0
STUDI PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PELAKSANAAN
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN
Studi Kasus Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat
ARTIKEL
M. RAFIK
NPM. 1110018312009
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS BUNG HATTA
1
Studi Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Studi Kasus Program Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
di Nagari Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
M. Rafik1 Alizar Hasan2, Yutiar M Yost1
1)
Mahasiswa Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Hata
1)
Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas Bung Hata
2)
Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Universitas Andalas
Email: Rafik_inhil@yahoo.com
ABSTRACT
The program of village infrastructure development (PPIP) was one of PNPM Program which
held on 2008 still in the form of”pilot project”. The execution of PPIP at the village of Kinali,
Kinali District in West Pasaman Regency, besides allocate the fund of PPIP also take the physical action due the development of road and bridge facility. The village of Kinali in west sumatera PPIP was one of the village get PPIP allocation. The lower of participative society in the program of PPIP due to feel worried among people because they felt the activity just give the advantages to certain group. For that reason this study aims to know the society participative level in the implementation of the road infrastructure development through ppip at the village of kinali in west pasaman regency. The type of this research was field research. This research was also supported by secondary data and literature study, especially in organizing theoretical concept and literature review. The population of this research was all people were at the village Kinali at the county Sidodadi and Alamanda totally 1001 with the sample of 100 people. Technique used in this research was qualitative descriptive and supported by quantitative descriptive as well as cross tabulation. From qualitative data got score the primary data and then to be analyzed to describe in distribution frequency. From the result of research to the society participative, to the development of environment through PPIP program at the village kinali of West Pasaman Regency showed that being active of society was enough good, it can be seen from their participation in the planning, action and supervision in the PPIP Program. From the analysis of correlation socio-economic with their participation in the program of PPIP can be concluded that the participation level of society in the planning
stages was influenced by their age (19,212), education (21,224), occupation (31,151) where x2
accounted < dari x2 table; while in the action stage the participation was influenced by age (19,212), education (21,224), occupation (31,151) and income (8,683); and to the supervision stage, the society participation was influenced by gender (7,332), age (7,239), education (14,430) and occupation (19,426). Overall, the participation of society in the program of PPIP was influenced age, education and occupation.
Key words: society participation, the program of village infrastructure development (PPIP), road infrastructure
A. Latar Belakang
Mencermati proses dan hasil
evaluasi dalam kegiatan PPIP, peran
partisipasi masyarakat yang diinginkan oleh
Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat belum
sepenuhnya sesuai yang diharapkan.
Menumbuhkan respon akan kesadaran
berpartisipasi dalam perencanaan adalah
sebuah kesulitan tersendiri. Kebanyakan
2
dalam membuat perumusan kebutuhan serta
perencanaan sendiri, sehingga perumusan
kebutuhan dan perencanaan dibuat oleh
kelompok atau warga masyarakat yang
mempunyai pengaruh di lingkungannya, dan
memungkinkan masuknya kepentingan
tertentu. Berdasarkan fenomena
terlihat bahwa masih rendahnya tingkat
partisipasi masyarakat dalam ikut serta
merencanakan, melaksanakan dan mengawasi
pembangunan infrastruktur pedesaan dan
belum adanya strategi peningkatan partisipasi
masyarakat lebih lanjut dalam pelaksanaan
pembangunan infrastruktur desa seperti jalan
rabat beton desa Nagari Kinali Kecamatan
Kinali Kabupaten Pasaman Barat. Untuk itu
penelitian ini berfokus pada Studi
Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksana-an PembPelaksana-angunPelaksana-an Infrastruktur JalPelaksana-an (Studi Kasus Program Pembangunan Instrastruktur Pedesaan (PPIP))
B. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas
maka penulisan tesis ini akan mengangkat
beberapa pertanyaan penelitian terkait
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah partisipasi masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan infrastruktur
jalan pedesaan Nagari Kinali?
2. Bagaimanakah hubungan sosial ekonomi
masyarakat Nagari Kinali dengan tingkat
partisipasi masyarakat dalam
perenca-naan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan infrastruktur jalan
pede-saan Nagari Kinali?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka
tujuan penelitian dapat dikemukakan sebagai
berikut:
1. Untuk mengetahui partispasi masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan infrastruktur
jalan pedesaan Nagari Kinali.
