• Tidak ada hasil yang ditemukan

KURIKULUM SD NEGERI GUNUNGSARI TAHUN 2017/2018

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KURIKULUM SD NEGERI GUNUNGSARI TAHUN 2017/2018"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

i

KURIKULUM

SD NEGERI GUNUNGSARI

TAHUN 2017/2018

Disusun Oleh

SD NEGERI GUNUNGSARI

Alamat : Gunungsari, Ngeposari, Semanu

UPT PAUD DAN SD KECAMATAN SEMANU

DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN KURIKULUM

SEKOLAH DASAR NEGERI GUNUNGSARI

Berdasarkan keputusan rapat sekolah bersama komite sekolah tentang Penyusunan Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Gunungsari, maka kurikulum ini dapat disahkan dan dapat digunakan sebagai pedoman pembelajaran di SD Negeri Gunungsari UPT PAUD dan SD Kecamatan Semanu, Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul.

Kurikulum ini berlaku mulai tahun pelajaran 2017/2018.

Menyetujui Ketua Komite Sekolah

FX. RIYADI Semanu, 10 Juli 2017 Kepala Sekolah M. TRI MURTINI, S.Pd. NIP. 19571201 197906 2 001 Mengetahui

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul

Kepala Bidang SD

Drs. SUDYA MARSITA, M.M.

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan upaya pemerintah memberi kebebasan pada sekolah untuk mengatur rumah tangganya sendiri yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi lingkungan dimana sekolah itu berada.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini disusun dalam rangka peningkatan profesionalisme guru SD Negeri Gunungsai agar mampu melakukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien serta menghasilkan lulusan yang berkualitas.

Kami menyadari bahwa penyusunan KTSP ini jauh dari lulusan yang berkualitas. Kami menyadari bahwa penyusunan KTSP ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kami membuka kritik, saran, dan masukan dari semua pihak guna penyempurnaan KTSP ini dimasa mendatang.

Selanjutnya kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang ikut membantu penyusunan KTSP ini. Semoga KTSP ini bermanfaat bagi peningkatan mutu pendidikan di SD Negeri Gunungsari. Amin.

Gunungsari, 15 Juni 2017 Kepala Sekolah

M. TRI MURTINI, S.Pd.

(4)

iv

DAFTAR ISI (K 2006)

Halaman Judul ... i

Lembar pengesahan ... ii

Kata Pengantar ... iii

Daftar Isi ... iv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Acuan Konseptual ... 2

C. Prinsip Pengembangan dan Karakteristik Kurikulum ... 3

BAB II TUJUAN A. Tujuan Pendidikan Dasar ... 6

B. Visi ... 7

C. Misi ... 7

D. Tujuan Satuan Pendidikan ... 8

E. Strategi Pencapaian Tujuan ... 9

BAB III STRUKTUR KURIKULUM A. Muatan Nasional ... 10

B. Muatan Lokal ... 14

C. Ekstrakurikuler ... 17

D. Beban Belajar ... 19

E. Beban Belajar Tambahan ... 21

F. Ketuntasan Belajar ... 22

G. Pendidikan Karakter dan Budaya ... 23

(5)

v

BAB IV KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Pelajaran ... 31

B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif ... 32

C. Pengaturan Waktu Libur ... 35

D. Pengaturan Kegiatan Khusus Sekolah ... 37

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Kalender Akademik ... 2. Jadwal Pelajaran ...

(6)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengatuaran mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik.

Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.

Standar nasional pendidikan terdiri atas : 1. Standar isi;

2. Proses;

3. Kompetensi lulusan; 4. Tenaga kependidikan; 5. Sarana dan prasarana; 6. Pengelolaan;

7. Pembiayaan dan; 8. Penilaian pendidikan.

Dua dari kedelapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) tersebut yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Repubik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP) mengamanatkan

(7)

2

kurikulum tingkat satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu pada SI dan SKL serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP. Dengan terbitnya Peraturan Pendidikan Nasional No. 22, 23, 24 Tahun 2006, semakin mantap dan jelaslah pelaksanaan peningkatan standar isi dan standar kompetensi lulusan, khususnya penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SD NEGERI GUNUNGSARI, Gunungsari, Ngeposari, Semanu, Gunungkidul.

Tujuan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ini digunakan sebagai pedoman satuan pendidikan SD NEGERI GUNUNGSARI dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum yang akan dilaksanakan pada tingkat satuan pendidikan yang bersangkutan.

