• Tidak ada hasil yang ditemukan

Membaca Al Qur’an dan Maknanya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Membaca Al Qur’an dan Maknanya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

B U L E T I N B U L A N A N S U R A U B A I T U L A M I N D E P O K

2012

Seberapa pentingkah Al Qur’an buat kita sehingga kita perlu membaca dan memaknainya? Bagaimana Al Qur’an menjawab hal ini? Di Al Qur’an, yakni dalam surat Al Jatsiyah ayat 20, Allah SWT berfirman, “Al Qur’an ini adalah pedoman bagi manusia, petunjuk dan rahmat bagi kaum yang meyakininya.”

Kemudian pada Surat Yaa Siin ayat 69, disebutkan, “Al Qur’an itu tidak lain adalah pelajaran dan kitab yang memberi penerangan.”

Allah juga berfirman dalam surat Al Kahfi ayat 1 dan 2: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al Qur’an dan Dia tidak mengadakan penyimpangan di dalamnya, melainkan sebagai bimbingan yang lurus.”

Sementara itu, dalam Surat Al Qalam ayat 52, Allah SWT berfirman tentang pengajaran yang terkandung dalam kitab suci Al Qur’an, “Dan tiadalah ia (Al Qur-an), melainkan pengajaran untuk semesta alam.”

Al Qur’an tak lain adalah petunjuk bagi umat manusia, sebagaimana pada surat An Nahl ayat 89. Allah SWT mewahyukan,

“Kami turunkan kepadamu Kitab (Al Qur-an) yang menjelaskan segala sesuatu, petunjuk, rahmat dan kabar gembira bagi

orang-orang muslim.”

Sedangkan dalam surat Yunus ayat 57, Allah SWT berfirman: “Hai sekalian manusia, sungguh telah datang kepada kamu pengajaran dari Tuhanmu (Al Qur-an), penyembuh penyakit-penyakit dalam dada, petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang beriman.”

Dari ayat-ayat Al Qur’an tersebut diatas, telah jelas sekali bahwasanya Allah SWT menerangkan pentingnya Al Qur’an untuk kita. Manusia berkewajiban meya-kini Al Qur’an sebagai pedoman, petunjuk dan rahmat, pelajaran dan penerangan, pembimbing yang lurus, pengajaran, petunjuk serta kabar gembira. Sehingga bagi yang mengimaninya, Al Qur’an akan menjadi obat segala penyakit hati.

Bahkan Allah SWT bersumpah, bahwa Al Qur’an adalah bacaan yang sangat mulia, dalam surat. Al-Waaqi’ah: 75-81, “Maka Aku

bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang. Sesungguhnya sumpah itu adalah sumpah yang besar kalau kamu mengetahui, sesungguhnya Al Qur’an ini adalah bacaan yang sangat mulia, pada kitab yang terpelihara (Lauhul mahfudz), tidak menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan. Diturunkan dari Tuhan semesta alam.”

Sehingga dengan membaca dan mempelajarinya, manusia akan mendapat-kan ketenangan jiwa, seperti yang disab-dakan Rasululah SAW, dari Abu Hurairah, “… dan tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah Allah untuk membaca Kitabullah dan saling mempelajarinya di

Membaca Al Qur’an dan Maknanya

Pada saat kita tidak seperti yang

disampaikan Al Qur’an, berarti kita

meremehkan pesan Tuhan. Ada

orang yang seratus persen

melak-sanakan apa yang diperintahkan

Allah SWT dalam Al Quran. Dia

adalah Rasulullah SAW, pemimpin di

dunia dan akhirat.

Tgl.

Jadwal Sholat Februari 2012

Untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya

(Bersambung ke hal. 6 kol. 1)

Seri Tombo Ati

Mohamed Seif el-Shazli, bersama anaknya, Ahmed dan Hassan el-Zeneiny, pengurus Mesjid Al-Hussein, Mesir, memperlihatkan Al-Qur'an mushaf Ustmani di ruang purbakala mesjid. Agar menjadi pelajaran dan kitab yang memberi penerangan, Al-Qur’an harus dipahami maknanya, salah satunya melalui metode kajian tematik.

Panitia Peradaban Bersih

(Pandabsih)

Terus Ber-AKSI dan

Introspeksi

Tarekat Dalam Islam

Para Sahabat Syaikh

Al-Junayd Al-Baghdadi

Turnamen Tenis Meja AKSI

Bakat-bakat Terselubung

Bermunculan

Kisah Hikmah

Tangan Yang Dicintai Allah

2

3

4

8

Berani Usul, Berani

Bertanggung Jawab

Halaman

4

(2)

http://facebook.com/mozaiksurau

http://twitter.com/baitulamin

http://blog.baitulamin.org

AKSI Sosialisasi Pandabsih Ke Surau Bekasi & Serang

Untuk mensosial-isasikan program-program Pandab-sih, atau Panitia Peradaban Bersih, Divisi Sosialisasi kembali mengun-jungi surau, pos dan IOP di wilayah BKS DKI, Jabar & Banten. Kali ini Surau Baitul Amin (SBA) 6 Bekasi mendapat giliran didatangi oleh tim AKSI pada tanggal 12 Desember 2011 dan Surau Serang pada tanggal 2 Januari 2012. Kunjungan ke dua surau tersebut diawali dengan kerja bakti, penanaman pohon dan sosialisasi kepada jamaah setelah wirid. Program kunjungan ini dilakukan untuk menyukseskan AKSI, agar jamaah dari luar SBA Bojongsari mengetahui program-program Pandabsih dan dapat turut serta menjaga kebersihan apabila berkunjung.

Turnamen Tenis Meja Antar Divisi Pandabsih dan Penanaman Pohon Pengabdian

Untuk meningkatkan silaturahim dan kekompakan antar divisi Pandabsih, 17 Desember 2011 kesembilan divisi Pandabsih dan Anshor mengikuti turnamen tenis meja yang berlangsung di auditorium atas. Auditorium atas, yang biasa juga digunakan untuk resepsi pernikahan, kali ini telah diubah menjadi arena tenis meja. Turnamen yang berlangsung ketat ini dimenangkan oleh pasangan Abangda H. Akhmad Syukran Bestari (Bang Ari) & Bang Herman menjadi juara setelah menyisihkan berbagai pasan-gan dari 9 Divisi Pandabsih. Pada turnamen tersebut, ikut bertanding juga perwakilan dari Kampus Panca Budi, Medan.

Pada saat Turnamen Tenis Meja, juga diadakan Kegiatan Penanaman Pohon Pengabdian. Ketua YPDKY, H. Abdul Khalik Fajduani, SH., menegaskan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dengan niat “Berbuat Kebajikan”. Selain itu juga untuk mereal-isasikan salah satu dari sepuluh Visi Baitul Amin 2012 yaitu “Sejuk dan angin semilir walau pun di musim kemarau, burung-burung berkicau di dahan pepohonan yang rindang dengan taman yang

tertata asri.” Kurang lebih 100 pohon ditanam oleh Ketua YPDKY,

Pengurus Surau, Anggota YPDKY, Anshor dan Pandabsih yang tersebar di seluruh area Surau Baitul Amin.

