i
PENGOPTIMALAN TEMPAT SAMPAH
UNTUK LINGKUNGAN SEHAT
DI ITB
MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Tata Tulis Karya Ilmiah
oleh
Alya Mutiara Firdausyi (16014297)
Marlina (10513027)
M Rosyid Abdurrahman (18113038)
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
BANDUNG
i PRAKATA
Masalah sampah merupakan masalah yang serius tetapi sering diabaikan.
Manusia pada jaman ini kurang memperhatikan dan kurang peduli pada
kebersihan lingkungannya. Padahal kebersihan lingkungan juga mempengaruhi
pola pikir serta emosi setiap orang. Pengelolaan sampah yang baik diperlukan
untuk mengatasi masalah sampah.
Masalah sampah di kampus sering dianggap sebagai masalah yang biasa
sehingga kebanyakan mahasiswa tidak terbeban untuk mengatasi masalah ini.
Mahasiswa sebagai salah satu unsur penting di perguruan tinggi, dalam proses
belajar mengajar, membutuhkan lingkungan yang bersih dan sehat. Oleh sebab itu,
sudah selayaknyalah mahasiswa ikut serta dalam pengelolaan sampah.
Untuk keperluan tersebut, dalam karya ilmiah ini disajikan hal-hal yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah sampah di kampus ITB, seperti
memaksimalkan pemanfaatan tempat sampah di kampus ITB. Karya ilmiah ini
disajikan agar dapat mengatasi masalah pengelolaan sampah dan meningkatkan
daya guna tempat sampah di kampus ITB.
Kami menyadari karya ilmiah ini masih ada kekurangan sehingga kami
mengharapkan komentar dan masukan dari pembaca. Walaupun demikian,
mudah-mudahan karya ilmiah ini bermanfaat bagi Anda.
Bandung,
November 2014
ii ABSTRAK
Sampah masih menjadi masalah yang belum terselesaikan di tanah air, terutama di Kota Bandung yang tahun kemarin ramai dibicarakan di dunia maya karena kejorokannya. Alhasil, kampus ITB yang bertempatkan di Kota Bandung pun menjadi sorotan warga. Walaupun jika dilihat secara sepintas kampus ITB terlihat lebih bersih dibandingkan Kota Bandung pada umumnya, tetapi jika diperhatikan secara seksama penggunaan tempat sampahnya belum dilakukan secara maksimal. Oleh karena itu, penulis melakukan studi dan penelitian tentang pengoptimalan tempat sampah untuk lingkungan sehat, khususnya di ITB. Dalam karya tulis ilmiah ini metode penulisan yang penulis gunakan adalah metode deskriptif analitis dengan pendekatan empiris dan rasional. Berdasarkan hasil yang didapat dari pendekatan rasional, penulis dapat menyimpulkan bahwa
pengelolaan sampah dapat berjalan dengan efektif jika manajemen tempat sampah tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan. Untuk itu, faktor yang perlu
dipertimbangkan adalah jumlah dan penataan posisi tempat sampah berdasarkan kebutuhannya. Selain itu pemisahan tempat sampah untuk pengolahan selanjutnya juga perlu dipertimbangkan.
iii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah ... 1
1.1.1 Latar belakang ... 1
BAB II TEORI DASAR TEMPAT SAMPAH 2.1 Pengertian Tempat Sampah ... 7
iv
2.3 Fungsi Tempat Sampah ... 8
2.4 Manfaat Tempat Sampah ... 9
2.5 Pengelolaan Sampah di Lingkungan Kampus ... 9
2.6 Hubungan antara Tempat Sampah dengan Lingkungan Sehat . 11 BAB III ANALISIS PENGOPTIMALAN TEMPAT SAMPAH UNTUK LINGKUNGAN SEHAT DI ITB 3.1 Paparan Data Kuisioner ... 12
3.2 Hasil Observasi dan Wawancara ... 18
3.3 Pengoptimalan Tempat Sampah untuk Lingkungan Sehat di ITB ... 19
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 4.1 Simpulan ... 21
4.2 Saran ... 21
DAFTAR PUSTAKA ... 22
LAMPIRAN ... 23
v
DAFTAR TABEL
Halaman
TABEL 3.1 Tingkat Kemudahan Menemukan Tempat Sampah ... 12
3.2 Skala Kebersihan Lingkungan ITB ... 12
3.3 Tempat yang Paling Mudah Ditemukan Tempat Sampah ... 13
3.4 Kebiasaan Mahasiswa ITB Membuang Sampah pada Tempatnya... 14
3.5 Sikap yang Dilakukan Mahasiswa Saat Tidak Menemukan Tempat Sampah ... 14
3.6 Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik ... 15
3.7 Kondisi Tempat Sampah di Lingkungan ITB ... 16
3.8 Tanggapan Mengenai Kekurangan Tempat Sampah di ITB ... 16
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
LAMPIRAN A KUISIONER PENGELOLAAN SAMPAH DI ITB ... 24
B HASIL KUISIONER ... 26
C KARYA TULIS SEBELUM REVISI ... 27
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah
1.1.1 Latar belakang masalah
Sampah merupakan salah satu masalah kompleks yang hingga saat ini masih
belum menemui titik temunya. Sampah selalu menjadi masalah yang trend dan
tidak pernah habis dibicarakan di setiap kota di Indonesia. Dari hari ke hari
jumlah sampah yang menumpuk terus saja bertambah. Dampak yang
menyertainya juga semakin banyak bermunculan. Penyakit, kebanjiran, dan
menjadi tidak sedapnya lingkungan adalah sedikit contoh dari dampak negatif
sampah yang berserakan.
