• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

[24]

PENGARUH LATIHAN STRENGTH ENDURANCE TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM PERMAINAN TENIS LAPANGAN

Oleh: La Sawali

Dosen Jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi FKIP UHO Email: sawali@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan strength endurance terhadap kemampuan pukulan forehand dalam permainan tenis lapangan. Sampel penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP UHO, yang berjumlah 16 orang. Setelah dilakukan tes awal sampel dibagi dalam dua kelompok yakni 8 orang sebagai kelompok eskperimen dan 8 orang sebagai kelompok kontrol. Pembagian kelompok dilakukan dengan teknik ordinal pairing. Data yang terkumpul dianalisis dengan uji statistika yang disajikan secara kumulatif sebagai berikut: analisis deskriptif, untuk menghitung rata-rata yang dicapai dari masing-masing variabel yang diamati, standar deviasi, untuk mengetahui ukuran penyimpangan skor dari angka rata-rata kelompok, uji homogenitas data pre-test, post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, pengujian hipotesis dengan uji anava. Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa pada kelompok eksperimen yang diberi latihan pukulan forehand drive pada test awal rata-rata kemampuan memukul dengan cara forehand drive adalah 7.25 dan sesudah diberi latihan selama 6 minggu rata-rata kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive adalah 11.37. Sedangkan pada kelompok kontrol pada test awal rata-rata kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive adalah 6.88 dan pada test akhir adalah 7 atau terdapat selisih 0,12.

Kata kunci: Strength endurance, Kemampuan pukulan forehand

PENDAHULUAN

Dewasa ini kegiatan olahraga semakin hari semakin berkembang baik ditinjau dari segi permainanannya maupun dari segi pembinaannya. Seperti halnya olahraga tenis lapangan merupakan salah satu cabang olahraga yang banyak diminati oleh kalangan masyarakat umum, baik usia muda maupun kalangan usia tua. Ada yang melakukan permaina tenis lapangan dengan tujuan rekreasi saja dan ada pula sebagai pembinaan prestasi.

Pada kelompok yang melakukan permainan tenis dengan tujuan rekreasi umumnya pada usia tua, sedangkan pada kelompok usia muda dilakukan sebagai pembinaan dalam mencapai prestasi maksimal.

Unsur kondisi fisik merupakan salah satu faktor dalam melakukan aktivitas olahraga untuk mencapai prestasi maksimal. Kondisi fisik yang baik merupakan modal dasar untuk meningkatkan latihan teknik, taktik maupun mental. Menurut Sajoto (1988) unsur kondisi fisik terdiri dari kekuatan, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kelenturan teknik, daya ledak, keseimbangan, koordinasi, dan keseimbangan.

Dalam cabang olahraga tenis lapangan selain prestasi juga mengajarkan etika, sikap mental, serta penghargaan terhadap aturan

permainan. Dalam permainan tenis lapangan diperlukan unsur-unsur penunjang kemampuan fisik, daya tahan, kecepatan, koordinasi, keseimbangan, kekuatan serta komponen kondisi fisik lainnya.

Untuk memperoleh dan pengembangan keterampilan diperlukan latihan yang sistematis, terarah dan terprogram agar dapat mencapai prestasi maksimal. Sedangkan pengertian latihan adalah suatu aktifitas olahraga yang teratur secara sistematis dalam jangka waktu tertentu dan ditingkatkan secara bertahap sesuai prinsip-prinsip latihan yang telah ditetapkan yang ditujukan untuk pembentukan fungsi fisik dan fisiologi tubuh manusia untuk dapat melaksanakan tugas sehari-hari dengan baik dan sempurna, (Pate. R, 1984).

Peranan latihan adalah untuk meningkatkan keterampilan seseorang dalam cabang olahraga tertentu dan untuk memelihara keseimbangan fisik yang dilakukan dengan frekuensi latihan tertentu, sehingga seseorang dapat tampil maksimal pada setiap pertandingan.

