pekerjaan Umum. Dalam

pelaksanaannya, PPIP akan terus

meningkat-kan kualitas pemberdayaan masyarakat dan

peran stake holder dalam pelaksanaan

program. Hal-hal tersebut dilakukan melalui:

1. Peningkatan kepekaan dan kesadaran di

semua tingkatan melalui pelaksanaan

Public Awareness Campaign (PAC) yang

optimal;

2. Peningkatan kapasitas penyelenggara

melalui pelatihan yang akan

diintegra-sikan ke dalam sistem penyelenggaraan

program;

3. Pemantauan kinerja yang akan dilakukan

secara berjenjang dan tingkat pusat,

provinsi, kabupaten, sampai ke tingkat

terendah di desa;

4. Peningkatan partisipasi masyarakat

secara aktif dalam pelaksanaan program

khususnya peran serta perempuan dan

masyarakat kelompok miskin, terutama

dalam proses pengambilan keputusan;

5. Penilaian kinerja yang dikaitkan dengan

sistem, penghargaan, dan sanksi bagi

penyelenggara program, dan tingkat

provinsi, kabupaten, sampai tingkat desa

berdasarkan kinerja dalam pelaksanaan

program; dan

6. Penguatan mekanisme serta implementasi

penanganan pengaduan.

D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian

lapangan (field research). Penelitian

menggunakan paradigma rasionalistik,

yaitu mengedepankan pemikiran terlebih

dahulu dalam bentuk konsep atau teori dan

ditunjang dengan data sekunder dan

penelaan pustaka (literature study).

2. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah semua

masyarakat Nagari Kinali Kecamatan

Kinali Kabupaten Pasaman Barat.

Pengambilan sampel dilakukan

menggunkan teknik purposive random

sampling. Teknik ini digunakan karena

populasi mempunyai unsur yang tidak

homogen dan berstrata secara proporsional

dilihat dari tingkat pendidikan, status sosial

dan ekonomi mereka yang berjumlah 100

orang.

3. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan

data dengan menggunakan daftar

pertanyaan.

2. Observasi, yaitu pengumpulan data

langsung pada objek yang akan

diteliti, melakukan pengamatan dan

pencatatan langsung terhadap gejala

(6)

5

3. Dokumentasi, yaitu teknik untuk

mendapatkan data sekunder, melalui

studi pustaka/literatur dilengkapi

dengan data statistik, foto, dan

gambar-gambar yang relevan dengan

tujuan penelitian.

4. Analisis Data

Penelitian menggunakan metode analisa

kualitatif dengan ciri mengakui kebenaran

berdasarkan tangkapan indrawi (apa

adanya), memerlukan akal dan logika

dalam menjelaskan dan beragumentasi

(Muhadjir, 1996:83) yang didukung dengan

metode kuantitatif menggunakan analisis

regresi linear berganda untuk mengetahui

pengaruh social ekonomi terhadap tingkat

partisipasi masyarakat. Pejelasan diuraikan

secara deskriptif.

F. Hasil Penelitian Dan Pembahasan

1. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

a. Jenis Kelamin

Tabel 4.10

Frekuensi Jenis Kelamin Responden Pada

Infrastruktur Jalan Di Nagari Kinali

No

Jenis Kelamin Responden

Frekuensi %

1 Laki-laki 63 63%

2 Perempuan 37 37%

Jumlah 100 100%

Hasil perhitungan distribusi frekuensi

terlihat bahwa jenis kelamin pria sebanyak

63 % dan wanita sebanyak 37%. Dari tabel

tersebut menunjukkan bahwa jumlah

partisipan laki-laki lebih banyak dari

perempuan.

b. Usia

Tabel 4.11

Frekuensi Usia Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan Nagari Kinali

No Usia

Responden Frekuensi %

1 > 20 0 0%

2 21 – 30 25 25%

3 31 – 40 36 36%

4 41 – 50 19 19%

5 > 51 20 20%

Jumlah 100 100%

Pada perhitungan distribusi frekuensi usia

responden diperoleh informasi bahwa

responden yang berusia 31 sampai 40 tahun

mendominasi dalam pelaksanaan

partisi-pasi Perbedaan usia ini mempenga-ruhi

tingkat partisipasi masyarakat, karena

dalam masyarakat terdapat perbedaan

kedudukan dan derajat atas senioritas,

sehingga akan memunculkan golongan tua

(7)

6

c. Pendidikan

Tabel 4.12

Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan

Nagari Kinali

Dapat dijelaskan bahwa presentasi tingkat

pendidikan responden paling tinggi adalah

SLTA sebanyak 43%, kemudian disusul

oleh SLTP sebanyak 16%, sementara SD

dan Akademi mempunyai presentasi yang

sama yaitu 12%.