Bandung sebagai salah satu kota besar yang banyak dikunjungi oleh
wisatawan ternyata memiliki kesan buruk di mata wisatawan. Seperti yang ditulis
Inna Savova, warga Bulgaria yang telah lama menetap di Bandung. Dalam blog
pribadinya, ia menyebut Bandung sebagai “The City of Pigs”. Dalam tulisan itu,
Savova mengeluhkan betapa Bandung dipenuhi oleh sampah sementara warganya
tidak peduli dan tetap merasa nyaman hidup di lingkungan kotor seperti itu. Ini
harusnya menjadi motivasi bagi kita untuk menciptakan lingkungan yang sehat.
Di Bandung, ada banyak tempat sampah berbagan logam yang disediakan,
berwarna hijau untuk organik dan putih untuk anorganik. Namun bukannya
memakainya, warga justru merusak fasilitas yang sudah disediakan pemerintah
2
sampah agar tidak dirusak. Namun warga selalu memiliki berbagai cara untu
merusak dan menjual bahan-bahan tempat sampah tersebut. Padahal jika
dimanfaatkan dengan benar dan bertanggung jawab tempat sampah yang
disediakan dapat membantu permasalahan sampah yang sudah menjamur di
Bandung.
Kampus ITB yang berada di Kota Bandung pun tak luput dari perhatian para
wisatawan atau bahkan tamu-tamu penting. Keadaan lingkungan dan kebersihan
kampus ITB akan memberikan penilaian tersendiri di mata pengunjung ITB.
Kampus yang kotor dan tidak dapat mengelola sampahnya akan memberikan
pandangan buruk di mata orang-orang. Oleh karena itu permasalahan mengenai
sampah serta tempat sampah tidak dapat dianggap enteng.
Masalah sampah tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat dan
daerah saja, tetapi menjadi tanggung jawab bersama. Mahasiswa yang merupakan
masyarakat sipil akademia harusnya dapat menjadi pioner dan memberikan
contoh yang baik kepada masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungannya.
Dimulai dari menjaga kebersihan kampusnya dengan cara membuang sampah ke
tempatnya dan memilah sampah dengan benar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengehatui bagaimana pengelolaan
sampah dengan objek penelitian tempat sampah yang tersedia di ITB. Tempat
sampah merupakan salah satu aspek penting yang dapat menentukan kebersihan
dan kesehatan lingkungan kampus ITB. Selain itu pengoptimalisasian tempat
sampah juga diperlukan dalam mencitakan lingkungan yang bersih dan bebas
3
Lingkungan kampus yang bersih akan memberikan dampak yang baik bagi
kegiatan belajar mengajar di kampus. Dengan dilakukannya manajemen sampah
yang baik, masalah sampah di ITB akan dapat diatasi. Masalah sampah tentu saja
tidak lepas dari kesadaran setiap orang yang ada di kampus untuk membuang
sampah pada tempatnya. Dengan adanya karya tulis ini, diharapkan pembaca
mengetahui bagaimana manajemen sampah di ITB dan perlunya
pengoptimalisasian tempat sampah di kampus ITB sehingga tercipt kampus yang
asri dan bebas dari sarang penyakit yang disebabkan oleh sampah.
