• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nama Hayatun Nufus NIM 06041381320012 Ke

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Nama Hayatun Nufus NIM 06041381320012 Ke"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Hayatun Nufus

NIM : 06041381320012 Kelas Palembang Mata Kuliah : Sejarah Lokal

Dosen : Dr. Farida, M.Si.

ASALKU DARI PALEMBANG

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, perkenalkan namaku Hayatun Nufus. Orang biasa memanggilku Atun,Hayatun dan yang paling aku sukai adalah Nufus karena itu panggilan sayang Ibuku jika sedang memanggilku. Aku lahir pada tanggal 25 November 1995 dirumah sakit cabang Charitas dekat SMPN 8 Palembang. Palembang adalah kota kelahiranku. Kota dimana aku tumbuh, belajar, bermain, dan tentunya menjalankan kisah hidupku. Meskipun ayahku berasal dari Lahat dan Ibuku dari Jawa khususnya Jawa Barat. Namun, aku lebih mencintai kota, daerah, dan tempat aku dilahirkan dan dibesarkan ini yaitu Palembang. kalau ada orang bertanya “asalmu dari daerah mana?”, aku lebih senang menjawabnya “aku berasal dari Palembang”. entah alasannya apa, tapi aku lebih bangga menjawabnya Palembang. karena aku sudah terlanjur cinta dengan Kota ini.

Kota Palembang tercatat sebagai kota tertua di Indonesia dan Palembang menjadi ibukota Provinsi Sumatera Selatan. Menurut buku yang kubaca, nama Palembang berasal dari bahasa daerah yang terdiri dari dua kata yaitu pa dan limbang. Pa menunjukkan tempat dan limbang berarti melimbang atau mengayak untuk memisahkan sesuatu(memisahkan emas dari air dan tanah). Menurut cerita rakyat, salah satu satu sumber mata pencaharian penduduk Palembang pada saat itu adalah mendulang emas dari sungai Tatang. Versi lain menyebutkan bahwa nama Palembang berasal dari kata-kata pa dan lembang. Pa artinya tempat sedangkan lembang dalam bahasa Melayu berarti tanah yang rendah, tanah yang tertekan, akar yang membengkak dan lunak karena lama terendam dalam air. Menurutku versi yang kedua ini cocok dengan kondisi geografis Palembang, yang terletak pada lahan yang rendah dan umumnya tergenang air.

Palembang sebagai kota dagang, kota perniagaan dan kini telah meningkat menjadi kota industri, kota wisata sejarah, kota sosial-budaya, kota yang kaya akan sumber daya alam yaitu batu bara, kelapa sawit, karet, dll dan di kota ini juga mempunyai Sejarah yang gemilang pada masa lampau yaitu Kerajaan Sriwijaya yang pernah merangkum belahan dunia Asia Tenggara.bangga sekali aku sebagai penduduk Sumatera Selatan khususnya Palembang karena dulu di daerah asalku ini menjadi pusat Kerjaan Sriwijijaya. Salah satu Kerajaan Maritim yang dulunya berperan penting dalam pusat perdagangan Nusantara bahkan Asia.

Sekarang, Palembang berkembang menjadi kota metropolitan ke-dua di Sumatera setelah kota Medan. Sehingga kota ini merupakan ujung tombak pembangunan suatu wilayah, karena disanalah perekonomian terkonsentrasi. Pertumbuhan jumlah penduduk dan ekonomi pada akhirnya mengarah terhadap kebutuhan akan ruang/tempat. Jika kebutuhan ini tidak diantisipasi, maka akan terjadi permasalahan dikawasan perkotaan. Yakni, kawasan kumuh, permasalahan transportasi, kriminalitas, banjir,dll. Di Kota ini aku banyak belajar. Belajar arti kerasnya kehidupan. Baik persaingan dalam bidang ekonomi maupun pendidikan. Kejujuran dapat dibeli dengan kekuasaan dan uang. Sehingga mereka berlomba-lomba mencari materi bahkan menghalalkan segala cara, termasuk melakukan tindakan Korupsi maupun tindakan Kriminalitas. Ironi sekali negeriku ini semakin maju perkembangan pembangunan suatu daerah/wilayahnya tidak diiringi juga dengan majunya moral bangsa. Malah moral manusianya menurun dan Sumber Daya

(2)

Manusianya tidak berkualitas.

