• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembinaan Masyarakat berbasis IPTEKS. pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pembinaan Masyarakat berbasis IPTEKS. pdf"

Copied!
84
0
0

Teks penuh

(1)

PEMBINAAN MASYARAKAT

BERBASIS IPTEKS

RIDWAN ABDULLAH SANI

CIPTA PUSTAKA MEDIA PERINTIS :

BANDUNG

(2)

Kata Pengantar

Peranan perguruan tinggi dalam mengatasi permasalahan yang terjadi di masyarakat adalah dengan menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau seni dalam upaya meningkatkan taraf hidup masyarakat dan membantu masyarakat memiliki daya saing. Upaya tersebut seharusnya dilakukan oleh civitas academica melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat sebagai salah satu dari Tri Dharma perguruan tinggi. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Universitas Negeri Medan (Unimed) dikoordinasikan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat.

Sejalan dengan perluasan mandat Universitas Negeri Medan, yang sebelumnya focus dalam bidang kependidikan, Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat (LPM) Unimed memiliki peran yang lebih luas dalam bidang kependidikan dan non-kependidikan. Keinginan untuk memberikan layanan terbaik bagi masyarakat dicerminkan dalam rumusan visi LPM Unimed, yakni: Unggul dalam Penerapan IPTEKS untuk Pemberdayaan Masyarakat. Sasaran yang dituju sesuai dengan visi tersebut dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2015 Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Unimed sebagai berikut:

1. Tersedia teknologi tepat guna (TTG) yang bermanfaat bagi peningkatan daya saing masyarakat.

2. Tersedia layanan masyarakat pendidikan berbasis penelitian dan inovasi.

3. Dosen dan mahasiswa terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis IPTEKS.

4. Tersedia solusi efektif untuk mengatasi permasalahan masyarakat.

(3)

Pada tahun 2012, beberapa kegiatan telah dilaksanakan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan. Pengembangan TTG dilakukan melalui dana DP2M Dikti Kemdikbud oleh 15 kelompok dosen seperti yang dideskripsikan dalam buku ini. Layanan bagi masyarakat berbasis penelitian telah dilakukan melalui dana PNBP Unimed di kabupaten Deli Serdang. Pada tahun yang sama, LPM Unimed melakukan kegiatan peningkatan mutu pendidikan tingkat SMA di beberapa sekolah untuk seluruh kabupaten/kota propinsi Sumatera Utara yang dibiayai oleh DP2M Dikti. Kegiatan tersebut didasarkan atas hasil penelitian yang dilakukan untuk mengkaji kesulitan yang dihadapi siswa dalam menyelesaikan soal ujian nasional tingkat SMA.

Beberapa kerjasama telah dilakukan pada tahun 2012, diantaranya: kerjasama dengan PT Pertamina dalam kegiatan Social Mapping untuk Corporate Social Responsibility (CSR) di kota Pematang Siantar, Belawan, dan Tandem; kerjasama dengan Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah dalam kegiatan Benchmarking Pembiayaan Pendidikan di Malaysia, Thailand, China, dan Korea; kerjasama dengan Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dalam kegiatan Survey Sekolah Rusak untuk keperluan rehabilitasi.

(4)

untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat secara tepat sasaran dengan mempertimbangkan kearifan lokal. Upaya yang dilakukan oleh LPM Unimed dalam pembinaan masyarakat adalah mempercepat upaya peningkatan kemampuan SDM menggunakan IPTEKS Inovatif maupun memecahkan permasalahan yang muncul akibat dinamika dan perubahan tata nilai masyarakat. Pengembangan SDM dilakukan agar masyarakat memiliki kesiapan dalam menghadapi persaingan hidup yang semakin kompetitif.

Fokus kegiatan yang dilakukan di LPM Unimed mengacu pada program utama yang dilakukan oleh masing-masing koordinator program. Program utama tersebut dideskripsikan dalam buku ini, dan arah pengembangan dilakukan sebagai berikut:

1. Membantu masyarakat dalam menerapkan inovasi IPTEKS untuk meningkatkan taraf hidup dan daya saing.

2. Desiminasi dan implementasi hasil penelitian yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha, dan/atau dunia industri yang bermitra dengan LPM Unimed

3. Memberdayakan UKM binaan melalui inovasi IPTEKS, manajemen, dan pembinaan kapasitas.

4. Mengembangkan budaya kewirausahaan di kalangan warga kampus.

5. Menstimulasi pengembangan Unit Usaha Jasa dan Industri di kalangan warga kampus.

6. Mensinergiskan upaya pemberdayaan potensi masyarakat melalui pola kerjasama yang melibatkan Unimed, Pemda, dunia usaha/dunia industri, serta masyarakat.

(5)

memperoleh hak paten atas karya inovatif yang digunakan untuk pengabdian kepada masyarakat.

Buku ini dibuat sebagai bahan kerjasama dan sosialisasi kegiatan yang dilakukan oleh civitas academica Universitas Negeri Medan yang dikoordinasikan oleh Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu LPM Unimed dalam melaksanakan kegiatan, terutama kepada dosen, pegawai, dan mahasiswa yang terlibat langsung dalam pelaksanaan kerjasama dengan berbagai pihak, pelaksanaan pembinaan masyarakat, survey, dan pelatihan guru. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada berbagai pihak yang telah memberikan kepercayaan kepada LPM Unimed dalam kerjasama dan bantuan yang sangat berarti bagi kami. Terima kasih secara khusus disampaikan kepada rektor Unimed yang memberikan perhatian kepada LPM Unimed, kepada Drs. H. Zulkifli Simatupang, M.Pd sebagai Sekretaris LPM Unimed yang telah membantu menjalankan program di LPM, kepada Dr. Sri Minda Murni, M.S. yang membantu alih bahasa, dan kepada Mukti Hamjah Harahap, M.Si serta Rita Purnama Sari, M.Pd yang membantu dalam mengumpulkan data untuk profil LPM ini.

Medan, 14 Maret 2013 Ketua LPM Unimed

(6)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar Daftar Isi

BAGIAN I. KEGIATAN PEMBINAAN MASYARAKAT BERBASIS IPTEKS (IbM) PADA TAHUN 2012

Pembinaan Kelompok Peternak Ayam Desa Silebo-Lebo untuk Pemanfaatan Kotoran Ayam menjadi Pupuk Cair Organik ...

Pendahuluan ... Metode ... Pembinaan Masyarakat untuk Mengolah Sampah Organik ...

Pendahuluan ... Pelaksanaan Pembinaan ...

Pelatihan Pengolahan Abu Sekam Padi menjadi Zeolit 4A untuk Pembuatan Deterjen Ramah Lingkungan ...

Pendahuluan ... Metode Pembinaan ... Pembinaan Usaha Buah Mangrove di Kabupaten Deli Serdang

Pendahuluan ... Metode Pembinaan ... Pelaksanaan Kegiatan ... Pembinaan Usaha Biskuit Kangkung di Kecamatan Medan Marelan Kota Medan ...

Pendahuluan ... Pembinaan Kelompok Usaha Perajin Lidi di Desa Silau Rakyat ... Pendahuluan ... Metode Pembinaan ... Pelaksanaan Kegiatan ... Pembinaan Kelompok Tani Padi dan Peternak Unggas untuk Penanggulangan dan Pemanfaatan Hama Keong Mas ...

Pendahuluan ... Pembinaan Usaha Biskuit Tepung Ubi Jalar dan Tepung Bekicot (Pangan Lokal) untuk Peningkat Status Gizi Anak Balita ...

(7)

Sinembah ... Pendahuluan ... Metode ... Pembinaan Usaha Sulam Pita di Kabupaten Deli Serdang ...

Pendahuluan ... Metode Pelaksanaan Kegiatan

Pembinaan Kelompok Usaha Makanan Ringan di Kabupaten Deli Serdang Pendahuluan ... Metode Pelaksanaan Kegiatan ... Pembinaan Guru dalam Pembuatan Batik Berbasis Budaya Lokal ...

Pendahuluan ... Metode Pembinaan ... Pengembangan Alat Pengasap Ikan Sistem Rotary ... Pendahuluan ... Metode Pembinaan ... Pembuatan Generator Pembangkit Listrik Tenaga Angin Skala Kecil dari Alternator Mobil pada Rumah Tinngal Sederhana di Perbukitan ...

Pendahuluan ... Metode Pembinaan ...

BAGIAN II. Peningkatan Mutu Pendidikan Sumatera Utara Pendahuluan

Permasalahan Wilayah Solusi yang Diterapkan Hasil Kegiatan

BAGIAN III. PROFIL LPM UNIVERSITAS NGERI MEDAN A. Visi, Misi, dan Tujuan

B. Struktur Organisasi LPM Unimed

C. Kegiatan Pembinaan Masyarakat Oleh Dosen Unimed yang Didanai DP2M Dikti (2005 s.d. 2011)

D. Layanan yang ditawarkan kepada masyarakat 1. Teknologi Tepat Guna

(8)
(9)

BAGIAN II

(10)

IMPLEMENTASI MODEL PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN SUMATERA UTARA

Ridwan Abdullah Sani, Zulkifli Simatupang, Isda Pramuniati, Mukti Hamjah

(11)

menanggulangi kesulitan belajar siswa pada indikator kompetensi yang bermasalah.

PENDAHULUAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di beberapa sekolah di propinsi Sumatera Utara ditemukan sepuluh faktor penyebab rendahnya kualitas kompetensi siswa SMA yang menyebabkan mereka kesulitan menyelesaikan soal UN, yakni: (1) minimnya perangkat pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru dan sekolah; (2) rendahnya kualitas kinerja guru; (3) perpustakaan dan laboratorium kurang difungsikan sebagai sarana belajar, (4) KBM masih berpusat pada guru (teacher centered) sehingga siswa tidak aktif belajar, (5) komitmen pimpinan sekolah terhadap mutu pendidikan masih rendah; (6) rendahnya motivasi siswa dalam belajar; (7) kurangnya sarana dan prasarana pendidikan; (8) terbatasnya penggunaan sumber belajar; (9) rendahnya kualitas monitoring dan evaluasi akademik; (10) praktek salah dari desentralisasi pendidikan yang berdampak negatif terhadap manajemen sekolah. Penyebab permasalahan yang ditemukan adalah kurangnya kompetensi guru dalam penguasaan materi bidang studi dan minimnya kompetensi dalam penguasaan pembelajaran yang efektif, lemahnya kompetensi awal siswa ketika memasuki SMA, dan kurangnya aktivitas peningkatan mutu pendidikan yang diselenggarakan di sekolah.

(12)

(MONEV) serta supervisi terhadap guru baik dalam hal perencanaan pembelajaran maupun dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas, sehingga kepala sekolah tidak mengetahui apakah pembelajaran yang dilakukan oleh guru telah maksimal dan sesuai dengan standar kompetensi yang ditetapkan. Permasalahan lain yang ditemukan adalah kurangnya manejemen Kepala sekolah dalam merencanakan pengembangan sumber daya manusia (guru) untuk mengikuti pelatihan/forum ilmiah sehingga menyebabkan guru kurang mengetahui informasi terkini sehubungan dengan bidang masing-masing.

Faktor lain yang menentukan keberhasilan siswa dalam menyelesaikan UN adalah kualifikasi guru. Jika dilihat dari kualifikasi akademik tingkat pendidikan guru sekolah sampel rata-rata telah mempunyai pendidikan sarjana S1, namun masih terdapat ketidaksesuain keahlian guru dengan mata pelajaran yang diajarkan. Kondisi ini menyebabkan rendahnya kualitas pelaksanaan pembelajaran. Hasil tes probing yang dilakukan kepada guru di sekolah sampel menunjukkan rata-rata guru hanya mampu menjawab tes sekitar 80%, bahkan ada yang hanya mampu menjawab sekitar 10%. Fenomena tersebut mencerminkan kurangnya penguasan materi pembelajaran oleh tenaga pengajar. Kompetensi guru dalam pedagogic juga belum optimal. Berdasarkan angket yang diberikan kepada siswa diketahui bahwa siswa sulit memahami penjelasan yang diberikan guru, guru kurang melibatkan siswa secara aktif dalam belajar tidak hanya ceramah, guru kurang menggunakan fasilitas dan sumber belajar. Siswa menyarankan agar guru memperbaiki cara mengajar. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis angket yang diberikan pada siswa diketahui bahwa model pembelajaran yang digunakan guru masih belum bervariasi dan tidak memperhatikan efektivitas pembelajaran, guru juga jarang menggunakan media dalam proses pembelajaran baik media alami atau media buatan.

(13)

angket, tes probing, wawancara, dan observasi untuk semua kabupaten), yakni:

1) Kompetensi guru bermasalah

2) Terdapat guru yang tidak sesuai bidang keahlian 3) Guru tidak selalu memiliki persiapan dalam mengajar 4) PBM berpusat pada guru

5) Siswa tidak aktif belajar

6) Fasilitas belajar kurang dimanfaatkan

7) Belajar tidak menggunakan sumber yang bervariasi 8) Evaluasi tidak sesuai materi belajar (kesesuaian RPP dan

implementasinya)

Berdasarkan hasil angket diketahui bahwa pembelajaran yang dilakukan pada umumnya hanya menggunakan metode ceramah. Berikut ini disajikan data hasil angket yang dapat menunjukkan gambaran pembelajaran di propinsi Sumatera Utara.

(14)

Gambar 2. Gambaran pembelajaran IPS di propinsi Sumatera Utara

PERMASALAHAN WILAYAH

Beberapa permasalahan yang ditemukan dalam penelitian pemetaan dan pengembangan mutu pendidikan (PPMP) yang dilakukan di propinsi Sumatera Utara antara lain:

a. Pada umumnya sekolah tidak memiliki program pengelolaan pendayagunaan pendidik dan tenaga kependidikan. Pengawasan yang dilakukan oleh kepala sekolah dalam upaya meningkatkan standar kompetensi lulusan, tidak dilaksanakan secara terencana. Evaluasi program kerja sekolah hanya dilaksanakan untuk memenuhi tuntutan administrasi, sehingga proses pelaksanaan evaluasi tidak efektif dan tidak berbobot. Berdasarkan penggalian informasi, ditemukan beberapa kepala sekolah yang tidak memiliki program evaluasi kinerja guru.

b. Ditemukan adanya proses rekrutmen tenaga pendidik dan proses mutasi guru yang tidak sesuai prosedur dan kebutuhan. Pelaksanaan rekrutmen guru dilaksanakan tidak terkait dengan kebutuhan guru, tetapi didasarkan atas pertimbangan lain, misalnya nepotisme. Demikian juga proses dan pelaksanaan mutasi tidak dilaksanakan atas dasar kebutuhan

Ganti guru

guru memperbaiki cara mengajar

Guru perlu membahas PR

Guru memberikan latihan yg cukup

fasilitas dan sumber belajar diperbaiki

(15)

dan objektivitas, tetapi dipengaruhi factor subjektif. Hal ini menyebabkan sebaran guru bidang studi yang di-UN-kan tidak merata di beberapa sekolah, pada beberapa sekolah terdapat kelebihan guru, sedangkan di sekolah lain terdapat kekurangan guru.

c. Guru kurang bertanggungjawab dan mampu dalam membuat perencanaan pembelajaran yang berkualitas, menerapkan pembelajaran inovatif, mengembangkan media dan penilaian berbasis kelas. Pada umumnya guru membuat RPP hanya untuk pemenuhan administrasi sekolah.

d. Sarana dan prasarana penunjang pembelajaran pada umumnya tidak memadai. Permasalahan lain adalah kurangnya kompetensi guru memanfaatkan laboratorium atau sarana belajar sehingga sarana dan prasarana penunjang yang terdapat di sekolah tidak digunakan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar. Minimnya penggunaan bahan ajar dan sumber belajar yang bervariasi juga ditemukan dalam PBM.

e. Persoalan utama yang menjadi penyebab rendahnya mutu pendidikan adalah kompetensi guru yang kurang memadai, terutama penguasaan materi ajar dan penguasaan pembelajaran yang efisien dan efektif. Pada umumnya guru belum menerapkan pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik.

Permasalahan umum dan implementasi Model Pemecahan Masalah UN di Sumatera Utara

N o

Permasal ahan

(16)

N o

Permasal ahan

Model Aktivitas Sasaran Pihak Terlibat

pelajaran 4. Dinas

(17)

N o

Permasal ahan

Model Aktivitas Sasaran Pihak Terlibat profesiona

litas berkelanju tan

dalam pengemb angan profesi guru

6. Kegiatan pengemb angan profesi berkelanj utan

Guru Bidang Studi

5. Pengawas 6. Dinas

Pendidika n

SOLUSI YANG DITERAPKAN

(18)

Gambar 3. Model peningkatan mutu pendidikan Tim PMP Unimed

Pelatihan Pengawas dan Guru Inti oleh Tim Unimed

Koordinasi dengan Dinas Pendidikan dan Kepala

Sekolah SMA sasaran

Kegiatan MGMP melibatkan guru inti dan Guru Bidang

Studi Monev kegiatan MGMP

oleh Pengawas Pelaporan

efektivitas kegiatan

MGMP

Diskusi mekanisme MGMP/Lesson

Study

Implementasi hasil pelatihan dan pembimbingan oleh guru bidang

studi pada KBM di kelas

Monev oleh Guru Inti Laporan Monev

kegiatan KBM

Revisi system pelatihan guru oleh

Tim Unimed

Pengukuran Luaran, Dampak, dan efektivitas Kegiatan oleh TIM PMP

(19)

Model yang diimplementasikan oleh Tim-PMP Unimed sangat bervariasi bergantung pada proses pembelajaran yang selama ini dilaksanakan di kabupaten/kota. Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Unimed melaksanakan koordinasi rutin untuk menjaga kualitas pelaksanaan kegiatan serta melaksanakan monitoring dan evaluasi dalam upaya menjamin keterlaksanaan kegiatan peningkatan mutu pendidikan di kabupaten kota. Ketua pelaksana dan daerah yang dibina untuk kabupaten/kota adalah sebagai berikut.

PAKET KOTA/KABUPATEN Ketua Peneliti 1

· Nias Utara

· Nias Barat

· Gunung Sitoli

Arwansyah (Ekonomi)

2 · Nias Selatan

· Nias Induk

Alkhafi (Fisika)

3

· Labuhan Batu

· Labuhan Batu Utara

· Labuhan Batu Selatan

Asmin Panjaitan (Matematika)

4 · Padang Lawas

· Padang Lawas Utara

Kustoro (Ekonomi)

5 · Tapsel

· Padang Sidempuan

Asrin Lubis

8 · Tanjung Balai

· Asahan

Zulkifli Simatupang (Biologi)

9 · Batu Bara

· Tebing Tinggi

Martina Restuati (Biologi)

10 · Pematang Siantar

· Simalungun

(20)

PAKET KOTA/KABUPATEN Ketua Peneliti 11 · Binjai

· Langkat

Azhar Umar (Bhs Indonesia)

12 · Medan Sugiharto

(IPS/Geografi) 13 · Deli Serdang Restu (IPS/Geografi) 14

· Karo

· Dairi

· Pakpak Barat

Jurubahasa Sinuraya (Fisika)

15 · Tapanuli Utara

· Humbahas

Hasratuddin (Matematika)

16 · Madina Rahmat Nauli (Kimia) 17 · Serdang Bedagai Abdurrahman (Bhs

Indonesia)

Tahapan yang dilakukan dalam penerapan model peningkatan mutu guru adalah sebagai berikut:

1. Guru inti yang telah dipilih untuk mengikuti kegiatan ini terlebih dahulu mengikuti pre test untuk melihat kompetensi professional setiap guru. Pretes ini juga bermanfaat untuk mengetahui kelemahan guru dalam melaksanakan pembelajaran selama ini di sekolah.

