Pendidikan dan Keagamaan Seseorang
“Ditujukan untuk memenuhi tugas”
Mata Kuliah
: Psikologi Agama
Dosen
: Dra. Diah Nurita
Jurusan
: Tarbiyah - PAI (IV-A)
Di susun Oleh
Kelompok 8 (Delapan )
- Melisa
- Ezar Wani
- Mardiah Br Lubis
- Rabita
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM JAM’IYAH
MAHMUDIYAH TANJUNG PURA - LANGKAT
KATA PENGANTAR
ْمييححررلاِ نحْمحيررلاِ هحللاِ ْم
ح س
ي بح
Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Tuhan yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.
Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada ibu dosen mata kuliah Psikologi Agama yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Pendidikan dan keagamaan ” sehingga dengan kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.
Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga kami dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya laporan ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.
Terakhir kali sebagai seorang manusia biasa yang mencoba berusaha sekuat tenaga dalam penyelesaian Makalah ini, tetapi tetap saja tak luput dari sifat manusiawi yang penuh khilaf dan salah, oleh karena itu segenap saran penulis harapkan dari semua pihak guna perbaikan tugas-tugas serupa di masa datang.
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
A. Latar belakang...1
B. Rumusan Masalah...1
C. Tujuan Pembahasan...1
BAB II...2
PEMBAHASAN...2
A. Pendidikan Agama Dalam Pendidikan Islam...2
B. Pengaruh Pendidikan terhadap Jiwa Keagamaan...3
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Keagamaan Pada Anak...8
BAB III...10
PENUTUP...10
A. Kesimpulan...10
B. Saran...10
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Pada umumnya agama seseorang ditentukan oleh pendidikan, pengalaman, dan latihan-latihan yang dilaluinya pada masa kecilnya dulu. Seorang yang pada waktu kecilnya tidak pernah mendapatkan pendidikan agama, maka pada masa dewasanya nanti, ia tidak akan merasakan pentingnya agama dalam hidupnya.
Perkembangan agama pada anak-anak, terjadi melalu pengalaman hidupnya sejak kecil, dalam keluarga, di sekolah dan dalam masyarakat lingkungan. Semakin banyak pengalaman yang bersifat agama (sesuai dengan ajaran agama), akan semakin banyak unsur agama, maka sikap, tindakan, kelakuan, dan caranya menghadapi hidup akan sesuai dengan ajaran agama.
B. Rumusan Masalah
a. Bagaimana pendidikan agama dalam pendidikan islam? b. Bagaimana pengaruh pendidikan dalam jiwa keagamaam?
c. Apa faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam jiwa keagamaan?
C. Tujuan Pembahasan
a. Untuk mengetahui pendidikan agama dalam pendidikan islam? b. Untuk mengetahui pengaruh pendidikan dalam jiwa keagamaam? c. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pendidikan dalam jiwa
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendidikan Agama Dalam Pendidikan Islam
Perkembangan kejiwaan seseorang adalah sebuah bentuk kewajaran dan pasti terjadi dalam diri seseorang. Oleh karena itu pendidikan merupakan suatu keniscayaan dalam mengarahkan proses perkembangan kejiwaan. Terlebih lagi dalam lembaga pendidikan islam, tentu akan mempengaruhi bagi pembentukan jiwa keagamaan. Jiwa keagamaan ini perlu ditanamkan pada anak sejak usia dini.
Menurut Quraish Shihab, tujuan pendidikan al Qur`an (Islam) adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya, guna membangun dunia ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah. Atau dengan kata yang lebih singkat dan sering digunakan oleh al Qur`an, untuk bertaqwa kepada-Nya. Dengan demikian pendidikan harus mampu membina, mengarahkan dan melatih potensi jasmani, jiwa, akal dan fisik manusia seoptimal mungkin agar dapat melaksanakan fungsinya sebagai khalifah di muka bumi.1
Pendidikan agama memang mempunyai peranan yang sangat penting bagi manusia, oleh karena itu pendidikan agama islam adalah sebuah upaya nyata yang akan mengantarkan umat islam kepada perkembangan rasa agama. Umat islam akan lebih memahami dan terinternalisasi esensi rasa agama itu sendiri. Pertama yaitu rasa bertuhan; rasa bertuhan ini meliputi merasa ada sesuatu yang maha besar yang berkuasa atas dirinya dan alam semesta, ada rasa ikatan dengan sesuatu tersebut, rasa dekat, rasa rindu, rasa kagum dan lain-lain. Kedua yaitu rasa taat; rasa taat ini meliputi ada rasa ingin mengarahkan diri pada kehendak-Nya dan ada rasa ingin mengikuti aturan-aturan-Nya.2
1 Quraish Shihab. 1992. Membumikan al Qur`an. Bandung : Mizan.h.67
Pendidikan agama adalah bentuk pendidikan nilai, karena itu maksimal dan tidaknya pendidikan agama tergantung dari faktor yang dapat memotivasi untuk memahami nilai agama. Semakin suasana pendidikan agama membuat betah maka perkembangan jiwa keagamaan akan dapat tumbuh dengan optimal. Jiwa keagamaan ini akan tumbuh bersama dengan suasana lingkungan sekitarnya. Apabila jiwa keagamaan telah tumbuh maka akan terbentuk sikap keagamaan yang termanifestasikan dalam kehidupan sehari-harinya.