1.1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, muncul persoalan sebagai berikut.
a. Bagaimanakah manajemen sampah di ITB?
b. Bagaimanakah sistem pengelolaan tempat sampah di ITB?
c. Apakah langkah-langkah yang diperlukan untuk mengoptimalkan tempat
sampah di ITB?
d. Apakah dampak pengelolaan tempat sampah pada lingkungan di ITB?
1.2 Ruang Lingkup Kajian
Untuk menjawab rumusan masalah di atas perlu pengkajian beberapa pokok,
yaitu:
a. pemanfaatan tempat sampah,
b. fungsi tempat sampah,
c. manfaat tempat sampah,
d. tempat sampah di ITB,
4
f. keefektifan manajemen tempat sampah di ITB,
g. dampak pengoptimalan tempat sampah di ITB.
1.3 Tujuan Penelitian dan Manfaat
Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan ini ialah untuk
menemukan langkah-langkah optimalisasi tempat sampah di ITB (Institut
Teknologi Bandung). Diharapkan tulisan ini dapat memberikan masukan kepada
ITB dalam mengelola dan mengoptimalkan tempat sampah di kampus ITB.
1.4 Anggapan Dasar
Secara umum pengelolaan sampah dilakukan dalam tiga tahap kegiatan, yaitu
pengumpulan, pengangkutan, dan pembuangan akhir atau pengolahan. Sampah
yang dibuang harus dipilih dan dipisahkan berdasarkan jenis sampah. Hal ini
dilakukan agar sampah-sampah anorganik yang masih dapat didaur ulang dapat
dimanfaatkan kembali untuk sesuatu yang berguna.
(http://dimaz-blogz.blogspot.com)
1.5 Hipotesis
Pengelolaan sampah dapat berjalan dengan baik dan efektif jika manajemen
tempat sampah tepat guna dan sesuai dengan kebutuhan. Untuk mengoptimalkan
penggunaan tempat sampah dan mengurangi jumlah sampah yang berceceran
maka ada beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan, yaitu jumlah tempat
sampah harus memenuhi kebutuhan dan berada di setiap tempat terutama
tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan sampah yang lebih banyak seperti kantin,
koperasi, dan kelas. Selain itu pemisahan tempat sampah juga harus
5 1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data
1.6.1 Metode
Penelitian ini bersifat deskriptif, yaitu mendeskripsikan data baik dari literatur
maupun dari lapangan kemudian dianalis. Sehubungan dengan metode yang
digunakan dalam penelitian kali ini adalah metode deskriptif analitis dengan
pendekatan empiris dan rasional.
1.6.2 Teknik pengumpulan data
Pada penelitian kali ini kami menggunakan teknik pengumpulan data berupa
studi literatur, observasi lapangan, wawancara, dan penyebaran angket.
1.7 Sistematika Penulisan
Penulisan karya ilmiah ini terbagi menjadi empat bab, yaitu pendahuluan,
teori dasar tempat sampah, analisis pengoptimalan tempat sampah untuk
lingkungan sehat di ITB, serta simpulan dan saran. Pada bab satu akan dibahas
mengenai latar belakang pengangkatan aspek laporan penelitian ini, rumusan
masalah, tujuan penelitian dan manfaat, ruang lingkup kajian, anggapan dasar,
hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, dan sistematika penulisan. Pada
bab dua akan disajikan penjelasan umum tempat sampah berupa pengertian
tempat sampah, pengertian lingkungan sehat, fungsi tempat sampah, manfaat
tempat sampah, pengelolaan sampah di lingkungan kampus, dan hubungan antara
tempat sampah dengan lingkungan sehat. Bab tiga akan menjelaskan dan
menganalisis masalah-masalah yang telah dirumuskan berupa pengertian tempat
sampah, pengertian lingkungan sehat, fungsi tempat sampah, manfaat tempat
6
lingkungan sehat. Bab empat berisi tentang simpulan dan saran dari penulis
mengenai permasalahan yang kami angkat dengan topik tempat sampah,
7 BAB II
TEORI DASAR TEMPAT SAMPAH
2.1 Pengertian Tempat Sampah
Tempat sampah (bahasa Inggris: waste container) adalah tempat yang
digunakan untuk menampung berbagai macam sampah secara sementara, yang
biasanya terbuat dari logam atau plastik.
Di dalam ruangan, tempat sampah umumnya disimpan di dapur untuk
membuang sisa keperluan dapur seperti kulit buah atau botol. Ada juga tempat
sampah khusus kertas yang digunakan di kantor. Beberapa tempat sampah
memiliki penutup pada bagian atasnya untuk menghindari keluarnya bau yang
dikeluarkan sampah. Kebanyakan harus dibuka secara manual, namun saat ini
sudah banyak yang menggunakan pedal untuk memudahkan membuka tutup
tempat sampah.