d. Pekerjaan

Tabel 4.13

Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan

di Nagari Kinali

5 Profesional

tata laksana

14 14%

Jumlah 100 100%

Berdasarkan jenis pekerjaan dapat

dijelaskan bahwa presentasi responden

paling tinggi adalah petani/Kebun sebanyak

39%, kemudian disusul oleh buruh

tani/tukang sebanyak 21%, sementara

presentasi yang paling rendah adalah

pedagang/pekerja penjualan sebanyak 9%.

e. Penghasilan

Berdasarkan hasil kuesioner, yang

penulis kategorikan dalam tiga bagian,

sehingga diperoleh distribusi penghasilan

responden seperti terlihat pada Tabel 4.14.

Tabel .4.14

Frekuensi Penghasilan Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan

di Nagari kinali

Pada perhitungan distribusi frekuensi

penghasilan responden diperoleh informasi

bahwa responden yang Rp 1.000.000-Rp

5.000.000 per bulan adalah sebanyak 54%.

Sedang yang berpenghasilan <Rp

1.000.000 dan Rp >5.000.000 adalah

masing-masing 36% dan 2%. Tingkat

penghasilan juga mempengaruhi partisipasi

masyarakat.

2. Partispasi Masyarakat

a. Partisipasi Tahap Perencanaan

Tabel 4.15

Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pedesaan Nagari Kinali

No

Partisipasi dalam Tahap Perencanaan

Responden Jumlah Persentase

(8)

7

Pada tabel terlihat bahwa

responden yang ikut berpartisipasi

sebanyak 74%. Tingginya animo responden

dalam berpartisipasi, agar warga mampu

mengontrol keputusan-keputusan yang

mempengaruhi nasib mereka.

b. Partisipasi Tahap Pelaksanaan

Tabel 4.17

Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pedesaan Nagari Kinali

No

Bila dibandingkan dengan partisipasi

masyarakat pada tahap perencanaan yang

hanya 74%, maka pada tahap pelaksanaan,

keikutsertaan responden meningkat (82%).

Hal ini disebabkan oleh anggapan

masyarakat yang menyatakan bahwa, jika

pada tahap perencanaan adalah urusan bagi

yang warga yang terpilih dan duduk

sebagai dewan kelurahan.

c. Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pengawasan

Tabel 4.19

Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pedesaan Nagari Kinali

No

yang aktif berpartisipasi, meningkat lagi

(83%), dibanding pada tahap perencanaan

(74%) dan pada tahap pelaksanaan (82%).

Peningkatan ini disebabkan adanya rasa

kepemilikan masyarakat terhadap

infrastruktur jalan yang dibangun di

lingkungan tempat tinggal mereka.

3. Respon Masyarakat Terhadap PPIP

Tabel 4.21

Pendapat Responden Tentang Keikutsertaan Mereka Pembangunan Infrastruktur Jalan

No

Pendapat Responden dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan

Responden

Frekuensi Persentase

1 Persetujuan Program a. Ya 71 71

b. Tidak 29 29

2

Perlakuan yang sama terhadap warga oleh pemerintah pada saat rapat terkait program a. Ya terkait program a. Ya

72 72

b. Tidak 28 28

4

Melakukan tanya jawab dengan pemerintah

Pemberian saran terkait program penuh oleh pemerintah terkait program a. Ya

67 67

(9)

8

Berdasarkan tabel diatas terlihat

bahwa pendapat responden pada

pembangunan infrastruktur jalan melalui

Program Pembangunan Infrastruktur

Pedesaan Nagari Kinali adalah berada pada

tingkat therapy. Tingkatan ini adalah

merupakan tingkatan terendah (manipulasi

dan therapi), dimana pada tingkat ini

masyarakat hanya ramai-ramai

diikutsertakan dalam kegiatan tanpa diberi

wewenang untuk menolak atau memberi

saran, dan tanpa tahu keuntungan apa bagi

mereka (non-participation).

Selain itu pada tingkat ini,

pemerintah sebagai pemegang kekuasaan

hanya berkedok melibatkan masyarakat

dalam perencanaan, para ahli

memperlakukan anggota masyarakat

seperti penyembuhan pasien dalam terapi.

Meskipun masyarakat terlibat pada

kegiatan, meskipun kenyataannya kegiatan

tersebut lebih banyak untuk mendapatkan

masukan dari masyarakat demi kepentingan

pemerintah.