B. Pengaruh Pendidikan terhadap Jiwa Keagamaan
1. Pendidikan Keluarga
Pendidikan Agama, dalam arti pembinaan kepribadian, sebenarnya telah mulai sejak si anak lahir, bahkan sejak dalam kandungan. Keadaan orang tua, ketika si anak dalam kandungan, mempengaruhi jiwa anak yang akan lahir nanti, hal mini banyak terbukti dalam perawatan jiwa.
Pendidikan agama dalam keluarga, sebelum anak masuk sekolah, terjadi secara tidak formal. Pendidikan agama pada umur ini melalui semua pengalaman anak, baik melalui ucapan yang didengarnya, tindakan, perbuatan dan sikap yang dilihatnya, maupun perlakuan yang dirasakannya.3
Di dalam islam secara jelas Nabi Muhammad SAW. Mengisyaratkan lewat sabdanya :
Hadis riwayat Abu Hurairah Radhiyallahu’anhu, ia berkata: Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda: Setiap anak itu dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi seorang Yahudi, seorang Nasrani maupun seorang Majusi. Sebagaimana seekor binatang yang melahirkan seekor anak tanpa cacat, apakah kamu merasakan terdapat yang terpotong hidungnya?
Si anak mulai mengenal Tuhan dan agama, melalui orang-orang dalam lingkungan tempat mereka hidup. Kata Tuhan pada mulanya mungkin tidak menjadi perhatiannya, tetapi lama kelamaan akan menjadi perhatiannya dan ia akan ikut mengucapkannya setelah ia mendengar kata Tuhan itu berulang kali dalam berbagai keadaan, tempat dan situasi, apalagi ia melihat mimik muka yang membayangkan kesungguh-sungguhan, ketika kata itu diucapkan, mak aperhatiannya akan bertambah, yang lama kelamaan akan bertambah dan menimbulkan pertanyaan dalam hatinya, siapa Tuhan itu ? karena itu anak pada umur 3 atau 4 tahun telah mulai menanyakan kepada orangn tuanya siapa Tuhan itu?
Apapun jawaban orang tuanya ketika itu, akan diterimanya dan itukah yang benar baginya. Andai kata orang tuannya tersalah dalam menjawab pertanyaannya itu, maka yang akan bertumbuh dalam jiwanya itu adalah yang salah itu, kecuali jika diperbaiki nanti oleh guru agamanya setelah masuk sekolah.
Menurut Zakiah Darajat, tanggung jawab pendidikan Islam menjadi beban orang tua dalam lingkungan keluarga antara lain :4
1. Memelihara dan membesarkan anak ini bentuk sederhana bagi setiap orang dan merupakan bentuk yang alami untuk mempertahankan kelansungan hidup anak.
2. Melindungi dan mengayomi, baik jasmani maupun rohani, dari berbagai gangguan penyakit dan menghindari pelecehan dari tujuan hidup.
3. Memberikan pengajaran dalam arti yang luas sehingga anak memperoleh peluang untuk memiliki pengetahuan dan kecakapan.
4. Membahagiakan anaak, dunia maupun akhirat sesuai dengan pandangan dan tujuan hidup.
Hal ini juga sejalan dengan firman Allah dalam QS. At-Tahriim : 6 “tentang kewajiban orang tua”
ًاررَانننن ممننككِيللهمأنون ممككننس
ن ف
ك نمأن ًاُوقك ًاُونكمنآ ن
ن ِيذلللًا َاهنِييأ
ن َاِين
ظ
ظ ِلغل ةظننكنئلِلمن َاننهنِيملنعن ةكرنَاننجنحللمًاون س
ك
َانننللًا َاه
ن دكُوقكون
َاننمن ن
ن ُونلكعنف
م ِينون ممنهكرنمنأن َانمن هنننلللًا ن
ن ُونص
ك عمِين لن دظًاد
ن ش
ل
ن
ن وركمنؤمِيك
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
2. Pendidikan Kelembagaan
Yang dimaksud dengan pendidikan sekolah di sini adalah pendidikan yang diperoleh seseorang di sekolah secara teratur, sistematis, bertingkat, dan dengan mengikuti syarat-syarat yang jelas dan ketat (mulai dari Taman kanak-kanak sampai perguruan tinggi).