Kondisi pada daerah/kabupaten Provinsi Sumatera Selatan dengan Kota Palembang sangat berbeda jauh. Masyarakat di daerah masih memegang teguh Nilai-nilai kejujuran dan moral Pancasila, yaitu sikap Religius, Kekeluargaan, Persaudaraan, gotong royong, Musyawarah Mufakat, saling menghormati, keramah tamahan dll, mudah sekali kita temui disana. Kebudayaan dari masing-masing daerah juga masih dipertahankan dan dilestarikan. Kesejukkan, keasrian, kedamian, dan ketenangan juga mudah sekali kita rasakan di masing-masing daerah. Berbanding terbalik sekali dengan Kota Palembang yang lebih mementingkan Individualisme, material, eksistensi apalagi ditambah derasnya Arus Globalisasi yang banyak memberikan pengaruh khususnya pada generasi muda. Untuk itu penting pendidikan agama, ilmu tanpa agama percuma tak ada artinya. dengan adanya ilmu dan agama, sehingga generasi muda dapat membentengi dirinya sendiri. Apalagi masa depan Indonesia ke depan ada ditangan generasi mudanya.

Di kota Palembang muda-mudinya berlomba-lomba untuk eksis, modern, memamerkan apa yang dimilkinya. Itulah sifat muda-mudi Palembang sekarang, tidak mau kalah dengan yang lain. “orang lain punya, kita juga harus punya” bagaimanapun caranya agar dapat mengikuti perkembangan zaman dan agar harga dirinya tinggi. Ia itulah fakta yang terjadi, termasuk aku yang mengalaminya dilingkungan kampusku. aku sering berpikir dan merenungkan untuk apa memamerkan dan menyombongkan harta. Itu semua milik Allah SWT yang dititipkan melalui orang tua kita dan harus diingat juga bagaimana perjuangan hebat mereka untuk menghidupi anak-anaknya. bahkan kadang mereka mengabaikan tentang diri mereka sendiri. Subhanallah, bagiku semua orang tua adalah pejuang. Pejuang Jihad di jalan Allah SWT untuk anak-anaknya. Insyaallah, surga-Mu Ya Rabb terbuka lebar untuk semua orang tua.

Orang tua Ayahku atau Kakek Nenekku berasal dari Lahat tapi Ayah lahir dan besar di kota Palembang. bahkan sampai beliau bekerja pun tetap bermukim di kota ini. Tetapi ayah tetap cinta dengan daerahnya. Sama halnya dengan Ibuku, lama menetap sekaligus bekerja di kota ini. membuatnya terbiasa dengan kebudayaan masyarakat Palembang yang beraneka ragam ini. Aku adalah anak ke-2 dari tiga bersaudara. Aku tinggal di Jln.Taqwa Mata Merah Lr.Utama 3. Palembang memilki 16 Kecamatan salah satunya adalah Kecamatan Kalidoni yang merupakan daerah tempat tinggalku. Kecamatan Kalidoni memilki 5 Kelurahan salah satunya adalah Kelurahan Sei Selincah itu Keluaran tempatku. Menurut, orang tua yang ketemui. Mereka telah lama tinggal di daerah Kalidoni ini dan mereka berkata bahwa daerah kalidoni ini sebelumnya adalah daerah yang memiliki banyak kali atau sekarang disebut sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai Musi.dan kali-kali ini ditemukan oleh seseorang yang bernama Doni sehingga biar mempermudah penyebutan daerah ini dinamakanlah Kalidoni. Sehingga sampai sekarang dijadikan nama Kecamatan Kalidoni.

(3)

transportasi.

Kebudayaan masyarakatnya juga jauh berbeda dengan daerah tempat tinggalku. Masyarakatnya berwatak keras, cepat marah, cara bicaranya kasar. Jika daerah mereka ada Hajatan/Pernikahan pasti ada OT(Orgen Tunggal) yang meramaikan sehingga semua orang datang berkumpul untuk merayakan bahkan berpesta foya, bersenang-senang. mulai dari yang muda,dewasa, tua bahkan “maho” berjoget-joget diatas panggung. sambil minum miras oplosan secara sembunyi-sembunyi di belakang pangggung. Itu sudah menjadi hal yang biasa bagi masyarakat sekitar. Apakah itu pantas dijadikan kebudayaan yang dilakukan secara turun menurun.