B. Acuan Konseptual

1. Tujuan Pengembangan KTSP ini untuk memberikan acuan kepada kepala sekolah, guru dan tenaga kependidikannya lainnya yang ada di sekolah dalam mengembangkan program-program yang akan dilaksanakan. Selain itu, KTSP disusun antara lain agar dapat memberi kesempatan peserta didik untuk :

a. Belajar untuk beriman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Belajar untuk memahami dan menghayati;

c. Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif; d. Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain dan

belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan. 2. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan

a. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional

(8)

3

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar ISI

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan

e. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 dan 23

f. Peraturan Menteri Agama Nomor 2 tahun 2008 tentang Standar ISI dan Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Agama Islam

C. Prinsip Pengembangan dan Karakteristik Kurikulum

1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya

Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta tanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.

2. Beragam dan terpadu

Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak dikriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial

(9)

4

ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Perkembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berfikir, keterampilan sosial, keterapilan akademik dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.

6. Belajar sepanjang hayat

Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung

(10)

5

sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur formal, non formal dan internal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

(11)

6 BAB II TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar

Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan dirumuskan mengacu pada tujuan umum pendidikan. Adapun tujuan umum pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Mengacu pada tujuan umum tersebut, dapat dijabarkan tujuan pendidikan sebagai berikut :

1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia;

2. Meningkatkan potensi, kecerdasan dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik;

3. Membekali peserta didik dengan pengetahuan yang memadai agar dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi;

4. Mengembangkan keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan untuk menghasilkan lulusan yang dapat memberi kontribusi bagi pengembangan daerah;

5. Mendukung pelaksanaan pembangunan daerah dan nasional; 6. Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni;

7. Mendukung peningkatan rasa toleransi dan kerukunan antar umat beragama;

8. Mendorong peserta didik agar mampu bersaing secara global sehingga dapat hidup berdampingan dengan anggota masyarakat bangsa lain;

9. Mendorong wawasan dan sikap kebangsaan dan persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia;

10. Menunjang kelestarian dan keragaman budaya; 11. Mendorong tumbuh kembangnya kesetaraan gender;

(12)

7

12. Mengembangkan visi, misi, tujuan sekolah, kondisi dan ciri khas sekolah.

B. Visi

Visi adalah masa depan yang diinginkan oleh sekolah, agar sekolah yang bersangkutan dapat menjalankan kelangsungan hidup dalam perkembangan, atau kondisi yang diharapkan dalam jangka panjang. Visi berfungsi sebagai imajinasi moral untuk menumbuhkan aspirasi, semangat dan komitmen warga sekolah.

Visi SD Negeri Gunungsari

CERDAS, BERBUDAYA, TERAMPIL BERDASARKAN IMAN DAN TAQWA”

INDIKATOR

1. Berprestasi dalam bidang akademik

2. Berprestasi dalam bidang olahraga dan seni

3. Berbudi pekerti luhur sesuai norma-norma budaya 4. Beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa 5. Terampil dalam kewirausahaan

C. Misi

Misi adalah tindakan atau upaya untuk mewujudkan visi, atau penjabaran dari visi dalam bentuk rumusan tugas, kewajiban dan rancangan tindakan yang dijadikan arahan untuk mewujudkan visi.

Misi SD Negeri Gunungsari adalah :

1. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, inivatif, kreatif, efektif, menyenangkan dan informatif untuk mencapai prestasi akademik yang tinggi.

2. Mengembangkan olahraga dan seni budaya sesuai bakat, minat dan potensi peserta didik untuk meraih prestasi.

(13)

8

3. Melaksanakan bimbingan terhadap sikap dan perilaku peserta didik sesuai dengan norma budaya dan akhlak mulia.

4. Menanamkan akidah melalui pengamalan ajaran agama. 5. Melaksanakan kegiatan keterampilan sesuai bakat.

D. Tujuan Satuan Pendidikan

Tujuan sekolah dijabarkan berdasarkan tujuan umum pendidikan, visi dan misi sekolah. Berdasarkan tiga hal tersebut, dapat dijabarkan tujuan SD Negeri Gunungsari adalah sebagai berikut :

1. Bidang Keagamaan

a. Siswa mampu menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan anak;

b. Siswa mampu memperoleh kejuaraan dalam lomba keagamaan baik tingkat Gugus, Kecamatan maupun tingkat Kabupaten; c. Siswa kelas III dapat melaksanakan sholat, kelas IV sampai

kelas VI dapat membaca Al Qur’an secara baik dan benar; d. Siswa dapat menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap

sesama manusia dan lingkungan sebagai makhluk ciptaan Tuhan.