Ada beberapa karakteristik proses pendidikan yang berlangsung di sekolah ini, yaitu sebagai berikut :5
1. Pendidikan diselenggarakan secara khusus dan dibagi atas jenjang yang memiliki hubungan hierarkis
2. Usia anak didik di suatu jenjang pendidikan relative homogen.
3. Waktu pendidikan relative lama sesuai dengan program pendidikan yang harus diselesaikan
4. Materi atau isi pendidikan lebih banyak bersifat akademis dan umum
5. Adanya penekanan tentang kualitas pendidikan sebagai jawaban terhadap kebutuhan dimasa yang akan dating.
Fungsi sekolah dalam kaitan dengan pembentukan jiwa keagamaan pada anak, antara lain sebagai lanjutan pendidikan agama di lingkungan keluarga atau membentuk jiwa keagamaan pada diri anak yang tidak menerima pendidikan agama dalam keluarga . dengan kata lain sekolah berfungsi sebagai pembantu
keluarga dalam mendidik anak-anak di sekolah dengan memberikan pendidikan dan pengajaran.
Dalam perspektif islam, fungsi sekolah sebagai media realisasi pendidikan berdasarkan tujuan pemikiran, aqidah dan syariah dalam upaya penghambaan diri terhadap Allah SWT. dan mentauhidkanNya sehingga manusia terhindar dari penyimpangan fitrahnya. Artinya perilaku anak diarahkan agar tetap mempertahankan naluri keagamaan tidak keluar dari bingkai normativisme islam.]
Setiap guru agama pada sekolah dasar, hars menyadari betul bahwa anak didik yang dihadapinya itu telah membawa bekal agama dalam pribadinya masing-masing, sesuai dengan pengalaman hidup yang dilaluinya dalam keluarga.
Pendidikan agama disekolah ditujukan pada pembentukan sikap, pembinaan kepercayaan agama dan pembinaan akhlak, atau dengan ringkas dikatakan pembinaan kepribadian di samping pembinaan pengetahuan agama anak. Guru agama yang ideal, adalah yang dapat menunaikan dua fungsi sekaligus, yaitu sebagai guru dan sebagai dokter jiwa yang dapat membekali anak dengan pengetahuan agama, serta dapat membina kepribadian anak, menjadi seorang muslimyang dikehendaki oleh ajaran agama
Hubungan sosial anak semakin erat pada masa sekolah ini, maka perhatiannya terhadap agama juga, banyak dipengaruhi oleh teman-temnnya, kalau teman-temannya pergi mengaji, mereka akan ikut mengaji, temannya ke masjid mereka akn senang pula ke masjid. Oleh karena itu perbanyaklah kegiatan-kegiatan keagamaan yang dapat dilakukan bersama oleh anak-anak, sehingga semua anak dapat ikut aktif.6
3. Pendidikan Masyarakat
perkembangan anak, termasuk dalam membentuk jiwa keagamaan mereka. Seperti diketahui bahwa dalam keadaan yang ideal, pertumbuhan seseorang dari sosok yang memiliki kepribadian terintegrasi dalam beberapa aspek. Yaitu: mencakup fisik, psiskis, moral dan spiritual . Maka untuk mencapai itu perlu pola asuh yang serasi.
Menurut Wetherington, untuk mencapai tujuan itu perlu pola asuh yang serasi, menurutnya ada enam aspek dalam mengasuh pertumbuhan itu, yaitu: fakta-fakta asuhan, alat-alatnya, regularitas, perlindungan dan unsur waktu
Wetherington memberi contoh mengenai fakta asuhana yanng diberikan kepada anak kembar yang diasuh di lingkungan yang berbeda. Hasilnya ternyata menunjukkan bahwa ada perbedaan antara keduanya sebagai hasil pengaruh lingkungan. Selanjutnya ia mengutip hasil penelitian Newman tentang adanya perbedaan dalam lingkungan sosial dan pendidikan menghasilkan perbedaan-perbedaan yang tidak dapat disangkal. Dengan demikian menurutnya, kehidupan rumah (keluarga) yang baik dapat menimbulkan perubahan-perubahan yang penting dalam perubahan psikis (kejiwaan) dan dalam suasana yang lebih kaya pada suatu sekolah perubahan-perubahan semacam itu akan lebih banyak lagi.7
Selanjutnya karena asuhan terhadap perumbuhan anak harus berlangsung secara teratur dan terus-menerus. Oleh karena itu, lingkungan masyarakat akan memberikan dampak dalam pembentukan pertumbuhan itu. Jika pertumbuhan fisik akan mberhenti saat anak mencapai usia dewasa, namun pertumbuhan psikis akan berlangsung seumur hidup. Hal ini menunjukkan bahwa masa asuhan di kelembagaan pendidikan (sekolah) hanya berlangsung selama waktu tertentu. Sebaliknya asuhan oleh masyarakat akan berjalan seumur hidup. Dalam kaitan ini ada pula terlihat besarnya pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan psikis. Jiwa keagamaan yang memuat norma-norma kesopanan tidak akan dapat dikuasai hanya dengan mengenal saja. Menurut Emerson, norma-norma kesopanan
menghendaki adanya norma-norma kesopanan pula pada orang lain. (M.Buchori: 157).