Pekan Bersih (25 Desember 2011 – 02 Januari 2012)

Sosialiasi kegiatan Pandabsih agar menjadi budaya Surau Baitul Amin di Bojong Sari Depok, kembali diadakan dengan mengadakan Pekan Bersih untuk yang keempat kalinya. Kegiatan ini sebagai salah satu sarana pengingat bagi jamaah agar terus berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan surau. Pada malam pergantian tahun 2011 – 2012, Pandabsih juga berkesempatan untuk menyosialisasikan programnya kepada jamaah disela acara malam tahun baru yang diadakan oleh YCBA.

Sehari Bersama Bang Arie dan Bang Ramon (04 Januari 2012)

Acara yang baru pertama kali diadakan ini bertema ‘Intros-peksi Diri adalah Kunci Hati’. Kegia-tan ini berbentuk tausiyah dari Pengurus II Surau Baitul Amin, B o j o n g s a r i ,

Abangda H. Akhmad Syukran Bestari, SE., MMSi., yang biasa disapa Bang Arie dan Pengurus III, Abangda H. Rahman Moeng-gah, SH., LLM., yang akrab dipanggil Bang Ramon.

Dalam tausiyahnya kepada Anshor, Fifas, Ibu-ibu Masak, YCBA dan Pandabsih, Bang Arie mengatakan bahwa manusia seringkali menerima berita yang sepotong-sepotong, tidak lengkap. “Tanpa sadar otak kita sudah memuat suatu rentetan berita. Padahal belum tentu seperti itu. Sebetulnya introspeksi yang paling penting adalah bagaimana kita dapat memahami pesan.” Bang Arie kembali mengingatkan hadirin untuk selalu menggunakan Al Quran dan Hadist, sebagai pegangan menjawab segala tantangan kehidupan. (ANG/JH)

Terus Ber-AKSI dan Introspeksi

Panitia Peradaban Bersih (Pandabsih)

Artikel dan informasi seputar kegiatan kesurauan, Islam dan Tasawuf berupa soft copy dapat dikirimkan disertai data diri pengirim ke Kontak Redaksi yang tertulis diatas. Redaksi berhak untuk mengedit isi artikel atau tidak menerbitkan artikel yang telah dikirimkan. Untuk informasi selengkapnya, kunjungi situs web: http://media.baitulamin.org

Penanggung Jawab H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSI | Pemimpin Umum Drs. H. Tugirin Yusuf Sonokarto, MM | Pemimpin Redaksi M. Reza Hoesin, SE, MM | Kontak Redaksi Kampus Baitul Amin, Jl. Curug Raya No. 35, Curug, Bojongsari, Depok 16517, Email: mozaik@baitulamin.org | Kontak Iklan dan Sirkulasi: 085717161716, Email: iklan@baitulamin.org

w w w. b a i t u l a m i n . o rg

blog.baitulamin.or

g

blog.baitulamin.or

g

blog.baitulamin.or

g

blog.baitulamin.or

g

blog.baitulamin.or

g

blog.baitulamin.or

g

blog.baitulamin.or

g

blog.baitulamin.or

(3)

kata-katanya sempat mengagumkan khalifah, yang diberitahu oleh seorang kurir tentang apa yang telah terjadi, Khalifah pun menjadi ragu terhadap hukuman mati yang dijatuhkan kepada tiga orang sufi tadi, lalu dia meminta qadi Abd al-Abbas ibn Ali untuk meninjau kembali. Setelah qadi membawa mereka pulang dan bertanya mengenai aturan-aturan hukum dan kebenaran, qadi merasa puas dan menyesal karena tidak memedulikan nasib ketiga sufi tersebut.

Kemudian al-Nuri berkata, “Wahai Qadi, meskipun engkau telah menanyakan semua persoalan, sesungguhnya engkau belum menanyakan inti persoalan, karena Tuhan sesungguhnya mempunyai hamba-hamba yang makan lewat Dia, duduk melalui Dia, dan hidup melalui Dia, serta selalu berkontemplasi tentang Dia, jika mereka terputus dari berkontemplasi tentang Dia maka mereka akan menangis karena sedih.”

Sang Qadi terpesona dengan kedala-man bicaranya dan kebenaran kandun-gannya, dia lalu menulis surat kepada khalifah. “Jika sufi-sufi ini adalah orang yang zindiq, lalu siapakah di muka bumi ini yang ahli dalam tauhid?”

Khalifah memanggil sufi-sufi tersebut untuk menghadap, dan berkata : “Mintalah sesuatu!” Mereka menjawab, “Satu-satunya yang kami mohon dari Anda ialah; hendaknya Anda melupakan kami, dan jangan jadikan kami orang-orang yang Anda sukai, dan jangan pula mengusir kami dari negeri ini, karena kesukaan dan ketidaksukaan sama saja bagi kami.” Khalifah menangis dan mengizinkan mereka pergi dengan rasa hormat.

Dalam kitab Risalah Qusyairiyah, Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi mengutip pernyataan Syaikh al-Nuri, “Jika kamu melihat orang yang mengaku bersama Allah sehingga ia

Syaikh Abu al-Husayn al-Nuri

Nama lengkap beliau Abu al-Husayn Ahmad ibn Muhammad al-Nuri (226-295 H/840-908 M). Beliau lahir di Baghdad dan asli suku Baghawy. Setelah beberapa tahun lamanya tinggal di Raqqa Irak Utara, beliau kemudian kembali ke Baghdad sampai meninggal dunia. Syaikh al Nuri berguru kepada Syaikh Sari al-Saqati (Abu al-Hasan Sari ibn al-Mughallas), guru dari Syaikh Abu Qasim ibn Muhammad ibn al-Junayd al-Baghdadi.

Diriwayatkan ketika Ghulam al-Khalil bertindak sewenang-wenang terhadap para sufi, Syaikh al-Nuri, Syaikh Raqqam serta Syaikh Abu Hamzah al-Baghdadi ditahan dan digiring ke istana khalifah. Ghulam al-Khalil mendesak khalifah untuk menghukum mati mereka, dengan tuduhan mereka tergolong orang-orang zindiq (sesat). Khalifah pun langsung memerintahkan agar mereka dihukum mati. Ketika algojo mendekati Syaikh Raqqam, Syaikh al-Nuri bangkit dan menyatakan kesediaannya untuk meng-gantikan Syaikh Raqqam dengan penuh kepasrahan dan suka cita. Semua orang yang menyaksikan peristiwa itu kagum. Sang algojo berkata, “Wahai, anak muda, pedang bukanlah benda yang diinginkan oleh seseorang sedemikian berhasrat seperti engkau, dan giliranmu belum sampai.”

Al-Nuri menjawab, “Ya, ajaranku berdiri di atas laku utama. Hidup adalah sesuatu yang paling indah di dunia ini, aku ingin membuat laku utama dengan mengorbankan diri demi saudaraku ini selama masih tersedia sedikit waktu. Menurut pandanganku, sesaat di dunia ini lebih baik daripada seribu tahun di akhirat nanti, karena di sini tempat berbakti dan di sana tempat berdekatan, dan kedekatan diperoleh dengan kebaktian.”

Kebaikan al-Nuri dan kelembutan

berani keluar dari batas ilmu agama, maka sekali-kali janganlah mendekatinya”. Dalam kitab tersebut termaktub pendapat Syaikh Junayd al-Baghdadi, “Sejak al-Nuri wafat tidak seorang pun yang mampu menceritakan hakekat kebenaran.”

