• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Nasional dan Struktur Birokras

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Kebijakan Nasional dan Struktur Birokras"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Kebijakan Nasional dan Struktur Birokrasi

Suraya Mukadar / 201720240211024

Program Studi Magister Kebijakan dan Pengembangan Pendidikan Surayamukadar880@gmail.com

Abstrak

Kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar kebijakan yang bersifat

luas.Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha mencapai tujuan

tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan tertentu. Sedangkan kebijakan pemerintah

mempunyai pengertian baku yaitu suatu keputusan yang dibuat secara sistematik oleh

pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu yang menyangkut kepentingan umum.

Sedangkan Birokrasi secara sederhana diartikan sebagain organisasi pemerintah, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang menjalankan tugas sebagai penyedia

(pelayanan) jasa kepada masyarakat.Kehadiran birokrasi sebenarnya dipergunakan untuk

mengatur suatu pekerjaan yang beraneka ragam yang.menyangkut kepentingan orang banyak

agar bisa terlaksana dan melayani semua golongan dengan baik, efektif, dan mudah.

Kata Kunci: Kebijakan Pemerintah, Kebijakan Nasional, Birokrasi

Pendahuluan

Kebijakan pemerintah sangat terkait dengan masalah publik atau

masalah-masalah pemerintah yang ada pada suatu negara. Kenyataannya kebijakan telah banyak

membantu para pelaksana pada tingkat birokrasi pemerintah maupun para politisi untuk

memecahkan masalah-masalah publik. Kebijakan publik dapat dikatakan merupakan suatu

bentuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah demi kepentingan kelompok-kelompok

yang kurang beruntung dalam masyarakat.

Mengawali perbincangan topik tentang “Kebijakan Nasional dan Struktur Birokrasi” dalam

tulisan ini, saya mengutip pendapat Syaefudin Sa ud dan Abin Syamsuddin Makmun tentang

kekuasaan kebijakan:

“Kekuasaan kebijakan mencakup setiap hukum yang memperhatikan

kesejahteraan semua orang dalam negaranya atau setiap individu di dalamnya, apakah

berkaitan dengan hak-hak atau kewajibannya, apakah penghargaan sebagai individu

(2)

atau setiap individu di dalamnya. Kekuasaan kebijakan adalah kekuasaan negara

untuk membatasi hak-hak individu atas kepentingan kelompok sosial karena

mempertimbangkan kesehatan masyarakat, keamanan, kesejateraan atau moral.”

Pernyataandi atas menggambarkan peran negara atau pemerintah yang memiliki wewenang

menentukan kebijakan dalam bentuk perundang-undangan kebijakan, negara bebas

merumuskan dan menjalankan kebijakannya sendiri, termasuk bidang pendidikan. Kebijakan

bidang pendidikan yang memenuhi langit harapan masyarakat Indonesia adalah terpenuhinya

pendidikan yang unggul bagi seluruh lapisan masyarakat hingga simpul paling bawah.

Kebijakan pendidikan bukan tidak mungkin menjadi bagian kebijakan publik dalam arti yang

sesungguhnya, yakni melibatkan peran serta rakyat dalam menentukan cita-cita sosial (social

ideals) secara kolektif dalam menentukan kebijakan pendidikan di negara mereka

sendiri.(Solichin, 2015)

Kemudian birokrasi secara sederhana diartikan sebagain organisasi pemerintah, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang menjalankan tugas sebagai penyedia

(pelayanan) jasa kepada masyarakat. Dalam sebuah organisasi, baik organisasi swasta

(private), maupun organisasi publik (public) termasuk organisasi pemerintahan di dalamnya

terdapat organ-organ yang membentuk sebuah organisasi sehingga organisasi dapat berfungsi

sebagaimana mestinya. Oleh karena itu tulisan ini akan membahas bagaimana kebijakan

nasional dan struktur birokrasi di Indonesia.

