• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR MOTORIK ANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DASAR MOTORIK ANA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

MELALUI PEMBELAJARAN SENI TARI Eny Kusumastuti

Staff Pengajar Pendidikan Seni Tari, Pendidikan Sendratasik FBS UNNES Email: enyeny68@yahoo.com

ABSTRAK

Kemampuan dasar motorik halus dan motorik kasar memiliki unsur gerak, sehingga pembelajaran seni tari dan kemampuan dasar motorik saling berkaitan satu sama lain. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan tiga tahap yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Uji keabsahan data dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber, metode, dan teori. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran seni tari memiliki beberapa komponen pembelajaran seperti guru, siswa, materi, media, metode, evaluasi, dan langkah-langkah pembelajaran. Pengelolaan pembelajaran seni tari dibagi menjadi tiga tahap yaitu tahap pendahuluan, inti, dan penutup. Hasil dari pengembangan kemampuan dasar motorik anak melalui pembelajaran seni tari yaitu pada kemampuan motorik kasar anak terbagi menjadi gerakan dasar lokomotor, non lokomator dan manipulatif. Lokomotor dapat berkembang melalui gerakan yang terdapat pada gerak tari Riang seperti melompat, bertumpu pada satu kaki. Gerakan non lokomotor seperti menekuk, mengayun. Gerakan manipulatif seperti bertepuk tangan. Kemampuan dasar motorik halus pada anak juga mengalami perkembangan yaitu pada gerakan pergelangan tangan, dan telapak tangan. Saran yang yang diberikan peneliti antara lain: (1) Bagi guru seni tari agar lebih kreatif dalam memberikan materi tari supaya pada pembelajaran berikutnya siswa lebih tertarik dan senang pelajaran seni tari, dan (2) Bagi siswa agar lebih giat belajar khususnya dalam berlatih tari agar hasil dalam setiap evaluasi menjadi meningkat.

Kata Kunci: Kemampuan dasar motorik anak, pembelajaran seni tari.

PENDAHULUAN

Anak Taman Kanak-kanak adalah individu yang berusia sekitar

4 hingga 6 tahun yang sedang menjalani proses pertumbuhan dan perkembangan. Anak pada usia TK

(2)

mulai merasakan pendidikan di lingkungan sekolah yang lebih

formal sebagai bentuk

pengembangan dari pendidikan di lingkungan rumah yang biasa hadapi anak. Pendidikan bagi anak-anak sangat penting untuk membentuk pribadi setiap individu anak. Pendidikan yang diterima anak-anak tidak hanya dari keluarga atau lingkungan hidupnya, akan tetapi pendidikan dari sekolah yang akan memberikan materi yang tidak didapatkan dari keluarga atau lingkungan hidupnya. Tempat pendidikan anak-anak ini yang disebut dengan sekolah Taman Kanak-kanak (TK).

Taman Kanak-kanak (TK) merupakan tempat bermain dan belajar bagi anak-anak. Usia anak Taman Kanak-kanak akan lebih senang belajar sesuai dengan kemauannya sendiri karena akan mengembangkan kecerdasan yang dimiliki anak Taman Kanak-kanak. Taman Kanak-kanak tidak hanya memberikan pelajaran umum seperti mengenal huruf dan mengenal bentuk, tetapi juga diberikan pelajaran keterampilan seperti

menggambar, menyanyi dan menari yang dapat memberikan pengalaman berkreativitas. Pembelajaran seni tari pada anak Taman Kanak-kanak sangat berpengaruh besar terutama untuk perkembangan otak dan fisik anak.

Pendidik atau guru perlu mengetahui kebutuhan setiap anak untuk mengembangkan otot-otot besar dan otot-otot kecil anak pada setiap tingkatan usia. Kemampuan motorik yang dimiliki setiap anak berbeda-beda tergantung pada karakteristik masing-masing anak. Kemampuan motorik anak perlu dikembangkan, karena dapat

mendorong kemampuan

keterampilan anak. Perkembangan motorik dapat dirangsang dengan kegiatan menari. Setiap anak yang menari akan menggerak-gerakan tubuh, sehingga anak jadi terlihat aktif. Keterampilan motorik anak secara tidak langsung dapat dikembangkan melalui pelajaran tari dan musik.

