• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaturan Oksigen Terlarut Menggunakan Metode Logika Fuzzy Berbasis Mikrokontroler Teensy Board

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengaturan Oksigen Terlarut Menggunakan Metode Logika Fuzzy Berbasis Mikrokontroler Teensy Board"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Oksigen terlarut merupakan faktor kritis dalam budidaya pembenihan ikan dan menentukan tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam proses meningkatkan kualitas serta kuantitas pembenihan ikan. Kadar oksigen terlarut yang rendah menyebabkan proses penguraian, reproduksi, dan pertumbuhan di dalam kolam tidak berjalan dengan baik sehingga menyebabkan kematian pada ikan. Pada penilitian ini penulis membuat sistem yang dapat mengatur kadar oksigen terlarut dalam air dengan memanfaatkan sensor Dissolved Oxygen Meter AZ-8403. Presentase kadar oksigen dikendalikan dengan Fuzzy Logic yang diimplementasikan di dalam mikrokontroler Teensy board. Ketika level oksigen di bawah nilai setting point maka aerator diaktifkan untuk menghasilkan kadar oksigen terlarut di dalam air. Hasil pengujian yang dilakukan pada akuarium yang berisi ikan di dalamnya didapatkan nilai kesalahan untuk pembacaan sensor oksigen terlarut sebesar 0.075%. Dari data yang diperoleh menunjukkan bahwa respon sistem membutuhkan waktu 1 menit untuk mencapai nilai setting point.

Kata Kunci—Kontrol Logika Fuzzy, Oksigen Terlarut, Teensy Board.

I. PENDAHULUAN

ALAM pembudidayaan ikan, keberhasilan dibidang pembenihan sangat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain: kualitas benih, kualitas air, pengolahan dan sebagainya. Faktor kualitas air dalam hal ini meliputi: suhu air, salinitas, pH, dan oksigen terlarut (DO).

Salah satu masalah dalam aquaculture yaitu mengetahui dan mengatasi masalah kadar oksigen dalam ekosistem air. Pada tahun 2012 terdapat kasus kematian ikan pada budidaya ikan di Wukisari kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Target pembenihan ikan lele sekitar 943.200 ekor dan hasil yang didapat hanya sekitar 419.200 ekor [1]. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kelangsungan hidup bibit ikan lele sebesar 34,22% atau tingkat kematian larva sebesar 65,78% dalam satu siklus pembenihan [2]. Kualitas air menjadi faktor yang sangat menentukan tingkat kerberhasilan budidaya ikan. Salah satu faktor kualitas air yang menyebabkan tingginya kematian ikan adalah kadar oksigen terlarut [3]. Kadar oksigen terlarut yang rendah menyebabkan proses penguraian, reproduksi, dan pertumbuhan di dalam kolam tidak berjalan dengan baik. Nilai minimum kadar oksigen terlarut untuk budidaya ikan adalah 3 ppm [4]. Kebutuhan oksigen terlarut pada ikan dipengaruhi oleh umur, aktivitas dan kondisi perairan [5]. Kandungan oksigen berpengaruh pada proses oksidasi dan reduksi bahan organik

dan anorganik [6]. Kekurangan oksigen akan menyebabkan ikan kurang nafsu makan dan berkembangnya bakteri yang menyebabkan kematian pada ikan. Pada penelitian ini dilakukan rancang bangun sistem pengaturan oksigen terlarut menggunakan metode fuzzy berbasis mikrokontroler. Sistem ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat kontrol oksigen terlarut yang efektif, murah, dan mudah penggunaannya.

II. TEORIPENUNJANG A. Faktor Kualitas Kolam Air Tawar

Secara umum kualitas air berhubungan dengan kandungan bahan yang terlarut di dalamnya. Kesesuaian lingkungan hidup untuk setiap ikan berbeda. Jika keadaan tidak sesuai maka dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangannya. Beberapa faktor dapat mempengaruhi kualitas ikan adalah oksigen terlarut, temperatur, derajat keasaman (pH), dan salinitas.