Pembahasan

A. Pengertian Kebijakan

Istilah kebijakan atau kebijaksanaan yang diterjemahkan dari kata policy

memang biasanya dihubungkan dengan keputusan pemerintah, karena pemerintahlah

yang mempunyai kekuasaan (wewenang) untuk mengarahkan masyarakat, dan

bertanggung jawab melayani kepentingan umum.Kebijakan dapat juga berarti sebagai

rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis pelaksanaan suatu pekerjaan,

kepemimpinan, dan cara bertindak. oleh beberapa ahli maupun organisasi kebijakan

diartikan sebagai berikut ini:

• Friedrik (1963) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah serangkaian tindakan

(3)

dengan mencantumkan kendala-kendala yang dihadapi serta kesempatan yang

memungkingkan pelaksanaan usulan tersebut dalam upaya mencapai tujuan.

• Menurut PBB: Kebijakan adalah suatu deklarasi mengenai dasar pedoman

(untuk) bertindak, suatu arah tindakan tertentu, suatu program mengenai

aktivitas-aktivitas tertentu atau suatu rencana.

• Anderson (1979) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan serangkaian

tindakan yang mempunyai tujuan tertentu yang mesti diikuti dan dilakukan

oleh para pelakunya untuk memecahkan suatu masalah (a purposive corse of

problem or matter of concern).

• Lasswell (1970) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah sebagai suatu program

pencapaian tujuan, nilai-nilai dan praktik-praktik yang terarah (a projected

program of goals values and practices).

• Heclo (1977) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan cara bertindak yang

sengaja dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah-masalah.

• Amara Raksasa Taya (1976) Berpendapat Bahwa kebijakan ialah suatu taktik

atau strategi yang diarahkan untuk mencapai tujuan.

• Budiardjo (1988) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah sekumpulan

keputusan yang diambil oleh seorang pelaku atau kelompok politik dalam

usaha memilih tujuan-tujuan dan cara-cara untuk mencapai tujuan tersebut.

• Anderson Berpendapat Bahwa Kebijakan adalah suatu tindakan yang

mempunyai tujuan yang dilakukan seseorang pelaku atau sejumlah pelaku

untuk memecahkan suatu masalah.

• Carter V. Good (1959) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan sebuah

pertimbangan yang didasarkan atas suatu nilai dan beberapa penilaian

terhadap faktor-faktor yang bersifat situasional, untuk mengoperasikan

perencanaan yang bersifat umum dan memberikan bimbingan dalam

pengambilan keputusan demi tercapainya tujuan.

• Indrafachrudi (1984) Berpendapat Bahwa kebijakan adalah suatu ketentuan

pokok yang menjadi dasar dan arah dalam melaksanakan kegiatan administrasi

atau pengelolaan.

• Carl Friedrich Berpendapat Bahwa Kebijakan ialah sebuah tindakan yang

mengarah pada tujuan dalam lingkungan tertentu sehubungan dengan adanya

hambatan-hambatan tertentu seraya mencari peluang-peluang untuk mencapai

(4)

• Eulau (1977) Berpendapat Bahwa kebijakan merupakan keputusan tetap,

dicirikan oleh tindakan yang bersinambung dan berulang-ulang pada mereka

yang membuat dan melaksanakan kebijakan.

• Menurut KBBI: Kebijakan merupakan rangkaian konsep dan asas yang

menjadi garis dan dasar rencana dalam pelaksanaan pekerjaan, kepemimpinan,

serta cara bertindak (tetang perintah, organisasi, dan lainnya).

Kebijakan atau kajian kebijakan dapat pula merujuk pada proses pembuatan

keputusan-keputusan penting pada organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif

seperti prioritas program maupun pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan

dampaknya. Kebijakan bisa juga diartikan sebagai mekanisme politis,

finansial, manajemen, atau administratif untuk mencapai suatu tujuan eksplisit.