Taman Kanak-kanak

(3)

kemampuan dasar motorik anak.

Siswa diarahkan untuk

menggerakkan seluruh badan pada saat pembelajaran seni tari sebagai upaya melatih kemampuan dasar motorik anak. Setiap gerakan yang siswa lakukan memiliki manfaat khususnya untuk kerja otot-otot, disinilah otot-otot selalu dilatih sehingga kemampuan dasar motorik

anak berubah. Semakin

berkembangnya kemampuan motorik siswa semakin menjadi lebih terampil.

Landasan teori yang difokuskan dalam penelitian ini adalah pengelolaan pembelajaran, pembelajaran seni tari, kemampuan motorik, perkembangan motorik, karakteristik anak.

Pengelolaan kelas dan pengajaran adalah dua kegiatan yang sangat erat hubungannya namun dapat dan harus dibedakan satu sama lain karena tujuannya berbeda. Pengelolaan pengajaran mencakup semua kegiatan yang secara langsung dimaksudkan untuk mencapai tujuan-tujuan khusus pengajaran (menentukan entry behavior peserta didik, menyusun rencanya pelajaran,

member informasi, bertanya dan menilai), maka pengelolaan kelas menunjuk kepada kegiatan-kegiatan

yang menciptakan dan

mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar (Rohan 1995: 116).

Pembelajaran merupakan suatu proses yang terdiri dari kombinasi dua aspek, yaitu: belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh siswa, mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi pelajaran (Jihad dan Abdul Haris 2010:11). Peneliti menggabungkan dua komponen pembelajaran menurut Suparman dan Sudjana yang meliputi; enam komponen dasar sistem pembelajaran terdiri dari peserta didik (siswa), lulusan yang berkompetensi, proses pembelajaran, pengajar (guru), kurikulum dan bahan pembelajaran (Suparman 2012: 38). Komponen utama dalam proses belajar mengajar adalah tujuan, bahan, metode dan alat serta penilaian (Sudjana 2009: 30).

(4)

pendidikan, seni tari merupakan kegiatan kreatif yang dapat menumbuhkan kreatifitas seseorang yang mempelajari seni tari. Seni tari merupakan salah satu cabang dari kesenian yang melibatkan gerak sebagai bagiannya, yang didalamnya terdapat suatu proses kegiatan pembelajaran seni tari yang meliputi kegiatan teori dan kegiatan praktek. Seni tari dalam pendidikan formal adalah sebagai sarana memberi kesempatan bebas bagi setiap anak, untuk mengalami dan merasakan sifat artistik yang ditumbuhkan dari tari, sebagai sumbangan untuk setiap pribadi (Margareth dalam Hartono 2012: 25).

Kemampuaan dasar terdiri dari komponen-komponen yang tidak dapat dipisahkan meliputi; daya cipta, bahasa, daya fikir, dan keterampilan (Hidayah 2000: 24).

Motorik ialah sesuatu yang berhubungan dengan gerakan (Simandjuntak dan I.L. Pasaribu 1984: 45). Perkembangan motorik adalah proses seorang anak belajar untuk terampil menggerakan anggota tubuh. Gerakan motorik dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu

motorik halus dan motorik kasar (Sujiono dalam Hartono 2012: 42).

Kemampuan motorik

merupakan kemampuan untuk melakukan koordinasi kerja syaraf motorik yang dilakukan oleh syaraf pusat untuk melakukan kegiatan. Kegiatan-kegiatan tersebut terjadi karena kerja syaraf yang sistematis. Alat indra menerima rangsangan, rangsangan tersebut diteruskan melalui syaraf sensoris ke syaraf pusat (otak) untuk diolah, dan hasilnya dibawa oleh syaraf motorik untuk memberikan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau kegiatan (Sunarto dan Agung Hartono 1994: 11).