Tempat sampah dalam ruangan umumnya dilapisi kantong untuk
memudahkan pembuangan sehingga tidak perlu memindahkan tempat sampah
ketika sudah penuh, cukup dengan membawa kantong yang melapisi tempat
sampah lalu menggantinya dengan yang baru. Hal ini memudahkan pembuangan
sampah.
Beberapa tempat umum seperti taman memiliki tempat sampah yang
ditempatkan di sisi sepanjang jalan yang secara frekuentif dapat ditemukan di sisi
8
sembarangan yang dapat mengganggu keindahan dan kesehatan lingkungan serta
etika sosial.
2.2 Pengertian Lingkungan Sehat
Kehidupan manusia tidak bisa dipisahkan dari lingkungannya. Kita bernapas
memerlukan udara dari lingkungan sekitar. Kita makan, minum, hingga menjaga
kesehatan memerlukan lingkungan.
Pengertian lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar manusia
yang memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung
maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan menjadi lingkungan biotik
dan abiotik. Jika kita berada di kampus, lingkungan biotiknya berupa mahasiswa,
dosen dan karyawan, semua orang yang berada di kampus, serta seluruh
tumbuhan dan hewan yang berada di kawasan kampus. Adapun lingkungan
abiotik berupa udara, bebatuan, gedung-gedung kampus, dan seluruh benda mati
yang berada di kawasan kampus.
Lingkungan merupakan faktor yang sangat berpengaruh bagi kesehatan
pertumbuhan manusia. Untuk mendapatkan pertumbuhan yang sehat, kita perlu
menciptakan lingkungan yang sehat. Lingkungan yang sehat adalah lingkungan
yang dijaga kebersihannya, sehingga akan menjaga kesehatan manusia yang
berada pada lingkungan tersebut.
2.3 Fungsi Tempat Sampah
Tempat sampah berfungsi sebagai suatu wadah sementara untuk menampung
9
Benda-benda yang tidak digunakan dapat berupa benda basah, kering, pecahan
logam, kaca, dll.
Tempat sampah juga berfungsi sebagai pembeda antara sampah oraganik dan
non organik dengan cara membedakan tempat sampah oraganik dan non organik,
sehingga akan lebih mudah proses pemisahannya di tempat pembuangan akhir.
2.4 Manfaat Tempat Sampah
Tempat sampah bermanfaat agar masyarakat tidak membuang sampah
sembarangan yang dapat menggangu keindahan dan kesehatan lingkungan serta
etika sosial. Tempat sampah bermanfaat agar sampah yang telah dikumpulkan
tidak tercecer di berbagai tempat.
2.5 Pengelolaan Sampah di Lingkungan Kampus
Menurut undang-undang nomor 23 tahun 1997 bab iv pasal 9.
1. Pemerintah menetapkan kebijaksanaan nasional tentang pengelolaan
lingkungan hidup dan penataan ruang dengan tetap memperhatikan
nila-inilai agama, adat istiadat, dan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.
2. Pengelolaan lingkungan hidup, dilaksanakan secara terpadu oleh instansi
pemerintah sesuai dengan bidang tugas dan tanggung jawab
masing-masing, masyarakat, serta pelaku pembangunan lain dengan
memperhatikan keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan
nasional pengelolaan lingkungan hidup.
3. Pengelolaan lingkungan hidup wajib dilakukan secara terpadu dengan
10
sumber daya buatan, konservasi sumber daya alam hayati dan
ekosistemnya, cagar budaya, keanekaragaman hayati dan perubahan iklim.
4. Keterpaduan perencanaan dan pelaksanaan kebijaksanaan nasional
pengelolaan lingkungan hidup, sebagaimana dimaksud pada ayat (2),
dikoordinasi oleh Menteri.
Pengelolaan sampah bukan hanyatanggungjawab dari pemerintah, karena
masyarakat juga memiliki kewajiban untuk menjaga dan merawat lingkungan agar
dapat dinikmati oleh generasi yang akan datang.