2. Tim menilai kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan format penilaian APKG 1 dan APKG 2. Kemudian dilakukan diskusi mengenai kelemahan guru dalam mengajar dan hal-hal yang perlu diperbaiki.

(21)

model-model pembelajaran yang telah dibahas bersama instruktur. Model pembelajaran ini dipilih dengan beberapa pertimbangan, yakni pertimbangan karakteristik peserta didik (siswa), kelengkapan sarana prasarana, dan karakteristik materi yang akan dipelajari. Rancangan kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan model pembelajaran ini dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

(22)

5. Guru-guru lain dan instruktur dalam kelompok tersebut melakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran dengan melihat RPP yang telah dibuat guru tersebut.

6. Semua guru dalam kelompok termasuk guru yang telah mengajar kemudian bersama-sama mendiskusikan pengamatan mereka terhadap pembelajaran yang telah dilakukan. Diskusi dilakukan dengan membahas kompetensi pedagogic guru berdasarkan nilai APKG-1 dan APKG-2. Tahap ini merupakan tahap refleksi, dimana didiskusikan kelemahan dan langkah-langkah perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.

7. Kegiatan terakhir yang dilakukan oleh Tim PMP adalah melakukan post test terhadap guru-guru peserta kegiatan untuk melihat peningkatan kompetensi profesional guru tersebut. 8. Selanjutnya guru inti yang telah dilatih melakukan sharing

dengan guru mata pelajaran yang sama di sekolahnya melalui MGMP yang disebut kegiatanimplementasi training.

HASIL KEGIATAN

Efektivitas model peningkatan mutu pendidikan ini dinilai berdasarkan aspek sikap/perilaku guru dan output/luaran dengan kriteria sebagai berikut:

· Sikap dan kompetensi

1. Perubahan cara mengajar guru.

2. Antusiasme dan keceriaan dalam mengikuti seluruh kegiataan yang sudah dijadwalkan.

3. Perubahan RPP guru model yang lebih baik terutama dalam membuat skenario pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dari hasil perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru model itu sendiri.

4. Kesungguhan guru dalam mengikuti seluruh kegiataan yang sudah dijadwalkan.

(23)

6. Penguasaan kemampuan professional guru terutama untuk materi-materi yang bermasalah. 7. Interaksi guru dan tutor.

· Efektifitas Kegiatan

Output/luaran untuk masing-masing mata pelajaran diukur untuk mengevaluasi kompetensi profesional (materi tertentu) dan kompetensi pedagogik guru. Pengukuran efektifitas kegiatan meliputi evaluasi sebelum pelaksanaan model dan sesudah pelaksanaan pembelajaran. Ukuran efektifitas dihitung dengan menggunakan persamaan:

· Profesional

= − × 100%

· Pedagogik

= ℎ − × 100%

Efektifitas Peningkatan Mutu Pembelajaran Bahasa Indonesia

(24)

yang telah disesuaikan dengan unsur paragraf), tetapi mereka cukup kesulitan membahas permasalahan pedagogik. Guru bidang studi bahasa Indonesia merasa kesulitan dalam menentukan metode ataupun model pembelajaran yang harus digunakan pada saat mengajarkan materi pelajaran. Diketahui bahwa para guru peserta banyak yang belum memahami model-model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran untuk bidang studi bahasa Indonesia.

Solusi yang dilakukan adalah menentukan terlebih dahulu dua sub pokok bahasan yang akan dipraktekkan pada saat real teaching. Kemudian ditentukan model pembelajaran yang cocok untuk sub pokok bahasan tersebut, dan melakukan uji coba cara menerapkan atau mengaplikasikan model pembelajaran tersebut. Selanjutnya, instruktur bersama dengan seluruh peserta membuat rincian kegiatan belajar mengajar untuk kedua sub pokok bahasan (menentukan fakta dan opini dalam wacana dan menentukan simpulan isi paragraf) yang akan dipraktekkan pada saat real teaching. Solusi ini ternyata efektif untuk mengatasi permasalahan pembelajaran bahasa Indonesia.

Efektifitas Peningkatan Mutu Pembelajaran Bahasa Inggris

(25)

dilakukan. Untuk mata pelajaran Bahasa Inggris di Kabupaten Batubara dan Tebing Tinggi diterapkan model pembelajaran CTL. Strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.

Pada beberapa kabupaten dilakukan model Discusion. Setelah melakukan perlakuan dan penerapan real teaching untuk pembelajaran bahasa Inggris, terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran Discusion. Model pembelajaran Discusion merupakan salah satu model pembelajaran berbasisstudent centered learning (SCL). Berdasarkan hasil pengamatan di kelas, diamati bahwa guru melibatkan siswa secara langsung dalam KBM. Setiap siswa dapat menguji tingkat pengetahuannya dan penguasaan bahan pelajarannya masing-masing. Ketika diskusi (discusion), terjadi pengajuan pertanyaan dan mempertahankan pendapat sehingga menimbulkan rasa percaya diri siswa. Indikator yang digunakan untuk melihat efektifitas model dan pembelajaran berpusat pada siswa tergambar dari kegiatan belajar mengajar dimana aktivitas lebih siswa lebih dominan daripada aktivitas guru. Peningkatan hasil belajar tersebut tidak terlepas dari perencanaan RPP yang baik oleh guru maupun pelaksanaannya di kelas.

Efektifitas Peningkatan Mutu Pembelajaran Matematika

(26)

atas konsep dasar dan relasi terkait himpunan bilangan. Item kedua berasal dari bentuk akar. Item ini dirancang untuk mengevaluasi penguasaan peserta atas sejumlah syarat yang harus diperhatikan terkait dengan konsep dan prosedur yang ada. Item ketiga diambil dari topik dimensi tiga. Item ini dirancang untuk mengevaluasi kemampuan spasial peserta dan kemampuan untuk memberi jawaban yang divergen beserta argumen yang mendasarinya. Item keempat diambil dari geometri dimensi dua. Item ini dirancang untuk mengevaluasi penguasaan konsep geometri dimensi dua dan sistem deduktifnya, dengan didasarkan pada salah satu karakteristik matematika yaitu konsisten pada semestanya. Kegagalan peserta menjawab soal pretes menunjukkan bahwa peserta cenderung mengabaikan konsep dasar dan sejumlah aturan yang berlaku terkait konsep yang diujikan.

Soal post-tes menggunakan soal yang sama dengan soal pretes untuk mengukur perkembangan peserta setelah kegiatan pelatihan. Hasil post-tes menunjukkan peningkatan kompetensi yang signifikan. Berdasarkan respon post-tes ini peserta sudah menjawab setiap item, termasuk bagian pedagogi yang diabaikan sebelumnya. Penguasaan konsep dasar matematika juga terlihat meningkat berdasarkan capaian skor peserta pada empat item matematikanya. Kesalahan pada bagian matematika kali ini lebih kepada ketidak sempurnaan argumen tanpa kehilangan konsep dasar yang sesungguhnya. Dengan peningkatan yang signifikan ini dapat disimpulkan bahwa kegiatan pelatihan berdampak positif bagi peningkatan kompetensi guru baik materi bidang studi maupun pedagoginya.

(27)

Pemecahan masalah merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pembelajaran matematika karena prosedur pemecahan dapat melatih kemampuan analisis siswa yang diperlukan untuk menghadapi masalah-masalah yang ditemuinya dalam kehidupan sehari-hari. Langkah-langkah dalam pemecahan masalah dapat pula membantu siswa memahami fakta-fakta, konsep, atau prinsip matematika dengan menyajikan ilustrasi dan realisasinya. Pemecahan masalah matematika membantu siswa dalam meningkatkan kecepatan, pemahaman, penyusunan, perincian, dan penemuan secara logis dalam matematika. Untuk mata pelajaran Matematika di Kabupaten Batubara dan Kotamadya Tebing Tinggi diterapkan model pembelajaran konteksual. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL) merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. Dalam konteks ini siswa perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan bagaimana mencapainya. Hal ini menyebabkan siswa menyadari bahwa apa yang mereka pelajari berguna untuk hidupnya. Efektifitas Peningkatan Mutu Pembelajaran Fisika

(28)

Namun, masih ada komponen pengamatan yang belum ditunjukkan oleh guru saat melakukan real teaching. Komponen yang masih lemah, antara lain: 1) pelaksanaan tindak lanjut atau follow up belum dilakukan secara tepat oleh guru dalam proses di akhir pembelajaran, 2) guru belum menyampaikan hubungan antara pokok bahasan yang sedang dibahas sekarang ini dengan pokok bahasan yang akan disampaikan selanjutnya. Minimnya penggunaan media secara efektif pada saat proses pembelajaran juga menjadi kelemahan beberapa guru. Dalam kegiatan pembelajaran, hal yang penting bukan hanya menampilkan media saja, namun lebih penting memberdayakan media tersebut untuk mengefektifkan pembelajaran sehingga mudah dipahami siswa. Kesesuaian metode dengan penggunaan media pembelajaran juga sangat penting diperhatikan. Kegiatan evaluasi pembelajaran juga masih harus perlu diperbaiki sebab dalam proses pembelajaran guru tidak melakukan beberapa jenis evaluasi yang perlu dilakukan, namun guru masih hanya sekedar melakukan tanya jawab secara formalitas.

