PENGARUH POLA MAKAN DAN GAYA HIDUP
TERHADAP STROKE
Disusun Oleh:
REDHA FITRI EKAWATI
PROGRAM STUDI D IV KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
DAFTAR ISI
BAB II LANDASAN TEORI ...
C. Gaya Hidup
...
BAB III PENUTUP ...
A. Simpulan
... B. Saran
...
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke merupakan penyakit mematikan ketiga di Amerika Serikat dan banyak negara industri di Eropa. Penyakit ini banyak menyerang orang lanjut usia karena gaya hidup yang tidak sehat pada usia mudanya. Gaya hidup tidak sehat seperti mengkonsumsi makanan cepat saji yang mengandung banyak kolesterol, sedikit olahraga, kurang istirahat, dan lainnya. Bila penderita dapat diselamatkan, biasanya penderita mengalami kelumpuhan di anggota badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan bicara. Hal ini terjadi karena ada penyumbatan dan kerusakkan di pembuluh darah yang menuju ke otak.
Penderita penyakit stroke setiap tahunnya bertambah, karena kebiasaan hidup yang tidak sehat, kebiasaan ini menyebabkan rusakkan sistem di tubuh. Stroke terjadi karena cabang pembuluh darah terhambat oleh emboli. Emboli bisa berupa kolesterol atau udara. Emoli berupa kolesterol disebabkan pola makan sehari-hari yan tidak sehat, sedangkan emboli udara disebabkan kurang aktivitas olahraga. Jika tidak ada upaya
pencegahan resiko stroke, maka resiko penderita stroke di dunia akan meningkat.
B. Rumusan Masalah
BAB II
A. Definisi Stroke
Stroke adalah suatu penyakit defisit neurologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah otak yang terjadi secara mendadak dan menimbulkan gejala dan tanda yang sesuai dengan daerah otak yang terganggu. Stroke merupakan salah satu masalah kesehatan yang serius karena ditandai dengan tingginya morbiditas dan mortalitasnya. Selain itu, tampak adanya kecendrungan peningkatan insidennya (Bustan, 2007).
Batasan yang dikemukakan oleh WHO Task Force in Stroke and Other Cerebrovascular Disease tahun 1998, stroke secara klinis adalah disfungsi nerologis akut yang disebabkan oleh gangguan pembuluh darah dan timbul secara mendadak (dalam beberapa detik) atau cepat (dalam beberapa jam) dengan gejala-gejala dan tanda-tanda yang sesuai dengan fokal otak yang terganggu.
B. Klasifikasi Stroke
Stroke dibedakan menjadi dua yaitu, stroke iskemik dan stroke hemoragik. a. Stroke Iskemik
Iskemia disebabkan oleh adanya penyumbatan aliran darah otak oleh thrombus atau embolus. Trombus umumnya terjadi akibat aliran darah ke otak terhenti oleh artheriosklerosis( penumpukan kolesterol pada dinding pembuluh darah) atau bekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah ke otak. Penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur pembuluh darah arteri yang menuju ke otak.
pecahnya dinding pembuluh darah oleh emboli. Darah ke otak disuplai oleh dua arteria karotis interna dan dua arteri vertebralis. Arteri-arteri ini merupakan cabang dari lengkung aorta jantung. Stroke Iskemik terbagi lagi menjadi 3 yaitu:
1. Stroke Trombotik: proses terbentuknya thrombus yang membuat penggumpalan.
2. Stroke Embolik: Tertutupnya pembuluh arteri oleh bekuan darah. 3. Hipoperfusion Sistemik: Berkurangnya aliran darah ke seluruh
bagian tubuh karena adanya gangguan denyut jantung. b. Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik disebabkan oleh pembuluh darah otak yang pecah menyebabkan darah mengalir ke substansi atau ruangan subarachnoid yang menimbulkan perubahan komponen intracranial yang seharusnya. Sehingga proses transmisi sinyal listrik dari otak ke bagian tubuh lainnya tidak berjalan. Darah yang mengalir ke substansi otak atau ruang subarachnoid dapat menyebabkan edema, spasme pembuluh darah otak dan penekanan pada daerah tersebut menimbulkan aliran darah berkurang atau tidak ada sehingga terjadi nekrosis jaringan otak.