2. Untuk mengetahui hubungan sosial
ekonomi masyarakat Nagari Kinali
dengan tingkat partisipasi masyarakat
dalam perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan pembangunan infrastruktur
jalan pedesaan Nagari Kinali.
D. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan memiliki rumusan pengertian
yang cukup bervariasi, sejalan dengan
luasnya lingkup penggunaan konsep tersebut
dalam wacana pembangunan. Mikkelsen
(2012:64) menginventarisasi adanya enam
tafsiran yang berbeda tentang partisipasi
yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari
masyarakat kepada proyek tanpa ikut
serta dalam pengambilan keputusan;
2. Partisipasi adalah usaha membuat
masyarakat semakin peka dalam
meningkatkan kemauan menerima dan
kemampuan menanggapi proyek-proyek
3
3. Partisipasi adalah proses yang aktif, yang
mengadung arti bahwa orang atau
kelompok terkait mengambil inisiatif dan
menggunakan kebebasannya untuk
menggunakan hal itu;
4. Partisipasi adalah pemantapan dialog
antara masyarakat setempat dengan para
staf dalam melakukan memperoleh
dampak social; persiapan, informasi
pelaksanaan dan monitoring proyek, agar
mengenai konteks lokal dan dampaknya.
5. Partsipasi adalah keterlibatan sukarela
oleh masyarakat dalam perubahan yang
ditentukannya sendiri;
6. Partisipasi adalah keterlibatan
masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan dan lingkungan mereka.
2. Bentuk-Bentuk Partisipasi Masyarakat
Menurut Keith Davis dalam
Sastropoetro (1988:16), bentuk-bentuk
partsipasi meliputi:
1. Konsultasi, biasanya dalam bentuk jasa.
2. Sumbangan spontan berupa uang dan
barang.
3. Mendirikan proyek yang sifatnya
berdikari dan donornya berasal dari pihak
ketiga.
4. Mendirikan proyek yang sifatnya
berdikari dan dibiayai seluruhnya oleh
masyarakat.
5. Sumbangan dalam bentuk kerja.
6. Aksi massa.
7. Mengadakan pembangunan di kalangan
keluarga.
8. Membangun proyek masyarakat yang
bersifat otonom.
Adapun jenis-jenis partisipasinya
meliputi: (1) Pikiran; (2) Tenaga; (3) Pikiran
dan tenaga; (4) Keahlian; (5) Barang; dan (6)
Uang.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Partisipasi Masyarakat
Slamet (2004:97,137-143) faktor
internal yang mempengaruhi partisipasi
masyarakat adalah jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, dan
mata pencaharian. Sementara itu faktor
eksternal yang dapat mempengaruhi
partisipasi masyarakat adalah stakeholder,
yaitu semua pihak yang berkepentingan dan
mempunyai pengaruh terhadap program
seperti PPIP bersama pemerintah dan LSM.
(Sunarti dalam Suciati 2007:39).
4. Program Pembangunan Infrastruktur
Perdesaan
Program pembangunan infrastruktur
perdesaan atau yang lebih dikenal sebagai
PPIP berupaya menciptakan dan
meningkatkan kualitas kehidupan
masyara-kat, baik secara individu maupun kelompok
melalui partisipasi dalam memecahkan
berbagai perrnasalahan yang terkait
kemiskinan dan ketertinggalan desa sebagai
upaya meningkatkan kualitas kehidupan,
kemandirian dan kesejahteraan masyarakat.
PPIP rnerupakan program berbasis
pemberdayaan di bawah payung PNPM
Mandiri, yang bantuannya meliputi fasilitasi
4
melakukan identifikasi permasalahan
kemiskinan, menyusuri perencanaan dan
melaksanakan pembangunan infrastruktur
desanya.