Kebijakan dapat berbentuk keputusan yang dipikirkan secara matang dan hati-hati

oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan berulang yang rutin

dan terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan.

Jadi kebijakan merupakan seperangkat keputusan yang diambil oleh

pelaku-pelaku politik dalam rangka memilih tujuan dan bagaimana cara untuk mencapainya.

Kebijakan Pemerintah

Kebijakan pemerintah pada prinsipnya dibuat atas dasar kebijakan yang

bersifat luas.Menurut Werf (1997) yang dimaksud dengan kebijakan adalah usaha

mencapai tujuan tertentu dengan sasaran tertentu dan dalam urutan tertentu.

Sedangkan kebijakan pemerintah mempunyai pengertian baku yaitu suatu keputusan

yang dibuat secara sistematik oleh pemerintah dengan maksud dan tujuan tertentu

yang menyangkut kepentingan umum.

Dalam berbagai sistem politik, kebijakan publik diimplementasikan oleh

badan-badan pemerintah (melalui kebijakan pemerintah).Badan-badan tersebut

melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pemerintah dan hari ke hari yang membawa

dampak pada warganegaranya.Dalam literatur administrasi. (Subarsono, 2005:87)

Untuk lebih memahami tentang kebijakan pemerintah, Berikut Definisi

Pemerintah Menurut Para Ahli:

• Thomas R. Dye mengatakan Kebijaksanaan pemerintah merupakan apa saja

(5)

Definisi Thomas R. Dye itu didasarkan pada kenyataan, bahwa banyak sekali

masalah-masalah yang harus diatasinya, banyak sekali kainginan dan

kehendak rakyat yang harus dipenuhinya. (Soenarko, 2003:41)

• Dimock dalam bukunya yang berjudul Public Administration mengarahkan

kebijaksanaan pemerintah adalah perpaduan dan kristalisasi dan pada

pendapat- pendapat dan keinginan-keinginan banyak orang dan

golongan-golongan dalam masyarakat. (Soenarko, 2003:43)

• Robert Eyestone mengatakan kebijaksanaan pemerintah adalah hubungan

suatu lembaga pemerintah terhadap lingkungannya. (Soenarko, 2003:42)

• Carl J. Friedrich mengatakan kebijakan pemerintah adalah suatu arah tindakan

yang diusulkan pada seseorang, golongan, atau Pemerintah dalam suatu

lingkungan dengan halangan-halangan dan kesempatan-kesempatannya, yang

diharapkan dapat memenuhi dan mengatasi halangan tersebut di dalam rangka

mencapai suatu cita-cita atau mewujudkan suatu kehendak serta suatu tujuan

tertentu. (Soenarko, 2003:42)

• Heinz Eulau dan Kenneth Prewitt mengatakan Kebijakan dapatlah diberi

definisi sebagai suatu keputusan yang siap dilaksanakan dengan ciri adanya

kemantapan perilaku dan berulangnya tindakan, baik oleh mereka yang

membuatnya maupun oleh mereka yang harus mematuhinya. (Soenarko,

2003:41).

Kebijakan Nasional

Yaitu kebijakan Negara yang bersifat fundamental dan strategis untuk

mencapai tujuan nasional/Negara sesuai dengan amanat UUD 1945

GBHN.Kewenangan dalam pembuat kebijaksanaan adalah MPR, dan presiden

bersama-sama dengan DPR.

Bentuk kebijaksanaan nasional yang dituangkan dalam peraturan

perundang-undangan dapat berupa:

(6)

• Peraturan pemerintah pengganti undang undang (Perpu) dibuat oleh presiden

dalan hal kepentingan memaksa setelah mendapat persetujuan DPR.