C. Patogenesis Stroke Hemoragic
Disebut stroke hemorrhagic stroke karena ditemukan adanya darah di dalam otak yang dalam keadaan normalnya tidak ada. Yang menjadi masalah pada pasien dengan penyakit ini adalah ditemukannya darah di dalam otak yang berasal dari pembuluh darah otak yang pecah.
TAHAP AWAL
1. Karena tekanan darah yang terlalu tinggi sehingga dinding pembuluh darah tidak bisa menahannya atau
2. Karena aktifitas yang terlalu berat sehingga tekanan darah di otak menjadi meningkat dan akhirnya dinding pembuluh darah yang telah rapuh tidak bisa menahannya dan
3. Kombinasi dari keduanya.
Gejala yang dirasakan oleh penderitanya hanyalah rasa pusing biasa dan merasa kepalanya sangat berat saja dan kadang tidak menimbulkan gejala sama sekali.
TAHAP SELANJUTNYA
Lama-kelamaan akhirnya darah yang mengisi otak ini semakin banyak. Sebagai akibat dengan adanya cairan baru di dalam kepala, maka volume cairan di dalam darah secara langsung akan meningkat begitu pula tekanan di dalam otak. Bagaimana gejala pada pasien? Pada tahap ini, pasien bisa saja merasakan sakit kepala hebat, disertai muntah terus menerus dan kepala serasa berputar. Pada tahap ini biasanya pasien dan keluarga akan segera mencari pertolongan.
TAHAP SELANJUTNYA
Akhirnya darah yang masih saja mengalir itu mulai menekan bagian-bagian otak, dan gejala yang ditimbulkan tergantung dari tempat perdarahan tersebut. Jika yang tertekan oleh otak adalah area motorik otak kanan, maka pasien akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kiri, begitu pula sebaliknya, jika bagian otak yang tertekan adalah area motorik otak kiri, maka pasien akan menderita kelumpuhan tangan dan kaki sebelah kanan. Jika perdarahan tersebut terjadi di dekat pusat kesadaran maka pasien tersebut dapat mengalami penurunan kesadaran.
Tahap yang paling akhir jika perdarahan tidak atau gagal ditangani, maka darah akan semakin banyak dan akibatnya bisa menekan pusat kesadaran dan pusat pernafasan sehingga pasien mengalami henti nafas, dan jika ini terjadi, maka kemungkinan terburuk adalah kematian bagi pasien tersebut.
D. Gejala-gejala Stroke
Gejala stroke yang muncul tergantung bagian otak mana yang terganggu. Otak manusia terdiri atas otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum) dan batang otak. Otak besar terdiri atas bagian besar yang
disebut hemisfer, yaitu hemisfer kanan dan hemisfer kiri. Fungsi bagian tubuh sebelah kanan di kendalikan oleh hemisfer kiri dan fungsi bagian tubuh sebelah kiri dikendalikan oleh hemisfer kanan. Otak memiliki lobus-lobus yang memiliki fungsi masing-masing, diantaranya:
1. Otak Lobus frontal
Mengendalikan gerakan, pengambilan, keputusan, dan pembauan. 2. Lobus temporal
Mengendalikan pendengaran, memori, dan emosi 3. Lobus pariental
Mengendalikan rasa kulit dan bahasa 4. Lobus occipital
Mengendalikan pengelihatan 5. Lobus cerebellum
Mengendalikan keseimbangan dan koordinasi 6. Batang Otak
Mengendalikan menelan, bernafas dan fungsi vital
gangguan pada proses bermusik, berimajinasi, berkesenian, orientasi, dan ilmu ruang. Stroke yang menyerang otak dapat mengganggu fungsi sistem saraf, sehingga anggota tubuh tidak merespon sinyal listrik dari saraf pusat. Hal ini menyebabkan berbagai gejala-gejala diantaranya:
1. Kelumpuhan anggota gerak
Kelemahan anggota gerak merupakan gejala umum yang dijumpai pada srtoke. Bila seseorang tiba-tiba merasakan kehilangan kekuatan pada salah satu lengan atau tungkai berpikirlah ini sebagai gejala stroke. Kelemahan biasanya sesisi, kanan atau kiri. Gangguan peredaran darah otak di sebelah kanan akan menyebabkan kelemahan anggota gerak bagian kiri. Sebaliknya, gangguan peredaran darah di sebelah kiri menyebabkan kelemahan anggota gerak bagian kanan.