Pengelolaan sampah dimulai dengan membagi jenis sampah atas dua jenis
sampah, organik dan non organik. Pembagian ini didasarkan atas pemikiran
bahwa sampah organik akan lebih mudah lapuk dan kembali menjadi tanah
dibanding sampah non organik. Contoh sampah organik misalnya kertas bekas,
karton bekas, kain bekas, daun pembungkus makanan dan sampah lain yang
bahan bakunya berasal dari bahan organik di alam, seperti tumbuh-tumbuhan dan
hewan. Sampah non organik adalah sampah-sampah yang tidak mudah lapuk dan
bahan bakunya bukan dari mahluk hidup, misalnya plastik, batu batere, bola
lampu, kaca, barang bekas terbuat dari logam. Sebenarnya ada jenis sampah
ketiga, yaitu yang termasuk kategori Bahan Beracun Berbahaya (B3), seperti batu
batere bekas, PCB yang tak terpakai, sampah jenis ini dibuang ke sebuah
perusahaan pengelola sampah B3 di Cibinong
Dari pemilahan sampah didapatkan sampah organik dan sampah anorganik,
sampah anorganik dikelola meluidaur ulang dan dimusnahkan. Sementara sampah
11
dapat digunakan untuk menambah nilai ekonomis dan bermanfaat bagi
lingkungan.
2.6 Hubungan antara Tempat Sampah dan Lingkungan Sehat
Lingkungan bersih hidup sehat mempunyai arti lingkungan yang jauh dari
kondisi yang menimbulkan penyakit. Lingkungan yang bersih akan menunjang
terwujudnya hidup sehat. Makna dari lingkungan bersih hidup sehat ialah
Lingkungan yang kita tempati memberikan kesan baik terhadap indra dan
memberikan makna kesehatan.
Hidup sehat dimulai dari hal kecil yang sederhana, yaitu membuang sampah
pada tempatnya. Tanpa tersedianya tempat sampah pada jumlah yang memadai
akan membuat masyarakat cenderung malas membuang sampah dan akhirnya
membuang sampah sembarangan. Hal ini membuktikan pentingnya keberadaan
tempat sampah di setiap tempat. Dengan tercukupinya jumlah tempat sampah
akan mengurangi sampah-sampah yang berserakan dan membuat lingkungan
menjadi bersih. Salah satu syarat agar lingkungan dikategorikan sehat adalah
lingkungan tersebut harus bebas dari sampah.
Namun hal ini tidak lepas dari peran masyarakat. Kesadaran diri untuk
membuang sampah pada tempatnya adalah ujung tombak yang menentukan
kebersihan suatu lingkungan. Tersedianya jumlah tempat sampah yang mencukupi
tanpa adanya kesadaran dan tanggung jawab masyarakat tidak akan membawa
12 BAB III
ANALISI PENGOPTIMALAN TEMPAT SAMPAH UNTUK
LINGKUNGAN SEHAT DI ITB
3.1 Paparan Data Kuisioner
Berdasarkan data hasil kuisioner yang telah kami sebarkan, data yang
diperoleh dari 100 sampel mahasiswa ITB yang dipilih secara acak adalah sebagai
berikut.
Hal pertama yang penting dipertanyakan adalah tingkat kemudahan dalam
menemukan tempat sampah di sekitar lingkungan ITB.
Tabel 3.1
Tingkat Kemudahan Menemukan Sampah
Opsi Jumlah Responden Persentase
Ya 66 66%
Tidak 34 34%
Selain kemudahan dalam menemukan tempat sampah, hal penting lainnya
adalah berapa nilai ITB dalam hal kebersihan di mata pengunjungnya. Hal ini
dapat menggambarkan bagaimana kondisi kebersihan ITB, apakah sudah
termasuk bersih ataukah masih kotor.
Tabel 3.2
Skala Kebersihan Lingkungan ITB
Opsi Jumlah Responden Persentase
13
2 11 11%
3 42 42%
4 42 42%
5 8 8%
Mayoritas pengunjung memilih nilai 3 dan 4 yang menunjukkan bahwa nilai
kebersihan untuk ITB sudah cukup baik namun kurang maksimal. Ini dapat
menjadi masukan bagi pihak kebersihan ITB untuk lebih meningkatkan
kebersihan lingkungan ITB.
Selanjutnya, kami mencoba menganalisa tempat-tempat yang paling mudah
menemukan tempat sampah.
Tabel 3.3
Tempat yang Paling Mudah Ditemukan Tempat Sampah
Opsi Respon
Mayoritas responden menjawab kantin adalah tempat paling mudah
14
sampah bekas makanan terbesar, wajar saja di kantin terdapat lebih banyak tempat
sampah. Namun sepertinya di tempat-tempat lain masih kekurangan jumlah
tempat sampah.