Setelah melaksanakan beberapa diskusi untuk refleksi pembelajaran, guru mampu memperbaiki KBM. Pada saat guru tampil untuk kedua kalinya, rata-rata skor APKG mengalami peningkatan jika dibandingkan saat guru tampil pertama sekali. Kenaikan proses pembelajaran ini diperoleh setelah guru kedua mengamati guru pertama melakukan real teaching dan dievaluasi langsung oleh guru kedua selanjutnya dapat diatasi pada saat tampil melaksanakan pembelajaran.

(29)

penentuan entalpi dan energi ikatan, (2) kesetimbangan kimia, khususnya penentuan nilai tetapan kesetimbangan, (3) laju reaksi, khususnya grafik laju reaksi, dan (4) persamaan reaksi organik. (5) struktur atom.

Pembelajaran untuk mata pelajaran kimia di Kabupaten Langkat menggunakan model Contextual Teaching and Learning (CTL) yang merupakan proses pembelajaran yang holistik dan bertujuan membantu siswa untuk memahami makna materi ajar dengan mengaitkannya terhadap konteks kehidupan mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial dan kultural), sehingga siswa memiliki pengetahuan/ketrampilan yang dinamis dan fleksibel untuk mengkonstruksi sendiri secara aktif pemahamannya. Untuk mata pelajaran Kimia di Kabupaten Batubara dan kotamadya Tebing Tinggi diterapkan model pembelajaran PBL. Pada model PBL, fokus pembelajaran ada pada masalah yang dipilih sehingga siswa tidak saja mempelajari konsep-konsep yang berhubungan dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut. Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar yang berhubungan dengan ketrampilan menerapkan metode ilmiah dalam pemecahan masalah dan menumbuhkan pola berpikir kritis.

Efektifitas Peningkatan Mutu Pembelajaran Biologi Secara umum kelemahan guru Biologi terlihat pada kemampuan menggunakan media pembelajaran, dan kemampuan menutup pelajaran ataupun tindak lanjut yang harus dilakukan. Pada saat pelaksanaan real teaching ditemukan berbagai permasalahan, yakni:

(30)

2. Penggunaan waktu kurang efisien dan materinya terlalu banyak.

3. Tulisan di papan tulis kurang diberikan penjelasan. 4. Media yang digunakan belum sesuai materi.

5. Interaksi antara siswa belum muncul walaupun proses pembelajaran menggunakan metode diskusi.

Setelah pelaksanaan real teaching selesai, kemudian dilakukan diskusi untuk membahas permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan real teaching dan solusi yang disarankan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang disarankan adalah sebagai berikut :

1 Pada saat menulis di papan tulis guru harus berdiri dengan posisi menyamping sehingga masih bisa diamati gerakan siswa melalui ekor mata guru. Hal ini termasuk ketrampilan guru dalam mengelola kelas. Topik diskusi harus disertai dengan penjelasan tentang hal-hal yang perlu didiskusikan oleh siswa dan siswa diberi tahapan kegiatan yang harus dilakukan.

2 Materi yang disampaikan harus disesuaikan dengan waktu yang tersedia sehingga penjelasan guru dapat dipahami siswa.

3 Guru harus menulis di papan tulis secara teratur dan skemanya disertai dengan penjelasan agar siswa dapat mengikuti urutan materi yang diajarkan guru.

4 Media yang digunakan harus dapat memudahkan siswa untuk memahami materi yang disajikan guru. Panduan yang diberikan guru harus jelas.

(31)

kelompok penyaji. Guru bertindak sebagai moderator dan fasilitator dalam pembelajaran.

Berdasarkan hasil diskusi, real teaching dan FGD yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan tentang proses pembelajaran Biologi yang diharapkan dapat dikembangkan dalam MGMP. Adapun yang menjadi kesimpulannya adalah :

1. Materi pembelajaran Biologi sedikitnya terbagi dalam 3 karakter pembelajaran, yaitu : (a) konsep, (b) pemahaman, (c) berbasis praktikum/ laboratorium. Setiap pokok bahasan atau sub pokok bahasan materi Biologi baik di kelas X, XI, dan XII hendaknya dikelompokkan terlebih dahulu ke dalam karakter pembelajaran tersebut.

2. Perlu dilakukan pemilihan berbagai metode dan model pembelajaran yang cocok diterapkan dalam proses pembelajaran Biologi.

3. Setelah itu dilakukan penentuan metode dan model yang akan digunakan untuk setiap sub pokok bahasan sesuai dengan karakter pembelajaran Biologi, dan dilakukan praktek secara langsung baik dalam bentuk peer teaching di dalam kelompok MGMP ataupunreal teaching di tempat guru mengajar.

4. Untuk materi Biologi yang memiliki karakter praktikum/ laboratorium sebaiknya selalu melakukan uji coba sebelum praktikum dilaksanakan yang akan berdampak pada kemungkinan adanya revisi penyusunan LKS praktikum ataupun revisi penuntun praktikum.

(32)

berharga, dan (5) Bahasa-bahasa perbankan. Materi yang paling sulit dalam pelaksanaan Pembelajaran Ekonomi adalah materi pasar modal karena kesulitan penyediaan media pembelajaran yang berkaitan dengan pasar Modal. Berdasarkan hasil diskusi ditemukan kendala dari guru-guru, yakni:

1. Kemampuan guru dalam mempersiapkan RKBM masih kurang terutama dalam merumuskan Indikator, Tujuan Pembelajaran, Skenario Pembelajaran serta menyusun Instrumen Evaluasi.

2. Guru masih kurang mampu merumuskan Indikator pembelajaran diduga karena guru-guru belum menguasai tingkatan taksonomi Bloom (Bloom’s Taxonomy)

,

tidak memahami kata-kata kerja operasional untuk masing-masing ranah Ranah kognitif, Ranah afektif, Ranah psikomotor.

3. Tujuan Pembelajaran belum menggunakan rumusan ABCD; A=Audience (petatar, siswa, mahasiswa, murid dan sasaran didik lainnya), B=Behavior (perilaku yang dapat diamati sebagai hasil belajar), C=Condition (persyaratan yang perlu dipenuhi agar perilaku yang diharapkan dapat tercapai, dan D=Degree (tingkat penampilan yang dapat diterima).

4. Kemampunan menyusun skenario pembelajaran juga belum baik, guru-guru umumnya menggunakan metode ceramah, latihan dan tanya jawab serta penugasan. Guru belum mengenal model-model pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk aktif dalam pembelajaran. Kondisi ini berdampak pada pembelajaran yang monoton menggunakan ceramah sehingga cepat membuat siswa merasa bosan.

(33)

sehingga instrumen test yang disusun guru tidak dapat digunakan untuk mengukur ketercapaian Indikator Pembelajaran.

Setelah pelaksanaan real teaching selesai, kemudian dilakukan diskusi untuk membahas permasalahan yang timbul pada saat pelaksanaan real teaching dan solusi yang disarankan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang disarankan adalah sebagai berikut :

1. Apersepsi yang diberikan guru harus terkait secara langsung dengan materi yang akan diajarkan, misalnya dengan bertanya tentang konsep dasar/ pengertian dari materi yang akan diajarkan untuk mengukur kesiapan siswa dalam menghadapi materi yang akan diajarkan. 2. Indikator dan tujuan Pembelajaran harus disampaikan

guru setelah apersepsi sehingga siswa mengetahui tujuan dan manfaat dari materi yang akan diajarkan. 3. Untuk mengaktifkan siswa dengan model pembelajaran

kooperatif, guru harus menggunakan teknik inquiry terbimbing, dimana tahap-tahap yang harus dilakukan siswa harus terinci secara jelas. Selain itu guru harus mampu mengembangkan pembelajaran dengan interaksi antara siswa dan guru dan siswa dengan siswa, sehingga aktifitas pembelajaran akan lebih didominasi siswa.

4. Teknik menutup pembelajaran harus selalu melibatkan siswa, dan dapat dilakukan dengan cara: membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa dan memberikan arahan/motivasi atau tugas sebagai remidi ataupun pengayaan.

(34)

bidang studi Sosiologi, yaitu (1) Ciri/unsur pembentukan keteraturan social (2) Fungsi/unsur dari sistem pelapisan sosial (3) Bentuk kemajemukan struktur sosial berdasarkan contoh yang disajikan (4) Bentuk mobilitas sosial (5) Dua ciri satu suatu komunitas (paguyuban/patembayan) (6) Faktor penghambat/pendorong mobilitas sosial (7) Gemenschaft/gesselschaft (8) Sebab terjadinya kemajemukan masyarakat Indonesia (9) Pengaruh interaksi/asimilasi/amalgamasi/konsolidasi sosial terhadap integrasi sosial (10) Kesesuain sikap/prilaku sosial dengan kehidupan multikultural (11) Politik aliran/primodialisme (12) Bentuk perubahan sosial berdasarkan contoh yang disajikan (13) Fungsi sosialisasi/afeksi/ekonomi.