2. Bidang Akademik

a. Meningkatkan prestasi belajar peserta didik setiap tahun;

b. Jumlah lulusan sekolah yang dapat diterima di SMP Negeri 100%;

c. Menjuarai lomba mata pelajaran tingkat gugus sampai kabupaten.

3. Bidang Olahraga dan kesenian

a. Menjuarai salah satu cabang olahraga tingkat gugus sampai kabupaten;

b. Mengikutsertakan siswa yang berprsetasi atletik sebagai wakil gugus/kecamatan yang bersifat beregu/kelompok;

(14)

9

c. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat, bugar, aman dan memanfaatkan waktu luang.

4. Bidang Kebudayaan

a. Melestarikan dan mengembangkan kesenian tradisional;

b. Siswa dapat menggunakan Bahasa Jawa dengan baik dan benar serta berbudi pekerti luhur sesuai dengan adat Jawa; c. Menunjukkan kemampuan untuk melakukan kegiatan seni dan

budaya lokal.

Secara berkelanjutan, tujuan sekolah tersebut akan dimonitor, dievaluasi dan dikendalikan dalam kurun waktu tertentu untuk mencapai hasil yang optimal.

E. Strategi Pencapaian Tujuan

1. Melaksanakan KBM dengan menerapkan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAKEM).

2. Mengelola administrasi sekolah dengan baik dan berkesinambungan.

3. Warga sekolah menerapkan perilaku teladan dan berakhlak mulia. 4. Melaksanakan K3 di lingkungan sekolah dengan baik.

5. Mengadakan kerjasama dengan komite sekolah. 6. Melengkapi sekolah dengan sarana dan prasarana.

(15)

10 BAB III

STRUKTUR KURIKULUM

A. Muatan Nasional

Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa Struktur dan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut :

1. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia.

2. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian. 3. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi. 4. Kelompok mata pelajaran estetika.

5. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan. Cakupan setiap kelompok mata pelajaran untuk jenjang SD/MI/SDLB disajikan pada :

Cakupan Kelompok Mata Pelajaran

No. Kelompok Mata

Pelajaran Cakupan

1. Agama dan Akhlak Mulia

Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mencakup etika, budi pekerti atau, moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

2. Kewarganegaraan dan Kepribadian

Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajibanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan termasuk

(16)

11

kebangsaan, jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi, tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketaatan membayar pajak dan sikap serta perilaku anti korupsi, kolusi dan nepotisme.

3. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A dimaksudkan untuk mengenal, menyikapi dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta menanamkan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif dan mandiri.

4. Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni. Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi, baik individual sehingga mampu menciptakan kebersamaan yang harmonis.

5. Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A dimaksudkan untuk meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan kesadaran hidup sehat. Budaya hidup sehat termasuk kesadaran, sikap dan perilaku hidup sehat yang bersifat individual ataupun yang bersifat kolektif kemasyarakatan seperti keterbatasan dari perilaku seksual bebas, kecanduan narkoba, HIV/AIDS, demam berdarah, muntaber dan penyakit lain yang potensial untuk mewabah.

Selanjutnya dalam Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan pula bahwa :

(17)

12

1) Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan /atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.

2) Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya dan pendidikan jasmani.

3) Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan/kejuruan dan muatan lokal yang relevan.

4) Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan /atau kegiatan bahasa, seni dan budaya, keterampilan dan muatan lokal yang relevan.

5) Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan pada SD/MI/SDLB/Paket A dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan pendidikan jasmani, olahraga, pendidikan kesehatan, ilmu pengetahuan alam dan mauatan lokal yang relevan.

Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang harus ditempuh oleh peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Kedalaman muatan kurikulum pada setiap mata pelajaran pada setiap satuan pendidikan dituangkan dalam kompetensi yang harus dikuasai peserta didik sesuai dengan beban belajar yang tercantum dalam struktur kurikulum. Kompetensi yang dimaksud terdiri atas standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dikembangkan berdasarkan standar kompetensi lulusan. Muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri merupakan bagian integral dari struktur kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.

(18)

13

Struktur kurikulum SD/MI meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai Kelas I sampai dengan Kelas VI. Struktur kurikulum SD/MI disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran dengan ketentuan sebagai berikut:

1. Kurikulum SD/MI memuat 8 mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 3. Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan. Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai denga kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik.

2. Substansi mata pelajaran IPA dan IPS pada SD/MI merupakan pelajaran “IPA Terpadu” dan IPS Terpadu”.

3. Pembelajaran pada Kelas I, II dan III dilaksanakan melalui pendekatan tematik, sedangkan pada Kelas IV, V dan VI dilaksanakan melalui pendekatan mata pelajaran.

4. Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkingkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan.

(19)

14

5. Alokasi waktu satu jam pembelajaran adalah 35 menit.

6. Minggu efektif dalam satu tahun pelajaran (dua semester) adalah 37-39 minggu.

B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa

Mata pelajaan bahasa jawa bertujuan agar siswa dapat :

a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan unggah ungguh yang berlaku, baik secara lisan maupun tertulis

b. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa jawa sebagai sarana berkomunikasi dan sebagai lambang kebanggaan serta identitas daerah

c. Memahami bahasa jawa dan menggunakan dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan

d. Menggunakan bahasa jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial

e. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra dan budaya jawa untuk memperluas budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa

f. Menghargai dan membanggakan sastra jawa sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia

2. Pengembangan Diri

Sesuai dengan ketentuan PP Nomor 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan. Dalam kegiatan Potensi Peserta Didik untuk dikembangkan menuju insan yang cerdas komprehensif (Cerdas Sosial, Kinestetis dan Emosional) sesuai dengan bidangnya dan bakat siswa, yang terdiri atas :

(20)

15

a. Membentuk Organisasi/Kelompok Kerja Siswa (Cerdas Sosial)

1) Kepramukaan

b. Pengembangan Potensi Bakat Anak ( Olahraga (cerdas kinestetis) dan Seni (cerdas emosional) )

Pendidikan kecakapan hidup untuk SD Negeri Gunungsari berkesinambungan dengan kegiatan pengembangan diri yakni mengembangkan potensi bakat anak yang meliputi :

1) Olahraga ( Cerdas Kinestetis ) 2) Seni ( Cerdas Emosional )

Dengan cara siswa memilih salah satu yang sesuai dengan bakat dan hobinya :

No. Jenis

Pengembangan Materi Sasaran Keterangan

1. Olahraga 1. Athletik 2. Tenis Meja 3. Volley Ball 4. Bulu Tangkis 5. Senam

Kelas I - VI Khusus hari Sabtu

2. Seni 1. Seni Lukis 2. Seni Suara Kelas I – VI Khusus hari Sabtu 1) Olahraga

Merupakan proses pembentukan cerdas kinestetis dan menumbuhkembangkan bakat atau potensi siswa yang meliputi :  Atletik;  Tenis meja;  Volley ball;  Bulu tangkis;  Senam.

(21)

16

2) Seni

Merupakan proses pembentukan cedas emosional dan menumbuhkembangkan, bakat/potensi siswa yang meliputi :

 Seni lukis

 Seni suara

c. Kegiatan Pembiasaan

1. Pembiasaan Rutin

Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman atau pengamalan ajaran agama, kebugaran dan kepedulian terhadap lingkungan alam yang meliputi :

 Shalat Berjamaah

 Pembinaan Saritilah

 Upacara Bendera

 Senam Pagi

 Pemeriksaan Kebersihan dan Kerapian

2. Pembiasaan Terprogram

Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman atau pengamalan ajaran Islam.

Adapun kegiatan pembiasan meliputi :

 Pesantren Ramadhan

 Buka Bersama

 Pelaksanaan Idul Qurban

 Syawalan/Halal Bil Halal

a. Kegiatan Keteladanan

 Pembinaan Ketertiban Pakaian Seragam Anak Sekolah

 Pembinaan Kedisiplinan

 Penanaman Nilai Akhlak

 Penanaman Budaya Minat Baca

(22)

17

 Penanaman Budaya Bersih

Setiap hari Jum’at : kerja bakti massal membersihkan lingkungan sekolah sebelum pelajaran dimulai, dilanjutkan senam bersama.

 Penanaman Budi Pekerti

Guru, Karyawan dan Murid setiap pagi mengucapkan salam

 Setiap pagi baris/bernyanyi sebelum memasuki kelas

 Hari Sabtu berbahasa jawa dengan benar

 Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme

 Upacara Hari Kemerdekaan RI

 Upacara Hari Pahlawan

 Upacara Hari Pendidikan Nasional

 Upacara Hari Kartini

 Upacara Hari Sumpah Pemuda

 Pekan Olahraga, Seni dan Kreativitas

 Lomba Kreativitas dan Karya Cipta

 Lomba Olahraga

 Pembinaan dan Pembimbingan Bagi Calon Peserta Lomba

 Lomba Olimpiade MIPA

 Lomba Mata Pelajaran

 Lomba Keagamaan ( MTQ )

C. Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler pada satuan pendidikan memiliki fungsi pengembangan sosial, rekreatif, dan karir.