Teknik-teknik dasar yang harus diketahui dalam permainan tenis lapangan adalah servis, pukulan forehand, back hand, velley, serta smash.

(2)

[25] bersifat lokal, nasional maupun pertandingan internasional.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan strength endurance terhadap kemampuan pukulan forehand dalam permainan tenis lapangan.

Perkembangan tenis lapangan sangat pesat sehingga menjadi suatu permainan yang sangat popular di Amerika Serikat pada tahun 1874 dan di India tahun 1875 serta di Jerman pada tahun 1874.

Olahraga tenis lapangan memiliki karakteristik tersendiri bila dibandingkan dengan cabang olahraga lainnya. Dalam cabang olahraga tenis lapangan ini, seorang pemain dituntut untuk memiliki kondisi fisik yang baik serta penguasaan teknik dasar permainan yang sempurna agar tampil berprestasi maksimal.

Menurut Harsono, (1989) bahwa latihan fisik adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dan makin bertambah jumlah bebannya. Dengan berlatih yang sistematis dan melalui pengulangan yang terus-menerus, maka gerakan-gerakan yang sulit akan menjadi mudah, gerakan menjadi otomatis, dan refleksi. Hal ini akan dapat mengurangi jumlah tenaga yang dikeluarkan pada waktu melakukan aktivitas olahraga.

Pukulan forehand drive adalah pukulan lurus yang dilakukan dari arak samping kanan bagi pemegang tangan kanan dan sebaliknya bagi pemegang tangan kiri. Pukulan ini dilakukan dengan menggunakan bagian depan tangan dan menghadap ke depan, karena itu disebut pukulan horehand. Untuk membiasakan diri terhadap pukulan forehand. Grip harus membentuk sudut siku-siku. Luncurkan tangan kanan ke ujung pegangan raket. Peganglah raket seolah-olah anda sedang berjabat tangan dengan teman. Pindahkan jari-jari tangan sampai pegangan terasa enak (C.M. Jones dan Alex mangundap, 1992).

Menurut Balesteros JM, 1987 bahwa seorang pemain tennis, jika ingin mendapatkan hasil pukulan yang lebih baik dan sempurna, maka harus memiliki unsure-unsur komponen kondisi fisik yaitu kecepatan, kakuatan, gabungan antara kecepatan dan kekuatan, keseimbangan, koordinasi, kelincahan, ketepatan dan reaksi.

1. Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu

sesingkat-singkatnya. Menurut Nurhasan (2000) kecepatan dapat diartikan sebagai kualitas kondisi fisik olahragawan yang memeberikan kemungkinan untuk beraksi secepat mungkin terhadap suatu rangsangan kemudian mampu menampilkan dalam bentuk gerak secepat mungkin. Kecepatan merupakan unsure kondisi yang penting setelah kekuatan dalam berbagai cabang olahraga seperti cabang olahraga tennis lapangan dan beberapa nomor permainan seperti bulu tangkis, tennis meja dan lain-lain.

2. Kekuatan yaitu merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan harus dimiliki oleh seorang pemain tennis karena setiap penampilan dalam semua cabang olahraga selalu memerlukan kekuatan otot disamping unsur-unsur lainnya. Harsono 1988 mendefinisikan kekuatan adalah kemampuan otot atau kerja sekelompok otot untuk melakukan aktifitas dengan menahan beban yang diangkatnya, otot yang kuat akan membuat kerja sehari-hari menjadi efisien.

3. Keseimbangan adalah kemampuan seseorang mengendalikan organ-organ syaraf otot. Keseimbangan dalam olahraga tennis lapangan sangat diperlukan terutama pada saat melakukan pukulan forehand, backhand serta service.

4. Koordinasi, adalah kemampuan seseorang mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan tunggal secara efektif. Misalnya seoramg pemain tennis akan kelihatan mempunyai koordinasi yang baik bila ia dapat bergerak kea rah bola sambil mengayun raketnya, kemudian memukulnya dengan teknik yang benar dan baik serta terarah. Pendapat yang lain dikemukakan oleh Harsono 1989 mengatakan bahwa koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat kompleks, karena erat kaitannya dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan dan flexibilitas.