Berdasarkan analisa data pre test kemudian dilakukan diskusi yang membahas tentang kemampuan profesional (penguasaan materi) dan kemampuan pedagogik (teknik pembelajaran). Pada saat pelaksanaan diskusi, diketahui bahwa guru pada umumnya mampu membuat RPP (Rencana Program Pengajaran) dengan mengikuti format yang diberikan instruktur, namun guru masih kesulitan dalam merangkai aktivitas kegiatan inti dengan menerapkan beberapa model pembelajaran sehingga materi yang perlu pengayaan lebih dalam tidak dapat dibedakan dengan materi yang lainnya. Dalam proses diskusi dan workshop guru mendapatkan pemahaman baru tentang cara mengaplikasikan model-model pembelajaran ke dalam materi sosiologi. Solusi yang dilakukan pada saat workshop adalah menentukan terlebih dahulu sub pokok bahasan yang akan dipraktekan pada saatreal teaching.

(35)

timbul pada saat pelaksanaan real teaching dan solusi yang disarankan untuk mengatasi permasalahan tersebut. Solusi yang disarankan adalah sebagai berikut :

1. Pada awal proses pembelajaran sebaiknya guru memberikan motivasi kepada siswa agar atmosfer belajar tercipta selama kegiatan berlangsung.

2. Dalam menyampaikan indikator dan tujuan pembelajaran sebaiknya guru lebih terarah dan jelas agar mudah dipahami siswa dan target tercapai dengan maksimal.

3. Model pembelajaran dipilih disesuaikan dengan pokok bahasan yang disampaikan. Misalnya, guru menerapkan model Problem Based Learning karena pembelajaran menyangkut masalah-masalah sosial yang dihadapi siswa dan masyarakat dalam kehidupan sehari-hari.

4. Pada pembelajaran guru mampu memperhatikan karakteristik siswa sehingga pemberian evaluasi bisa dilakukan dengan optimal dan siswa lebih diaktifkan.

Berdasarkan hasil workshop, real teaching dan FGD yang telah dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan tentang proses pembelajaran Sosiologi yang diharapkan dapat dikembangkan dalam MGMP, antara lain:

(36)

terhadap situasi dan kondisi yang terjadi dalam masyarakat sehingga bisa memberikan contoh kepada siswa ketika menyampaikan materi atau pokok bahasan dengan issu sosial yang sedang terjadi.

2. Guru harus mampu membuat model pembelajaran yang lebih bervariasi dan diharapkan bisa menerapkan metode pembelajaran out class agar suasana lebih menarik dan dapat melihat langsung fenomena yang terjadi di masyarakat.

3. Guru Sosiologi harus kreatif dan inovatif artinya mampu membuat konsep dan menciptakan suatu pengetahuan baru kepada siswa.

4. Dalam pemanfaatan media pembelajaran guru sebaiknya berkordinasi dengan manajemen sekolah dan bila memungkinkan guru Sosiologi bisa memfasilitasi sendiri agar tujuan yang diharapkan bisa diperoleh dengan maksimal.

Efektifitas Peningkatan Mutu Pembelajaran Geografi Berdasarkan analisis data hasil pre test di Pematang Siantar diperoleh empat pokok bahasan yang dianggap sulit oleh guru bidang studi Geografi, yaitu (1) Penduduk, (2) Geosfer, khususnya penentuan gejala yang terjadi pada lapisan, (3) konsep geografi, khususnya iklim. Sedangkan di PALUTA, dari pertanyaan yang diujikan terdapat 9 pertanyaan yang tidak dapat dijawab semua guru pada pretest dan postest, yaitu pertanyaan nomor 2 (tentang interaksi wilayah), 3 (DAS), 8 (batuan), 9 (skala peta), 12 (hutan mangrove), 14 (foto udara), 15 (foto udara), 18 (peta), dan pertanyaan nomor 19 (tentang biosfer).

(37)

dilakukan oleh MGMP untuk peningkatan mutu proses pembelajaran geografi, yakni:

1. Materi yang pada dasarnya langsung berkaitan dengan kehidupan nyata, oleh sebab itu diperlukan penalaran atau logika berfikir untuk apa materi yang akan diajarkan pada kehidupan nyata. Kecenderungannya tujuan pembelajaran yang jelas dan dapat menjelaskan apa aplikasinya dalam kehidupan nyata lebih mudah diikuti siswa,

2. Pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi, pemusatan pembelajaran yang berada pada siswa membutuhkan model pembelajaran yang tepat dan dapat mengakomodasi materi.

(38)

BRIEF PROFILE OF COMMUNITY SERVICE INSTITUTION OF THE STATE UNIVERSITY OF MEDAN

The Community Service Institution of the State University of Medan was originally known as Community Service Center in the time when The State University of Medan (Unimed) was still named as IKIP Medan (Teacher Training and Education Institution). During that time, the Community Service Center was a division under The Reseach Institution. In July 27, 1978, The Community Service Center was parted from The Research Institution by the Rector’s letter Number: 3033/UU/Rek/7/IKIP/78. Furthermore, by the Decree of the President of the Republic of Indonesia Number 124 of 1999, dated October 7, 1999 on IKIP Medan became The State University of Medan (UNIMED), The Community Service Center of IKIP Medan was also renamed as The Community Service Institution of State University Medan (LPM UNIMED). As the concequence, the vision, mission, and objectives of LPM UNIMED were also changed by the letter of The Ministry of Education and Culture of the Republic of Indonesia No. 271/0/1999 dated October 14, 1999 on the Organization structure of The State University of Medan.

VISION

Being an excellent institution in the application of science and technology for community empowerment

MISSION

1. Organizing science, art, and technology-based community services.

2. Developing creative and innovative efforts to improve the community productivity

3. Conducting education and services to empower the community

(39)

1. To produce effective solutions to solve the problems of the community

2. To produce innovative and productive products FUNCTION

Based on the vision and the mission of the Community Service Institution, the functions are:

1. Applying science, technology, and art.

2. Increasing the relevance of the Unimed program to the needs of the community

3. Providing assistance to the community in education and training, and human resource development

4. Planning and conducting the design (concept and system) of the national, regional, and local levels development. 5. Providing clinical services on business consultation and

employment.

6. Conducting administration affairs. TARGETS

The targets of community services coordinated by The community Service Institution as written in the Unimed Strategic Plan 2012-2015 are as follows:

1. Applied technological products are available to enhance the community competitiveness

2. Public services on education which are research-based and innovation-based are available

3. Teaching staff as well as students involve in the science and technology-based community services 4. Effective solutions to the problems faced by the

community are available

5. Services to develop the entrepreneurial skills of the students and /or the community are available

POLICY:

1. To coordinate all community service programs conducted by the staffs.

(40)

3. To disseminate all community service programs to improve the quality of the human resources as be sensitive and responsive to knowledge and technology advancements for the development and based on the needs of the community

4. To increase the participation of the staffs in the application of science and technology innovation in education and teaching for teachers and principals to improve the quality of education in North Sumatra 5. To encourage the development of innovative products

by Unimed staffs funded by various grants

6. To improve and foster students’skills and entrepreneurship in creating new jobs

7. To enhance the partnership between The Community Service Institution and the Governments in the district/city areas, Private Institutions, Enterprises, SMBs / SMEs and other Social Institutions in fostering community development

8. To establish a model village for the application of science and technology and entrepreneurship in community education.

9. To improve the service quality of UNIMED Community Service Institution

The Community Service Institution (LPM) LEADING PROGRAMS

1. Increasing the quantity and the quality of research-based and innovation-research-based educational services in district areas

Activity:

a. Studying problems in education in the districts and the solutions

b. Developing culture-based character education in North Sumatra

c. Improving the quality of education based on researches in the districts areas of North Sumatra Province.

(41)

2. Increasing Unimed participation in solving the problems of education in North Sumatra and national level

Activity:

a. Increasing the staffs participation to promote access to education for marginal groups.

b. Studying early childhood education which is relevant to the community needs

3. Increasing the staffs’ competence in developing competitive creative economy

Activity:

a. Studying the community needs in developing science and technology-based creative economy b. Improving the quality of science and

technology-based products

4. Increasing the participation and the competence of the staffs in developing creative and innovative products which benefit the community

Activity:

a. Increasing the staffs’ and the students’ competence in the development of creative products of economic value

b. Increasing the staffs’ and students’ participation in the development of UMKM owned by the community.

5. Building the staffs’ capacity in entrepreneurship Activity:

a. Developing enterpreneurship education for youth b. Enhancing the culture of entrepreneurship among

students

(42)

local government, stakeholders, and the society on the university function in community and nation building.

Services to the community are done periodically and professionally by The Community Service Institution (LPM) via non-tax revenue funds, cooperative funds, as well as CSR funds provided by companies. The expertises at Unimed are transferred to benefit the community through professional services. Public services undertaken by the LPM Unimed to communities can be free of charge assistance or by costed consulting services. The programs deal with various topics of assitance such as feasibility studies, project evaluation, small and medium enterprises development, teachers quality improvement and teaching profession, curriculum planning, value engineering, job consultation, entrepreneurship training, training on production, training on raising incomes and competitiveness, and other expertise consultation services.

Unimed has worked with several schools on teachers and students capacity building focusing on Science Olympiad questions. In addition, LPM Unimed has conducted Developing Entrepreneurship Culture program to develop the culture of entrepreneurship among the faculties and surrounding communities/model villages. Some activities which have been carried out include: Lectures on Entrepreneurship, Entrepreneurship Internship, Entrepreneurship Field Work, New Entrepreneurs Incubator, and Business Consultation and Employment.