4. Hubungan Sosial Ekonomi terhadap

Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan

Pembangunan Infraskruktur Jalan Pedesaan melalui Program

Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)

Berikut adalah hasil uji statistik

pengaruh jenis kelamin, usia, tingkat

pendidikan, penghasilan partisipasi

masya-rakat pada pembangunan infrastruktur jalan

melalui Program Pembangunan

Infra-struktur Pedesaan Nagari Kinali, dengan

ketentuan: Jika thitung < ttabel artinya

diterima; dan Jika Jika thitung > ttabel X²

artinya ditolak atau tidak ada pengaruh

antara variabel independen dengan

dependen, pada tingkat kepercayaan

(10)

9

Tabel 4.27

Hubungan Bentuk Partisipasi Responden Dengan Kondisi Sosial Ekonomi Pada Tahapan Pembangunan Infrastruktur Jalan

No

Bentuk Partisipasi Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan

1 Tahap perencanaan (keaktifan warga

mengikuti pertemuan, menyampaikan usulan/saran dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan

3.855 19.212 21.224 31.151 3.983 5.991

2 Tahap pelaksanaan (tenaga, uang,

material, pikiran dan keahlian) 3.178 19.212 21.224 31.151 8.683 5.991

3 Tahap pengawasan (kesesuaian

prasarana dengan rencana, daya guna dan hasil guna

7.332 7.239 14.430 19.426 4.971 5.991

1. Partisipasi Masyarakat pada Tahap

Perencanaan

Pada tahap perencanaan, nilai thitung

usia (19,212), tingkat pendidikan (21,224),

dan pekerjaan (31,151) lebih besar dari nilai

ttabel (5,991). Dengan demikian diketahui

bahwa terdapat hubungan yang bermakna

antara usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan

responden dengan tingkat partisipasi mereka

dalam program pembangunan infrastruktur

desa PPIP pada tahap perencanaan

pembangunan.

Sementara itu ada dua variabel yang

tidak berhubungan signfikan dengan tingkat

partisipasi masyarakat dalam program PPIP

adalah jenis kelamin dan penghasilan karena

nilai thitung kecil dari ttabel yaitu (3.855) dan

(3.983) < (5,991).

2. Partisipasi Masyarakat pada Tahap

Pelaksanaan

Pada tahap pelaksanaan, nilai thitung

usia (19,212), tingkat pendidikan (21,224),

pekerjaan (31,151) dan penghasilan (8,683)

lebih besar dari nilai ttabel (5,991). Dengan

demikian diketahui bahwa terdapat hubungan

yang bermakna antara usia, tingkat

pendidikan, pekerjaan dan penghasilan

responden dengan tingkat partisipasi mereka

dalam program pembangunan infrastruktur

desa PPIP pada tahap perencanaan

pembangunan.

Sementara itu variabel jenis kelamin

tidak berhubungan signfikan dengan tingkat

partisipasi masyarakat dalam program PPIP

dimana nilai thitung kecil dari ttabel (3.178) <

(5,991).

3. Partisipasi Masyarakat pada Tahap

Pengawasan

Pada tahap pengawasan nilai thitung

jenis kelamin (7,332), usia (7,239), tingkat

pendidikan (14,430), dan pekerjaan (19,426)

lebih besar dari ttabel (5,991). Dengan

demikian diketahui bahwa terdapat hubungan

(11)

10

tingkat pendidikan, pekerjaan responden

dengan tingkat partisipasi mereka dalam

program pembangunan infrastruktur desa

PPIP pada tahap perencanaan pembangunan.

Sementara itu variabel penghasilan

tidak berhubungan signfikan dengan tingkat

partisipasi masyarakat dalam program PPIP

dimana nilai thitung kecil dari ttabel yaitu (4.971)

< (5,991).

Dari pembahasan di atas terlihat

bahwa terdapat 3 faktor yang sangat

mempengaruhi partisipasi masyarakat ikut

dalam program Perencanaan Pembangunan

Infrastruktur Pedesaan di Nagari Kinali

dalam Program PPIP, yaitu faktor usia,

pendidikan dan pekerjaan. Sementara faktor

jenis kelamin dan penghasilan bukan faktor

yang menentukan tingkat partisipasi

masyarakat. Dari hasil ini terlihat bahwa,

keikutsertaa masyarakat dalam program PPIP

lebih didasarkan pada pengetahuan mereka

akan pentingnya pembangunan di desa

mereka dan faktor pekerjaan mereka sebagai

tani dan perkebunan yang membutuhkan

sarana jalan untuk transportasi hasil panen

mereka ke kota. Sehingga atas dasar tersebut

niat masyarakat untuk ikut berpartisipasi

lebih didorong pada keinginan mereka untuk

membangun negeri mereka, dan bukan atas

dasar jenis kelamin ataupun penghaislan.