Oksigen sangat diperlukan untuk pernapasan dan metabolisme ikan serta jasad jasad renik dalam air. Kandungan oksigen yang tidak mencukupi kebutuhan ikan dan biota lainya dapat menyebabkan penurunan daya hidup ikan. Temperatur air sangat berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan ikan. Temperatur air yang tidak cocok, baik terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan ikan tidak dapat bertumbuh dengan baik. Temperatur yang cocok untuk pertumbuhan ikan adalah berkisar antara 15ºC -30ºC. Salinitas adalah konsentrasi dari total ion yang terdapat didalam perairan.

Salinitas mempunyai peran penting dan memiliki ikatan erat dengan kehidupan organisme perairan termasuk ikan, dimana secara fisiologis salinitas berkaitan erat dengan penyesuaian tekanan osmotik ikan tersebut.

B. Sensor Dissolved Oxygen AZ- 8403

Prinsip kerja Dissolved Oxygen (DO) meter adalah berdasarkan fenomena polarografi yang terjadi di antara dua elektrode katode dan anode. Tegangan listrik negatif diberikan kepada elektrode katode. Adanya tegangan negatif ini akan mengakibatkan reaksi kimia terjadi secara cepat antara air dan oksigen terlarut pada permukaan katode. Berikut adalah reaksi kimia yang terjadi pada elektrode katode:

O2 + 2H2O + 2e- = H2O2 + OH- (1) H2O2 + 2e- = 2OH- (2)

Luthfi Riadhi, Muhammad Rivai, dan Fajar Budiman

Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Elektro, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

e-mail

: [email protected]

(2)

Gambar 1. Dissolved Oxygen AZ- 8403.

Gambar 2. Kurva kalibrasi pembacaan DO meter [7].

Tegangan listrik akan terus naik mencapai nilai jenuh yang setara dengan sudah bereaksinya seluruh oksigen terlarut pada permukaan katode. Tegangan listrik jenuh ini ditandai dengan hampir naiknya pembacaan arus listrik, setelah beberapa saat diam di satu nilai meskipun nilai tegangan dinaikkan. Setelah melewati tegangan jenuh ini, arus listrik terus naik jika tegangan terus ditambah. Naiknya nilai arus ini terjadi karena reaksi kimia lain telah terjadi, terutama adalah reaksi pecahnya molekul air H2O menjadi ion H+ dan OH-. Gambar 1 menunjukkan contoh dissolved oxygen meter.

Pembacaan nilai oksigen terlarut didapatkan dari nilai arus listrik pada saat semua oksigen terdifusi pada permukaan elektrode katode. Dengan kata lain, arus listrik yang terbaca pada saat sistem mencapai tegangan jenuh, setara dengan besaran oksigen terlarut. Penggunaan metode kalibrasi linier akan diperoleh nilai oksigen terlarut yang dicari, ditunjukkan pada Gambar 2.

C. Logika Fuzzy

Logika Fuzzy adalah suatu cabang ilmu Artificial Intellegence, yaitu suatu pengetahuan yang membuat komputer dapat meniru kecerdasan manusia. Logika Fuzzy dapat memecahkan masalah dalam pengendali yang tersimpan dan pemrosesan informasi yang bisa diimplementasikan pada sistem tertanam pada mikrokontroler [8]. Logika Fuzzy menyerupai pembuatan keputusan pada manusia dengan kemampuannya untuk bekerja dari data yang ditafsirkan dan mencari solusi yang tepat. Fuzzy logic pada dasarnya merupakan logika bernilai banyak (multivalued logic) yang dapat mendefinisikan nilai diantara keadaan konvensional seperti ya atau tidak.

Gambar 3. Blok diagram fuzzy logic [9].

Gambar 4. Teensy Board 3.2 [10].

Penalaran fuzzy menyediakan cara untuk memahami kinerja dari system dengan cara menilai input dan output system dari hasil pengamatan. Gambar 3 merupakan blok diagram dari Logika Fuzzy. Fuzzification merupakan proses untuk mengubah variabel numerik menjadi variabel fuzzy (variabel linguistik). Rules menentukan aturan kondisi output sesuai dengan kondisi input. Defuzzification merupakan proses pengubahan data-data fuzzy tersebut menjadi data-data numerik yang dapat dikirimkan ke peralatan pengendalian [11].