Selanjutnya adalah mengenai perilaku mahasiswa ITB, karena kebersihan
tidak hanya menjadi tanggung jawab pihak kampus, tetapi juga merupakan
tanggung jawab kita semua. Berikut adalah tabel mengenai kebiasaan mahasiswa
membuang sampah di tempat sampah.
Tabel 3.4
Kebiasaan Mahasiswa ITB Membuang Sampah pada Tempatnya
Opsi Responden Persentase
Selalu 89 89%
Jarang 0 0%
Kadang-kadang 10 10%
Tidak pernah 1 1%
Jika terdapat suatu kasus yaitu seorang mahasiswa sedang memiliki sebuah
sampah dan tidak dapat menemukan tempat sampah, apa yang akan dilakukannya?
Terdapat berbagai opsi yang kira-kira dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini penting
untuk mengetahui apa yang akan mereka lakukn di kehidupan nyata jika keadaan
tersebut terjadi.
Tabel 3.5
Sikap yang Dilakukan Mahasiswa Saat Tidak Menemukan Tempat Sampah
Opsi Responden Persentase
15
Mayoritas mahasiswa akan menyimpannya terlebih dahulu dan setelah
menemukan tempat sampah akan dibuang. Yang kedua adalah mencari tempat
sampah walaupun jauh. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa ITB sudah memiliki
kesadaran lingkungan untuk tidak membuang sampah sembarangan dan menjaga
lingkungan tetap bersih.
Hal yang paling penting dan tidak boleh diabaikan adalah saat kita membuang
sampah, kita harus memilah antara sampah organik dan sampah anorganik. Ini
penting untuk dilakukan agar sampah-sampah organik yang dapat membusuk
terpisah dengan sampah anorganik yang sukar membusuk. Sampah anorganik
yang telah dipilah dapat didaur ulang sehingga dapat digunakan kembali.
Tabel 3.6
Pemilihan Sampah Organik dan Anorganik
Opsi Responden Persentase
Ya 51 51%
Kadang 44 44%
16
Mayoritas mahasiswa sudah memisahkan antara sampah organik dengan
anorganik. Salah satu hambatan dalam pemisahan sampah ini adalah keterbatasan
tersedianya tempat sampah organik dan anorganik. Banyak tempat di ITB yang
masih memiliki tempat sampah yang bercampur sehingga kita tidak dapat
memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik.
Pertanyaan selanjutnya adalah mengenai pendapat mahasiswa ITB terhadap
kondisi tempat sampah di ITB yang beragam.
Tabel 3.7
Kondisi Tempat Sampah di Lingkungan ITB
Opsi Responden Persentase
Sangat baik 5 5%
Baik 68 68%
Buruk 26 26%
Sangat buruk 1 1%
Mayoritas menganggap bahwa kondisi tempat sampah di ITB sudah cukup
baik. Tempat sampah yang tidak bocor, tidak macet, dan lain sebagainya adalah
sebagian kecil contoh faktor yang menentukan kondisi tempat sampah, apakah
masih bagus atau sudah tidak layak lagi.
Selanjutnya adalah keluhan atau tanggapan mahasiswa ITB mengenai
kekurangan tempat sampah di ITB. Aspek-aspek yang paling menonjol
diantaranya adalah jumlah, bentuk, ukuran, dan jarak antara tempat sampah yang
satu dengan yang lain.
17
Tanggapan Mengenai Kekurangan Tempat Sampah di ITB
Opsi Respon
Jumlahnya 61
Bentuknya 25
Ukurannya 17
Jarak antara tempat sampah 52
Jawaban lain 10
Salah satu aspek yang paling banyak menjadi keluhan adalah jumlah dan
jarak antar tempat sampah yang kurang ideal. Salah satu penyelesaiannya adalah
dengan menambah jumlah tempat sampah di lingkungan ITB. Selain itu, beberapa
responden mengeluhkan pemisahan sampah organik dan anorganik yang tidak
disiplin. Hal ini dapat menjadi masukan bagi pihak kebersihan ITB.
Bentuk tempat sampah merupakan salah satu aspek yang menentukan
keefektifan suatu tempat sampah. Berikut adalah tanggapan mahasiswa ITB
mengenai bentuk tempat sampah yang ideal.
Tabel 3.9
Bentuk Ideal Tempat Sampah Menurut Mahasiswa ITB
Opsi Responden Persentase
18
Sebagian besar mahasiswa ITB lebih menyenangi tempat sampah yang
tutupnya terbuka saat diinjak. Hal ini disebabkan karena tangan kita tidak perlu
kotor saat membuka tempat sampah namun sampah tetap rapi dan tidak
berceceran serta baunya tidak kemana-mana.