Karya Syaikh al-Nuri adalah Maqamat al-Qulub (Persinggahan-persinggahan Hati) berisi suatu uraian yang indah mengenai tahap-tahap psikologis dan ‘tempat duduk’nya dalam hati manusia. Karya tersebut memuat banyak sekali sajak, puisi, dan prosa, yang berbentuk perumpamaan-perumpamaan yang menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari seorang sufi, dan sesuatu yang harus dilalui seorang Muslim yang hendak menjadi sufi.

Syaikh Abu Ali al-Rudzabari

Nama lengkap beliau Abu Ali Ahmad ibn Muhammad ibn al-Qasim ibn Mansur ibn Syahriyar ibn Mahradzadzar ibn Farghadad ibn Kisra. Beliau berasal dari Baghdad, tetapi tinggal di Mesir dan menjadi syaikh di sana serta meninggal di tempat itu pula. Tahun kelahirannya tidak diketahui secara jelas, hanya diketahui bahwa ia meninggal dunia pada 322 H/934 M. Syaikh Abu Ali bersahabat dengan Syaikh Abu al-Qasim al-Junayd, Syaikh Abu Husayn al-Nuri, Syaikh Abu Hamzah Al Khurasani, dan Syaikh Hasan al-Masuhi.

Beliau sangat pandai dalam ilmu fikih, mendalami ilmu tasawuf dan banyak menghafal hadis. Menurut pengakuannya, dalam bidang tasawuf, beliau belajar kepada Syaikh Abu al-Qasim al-Junayd, dalam persoalan fikih beliau belajar pada Syaikh Abu al-Abbas al-Syurayh, dalam ilmu sastra belajar pada Syaikh Tsa’lab, serta dalam ilmu hadits belajar pada Syaikh Ibrahim al-Harbi.

Beliau adalah seorang sufi besar dan diperkirakan masih keturunan raja. Beliau banyak dianugerahi kebijakan dan dapat membahas dengan gamblang rahasia-rahasia tasawuf. Dalam nasihatnya, seperti tercantum dalam Kitab Risalah Qusyairi-yah, beliau mengatakan bahwa yang termasuk tanda ketertipuan adalah jika kamu berbuat buruk, namun Allah tetap berbuat baik kepadamu, sehingga kamu tidak bertobat, sebab mengira Allah telah mengampuni kesalahan-kesalahanmu, bahkan kamu mengira bahwa hal itu termasuk pahala kebenaran yang kamu kira.

Nasihat beliau yang lain; “Keyakinan yang paling bermanfaat adalah mengang-gap alangkah agungnya Tuhan, memandang kecil selain-Nya, serta

senan-Tarekat Dalam Islam

Para Sahabat Syaikh Al-Junayd Al-Baghdadi

Kisah keteguhan hati Syaikh al-Junayd al-Baghdadi dalam membela syariat telah dituangkan dalam Mozaik Surau edisi

12/2011. Kali ini Mozaik mengangkat kisah para sahabat dari tokoh sufi termashur yang senantiasa disebut dalam

do’a silsilah pengamal Tarekat Naqsyabandiyah naungan YPDKY itu.

Masjid Raqqa di Irak Selatan berdiri indah. Di kota ini lahir Abu al-Husayn Ahmad ibn Muhammad al-Nuri, pada tahun 226 Hijriah atau 840 Masehi

(4)

“Silaturrahim disini dalam bentuk kekeluargaan”, ungkap Bang Ucok (panggilan akrab Bang Ir. Syarifuddin), salah satu peserta pertandingan yang merupakan dosen Universitas Pancabudi Medan. Bang Ucok ikut meramaikan pertandingan tenis meja dengan menjadi peserta, satu tim dengan Bang Iqbal, yang juga datang dari Medan.

Sistem permainan tenis meja yang digunakan sama dengan sistem yang dipakai ketika

turna-men tenis meja se-jabodetabek sebel-umnya, yakni sistem relay point dengan tiga kali game single-double-single. Tetapi, ada sedikit perbedaan, yaitu ketika satu tim sudah menang game sebanyak dua kali, maka game yang ketiga tidak dimain-kan karena sudah dipastidimain-kan peme-nangnya.

Keluar sebagai pemenang adalah pasangan Bang Arie dan Bang Herman sebagai juara I, pasangan Bang Agung

dan Bang Yanseri (perwakilan anshor) sebagai juara II. Juara III diraih oleh dua tim, yaitu pasangan Bang Jajang dan Bang Reza (perwakilan divisi kemitraan) dengan pasangan Bang Ade Chito dengan Bang Jatiyoso (perwakilan divisi Hot Area). Bang Agung, sebagai salah satu pemain berkomentar, “Pertandingan-nya meriah sekali, musuh berimbang, persaingan ketat, terjadi jus pertandin-gan.”

“Pertandingan disini utamanya adalah kumpul-kumpul dengan atmosfer yang sama, sama-sama bersyukur, tidak jaim

dan apa adanya.” Bang Ucok mengaku pernah mengikuti turnamen tenis meja di luar (luar Surau -pen), tetapi ada perbedaan. “Disini suasananya beda. Kalau di luar, siapa lo, siapa gue. Tidak ada silaturrahim dan kebahagiaan seperti disini. Yang ada hanya kompetisi, prestasi individual.” Fasilitas pertandingan juga

dingkapkan Bang Ucok berbeda, dimana di Surau Baitul Amin lebih lengkap. Bang Ucok memberikan nilai 100 alias ‘perfect’ pada Turnamen Tenis Meja ini.

Hal senada juga diungkapkan oleh salah satu wasit, Bang Amin yang juga pernah mengikuti pertandingan di luar. “Eforia lebih, antar penonton, pemain sukacita, dibandingkan dengan turnamen di luar.” Bang Amin merasa kagum dengan permainan peserta dari pandabsih. “Dari tim pandabsih, walaupun baru bisa main, tapi bermain dengan serius. Ternyata ada bakat terpendam yang terlihat dalam pertandingan ini, seperti Bang Zulkarnain dengan teknik pen holder dalam memeg-ang bat-nya; Bang Sobari dengan gaya kidalnya, serta Bang Jajang dan Bang Reza, yang ternyata dapat meraih juara.” (ELIN)

Setelah sukses mengadakan turnamen tenis meja se-Jabodetabek pada

tanggal 19-20 November 2011 lalu, Surau Baitul Amin kembali mengadakan

turnamen tenis meja pada hari Sabtu, 17 Desember 2011. Turnamen kali ini

diikuti oleh Pandabsih dan Anshor. Masing-masing divisi Pandabsih dan anak

surau (anshor) SBA mengirimkan perwakilannya untuk menjadi peserta

turnamen yang diadakan dalam rangka menjalin silaturahim antar anggota

Pandabsih dan juga Anshor.

Bakat-bakat Terselubung Bermunculan

Seputar Surau: Turnamen Tenis Meja AKSI

Akhir tahun 2011, tepatnya tanggal 11 Desember, bertempat di ruang auditorium atas SBA puluhan jamaah yang biasa terlibat di kegiatan hadir berkumpul. Mereka membahas aktivitas yang akan diadakan tahun depan untuk selanjutnya diajukan kepada Pengurus sebagai bagian dari kegiatan Surau. Pengurus II SBA, Abangda H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSi. memang memberikan ruang bagi jamaah untuk memberi ide. Sebuah program bottom up, alias diusulkan dari bawah.