D. Teensy Board 3.2

Teensy 3.2 adalah development board berbentuk kecil dan dapat dipasang pada breadboard yang di desain oleh Paul Stoffregen dan PJRC, ditunjukkan pada Gambar 4. Teensy 3.2 membawa 32-bit ARM Cortex-M4 yang murah menggunakan versi adaptasi dari Arduino IDE (Teensyduino) atau diprogram secara langsung di bahasa C.

III. PERANCANGAN SISTEM

(3)

Gambar 5. Diagram blok sistem.

Gambar 6. Alur kerja sistem.

Sistem ini akan memonitoring kadar oksigen di dalam air untuk menghindari kekurangan oksigen pada pembudidayaan ikan. Sistem akan mengontrol kadar oksigen dengan menghidupkan pompa udara sebagai aktuator yang menghasilkan gelembung udara didalam air. Pengujian sensor DO menjukkan bahwa nilai kadar oksigen terlarut yang telah diukur mempunyai kisaran harga 0-5.8 ppm.

Himpunan masukan fuzzy berupa error dan error dari pembacaan sensor oksigen terlarut. Nilai masukan yang berupa bilangan crisp akan dirubah menjadi bilangan fuzzy dengan proses fuzzifikasi. Nilai masukan error dan error fuzzy merupakan representasi nilai kesalahan pembacaan sensor dari nilai set point yang telah ditentukan. Fungsi keanggotaan error ditunjukkan pada Gambar 7. Sedangkan fungsi keanggotaan error ditunjukkan pada Gambar 8. Keluaran fuzzy berupa parameter kecepatan pompa air yang didapatkan dengan proses defuzzifikasi, ditunjukkan pada Gambar 9. Tabel 1 menunjukkan aturan logika fuzzy yang digunakan agar dapat mempertahankan nilai kadar oksigen terlarutnya.

Gambar 7. Grafik fungsi keanggotaan nilai error.

Gambar 8. Grafik fungsi keanggotaan nilai Error.

Gambar 9. Himpunan keluaran fuzzy.

Tabel 1. Aturan logika fuzzy

Error

Er

ro

r

NB Z PK PB

NEG OFF OFF MED HIGH

NOL OFF OFF HIGH HIGH

POS OFF OFF HIGH HIGH

Rangkaian penguat operasional diperlukan untuk menguatkan sinyal sensor DO meter AZ-8403 berupa tegangan sebesar 0,6 volt dengan kenaikan tegangan 1mv untuk setiap 0,01ppm. Untuk memperbesar range pengukuran dengan output tegangan maksimal 3.3v diperlukan 3 rangkaian penguat operasional, ditunjukkan pada Gambar 10.

(4)

Gambar 11. Rangkaian kontrol pompa udara ac.

Untuk mengontrol kecepatan pompa udara dalam menghasilkan kadar oksigen terlarut digunakan modul Solid State Relay, ditunjukkan pada Gambar 11.

IV. HASIL PENGUJIAN

Gambar 12 merupakan realisasi dari sistem yang digunakan dalam penelitian. Setting point dapat diubah oleh user dengan memutar potensiometer variasi nilai 0 – 5.8 ppm. Tabel 2 menunjukkan hasil pengukuran kadar oksigen terlarut menggunakan sensor DO AZ-8403 dimana nilainya berkisar antara 2.3 dan 5.8 ppm dengan rerata kesalahan pembacaan adalah 0.28ppm atau 0.075%. Untuk itu diperlukan kalibrasi alat uji terhadap alat ukur standard yang ditunjukkan pada Gambar 13.