2. Wajah perot
Wajah perot juga gejala umum yang sering timbul pada penderita stroke. Wajah perot pada penderita stroke terjadi akibat gangguan pada saraf nomor tujuh di sentral. Cara mudah untuk melihat wajah perot adalah meminta pasien untuk tersenyum atau menunjukkan giginya. Curigailah wajah perot mendadak sampai tebukti bukan gejala stroke.
3. Gangguan bicara
Gangguan stroke dapat pula menunjukkan bicara tidak jelas (pelo) atau tidak dapat bicara (afasia). Hal ini terjadi akibat kelumpuhan saraf nomor duabelas atau lobus fronto-temporal di otak. Untuk memeriksanya mintalah pasien menjulurkan lidah, dalam keadaan normal lidah menjulur lurus.
Pusing berputar dapat disertai gejala mual/muntah maupun tidak. Gangguan pada sistem keseimbangan di otak kecil (cerebellum) akan menimbulkan gejala pusing berputar. Gejala pusing berputar dapat juga disertai gejala lain misalnya pelo dan gangguan koordinasi. 5. Nyeri kepala
Nyeri kepala yang diakibatakan stroke biasanya terjadi bersifat mendadak, intensitas yang berat, dan disertai gangguan saraf lainnya.
6. Penurunan kesadaran
Kesadaran di otak dipengaruhi oleh ARAS (Assending Reticular Activating System). Sistem ini membuat seseorang terjaga. Pada
kasus stroke yang langsung menyerang sistem kesadaran atau mendesak pusat sistem kesadaran dapat dijumpai penurunan kesadaran.
7. Mendadak seluruh badan lemas dan terkulai tanpa hilang kesadaran (drop attack) atau disertai hilang kesadaran sejenak (sinkop)
8. Gangguan pengelihatan (mata kabur) pada satu atau dua mata 9. Gangguan daya ingat atau memori baru (amnesia)
10. Gangguan orientasi tempat, waktu, dan orang
11. Gangguan menelan cairan atau makanan padat (disfagia)
Berdasarkan lokasinya ditubuh gejala stroke dibagi menjadi tiga, diantaranya:
1. Bagian sistem saraf pusat, yaitu kelemahan otot (hemiplegia), kaku dan menurunnya fungsi sensori
3. Cerebral cortex yaitu tidak bisa berbicara (afasia), kehilangan kemampuan untuk melakukan gerakkan-gerakan yang bertujuan (apraksia), daya ingat menurun, kegagalan melaksanakan sebuah fungsi sebagian badan (hemiparese), dan kebingungan
E. Pencegahan Stroke
Upaya untuk menghindari stroke dimulai dengan memperbaiki gaya hidup dan mengendalikan faktor resiko sehingga dapat mengurangi peluang terkena penyakit stroke. Berikut upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya stroke.
1. Mengontrol berat badan dan kolesterol
Makanan yang banyak mengandung kolesterol dapat menyebabkan kolesterol menumpuk di dinding pembuluh darah yang disebut artheriosklerosis.
2. Mengendalikan faktor resiko penyakit
Pengendalian resiko penyakit seperti hipertensi, diabetes dan kolesterol. Hipertensi dan jantung koroner merupakan resiko utama stroke. Penyakit diabetes juga meningkatkan 1,5-4 kali resiko stroke. 3. Diet rendah lemak dan garam
Faktor resiko utama stroke adalah hipertensi dan hiperkolesterol. Oleh karena itu diet rendah lemak dan garam dapat mengurangi resiko kolesterol.
4. Berolahraga dan aktivitas fisik
Olahraga dapat membantu mengurangi berat badan, mengendalikan kolesterol dan menurunkan tekanan darah yang menjadi faktor stroke.
5. Tidak merokok
6. Tidak minum alkohol
Alkohol dapat menaikkan tekanan darah dan memperlemah jantung, mengentalkan darah, dan menyebabkan kejang arteri.