Other activities include Developing and Applying Research Results by the faculties. LPM has conducted teaching methods engineering and the creation of culture-based teaching media for students in North Sumatra Provinces through Research and Development approaches. LPM Unimed has also developed and applied research results suggested by Action Researches conducted. In addition, LPM Unimed has trained teachers in conducting classroom action research for teachers professionalism.

(43)

the Ministry of Education and Culture (Kemdikbud) in surveying damaged school buildings under the program of National Movement on the the rehabilitation of damaged school buildings of Elementary and Junior High Schools. The survey was conducted by the human resources available in the department of Building Engineering, Faculty of Engineering Unimed. In the same year, LPM Unimed has also appointed to conduct Financing Comparison Benchmarking program with Thailand, South Korea, China and Malaysia funded by the Directorate General of Secondary Education Kemdikbud. Other activities to increase the quality of education in all districts/ cities in North Sumatra Province have also been conduted which were funded by DP2M Directorate General of Higher Education Kemdikbud.

PROGRAM CORDINATORS

LPM Unimed has six program coordinators as the following:

No Program Koordinator

1 Education and Community Services Program

Dr. Sri Minda Murni, MS

2 Research Development and Implementation Program on Community

Dr. Amir Supriadi, M.Pd

3 Entrepreneurship

Development Program in Higher Education

Dra. Rasita Purba, M.Kes

4 Business Consultancy and UKM Development Program

Hendra Saputra, SE, M.Si

5 Innovation Technology Program and Exhibition

Dr. Arif Rahman, M.Pd

6 Potential Regional Tourism Development and Integrated Fieldwork

(44)

PROFIL LEMBAGA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

A. VISI, MISI, DAN TUJUAN

Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Medan (LPM Unimed) pada awalnya disebut Pengabdian Pada Masyarakat pada masa Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Medan. Ketika itu LPM merupakan bahagian dari Lembaga Penelitian IKIP Medan. Pengabdian Pada Masyarakat dipindahkan dari Lembaga Penelitian pada tahun 1978 berdasarkan surat Rektor IKIP Medan Nomor: 3033/UU/Rek/7/IKIP/78, tanggal 27 Juli 1978. Sesuai dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor: 124 Tahun 1999, tanggal 7 Oktober 1999 tentang perubahan IKIP Medan menjadi Universitas Negeri Medan (UNIMED) maka dengan sendirinya Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat IKIP Medan atau LPM IKIP Medan juga berganti nama menjadi Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat Universitas Negeri Medan (LPM UNIMED). Perubahan ini sekaligus merubah visi,misi, dantujuan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNIMED yang tertuang dalam Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 271/0/1999 tanggal 14 Oktober 1999 tentang Organisasi Tata kerja Universitas Negeri Medan.

(45)

Ayat 1 dan 2 Peraturan Pemerintah tersebut mengandung makna bahwa dalam menjalankan fungsi dan tugasnya sistem yang ada di LPM harus berfungsi dengan baik yang memungkinkan unsur-unsur pelaksana pengabdian itu seperti fakultas, pusat penelitian, jurusan, laboratorium/bengkel/sanggar, kelompok dan perorangan bersinergi dengan LPM. Dengan demikian, sejalan dengan fungsinya sebagai pengedali administrasi pengabdian kepada masyarakat di tingkat perguruan tinggi, LPM menjadi pintu gerbang sekaligus muara bagi pengelolaan pengabdian masyarakat tersebut.

Dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, Lembaga Pengabdian Masyarakat Unimed selama ini memiliki struktur organisasi kelembagaan yang unsur-unsurnya terdiri atas: pimpinan, koordinator program dan tenaga administrasi. LPM Unimed dipimpin oleh ketua LPM dan untuk menjalankan tugasnya dibantu oleh seorang sekretaris LPM.

VISI

Unggul dalam Penerapan IPTEKS untuk Pemberdayaan Masyarakat

MISI

1. Menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat berbasis IPTEKS

2. Mengembangkan karya kreatif dan inovatif dalam meningkatkan produktivitas masyarakat

3. Menyelenggarakan pendidikan dan pelayanan dalam upaya pemberdayaan masyarakat

4. Mengembangkan kemampuan kewirausahaan untuk meningkatkan daya saing masyarakat.

TUJUAN

(46)

2. Menghasilkan karya inovatif dan produktif FUNGSI

Berdasarkan visi dan misi tersebut Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat (LPM) UNIMED mempunyai fungsi:

1. Menerapkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

2. Meningkatkan relevansi program UNIMED dengan kebutuhan masyarakat.

3. Memberikan bantuan kepada masyarakat dalam bentuk pendidikan dan pelatihan, dan pengembangan sumber daya manusia.

4. Merencanakan dan melaksanakan pengembangan pola dan konsepsi pembangunan nasional, wilayah dan daerah. 5. Memberikan pelayanan klinik konsultasi bisnis dan

penempatan kerja.

6. Melaksanakan urusan ketatausahaan. SASARAN

Sasaran kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dikordinasi melalui LPM Unimed pada Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2015 sebagai berikut:

1. Tersedia teknologi tepat guna (TTG) yang bermanfaat bagi peningkatan daya saing masyarakat

2. Tersedia layanan masyarakat pendidikan berbasis penelitian dan inovasi

3. Dosen dan mahasiswa terlibat dalam kegiatan pengabdian kepada masyarakat berbasis IPTEKS

4. Tersedia solusi efektif untuk mengatasi permasalahan masyarakat

5. Tersedia layanan untuk pengembangan kemampuan kewirausahaan mahasiswa dan/atau masyarakat

KEBIJAKAN:

(47)

2. Mendorong sivitas akademika untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat secara individu maupun kelompok sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat

3. Mengkomunikasikan segala bentuk pengabdian kepada masyarakat dakam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang peka dan tanggap terhadap kemajuan IPTEKS yang sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat

4. Meningkatkan partisipasi civitas academica dalam mengaplikasikan inovasi ipteks bidang pendidikan dan pengajaran kepada guru dan kepala sekolah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Sumatera Utara

5. Mendorong pengembangan karya-karya inovatif dosen Unimed di bidang pengabdian kepada masyarakat yang didanai dari berbagai sumber

6. Meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan mahasiswa untuk menciptakan lapangan kerja

7. Meningkatkan hubungan kemitraan antara Pemkab/Pemko, Lembaga Swasta, BUMN, UKM/IKM dan Lembaga Sosial lainnya dengan Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Negeri Medan dalam melakukan pembinaan masyarakat

8. Membangun desa binaan sebagai wadah penerapan pendidikan masyarakat yang bernuansa IPTEK dan kewirausahaan.

9. Meningkatkan mutu pelayanan di LPM Unimed

(48)

diupayakan oleh Unimed dan pemerintah daerah dalam hal ini adalah menyamakan persepsi antara kalangan sivitas akademik, unsur pemerintah daerah dan seluruh stakeholders dan segenap lapisan masyarakat tentang fungsi perguruan tinggi itu dalam membangun masyarakat dan bangsa.

Pelayanan kepada Masyarakat dilakukan secara periodik dan profesional oleh LPM Unimed melalui dana PNBP, dana kerjasama, maupun dana CSR dari perusahaan kepada masyarakat yang memerlukan. Kemampuan yang dimiliki para ahli di Unimed ditransfer untuk kepentingan masyarakat luas melalui pelayanan yang profesional. Kegiatan yang dilakukan oleh LPM Unimed kepada masyarakat dapat berupa bantuan secara cuma-cuma maupun dengan cara biaya jasa konsultasi. Bentuk-bentuk kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang telah dilakukan LPM dan civitas academica Unimed antara lain dapat berupa studi kelayakan, evaluasi proyek, pembinaan usaha kecil dan menengah, peningkatan mutu guru dalam bidang pengajaran dan peningkatan profesi, perencanaan kurikulum pendidikan, rekayasa nilai, bimbingan kerja, pelatihan kewirausahaan, pelatihan masyarakat dalam menghasilkan produk, pelatihan bagi masyarakat dalam meningkatkan penghasilan dan daya saing, serta berbagai jasa konsultasi keahlian lainnya.

(49)

dilakukan oleh dosen. Telah dilakukan rekayasa metoda mengajar dan penciptaan alat-alat peraga yang relevan dengan sosial budaya anak didik di Sumatera Utara misalnya, dapat dikembangkan melalui kegiatan-kegiatan penelitian dengan pendekatan Research and Development. Unimed juga telah melakukan pengembangan dan penerapan hasil penelitian berupa penelitian Kaji Tindak (Action Research). Unimed juga telah melakukan pembinaan guru dalam melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya pengembangan profesionalisme guru.

(50)

B. STRUKTUR ORGANISASI LPM UNIMED

Struktur organisasi LPM Unimed adalah sebagai berikut:

Gambar Sruktur Organisasi LPM Unimed

Ketua dan sekretaris LPM dibantu oleh staf administrasi dengan rumusan tugas sebagai berikut:

1. Kepala Bagian Tata Usaha

Menyusun rencana, memberi petunjuk, mengkoordinasikan serta menilai pelaksanaan kegiatan ketatausahaan serta

Rektor

PR 1 PR 2 PR 3 PR 4

Ketua LPM

(Dr. H. Ridwan A. Sani, M.Si)

Sekretaris LPM

(Drs. H. Zulkifli Simatupang, M.Pd) Staf Ahli

KaBag TU Koordinator Program

Kasubbag Data dan Informasi

Kasubbag Umum Informasi

(51)

menyusun rencana kegiatan dan anggaran, melaksanakan kegiatan administrasi di bidang rumah tangga, perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan dokumentasi di lingkungan LPM Unimed berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

2. Kepala Sub-Bagian Umum

Membagi tugas serta memberi petunjuk serta menilai pelaksanaan kegiatan bawahan di lingkungan Sub Bagian Umum serta melaksanakan urusan administrasi umum, keuangan dan perlengkapan berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

3. Kepala Sub-Bagian Data dan Informasi

Membagi tugas dan memberi petunjuk serta menilai pelaksanaan kegiatan bawahan di lingkungan Sub Bagian Data dan Informasi serta menyusun bahan konsep petunjuk pelaksanaan kegiatan lembaga dan urusan dokumentasi hasil pengabdian kepada masyarakat berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

4.