Pengujian sistim keseluruhan dilakukan untuk mengetahui unjuk kerja sistem kontrol oksigen terlarut yang telah dibuat. Gambar 14 menunjukkan hasil pengujian sistem pada akuarium dengan panjang 27cm, lebar 16cm dan tinggi 17cm yang berisi ikan di dalamnya dengan nilai set point oksigen terlarut adalah 3.5 ppm. Hasil pengujian menunjukkan bahwa respon sistem membutuhkan waktu sekitar 1 menit untuk mencapai nilai set pointnya.

Gambar 12. Tampak depan sistem.

Tabel 2.

2.5 2.25 0.25 0.787 2.473 2.7 2.43 0.27 0.778 2.368

3 2.72 0.28 0.765 2.224

3.5 3.17 0.33 0.744 1.978 3.7 3.35 0.35 0.735 1.875

4 3.74 0.26 0.722 1.726

4.5 4.26 0.24 0.7 1.467

4.7 4.39 0.31 0.691 1.371

5 4.76 0.24 0.678 1.224

5.2 4.87 0.33 0.669 1.116 5.5 5.22 0.28 0.657 0.971

5.85 5.59 0.26 0.642 0.814

Dari pengujian pada Tabel 2 di peroleh

Gambar 13. Grafik pengujian dan kalibrasi sensor oksigen terlarut.

Gambar 14. Oksigen terlarut pada set point 3.5.

V. KESIMPULAN

(5)

Kadar Oksigen di Dalam Air Pada Kolam Pembenihan Ikan Lele Mutiara di Unit Kerja Budidaya Air Tawar(UKBAT) Wonocatur Cangkringan, Sleman, Yogyakarta,” J. Univ. Negeri Yogyakarta, vol. 5, no. 7, 2016.

[4] P. Urbasa, “Dampak Kualitas Air Pada Budi Daya Ikan Dengan Jaring Tancap di Desa Toulimembet Danau Tondano,”J. Budid. Perair., vol. 3, no. 1, pp. 59–67, 2015.

[5] Y. Fujaya, Fisiologi ikan: dasar pengembangan teknologi perikanan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Depdiknas, 2002.

[6] G. Macqy, J. Pajarillo, J. E. Tenorio, E. M. Trambulo, M. R. B.

Putaran Motor DC,” in Industrial Electronic Seminar, 1999. [9] Masri’an, “Pengendalian Orientasi Webcam Sebagai Pengawas

Ruangan Dengan Metode Kontrol Fuzzy,” in Undergraduate Theses of Electrical Engineering, 2011.

[10] PJRC Electronic Project Components Available Worldwide, “Teensy 3.2 New Features,” 2014. [Online]. Available: https://www.pjrc.com/teensy.

Gambar

Gambar 1. Dissolved Oxygen AZ- 8403.
Gambar 6. Alur kerja sistem.
Gambar  12  merupakan  realisasi  dari  sistem  yang  digunakan  dalam  penelitian.  Setting  point  dapat  diubah  oleh  user dengan memutar potensiometer variasi nilai 0 – 5.8 ppm

Referensi

Dokumen terkait

Dengan menggunakan mini vessel bertipe hull catamaran yang telah disematkan board Arduino Mega 2560 yang dilengkapi sensor pembacaan kadar oksigen terlarut, pH, suhu

Implementasi Metode Kuzzy Logic Sugeno Pada Pengaturan Suhu Ruang Penyimpanan Berbasis Mikrokontroler Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Berdasarkan analisis kinerja pengujian sistem secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian suhu pada alat fermentasi susu dapat berjalan

Dilihat dari segi hasil dan linearitas kurva, metode adisi standar lebih baik daripada metode kalibrasi untuk penentuan kadar timbal terlarut yang sangat rendah menggunakan

Hasil dari penelitian ini adalah, alat yang telah di rancang dan di rakit dengan menggunakan metode Fuzzy Logic alat berjalan dengan baik, dan dapat menghasilkan penetasan

Berdasarkan analisis kinerja pengujian sistem secara keseluruhan, maka dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian suhu pada alat fermentasi susu dapat berjalan

Pengujian yang dilakukan meliputi pengujian pengereman prototype mobil pada saat kecepatan tinggi, pengujian pengereman prototype mobil pada saat kecepatan rendah,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,