3. 2 Hasil Observasi dan Wawancara
Kami melakukan observasi dan wawancara untuk mengetahui saran ataupun
masukan dari mahasiswa ITB untuk semakin meningkatkan kualitas kebersihan
lingkungan di ITB demi terciptanya lingkungan sehat yang kondusif dan
mendukung pembelajaran. Rata-rata sampel mengatakan bahwa pemilahan
sampah di ITB masih tidak jelas dan sering ditemukan tempat sampah yang penuh
tapi tidak segera dibuang oleh pihak kebersihan sehingga sampah menjadi
menumpuk dan tumpah-tumpah keluar. Oleh karena itu sebaiknya sampah
diangkut ke TPA (Tempat pembuangan akhir) secara periodik beberapa kali sehari
agar sampah tidak meluber ke luar.
Yang kedua adalah jumlah tempat sampah yang tidak memadai dan tidak
berada di lokasi-lokasi yang strategis membuat mahasiswa kesulitan jika ingin
19
seperti kelas dan kantin sebaiknya memiliki tempat sampah dengan ukuran yang
lebih besar dan jumlah yang lebih banyak.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada hari Kamis, tanggal 27
November 2014 pukul 09.00 dengan objek pengamatan adalah pengangkutan
sampah di sekitar gedung Oktagon, kami melihat bahwa sampah yang berada pada
tempat sampah organik dan anorganik ketika akan dibawa ke tempat pembuangan
akhir masih disatukan dalam suatu trashbag besar dan tidak dipisahkan antara
sampah organik dan anorganik. Hal ini perlu menjadi perhatian kita. Jika saat
akan membuang ke tempat sampah sudah dipisahkan antara sampah organik dan
anorganik tetapi saat sampah akan dibawa ke tempat pembuangan akhir masih
dicampur, maka usaha untuk membuang sampah berdasarkan jenisnya menjadi
percuma. Oleh karena itu kepedulian terhadap pengelolaan sampah bukan hanya
menjadi perhatian kita, tapi juga pihak ITB khusunya bagian pengelolaan
kebersihan di ITB.
3.3 Pengoptimalan Tempat Sampah untuk Lingkungan Sehat di ITB
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, ada banyak hal yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan pengelolaan ataupun manajemen tempat
sampah di ITB. Ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah,
diantaranya adalah kualitas dan kuantitas tempat sampah serta pengelolaan
sampah saat berada di tempat pembuangan akhir. Tentu saja hal ini membutuhkan
20
Kita sebagai mahasiswa dapat berperan aktif dengan cara menumbuhkan
kesadaran pada diri sendiri mengenai pentingnya membuang sampah pada
tempatnya dan memilah sampah berdasarkan jenisnya. Dampak positif yang
ditimbulkan dari kesadaran membuang sampah salah satunya adalah lingkungan
21 BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
4.1 Simpulan
Aspek yang penting untuk mengoptimalkan penggunaan tempat sampah agar
tercipta lingkungan yang sehat adalah jumlah dan peletakan tempat sampah pada
tempat-tempat yang berpotensi menghasilkan banyak sampah. Selain itu
pemilahan antara sampah organik dan anorganik juga perlu diperhatikan agar
pengelolaan sampah selanjutnya lebih mudah dilakukan dan sampah-sampah yang
masih dapat didaur ulang bisa dimanfaatkan kembali.
4.2 Saran
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data mengenai pengoptimalan
tempat sampah, terdapat beberapa saran.
1. Untuk mahasiswa dan seluruh pengunjung kampus ITB agar selalu
membuang sampah pada tempatnya serta memperhatikan pemilahan
sampah organik dan anorganik.
2. Untuk pihak kebersihan kampus ITB agar menjaga sampah anorganik
tetap terpisah dengan sampah organik mulai dari pengankutan sampah
pada tempat sampah hingga diolah di tempat pembuangan akhir.
3. Untuk masyarakat, sampah-sampah anorganik yang masih dapat
dimanfaatkan sebaiknya didaur ulang menjadi sesuatu yang baru agar
22
DAFTAR PUSTAKA
Pustaka Internet
Anonim. 2014. Tong Sampah Tiga Warna.
Dalam http://jakarta.kompasiana.com/fasilitas-umum/2014/01/27/tong-sampah-tiga-warna-629383.html.
Anonim. http://id.wikipedia.org/wiki/Tempat_sampah.