5. Kelincahan adalah kemampuan seseorang mengubah posisi di area tertentu. Seseorang yang mampu mengubah posisi dari satu posisi yang berbeda dalam kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahannya cukup baik.

(3)

[26] 7. Daya Ledak (Power) dapat dinyatakan sebagai

kekuatan explosive dan banyak dibutuhkan pada cabang olahraga yang dominan berdasarkan kontraksi otot yang kuat dan cepat. Daya ledak dapat dimanfaatkan pada seseorang atlet melakukan pukulan forehand, back hand serta service agar dapat memenangkan suatu pertandingan dalam olahraga tennis lapangana. 8. Daya tahan menurut Harsono (1988)

mengatakan bahwa ketahanan adalah ketahanan organisme untuk melawan kelemahan dalam jangka waktu yang lama (Harsono, 1988).

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah eksperimen lapangan yakni, memberikan perlakuan pada sampel berupa, latihan strength endurance untuk mengetahui pengaruh latihan tersebut terhadap kemampuan memukul forehand drive dalam permainan tenis lapangan. Adapun rancangan penelitian ini adalah randomized pree-test post-test control group design yang digambarkan sebagai berikut :

Untuk mendapatkan data tentang kemampuan pukulan forehand dilakukan prosedur sebagai berikut:

a. Teste bersiap pada tempat yang telah dtentukan. b. Bola dan raket dipegang oleh masing-masing teste dan dilambungkan sendiri dan memukul dengan forehand ke arah sasaran yang telah ditentukan

c. Setiap teste diberi kesempatan melakukan sebanyak 10 kali dan hasil nya dijumlahkan dan akan dicatat sebagai data penelitian.

Data yang terkumpul akan dianalisis dengan uji statistika yang disajikan secara kumulatif sebagai berikut :

1. Analisis deskriptif, untuk menghitung rata-rata yang dicapai dari masing-masing variabel yang diamati.

2. Standar deviasi, untuk mengetahui ukuran penyimpangan skor dari angka rata-rata kelompok.

3. Uji homogenitas data pre-test, post-test kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

4. Pengujian hipotesis dengan uji statistika analisa variabel (anava) Adapun rumus anava yang digunakan adalah sebagai berikut :

Sumber

varians Jumlah kuadrat Db Kuadrat mean Rata-rata

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Setelah dilakukan test awal dan tes test akhir dari kedua kelompok yaitu kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, maka didapat rata-rata dan standar deviasi kedua kelompok tersebut.

Tabel 1

a. Rata-rata kemampuan melakukan pukulan forehand drive sebelum diberikan perlakukan pada kelompok eksperimen adalah 7.25 dengan standar deviasi sebesar 2.31 dan sesudah diberi latihan selama 6 minggu rata-rata kemampuan melakukan pukulan forehand drive adalah 11,37 , dan standar deviasinya sebesar 3.89.

b. Rata-rata kemampuan kelompok kontrol yang tidak diberikan perlakukan pada test awal adalah 6.88, dengan standar deviasi sebesar 2.03 dan pada test akhir adalah 7 sehingga terdapat selisih 0,12 dengan standar deviasi sebesar 1,85.

(4)

[27] penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara test awal dan test akhir pada kelompok eksperimen yang berarti bahwa ada pengaruh latihan pukulan forehand berbeban terhadap kemampuan memukul forehand drive dalam permainan tenis lapangan.

Dari hasil perhitungan dapat diketahui bahwa F hitung = 0,02 dan F tabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas 14 dicapai 4,49. Oleh karena F hitung = 0,02 < F tabel 4,49 maka hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan antara test awal dan test akhir pada kelompok kontrol yang tidak diberi latihan pukulan forehand drive berbeban dalam peningkatan kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive dalam permainan tenis lapangan.