Pemerintahmelalui Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17

Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan membuat

formulasi yang jelas sebagai tata laksana pengelolaan pendidikan yang dalam

manajemen pendidikan nasional sebagai sains dan praktek berkaitan dengan

implementasi kebijakan pendidikan maupun pelaksanaan program yang dijabarkan

dari kebijakan-kebijakan tersebut. Berikut ini cuplikan Peraturan Pemerintah

Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 tersebut:

Bab II

Pengelolaan Pendidikan Bagian Kedua

Pengelolaan Pendidikan oleh Pemerintah Pasal 5

Menteri bertanggung jawab mengelola sistem pendidikan nasional

serta merumuskan dan/atau menetapkan kebijakan nasional pendidikan.

Pasal 6

1) Kebijakan nasional pendidikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5

dituangkan dalam: a. rencana pembangunan jangka panjang; b. rencana

pembangunan jangka menengah; c. rencana strategis pendidikan nasional;

d. rencana kerjaPemerintah; e. rencana kerja dan anggaran tahunan; dan f.

ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pendidikan.

2) Kebijakan nasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup

pelaksanaan strategi pembangunan nasional yang meliputi: a. pelaksanaan

pendidikan agama serta akhlak mulia; b. pengembangan dan pelaksanaan

kurikulum berbasis kompetensi; c. proses pembelajaran yang mendidik

dan dialogis; d. evaluasi, akreditasi, dan sertifikasi pendidikan yang

memberdayakan; e. peningkatan keprofesionalan pendidik dan tenaga

kependidikan; f. penyediaan sarana belajar yang mendidik; g. pembiayaan

pendidikan yang sesuai dengan prinsip pemerataan dan berkeadilan; h.

(7)

wajib belajar; j. pelaksanaan otonomi manajemen pendidikan; k.

pemberdayaan peran masyarakat; l. pusat pembudayaan dan pembangunan

masyarakat; dan m. pelaksanaan pengawasan dalam sistem pendidikan

nasional.

3) Kebijakan nasional pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan

ayat (2) merupakan pedoman bagi: a. Kementerian; b. Kementerian

Agama; c. kementerian lain atau lembaga pemerintah nonkementerian

yang menyelenggarakan satuan pendidikan; d. pemerintah provinsi; e.

pemerintah kabupaten/kota; f. penyelenggara pendidikan yang didirikan

masyarakat;g. satuan atau program pendidikan; h. dewan pendidikan; i.

komite sekolah/madrasah atau nama lain yang sejenis; j. peserta didik; k.

orang tua/wali peserta didik; l. pendidik dan tenaga kependidikan; m.

masyarakat; dan n. pihak lain yang terkait dengan pendidikan di Indonesia.

4) Pemerintah mengalokasikan anggaran pendidikan agar sistem pendidikan

nasional dapat dilaksanakan secara efektif, efisien, dan akuntabel.

5) Pengalokasian anggaran pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (4)

dikonsolidasikan oleh Menteri.

Pasal 7

Pemerintah mengarahkan, membimbing, mensupervisi, mengawasi,

mengoordinasi, memantau, mengevaluasi, dan mengendalikan

penyelenggara, satuan, jalur, jenjang, dan jenis pendidikan secara nasional.

Arah Kebijakan Pendidikan di Indonesia

Kebijakan pendidikan di Indonesia berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, diarahkan untuk

mencapai hal-hal sebagai berikut:

1) Mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan

yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia menuju terciptanya manusia

Indonesia berkualitas tinggi dengan peningkatan anggaran pendidikan secara

berarti;

2) Meningkatkan kemampuan akademik dan profesional serta meningkatkan jaminan

(8)

secara optimal terutama dalam peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti

agar dapat mengembalikan wibawa lembaga dan tenaga kependidikan;

3) Melakukan pembaharuan sistem pendidikan termasuk pembaharuan kurikulum,

berupa diversifikasi kurikulum untuk melayani keberagaman peserta didik,

penyusunan kurikulum yang berlaku nasional dan lokal sesuai dengan

kepentingan setempat, serta diversifikasi jenis pendidikan secara professional;