Nama-nama lead juga disertakan dalam kegiatan yang diusulkan. Lead dalam pelatihan dan kegiatan SBA adalah koordinator panitia. Biasanya dua orang, yang akan membentuk kepanitiaan,

meny-iapkan dan

mengadakan kegiatan serta membuat laporan. Kepanitian yang terbentuk juga akan otomatis bubar saat satu kegiatan selesai. Konsep siap memimpin dan dipimpin dilaksanakan. Lead untuk satu kegiatan, di kegiatan lain ia bisa menjadi orang yang dipercaya untuk menyiapkan peralatan. Peran ini biasa disebut fasilitator teknis.

Dipercaya sebagai lead kegiatan SBA adalah sebuah kesempatan untuk mem-praktekkan pola kepemimpinan. Bahkan seringkali memunculkan potensi yang tidak terlihat dari seseorang. Semisal, orang yang terkesan kaku dan pendiam, ternyata setelah menjadi lead menjadi

semakin bisa berkomunikasi dan ngocol. Ada beberapa kegiatan pelatihan rutin yang dimasukkan di Agenda Tahun 2012. Seperti pelatihan yang membentuk pola pikir Islami, yakni Sufi Thinking, Pesantren Kilat (Trenki) bagi anak-anak dan remaja, dan Islamic Business Leadership. Tahun 2012 ini, SBA juga akan menggelar acara besar, yaitu Festival Baitul Amin (Fesba) di bulan Mei. Bang Arie, panggilan akrab Pengurus II SBA, Abangnda H. Akhmad Syukran Bestari, SE, MMSi menuturkan bahwa pelatihan yang selama ini khusus untuk jamaah SBA, juga akan dibuat untuk masyarakat umum. "Namun ini perlu persiapan lagi," tutur beliau. (NAV)

Menjelang akhir tahun, ada dua kebiasaan yang

dilakukan jamaah yang berubudiyah di Surau

Baitul Amin (SBA), Depok. Ramai-ramai

menyu-sun laporan akhir tahun dan membahas agenda

dan penunjukan koordinator, biasa disebut

‘lead’

,

kegiatan yang ada di SBA tahun berikutnya.

Berani Usul, Berani

Bertanggung Jawab

Seputar Surau

Secara berurutan Laporan Akhir Tahun 2011 disampaikan oleh beberapa unit Anshor, PANDABSIH, BAMG (Baitul Amin Media Group) dan aktifitas pelatihan.

(5)

Ilustrasi sederhana tentang bisnis dan silaturahim adalah ketika orang berbelanja. Faktanya, 80% pembeli membeli suatu produk karena menyukai penjualnya. Untuk itu, Ketua YPDKY, mengajak untuk berbuat baik dan bersahabat agar disukai orang lain. Karena sesungguhnya bisnis adalah persahabatan yang besar.

Selanjutnya Sayyidi Syaikh H.Abdul Khalik Fajduani, SH, menekankan bahwa tidak ada keberuntungan dalam bisnis. Yang ada hanyalah kebaikan. Semua perbuatan kembali kepada Allah SWT. Disinilah ada hukum menanam dan menu-nai. Tanamkanlah berbagai kebaikan dalam hidup kita, laksanakanlah 7 Nilai Dasar. Tersenyum dan bersyukurlah. Kesehatan dan keuangan lebih suka tinggal pada orang yang bersyukur dan berbahagia.

Definisi dan konsep bisnis seperti itulah yang kemudian mengubah Abangda Fadil dalam menjalankan bisnis pernia-gaannya. Dilahirkan dari keluarga pebisnis, menyebabkan Abangda Fadil sudah mengenal tata niaga secara alami semen-jak dari kecil. Sehingga tidak heran, karena pandai mencari uang, biaya sekolah mulai dari Sekolah Dasar, Menengah dan Atas bisa dibayar dengan biaya sendiri, dan teman-temannya mengenalnya sebagai pedagang yang handal.

Awalnya, ia menjalankan perniagaan seperti pada umumnya, yaitu dengan membeli semurah-murahnya dan menjual

semahal-mahalnya, alias hanya berupaya mencari keuntungan finansial. Tidak ada tujuan lain dalam bisnisnya, “Sehingga yang tumbuh hanya ego,” demikian ia mengaku. “Saya punya anggapan bahwa saya mampu berdiri sendiri. Tidak ada silaturrahim dan tidak pernah mendengarkan dan melihat orang lain.” Menurutnya, hal ini muncul karena selama ini dia dimampukan dapat mencari uang sendiri dari usia muda.

Pendapatnya segera berubah setelah mengikuti pelatihan Islamic Business Leadership (IBL) di Surau Baitul Amin (SBA), Bojong Sari, Depok. Belajar tidak egois, belajar silaturrahim, mau menden-garkan nasihat, belajar dari orang-orang yang sukses berbisnis, adalah perubahan-perubahan yang dilakukan oleh Bang Fadil, yang hasilnya mengubah secara drastis tujuan dan cara menjalan-kan bisnisnya.

Beberapa nasihat, baik langsung maupun tidak langsung dari sahabat terdekat mulai dilaksanakannya, seperti saran dari Bang Arie agar melakukan usaha yang realistis, diikutinya dengan membuka usaha perdagangan baju, kaos, celana. Saran lainnya dari Bang Arie adalah agar terus belajar dan banyak membaca buku. Hal ini juga diikutinya dengan mulai membaca beberapa buku, diantaranya buku yang membahas Bisnis ala Rasulullah karangan Antonio Syafe’i.

Hasilnya,banyak mengubah cara Bang Fadil memandang bisnis, dan mulai memahami apa yang dimaksud pernyat-aan “bahagia dulu baru sukses” dalam pelatihan IBL yang pernah diikutinya. Sebelumnya ia berpendapat untuk dapat bahagia harus sukses terlebih dahulu.

Mengenai akhlak, sejak belajar mengenal 7 Nilai Dasar, Bang Fadil mencoba melaksanakannya, salah satunya mulai menerapkan masukan dari Abangda Tugirin, yaitu tepat waktu. Dia mulai menghargai orang lain dengan tidak menyepelekan waktu, juga berupaya tidak menyakiti dan merugikan orang lain. Secara konkret ia selalu berusaha untuk tidak menunda gaji karyawannya.

Hal lain yang ia coba terapkan adalah membangun dan menjaga silaturrahim. Setelah sekian lama, Bang Fadil akhirnya mau menghadiri acara reuni yang telah berkali-kali absen. Silaturrahim, yang menurutnya juga ia pelajari dari pelatihan IBL beberapa tahun yang lalu, telah mem-buahkan hasil dalam bentuk peluang

Bahagia Dulu, Baru Sukses

Profil Bisnis: Abangda Novdil Veto

Bisnis, menurut Ketua Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya (YPDKY), Al

Mukarrom Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH, sesungguhnya

adalah tentang silaturrahim, akhlakul kharimah, serta kemampuan dan

ketulusan dalam bersahabat. Faktor-faktor inilah yang membedakan

kondisi bisnis seseorang dengan yang lainnya.