7. Berhenti memakai obat-obatan terlarang (NARKOBA)
Pemakai obat-obat terlarang seperti heroin, kokain dan amfetamin meningkatkan resiko stroke tujuh kali dibandingkan narkoba lainnya. F. Pengobatan Stroke
Saat mengalami serangan stroke, segera melakukan pemeriksaan untuk mengetahui penyebab pembekuan darah atau darah yang tidak bisa diatasi dengan obat penghancur bekuan darah. Penelitian terakhir menunjukkan bahwa kelumpuhan dan gejala lainnya bisa dicegah atau dipulihkan jika RTPA (Recombinat Tissue Plasminogen Activaror) atau steptokinase yang berfungsi menghancurkan bekuan darah diberikan tiga
jam setelah muncul serangan stroke.
Antikoagulan (seperti heparin) diberikan pada penderita stroke in evolution. Namun, antokoagulan tidak diberikan pada penderita
pendarahan di otak karena akan menambah resiko terjadinya pendarahan di otak. Berikut ini beberapa jenis terapi medis yang dapat diberikan pada penderita stroke.
1. Fisioterapi
Fisioterapi dapat membantu memulihkan kekuatan otot-otot serta mengajarkan bagaimana bergerak yang aman dan nyaman dengan keterbatasan akibat kelemahan gerak otot.
2. Terapi Okupasi
Terapi okupasi membantu penderita untuk dapat melakukan makan minum dan mengganti baju sendiri.
3. Terapi bicara
A. Pola Makan
Pola makanan sehat berarti menjaga kualitas dan kuantitas makanan. Masuk dalam katagori makanan sehat yakni buah dan sayuran, whole grain (bulir utuh), minyak sayur, ikan, unggas, dan kacang-kacangan.
“sebaiknya, kurangi daging merah, minuman yang mengandung gula, dan makanan olahan yang biasanya berkadar gula dan karbohidrat tinggi” kata Kepada Departemen Nutrisi dan Sekolah Kesehatan Masyarakat Universitas Harverd Walter Willett (Laksmi, 2013).
Salah satu penyebab stroke adalah pola makan yang tidak sehat. Makanan cepat saji yang mengandung banyak kolesterol dan bahan kimia merupakan salah satu penyebab stroke. Bagi penderita stroke banyak makanan yang dilarang untuk dikonsumsi. Makanan yang biasa dikonsumsi mengandung kadar kolesterol jahat dapat menyebabkan kerusakan pada pembuluh darah lebih cepat dibandingkan seseorang yang mengontrol makanan yang mengandung kolesterol jahat. Jika kolesterol jahat mengendap di dalam pembuluh darah maka aliran darah akan terhambat hingga menyebabkan pembuluh darah pecah. Adapun makan yang harus dihindari dan dapat dikonsumsi antara lain :
a. Makanan yang dihindari
1. Jenis makanan dan minuman yang mengandung garam yang tinggi 2. Jenis makanan dan minuman yang mengandung kadar gula yang
tinggi seperti minuman bersoda
3. Makanan yang digoreng dan dipanggang seperti muffin, donat, kerupuk dll
4. Daging merah dan daging olahan seperti hotdogs, sandwich, daging asap, sosis dll
6. Alkohol
b. Makanan yang dianjurkan
1. Buah-buahan seperti jeruk, jambu biji, apel, kesemek, pepaya dan alpokat .
2. Sayur-sayuran seperti tomat, wortel, kacang hijau, dan kacang kedelai.
Untuk memudahkan memilih produk makanan sehat, bisa dilihat daftar kandungan yang ada pada setiap kemasan. Patokannya adalah tubuh lebih kurang membutuhkan 25 gram serat setiap hari untuk melancarkan metabolisme. Serat juga membantu menurunkan kadar kolesterol, resiko stroke, resiko diabetes dan penyerapan karbohidrat. Sumber serat yang baik adalah buah dan sayuran selain segar tidak ada efek sampingnya.
B. Gaya Hidup
Profesor Graeme Hankey, kepala unit stroke di Royal Perth Hospital
menuturkan stres kronis yang dialami seseorang bisa menjadi faktor risiko
untuk stroke, meskipun hubungan ini tidak terlalu kuat.