Perkembangan motorik berarti perkembangan pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf, dan otot yang terkoordinasi.Perkembangan tersebut berasal dari perkembangan refleksi dan kegiatan masa yang ada padawaktu lahir (Hurlock terjemahan Tjandrasa 1978: 150).

(5)

sangat pesat. Anak memiliki dunia dan karakteristik tersendiri yang jauh berbeda dari karakteristik orang dewasa. Berkenaan dengan karakter anak khususnya anak Taman Kanak-kanak (TK), bahwa anak-anak memiliki ciri keras kepala dan sangat asyik hidup dalam dunia fantasinya (Semiawan dalam Hartono 2012: 27).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Teknik pengumpulan data diperoleh melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang berlangsung selama proses penelitian ditempuh melalui tiga tahap kegiatan yaitu; 1)reduksi data, 2) penyajian data, 3)penarikan kesimpulan (Milles dan Huberman dalam Sugiyono 2009: 335).

Langkah terakhir dari analisis data dalam penelitian ini adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan menggunakan triangulasi sumber, metode, dan teori (Sumaryanto 2007: 114).

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian dan pembehasan dalam penelitian ini meliputi proses pembelajaran seni tari di Taman Kanak-kanan, proses pengembangan kemampuan dasar motorik anak, dan hasil pengembangan kemampuan dasar motorik anak.

Proses Pembelajaran Seni Tari di Taman Kanak-kanak

Proses pembelajaran di Taman Kanak-kanak menggunakan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang diprogramkan oleh Pemerintah, namun pada implementasi proses belajar mengajar lebih bersifat fleksibel dan disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada.

Pelaksanaan proses

pembelajaran seni tari di Taman Kanak-kanak didukung oleh komponen-komponen pembelajaran seperti guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode, media, evaluasi, dan langkah-langkah pembelajaran.

Guru

(6)

guru kelas dan kepala sekolah. Masing-masing kelas baik Kelas B dan Kelas B1 dibimbing oleh dua guru. Dua guru dalam satu kelas akan saling membantu satu sama lain agar dapat memberikan pelajaran secara maksimal.

Siswa

Siswa di Taman Kanak-kanak mempunyai karakter yang berbeda satu sama lain, tetapi dengan bimbingan dari guru siswa-siswa tersebut dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar dengan baik. Ada beberapa karakter yang muncul saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung, ada siswa yang penurut, pemalu, ramai sendiri, suka bermain sendiri, susah diatur , dan ada juga yang suka ngambek atau menangis (Wawancara: Menik 21 Mei 2013).

Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran seni tari adalah siswa dapat mengikuti atau meniru gerakan guru dalam menari, tetapi tidak dituntut untuk bergerak dengan sempurna, yang kedua dengan menari siswa dapat mengembangkan kemampuan

ketrampilan motorik, tetapi apabila siswa sudah mau melakukan gerakan tari dari awal sampai akhir dengan diiringi musik itu sudah sangat bagus, berarti dalam tujuan pembelajaran seni tari sudah tercapai (Wawancara: Menik 21 Mei 2013).

Materi Pembelajaran

Materi yang diberikan kepada siswa Taman Kanak-kanak berdasarkan tema yang ada dalam kurikulum Taman Kanak-kanak. Masing-masing tema pembelajaran bertujuan untuk mengembangkan kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik serta dapat juga untuk mengembangkan kemampuan dasar motoriknya.

Metode

(7)

guru sedang memberikan contoh di depan kelas kemudian siswa memperhatikan. Kedua metode ini sangat efektif digunakan di Taman Kanak-kanak karena anak lebih suka meniru dan lebih memilih pembelajaran yang aktif dan menyenangkan (Wawancara: Menik 21 Mei 2013).

Media Pembelajaran

Media yang digunakan dalam proses belajar mengajar seni tari di Taman Kanak-kanak diantaranya DVD, sound (pengeras suara), kaset CD, dan laptop. Semua alat dan media pembelajaran seni tari di Taman Kanak-kanak Pertiwi Karangcegak cukup terawat dengan baik, sehingga pembelajaran Seni Tari dapat berjalan dengan lancar.