Lokasi PPIP tersebar di 29 provinsi,
dengan sasaran lokasi mengikuti ketetapan
SK Menteri Pekerjaan Umum. Dalam
pelaksanaannya, PPIP akan terus
meningkat-kan kualitas pemberdayaan masyarakat dan
peran stake holder dalam pelaksanaan
program. Hal-hal tersebut dilakukan melalui:
1. Peningkatan kepekaan dan kesadaran di
semua tingkatan melalui pelaksanaan
Public Awareness Campaign (PAC) yang
optimal;
2. Peningkatan kapasitas penyelenggara
melalui pelatihan yang akan
diintegra-sikan ke dalam sistem penyelenggaraan
program;
3. Pemantauan kinerja yang akan dilakukan
secara berjenjang dan tingkat pusat,
provinsi, kabupaten, sampai ke tingkat
terendah di desa;
4. Peningkatan partisipasi masyarakat
secara aktif dalam pelaksanaan program
khususnya peran serta perempuan dan
masyarakat kelompok miskin, terutama
dalam proses pengambilan keputusan;
5. Penilaian kinerja yang dikaitkan dengan
sistem, penghargaan, dan sanksi bagi
penyelenggara program, dan tingkat
provinsi, kabupaten, sampai tingkat desa
berdasarkan kinerja dalam pelaksanaan
program; dan
6. Penguatan mekanisme serta implementasi
penanganan pengaduan.
D. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian
lapangan (field research). Penelitian
menggunakan paradigma rasionalistik,
yaitu mengedepankan pemikiran terlebih
dahulu dalam bentuk konsep atau teori dan
ditunjang dengan data sekunder dan
penelaan pustaka (literature study).
2. Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua
masyarakat Nagari Kinali Kecamatan
Kinali Kabupaten Pasaman Barat.
Pengambilan sampel dilakukan
menggunkan teknik purposive random
sampling. Teknik ini digunakan karena
populasi mempunyai unsur yang tidak
homogen dan berstrata secara proporsional
dilihat dari tingkat pendidikan, status sosial
dan ekonomi mereka yang berjumlah 100
orang.
3. Teknik Pengumpulan Data
1. Kuesioner, yaitu teknik pengumpulan
data dengan menggunakan daftar
pertanyaan.
2. Observasi, yaitu pengumpulan data
langsung pada objek yang akan
diteliti, melakukan pengamatan dan
pencatatan langsung terhadap gejala
5
3. Dokumentasi, yaitu teknik untuk
mendapatkan data sekunder, melalui
studi pustaka/literatur dilengkapi
dengan data statistik, foto, dan
gambar-gambar yang relevan dengan
tujuan penelitian.
4. Analisis Data
Penelitian menggunakan metode analisa
kualitatif dengan ciri mengakui kebenaran
berdasarkan tangkapan indrawi (apa
adanya), memerlukan akal dan logika
dalam menjelaskan dan beragumentasi
(Muhadjir, 1996:83) yang didukung dengan
metode kuantitatif menggunakan analisis
regresi linear berganda untuk mengetahui
pengaruh social ekonomi terhadap tingkat
partisipasi masyarakat. Pejelasan diuraikan
secara deskriptif.
F. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
a. Jenis Kelamin
Tabel 4.10
Frekuensi Jenis Kelamin Responden Pada
Infrastruktur Jalan Di Nagari Kinali
No
Jenis Kelamin Responden
Frekuensi %
1 Laki-laki 63 63%
2 Perempuan 37 37%
Jumlah 100 100%
Hasil perhitungan distribusi frekuensi
terlihat bahwa jenis kelamin pria sebanyak
63 % dan wanita sebanyak 37%. Dari tabel
tersebut menunjukkan bahwa jumlah
partisipan laki-laki lebih banyak dari
perempuan.
b. Usia
Tabel 4.11
Frekuensi Usia Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan Nagari Kinali
No Usia
Responden Frekuensi %
1 > 20 0 0%
2 21 – 30 25 25%
3 31 – 40 36 36%
4 41 – 50 19 19%
5 > 51 20 20%
Jumlah 100 100%
Pada perhitungan distribusi frekuensi usia
responden diperoleh informasi bahwa
responden yang berusia 31 sampai 40 tahun
mendominasi dalam pelaksanaan
partisi-pasi Perbedaan usia ini mempenga-ruhi
tingkat partisipasi masyarakat, karena
dalam masyarakat terdapat perbedaan
kedudukan dan derajat atas senioritas,
sehingga akan memunculkan golongan tua
6
c. Pendidikan
Tabel 4.12
Frekuensi Tingkat Pendidikan Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan
Nagari Kinali
Dapat dijelaskan bahwa presentasi tingkat
pendidikan responden paling tinggi adalah
SLTA sebanyak 43%, kemudian disusul
oleh SLTP sebanyak 16%, sementara SD
dan Akademi mempunyai presentasi yang
sama yaitu 12%.