(23)

18

1. Pramuka

- Diikuti oleh siswa kelas III-VI

- Dilaksanakan tiap hari Sabtu jam 15.00

- Pembina kegiatan adalah guru kelas/guru mata pelajaran selaku Pembina pramuka dan atau Pembina pramuka serta dapat dibantu oleh pembantu Pembina

- Penanggung jawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku Ketua Mabigus

- Kegiatan pramuka: latihan rutin, pencapaian SKU, pencapaian SKK

2. Seni tari

- Diikuti oleh siswa kelas I-VI yang berminat - Dilaksanakan setiap hari Rabu jam 15.00 - Pelatih guru tari yang senior dan berbakat - Kegiatan seni tari tradisional dan nontradisional

(24)

19 D. Beban Belajar

Adapun struktur kurikulum SD Negeri Gunungsari seperti ketentuan tersebut tersusun dalam tabel berikut :

Komponen Kelas dan Alokasi Waktu I II III IV V VI A. Mata Pelajaran Tematik 1. Pendidikan Agama 3 3 3 2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 3. Bahasa Indonesia 6 6 6 4. Matematika 6 6 6

5. Ilmu Pengetahuan Alam 6 6 6

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 3 3 3 7. Seni Budaya dan Ketrampilan 4 4 4 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan 4 4 4 B. Muatan Lokal 1. Bahasa Jawa 2 2 2 Jumlah 30 31 32 36 36 36 C. Pengembangan Diri 1. Kesenian 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2. Olahraga 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) D. Ekstrakurikuler 1. Pramuka - - 2*) 2*) 2*) 2*) 2. Seni Tari 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) 2*) Ket : 2 *) Ekuivalen 2 jam pelajaran

(25)

20

Sekolah Dasar Negeri Gunungsari melaksanakan pendidikan dengan sistem paket, yaitu seluruh peserta didik wajib mengikuti semua program pelajaran dan berturut-turut dari kelas 1 sampai dengan kelas 6 dengan kenaikan jenjang secara periodik setiap satu tahun (dua semester) secara penuh, sehinggan kenaikan jenjang kelas hanya dilaksanakan satu tahun sekali dan tidak ada program kenaikan kelas meloncat.

Jam pembelajaran untuk setiap mata pelajaran pada sistem paket dialokasikan sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Satuan pendidikan dimungkinkan menambah maksimum empat jam pembelajaran per minggu secara keseluruhan. Pemanfaatan jam pembelajaran tambahan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi. Adapun beban belajar tersebut sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum, yaitu :

(26)

21 Kls Satu Jam Pembelajaran Tatap Muka (menit) Jumlah Pembelajaran/ Minggu (jam) Minggu Efektif/Tahun Pelajaran Waktu Pembelajaran/ Tahun (jam) Jumlah Jam/Tahun I 35 30 39 1.248 (1.248 x 35 = 43.860) 43.680 : 60 = 728 II 35 31 39 1.248 (1.248 x 35 = 43.860) 43.680 : 60 = 728 III 35 32 39 1.404 (1.404 x 35 = 49.140) 49.140 : 60 = 819 IV 35 34 39 1.482 (1.482 x 35 = 51.870) 51.870 : 60 = 864 V 35 34 39 1.482 (1.482 x 35 = 51.870) 51.870 : 60 = 864 VI 35 34 39 1.482 (1.482 x 35 = 51.870) 51.870 : 60 = 864

E. Beban Belajar Tambahan

Beban belajar tambahan untuk SDN Gunungsari penambahan jam belajar mengajar khusus kelas IV-VI mata pelajaran yang diujiankan sekolah meliputi 3 mapel yakni: Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA. Penambahan jam pada beban belajar menjadi 6 jam.

(27)

22 F. Ketuntasan Belajar

Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar 0-100%.

Kriteria ideal ketuntasan untuk masing-masing indikator 75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai Target Pencapaian Kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam penyelenggaraan pembelajaran.

Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan ideal.

