• Tidak ada hasil yang ditemukan

200873785 Penerapan Arsitektur Tropis Pa

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "200873785 Penerapan Arsitektur Tropis Pa"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS

PADA BANGUNAN HIGH TECH

“DESAIN ARSITEKTUR”

PENYUSUN

ANDRE WIJANARKO, 10.11.0029

PEMBIMBING

IR. ALBERTUS SIDHARTA ,MSA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(2)

PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS

PADA BANGUNAN HIGH TECH

KARYA ILMIAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI PERSYARATAN MENEMPUH MATA

KULIAH SEMINAR. KULIAH SEMINAR

PENYUSUN

ANDRE WIJANARKO, 10.11.0029

PEMBIMBING

IR. ALBERTUS SIDHARTA ,MSA

PROGRAM STUDI ARSITEKTUR

FAKULTAS ARSITEKTUR DAN DESAIN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA

SEMARANG

(3)

Segala puji dan syukur pada Tuhan yang maha pengasih atas segala berkat, dan

kasihnya yang selalu baru setiap hari, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan

makalah Seminar Arsitektur dengan judul “PENERAPAN ARSITEKTUR TROPIS

PADA BANGUNAN HIGH - TECH”. Sungguh suatu hal yang penting dan layak

dibahas, mengenai gaya arsitektur yang belum lazim serta yang merespon iklim tropis

indonesia. Karya arsitektur yang memberi warna baru dan menjadi indikato kemajuan

teknologi di bidang arsitektur.

Penelitian sederhana yang dilakukan oleh penulis ini dapat berjalan dengan baik atas

dukungan dan bantuan dari berbagai pihak yang terkait. Penulis mengucapkan banyak

terimakasih kepada:

1.

Ir.Albertus Sidharta,MSA. selaku dosen pembimbing

2.

Ir.Supriyono,MT selaku dosenk koordinator mata kuliah Seminar

3.

Bapak Bob iskandar selaku penanggung jawab survey lapangan dari pihak

holy stadium

4.

Realrich Sjarief, selaku narasumber

5.

Dr. Rudyanto susilo selaku narasumber

6.

Seluruh pihak yang membantu dalam penyelesaian makalah ini

Semoga penelitian yang telah dilakukan oleh penulis ini dapat digunakan menjadi

pedoman untuk penelitian yang lebih lagi bagi penulis-penulis yang lain, serta juga

dapat memberi manfaat dan saran bagi pembaca dan pihak-pihak yang terkait.

Semarang, 08 Desember 2013

(4)

halaman

Gambar 2.6 orientasi bangunan ... 12

Gambar 2.7solar chart ... 13

Gambar 2.8 sudut azimut altitude ... 13

Gambar 2.9 sudut azimut altitude ... 14

Gambar 2.10 sudut azimut altitude ... 14

Gambar 2.11 point green building ... 16

Gambar 2.12 bangunan mesin niaga malaysia ... 18

Gambar 2.13 solar panel ... 19

Gambar 2.14 konsep bangunan mesin niaga ... 19

Gambar 2.15 model core ... 21

Gambar 2.16 orientasi bangunan ... 22

Gambar 2.17 orientasi bangunan ... 22

Gambar 2.18 konsep balkon ... 23

Gambar 2.19 ruang transisi ... 23

Gambar 2.20 dinding selubung bangunan... 24

Gambar 2.21 konsep lansekap dan bangunan ... 25

Gambar 2.22passive shading ... 25

Gambar 2.23passive ventilation ... 26

Gambar 3.1 Gedung greja holy stadium JKI injil kerajaan ... 28

Gambar 3.2 Peredam suara dan raging lampu ... 29

Gambar 3.3 Sky light pada atap holy stadium ... 30

Gambar 3.4 Gambar denah atap ... 30

(5)

Gambar 3.8 Pencahayaan alami holy stadium dalam greja ... 34

Gambar 3.9 Pencahayaan alami lobby holy stadium ... 34

Gambar 3.10 Titik ukur pencahayaan alami ... 35

Gambar 3.11 tampak timur dan barat bangunan ... 37

Gambar 3.12 effek shading bangunan ... 37

Gambar 3.13 material transparan untuk mengekspose aktivitas dalam bangunan ... 38

Gambar 3.14 material transparan untuk mengekspose aktivitas dalam ... 38

Gambar 3.15 ekspose struktur space truss ... 39

Gambar 3.16 detai estetika struktur ... 39

Gambar 3.17 kanopi polycarbonat ... 40

Gambar 4.1 Denah greja holy stadium JKI injil kerajaan ... 42

Gambar 4.2 Peta udara ... 43

Gambar 4.3 Pergerakan matahari dan orientasi bangunan holy stadium ... 44

Gambar 4.4 Tampak timur dan barat bangunan ... 45

Gambar 4.5 Roof monitor sky light ... 46

Gambar 4.6 Peta holy stadium ... 47

Gambar 4.7 Denah ... 47

Gambar 4.8 Kaca yang merefleksi sinar ultraviolet ... 48

Gambar 4.9 Gambar selubung double layer ... 49

Gambar 4.10 Gambar selubung double layer ... 49

Gambar 4.11 Artificial light ... 50

Gambar 4.12 Lampu lobby ... 51

Gambar 4.13 Lampu interior kapel ... 51

Gambar 4.14 Material transparan untuk mengekspose bagian dalam keluar ... 52

Gambar 4.15 Material transparan untuk mengekspose bagian dalam keluar ... 53

Gambar 4.16 Material transparan untuk mengekspose struktur ... 53

Gambar 4.17 Warna eksterior ... 54

(6)

Halaman Judul ... i

1.6 metodologi pembahasan ... 3

1.7 kajian pustaka ... 4

1.8 kerangka penelitian ... 5

BAB II Landasan Teori 2.1 Hightech Architecture ... 6

2.1.1 Pengertian arsitektur high tech ... 6

2.1.2 Karakteristik arsitektur high tech ... 8

2.1.3metode perancangan arsitektur high tech ... 10

2.2 Arsitektur tropis ... 12

2.2.1 Pengertian Arsitektur tropis ... 12

2.2.2 Permasalahan Iklim Tropis ... 15

2.2.3 Parameter Arsitektur Tropis ... 16

2.3 Green Building... 16

2.3.1 Prinsip – Prinsip pada green Arsitektur. ... 17

2.3.2 Sifat bangunan berkonsep green architecture ... 17

2.4 Bioclimatic design ... 18

2.4.1 pengertian Arsitektur bioklimatik ... 18

2.4.2 perkembangan Arsitektur Bioklimatik ... 20

2.5 penerapan Arsitektur Tropis pada Bangunan Hightech... 27

2.5.1 Standar bangunan hightech pada iklim tropis ... 27

BAB III Tinjauan Umum

3.4.1 pencahayaan alami ... …34

3.4.2 penghawaan alami ... 36

3.4.3kenyamanan thermal ... 36

3.5 Arsitektur ... 38

3.5.1 Arsitektur Hightech ... 38

3.5.2 bangunan tropis ... 40

BAB IV Analisis Data 4. 1 kajian bangunan tropis high tech dengan kasus bangunan holy stadium ... 41

(7)