Dari tabel di atas, terlihat bahwa F hitung = dan F tabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas 14 di capai 4,49. Oleh karena F hitung = 6,65 > F tabel 4,49 maka hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara test awal dan test akhir pada kelompok eksperimen dan test akhir kelompok kontrol yang berarti bahwa pada kelompok yang diberi perlakuan lebih baik kemampuan memukul forehand drive dalam permainan tenis lapangan dibanding dengan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakukan yang sama dalam permainan tenis lapangan.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh latihan pukulan forehand drive berbeban terhadap kemampuan memukul forehand drive dalam permainan tenis lapangan. Untuk keperluan ini, maka metode dan rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan test awal post test kontrol grup design.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa putera Program Studi Penjasker-Rek angkatn 2015 yang baru memprogram mata kuliah tenis lapangan yang berjumlah 32 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 16 orang yang diambil secara random sehingga didapat 8 orang untuk kelompok eksperimen dan 8 orang untuk kelompok kontrol. Dalam membagi kelompok ini dilakukan dengan teknik ordinal pairing yang tujuannya untuk mengurangi sikap obyektifitas peneliti terhadap kelompok yang diberi perlakuan sehingga dengan demikian kedua kelompok bertolak dari kemampuan yang sama.

Pada kelompok eksperimen diberikan latihan pukulan forehand drive berbeban selama 6 minggu, yang dilakukan sesuai dengan program latihan yang telah disusun dan direncanakan.

Berdasarkan hasil analisis statistik dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen yang diberi latihan pukulan forehand drive pada test awal rata-rata kemampuan memukul dengan cara forehand drive adalah 7.25 dan sesudah diberi latihan selama 6 minggu rata-rata kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive adalah 11.37. Sedangkan pada kelompok kontrol pada test awal rata-rata kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive adalah 6.88 dan pada test akhir adalah 7 atau terdapat selisih 0,12.

Berdasarkan hasil analisis uji analisis varians terlihat bahwa pada kelompok eksperimen antara test awal dan test akhir bahwa F hitung = 6,65 dan F tabel pada taraf nyata 0,05 dengan derajat bebas 14 di capai 4,49. Oleh karena F hitung = 6,65 > F tabel 4,49 maka hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan yang signifikan antara test awal dan test akhir pada kelompok eksperimen yang berarti bahwa ada pengaruh latihan pukulan forehand drive berbeban terhadap kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive dalam permainan tenis lapangan. Sedangkan pada kelompok kontrol F hitung = 0,02 > F tabel 4,49 maka hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara test awal dan test akhir pada kelompok kontrol yang yang tidak diberi latihan pukulan forehand drive berbeban dalam peningkatan kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive dalam permainan tenis lapangan.

Hal ini sesuai dengan pendapat Harsono, (1989) bahwa latihan fisik adalah suatu proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja secara berulang-ulang dan makin bertambah jumlah bebannya. Dengan berlatih yang sistematis dan melalui pengulangan yang terus-menerus, maka gerakan-gerakan yang sulit akan menjadi mudah, gerakan-gerakan menjadi otomatis, dan refleksi. Hal ini akan dapat mengurangi jumlah tenaga yang dikeluarkan pada waktu melakukan aktivitas olahraga.

(5)

[28] tidak demikian halnya bila latihan tidak dilakukan secara teratur.

Berdasarkan hasil analisis varians tersebut, maka hipotesis yang telah dikemukakan bahwa latihan pukulan forehand drive berbeban dapat meningkatkan kemampuan memukul bola dengan cara forehand drive dalam permainan tenis lapangan pada Mahasiswa putera Program Studi Penjaskes-Rek dapat dibuktikan.

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapatlah dikemukakan dengan memberikan perlakuan latihan pukulan forehand drive berbeban yang terprogram selama 6 minggu dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu dapat meningkatkan kamampuan pukulan forehand drive dalam permainan tenis lapaangan.