Berikut ini tabel nilai Kriteria Ketuntasan Belajar Minimal (KKM) yang menjadi Target Pencapaian Kompetensi (TPK) di SD Negeri Gunungsari :

(28)

23

KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) SD NEGERI GUNUNGSARI

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Komponen

Kelas dan Alokasi Waktu I II III IV V VI A. Mata Pelajaran 1. Pendidikan Agama 75 75 75 75 75 75 2. Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75 75 75 75 3. Bahasa Indonesia 70 70 70 75 75 75 4. Matematika 70 70 70 75 75 75 5. Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 70 75 75 75 6. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 65 70 70 70 7. Seni Budaya dan Ketrampilan 75 75 75 75 75 75 8. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan

Kesehatan 75 75 75 75 75 75

B. Muatan Lokal

Wajib :Bahasa Jawa 70 70 70 70 70 70

C. Pengembangan Diri 1. Olahraga B B B B B B 2. Kesenian B B B B B B D. Ekstrakurikuler 1. Pramuka - - B B B B 2. Seni Tari B B B B B B

G. Pendidikan Karakter dan Budaya

1. Pengertian Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Budaya adalah nilai, moral, norma dan keyakinan, fikiran yang dianut oleh suatu masyarakat/bangsa dan mendasari

(29)

24

perilaku seseorang sebagai dirinya, anggota masyarakat,dan warganegara. Budaya mengatur perilaku seseorang mengenai sesuatu yang dianggap benar,baik,dan indah.

Karakter adalah watak yang terbentuk dari nilai,moral,dan norma yang mendasari cara pandang,berfikir,sikap,dan cara bertindak seseorang serta yang membedakan dirinya dari orang lainnya.Karakter bangsa terwujud dari karakter seseorang yang menjadi anggota masyarakat bangsa tersebut

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa adalah pendidikan yang mengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter pada diri peserta didik sehingga menjadi dasar bagi mereka dalam berpikir,bersikap,bertindak dalam mengembangkan dirinya sebagai individu,anggota masyarakat,dan warganegara. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang dimiliki peserta didik tersebut menjadikan mereka sebagai warganegara Indonesia yang memiliki kekhasan dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain.

2. Landasan Pedagogis Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Pendidikan adalah upaya sadar untuk mengembangkan potensi peserta didik secara optimal.Upaya sadar tersebut tidak boleh terlepas dari lingkungan peserta didik berada terutama dari lingkungan budayanya.

Peserta didik tumbuh dan berkembang dimulai dari budaya lingkungan terdekat, berkembang ke lingkungan yang lebih luas,yaitu budaya nasional dan budaya universal yang dianut oleh umat manusia. Norma dan nilai –nilai budaya tersebut dapat digunakan sebagai dasar melakukan pertimbangan dalam bertindak. Peserta didik yang tidak mengenal budayanya sendiri

(30)

25

akan merasa asing sehingga mudah dipengaruhi budaya dari luar tanpa proses pertimbangan.

Semakin kuat dasar pertimbangan yang dimilikinya semakin kuat kecenderungan untuk menjadi warga negara yang baik yang memiliki wawasan, cara berpikir, cara bertindak, dan cara menyelesaikan masalah dengan norma dan nilai ciri ke-Indonesiaannya. Hal ini sesuai dengan fungsi pendidikan yang diamanatkan UU Sisdiknas, yaitu “mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermatabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” maka ini merupakan landasan yang kokoh bahwa perlu dilakukan pendidikan budaya dan karakter bangsa.

Proses pengembangan nilai-nilai menjadi landasan terbentuknya karakter maka, perlu proses berkelanjutan, dilakukan melalui berbagai mata pelajaran yang ada dalam kurikulum.

Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari pandangan hidup/ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya, dan nilai-nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional.

3. Fungsi Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Fungsi pendidikan budaya dan karakter bangsa adalah sebagai: a. Pengembangan: pengembangan potensi peserta didik untuk

menjadi pribadi yang berperilaku baik yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

b. Perbaikan: memperkuat kiprah pendidikan nasional untuk bertanggung jawab dalam pengembangan potensi peserta didik yang lebih bermatabat

(31)

26

c. Penyaring: untuk menyaring budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa lain yang tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa yang bermartabat.

4. Tujuan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

a. Mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa

b. Mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius

c. Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai generasi penerus bangsa

d. Mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,kreatif,berwawasan kebangsaan

e. Mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar yang aman,jujur,penuh kreatifitas dan persahabatan,serta dengan rasa kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan.

5. Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa

Nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber :

a. Agama b. Pancasila c. Budaya

(32)

27

NILAI DESKRIPSI

1. Religius

Sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2. Jujur

Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.

3. Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.

4. Disiplin

Tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

5. Kerjas Keras

Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.

6. Kreatif

Berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang dimiliki.

7. Mandiri

Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis

Cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui lebih

(33)

28

mendalam dan meluas dari sesuatu yang dipelajarinya, dilihat dan didengar.

10. Semangat Kebangsaan

Cara berpikir, bertindak, dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan Negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air

Cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi

Sikap dan tindakan yang mendorong dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, dan mengakui, serta menghormati keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai

Sikap, perkataan, dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran dirinya.