4.2.1 analisis respon terhadap matahari ... 44

4.2.2 analisis respon terhadap aliran angin ... 46

4.2.3 analisis terhadap kenyamanan thermal ... 47

4. 3 Analisis Artificial ... 50

4.3.1 analisis pencahayaan Buatan ... 50

4.3.2 analisis penghawaan buatan ... 51

4.4 analisis Arsitektural ... 52

4.4.1 analisis hightech building ... 52

4.4.1.1 inside out ... 52

4.4.1.2 celebrating of process ... 53

4.4.1.3 transparan, pelapisan, pergerakan... 54

4.4.1.4 pewarnaan yang cerah dan merata... 54

4.4.1.5 Optimistic confidence in a scientific cultura ... 55

4.4.2 analisis Arsitektur tropis ... 55

4.4.2.1tritisan /sun shading ... 55

4.4.2.1.1 penggunaan ruang sebagai tritisan ... 55

4.4.2.1.2 double layer ... 56

4.4.2.1.3 kanopi polycarbonat ... 56

4.4.2.2 pipa talang air hujan ... 56

(8)

Proses perkembangan desain arsitektur akibat modernisasi membuat para arsitek

berlomba – lomba menciptakan suatu karya yang akrobatik dan mengundang pujian,

hal ini juga berimbas kepada para arsitek diindonesia, dimana para arsitek

mendesain suatu bangunan yang sangat emosional, sehingga terjadi banyak

pengabaian - pengabaian yang dilakukan, salah satunya adalah pengabaian

terhadap iklim, akhirnya suatu desain arsitektur hanya sekedar estetis namun tidak

berfungsi dengan maksimal dan menjadi boros energy, pada bangunan yang

menggunakan baja dan kaca sangatlah terkesan high-tech, tapi sebenarnya

bangunan seperti ini merupakan bangunan yang seharusnya berada pada daerah

yang beriklim sub tropis akan tetapi tidak menutup kemungkinan, style tersebut

diadaptasikan dengan iklim tropis seperti diindonesia, tentunya tanpa melakukan

pengabaian terhadap sinar matahari, curah hujan yang tinggi serta suhu udara yang

tinggi pada daerah tropis, sehingga menciptakan sebuah desain yang estetis tetapi

tidak mengabaikan prinsip – prinsip dasar arsitektur, seperti yang sudah dilakukan

paul Rudolph pada wisma dharmala, kemudian Kenneth yeang yang terkenal dengan

arsitektur beriklim bio salah satu karyanya yang terkenal mesin niaga. Jadi perlu

dipahami juga bahwa semua langgam arsitektur dapat diterapkan diindonesia, akan

tetapi perlu dipikirkan konstruksi apa yang cocok pada daerah tropis, bagaimana

antisipasi – antisipasi yang dilakukan untuk mencegah dampak negative yang

diakbatkan dari iklim tropis seperti tempias, sinar matahari yang panas, suhu udara

yang tinggi, sedikitnya penurunan suhu pada malam hari serta kelembababn udara

yang sangat tinggi sepanjang tahun.

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Banyaknya permasalahan akan perencanaan sebuah desain ditambah

kini Maraknya issu tentang global warming membuat green design architecture

menjadi ramai diperbincangkan, dan akhirnya tanpa disadari kebutuhan akan

sebuah desain arsitektur yang baik membuka kesempatan bagi para arsitek,

untuk memasarkan diri dan karyanya, sehingga bermunculan karya – karya

akrobatis yang mengedepankan estetika dilakukan oleh para arsitek dengan

maksud untuk mengundang pujian dan menaikan minat para calon bouheer

yang memerlukan jasanya, akan tetapi yang terjadi diindonesia bermunculan

desain – desain bangunan kaca yang menjulang tinggi ataupun yang melebar,

meski terlihat mewah estetis, dan canggih hal ini tentulah berdampak buruk baik

bagi bangunan maupun bagi lingkungan jika tidak didesain dengan benar,

Melihat daerah dindonesia yang beriklim tropis permasalahan matahari,

curah hujan, dan kelembaban merupakan permasalahan yang sangat serius

dalam sebuah desain, maka dari itu arsitektur diindonesia cenderung memiliki

atap yang menjulang dan lebar untuk menanggulangi permasalahan iklim tropis

tersebut.,

Pada perkembangan desain, sejak tahun 1970-an karya arsitektur

postmodern high-tech muncul yakni Juga dikenal sebagai Modernisme Akhir atau Ekspresionisme Struktural, yakni menggabungkan elemen-elemen dari

industri berteknologi tinggi dan system teknologi ke dalam desain

bangunan. Arsitektur High Tech muncul sebagai modernisme yang mengalami perubahan dari ide-ide sebelumnya yang dibantu olehkemajuan teknologi

bahkan lebih dalam mencapai teknologi. Arsitektur High Tech ini berfungsi sebagai jembatan antara modernisme dan post-modernisme, namun seringkali

muncul kesalahan desain jika dilakukan pada daerah beriklim tropis, sampai

akhirnya muncul bangunan kaca tetapi dengan pertimbangan iklim seperti yang

(10)

Sebagai seorang Arsitek kita perlu memahami hal apa sajakah yang perlu

diperhatikan saat mendesain bangunan high tech pada Negara beriklim tropis, sehingga implementasinya dapat berjalan dengan baik, maka disini penulis

mencoba merangkum dan menggambarkan desain high-tech yang mampu diterapkan pada daerah beriklim tropis.

1.2. Alasan pemilihan judul

Ide awal judul seminar ini berangkat dari besarnya minat penulis terhadap

kajian mengenai arsitektur tropis dan penerapan – penerapannya terutama pada

bangunan high tech Selain itu alasan penentuan judul ini adalah antara lain karena; pertama masih rancunya pengertian tentang arsitektur tropis itu sendiri,

kedua banyaknya permasalahan yang muncul untuk desain arsitektur tropis dan

ketiga besarnya minat penulis akan desain arsitektur diharapkan disini dapat

dibahas teknologi beserta desain tropis yang relevan langgam High tech, dan seperti apa perbedaan penerapan arsitektur high tech pada daerah 4 musim dan

2 musim karna alasan itulah penulis memilih judul ini.

1.3. Tujuan dan sasaran

Topik mengenai penerapan arsitektur tropis pada bangunan high tech ini cukup penting untuk dibahas, mengingat bahwa desain arsitektur terus

berkembang diharapkan pengabaian – pengabaian tidak terjadi terus menerus

Tujuan penulisan ini agar dapat dijadikan pegangan dalm proses

mendesain dan membuka wawasan mengingat Indonesia merupakan daerah

beriklim tropis maka diperlukan desain arsitektur yang relevan dengan iklim

tropis.