23
24 LAMPIRAN A
KUISIONER PENGOPTIMALAN TEMPAT SAMPAH DI ITB
1. Apakah Anda mudah menemukan tempat sampah di ITB?
a. Ya b. Tidak
2. Berapakah nilai ITB dalam hal kebersihannya?
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4 e. 5
3. Dimanakah Anda paling banyak menemukan tempat sampah? (boleh lebih dari
satu)
4. Seberapa sering Anda membuang sampah di tempat sampah?
a. Selalu
b. Kadang-kadang
c. Jarang
d. Tidak pernah
5. Jika Anda mempunyai sampah namun tidak dapat menemukan tempat sampah
di sekitar Anda, apa yang akan Anda lakukan?
a. Menyimpannya
b. Membuangnya sembarangan
2 d. Memberikan pada teman
6. Apakah Anda selalu memilah sampah organik dan anorganik saat membuang
sampah?
a. Ya b. Kadang c. Tidak
7. Bagaimanakah pendapat Anda mengenai kondisi tempat sampah di ITB?
a. Sangat baik
b. Baik
c. Buruk
d. Sangat buruk
8. Apa kekurangan ITB dalah hal penyediaan tempat sampah? (boleh memilih
lebih dari satu)
a. Jumlahnya
b. Bentuknya
c. Ukurannya
d. Jarak antara tempat sampah
e. Lainnya, ...
9. Bagiamanakah bentuk tempat sampah yang ideal menurut Anda?
a. Yang tutupnya diangkat
b. Yang tutupnya didorong
c. Yang membuka saat tutupnya diinjak
d. Yang tidak ada tutupnya
e. Lainnya,...
10.Apakah saran Anda untuk ITB dalam hal pengelolaan sampah serta tempat
sampah?
2
RIWAYAT HIDUP
Alya Mutiara Firdausyi lahir di Malang pada tanggal 13
September 1997. Alya merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara. Setelah lulus dari SD Dharma Wanita Universitas
Brawijaya pada tahun 2009, ia melanjutkan pendidikannya di
MTs Negeri Malang 1 hingga tahun 2012. Kemudian
melanjutkan di MA Negeri 3 Malang program akselerasi dan lulus pada tahun
2014. Saat ini ia tengah menempuh pendidikan sarjananya di Institut Teknologi
Bandung pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam tahun pertama.
Saat ini Alya sedang sibuk menjadi aktivis di SKHOLE atau ITB Mengajar dan
mengikuti beberapa kepanitiaan di samping kegiatan akademiknya.
Marlina Fitri Saragih atau biasa dipanggil Marlina lahir di
Lubuk Pakam tanggal 2 Maret 1995. Ia adalah anak pertama
dari tiga bersaudara yang tinggal di Kota Medan, tepatnya di
Perumahan Medan Permai. Sebelum kuliah di ITB, Ia
mengenyam pendidikan di SMA Santo Thomas 1 Medan.
Ketika saya kelas 1 SMA, Ia tidak begitu tertarik pada pelajaran kimia karena
mata pelajaran itu adalah mata pelajaran yang paling sulit dimengerti. Tetapi saat
kelas 2 SMA Ia mulai mengerti mata pelajaran tersebut karena adanya praktikum
kimia. Sejak SMA Marlina ingin menjadi seorang pengusaha atau wanita karir.
3
meraih cita-citanya melalui ilmu yang Ia dapatkan, tetapi Ia tidak mau
mengandalkan hikmat dan kekuatan diri sendiri untuk melakukan setiap
tugas-tugasnya. Ia ingin mengandalkan Tuhan disetiap jalan yang akan Ia hadapi.
Muhammad Rosyid Abdurrohman lahir di Surabaya pada
tanggal 9 Maret 1996. Rosyid merupakan anak ketiga dari enam
bersaudara. Setelah lulus dari SD Islam Sabilillah Malang pada
tahun 2008, Rosyid melanjutkan pendidikannya di SMP N
Sragen-BBS hingga tahun 2011. Kemudian melanjutkan
studinya di MAN 3 Malang selama dua tahun melalui program akselerasi. Pada
tahun 2013, Rosyid diterima di STEI ITB melalui jalur SBMPTN dan setahun
kemudian memilih jurusan Teknik Telekomunikasi. Saat ini Rosyid sedang
menjalani pendidikan tingkat sarjananya sambil aktif mengasah kemampuan
menggambarnya. Mahasiswa yang suka bermain game ini bercita-cita bisa