Dalam studi yang dilakukan Profesor Craig Anderson dari The George
Institute for Global Health mengungkapkan stres tidak berhubungan langsung
dengan stroke. Tapi ada kemungkinan memperburuk gejala yang ada serta
menjadi faktor risiko untuk stroke. Pada penelitian interstroke yang
melibatkan 6.000 orang dari 22 negara diketahui stres diidentifikasi sebagai
salah satu dari 10 faktor risiko terhadap stroke yang dapat dimodifikasi. "Interstroke dan studi lainnya menemukan stres kronis merupakan
kuat," ujar Profesor Hankey Profesor Hankey menuturkan ada
penjelasan biologis mengenai hubungan stres dan stroke. Stres kronis
membuat tubuh mengalami tekanan darah tinggi yang dapat memicu
kerusakan dinding pembuluh darah, sehingga meningkatkan risiko
penyakit salah satunya stroke iskemik. Sedangkan pada stres akut
diketahui mempengaruhi trombosit dalam darah yang meningkatkan
proses pembekuan dan menyebabkan penyumbatan arteri di atau
dekat otak. Hal ini karena trombosit diaktifkan oleh hormon
adrenalin.Hal lain yang bisa mempengaruhi adalah bagaimana cara
orang mengatasi stresnya. Jika ia menggunakan rokok dan alkohol
untuk mengelola stres maka kondisi ini berkontribusi besar terhadap
tekanan darah tinggi yang dapat memicu stroke. "Saat stres orang
bisa merokok dan minum lebih banyak, serta tidak tidur dengan baik.
Semua hal ini mempengaruhi fisiologis dan menempatkan diri pada
risiko masalah jantung serta stroke," ungkapnya ( Pogson, 2012). Namun beberapa perubahan gaya hidup yang bisa mengurangi risiko
stroke juga dapat menurunkan stres, seperti tidak merokok, rutin periksa
darah dan kolesterol, mengonsumsi diet seimbang dan berolahraga secara
teratur. Berikut kebiasaan hidup yang dapat menyebabkan terkana stroke: 1. Gaya hidup tidak sehat
2. Merokok
Merokok meningkatkan risiko terkena stroke empat kali lipat. Hal ini
berlaku bagi semua jenis rokok dan untuk semua tipe stroke, terutama
perdarahan subaraknoid dan stroke iskemik. Merokok menyebabkan
penyempitan dan pengerasan arteri di seluruh tubuh (termasuk yang ada
di otak, jantung dan tungkai), sehingga merokok mendorong terjadinya
aterosklerosis, mengurangi aliran darah dan menyebabkan darah mudah
menggumpal. Merokok juga meningkatkan pembentukan dan
pertumbuhan aneurisma intrakranium. 3. Stres
Stres dapat menyebabkan hati memproduksi radikal bebas lebih banyak dan memengaruhi sistem imunitas tubuh secara umum hingga mengganggu fungsi hormonal. Stres yang berujung pada depresi dapat menjadi salah satu faktor terjadinya stroke.
4. Konsumsi alkohol dan obat-obat terlarang
Obat-obatan misalnya kokain dan amfetamin juga bisa memperempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
5. Mendengkur
Menurut penelitian, kebiasaan mendengkur dapat meningkatkan tekanan darah dan memicu terjadinya stroke. Banyak mendengkur menjadi salah satu faktor stroke karena suplai oksigen ke otak menurun.
Kenneth H. Cooper, M.D., M. P. H, pendiri dan Chairman Cooper Aerobics Center. Cooper adalah orang yang pertama kali mencetuskan istilah aerobics. Kata aerobics berarti dengan udara atau oksigen. Dalam kaitan olahraga, aerobik dalam bahasa Indonesia adalah segala jenis olahraga yang menggunakan udara dalam jangka waktu tertentu, mengoptimalkan kemampuan jantung dalam memasok darah berisi oksigen ke seluruh jaringan dan sel-sel di seluruh tubuh. Cooper memberi banyak ragam latihan aerobik. Mulai dari berjalan kaki, berlari, bersepeda, berenang, lompat tali, bermain ski, treadmill, bermain tenis, bulutangkis, bola voli, sepakbola, dsb (Intisari, 2011). Dengan meningkatkan aktivitas fisik dapat mengurangi resiko berbagai penyakit termasuk stroke dan menjaga kebugaran tubuh.
BAB V PENUTUP A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
http://cherychabylanday.blogspot.com/2013/06/makalah-patofisiologi-stroke_2.html
http://rstroke.blogspot.com/2011/07/patofisiologi-stroke.html