Sasaran penulis bagaimana menerapkan bangunan high – tech tersebut di indonesia, yang memiliki iklim tropis dan rambu – rambu apa saja yang perlu

ditaati agar bangunan high tech mampu, berkinerja dengan baik dan tetap

(11)

1.4. Lingkup pembahasan

Pembahasan tema arsitektur tropis ini dibatasi oleh lingkup implementasi

desain dan pengaruh desain arsitektur tropis terhadap kenyamanan thermal

akibat pemanasan sinar matahari terutama pada bangunan ber style high tech, yang sangat sensitif terhadap pemanasan sinar matahari. Pembahasan akan

dimulai dari pengenalan terhadap arsitektur tropis, pembatasan akan tema ini

melihat lingkup arsitektur tropis yang sangat luas, pada pembahasan ini juga

akan disampaikan tentang pemanfaatan pencahayaan alami

1.5. hipotesis

hipotesis kerja H1:

1. material transparan menjadi penyebab utama pemanasan pada

bangunan high tech

2. penerapan yang bebeda antara bangunan high tech pada negara 4

musim dan bangunan high tech pada negara beriklim tropis

1.6. Metodologi pembahasan

Metode yang akan dijalankan dalam penelitian ini adalah dengan metode:

i. Literature

Penulis akan mencari data melalui literature tentang arsitektur tropis dan

pembahasannya terhadap iklim, kemudian akan dibuat sebuah desain yang

mampu merespon iklim dengan baik

ii. Survei

penulis akan melakukan survey pada bangunan gereja holy stadium terkait

pengaruh sinar matahari pada bangunan kaca.

iii. Wawancara

Untuk menambah data penguat hasil survei maka juga akan dilakukan

(12)

1.7. Kajian pustaka

Sering terjadi di Indonesia, bangunan berbentuk polos dan

transparan, untuk menunjukan kesan high tech building, tanpa disadari hal ini memberikan pengaruh negative baik dari dalam maupun dari luar bangunan,

akibat pemanasan dari sinar matahari yang identic selalu membawa panas,

karna panas tersebut merupakan energy maka panas bersifat abadi atau

tidak dapat dimusnahkan, akhirnya panas yang masuk didalam bangunan

menjadi terjebak dan menaikan suhu didalam bangunan, sedangkan yang

dipantulkan menciptakan glare, bahkan yang ekstrim dapat melelehkan suatu benda. Iklim harus mendapatkan perhatian khusus dalam mendesain suatu

bangunan,

pada daerah tropis, desain bangunan yang baik hendaknya memiliki

pematah matahari ini merupakan cara yang paling efektif dalam

menanggulangi radiasi dari panas matahari, sun shading juga berperan sebagai filter masuknya cahaya pada pencahayaan alami dimana sun shading menahan sinar matahari tapi tetap dapat memasukan terang langit kedalam bangunan.

Meskipun sun shading berperan vital pada bangunan tropis, akan tetapi tidak menutup kemungkinan sebuah bangunan tetap polos tanpa sun shading, dan transparan, tapi akan berimbas pada cost dari konstruksinya, seperti:penggunaan double layer, smart window, double glass, curtain wall. Pada prinsipnya konstruksi berikut dapat menghambat transfer panas

(13)

1.8. Kerangka pembahasan- parameter penelitian

Arsitektur topis

Bangunan high-tech

Pengaruh sinar

matahari

Kenyamanan

thermal dalam dan

luar bangunan

Pemanfaatan

pencahayaan alami

Penerapan high

technology building

Penerapan arsitektur tropis

pada bangunan high tech

(14)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1. High tech architecture

2.1.1. Pengertian arsitektur high tech

Pemahaman arsitektur high tech sampai saat ini belum ada yang benar – benar pasti karna banyak muncul pendapat dari banyak kalangan

yang mendefinisikannya dari sudut pandang yang berbeda, bahkan masih

ada kerancuan tentang pengelompokan style high tech sendiri. Ada yang berkata arsitektur yang menerapkan teknologi tinggi, atau memberikan kesan

bangunan yang berteknologi tinggi. Tapi ada juga yang mengartikan bahwa

bangunan high tech merupakan bangunan yang memadukan arsitektur

dengan material industri, Wujudnya dipaparkan dalam buku yang

berjudul High Tech: The Industrial Style and Source Book for The Home oleh Joan Kron pada tahun 1978. Dimana buku ini menunjukan bagaimana

memadukan material industri dengan bangunan. Jika bicara tentang high

tech berarti juga erat kaitannya dengan waktu, sampai kapan teknologi yang

kita terapkan disebut high tech. Dan ada kemungkinan juga bahwa high tech

adalah sesuatu yang baik dan dikembangkan menjadi lebih baik lagi, dari

segi struktur, utilitas maupun konservasi energi.

High tech architecture termasuk dalam late modernism atau structural expressionism, pada perkembangannya sejak tahun 1970an arsitektur high tech sering disebut sebagai jembatan antara modern ke post modern dan pada tahun 1980 high tech architecture mulai bersatu dengan post modern.

Bicara tentang high tech itu sendiri berarti teknologi tinggi akan tetapi

teknologi cenderung termakan usia akhirnya hal yang saat ini menjadi high

tech, suatu saat akan berubah menjadi teknologi biasa atau bahkan menjadi

low tech,

low tech sendiri berbeda dengan tradisional yang cenderung kearah

kerajinan atau craft karna craft tidak termakan oleh waktu kerajinan tetaplah

kerajinan. Arsitektur termasuk dalam craft karna bangunan memiliki sebutan

urban sculpture, dengan kata lain arsitektur memiliki kemampuan

meremajakan dirinya agar terus eksis dan tidak menjadi sesuatu yang

(15)

Jadi dari pemahaman ini ditarik kesimpulan bahwa arsitektur high tech

adalah kolaborasi antara arsitektur dan teknologi tinggi, yang saling mengisi

untuk mempertahankan penilaian high tech dari suatu teknologi yang

terpasang pada karya arsitektur, dan sebagai parameter arsitektur “terkini”

pada suatu generasi sebagai hasil perkembangan yang lebih baik dari

sebelum –sebelumnya.

Beberapa arsitek praktisi yang menggunakan style high tech: bruce graham (amerika), sir norman foster, richard rodgers, michael

hopkins(inggris), renzo piano (italia) dan santiago calatrava (spanyol) yang

terkenal dengan pendekatan struktur oraganiknya. Gb. 2.1 rumah adat wae rebo

Dibangun bukan dengan low tech melainkan craft, yakni kerajinan tangan manusia dan metode sederhana

(16)

2.1.2. Karakteristik arsitektur high tech

Dalam tulisannya Charles Jenks mengenai arsitektur High-tech, “The Battle of High-tech, Great Building with Great Fault”. Charles Jenks juga menuliskan 6 karakteristik High-tech building, yang intinya sebagai berikut:

1. Inside out.

Bagian Interior (dalam bangunan) yang diperlihatkan

keluar dengan penggunaan material penutup yang transparan,

seperti kaca. Fungsi-fungsi yang umumnya tertutup/ditutupi namun

ditonjolkan keluar, seperti fungsi servis dan utilitas. Gb. 2.2 Sir Norman Foster Tokoh Arsitektur high tech

(sumber : http://editoratlarge.com/articles/3610/preparations-underway-for-star-studded-design-summit)

Gb. 2.3 The Centre Georges Pompidou, Paris

“Inside out” menjadikan pipa utilitas sebagai eksterior (sumber :

(17)

2. Celebration of process.

Penekanan terhadap pemahaman mengenai konstruksinya

bagaimana, mengapa, dan apa dari suatu bangunan, sehingga

muncul suatu pemahaman dari seorang awam ataupun seorang

ilmuwan. Sebagai catatan yang ditulis oleh Charles Jenks

mengenai Norman Foster, yaitu ciri khas dari pekerjaan Norman

Foster yang terkesan dapat mengungkapkan sesuatu yang lebih

daripada arsitek manapun dalam cara penyelesaian dengan

ide-ide cemerlangnya yang mengembangkan suatu rancangan sesuai

dengan zamannya sehingga kegunaan dan tampak dari bangunan

tersebut merupakan suatu mekanisme yang sempurna.