Dalam pengembangan usahanya, Bang Fadil sebenarnya ingin terus menambah jaringan tokonya, tapi masih terkendala dalam mencari orang-orang untuk bersama-sama menjalankan-nya. Saat ini, semua tokonya dikelola oleh keluarga besarnya, dan menurutnya keluarganyalah yang menjadi kunci sukses keberhasilannya. Bang Fadil bersyukur selama ini dia mampu menjadi pemimpin dan memberi contoh yang baik kepada saudara-saudaranya, sehingga semuanya mempunyai tujuan dan cara pandang yang sama, yaitu berupaya untuk menjalan-kan 7 Nilai Dasar Yayasan; nilai-nilai yang menurutnya harus segera dilaksanakan, “Jangan ditunda-tunda,” ucapnya serius.

Bang Fadil juga menanamkan kepada keluarganya sikap merasa memiliki bisnis yang dikelolanya. Termasuk kepada anak-anaknya, bang Fadil melatihnya untuk biasa mengelola dan berniaga sejak dini, tentunya diarahkan dengan konsep untuk menolong sesuai dengan IBL yang dirancang sejalan dengan arahan Ketua YPDKY. Oleh karena itu, tak ragu ia pun memberikan kesempatan bagi anak-anaknya untuk belajar berjualan di masa-masa liburan sekolah. Dari proses belajar ini juga, anak-anaknya mencicipi pengalaman menjadi pedagang,

bagaimana berhadapan dan bernegosiasi dengan pembeli. Dengan tujuan dan cara pandang binis yang sudah berubah, dan kemampuannya dalam memimpin dan memberi contoh kepada keluarga dan timnya, Bang Fadil dimampukan untuk mengatur antara kegiatan bisnis dan kegiatan surau. Hal itu dapat terlihat dari keterlibatannya yang sangat intens dalam kegiatan surau. Kelapangan untuk bersurau diatas berbagai aspek kehidupan lainnya, itulah definisi sukses bagi abang kelahiran Jakarta, 43 tahun lalu ini.

Bang Fadil sangat percaya bahwa rezeki tidak akan tertukar, dia akan selalu memprioritaskan kegiatan surau di urutan pertama di atas kegiatan-kegiatan lainnya. Dia selalu ingat cerita orang yang hanya sukses dalam urusan dunia dan lupa dengan urusan Tuhannya, yang suatu ketika orang terse-but memterse-butuhkan dan berdo’a kepada Tuhan, orang terseterse-but hanya mendapatkan jawaban Tuhan, bahwa “Tuhan sedang sibuk”. Bang Fadil tidak ingin keberuntungan yang semu.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua YPDKY, keberuntungan hanya datang kepada orang yang disukai oleh orang lain. Orang-orang yang dicintai-Nya adalah orang-orang yang memi-liki empati kepada orang lain, jadi ini tentang bagaimana menjadi orang baik, bagaimana menjadi orang yang berislam kaffah, yakni menjadi sebagaimana akhlak Rasulullah SAW. [ASD]

Dalam pengembangan usahanya, Bang Fadil sebenarnya ingin terus menambah jaringan tokonya, tapi masih terkendala dalam mencari orang-orang untuk bersama-sama menjalankan-nya. Saat ini, semua tokonya dikelola oleh keluarga besarnya, dan menurutnya keluarganyalah yang menjadi kunci sukses keberhasilannya. Bang Fadil bersyukur selama ini dia mampu menjadi pemimpin dan memberi contoh yang baik kepada saudara-saudaranya, sehingga semuanya mempunyai tujuan dan cara pandang yang sama, yaitu berupaya untuk menjalan-kan 7 Nilai Dasar Yayasan; nilai-nilai yang menurutnya harus segera dilaksanakan, “Jangan ditunda-tunda,” ucapnya serius.

Bang Fadil juga menanamkan kepada keluarganya sikap merasa memiliki bisnis yang dikelolanya. Termasuk kepada anak-anaknya, bang Fadil melatihnya untuk biasa mengelola dan berniaga sejak dini, tentunya diarahkan dengan konsep untuk menolong sesuai dengan IBL yang dirancang sejalan dengan arahan Ketua YPDKY. Oleh karena itu, tak ragu ia pun memberikan kesempatan bagi anak-anaknya untuk belajar berjualan di masa-masa liburan sekolah. Dari proses belajar ini juga, anak-anaknya mencicipi pengalaman menjadi pedagang,

bagaimana berhadapan dan bernegosiasi dengan pembeli. Dengan tujuan dan cara pandang binis yang sudah berubah, dan kemampuannya dalam memimpin dan memberi contoh kepada keluarga dan timnya, Bang Fadil dimampukan untuk mengatur antara kegiatan bisnis dan kegiatan surau. Hal itu dapat terlihat dari keterlibatannya yang sangat intens dalam kegiatan surau. Kelapangan untuk bersurau diatas berbagai aspek kehidupan lainnya, itulah definisi sukses bagi abang kelahiran Jakarta, 43 tahun lalu ini.

Bang Fadil sangat percaya bahwa rezeki tidak akan tertukar, dia akan selalu memprioritaskan kegiatan surau di urutan pertama di atas kegiatan-kegiatan lainnya. Dia selalu ingat cerita orang yang hanya sukses dalam urusan dunia dan lupa dengan urusan Tuhannya, yang suatu ketika orang terse-but memterse-butuhkan dan berdo’a kepada Tuhan, orang terseterse-but hanya mendapatkan jawaban Tuhan, bahwa “Tuhan sedang sibuk”. Bang Fadil tidak ingin keberuntungan yang semu.

Seperti yang dikatakan oleh Ketua YPDKY, keberuntungan hanya datang kepada orang yang disukai oleh orang lain. Orang-orang yang dicintai-Nya adalah orang-orang yang memi-liki empati kepada orang lain, jadi ini tentang bagaimana menjadi orang baik, bagaimana menjadi orang yang berislam kaffah, yakni menjadi sebagaimana akhlak Rasulullah SAW. [ASD]

Utamakan Surau

(6)

antara mereka, melainkan pasti turun kepada mereka ketenangan jiwa, mereka diliputi oleh rahmat, dikelilingi oleh para malaikat, dan Allah menyebut nama-nama mereka di hadapan para Malaikat yang ada di sisi-Nya.” (Sahih Muslim, IV: 2074).

Marilah kita kembali kepada pertan-yaan awal: Pentingkah bagi kita Al Qur’an? Dan, jika jawabannya adalah sangat penting, maka pertanyaan berikutnya adalah, sudahkah kita membacanya? Memaknainya? Menjadikannya sebagai pedoman? Menjadikannya sebagai pembimbing yang lurus?

Jikapun belum, hendaknya janganlah kita berkecil hati. Karena, Allah SWT telah memastikan bahwa Al Qur’an sangat mudah untuk dijadikan sebagai pelajaran, sebagaimana berulangkali dinyatakan, dalam surat Al Qomar, ayat 17, 22, 32, dan 40: “Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Al Qur’an untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil pelajaran?