Kepala Sub-Bagian Program

Membagi tugas dan memberi petunjuk serta menilai pelaksanaan kegiatan bawahan di lingkungan Sub Bagian Program serta menyusun bahan konsep petunjuk pelaksanaan kegiatan lembaga dan urusan program pengabdian kepada masyarakat berdasarkan ketentuan yang berlaku untuk kelancaran pelaksanaan tugas.

Selain tenaga administrasi dan Koordinator Program, terdapat tenaga ahli di LPM Unimed yang ditugaskan membuat konsep dan memberikan ide-ide bagi pengembangan LPM serta membantu pimpinan LPM dalam merancang dan menyusun rencana maupun program kegiatan Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat. LPM Unimed memiliki enam Koordinator Program dengan masing-masing koordinator sebagai berikut:

(52)

1 Program Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat

Dr. Sri Minda Murni, MS

2 Program Pengembangan dan Penerapan Hasil Penelitian pada Masyarakat

Dr. Amir Supriadi, M.Pd

3 Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi

Dra. Rasita Purba, M.Kes

4 Program Konsultasi Bisnis dan Pengembangan UKM

Hendra Saputra, SE, M.Si

5 Program Pengembangan Inotek (TTG) dan Pameran

Dr. Arif Rahman, M.Pd

6 Program Pengembangan Wilayah Potensi Wisata dan Kuliah Kerja Terpadu

Mhd Ridha Syafii Damanik, S.Pi, M.Sc

Pendidikan dan Pelayanan Pada Masyarakat

(53)

· Pembinaan dan pelatihan guru dalam pembelajaran dan profesi

· Pelatihan manajemen bagi kepala sekolah dan pengawas

· Pendampingan sekolah untuk peningkatan mutu (olimpiade, manajemen, dan sebagainya)

· Pelatihan, kursus-kursus, sertifikasi, dan penyuluhan bagi masyarakat.

· Peningkatan dan pengembangan keterampilan masyarakat.

· Pendidikan dan pembinaan berkelanjutan.

· Lokakarya dan seminar pengembangan IPTEKS.

· Menjalin kerjasama dengan Pemda dan Instansi pemerintah maupun swasta dalam merencanakan kegiatan proyek, studi kelayakan, evaluasi proyek dan kurikulum pendidikan.

· Bantuan pelayanan profesional bidang kesehatan, hukum, bimbingan kerja dan jasa konsultasi keahlian.

(54)

Unimed dalam kegiatan pengembangan profesi guru, khusus untuk penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:

a. Dr. Ridwan Abdullah Sani, M.Si (HP: 08126309103)

b. Drs. Zulkifli Simatupang, M.Pd (HP: 08126019094) c. Dr. Rosmala Dewi, M.Pd., Kons

d. Alkhafi Maas Siregar, M.Si

Pelatihan yang juga dapat diberikan oleh Tim Unimed di atas adalah peningkatan kemampuan guru sekolah dasar (SD) dalam menggunakan media pembelajaran IPA.

(55)

pelatihan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menuangkannya dalam Kurikulum yang terintegrasi satuan Pelajaran. Nara sumber utama LPM Unimed dalam pembinaan sekolah untuk pengembangan sekolah Adiwiyata adalah sebagai berikut:

a. Prof. Dr. Suharta, M.Si

b. Drs. Abdul Hakim Daulay, M.Si (HP: 081269621919) c. Dr. Rachmat Mulyana, M.Si

Program utama yang dicanangkan untuk pendidikan dan pelayanan pada masyarakat adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kuantitas dan kualitas layanan pendidikan kab/kota berbasis penelitian dan inovasi pembelajaran Kegiatan:

a. Kajian permasalahan pendidikan kab/kota dan solusinya

b. Pengembangan pendidikan karakter sesuai budaya Sumatera Utara

c. Peningkatan kualitas pendidikan di kabupaten/kota Sumatera Utara berbasis penelitian

d. Kajian jenis dan model SMK utk pengembangan kab/kota

2. Peningkatan peran serta Unimed mengatasi permasalahan pendidikan di Sumatera Utara dan tingkat Nasional

Kegiatan:

a. Peningkatan peran serta civitas academica Unimed dalam penanggulangan pendidikan anak marjinal b. Kajian pendidikan anak usia dini bagi masyarakat Pengembangan dan Penerapan Hasil Penelitian pada Masyarakat

(56)

mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan pengembangan hasil-hasil penelitian menjadi produk baru berupa pengetahuan terapan, teknologi atau seni baik dalam bentuk piranti lunak (software) maupun piranti keras (hardware). Piranti keras yang dikembangkan dapat berupa alat-alat baru dan berbagai piranti keras lain yang bersifat inovatif dan yang lebih sesuai dengan kebutuhan aktual masyarakat pengguna dengan petunjuk Ketua LPM maupun perundang-undangan yang berlaku. Pengembangan dan penerapan hasil penelitian pada masyarakat diselenggarakan dengan kegiatan sebagai berikut:

· Pengkajian berbagai hasil dan jenis penelitian dosen dan mahasiswa untuk diterapkan kepada masyarakat.

· Pengembangan hasil penelitian menjadi produk baru berupa ilmu pengetahuan dan teknologi terapan, baik dalam bentuk perangkat lunak (software) ataupun perangkat keras (hardware) yang dibutuhkan masyarakat.

· Menjembatani hasil-hasil penelitian untuk diterapkan kepada masyarakat.

· Pengembangan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam mengakses program-program DP2M Dirjen Dikti.

· Menjalin kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota, Propinsi, Pusat dan Instansi pemerintah maupun swasta dalam program pengembangan/penerapan hasil penelitian.

Pengembangan Wilayah Potensi Wisata dan Kuliah Kerja Terpadu

(57)

daerah baik dalam rangka perencanaan ataupun dalam pelaksanaan pembangunan, memecahkan berbagai masalah pembangunan secara komprehensif, pembangunan masyarakat desa (desa mitra/binaan) dan lain-lain sesuai petunjuk Ketua LPM dan perundang-undangan yang berlaku. Koordinator program ini juga bertugas untuk mengkoordinasikan kegiatan pengabdian mahasiswa terutama dalam membantu masyarakat dalam memecahkan masalah yang dihadapi melalui penerapan ipteks yang dipelajari selama di kampus. Kegiatan yang dilakukan dalam upaya pengembangan wilayah potensi wisata, meliputi:

· Perencanaan, pengelolaan, supervisi, monitoring, evaluasi kegiatan pembangunan dan pengembangan wilayah, terutama untuk pariwisata.

· Identifikasi masalah, penemuan alternatif solusi, pengembangan model pembangunan dan pemetaan suatu wilayah.

· Identifikasi dan inventarisasi sumber daya alam, sumber daya manusia, kelembagaan dan manajemen dalam perencanaan pembangunan suatu wilayah dan pengembangan potensi pariwisata daerah.

· Pemasaran informasi dan promosi program terkait kegiatan Kuliah Kerja Terpadu mahasiswa ke Pemda Kabupaten/Kota.

· Menjalin kerjasama dengan pemerintah Kabupaten/Kota, Propinsi, Pusat dan Instansi pemerintah maupun swasta dalam pengembangan wilayah potensi parisiwata.

Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan di Perguruan Tinggi

(58)

usaha/industri kecil secara komprehensif. Aktivitas ini dilakukan dengan melibatkan mahasiswa dalam upaya meningkatkan budaya kewirausahaan. Kegiatan yang dilakukan terkait dengan pengembangan budaya kewirausahaan dimulai dari pelatihan menyusun usulan kegiatan kewirausahaan bagi mahasiswa, dimulai dari identifikasi masalah sampai pendampingan kegiatan kewirausahaan.

Program yang dicanangkan dalam upaya meningkatkan budaya kewirausahaan di kalangan civitas academica adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan kemampuan civitas academica dalam pengembangan kewirausahaan

Kegiatan:

a. Pelatihan kewirausahaan pemuda

b. Peningkatan kemampuan wirausaha bagi mahasiswa 2. Peningkatan budaya kewirausahaan

Kegiatan:

a. Pembinaan mahasiswa dalam menghasilkan karya dan usaha jasa

b. Pembinaan mahasiswa dalam kegiatan unit produksi Konsultasi Bisnis dan Pengembangan UKM

Tugas pokok Koordinator program Konsultasi bisnis dan Pengembangan UKM adalah menyusun rencana, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan konsultasi bisnis dan pengembangan Usaha Kecil-Menengah. Mitra kerjasama dapat berupa pemerintah daerah maupun usaha kecil-menengah yang ada di masyarakat. Kegiatan yang dilakukan ditujukan untuk memecahkan berbagai masalah pengembangan usaha/industri kecil dan menengah secara komprehensif sesuai petunjuk Ketua LPM maupun perundang-undangan yang berlaku. Konsultasi bisnis dan pengembangan UKM dapat melakukan kegiatan sebagai berikut:

(59)

· Melaksanakan pelatihan bidang manajemen, teknik produksi dan pemasaran bagi pengusaha kecil dan menengah.