3. Transparan, pelapisan dan pergerakan.

Ketiga kualitas keindahan ini hampir selalu ditonjolkan

secara dramatis tanpa terkecuali, kegunaan yang lebih luas dari

kaca yang transparan dan tembus cahaya, pelapisan dari

pipa-pipa saluran, tangga dan struktur, serta penekanan

pada escalator dan lift sebagai suatu unsur yang bergerak

merupakan karateristik dari bangunan high-tech. Gb. 2.4 saint marry tower

Penyelesaiannya bangunan dengan menguasai site sehingga menjadi point of interest.

(sumber :

(18)

4. Pewarnaan yang cerah dan merata.

Hal ini ditujukan untuk memberikan perbedaan yang jelas

mengenai jenis struktur dan utilitas, juga untuk mempermudah

para teknisi dalam membedakannya dan memahami

penggunaannya secara efektif. Pada karya Richard Rogers yaitu

bangunan Pampidou Center dan Inmos Factory menggunakan

warna-warna yang cerah.

5. light weight filigree of tensile members.

Baja-baja tipis penopang merupakan kolom Doric

dari High-tech building, sekelompok kabel-kabel baja penopang dapat membuat mereka lebih ekspresif dalam pemikiran mengenai

penyaluran gaya-gaya pada struktur.

6. Optimistic confidence in a scientific cultura

High-tech building adalah janji masa depan dari dunia yang menanti untuk ditemukan. Bangunan yang dapat mewakili

kebudayaan/peradaban masa depan yang serba scientific, sehingga pada saat itu tetap bisa dipakai dan tidak ketinggalan

zaman. Hasilnya lebih mendalam pada suatu metode kerja,

perlakuan pada material, warna-warna dan pendapatan,

dibandingkan dengan prinsip-prinsip komposisi.

2.1.3. Metode perancangan Arsitektur High Tech

HermeticCoding

Metode hermetic coding mengatakan bahwa arsitektur

merupakan sebuah bahasa yang sifatnya self learning agak sulit

dipahami dan sifatnya futuristik akan terus mengikuti perkembangan

yang ada

Architecture as a political art

Arsitektur high tech menjadi awal perbaikan dari sebuah

kawasan, dimana saat satu desainnya muncul, akan membawa

perubahan terhadap lingkungan sekitar dan mempengaruhi paradigma

(19)

The machine of aestetic

Perletakan mesin yang ambigu tanpa tujuan yang jelas,

mengapa mesin tersebut harus diletakan diluar fasade bangunan, yang

sebenarnya kesengajaan dalam mengekspose mesin – mesin tersebut

sebagai elemen estetika dan menunjukan kesan high tech bangunan

Bangunan high tech juga mengacu pada essensi arsitektur,

bagaimana bangunan tersebut dapat memenuhi syarat – syarat agar

pelaku dapat menjalankan aktivitas didalam bangunana dengan baik Gb. 2.5 lloyd building,

Bangunan yang menjadikan mesin dan teknologi sebagai elemen estetis

(20)

2.2. Arsitektur tropis

2.2.1. Pengertian arsitektur tropis

Arsitektur tropis hingga saat ini belum ada pengertian yang baku

tentang arsitektur tropis itu sendiri, Pengertian umumnya adalah sebuah

konsep desain yang beradaptasi dengan lingkungan yang tropis Tetapi bukan

berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini hal yang paling utama adalah

sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri. Tentunya ada beberapa

hal yang harus diperhatikan dari segi material, sirkulasi udara, dan

penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis memilikin iklim dengan

panas yang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup

tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya yang

harus dicegah dari timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban,

perubahan suhu, kesehatah udara.

Menurut max well fry and jane drew dalam buku tropical architecture

in the humid zone,arsitektur tropis yaitu karya seni manusia yang dapat

memberikan respon alami terhadap iklim.

2.2.2. Permasalahan iklim tropis

Matahari

Daerah beriklim tropis merupakan daerah yang bermandikan sinar

matahari, sedangkan sinar matahari didalamnya selalu membawa

panas, maka aspek orientasi bangunan menjadi sorotan utama dalam

proses desain agar pengantisipasian pengaruh buruk sinar matahari

dapat dihindari.

Gb. 2.6 orientasi bangunan

Pen (sumber :

(21)

Panas matahari pagi sangatlah baik untuk kesehatan, maka

bagian timur cenderung dibuka untuk memasukan sinar matahari,

akan tetapi dibatasi hanya sampai jam 09.00 selebihnya dari itu

sifatnya terik dan menyengat, sedangkan sinar matahari di barat

membawa pengaruh buruk untuk bangunan, sebaiknya diantisipasi,

dengan tritisan atau double layer (titik puncak panas 14.00 jam 2

siang)

Penanganannya : solar chart

Dengan menggunakan solar chart dapat ditentukan sudut

altitude dan azimut posisi matahari sehingga ukuran sun shading

maupun parapet dapat ditentukan ukuran idealnya (pembayangan

matahari Gut,P ackerknechtd,1993)

Gb. 2.8 sudut azimut altitude menentukan pembayangan matahari

(sumber : http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/glossary.html Gb. 2.7 solar chart

Untuk menentukan pembayangan ideal tritisan (sumber :

(22)

Gb. 2.9 sudut azimut altitude menentukan pembayangan matahari

(sumber : http://www.esrl.noaa.gov/gmd/grad/solcalc/glossary.html

Gb. 2.10 sudut azimut altitude menentukan pembayangan matahari

(23)

2.2.3.

Parameter Arsitektur tropis

Faktor kenyamanan dalam bangunan du daerah beriklim tropis

lembab merupakan hal terpenting, kendala utama pada iklim tropis

lembab adalah temperatur dan kelembaban udara yang tinggi

sepanjang tahun, maka perlu antisipasi untuk mencapai kenyamanan

thermal yang ideal.

Temperatur efektif sekitar 20°C - 26°CTE

kelembaban udara sekitar 60%

• Pergerakan udara 0,25 – 0,5 m/s

Beberapa parameter yang juga perlu diperhatikan selain kenyamanan

thermal:

1. Orientation

Orientasi bangunan terhadap mata angin mempengaruhi

perletakan lubang - lubang permukaan dinding, perencanaan

yang tepat dapat menghinadari masuknya sinar dan panas

matahari tapi dapat menggunakan sky light sebagai pencahayaan

alami dan aliran udara sebagai penetralisir kelembaban udara.

2. Isolasi

Isolasi terhadap panas, hujan dan partikel – partikel yang

dibawa oleh angin sangatlah diperlukan bagi bangunan di daerah

tropis

3. Shading

Shading atau pembayangan adalah upaya mematahkan sinar

matahari, karna sinar matahari membawa panas yang tidak baik

untuk thermal bangunan

4. High cross ventilation

Aliran udara yang baik dalam bangunan selain menetralisir

udara juga dapat menetralisir kelembaban udara

5. Pemanfaatan tanaman

Tanaman biasanya juga dapat berfungsi sebagai barier,

pemecah udara maupun filter debu, pemilihan tanaman yang tepat

dapat mempengaruhi iklim mikro dan dapat menciptakan

(24)

6. Roof ventilation

Sebisa mungkin panas akibat radiasi sinar matahari pada atap

bangunan dapat di keluarkan dengan aliran udara, dan diharapkan

ventilasi pada atap dapat memasukan udara kedalamnya.