Kembali kepada Al Qur’an

Setiap hari kita mempunyai masalah, ada banyak hal yang membuat kita gelisah. Kemana kita mencari solusinya? Pendapat siapakah yang kita rujuk? Pendapat Al Qur’an kah? Kenapa kita seringkali berpaling? Bukankah Allah SWT sudah memudahkannya, yaitu dengan memakai bahasa kita, sesuai nalar kita, sesuai kemampuan kita. Bahwa Al Qur’an itu bisa kita jangkau, seperti yang difirmankan-Nya dalam surat Ad-Dukhaan, “Sesungguhnya Kami mudahkan Al Qur’an itu dengan bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.

Sungguh, sangat jelas sekali kasih sayang Allah SWT. Jelas sekali petunjuk-Nya agar kita dapat berpulang kembali kepada-Nya. Namun, apa yang terjadi bila kita berpaling? Ayat berikut dalam surat Thaahaa ayat 124 menyatakan, “Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya peng-hidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".

Lalu, dalam surat Al Jin ayat 17, “Untuk Kami beri cobaan kepada mereka padanya. Dan barang siapa yang berpal-ing dari perberpal-ingatan Tuhannya (Al Qur’an), niscaya akan dimasukkan-Nya ke dalam azab yang amat berat.”

Allah juga berfirman dalam Surat Thaahaa ayat 100 dan 101, “Barang siapa berpaling daripada Al Qur’an maka sesungguhnya ia akan memikul dosa yang besar di hari kiamat, mereka kekal di dalam keadaan itu. Dan amat buruklah dosa itu sebagai beban bagi mereka di hari kiamat,”.

Uztadz Bami Abdul Majid, fasilitator Al Qur’an Tematik, menuturkan bahwa jika kita berpaling dari Al Qur’an, setanlah yang menjadi karib kita. Seperti dinyatakan dalam firman Allah SWT di surat Az Zukhruf ayat 36, “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya setan (yang menyesatkan) maka setan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”

Ketua Yayasan Prof. DR. H. Kadirun Yahya (YPDKY), Al Mukarram Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH, berpe-san bahwa surat dan ayat tersebut menje-laskan bahwa kita semua tidak boleh perpaling dari Al Qur’an. Pada saat kita tidak seperti yang dikatakan Al Qur’an, kita sudah meremeh-kan Tuhan dan Al Qur’an Nya. Setiap penyangkalan akan mengakibatkan pend-eritaan dan kegelisa-han.

Terkait Al Qur’an sebagai obat hati, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH, dalam pembahasan Al Qur’an metode tematik, pada bulan Oktober 2011 lalu, di Surau Baitul Amin Bojongsari, Depok, dengan Tema ‘Tombo Ati’, mengajak untuk mempraktekkannya dalam kehidu-pan sehari-hari, sehingga menjadi obat bagi berbagai penyakit hati yang mudah hinggap. Seperti yang pernah ditulis pada Buletin Mozaik sebelumnya, membaca Al Qur’an dengan maknanya adalah obat hati nomor pertama dalam syair Tombo Ati.

Allah SWT Berbicara Melalui Al Qur’an

Untuk membaca dan memaknai Al Qur’an, Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajduani, SH mengenalkan metode yang efektif untuk merenungkan dan meng-hayati ayat-ayat Al Qur’an, yaitu metode Al Qur’an Tematik. Metode ini didasari oleh fatwa Imam Al Ghazali tentang adab batin dalam membaca Al Qur’an.

Imam Al Ghazali menuturkan, ada dua adab dalam membaca Al Qur’an agar yang dibaca dengan perantaraan lidah dapat bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam lubuk hati si pembaca. Pertama

Takhshish, yaitu menyadari bahwa Al Qur’an itu seolah-olah hanya ditujukan kepada kita. Kedua, Taraqqi, yaitu menya-dari seolah-olah Allah SWT yang langsung berbicara kepada kita.

Membaca Al Qur’an juga bukan hanya sekedar membaca bahasa Arabnya secara tekstual. Surat Yusuf ayat 2 menje-laskan, “Sesungguhnya Kami menurunk-annya berupa Al Qur’an dengan berba-hasa Arab, agar kamu memahaminya”.

Untuk menghayati dan mewujudkan dalam diri dan aktivitas kita, perlu upaya lebih. Kita harus memahami arti bacaan Al Qur’an, yaitu dengan membaca artinya sesuai bahasa yang kita pahami.

Sayyidi Syaikh H. Abdul Khalik Fajdu-ani, SH menyampaikan, bahwa dengan membaca dan memaknai Al Qur’an secara berulang-ulang, kita berharap “pemikiran” Tuhan bisa menular ke pikiran kita. Dan sebagai indikator Al Qur’an telah

bersemi dalam jiwa dan meresap ke dalam lubuk hati, menurut Syaikh Muhammad bin Ka’ab al-Qurazhi, adalah si pembaca seakan-akan diajak bicara oleh Allah, seperti dikatakannya, “Barang siapa yang Al Qur’an telah sampai kepadanya, maka seakan-akan ia diajak bicara oleh Allah.” Subhaanallah.

Marilah kita lazimkan membaca dan merujuk kepada Al Qur’an dalam menjalankan keseharian kita sebagai umat muslim, sebagaimana doa khatam yang Al Qur’an yang sering kita dengar dan lafalkan, berikut ini.

Allahummarhamnaa bil Qur’aan. / Waj’al hu lanaa imaamaw wa nuuraw wa hudaw wa rohmah. / Allahumma dzakkirna minhu maa nasiinaa, wa ’allimna / Minhu maa jahiilnaaa. Warzuqnaa tilaawatahu./ Aanaa al laili wa athro fan naahaar. Waj’alhulanaa hujjatan. / Yaa Rabbal ‘Alamin. Aamiin.

Ya Allah, rahmatilah kami dengan Al Qur’an. Dan jadikanlah Al Qur’an bagi kami sebagai pemimpin, cahaya, petunjuk dan rahmat. Ya Allah , ingatkanlah kami apa yang kami terlupa daripada ayat-ayat Al Qur’an. Ajarkanlah kami daripada Al Qur’an yang belum kami ketahui. Berikan-lah kami kemampuan membacanya sepanjang malam dan siang. Dan jadikan-lah Al Quran itu perisai bagi kami. Wahai Tuhan sekalian Alam. Aamiin Ya Robbal ‘aalamiin. [NAV/ASD]

________________________________ Audio doa Khatam Qur’an lengkap dengan tulisan Arab bisa didapatkan secara online di:

http://bait.ulam.in/doakhatamquran

Membaca Qur’an dan

Maknanya

(Sambungan dari hal. 1)

Seri Tombo Ati

Tafsir Qur’an karya Sunan Bonang yang tersimpan di Mesjid Demak. Karya lain Sunan Bonang adalah tembang Tombo Ati yang mengandung ajakan untuk membaca Al-Qur’an dan maknanya.

(7)

bisnis yang baru. Ternyata, selama ini teman-temannya sudah menunggunya, untuk menjalankan rencana bisnis yang mereka modali secara bersama.