4) Memberdayakan lembaga pendidikan baik sekolah maupun luar sekolah sebagai

pusat pembudayaan nilai, sikap, dan kemampuan, serta meningkatkan partisipasi

keluarga dan masyarakat yang didukung oleh sarana dan prasarana memadai;

5) Melakukan pembaharuan dan pemantapan sistem pendidikan nasional berdasarkan

prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan manajemen;

6) Meningkatkan kualitas lembaga pendidikan yang diselenggarakan baik oleh

masyarakat maupun pemerintah untuk memantapkan sistem pendidikan yang

efektif dan efisien dalam menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,

dan seni;

7) Mengembangkan kualitas sumber daya manusia sedini mungkin secara terarah,

terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif dan reaktif oleh seluruh

komponen bangsa agar generasi muda dapat berkembang secara optimal disertai

dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya;

8) Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan

dan teknologi, termasuk teknologi bangsa sendiri dalam dunia usaha, terutama

usaha kecil, menengah, dan koperasi

B. Struktur Birokrasi

Birokrasi secara sederhana diartikan sebagain organisasi pemerintah, baik

pemerintah pusat maupun pemerintah daerah yang menjalankan tugas sebagai

penyedia (pelayanan) jasa kepada masyarakat. Dalam sebuah organisasi, baik

organisasi swasta (private), maupun organisasi publik (public) termasuk organisasi

pemerintahan di dalamnya terdapat organ-organ yang membentuk sebuah organisasi

sehingga organisasi dapat berfungsi sebagaimana mestinya (Nawawi, 2013).

Menurut Weber sebagaimana dikutip Zaidan Nawawi, rumusan birokrasi pada

hakikatnya mengandung makna pengorganisasian yang tertib, tertata dan teratur

dalam hubungan kerja yang berjenjang serta memiliki prosedur dalam tatanan suatu

(9)

pada teori Weber, Albrow mengajukan ciri-ciri utama birokrasi ideal antara lain,

yaitu: (1) adanya struktur hierarki, termasuk pendelegasian wewenang dari atas ke

bawah dalam organisasi; (2) adanya serangkaian porsi-porsi jabatan yang

masing-masing memiliki tugas dan tanggung jawab yang tegas; (3) adanya aturan-aturan,

regulasi-regulasi dan standar-standar formal yang mengatur tata kerja organisasi dan

tingkah laku para anggotanya; (4) adanya personel yang secara teknis memenuhi

syarat yang dipekerjakan atas dasar karier dengan promosi yang didasarkan atas

kualifikasi dan penampilan (kinerja).

Birokrasi Pendidikan di Indonesia

Kehadiran birokrasi sebenarnya dipergunakan untuk mengatur suatu pekerjaan

yang beraneka ragam yang.menyangkut kepentingan orang banyak agar bisa

terlaksana dan melayani semua golongan dengan baik, efektif, dan mudah. Akan

tetapi, dalam perkembangannya, sampai sekarang birokrasi telah menjadi momok

bagi manusia modern, yang selalu ingin dihindari dan dijauhi (Rifai, 2011).

Lebih jauh Muhammad Rifai mengungkapkan tentang fokus utama Rencana

Strategis (Renstra) Kemendiknas 2010-2014 adalah memberikan pelayanan yang

berhubungan dengan birokrasi pendidikan nasional.Sebagaimana yang kita ketahui

bersama, kelahiran orde reformasi adalah respons atas buruknya birokrasi pada masa

orde baru.Namun nyatanya, birokrasi pada masa orde reformasi tidaklah jauh

berbeda.Masih menurut Rifai, di dalam Renstra Kemendiknas tersebut dikatakan

bahwa persoalan birokrasi pendidikan berkaitan dengan reformasi birokrasi yang

merupakan inti dari berbagai program prioritas guna meningkatkan kualitas pelayanan