d. Pekerjaan
Tabel 4.13
Frekuensi Jenis Pekerjaan Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan
di Nagari Kinali
5 Profesional
tata laksana
14 14%
Jumlah 100 100%
Berdasarkan jenis pekerjaan dapat
dijelaskan bahwa presentasi responden
paling tinggi adalah petani/Kebun sebanyak
39%, kemudian disusul oleh buruh
tani/tukang sebanyak 21%, sementara
presentasi yang paling rendah adalah
pedagang/pekerja penjualan sebanyak 9%.
e. Penghasilan
Berdasarkan hasil kuesioner, yang
penulis kategorikan dalam tiga bagian,
sehingga diperoleh distribusi penghasilan
responden seperti terlihat pada Tabel 4.14.
Tabel .4.14
Frekuensi Penghasilan Responden Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan
di Nagari kinali
Pada perhitungan distribusi frekuensi
penghasilan responden diperoleh informasi
bahwa responden yang Rp 1.000.000-Rp
5.000.000 per bulan adalah sebanyak 54%.
Sedang yang berpenghasilan <Rp
1.000.000 dan Rp >5.000.000 adalah
masing-masing 36% dan 2%. Tingkat
penghasilan juga mempengaruhi partisipasi
masyarakat.
2. Partispasi Masyarakat
a. Partisipasi Tahap Perencanaan
Tabel 4.15
Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Perencanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pedesaan Nagari Kinali
No
Partisipasi dalam Tahap Perencanaan
Responden Jumlah Persentase
7
Pada tabel terlihat bahwa
responden yang ikut berpartisipasi
sebanyak 74%. Tingginya animo responden
dalam berpartisipasi, agar warga mampu
mengontrol keputusan-keputusan yang
mempengaruhi nasib mereka.
b. Partisipasi Tahap Pelaksanaan
Tabel 4.17
Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Pelaksanaan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pedesaan Nagari Kinali
No
Bila dibandingkan dengan partisipasi
masyarakat pada tahap perencanaan yang
hanya 74%, maka pada tahap pelaksanaan,
keikutsertaan responden meningkat (82%).
Hal ini disebabkan oleh anggapan
masyarakat yang menyatakan bahwa, jika
pada tahap perencanaan adalah urusan bagi
yang warga yang terpilih dan duduk
sebagai dewan kelurahan.
c. Analisis Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Pengawasan
Tabel 4.19
Keikutsertaan Masyarakat Berpartisipasi Pada Tahap Pengawasan Pembangunan Infrastruktur Jalan Pedesaan Nagari Kinali
No
yang aktif berpartisipasi, meningkat lagi
(83%), dibanding pada tahap perencanaan
(74%) dan pada tahap pelaksanaan (82%).
Peningkatan ini disebabkan adanya rasa
kepemilikan masyarakat terhadap
infrastruktur jalan yang dibangun di
lingkungan tempat tinggal mereka.
3. Respon Masyarakat Terhadap PPIP
Tabel 4.21
Pendapat Responden Tentang Keikutsertaan Mereka Pembangunan Infrastruktur Jalan
No
Pendapat Responden dalam Pembangunan Infrastruktur Jalan
Responden
Frekuensi Persentase
1 Persetujuan Program a. Ya 71 71
b. Tidak 29 29
2
Perlakuan yang sama terhadap warga oleh pemerintah pada saat rapat terkait program a. Ya terkait program a. Ya
72 72
b. Tidak 28 28
4
Melakukan tanya jawab dengan pemerintah
Pemberian saran terkait program penuh oleh pemerintah terkait program a. Ya
67 67
8
Berdasarkan tabel diatas terlihat
bahwa pendapat responden pada
pembangunan infrastruktur jalan melalui
Program Pembangunan Infrastruktur
Pedesaan Nagari Kinali adalah berada pada
tingkat therapy. Tingkatan ini adalah
merupakan tingkatan terendah (manipulasi
dan therapi), dimana pada tingkat ini
masyarakat hanya ramai-ramai
diikutsertakan dalam kegiatan tanpa diberi
wewenang untuk menolak atau memberi
saran, dan tanpa tahu keuntungan apa bagi
mereka (non-participation).
Selain itu pada tingkat ini,
pemerintah sebagai pemegang kekuasaan
hanya berkedok melibatkan masyarakat
dalam perencanaan, para ahli
memperlakukan anggota masyarakat
seperti penyembuhan pasien dalam terapi.