Dalam ruang lingkup yang lebih luas dapat diartikan bahwa pembentukan nilai-nilaikesopanan atau nilai-nilai yang erkaitan dengan aspek-aspek spritual akan lebih afektif jika seseorang berada dalam lingkungan yang menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut.
Di sini terlihat hubungan antara llingkungan dan sikap masyarakat terhadap nilai-nilai agama. Di lingkungan masyarakat sendiri barangkali akan lebih memberi pengaruh bagi pendidikan jiwa keagamaan dibandingkan dengan masyarakat lain yang memiliki ikatan yang longgar terhadap norma-norma keagamaan. Dengan demikian, fungsi dan peran masyarakat dalam pembenukan jiwa keagamaan akan sangat tergantung dari seberapa jauh masyarakat tersebut menjunjung norma-norma keagamaan itu sendiri.
Para pendidik umumnya sependapat bahwa lapangan pendidikan yang ikut mempengaruhi pendidikan anak didik adalah keluarga, kelembagaan pendidikan dan lingkungan masyarakat. Keserasian antara ketiga lapangan pendidikan ini akan memberi dampak yang positif bagi perkembangan anak, termasuk dalam pembentukan jiwa keagamaan mereka.
Masyarakat bisa menjadi wahana pembelajaran yang sangat luas bagi pertumbuhan dan perkembangan jiwa keagamaan. Secara nilai dan keilmuan manusia berkembang terus-menerus, oleh karena itu pengaruh masyarakat terhadap pertumbuhan jiwa keagamaan merupakan bagian dari aspek kepribadian yang terintegrasi dalam pertumbuhan psikis.
C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jiwa Keagamaan Pada Anak
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa keagamaan sianak adalah:8
a. Unreflective (tidak mendalam)
Dalam penelitian Machion tentang sejumlah konsep ke-tuhanan pada diri anak 73 pesen mereka menggangap tuhan itu bersifat seperti manusia.
b. Egosentris
Anak memiliki kesadaran akan diri sendiri sejak tahun pertama usia perkembangannya dan akan berkembang sejalan dengan petamabahan engalamannya.
c. Anthromorphisl
Pada umumnya konsep mengenai ke-Tuhananpada akan berasal dari hasil pengalamannya dikala ia berhubungan dengan orang lain.
d. Verbalis dan Ritualis
Dari kenyataan yang kita alamiternyata kehidupan agama pada anak-anak sebagian besar tumbuh mula-mula secara verbal(ucapan).
e. Imitatif
Dalam kehidupan sehari-hari dapat kita lihat bahwa tindak keaamaan yang dilakukan oleh anak-anak pada dasarnya siperoleh dari meniru.
f. Rasa Heran
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pendidikan agama dalam Pendidikan Islam sangatlah penting sekali, sebab dengan adanya pendidikan agama, manusia akan lebih dekat dengan Tuhan, dan keimanan mereka akan semakin kuat.
2. Pendidikan sangatlah berpengaruh terhadap jiwa keagamaan seseorang, khususnya dalam pembentukan pribadi atau pembentukan watak. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin baik tingkat kecerdasan dalam melaksanakan ibadah kepada Allah Yang Maha Esa. oleh karena itu pengaruh pendidikan terhadap jiwa keagamaan sangatlah penting untuk diketahui guna untuk menanamkan rasa keagamaan pada seorang anak didik. Diantara pengaruhnya adalah :
a. Pendidikan Keluarga
b. Pendidikan Kelembagaan
c. Pendidikan di masyarakat
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Quraish. 1992. Membumikan al Qur`an. Bandung : Mizan. Drajat, Zakiah. 1970..Ilmu Jiwa Agama, .Jakarta : Bulan Bintang.
Hasbullah. 2012.Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers. Drajat, Zakiah. 1970Ilmu Jiwa Agama, Jakarta : Bulan Bintang.