2.3. Green building

Green building adalah bangunan dimana di dalam perencanaan, pembangunan, pengoperasian serta dalam pemeliharaannya memperhatikan

aspek – aspek dalam melindungi, menghemat , mengurangi pengunaan

sumber daya alam, menjaga mutu baik bangunan maupun mutu dari kwalitas

udara di dalam ruangan, dan memperhatikan kesehatan penghuninya yang

semuanya berdasarkan kaidah pembangunan berkelanjutan.

2.3.1. Prinsip – prinsip pada green architecture

Hemat energi / Conserving energy

Pengoperasian bangunan harus meminimalkan penggunaan bahan

bakar atau energi listrik ( sebisa mungkin memaksimalkan energi alam

sekitar lokasi bangunan ).

(25)

Memperhatikan kondisi iklim / Working with climate

Mendesain bagunan harus berdasarkan iklim yang berlaku di lokasi

tapak kita, dan sumber energi yang ada.

Minimizing new resources

mendesain dengan mengoptimalkan kebutuhan sumber daya alam

yang baru, agar sumber daya tersebut tidak habis dan dapat digunakan

di masa mendatang / Penggunaan material bangunan yang tidak

berbahaya bagi ekosistem dan sumber daya alam. Tidak berdampak

negative bagi kesehatan dan kenyamanan penghuni bangunan tersebut

Respect for site

Bangunan yang akan dibangun, nantinya jangan sampai merusak

kondisi tapak aslinya, sehingga jika nanti bangunan itu sudah tidak

terpakai, tapak aslinya masih ada dan tidak berubah.( tidak merusak

lingkungan yang ada ). Merespon keadaan tapak dari bangunan /

Respect for user :

Dalam merancang bangunan harus memperhatikan semua pengguna

bangunan dan memenuhi semua kebutuhannya.

Menetapkan seluruh prinsip – prinsip green architecture secara keseluruhan / Holism

Ketentuan diatas tidak baku, artinya dapat kita pergunakan sesuai

kebutuhan bangunan kita.

2.3.2. Sifat – sifat pada bangunan berkonsep green architecture.

Green’ dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan),

earthfriendly (ramah lingkungan), dan high performance building

(bangunan dengan performa sangat baik).

A. Sustainable ( Berkelanjutan ).

Yang berarti bangunan green architecture tetap bertahan

dan berfungsi seiring zaman, konsisten terhadap konsepnya yang

menyatu dengan alam tanpa adanya perubahan – perubuhan yang

signifikan tanpa merusak alam sekitar.

B. Earthfriendly ( Ramah lingkungan ).

Suatu bangunan belum bisa dianggap sebagai bangunan

berkonsep green architecture apabila bangunan tersebut tidak

bersifat ramah lingkungan. Maksud tidak bersifat ramah terhadap

(26)

lingkungan. Tetapi juga menyangkut masalah pemakaian

energi.Oleh karena itu bangunan berkonsep green architecture

mempunyai sifat ramah terhadap lingkungan sekitar, energi dan

aspek – aspek pendukung lainnya.

C. High performance building.

Bangunan berkonsep green architecture bersifat “High performance building”. Yang dimaksud adalah meminimaliskan penggunaan energi dengan memenfaatkan energi yang berasal dari

alam ( Energy of nature ) dan dengan dipadukan dengan teknologi tinggi ( High technology performance ). Contohnya :

1. Penggunaan panel surya ( Solar cell ) untuk menjadikan energi panas matahari sebagai sumber pembangkit tenaga listrik

rumahan.

2. Penggunaan material – material yang dapat di daur ulang,

penggunaan konstruksi – konstruksi maupun bentuk fisik dan

fasad bangunan tersebut yang dapat mendukung konsep green

architecture.

2.4. Bioclimatic design

2.4.1. Pengertian Arsitektur Bioklimatik

Gb. 2.12 bangunan mesin niaga malaysia Arsitek: ken yeang

(27)

Arsitektur bioklimatik adalah suatu pendekatan desain yang

mengarahkan arsitek untuk melakukan penyelesaian desain dengan

mempertimbangkan hubungan antara bentuk arsitektur dengan

lingkungannya dalam kaitanyan iklim daerah tersebut. Pada akhirnya

bentuk arsitektur yang dihasilkan juga dipengaruhi oleh budaya

setempat, dan hal ini akan berpengaruh pada ekspresi arsitektur yang

akan ditampilakan dari suatu bangunan. Juga dapat menghemat

konsumsi energi bangunan.

Gb. 2.14 konsep bangunan mesin niaga (sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Gb. 2.13 solar panel

(28)

2.4.2. perkembangan arsitektur bioklimatik

Perkembangan Arsitektur Bioklimatik berawal dari 1960-an.

Arsitektur Bioklimatik merupakan arsitektur modern yang dipengaruhi

oleh iklim. Arsitektur bioklimatik merupakan pencermian kembali

arsitektur Frank Loyd Wright yang terkenal dengan arsitektur yang

berhubungan dengan alam dan lingkungan dengan prinsip utamanya

bahwa didalam seni membangun tidak hanya efisiensinya saja yang

dipentingkan tetapi juga ketenangannya, keselarasan, kebijaksanaan,

kekuatan bangunan dan kegiatan yang sesuai dengan bangunannya,

“Oscar Niemeyer dengan falsafah arsitekturnya yaitu penyesuaian

terhadap keadaan alam dan lingkungan, penguasaan secara

fungsional, dan kematangan dalam pengolahan secara pemilihan

bentuk, bahan dan arsitektur”. Akhirnya dari Frank Wright dan Oscar

Niemeyer lahirlah arsitek lain seperti Victor Olgay pada tahun 1963

mulai memperkenalkan arsitektur bioklimatik. Setalah tahun 1990-an

Kenneth Yeang mulai menerapkan arsitektur bioklimatik pada

bangunan tinggi bioklimatik yang memenangkan penghargaan Aga

Khan Award tahun 1966 dan Award pada tahun 1966

Prinsip Desain Bioklimatik Menurut Yeang (Bioclimatic

Skyscrapers)

1. Penempatan Core Menurut Yeang,

Posisi service core sangat penting dalam merancang

bangunan tingkat tinggi. Service core bukan hanya sebagai bagian

struktur,juga mempenagruhi kenyamanan ternal.

Posisi core dapat diklasifikasikan dalam tiga bentuk, yaitu :

1. Core pusat

2. Core ganda

(29)

Core ganda memiliki banyak keuntungan, dengan memakai dua core dapat dijadikan sebagai penghalang panas yang masuk kedalam bangunan. Penelitian harus menunjukkan penggunaan

pengkondisian udara secara minimum dari penempatan service core

ganda yang tampilan jendala menghadap utara dan selatan, dan core

ditempatkan pada sisi timur dan barat. Penerapan ini juga dapat

diterapkan pada daerah beriklim sejuk

2. Menetukan Orientasi

Bangunan tingkat tinggi mendapatkan penyinaran matahari

secara penuh dan radiasi panas. Orientasi bangunan sangat

penting untuk menciptakan konservasi energi. Secara umum,

susunan bangunan dengan bukaan menghadap utara dan selatan

memberikan keuntungan dalam mengurangi insulasi panas.

Orientasi bangunan yang terbaik adalah meletakkan luas Gb. 2.15 model core

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

3

1

2

Gb. 2.16 orientasi bangunan

(30)

permukaan bangunan terkecil menghadap timur – barat

memberikan dinding eksternal pada luar ruangan atau pada

emperan terbuka. Kemudian untuk daerah tropis peletakan core

lebih disenangi pada poros timur-barat. Hal ini dimaksudkan daerah

buffer dan dapat menghemat AC dalam bangunan.