publik.Kemendiknas menjadi salah satu Kementerian yang harus menyelesaikan

reformasi birokrasi.Reformasi birokrasi sangat diperlukan sejalan dengan

tanggungjawab yang semakin besar karena harus mengelola anggaran pendidikan

sebesar 20% dari APBN/APBD. Berdasarkan kajian awal reformasi birokrasi pada

tahun 2009, reformasi birokrasi dilaksanakan antara lain melalui kebijakan- kebijakan

sebagai berikut: (1) restrukturasi organisasi yang mendukung visi dan misi

Kemendiknas, (2) penyempurnaan tata laksana, (3) peningkatan kualitas sumber daya

manusia, (4) pengembangan sistem pengukuran dan remunerasi berbasis kinerja, dan

(10)

Kesimpulan

Kebijakandapat pula merujuk pada proses pembuatan keputusan-keputusan penting

pada organisasi, termasuk identifikasi berbagai alternatif seperti prioritas program maupun

pengeluaran, dan pemilihannya berdasarkan dampaknya. Kebijakan bisa juga diartikan

sebagai mekanisme politis, finansial, manajemen, atau administratif untuk mencapai suatu

tujuan eksplisit. Kebijakan dapat berbentuk keputusan yang dipikirkan secara matang dan

hati-hati oleh pengambil keputusan puncak dan bukan kegiatan-kegiatan berulang yang rutin

dan terprogram atau terkait dengan aturan-aturan keputusan.

Dengan adanya kehadiran birokrasi sebenarnya dipergunakan untuk mengatur suatu

pekerjaan yang beraneka ragam yang.menyangkut kepentingan orang banyak agar bisa

terlaksana dan melayani semua golongan dengan baik, efektif, dan mudah. Akan tetapi,

dalam perkembangannya, sampai sekarang birokrasi telah menjadi momok bagi manusia

(11)

Daftar Pustaka

Rencana Strategis Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2010- 2014

Rifai, M. (2011).Politik Pendidikan Nasional.Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nawawi, Z. (2013). Manajemen Pemerintahan (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Solichin, M. (2015).Implementasi Kebijakan Pendidikan Dan Peran Birokrasi.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mewujudkan perencanaan Pengembangan Kawasan Perkebunan Kampoeng Bawen menjadi Pengembangan Kawasan Perkebunan Kampoeng Bawen menjadi Pusat Agrowisata Jawa Tengah yang

NO ATRIBUT LAYANAN GAP KUALITAS LAYANAN KANO 1 Perusahaan memiliki peralatan dan teknologi terbaru (modern) -0.7 Lemah M 2 Material dan fasilitas fisik lain

Terdapat hubungan erat antara pengertian korelasi dan linieritas. Korelasi Pearson, menunjukkan adanya kekuatan hubungan linier dalam dua variabel. Sekalipun demikian

Berdasarkan kepada tabel 2 tersebut di atas, maka masalah dalam penyelenggaraan pembelajaran daring tidak hanya berasal dari tenaga pendidik saja, melainkan juga berasal dari

Gaol, M.Si Doddy Wihardi, S.I.P, M.I.Kom Doddy Wihardi, S.I.P, M.I.Kom Jeanie Annissa, S.I.P, M.Si Jeanie Annissa, S.I.P, M.Si Muhammad Shaufi, M.Pd.I Muhammad Shaufi, M.Pd.I

Dengan mengeksplotasi kembali ‘warisan leluruh’ dan mengekspresikan dalam bentuk desain produk baru, yang lebih nampak professional dari pada bentuk wujud adat, pada

Semakin banyak munculnya organisasi – organisasi atau koperasi – koperasi lain yang timbul di masyarakat yang tentunya dapat menjadi pesaing bagi koperasi Sidowaluyo, salah

Seperti jumlah armada pengangkutan sampah yang masih kurang seimbang dengan volume sampah yang dihasilkan, cuaca yang seringkali tidak mendukung sehingga