15. Gemar Membaca

Kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca berbagai bacaan yang memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi.

(34)

29

17. Peduli Sosial

Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan kepada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dilakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan budaya), Negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

H. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan 1. Kriteria Kenaikan Kelas

a. Siswa dinyatakan naik kelas apabila :

1) Jumlah mata pelajaran yang belum tuntas atau di bawah KKM maksimal 2 dari jumlah mata pelajaran yang diajarkan di kelasnya masing-masing;

2) Nilai kepribadian minimal baik;

3) Telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada 2 (dua) semester pada kelas yang diikuti.

b. Penentuan Kenaikan Kelas :

1) Penentuan siswa yang naik kelas dilakukan oleh sekolah dalam suatu rapat Dewan guru dengan mempertimbangkan KKM, sikap/penilaian/budi pekerti dan kehadiran siswa yang bersangkutan;

2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, raportnya dituliskan naik ke kelas diatasnya;

(35)

30

c. Siswa dinyatakan mengulang di kelas yang sama apabila:

1) Nilai siswa yang bersangkutan belum mencapai kriteria kentutasan minimal mata pelajaran lebih dari 2 (dua) mata pelajaran;

2) Nilai kepribadian kurang dari baik;

3) Nilai kegiatan pembiasaan kurang dari cukup.

d. Kriteria ketuntasan minimal mata pelajaran diperoleh dari rata-rata pada setiap aspek pada mata pelajaran tersebut

2. Kriteria Kelulusan

Sesuai dengan ketentuan PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 72 ayat (1) peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah, setelah :

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaraan;

b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlaq mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika dan kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan;

c. Lulus ujian sekolah/madrasah atau kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;

(36)

31 BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

Satuan pendidikan dapat menyusun kalender pendidikan sesuai dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat, dengan memperhatikan kalender pendidikan sebagaimana tercantum dalam Standar Isi.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada setiap jenjang diselenggarakan dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap tahun pelajaran. Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun pengajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

A. Permulaan Tahun Pelajaran

Dalam kurun waktu 3 hari pertama masuk sekolah biasa menjadwalkan rangkaian kegiatan sekolah :

1. Bagi siswa baru

- Pengenalan sekolah - Sosialisasi cara belajar - Pengumpulan data 2. Bagi semua siswa kelas I-VI

- Kegiatan keagamaan - Kegiatan pramuka

- Sosialisasi PHBS, nakoba - Penetapan pengurus

- Pembentukan jadwal pelajaran - Pembenahan 7K

(37)

32 B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif

Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran. Sekolah/Madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhan.

Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.

(38)

33

ANALISIS HASIL BELAJAR EFEKTIF KALENDER AKADEMIK SEKOLAH DASAR

TAHUN PELAJARAN 2017/2018 Bulan Se me ste r Hari Jml Hari Kegiatan Se nin Se lasa

Rabu Kamis Jum’

at Sa btu Juli Se meste r I 2 1 1 2 2 2 10  1 s/d 8 Juli 2017 PPDB 2017/2018  17 s/d 19 Juli 2017 PLS Agustus 4 5 5 4 4 4 26  17 Agustus 2017 HUT RI

Septem

ber 3 4 4 3 4 5 23

 1 september 2017 Hari raya idul Adhan 1939 H

 4 September 2017 Latihan Qurban

 21 September 2017 Tahun Baru Islam 1939 H

Oktober 5 5 4 4 4 4 26  2 s/d 7 Oktober 2017

Ulangan tengah Semester I

Novem ber 4 4 4 4 4 3 23  25 November 2017 HUT PGRI  29-30 November 2017 Porsenitas Desemb er 2 2 2 2 2 2 12  1 Desember 2017 Maulid Nabi Muhammad SAWc

 4-9 Desember 2017 Ujian Semester Ganjil  16 Desember 2017 Pembagian raport Semester ganjil  25 Desember 2017 Natal  18-30 Desember 2017 Libur Semester Ganjil

(39)

34 Bulan Se mester Hari Jml Hari Kegiatan Se nin Se lasa Rabu Kami s Jum’ at Sa btu Januari Se mest er II 4 4 5 4 4 4 25  1 Januari 2018 Tahun Baru 2018  2 Januari 2018 Awal masuk semester genap Februari 4 4 4 4 3 4 23  16 Februari 2018 tahun