3. Penempatan Bukaan Jendela

Bukaan jendela harus sebaiknya menghadap utara dan

selatan sangat penting untuk mendapatkan orientasi pandangan.

Jika memperhatikan alasan easthetic, curtain wall bisa digunakan

pada fasad bangunanyang tidak menghadap matahari. Pada

daerah iklim sejuk, ruang transisional bisa menggunakan kaca

pada bagian fasad yang lain maka teras juga berfungsi sebagai

‘ruang sinar matahari’, berkumpulnya panas matahari, sperti rumah

kaca. Penempatan bukaan jendela pada bangunan bioklimatik

dapat dilihat pada gambar.

Menggunakan kaca jendela yang sejajar dengan dinding luar

dengan menggunakan kaca dengan sistem Metrical Bioclimatic Window (MBW). MBW didesain sebagai sistem elemen dengan fungsi yang dikhususkan untuk ventilasi, perlindungan tata surya,

penerangan alami, area visualisasi, dan kebebasan pribadi serta

sistem luar yang aktif. Sistem MBW disadur dan disesuaikan

dengan perkembangan zaman. Sistem ini bermaksud mengatur

kondisi ternal ruangan dengan menggunakan maksud bioklimatik

teknik:

(31)

• Penurunan perolehan panas oleh radiasi surya.

• kontrol perolehan panas oleh konveksi dan penggunaan ventilasi silang ataupun dengan pemilihan cerobong asap.

Dengan penggunaan teknik diatas, maka pencahayaan lebih

maksimal dan udara pada malam hari dapat menjadi lebih sejuk.

4. Penggunaan Balkon

Menempatkan balkon akan membuat area tersebut menjadi

membuatnya memiliki teras sehingga bangunan menjadi berlubang -

lubang sehingga transfer panas yang terjadi tidak berlebihan, apabila

diberi tanaman dapat menambah fungsinya menjadikan lingkungan

yang lebih baik

5. Membuat ruang Transisional

Menurut Yeang, ruang transisional dapat diletakkan ditengah

dan sekeliling sisi bangunan sebagai ruang udara dan atrium. Ruang

ini dapat menjadi ruang perantaran antara ruang dalam dan ruang

luar bangunan. Ruang ini bisa menjadi koridor luar yang mampu

menghambat transfer panas

Gb. 2.18 konsep balkon

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Gb. 2.19 ruang transisi

(32)

MenurutYeang, penempatan teras pada bagian dengan tingkat

panas yang tinggi dapat mengurangi penggunaan panel – panel anti

panas. Hal ini dapat memberikan akses ke teras yang dapat juga

digunakan sebagai area evakuasi jika terjadi bencana seperti

kebakaran. Penggunaan balkon pada bangunan bioklimatik dapat

dilihat pada gambar 14 berikut ini.Atrium sebaiknya tertutup, tetapi

diletakkan diantara ruangan. Puncak bangunan sebaiknya dilindungi

oleh sirip – sirip atap yang mendorong angin masuk kedalam

bangunan. Hal ini juga bisa di desain sebagai fungsi Wind scoops

untuk mengendalikan pengudaraan alami yang masuk kedalam

bagian gedung.

6. Desain Pada Dinding

Penggunaan mebran yang menghubungkan bangunan dengan

lingkungan dapat dijadikan sebagai kulit pelindung. Pada iklim sejuk

dinding luar harus dapat menahan dinginnya musim dingin dan

panasnya musim panas. Pada kasus ini, dinding luar harus seperti

pelindung insulasi yang bagus tetapi harus dapat dibuka pada musim

kemarau. Pada daerah tropis dinding luar harus bisa digerakkan yang

mengendalikan dan cross ventilation untuk kenyamanan dalam bangunan. Desain dinding pada bangunan bioklimatik.

7. Hubungan Terhadap Landscape

Menurut Yeang, lantai dasar bangunan tropis seharusnya lebih

terbuka keluar dan menggunakan ventilasi yang alami karena

hubungan lantai dasar dengan jalan juga penting. Fungsi atrium dalam

ruangan pada lantai dasar dapat mengurangi tingkat kepadatan jalan. Gb. 2.20 dinding selubung bangunan

(33)

Tumbuhan dan lanskap digunakan tidak hanya untuk kepentingan

ekologis dan eastetik semata, tetapi juga membuat bangunan menjadi

lebih sejuk. Hubungan terhadap landscape dapat dilihat pada gambar

Mengintegrasikan antara elemen boitik tanaman dengan

elemen boitik, yaitu : bangunan. Hal ini dapat memberikan efek dingin

pada bangunan dan membantu proses penyerapan O2 dan

pelepasan CO2.

8. Menggunakan Alat Pembayang Pasif

Menurut Yeang, pembayang sinar matahari adalah esensi

pembiasan sinar matahari pada dinding yang menghadap matahri

secara langsung (pada daerah tropis berada disisi timur dan barat)

sedangkan croos ventilation seharusnya digunakan (bahkan diruang ber-AC) meningkatkan udara segar dan mengalirkan udara panas

keluar. Penggunaan alat pembayang pasif dapat dilihat pada gambar

berikut ini

P

pemberian ventilasi yang cukup pada ruangan dengan peraturan Gb. 2.21 konsep lansekap dan bangunan

(sumber : http://iconarchitecture.weebly.com/)

Gb. 2.22 passive shading

(34)

volumetric aliran udara. Dengan adanya ventilasi, maka udara panas

diatas gedung dapat dialirkan kelingkungan luar sehingga dapat

menyegarkan ruangan kembali.

8. Penyekat Panas Pada Lantai

Menurut Yeang, insolator panas yang baik pada kulit

bangunan dapat mengurangi pertukaran panas yang terik dengan

udara dingin yang berasal dari dalam bangunan. Karakterisitk thermal

insulation adalah secara utama ditentukan oleh komposisinya.

thermal insolation dibagi menjadi lima bagian utama, walaupun banyak insulator yang utama kerupakan turunan produk jenis – jenis

ini.

Lima jenis utama, adalah :

· Flake (serpihan) · Fibrous (berserabut) · Granular (butiran – butiran) · Cellular (terdiri dari sel) · Reflective (memantulkan)

Struktur massa bangunan bekerja melepas panas pada malam

hari dan melepas udara dingin pada siang hari. Pada iklim sejuk

struktur bangunan dapat menyerap panas matahari sepanjang siang

hari dan melepaskannya pada siang hari. Solar window atau solar-collector heat ditempatkan didepan fisik gedung untuk menyererap panas matahari.

Gb. 2.23 passive ventilation

(35)

2.5. Penerapan arsitektur tropis pada bangunan high tech

Penerapan arsitektur tropis pada bangunan high tech yaitu suatu

upaya untuk menjadikan bangunan high tech sebagai bangunan yang

sustainable untuk daerah tropis. Karna iklim merupakan salah satu elemen penentu desain, bagaimana material bangunan yang cocok, orientasi sebuah

desain yang baik dan masih banyak lagi.