G. Kesimpulan

1. Partisipasi masyarakat dalam

pembangunan infrastruktur jalan di

Nagari Kinali sudah cukup tinggi di

mana pada tahap perencanaan 74%, tahap

pelaksanan 82% dan tahap pengawasan

83%. Hal ini terlihat dari keaktifan

menghadiri, mengajukan usulan dan

saran, membantu material, pemikiran,

uang, tenaga dan keahlian lapangan untuk

terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan

dan pengawasan.

2. Dari hasil regresi linear berganda

didapatkan faktor usia, pendidikan dan

pekerjaan sangat berpengaruh terhadap

tingkat partisipasi masyarakat berperan

aktif dalam program PPIP ini. Ada dua

faktor lainnya yaitu jenis kelamin dan

penghasilan tidak berpengaruh terhadap

tingkat partisipasi masyarakat dalam

program PPIP yang dikarenakan

pelaksanaan program PPIP berupa

pembangunan jalan desa baik di Sidodadi

maupun di Alamanda diupayakan

merangkul seluruh warga yang peduli

dengan pembangunan desa tanpa

membedakan jenis kelamin. Faktor

lainnya yang juga tidak berpengaruh

nyata adalah penghasilan. Di sini

penghasilan bukan tujuan utama bagi

masyarakat untuk berpartisipasi dalam

program PPIP ini, tetapi lebih pada

kepedulian pembangunan desa yang

bermanfaat bagi kelancaran transportasi

masyarakat. Walaupun terdapat

hubungan signifikan, yaitu hanya pada

tahap pelaksanaan, karena memang pada

tahap ini, pekerja yang ikut terlibat

(12)

11

sirtu maupun rabat beton mendapatkan

upah dari pekerjaan tersebut. Dan ini

terlihat sangat dimanfaatkan oleh

masyarakat yang berpendapatan rendah

(< Rp. 1 Juta rupiah) untuk mendapatkan

penghasilan tambahan bagi mereka,

selain berladang dan berkebun.

H. Saran

1. Untuk mengoptimalkan partisipasi

masyarakat secara penuh melaksanakan

program PPIP di Pedesaan, disarankan

kepada Pemerintah untuk

menso-sialisasikan tentang program PPIP

kepada masyarakat melalui penyuluhan,

sehingga warga masyarakat mengenal

program tersebut dan mengetahui

manfaat dari program pembangunan

infrastruktur pedesaan yang membantu

percepatan pembangunan di pedesaan,

terutama pembangunan infrastruktur

seperti jalan desa yang merupakan akses

transportasi untuk pemasaran hasil

kebun/pertanian masyarakat. Selain

penyuluhan, kepada fasilitator program

juga diharapkan memberikan pelatihan

kerja untuk peningkatan kemampuan

masyarakat, sehingga masyarakat merasa

benar-benar terlibat dalam program ini.

2. Agar terjalin kemitraan yang baik antara

pemerintah dengan masyarakat dalam

pelaksanaan program PPIP, diharapkan

pemerintah menitik beratkan bantuan

program kepada desa-desa yang

betul-betul membutuhkan pembangunan

infrastruktur jalan untuk memperluas

pemasaran hasil panen mereka. Dengan

cara ini maka akan terbentuk kekuatan

negosiasi antara pemerintah dengan

masyarakat dalam melakukan

perenca-naan, pelaksaperenca-naan, pengawasan dan

evaluasi.

DAFTAR PUSTAKA

Adib, 2004. Pembangunan di Pedesaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Catanase 2002. People Centered

Development Contributions Toward

Theory and Planning Frameworks,

terjemahan A. Setiawan Abadi.

Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Conyers, Diana. 1994. Perencanaan Sosial Di

Dunia Ketiga. Terjemahan

Susetiawan, Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat

Jenderal Cipta Karya.2006.

Penyusunan Rencana Tata Bangunan

dan Lingkungan

Departemen Pekerjaan Umum - Ikatan Ahli

Perencanaan Indonesia.

Elridge 1995. Contemporary Urban Planning.

New Jersey: Prentice Hall Inc.

Hadi. 2001. Pendekatan Partisipatif Dalam

Perencanaan Kota. Terjemahan Puji

Lestari, Bandung.