Evaluasi

Evaluasi pembelajaran di Taman Kanak-kanak dilakukan atau diadakan setiap hari setelah siswa selesai melakukan kegiatan belajar mengajar. Evaluasi yang diberikan kepada siswa berupa tugas yang sesuai dengan tema yang diajarkan misalnya menggambar, mewarnai,

berhitung, dan menghafal huruf. Guru juga mempunyai evaluasi sendiri mengenai siswa berupa catatan harian yang nantinya memudahkan guru dan orang tua siswa mengamati perkembangan siswa dalam setiap kegiatan belajar mengajar.

Evaluasi pembelajaran seni tari siswa Taman Kanak-kanak yaitu siswa dapat meniru gerakan tari yang diajarkan oleh guru. Penilaian guru dalam pembelajaran seni tari dilihat dari aspek keaktifan siswa dalam menirukan gerakan yang diajarkan guru dari awal sampai akhir tarian. Langkah-langkah Pembelajaran

Langkah-langkah

(8)

kembali pelajaran yang sudah diberikan dan memberikan evaluasi.

Proses Pengembangan

Kemampuan Dasar Motorik Anak Usia Dini Melalui Pembelajaran Seni Tari

Pembelajaran seni tari di Taman Kanak-kanak dilaksanakan secara bersama antara kelas TK B dengan kelas TK B1, terkadang pembelajaran tari diadakan secara bergantian. Pembelajaran tari dilaksanakan secara intrakurikuler disesuaikan dengan jadwal dan kondisi kelas. Pembelajaran seni tari dilakukan selama setengah jam karena siswa mudah merasa bosan dan capai.

Proses pembelajaran seni tari terdiri dari beberapa pertemuan, yang jumlah pertemuannya tergantung pada materi yang diberikan. Materi yang diajarkan adalah materi gerak tari yang masih berupa gerak dasar kaki, tangan, badan dan kepala. Proses pengembangan kemampuan dasar motorik anak melalui pembelajaran tari pada pertemuan pertama terlihat pada ragam gerak

(9)

dasar motorik kasar dan halusnya tidak muncul dan berjalan lancar seperti teman-temannya.

Pembelajaran pada pertemuan berikutnya terdapat proses pengembangan kemampuan dasar motorik. Gerakan melompat dapat melatih kemampuan dasar motorik kasar anak. Pada awal pertemuan siswa melompat dengan goyah, setelah diulang beberapa kali siswa dapat melompat tidak goyah. Gerakan telapak tangan membuka dan menutup di depan wajah dapat melatih kemampuan dasar motorik halus anak.

Saat pertama diajari siswa membuka dan menutup telapak tangan dengan siku menutup atau tidak tinggi setelah beberapa kali diulang siswa terbiasa menggerakkan gerakan tersebut dengan siku membuka. Gerakan bertepuk tangan di samping telinga melatih kemampuan dasar motorik halus anak. Awal pertemuan siswa bertepuk dengan memutarkan tangan ada yang di depan dada, ada juga yang di atas kepala. Sementara guru mencontohkan di depan kepala, setelah diulang akhirnya siswa dapat

melakukan sesuai contoh dari guru. Kemampuan dasar motorik yang sudah terlatih nantinya akan mampu merespon dengan cepat intruksi gerak tari dari guru.

Proses pengembangan kemampuan dasar motorik anak pada pertemuan ketiga dapat dilatih

dengan gerakan meloncat

menggunakan satu kaki dan menepukan tangan di depan dada kemudian di atas bahu secara bergantian. Gerakan meloncat dengan satu kaki secara bergantian dapat melatih kemampuan dasar motorik kasar anak.

(10)

siswa menggerakkan tangan ada yang dibuka dengan lebar, ada juga yang dibuka dengan sempit, tetapi setelah diajarkan berulang siswa dapat bergerak sesuai yang diajarkan guru serta siswa dapat menggabungkan gerakan tangan dan loncatan kaki.