Menerapkan “Ilmu Air”

“Bahwa kita tidak boleh pelit sama air,” ungkap Bang Fadil, mengulang nasihat Bang Arie kepadanya saat bertamu ke rumah beliau suatu saat yang lalu. Ya, saat itu, Bang Arie mengajarkan bahwa tamu harus diberi minum. Di suatu toko, perlakuan kepada orang yang mampir seharusnya sama, baik ia akan berbelanja ataupun hanya melihat-lihat saja, demikian Bang Fadil, warga Tanah Baru, Depok, ini, menjelaskan. Sejak itu, ia pun menerap-kannya. Ia memberi air minum kepada

orang-orang yang mengunjungi tokonya, bahkan kepada pelalu-lalang yang berteduh di depan lokasi usahanya itu saat turun hujan. “Efeknya, tokonya menjadi ramai dan orang yang pernah singgah kembali untuk membeli keperluannya,” jelasnya.

Jangan Hanya Pikirkan Uang!

Saat ini perniagaan yang dilakukan Bang Fadil telah banyak berkembang. Toko barang-barang fashion-nya telah bertambah; dari hanya satu toko, kini ia mempunyai tiga toko yang ia kelola bersama istri dan adik-adik iparnya. Berbagai macam inovasi terus dikem-bangkan, seperti tidak pernah menempel-kan harga disetiap barang yang dijual. Menurut Bang Fadil, dia menyukai cara tradisional seperti ini, karena dengan demikian ada interaksi antara penjual dan pembeli. Menurutnya, “Akan ada proses silaturrahim disitu.”

Pendekatan seperti yang demikian itu adalah hasil dari perenungannya atas nasihat berbisnis lain yang ia dapat dari Bang Arie, yaitu bahwa: “Dalam berniaga jangan hanya uang saja yang dipikirkan di kepala. Pikirkan juga untuk memberi.”

Beranjak dari hal itu, tokonya selalu berupaya untuk memberikan pelanggan pilihan barang dengan harga yang variatif, sesuai dengan selera, kebutuhan dan kemampuannya. Untuk meringankan beban pelanggan, yang kebanyakan adalah ibu-ibu rumah tangga, toko Bang Fadil juga membolehkan pembayaran dengan cicilan.

Memberi pun dapat berupa berbagi informasi. Cukup jarang seorang peda-gang yang ‘membuka rahasia’ mengenai sumber barang yang murah kepada peda-gang lain. Namun, itulah yang ia kerap lakukan. Anehnya, walaupun demikian sejumlah pedagang pakaian lebih memilih untuk terus berbelanja di tokonya.

tiasa memantapkan rasa takut dan peng-harapan di dalam hati.”

Beliau juga berwasiat, “Berusaha mencari dunia adalah menghinakan, sementara usaha untuk akhirat merupa-kan kemuliaan. Sungguh mengheranmerupa-kan orang yang memilih kehinaan lantaran mencari sesuatu yang akan binasa dan meninggalkan kemuliaan dalam mencari yang abadi.” Ketika ditanya tentang tasawuf beliau menjawab, “ Ini adalah kelompok yang semua amalannya sungguh-sungguh. Karena itu, janganlah dicampuri dengan senda gurau.” Demikian dicatat oleh Abul Qasim al Qusyairi dalam Risalah Qusyairiyah.

Syaikh Ahmad al-Jariri

Beliau bernama lengkap Abu Muham-mad AhMuham-mad ibn MuhamMuham-mad ibn al-Husayn al-Jariri (dinisbahkan pada nama Jarir bin ‘Ubad dari bani Bakar bin Wail). Beliau wafat pada 311 H/923 M. Beliau alim dalam setiap cabang ilmu dan imam pada zamannya di bidang fikih dan ilmu kalam. Beliau mendapat banyak bimbingan dari Syaikh Sari al-Saqati dan Syaikh al-Junayd Baghdadi. Selain itu, beliau juga pernah belajar pada Syaikh Sahl ibn Abd Allah al-Tustari, yang juga

guru Syaikh Husayn ibn Mansur al-Hallaj. Posisi beliau di kalangan sufi sangat terhormat dan Syaikh Al-Junayd Bagh-dadi, sebagai gurunya, sangat menghargai dan mengagumi ilmu pengetahuan yang dikuasai muridnya ini. Selain itu, beliau juga dikenal memiliki disiplin yang sangat tinggi hingga sering kali Syaikh al-Junayd menyuruhnya untuk menggantikan tugas dalam mengajar murid-muridnya.

Diriwayatkan bahwa ketika Syaikh al-Jariri mengunjunginya, Syaikh al-Junayd berkata, “Ajarilah murid-muridku, disiplinkan dan latihlah mereka.” Sejak saat itu Syaikh al-Jariri sering meng-gantikan gurunya dalam mengajar murid-murid yang lain. Bahkan, ketika Syaikh al-Junayd sedang sakit parah menjelang ajalnya, sempat ditanya Abu Muhammad ad-Dabili, salah seorang yang menunggu-nya. “Kepada siapa kami harus duduk (belajar) setelah engkau wafat?” Syaikh Al-Junayd menjawab. “Belajarlah pada Abu Muhammad al-Jariri.” Setelah Syaikh al-Junayd wafat, resmilah al-Jariri meng-gantikannya mengajar di Baghdad.

Al–Jariri termasuk salah seorang teman dekat al-Hallaj. Beliau sempat dipanggil sebagai saksi dalam persidan-gannya. Karena sebagai seorang sufi, dia memahami apa yang diajarkan al-Hallaj mengenai tasawuf terutama yang berkenaan dengan ucapannya ‘Ana al-Haqq’. Oleh karena itu, kesaksiannya mengenai ajaran sahabatnya ini

cender-ung menjadi pembelaan terhadapnya, karena beliau sendiri termasuk salah seorang sufi yang tidak pernah mengutuk al-Hallaj.

Syaikh Ahmad al-Jariri meninggal dunia pada 311 H/ 923 M. Menurut Syaikh Ahmad bin Atha’ Ar-Rudzabari seperti termaktub dalam Kitab Risalah Qusyairi-yah, “Al-Jarir wafat pada tahun masuknya angin kencang. Setahun kemudian saya bertemu dengannya dalam keadaan duduk bersandar, lututnya didadanya, dan jarinya mengisyaratkan kepada Allah.”

Dalam kitab tersebut tercatat mutiara hikmah beliau, barang siapa yang dikuasai oleh hawa nafsunya, maka ia menjadi tawanannya, terbelenggu dalam penja-ranya, dan Allah menutupi hatinya untuk mencari kemanfaatan, sehingga ia tidak dapat menikmati kelezatan firman Allah dan tidak dapat mengambil buahnya, meski berulang kali membacanya. Allah berfirman: “Aku akan palingkan orang-orang yang menyombongkan diri di muka bumi tanpa ada alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku.” (QS. Al A’raf:146)

________________________________ Sumber: UIN Syarif Hidayatullah, Ensiklo-pedi Tasawuf, Penerbit Angkasa, Bandung, 2008) dan Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi, Risalah Qusyairiyah, Pustaka Amani, Jakarta, 1998

Bahagia Dulu, Baru

Sukses

(Sambungan dari hal. 5)

Profil Bisnis: Abangda Novdil Veto

Sahabat-Sahabat Syaikh

al-Junayd al-Baghdadi

(Sambungan dari hal. 3)

Tarekat Dalam Islam

IKLAN IKLAN

w w w . x a n t e n a v i c i . c o m

Contact Person: Jajang Hernandar 08161312333

Mari bergabung dan

berkarya bersama

w w w. b a i t u l a m i n . o rg

Syarat:- Bersyukur, bersukacita, dan anti mengeluh. - Bersedia menafkahkan waktu untuk bekerjasama.