Meskipun masyarakat terlibat pada
kegiatan, meskipun kenyataannya kegiatan
tersebut lebih banyak untuk mendapatkan
masukan dari masyarakat demi kepentingan
pemerintah.
4. Hubungan Sosial Ekonomi terhadap
Bentuk Partisipasi Masyarakat pada Tahap Perencanaan, Pelaksanaan, Pengawasan
Pembangunan Infraskruktur Jalan Pedesaan melalui Program
Pembangunan Infrastruktur Pedesaan (PPIP)
Berikut adalah hasil uji statistik
pengaruh jenis kelamin, usia, tingkat
pendidikan, penghasilan partisipasi
masya-rakat pada pembangunan infrastruktur jalan
melalui Program Pembangunan
Infra-struktur Pedesaan Nagari Kinali, dengan
ketentuan: Jika thitung < ttabel artinya
diterima; dan Jika Jika thitung > ttabel X²
artinya ditolak atau tidak ada pengaruh
antara variabel independen dengan
dependen, pada tingkat kepercayaan
9
Tabel 4.27
Hubungan Bentuk Partisipasi Responden Dengan Kondisi Sosial Ekonomi Pada Tahapan Pembangunan Infrastruktur Jalan
No
Bentuk Partisipasi Pada Pembangunan Infrastruktur Jalan
1 Tahap perencanaan (keaktifan warga
mengikuti pertemuan, menyampaikan usulan/saran dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan
3.855 19.212 21.224 31.151 3.983 5.991
2 Tahap pelaksanaan (tenaga, uang,
material, pikiran dan keahlian) 3.178 19.212 21.224 31.151 8.683 5.991
3 Tahap pengawasan (kesesuaian
prasarana dengan rencana, daya guna dan hasil guna
7.332 7.239 14.430 19.426 4.971 5.991
1. Partisipasi Masyarakat pada Tahap
Perencanaan
Pada tahap perencanaan, nilai thitung
usia (19,212), tingkat pendidikan (21,224),
dan pekerjaan (31,151) lebih besar dari nilai
ttabel (5,991). Dengan demikian diketahui
bahwa terdapat hubungan yang bermakna
antara usia, tingkat pendidikan dan pekerjaan
responden dengan tingkat partisipasi mereka
dalam program pembangunan infrastruktur
desa PPIP pada tahap perencanaan
pembangunan.
Sementara itu ada dua variabel yang
tidak berhubungan signfikan dengan tingkat
partisipasi masyarakat dalam program PPIP
adalah jenis kelamin dan penghasilan karena
nilai thitung kecil dari ttabel yaitu (3.855) dan
(3.983) < (5,991).
2. Partisipasi Masyarakat pada Tahap
Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, nilai thitung
usia (19,212), tingkat pendidikan (21,224),
pekerjaan (31,151) dan penghasilan (8,683)
lebih besar dari nilai ttabel (5,991). Dengan
demikian diketahui bahwa terdapat hubungan
yang bermakna antara usia, tingkat
pendidikan, pekerjaan dan penghasilan
responden dengan tingkat partisipasi mereka
dalam program pembangunan infrastruktur
desa PPIP pada tahap perencanaan
pembangunan.
Sementara itu variabel jenis kelamin
tidak berhubungan signfikan dengan tingkat
partisipasi masyarakat dalam program PPIP
dimana nilai thitung kecil dari ttabel (3.178) <
(5,991).
3. Partisipasi Masyarakat pada Tahap
Pengawasan
Pada tahap pengawasan nilai thitung
jenis kelamin (7,332), usia (7,239), tingkat
pendidikan (14,430), dan pekerjaan (19,426)
lebih besar dari ttabel (5,991). Dengan
demikian diketahui bahwa terdapat hubungan
10
tingkat pendidikan, pekerjaan responden
dengan tingkat partisipasi mereka dalam
program pembangunan infrastruktur desa
PPIP pada tahap perencanaan pembangunan.
Sementara itu variabel penghasilan
tidak berhubungan signfikan dengan tingkat
partisipasi masyarakat dalam program PPIP
dimana nilai thitung kecil dari ttabel yaitu (4.971)
< (5,991).