2.5.1. Standard bangunan high tech pada iklim tropis:

• Masih mampu memunculkan kesan high tech

• Mampu melebur dengan bentuk arsitektur nusantara

• Bersifat green building, penghawaan alami dan pencahayaan alami

• Meiliki standard kenyamanan thermal yang baik, minimal aktivitas ringan tidak berkeringat

• Desain yang memperhatikan lingkungan, baik dengan pendekatan bioklimatik maupun biomimikri

• Memperhatikan lingkungan sekitar tidak bersifat memindah masalah co: kaca merefleksi cahaya dan panas didalam bangunan sejuk

(36)

BAB III

TINJAUAN UMUM

3.1. Survey lapangan

LOKASI PENELITIAN

Lokasi Penelitian : holy stadium JKI injil kerajaan

Alamat : arteri grand marina

Bangunan holy stadium adalah bangunan bentang lebar berfungsi sebagai

gereja dengan luas total 1,8 hektar mampu menampung 16.000 jemaat, gedung ini

dianugerahi 2009 Asean Energy Award karna mampu mengefisiensi konsumsi energi, gedung ini diarsiteki oleh Jimmy Priatman dari surabaya.

Bangunan ini diusulkan para dewan gereja untuk dapat menampung

sejumlah besar orang, selain itu bangunan harus ramah lingkungan, hemat energi

dan berkelanjutan. Ternyata bangunan ini juga menerapkan beberapa sistem

arsitektur yang sudah cukup maju selain itu bangunan ini juga menjadi roh di

kawasan tepi pantai grand marina, karna setelah munculnya bangunan ini kawasan

disekitar marina mulai menjadi hidup.

Penerapan arsitektur tropis dan high tech pada bangunanan ini akan diteliti, tapi sekilas juga dapat dikatakan baik karena, bangunan ini merupakan salah satu

yang merespon iklim dengan baik, sehingga konsep passive building dari bangunan

ini berjalan dengan baik, teknologi yang diimplementasikan pada bangunan juga Gb. 3.1

(37)

tergolong modern, mulai dari struktur, utilitas, maupun yang difungsikan untuk

arsitekturalnya (material dan bahan bangunan)

3.2. Struktur

Struktur yang digunakan untuk bangunan holy stadium tergolong sebagai advance structure, mulai dari pondasi sampai ke atapnya, desain struktur bangunan juga dirancang sebagai elemen estetika terutama atap

bangunan, struktur juga selain fungsi penahan beban juga memiliki fungsi –

fungsi lain seperti fungsi akustik dan fungsi insulasi, maupun pemanfaatan

hingga dampak terhadap ruang – ruangnya.

3.2.1. atap

struktur dari atap bangunan menggunakan space truss double layer dengan sambungan mero/ ball join, bentang dari atap ini mencapai 72 , dengan penutup zinc, space truss didesain juga sebagai tempat instalasi lampu dan diantara gording dan terdapat

insulasi panas yang juga berfungsi sebagai peredam suara.

Gb. 3.2

(38)

Desain atap bangunan juga dirancang untuk dapat

memasukan sky light, sehingga meskipun bentangnya lebar, pada siang hari bangunan tidak perlu menggunakan lampu.

Gb. 3.3

Sky light pada atap holy stadium (sumber : dokumen pribadi)

(39)

3.2.2. Tribun

Konsep tribun pada bangunan lebih efisien dan memberikan

jumlah kursi yang lebih banyak, tribun menggunakan material beton

yang ditopang kolom – kolom penyangga sehingga bagian kolong dari

tribun dapat dimanfaatkan sebagai ruang kapel dan ruang mechanical

electrical, dan untuk mensiasati beban manusia yang besar, dengan

daya dukung tanah yang buruk maka dipilih pondasi rakit dan

pancang, agar bangunan lebih stabil, disamping dari pada itu menurut

arsitek-nya beberapa tahun jauh kedepan holy stadium

memungkinkan memiliki basement karna kondisi tanah yang terus

turun

3.3. Sistem utilitas

3.3.1. AC

AC di holy stadium di desain tanpa ducting sekalipun total diameternya yang mencapai 75 meter, pendingin udara dalam

ruangan dengan desain aerasi nozzle jet, nozzle jet dipasang di sekeliling dinding holy stadium, melalui nozel jet dapat udara dingin yang disemprotkan mencapai hingga 38 meter. Total nozzle jet yang dipasang 156 disekeliling gereja dan 36 lainnya ditempatkan pada

dinding belakang altar . Udara Breezy disemprotkan keluar dari nozel jet merembes ke bawah untuk memberikan aerasi segar dan sejuk untuk seluruh jemaat .

Pada bawah nozel jet juga terdapat lubang – lubang yang fungsinya untuk meloloskan udara panas keluar dari bangunan

sehingga penggunaan energy ac dapat lebih effisien, akan tetapi pada

bagian belakang tribun ac yang digunakan menggunakan sistem

(40)

Gb. 3.6 Gambar nozel jet (sumber : dokumen pribadi)

(41)

Kekuatan suply listrik ac berasal dari diesel yang diletakan

diluar bangunan, terdapat 4 mesin diesel yang mensuply energy untuk

menunjang kegiatan ibadah pada bangunan holy stadium. 2 diantaranya merupakan genset kedap suara, dan 2 yang lain tidak

dan sering menimbulkan polusi suara.

3.3.2. Pencahayaan

Penggunaan lampu pada bangunan holy stadium ini relatif

bermacam – macam tergantung dengan kebutuhan dari ruangan

pencahayaan altar menggunakan lampu LED yang ditanam pada

ceiling dan lampu sorot yang digantung dengan kabel.

sedangkan untuk lampu dalam tribun gereja menggunakan

spot light berdaya besar, tujuannya agar titik lmapu bangunan tidak

terlalu banyak dan menjadi penerangan efektif dalam bangunan.

Pencahayaan ini juga digunakan hanya pada malam hari atau jika

kondisi cuaca mendung, karna sekalipun bangunan difungsikan untuk

ibadah apabila siang hari, penerangan yang digunakan tetap

penerangan alami,

(42)

3.4. kinerja bangunan

kinerja bangunan dari holy stadium ini cukup baik bagaimana konsep arsitektur tropisnya diterjemahkan dalam efisiensi energi

bangunan dan beberapa unsur hightech atau teknologi yang saat ini saat berkembang, sehingga dapat menciptakan pencahayaan alami

dan kenyamanan thermal yang baik.

3.4.1. Pencahayaan alami

Pencahayaan alami merupakan pencahayaan utama holy

stadium pada siang hari, dengan membuat bukaan pada bagian timur

dan barat bangunan yang melimpah sinar matahari. Intensitas cahaya

pada bangunan holy stadium mencapai 220 lux pada siang hari dan

kisaran 30 -40 lux pada sore hari, akan tetapi masih cukup untuk

menerangi bagian dalam bangunan,

Gb. 3.8

Pencahayaan alami holy stadium dalam greja (sumber : dokumen pribadi)

(43)

6

7

8

9

2

10

0

3

1

4

5

13

11

12

14

15

Gb. 3.10

(44)

Titik ukur Kekuatan penerangan (lux)

• Pengujian dlilakukan pada jam 4 sore, dengan keadaan berawan

3.4.2. Penghawaan alami

Holy stadium berorientasi ke barat dan timur, posisi ini

disesuaikan dengan hembusan angin laut yang berhembus ke tanah

pada siang hari dan hembusan angin gunung yang berhembus ke laut

pada waktu malam hari, hal ini membantu penghapusan panas pada

bangunan, terutama pada koridor holy stadium, dengan koridor yang memanfaatkan bukaan pintu udara dapat terus mengalir sehingga

pada bangunan lobby tidak menggunakan ac, selain sifatnya yang

hanya sebagai sirkulasi dan transit, udara sudah mengalir dengan

sendirinya

3.4.3. Kenyamanan Thermal

Pada bangunan holy stadium temperature udaranya pada

kisaran 28° - 30°C dengan kelembaban udaranya ada pada

kisaran 58 – 62% bangunan ini terasa cukup sejuk, bermacam

(45)

kaca anti ultra violet untuk bukaan yang

menghadap ke arah matahari, sehingga sifatnya

reflektif

selimut bangunan, penerapan

double layer

pada

bangunan holy stadium sehingga bangunan inti

tidak langsung berhadapan dengan sinar matahari

insulasi pada atap untuk menahan panas turun

kebagian bawah bangunan

pintu yang berfungsi untuk mengalirkan udara

masuk.