Adapun yang diberikan kepada atlet pemula yang banyak memberikan tahanan pada fisik akan mendapatkan respons selama kurang lebih 6 – 8 mingu dengan frekuensi 3 – 5 kali seminggu (Nossek. J, 1982)

Peningkatan 0,1 % sampai dengan 10 % bagi atlet pemula dapat dikatakan lumrah apalagi didukung latihan yang berulang-ulang.

Latihan yang dilakukan secara progresif dan individual yang mengarah kepada perubahan fungsi fisiologis dan psikologis dan terjadinya adaptasi pada peningkatan kemampuan yang baru (Bompa, 1994).

Hasil penelitian ini memperkuat teori-teori yang dikemukakan sebelumnya bahwa latihan yang diberikan secara teratur, sistematis, terarah dan terprogram dengan baik akan dapat memberikan peningkatan kemampuan seseorang.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengumpulan data, pengolahan data dan hasil penelitian yang diperoleh yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dapatlah ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut ada pengaruh latihan pukulan forehand drive berbeban terhadap kemampuan memukul dengan cara forehand drive dalam permainan tenis lapangan mahasiswa putera Program Studi Penjaskes-Rek angkatan Tahun 2003 yang baru memprogram mata kuliah tenis lapangan dimana F hitung = 6,65 > F tabel 4,49.

DAFTAR PUSTAKA

Alex Mangundap, 1980, Pedoman Singkat Bermain Tenis, FKIK-IKIP Makassar.

Angelo Buxton, Jones C.M, 1992, Belajar Tenis Untuk Pemula, Pionir Jakarta

Billy Jean King, 1991. Rahasia Sang Juara, Effer Offset Semarang.

Clarence Jones, 19888. Panduan Teknis Bermain Tenis. Dian Rakyat Jakarta.

Herre Dietrich, 1967. Principles of Sport Training. Introduction to the Teory and Methods of Training Sport Verlak, Berlin

Harsono, 1988. Coaching dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching, Jakarta Kosasih Engkos 1983. Olahraga Teknik dan

Program Latihan Akademika Persendo, Jakarta

Mahendra Agus, 2000. Senam. Depdiknas Proyek Peningkatan Mutu Guru Setara DIII, Jakarta.

Rex Landerds, 2000. Pedoman Pelengkap Bermain Tenis, Dahara Prise Semarang

Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Jakarta

Sudjana, 1992. Metode Statistika. Tarsito Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menentukan jumlah biosorben kulit buah kakao dan waktu interaksi terbaik yang diperlukan untuk dapat mengadsorpsi Hg(II) dalam

Pola bahasa dalam menangkap fenomena kebudayan terlihat dari bentuk: (1) bahasa sebagai penanda aktif dan pa- sif (kerangka gender), (2) bahasa sebagai penghubung antara

Hasil yang didapatkan yaitu perhitungan waktu kontrak yang dihitung ulang dengan menggunakan metode PERT menghasilkan probabilitas penyelesaian yang sangat kecil, meskipun jumlah

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Grace Tedy Tulak dan Munawira Umar (2016) Tentang Pengaruh Senam Lansia Terhadap Penurunan

Untuk mengkaji bagaimana metode transformasi yang baik untuk memecahkan masalah desain bagi seorang arsitek, kita harus memiliki sebuah referensi studi kasus. Objek yang di

(5) Dalam hal penanggung jawab usaha/kegiatan tidak melaksanakan penanggulangan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pemerintah Daerah

Hasil penelitian menunjukkan bahwa menunjukan bahwa perlakuan daun sirsak (Annona muricata L.) yang efektif terhadap mortalitas Sitophilus oryzae adalah 35 gr dengan

Perencanaan bangunan ini berbeda dengan orientasi massa bangunan pada rumah sakit umum, pada bangunan BBKPM Bandung, kebutuhan fungsi ruang dan penempatan bukaan berada pada