Proses pengembangan kemampuan dasar motorik anak dapat dilatih dengan gerakan berjalan sambil mengayunkan kedua tanga ke atas dan ke bawah serta gerakan seperti meniru kapal terbang. Gerakan berjalan sambil mengayunkan tangan ke atas dan ke bawah dapat melatih kemampuan dasar motorik kasar anak. Anak yang awalnya tidak bisa menyelaraskan gerakan dengan ketukan yang tepat, setelah diulang beberapa kali siswa dapat menyelaraskan gerakan dengan ketukan yang tepat.

Gerakan menyerupai kapal terbang dapat melatih kemampuan dasar motorik kasar dan halus. Saat tangan direntangkan lurus dapat melatih motorik kasar kemudian telapak tangan yang di buka lebar dapat melatih motorik halus. Di awal pembelajaran siswa melakukan

geralan tersebut tidak lurus sesuai yang diajarkan guru, setelah diualang beberapa kali siswa bisa merentangkan kedua tangan lurus. Hasil Pengembangan Kemampuan Dasar Motorik Anak Melalui Pembelajaran Seni Tari di Taman Kanak-kanak

Hasil pengembangan

kemampuan dasar motorik anak melalui pembelajaran seni tari dapat terlihat pada kemampuan dasar motorik anak yang awalnya kurang dan lemah setelah mendapat pembelajaran seni tari menjadi berkembang karena dalam seni tari terdapat unsur gerak yang dibutuhkan untuk melatih kemampuan dasar motorik anak. Kemampuan dasar motorik anak yang sudah mulai berkembang akan terlihat pada saat siswa aktif dalam bergerak. Siswa juga akan lebih memperhatikan guru dalam bergerak dan tidak bermain sendiri lagi, serta siswa bisa mempraktekkan tari yang sudah diajarkan dengan iringan musik.

(11)

pelajaran Tari siswa Taman Kanak-kanak mengalami perkembangan pada gerakan dasar lokomotor, siswa dapat melompat dengan baik tanpa menekuk kaki, seperti pada pertemuan pertama yang kebanyakan siswa melompat ada yang masih ditekuk kakinya atau tidak lurus.

Gerakan dasar lokomotor seperti gerakan bertumpu dengan satu kaki terdapat pada tari, pada awal pertemuan, siswa belum dikatakan bisa mempraktekkan gerakan bertumpu pada satu kaki yaitu siswa masih sering gemetar dan goyang-goyang, tetapi setelah dilatih siswa mengalami perkembangan dan bisa mempraktekkan gerakan bertumpu pada satu kaki tanpa gemetaran dan goyang-goyang.

Gerakan non lokomotor seperti menekuk, mengayun, bergoyang, meliuk, dan mengangkat juga terdapat di dalam gerakan tari. Pada awal pertemuan siswa belum begitu bisa menggerakkan gerakan tari sesuai contoh, seperti mengayunkan tangan kebanyakan siswa mengayun dengan sesuka hati tanpa terarah tetapi setelah beberapa pertemuan gerakan tersebut

mengalami perkembangan siswa menjadi bisa gerakan mengayunkan tangan dengan terarah sesuai dengan intruksi dari guru. Gerakan manipulatif juga mengalami perkembangan, pada pertemuan pertama siswa menggerakan gerakan seperti menangkap atau bertepuk tidak berbunyi nyaring setelah dilatih gerakan manipulatif berupa bertepuk dapat berbunyi nyaring dan seirama dengan ketukan musik.

Kemampuan dasar motorik kasar anak Taman Kanak-kanak mengalami proses perkembangan, tetapi ada juga siswa yang belum terlihat perkembangannya. Hal ini dikarenakan siswa tersebut kurang memperhatikan guru dalam mengajar dan kurang aktif seperti siswa-siswa yang lain.

(12)

tangan serta jari-jari tangan sudah terbiasa dibuka lebar-lebar sesuai contoh dari guru.

PENUTUP Simpulan

Proses pembelajaran seni tari Taman Kanak-kanak terdiri dari beberapa komponen pembelajaran yaitu guru, siswa, tujuan pembelajaran, materi, metode, media pembelajaran, evaluasi, dan langkah-langkah pembelajaran. Materi tari yang diberikan kepada siswa adalah tari yang berisi gerakan dasar kepala, tangan, badan dan kaki. Komponen pembelajaran tersebut sangat penting, karena dapat membantu guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar.