Baru Imlek

Maret 4 4 4 4 4 3 23

 17 Maret 2017 Hari Raya Nyepi

 26-31 Maret 2018 UTS II

 30 Maret 2018 Wafat isa Al Masih

April 4 4 4 4 3 2 21

 14 April 2018 Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW

 17-18 April 2018 Porsenitas

Mei 2 2 2 2 2 2 10

 1 Mei 2018 Hari Buruh

 10 Mei 2018 Kenaikan Isa Al Masih  14-16 Mei 2018 Libur awal puasa  17-19 Mei 2018 Pesantren ramadhan

 29 mei 2018 Hari raya Waisak

 30 April - 5 mei 2018 Ujian Sekolah SD

 21-31 Mei 2018 UKK

Juni 1 1 - - - 1 3

 1 Juni 2018 Hari lahir Pancasila

 6 Juni 2018 Pembagian raport

 15-16 Juni 2018 Hari Raya idul fitri

 9-21 Juni 2018 Libur sebelum dan sesudah hari raya Idul Fitri

(40)

35 C. Pengaturan Waktu Libur

Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional dan hari libur khusus.

Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan. Kepala Daerah Tingkat Kabupaten/Kota dan atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.

Sekolah/Madrasah atau sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif. Bagi sekolah/madrasah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif dan waktu pembelajaran efektif.

Hari libur umum/nasional atau penetapan libur serentak untuk jenjang dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.

(41)

36

ALOKASI WAKTU DALAM KALENDER PENDIDIKAN TAHUN PELAJARAN 2017/2018

No. Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar 37-39 minggu Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap tahun

2. Jeda tengah semester Maksimum 2 minggu

Satu minggu setiap semester

3. Jeda antar semester Maksimum 2 minggu

Antara semester 1 dan 2

4. Libur akhir tahun pelajaran

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk menyiapkan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran 5. Hari libur keagamaan 2-4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih lama dapat mengaturnya sendiri tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

6. Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan peraturan pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing 8. Kegiatan khusus

sekolah

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara

khusus oleh

sekolah/madrasah tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

(42)

37

D. Pengaturan Kegiatan Khusus Sekolah

Kegiatan khusus sekolah dalam tahun pelajaran 2017/2018

1. Tanggal 17-19 Juli 2017 : Kegiatan awal tahun pelajaran 2. Tanggal 16 Agustus 2017 : Lomba memperingati HUT RI 3. Tanggal 4 September 2017 : Latihan qurban

4. Tanggal 2-7 Oktober 2017 : Ulangan Tengah Semester I 5. Tanggal 12 Desember 2017 : Kegiatan renang

6. Tanggal 26-31 Maret 2018 : Ulangan Tengah Semester II 7. Tanggal 21 April : Upacara peringatan R.A. Kartini 8. Tanggal 17-19 Mei 2018 : Pesantren Kilat

(43)

Filename: KTSP 2015-2016 EDIT 2017 new.doc Directory: E:\SYARAT-SYARAT WEB

Template: C:\Users\SD Gunungsari\AppData\Roaming\Microsoft\Templates\Normal.dotm Title: Subject: Author: Guest Keywords: Comments: Creation Date: 27/06/2017 10:26:00 Change Number: 75

Last Saved On: 06/07/2017 16:38:00 Last Saved By: naraya

Total Editing Time: 382 Minutes Last Printed On: 16/10/2017 8:27:00 As of Last Complete Printing

Number of Pages: 42

Number of Words: 6.395 (approx.)

Referensi

Dokumen terkait

Magnesium meningkatkan pembasahan antara matrik dan penguat dengan cara menurunkan tegangan permukaaan antara keduanya (Lutfi & Sukron., 2010). Gambar 5.b

plastifikasi sebesar itu tidak terjadi ketika model dieksitasi gempa Tohoku-oki. Plastifikasi pada model RSA cenderung memiliki taraf kerusakan dan jumlah yang lebih

18 Saya meyakini seseorang yang telah dididik dalam profesi auditor memiliki suatu tanggungjawab untuk tidak beralih pada profesi lain selama periode atau kurun waktu

Wawancara atau Interview merupakan proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau

Pada penelitian ini dilakukan eksplorasi gen enzim lipase pada tanah hasil pengolahan limbah kelapa sawit (POME) melalui pendekatan metagenomik menggunakan desain

Efektifitas instrumen moneter berbasis syariah pasca dikeluarkannya PBI Nomor 10/11/PBI/2008 tentang Sertifikat Bank Indonesia Syariah yang dimaksud penulis adalah

Dengan demikian, hasil yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pengendalian internal atas siklus pendapatan pada Departemen Food

Penelitian yang dilakukan oleh Angkatan Laut USA antara tahun 1968 - 1981, seorang penyelam semakin dalam menyelam maka semakin besar tekanan atmosfir yang