· Membina pengusaha kecil dan menengah sebagai mitra.

· Memberikan konsultasi manajemen dan keuangan, pemasaran dan promosi, teknik dan produksi, akuntansi dan perpajakan, serta pendidikan dan latihan bagi pengusaha kecil dan menengah.

· Memberikan pelayanan bagi pengusaha kecil, menengah dan koperasi dalam membuka akses terhadap pasar, sumber keuangan dan informasi serta mampu menyusun rencana bisnis.

· Menjembatani keterkaitan antara alumni perguruan tinggi dengan pengusaha kecil, menengah dan besar melalui kegiatan magang dan penyediaan informasi kerja.

Program yang dicanangkan oleh LPM Unimed untuk pengembangan UKM adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan peran serta dosen dan mahasiswa dalam pengembangan UKM masyarakat desa binaan

Kegiatan:

a. Peningkatan kompetensi dosen dan mahasiswa dalam mengidentifikasi permasalahan dan mengajukan solusi yang tepat untuk pengembangan UKM bagi masyarakat desa binaan

b. Peningkatan partisipasi dan kemampuan dosen dalam menyelenggarakan inovasi IPTEKS bagi masyarakat 2. Peningkatan kemampuan masyarakat desa binaan dalam

mengembangkan ekonomi kreatif berdaya saing Kegiatan:

a. Kajian kebutuhan masyarakat serta solusi dalam pengembangan ekonomi kreatif berbasis IPTEKS

(60)

Program Pengembangan Inotek (TTG) dan Pameran

Tugas pokok Koordinator Program Pengembangan Inotek dan Pameran adalah menyusun rencana, mengkoordinasikan, melaksanakan dan mengevaluasi pelaksanaan pengembangan teknologi tepat guna (TTG) serta kegiatan pameran teknologi. Kegiatan tersebut dilakukan dalam upaya memberikan solusi bagi berbagai masalah pembangunan secara komprehensif, pembangunan masyarakat desa (desa mitra/binaan) melalui pelibatan dosen adan mahasiswa serta perangkat pendukung lainnya sesuai petunjuk Ketua LPM maupun perundang-undangan yang berlaku.

Program yang dicanangkan dalam pengembangan inovasi teknologi tepat guna adalah sebagai berikut:

1. Peningkatan partisipasi dan kemampuan civitas academica dalam mengembangkan karya kreatif dan inovatif yang bermanfaat bagi masyarakat.

Kegiatan:

a. Peningkatan partisipasi dan kemampuan dosen dan mahasiswa dalam pengembangan karya kreatif bernilai ekonomi

b. Peningkatan partipasi dosen dan mahasiswa dalam kegiatan pengembangan teknologi tepat guna untuk mengatasi permasalahan masyarakat desa binaan

2. Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha/dunia industri (DUDI) dalam pengembangan teknologi tepat guna untuk kesejahteraan masyarakat.

Kegiatan:

a. Penjajakan kerjasama dengan DUDI untuk pengembangan TTG bagi masyarakat

(61)

C. KEGIATAN PEMBINAAN MASYARAKAT OLEH DOSEN UNIMED YANG DIDANAI DP2M DIKTI (2005 s.d 2011)

Ketua Pelaksana Kegiatan Pembinaan Masyarakat Abdul Hasan Saragih,

Dr., M.Pd

Rancang bangun mesin giling tepung pisang dalam rangka mendukung wirausaha wanita di pedesaan.

Ade Ch. Gultom, Dra

Pemanfaatan Tepung Talas Belitung dalam Pembuatan Cookies Untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Desa Pulau Sembilan Untuk

Meningkatkan Pendapatan Keluarga.

Adikahriani, Dra., M.Si

Pembuatan Tepung Ikan dari Ikan Sampah sebagai Pakan Ternak dan Ikan untuk meningkatkan Pendapatan Keluarga di Desa Bogak Seberang Kec.Batubara Kab.Asahan

Agus Junaidi, ST., MT

Kerjasama Peningkatan Kemampuan Praktis dan Jiwa Berwirausaha Mahasiswa Teknik Elektro pada Industri

Transformator Daya PT.Morawa Electric.

Ahmad Sahat Pardamean, S.Pd

Pelatihan Pembuatan Tepas dari Pelepah Batang Kelapa Sawit di Desa Pulau sembilan Untuk Meningkatkan Pendapatan Keluarga

Ajat Sudrajat, Drs., M.Si

Rancang bangung alat pengering kopi beras sistem aliran udara panas kering model bak untuk meningkatkan kualitas produktifitas dan kualitas

Ana Rahmi, Dra., M.Si

Upaya meningkatkan gizi dan pendapatan keluarga melalui pembuatan nata kulit semangka di Desa Lalang Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang

Andi Bahar, Drs

Rancang bangun tungku pembuatan arang kayu model drum kiln untuk

(62)

arang kayu.

Anita Yus, Dr., M.Pd

Pelatihan pembuatan desain dan produksi alat permainan edukatif dan limbah kayu dengan pendekatan kolaboratif di

Kecamatan Lubuk Pakam. Antonius Sinaga, Drs.,

M.Si

Penerapan teknologi perajang mekanik untuk meningkatkan produk minyak nilam.

Armaini Rambe, Dra., M.Si

Pengolahan Ikan Yang bernilai Ekonomi Rendah Menjadi Tepung Ikan Untuk Penganekaragaman pangan Dalam Upaya Meningkatkan Gizi Balita.

Pemberdayaan organisasi PKK di desa nelayan melalui upaya peningkatan keterampilan Pembuatan busana muslim Ashar Hasairin, Drs.,

MS.

Pelatihan teknologi pengolahan tumbuhan untuk perawatan rambut pada masyarakat marginal di Desa Cinta Rakyat Percut Sei Tuan.

Bisrul Hapis Tambunan, ST

Rancang bangun reaktor biogos untuk meningkatkan pendapatan peternak Dermawan Sembiring,

Drs., M.Pd

Pengembangan rancang bentuk produk, teknik glazur dan cetakan keramik pada ANDILO keramik Medan

Dra. Adikahriani, Dra., M.Si

(63)

Dwi Diar Estelita, Dra

Pelatihan Pengolahan lidah buaya (aloe Vera Linn) menjadi beraneka ragam makanan yang dapat meningkatkan gizi dan pendapatan masyarakat di Desa Umbut-Umbut Kecamatan Kisaran Timur Kabupaten Asahan Propinsi Sumatera Utara.

Pemanfaatn Ikan lele Dumbo dan Jantung Pisang Dalam Pembuatan Dendeng Untuk Meningkatkan Gizi dan Pendapatan Keluarga di Desa Mulio Rejo Kec. Sunggal Kab. Deli Serdang. Pemanfaatan Limbah Ampas Tahu Sebagai Substitusi Cookies dan Brownies untuk Meningkatkan Nilai Ekonomi dan Menambah Penganekaragaman Bahan Makanan di Desa Paluh Kemiri Kec. Lubuk Pakam Kab. Deli Serdang. Peningkatan pendapatan masyarakat pedesaan melalui pengembangan usaha flake sukun

Effi Aswita, Dra., M.Pd., M.Si

Kuliah Kewirausahaan Sebagai Motivator dan Pengembangan Keterampilan

Berwirausaha Mahasiswa Fakultas Ekonomi Unimed

Eka Daryanto, Drs, MT

Upaya Peningkatan Penghasilan Remaja Mesjid Al-Muhajirin di Perumnas Urung Kompas Kec. Rantau Selatan dengan Menggunakan Rancang Bangun Mesin Penggorengan Hampa Kripik Buah Nenas

Ely Djulia, Drs., M.Pd

Rancang bangun alat pengepres bubur kedelai model ulir sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas.

Fatma Tresno Ingtyas, Dra., M.Si

Gambar

Gambar 2. Gambaran pembelajaran IPS di propinsi Sumatera
Gambar 3. Model peningkatan mutu pendidikan
Gambar Sruktur Organisasi LPM Unimed

Referensi

Dokumen terkait

Perencanaan kebutuhan sistem pendingin dilakukan dengan menghitung beban pendinginan untuk koil pendingin serta menentukan estimasi kapasitas pendingan yang dapat dihasilkan dengan

Untuk mengetahui ada atau tidak ada pengaruh model pembelajaran guided inquiry dengan media papan cacah gori terhadap hasil belajar matematika materi segiempat siswa

Hal tersebut kerena dalam bentuk dakwaannya dipergunakan hanya satu tindak pidana saja yang didakwakan yaitu pasal 368 ayat (1) 1 KUHP tentang pemerasan yang dilakukan

• Siapa saja konsumen atau pelanggan dari sebuah perusahaan, yaitu pihak yang bersedia mengeluarkan uang untuk produk atau jasa yang ditawarkan;. • Langkah-langkah atau

Namun karena pertukaran gas secara metabolik dan kehilangan air dari pernapasan terhitung sekitar 5% hingga 15% dari kehilangan berat badan selama latihan maka

Dalam memanfaatkan sumber listrik dari cahaya matahari dengan menggunakan sistem fotovoltaik maka cara yang tepat adalah menyimpan energi listrik dari keluaran panel

Pada hasil penguji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2.102337 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,66159 (negatif diabaikan) dengan

sistem reproduksi seperti penyakit menular seksual (PMS), HIV/AIDS, termasuk gejala awal, cara penularan, cara pencegahan, dan dampak bagi kesehatan reproduksi. 4)