Dari pembahasan di atas terlihat
bahwa terdapat 3 faktor yang sangat
mempengaruhi partisipasi masyarakat ikut
dalam program Perencanaan Pembangunan
Infrastruktur Pedesaan di Nagari Kinali
dalam Program PPIP, yaitu faktor usia,
pendidikan dan pekerjaan. Sementara faktor
jenis kelamin dan penghasilan bukan faktor
yang menentukan tingkat partisipasi
masyarakat. Dari hasil ini terlihat bahwa,
keikutsertaa masyarakat dalam program PPIP
lebih didasarkan pada pengetahuan mereka
akan pentingnya pembangunan di desa
mereka dan faktor pekerjaan mereka sebagai
tani dan perkebunan yang membutuhkan
sarana jalan untuk transportasi hasil panen
mereka ke kota. Sehingga atas dasar tersebut
niat masyarakat untuk ikut berpartisipasi
lebih didorong pada keinginan mereka untuk
membangun negeri mereka, dan bukan atas
dasar jenis kelamin ataupun penghaislan.
G. Kesimpulan
1. Partisipasi masyarakat dalam
pembangunan infrastruktur jalan di
Nagari Kinali sudah cukup tinggi di
mana pada tahap perencanaan 74%, tahap
pelaksanan 82% dan tahap pengawasan
83%. Hal ini terlihat dari keaktifan
menghadiri, mengajukan usulan dan
saran, membantu material, pemikiran,
uang, tenaga dan keahlian lapangan untuk
terlibat dalam perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan.
2. Dari hasil regresi linear berganda
didapatkan faktor usia, pendidikan dan
pekerjaan sangat berpengaruh terhadap
tingkat partisipasi masyarakat berperan
aktif dalam program PPIP ini. Ada dua
faktor lainnya yaitu jenis kelamin dan
penghasilan tidak berpengaruh terhadap
tingkat partisipasi masyarakat dalam
program PPIP yang dikarenakan
pelaksanaan program PPIP berupa
pembangunan jalan desa baik di Sidodadi
maupun di Alamanda diupayakan
merangkul seluruh warga yang peduli
dengan pembangunan desa tanpa
membedakan jenis kelamin. Faktor
lainnya yang juga tidak berpengaruh
nyata adalah penghasilan. Di sini
penghasilan bukan tujuan utama bagi
masyarakat untuk berpartisipasi dalam
program PPIP ini, tetapi lebih pada
kepedulian pembangunan desa yang
bermanfaat bagi kelancaran transportasi
masyarakat. Walaupun terdapat
hubungan signifikan, yaitu hanya pada
tahap pelaksanaan, karena memang pada
tahap ini, pekerja yang ikut terlibat
11
sirtu maupun rabat beton mendapatkan
upah dari pekerjaan tersebut. Dan ini
terlihat sangat dimanfaatkan oleh
masyarakat yang berpendapatan rendah
(< Rp. 1 Juta rupiah) untuk mendapatkan
penghasilan tambahan bagi mereka,
selain berladang dan berkebun.
H. Saran
1. Untuk mengoptimalkan partisipasi
masyarakat secara penuh melaksanakan
program PPIP di Pedesaan, disarankan
kepada Pemerintah untuk
menso-sialisasikan tentang program PPIP
kepada masyarakat melalui penyuluhan,
sehingga warga masyarakat mengenal
program tersebut dan mengetahui
manfaat dari program pembangunan
infrastruktur pedesaan yang membantu
percepatan pembangunan di pedesaan,
terutama pembangunan infrastruktur
seperti jalan desa yang merupakan akses
transportasi untuk pemasaran hasil
kebun/pertanian masyarakat. Selain
penyuluhan, kepada fasilitator program
juga diharapkan memberikan pelatihan
kerja untuk peningkatan kemampuan
masyarakat, sehingga masyarakat merasa
benar-benar terlibat dalam program ini.
2. Agar terjalin kemitraan yang baik antara
pemerintah dengan masyarakat dalam
pelaksanaan program PPIP, diharapkan
pemerintah menitik beratkan bantuan
program kepada desa-desa yang
betul-betul membutuhkan pembangunan
infrastruktur jalan untuk memperluas
pemasaran hasil panen mereka. Dengan
cara ini maka akan terbentuk kekuatan
negosiasi antara pemerintah dengan
masyarakat dalam melakukan
perenca-naan, pelaksaperenca-naan, pengawasan dan
evaluasi.