Handayani, Suciati. 2007. Pelibatan

Masyarakat Marginal dalam

Perencanaan dan Penganggaran

Partisipatif (Sebuah Pengalaman di

(13)

12

Jayadinata, Johara T, 2012. Tata Guna Tanah

dalam Perencanaan Pedesaan,

Perkotaan dan Wilayah. Bandung:

ITB Bandung

Kodoatie, Robert J. 2003. Pengantar

Manajemen Infrastruktur.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kodoatie, Robert J. 2005. Pengantar

Manajemen Infrastruktur.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Kusnaedi, 1995, Keswadayaan Masyarakat

Desa Tertinggal. Yogyakarat : Aditya

Media.

Mikkelsen. 2012. Pendekatan Partisipatif

Dalam Perencanaan Kota.

Terjemahan Puji Lestari, Bandung:

Yayasan Sugijanto Soegijoko

Indonesia.

Muhadjir, 1996 Beberapa Kendala

Pemberdayaan Masyarakat Miskin,

dalam di Pedesaan. Yogyakarat :

Aditya Media.

Nurmandi, Achmad. 2012. Manajemen

Perkotaan. Yogyakarta: Lingkaran

Bangsa.

Panudju, Bambang .2012. Pengadaan

Perumahan Kota dengan Peran Serta

Masyarakat Berpenghasilan Rendah.

Bandung: Penerbit Alumni

Purba, Jonny (ed).2005. Pengelolaan

Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Rifkin, SB; F. Muller; W. Bichman. 1988.

Primary Health Care: on Measuring

Participation. Social Science. 26(9):

931-940

Sastropoetro,. 1988. Manajemen Perkotaan.

Yogyakarta: Lingkaran Bangsa.

Sherly Arnstein. A ladder of Citizen

Participation. Journal of The

American Institute of Planner. 1969

Soedarno.2004. Bunga Rampai Perencanaan

Pembangunan di Indonesia. Jakarta:

Grasindo.

Soekartawi. 1990. Prinsip Dasar Perencanaan

Pembangunan. Jakarta: Rajawali.

Slamet, Y. 2004. Pembangunan Masyarakat

Berwawasan Partisipasi. Surakarta:

Sebelas Maret University Press.

Slamet dalam

http//tesis-disertasi.blogspot.com/20085.4/studi.

Pustaka.html. 6 April 2013

Sugiyono. 2008. Metode Research (Penelitian

Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara

Sumodiningrat, Gunawan.2012.

Pemberdayaan Masyarakat Dan JPS.

Jakarta: PT Gramedia

Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan

Yang Berkelanjutan. Yogyakarta:

Andi.

Sukarjo, (ed). 2006. Pemberdayaan Kaum

Marginal. Yogyakarta: APMD Press

Suciati, et al, 2007, Partisipasi Masyarakat

Dalam Penyusunan Rencana Umum

Tata Ruang Kota Pati, Jurnal

Pembangunan Wilayah dan Kota

Vol.2, Nomor 9, Agustus, hal.26-43

Sunarti dan Suciati, 2003, Partisipasi

Masyarakat dalam Pembangunan

(14)

13

Tata Loka, Volume 5, Nomor 1,

Januari, hal. 75-86

Sujanto.2012. Strategi-strategi Pembangunan

Masyarakat.Yogyakarta: Pustaka

Pelajar

Yulianti, 2004, Partisipasi Masyarakat dalam

Pembangunan Perumahan secara

Kelompok Jurnal Tata Loka, Volume

Gambar

Tabel 4.11
Tabel 4.13
Tabel 4.21
No Jenis hitungTabel Tingkat Jenis Jenis hitungInfrastruktur Jalan t-hitung  Jenis Peng

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian tentang rancangan e-katalog pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah Lampung akan mempermudah pihak perpustakaan khususnya pengelola

Tujuan dari penelitian ini ialah untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti sebelumnya yaitu, ”apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada

Penelitian ini secara khusus dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh suhu reaksi dan kadar katalis CaO yang digunakan dalam proses transesterifikasi dan

Hasil analisis menunjukkan bahwa jenis rumput, jenis pupuk dan interaksi jenis rumput dan jenis pupuk memberikan hasil yang berbeda sangat nyata (P&lt;0.01)

Pengamatan untuk mengetahui konsentrasi terbanyak pada pewarna alami kulit soga tingi dilakukan dengan menggunakan metode ekstraksi pada lama waktu 2 jam dan 3

Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Komparasi penggunaan Media Video dan Flip Chart Terhadap Minat

Bab II adalah tinjauan pustaka, yang berkaitan dengan tinjauan tentang alat deteksi kebohongan, tanda emosi kebohongan di wajah, ekstraksi ciri wajah, pengenalan

• Meskipun latitude dan longitude bisa menandai lokasi sebuah obyek di bumi dengan tepat, sistem ini tidak bisa digunakan untuk mengukur jarak dengan tepat. • Hanya di