Keterangan lebih lanjut hubungi: Sdr. Reza Hoesin, 08161932239

(8)

Sa’ad pun mem-perlihatkan tangan-nya kepada Sang Rasul SAW. Rasu-lullah SAW pun bertanya kepada Sa’ad, "Mengapa tanganmu?". "Wahai Rasulullah," jawab Sa'ad,

" T a n g a n k u seperti ini karena aku mengolah tanah dengan cangkul itu untuk mencari nafkah halal bagi keluarga yang

menjadi tanggunganku." Mendengar ujaran tersebut, Sang Nabi nan Agung mengambil tangan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari dan menciumnya seraya bersabda, “Inilah tangan yang tidak akan pernah disentuh api neraka.”

Dari peristiwa di atas Rasulullah SAW memberi pesan kepada seluruh umat Islam bahwa tangan Sa’ad bin Mu’adz Al-Anshari yang bekerja keras merupakan tangan yang dicintai Allah SWT dan mem-bawanya menuju surga. Hal ini menunjuk-kan bekerja merupamenunjuk-kan perbuatan yang sangat mulia. Bekerja dalam Islam adalah menjaga harkat dan martabat kemanu-siaan itu sendiri. Oleh karena itulah, bekerja dalam Islam menduduki tempat yang sangat mulia.

Selanjutnya, masih terkait bekerja, Rasulullah SAW sebagaimana diriwayat-kan oleh Thabrani dan Baihaqi telah bersabda, “Barang siapa yang di waktu sorenya merasa kelelahan karena kerja tangannya, maka di waktu sore itu ia mendapatkan ampunan.” Seperti halnya Sa’ad yang hitam dan melepuh tanganya karena bekerja, maka tatkala seseorang merasa kelelahan bekerja, maka berdasar-kan hadis riwayat Thabrani dan Baihaqi di atas dinyatakan bahwa kelelahan yang dirasakan oleh seorang pekerja untuk menafkahi keluarganya, akan dibalas Allah SWT dengan ampunan-Nya saat itu juga. Tidak itu saja, orang yang bekerja, untuk membiayai kebutuhannya sendiri ataupun kebutuhan anak dan isterinya, dalam Islam orang seperti ini dikategorikan jihad fi sabilillah.

Kisah Sa'ad bin Mu'adz Al-Anshari di atas juga menunjukkan bahwa dalam Islam kerja juga berkait dengan harkat dan martabat manusia di sisi Allah SWT dan makhluk-Nya. Bagi Allah SWT, seorang yang telah bekerja dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya akan bertambah martabat dan kemuliannya.

Perilaku meminta-minta atau mengemis, merupakan kehinaan, baik di sisi manusia maupun di sisi Allah SWT. Hal ini sesuai dengan sabda Rasu-lullah SAW yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim berikut ini, “Sungguh, seandainya salah seorang di antara kalian mencari kayu bakar dan memikul ikatan kayu itu, maka itu lebih baik, daripada ia meminta-minta kepada seseorang, baik orang itu memberinya ataupun tidak.”

Lihatlah anda kebawah. Kita akan melihat jutaan tangan yang menghitam karena mencari sesuap nasi. Tangan-tangan itu kita dapati dipinggir jalan,pada para pedagang asongan ditepi pantai, pada nelayan- nelayan kecil yang meng-ayuh perahunya bersaing dengan kapal-kapal besar penangkap ikan; para petani yang mencangkul tanah sehingga makin lama makin tak subur, pada para peng-ayuh becak yang mengpeng-ayuh becaknya pada jalan- jalan yang makin menyempit,dan para petugas penertib yang makin banyak. "Ya Rasulullah, sesudah engkau, siapakah gerangan pemimpin yang akan mencium tangan mereka?" (KAK MER)

____________________________________ (Sumber: kitab Al-Isha'bah 2;38; kitab Usud Al-Ghabah 2;269; berbagai sumber)

Kisah Hikmah

Tangan Yang Dicintai Allah

Alkisah, suatu waktu hari Rasulullah SAW bertemu dengan Sa'ad bin Mu'adz

Al-Anshari. Ketika itu Nabi Muhammad SAW melihat tangan Sa'ad yang

kulitnya gosong kehitam-hitaman dan melepuh seperti terpanggang matahari.

IKLAN

IKLAN IKLAN

OFF

Natural Latex Rebonded Mattress

Style Headboard

Rp

12.845.000

+

Rp28.845.000

Complet Bed Set

Rp

7.875.000

Rp17.500.000

Mattress only

SIZE: 160cm x 200cm

Latex Rebonded Spring Mattress with Plushtop

Style Headboard

Rp

6.412.500

+

Rp14.250.000

Complet Bed Set

Rp

3.870.000

Rp8.600.000

Mattress only

SIZE: 160cm x 200cm

www.neoflexbeds.com | 083871013925

Multiple Spring Bed

Rp

2.650.000

Rp5.700.000

100 cm x 200 cm

Sudahkah anda

klik ?

facebook.com / m ozaiksurau

ht t p: / / w w w.facebook.com / m ozaiksurau

Cuman Perlu

PowerPoint

buat

ngedesain sendiri

iklan Mozaik Surau

Yang penting format dan ukurannya sesuai ketentuan. Silahkan unduh

(download) templatenya di

http://bit.ly/iklanpptmozaik, pilih ukurannya, dan langsung deh

ngedesain iklan Mozaik pake PowerPoint 2003, 2007 ato 2010. Juga menerima file Adobe Illustrator

(.AI), Adobe Acrobat (.PDF) dan Macromedia Freehand MX (.FH11).

Untuk pemasangan iklan, hubungi Sdr. Evit di 085717161716 atau

email ke iklan@baitulamin.org.

Referensi

Dokumen terkait

Persepsi kemudahan penggunaan website pelatihanorganik.com sebagian besar menyatakan setuju, yaitu sebesar 84%. Dominasi jawaban setuju tersebut menurut keterangan

Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mengetahui pembentukan akhlak santri melalui kegiatan majlis shalawat Burdah di Pondok Pesantren Darul Huda Mayak Tonatan Ponorogo

Usaha Konfeksi dan Sablon sebagai pemasok Factory Outlet, distro dan clothing untuk daerah Jakarta, terutama daerah Dago (Jl.Ir.H.Juanda) di Kota Bandung. Salah

Persentase yang paling kecil yaitu hasil tangkapan berupa ikan lidah, ikan kue, ikan tongkol dan ikan buntal, namun jenis-jenis ini merupakan jenis hasil

Perubahan Kadar Senyawa Bioaktif dan Aktivitas Antioksidan Tepung Beras Organik Putih Varietas Jasmine, Merah Varietas Saodah, dan Hitam Varietas Jawa dengan Pengemas

Jenis penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah randomized control group only design. Populasi dalam penelitian ini adalah

< nilai α (0,00 < 0,05), artinya bahwa terdapat pengaruh penerapan model open inquiry dan guided inquiry terhadap KPS terpadu peserta didik. Hasil uji MANCOVA pada

Kebijakan pola ruang kawasan budidaya diarahkan berdasarkan sifat-sifat kegiatan yang akan ditampung, potensi pengembangan, dan kesesuaian lahan. Rencana Pola Ruang