Alhamdullilah, Lr.utama daerah tempat tinggalku tidak seperti itu. Jauh berbeda dengan daerah sungai Batang. Di tempat tinggalku rumah-rumahnnya tertata rapi, dibangun diatas tanah, sebagian rumahnya terbuat dari batu bata, dan lebih modern. Masyarakatnya juga ramah-ramah, religius, saling menghargai dan menghormati kehidupan orang lain, mengutamakan musyawarah mufakat bukan kekerasan. Mungkin ini terjadi karena akulturasi kebudayaan antara suku Jawa dan suku Palembang. sehingga saling beradaptasi dengan lingkungan dan menghargai satu sama lain. Masyarakat sekitar tempat tinggalku sehari-hari berbicara dengan bahasa Palembang. Bahasa Palembang sendiri merupakan bagian atau varian dari bahasa Melayu atau sering disebut sebagai bahasa Melayu Palembang. Bahasa Palembang menggunakan dialek “o” pada akhir setiap kata. Adapun dialek bahasa Melayu Palembang ini memiliki dua dialek bahasa, yaitu baso Palembang Alus dan baso Palembang Sari-Sari. Tentunya bahasa yang kami gunakan disesuaikan dengan tempat dan waktunya.

Tetanggaku sebagian besar adalah keturunan orang Jawa namun ada juga yang berasal dari daerah misalnya dari Pangkalan Balai, Kayuagung, Lahat, Baturaja, dll. Orang suku Jawa dan suku Komering banyak sekali di daerahku. Jarang sekali tetanggaku yang asli dari suku Palembang. yang ada keturunan campuran antara suku Palembang dan suku Jawa. Dari 12 juta penduduk kota Palembang, 40-50% adalah suku Palembang. Suku Palembang di Palembang semakin lama semakin berkurang, tetapi di Tepian Sungai Musi masih banyak ditemukan suku Palembang. Suku Palembang juga tidak mendiami wilayah Kota Palembang saja, tetapi juga mendiami wilayah Kabupaten Ogan Ilir (Seperti Kecamatan Tanjung Raja, Kecamatan Pemulutan, dan Kecamatan Indralaya). Dan wilayah Kabupaten Ogan Komering Ilir (Seperti Kecamatan Kota Kayu Agung, dan Kecamatan Jejawi).

Tempat tinggalku juga searah dengan kantor PT.PUSRI. PUSRI adalah perusahan persero milik pemerintah. pada tanggal 24 Desember 1959 didirikan Pabrik pupuk urea pertama di Indonesia yang lokasinya sekarang ada di daerahku ini. Pabrik ini juga merupakan kantor pusat PT.PUSRI yang memenuhi kebutuhan di dalam negeri juga diekspor di berbagai negara dan sekarang sudah banyak cabang PT.PUSRI di kota-kota lainnya.

(4)

serah-serahan berupa beras, kopi, teh, gula, buah-buahan, kain, baju, mukenah, dll. Tentunya pada saat itu pihak laki-laki akan memberikan uang sebagai mahar untuk pihak perempuan. Uang ini akan dipakai untuk keperluan acara akad nikah dan resepsi pernikahannya. Setelah itu, kedua belah pihak keluarga menentukan kapan tanggal yang baik untuk acara akad nikah dan juga resepsinya.