Pengelolaan pembelajaran seni tari dalam upaya pengembangan kemampuan dasar motorik anak Taman Kanak-kanak melalui tiga tahapan, yaitu pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Materi yang diberikan yaitu tari yang terdiri dari gerak dasar kepala, tangan, badan dan kaki terbagi menjadi empat pertemuan. Pertemuan pertama guru menerangkan ragam gerak pertama Tari. Pertemuan kedua

guru mengajarkan kepada siswa ragam gerak kedua dan ragam gerak ketiga. Pada pertemuan ketiga guru mengajarkan pada siswa ragam gerak ke empat, kemudian pada pertemuan ke empat atau yang terakhir guru mengajarkan ragam gerakan.

Hasil dari pengembangan kemampuan dasar motorik anak melalui pembelajaran seni tari di Taman Kanak-kanak yaitu pada kemampuan motorik kasar anak terbagi menjadi gerakan dasar lokomotor, non lokomator dan manipulatif. Lokomotor dapat berkembangan melalui gerakan yang terdapat pada gerak dasar tari seperti melompat, bertumpu pada satu kaki.

Gerakan non lokomotor seperti menekuk, mengayun. Gerakan manipulatif seperti bertepuk tangan. Gerakan dasar tersebut terdapat pada gerakan tari sehingga dengan sering mengulang gerakan tari secara tidak langsung kemampuan dasar motorik kasar anak mengalami pekembangan.

(13)

dan jari-jari tangan yang ada pada materi tari supaya pada pembelajaran berikutnya siswa lebih tertarik dan senang terhadap pelajaran seni tari. Guru juga harus lebih

memperhatikan tingkat

perkembangan kemampuan dasar motorik anak agar dalam pembelajaran seni tari kemampuan dasar motorik anak akan selalu mengalami perkambangan.

Bagi siswa di Taman Kanak-kanak agar lebih giat belajar khususnya dalam berlatih tari agar hasil dalam setiap evaluasi menjadi meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Hartono. 2012. Pembelajaran Tari Anak Usia Dini. Semarang: UNNES Press. Hidayah, Isti. 2000. “Profil Kegiatan

Belajar dalam Rangka

Meitasari Tjandrasa dan Musliehah

Zarkasih.Jakarta: Erlangga.

Jihad, Asep dan Abdul Hasir. 2010. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo.

(14)

Sumaryanto, Totok. 2007. Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif dalam Penelitian Pendidikan Seni. Semarang: Unnes Press.

Sunarto dan Agung Hartono. 1994. Perkembangan Peserta

Didik. Jakarta:

Departemen Pendidikan dan Keudayaan.

Referensi

Dokumen terkait

• Naskah yang dapat diterima untuk mengikuti ujian sidang Tugas Akhir /Proyek Akhir minimal telah dilakukan 8 (delapan) kali proses bimbingan masing-masing dari pembimbing

Pemekaran wilayah, juga menjadi arena konflik baru, dimana tujuan awal dari ide desentralisasi.. untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal

faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang.. mencerminkan perilaku anak beriman

 Saratoga menghasilkan laba yang diatribusikan kepada pemilik perusahaan sebesar Rp 369 miliar pada semester ini dibandingkan dengan Rp 1,191 miliar untuk periode

Evaluate Design Againts User Requierements Pada tahapan evaluasi ini akan dikenalkan rancangan interface kepada pengguna dan diajukan beberapa pertanyaan berupa angket

[r]

Definisi lain tablet kempa adalah unit bentuk sediaan solid, dibuat dengan mengempa suatu campuran serbuk yang mengandung zat aktif dengan atau tanpa bahan tanbahan atau

Analisis kebutuhan fungsional adalah analisis tentang fungsi-fungsi yang dapat dilakukan oleh sistem, seperti: menerima pengajuan proposal, mengumumkan hasil