DAFTAR PUSTAKA
Adib, 2004. Pembangunan di Pedesaan. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Catanase 2002. People Centered
Development Contributions Toward
Theory and Planning Frameworks,
terjemahan A. Setiawan Abadi.
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Conyers, Diana. 1994. Perencanaan Sosial Di
Dunia Ketiga. Terjemahan
Susetiawan, Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat
Jenderal Cipta Karya.2006.
Penyusunan Rencana Tata Bangunan
dan Lingkungan
Departemen Pekerjaan Umum - Ikatan Ahli
Perencanaan Indonesia.
Elridge 1995. Contemporary Urban Planning.
New Jersey: Prentice Hall Inc.
Hadi. 2001. Pendekatan Partisipatif Dalam
Perencanaan Kota. Terjemahan Puji
Lestari, Bandung.
Handayani, Suciati. 2007. Pelibatan
Masyarakat Marginal dalam
Perencanaan dan Penganggaran
Partisipatif (Sebuah Pengalaman di
12
Jayadinata, Johara T, 2012. Tata Guna Tanah
dalam Perencanaan Pedesaan,
Perkotaan dan Wilayah. Bandung:
ITB Bandung
Kodoatie, Robert J. 2003. Pengantar
Manajemen Infrastruktur.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kodoatie, Robert J. 2005. Pengantar
Manajemen Infrastruktur.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kusnaedi, 1995, Keswadayaan Masyarakat
Desa Tertinggal. Yogyakarat : Aditya
Media.
Mikkelsen. 2012. Pendekatan Partisipatif
Dalam Perencanaan Kota.
Terjemahan Puji Lestari, Bandung:
Yayasan Sugijanto Soegijoko
Indonesia.
Muhadjir, 1996 Beberapa Kendala
Pemberdayaan Masyarakat Miskin,
dalam di Pedesaan. Yogyakarat :
Aditya Media.
Nurmandi, Achmad. 2012. Manajemen
Perkotaan. Yogyakarta: Lingkaran
Bangsa.
Panudju, Bambang .2012. Pengadaan
Perumahan Kota dengan Peran Serta
Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
Bandung: Penerbit Alumni
Purba, Jonny (ed).2005. Pengelolaan
Lingkungan Sosial. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia
Rifkin, SB; F. Muller; W. Bichman. 1988.
Primary Health Care: on Measuring
Participation. Social Science. 26(9):
931-940
Sastropoetro,. 1988. Manajemen Perkotaan.
Yogyakarta: Lingkaran Bangsa.
Sherly Arnstein. A ladder of Citizen
Participation. Journal of The
American Institute of Planner. 1969
Soedarno.2004. Bunga Rampai Perencanaan
Pembangunan di Indonesia. Jakarta:
Grasindo.
Soekartawi. 1990. Prinsip Dasar Perencanaan
Pembangunan. Jakarta: Rajawali.
Slamet, Y. 2004. Pembangunan Masyarakat
Berwawasan Partisipasi. Surakarta:
Sebelas Maret University Press.
Slamet dalam
http//tesis-disertasi.blogspot.com/20085.4/studi.
Pustaka.html. 6 April 2013
Sugiyono. 2008. Metode Research (Penelitian
Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara
Sumodiningrat, Gunawan.2012.
Pemberdayaan Masyarakat Dan JPS.
Jakarta: PT Gramedia
Suripin. 2004. Sistem Drainase Perkotaan
Yang Berkelanjutan. Yogyakarta:
Andi.
Sukarjo, (ed). 2006. Pemberdayaan Kaum
Marginal. Yogyakarta: APMD Press
Suciati, et al, 2007, Partisipasi Masyarakat
Dalam Penyusunan Rencana Umum
Tata Ruang Kota Pati, Jurnal
Pembangunan Wilayah dan Kota
Vol.2, Nomor 9, Agustus, hal.26-43
Sunarti dan Suciati, 2003, Partisipasi
Masyarakat dalam Pembangunan
13
Tata Loka, Volume 5, Nomor 1,
Januari, hal. 75-86
Sujanto.2012. Strategi-strategi Pembangunan
Masyarakat.Yogyakarta: Pustaka
Pelajar
Yulianti, 2004, Partisipasi Masyarakat dalam
Pembangunan Perumahan secara
Kelompok Jurnal Tata Loka, Volume