Setelah acara meminang atau lamaran. Barulah tiba akad nikah dilangsungkan, biasanya dilaksanakan di rumah pengantin perempuan. Ayah dari pihak perempuanlah yang menikahkan anak kandungnya. Pada saat ijab kabul pengantin perempuan tidak boleh hadir dulu. Setelah akad nikah selesai barulah pengantin perempuan keluar. Kemudian pengantin perempuan dan laki-laki sungkem,meminta maaf,meminta doa dari masing-masing orang tua. Kalau di daerahku akad nikah dan resepsinya dilangsungkan pada hari yang sama namun waktunya berbeda. Pagi hari untuk akad nikah sedangkan pagi menjelang siang di langsungkan resepsinya. Seperti halnya di daerah-daerah lain, jika tetangga ada Hajatan/Pernikahan. Pastilah keluarga dan tetangga datang kerumah untuk membantu menyiapkan segalanya mulai dari memasang tenda, menyusun kursi,menyiapkan panggung, menyiapkan meja hidang makanan, dan yang pasti membantu masak-masak untuk acara puncaknya. Semua orang berkumpul mulai dari bapak-bapak,orang dewasa,dan muda mudi begadang menjaga tenda. Mereka biasanya sambil bernyanyi diiringi OT(Orgen Tunggal) adapun sambil main GAP untuk menghilangkan kejenuhan.OT(Orgen Tunggal) di daerahku menghormati tetangga sekitar, sehingga suara kerasnya itu tidak sampai larut malam mulai dibunyikan habis sholat Isya sampai jam 12 malam.

Pada acara resepsi pernikahan, pengantin perempuan ikut menari Tanggai dengan penari Tanggainya. Setelah acara puncak, ibu-ibu yang membantu atau istilah bahasa Palembang gerewang akan mendapatkan bungkusan makanan atau istilahnya banca’an. Mungkin itu sebagai imbalan atas bantuan ibu-ibu tadi. Berarti ibu-ibu tadi membantu tuan rumah hanya untuk mengharap imbalan atau banca’an saja dong. Lain lagi acara Khitanan/Sunatan di tempatku, biasanya dilakukan undangan sore untuk ibu-ibu saja. Ada juga yang pesta besar-besaran sampai di arak keliling daerah tempat tinggalku. tapi itu jarang sekali, karena biasanya orang yang ekonominya berada yang mengadakan pesta besar-besaran.Itulah daerah asalku Palembang yang memilki banyak kebudayaan yang unik dan beragam. Sebenarnya masih banyak yang ingin aku bagi mengenai daerahku. Pesanku, cintai Sejarah khususnya Sejarah Lokal karena siapa lagi yang akan mengangkat dan melestarikan Sejarah daerahnya kalau tidak kita sendiri. Dari sejarahlah aku mengenal masa depan. aku sangat mencintai sejarah sebagai patokan dasar menuju perubahan dan kejayaan,Insya Allah. Mohon maaf bila dalam penulisan masih banyak kekurangan. semoga ceritaku bermanfaat untuk kalian semua aamiin. Akhirul kalam Wassalamu'alaikum warohmatullahi wabarokatuh.

Referensi

Dokumen terkait

kerasa seperti ada yang mengalir(aliran dari ubun2 turun ke tengah2 alis) -> AP tahap ini, kita hanya melihat seperti dinding ada yang berwarna putih-nya tembok, putih lampu,dll

1) Membuat kesepakatan dalam bentuk dokumen kerja sama (MoU/SPK) dengan mitra baik dalam negeri (Pemda, PMI, BPBD, BNPB, dll) maupun dari lembaga luar negeri (UNESCO,

3.1.1.6 diameter luar minimum rata-rata dem min nilai minimum dari diameter luar seperti yang ditentukan untuk ukuran nominal 3.1.1.7 diameter luar maksimum rata-rata dem max

Meski mengeluh belum adanya action dari Pemprov Babel dan pemkab/pemkot di Pulau Bangka seperti Pemkab Belitung menghadirkan pesawat murah untuk kembali menggiatkan

Seperti yang terlihat pada Gambar 8 merupakan peta batas wilayah pengelolahan laut Provinsi Bangka Belitung yang terbentuk dari garis hasil buffer sejauh 12 mil laut,

Perubahan pada tari Sedulang Setudung di Kabupaten Banyuasin merupakan tanggapan Seniman sebagai faktor internal terhadap sebuah tantangan yaitu faktor dari luar seperti

Seperti yang dapat dilihat pada tabel 4.10 di atas, hasil dari rata-rata ancaman pendatang baru tinggi, alasannya karena sekarang semakin banyak orang

Pusat Statistik (BPS) Provinsi Ke- pulauan Bangka Belitung (Babel) mencatat jumlah penumpang ang- kutan laut antarpulau yang be- rangkat dari provinsi tersebut pada November