Gb. 3.11 tampak timur dan barat bangunan

Merupakan sisi yang diberi perlindungan dengan double layer (sumber : dokumen pribadi)

(46)

3.5. Arsitekur

Dalam kajian arsitektur, holy stadium menunjukan kesan high tech

melalui bermacam hal, mulai dari fasade, struktur, dan utilitas yang ada

menggunakan teknologi yang saat ini sedang berkembang, ditambah desain

bangunan yang merespon iklim tropis dengan sangat baik terutama matahari

dan pergerakan angin.

3.5.1. High tech

Mulai dari fasade, menggunakan material kaca transparan,

yang menunjukan aktivitas di area koridor holy stadium , merupakan salah satu ciri dari arsitektur high tech yakni inside out, penggunaan material transparan hanya terpakai pada lantai 1 untuk menghindari

masuknya sinar matahari tapi masih memungkinkan pencahayaan

alami masuk kedalam bangunan.

Gb. 3.13 material transparan untuk mengekspose aktivitas dalam bangunan

(47)

Untuk hal struktur holy stadium juga menunjukan struktur yang digunakannya atau dalam high tech architecture yang dikemukakan oleh charles jenks sebagai structure expresionism. Space frame di expose sebagai elemen exterior dan terlihat dari luar dari frame kaca

untuk pencahayaan alami.

Gb. 3.15 ekspose struktur space truss (sumber : dokumen pribadi)

(48)

3.5.2. Bangunan tropis

Bangunan holy stadium dilengkapi teknologi yang mampu mengatasi permasalahan matahari dengan baik, dan pergerakan

udara dengan baik, pada bagian atas bangunan menggunakan

insulasi untuk menahan panas, sedangkan pada eksterior bangunan

memiliki selubung agar panas tidak masuk kedalam bangunan,

Pembuatan koridor sebagai ruang transisi, ruang transisi

bertujuan memberikan kenyamanan thermal yang optimal kepada

fungsi ruang utama pada kasus ini ruang utamanya adalah ruang

greja, disini lobby berperan membuang hawa panas karna pada lobby

udara terus mengalir, disamping itu juga dengan prinsip fisika dasar

pada transfer panas, bahwa udara sebagai konduktor yang buruk, jadi

udara panas akan kesulitan mencapai ruang greja, Gb. 3.17 kanopi polycarbonat

(49)

BAB IV

ANALISIS DATA

4.1. Kajian Bangunan tropis high tech dengan kasus bangunan holy stadium

Pada bab analisis ini, akan dibahas seperti apa bangunan high tech

tropis yang ada saat ini. Kemudian akan disandingkan dengan bangunan

high tech dinegara 4 musim, maka terlebih dahulu menganalisis bangunan

yang sekiranya cukup menggambarkan bangunan tropis high tech tersebut, pada tulisan ini kasus yang diambil ialah holy stadium semarang.

4.1.1. Metode perancangan

Metode perancangan yang digunakan dalam desain holy

stadium dapat digolongkan kedalam HermeticCoding dan Architecture as a political art, metode ini memberikan citra guna dan citra fungsi bangunan arsitektur yang akan menjadi trend dimasa depan, dengan

kata lain bangunan dapat terus menyesuaikan terhadap zaman dan

lingkungan.

4.1.1.1. HermeticCoding

Hermetic coding, bangunan holy stadium merupakan bangunan yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan

dengan trend dan kebutuhan mendatang, karna dalam desainnya

holy stadium banyak menggunakan ruangan – ruangan yang

sifatnya flexibel (besar dan fungsinya dapat menyesuaikan),

sehingga ruangan yang ada didalam bangunan dapat berubah

sesuai dengan fungsi – fungsi baru yang diinginkan nantinya.

Pada kasus ini holy stadium awalnya memiliki 6 kapel, yaitu

oriental kapel, kapel eropa, kapel indonesia, kapel high tech, yang dimana tujuannya untuk melayani pernikahan, agar bisa

disesuaikan dengan etnik maupun adat yang diinginkan, tetapi

pada kenyataannya 4 kapel berubah fungsi menjadi ruang kelas

untuk sekolah dan laboratorium pembelajaran, dan pengalihan

fungsi ini pun berjalan dengan baik, karna jadwal aktivitas, antara

aktivitas satu dengan yang lainnya tidak bertabrakan atau saling

(50)

Selain itu exterior dari gedung holy stadium yang tidak

memeberi kesan sebagai gedung greja, juga menjadi bahasa

arsitektur sendiri yang memunculkan berbagai macam persepsi,

nampak seperti gedung olah raga bahkan ada juga yang menyatakan

sebagai gudang, dengan kata lain memang bangunan holy stadium

dapat difungsikan untuk bermacam – macam hal atau kesimpulannya

bersifat self learning dapat belajar dan memenuhi persyaratan

ruangnya sendiri secara mandiri.

4.1.1.2. Architecture as a political art

Dari hasil analisis, entah disengaja ataupun tidak, holy

stadium juga dapat digolongkan metode desain high tech

architecture as a political art, karna memang setelah munculnya

bangunan ini pada tahun 2007 (aktif difungsikan) kawasan grand

marina ini menjadi lebih hidup, dan memancing proyek – proyek lain,

sehingga seperti pembangunan yang berkelanjutan, atau bersifat

future, hal ini karna dari kapasitasnya sendiri yang besar, secara

otomatis holy stadium menjadi land mark yang ada dikawasan kode Fungsi awal Fungsi sekarang

1 Kapel high tech Studio broadcaster 2 Kapel oriental Kelas SMP

(51)

marina, ditambah fungsinya yang sebagai gedung gereja

membuatnya, selalu ramai dikunjungi, sekaligus menjadi perbaikan

sebuah kawasan, dari yang terasing menjadi pusat keramaian

Iklim tropis merupakan iklim yang memiliki 2 musim yaitu musim

hujan dan musim kemarau, dimana pada iklim tropis kaya akan sinar

matahari setiap hari, curah hujan yang tinggi, suhu udara yang tinggi serta

pergerakan angin yang kencang,

4.2. Analisis respon bangunan

Analisis respon bangunan terhadap iklim menjadi salah satu

hal yang sangat penting dalm merencanakan bangunan High tech

karena bangunan high tech memiliki banyak perbedaan apabila

dibangun pada negara 4 musim dan negara tropis, seperti halnya

banguann holy stadium mungkin jika diterapkan pada negara 4 musim

semisal eropa, kinerja bangunan akan menjadi buruk karna adanya

perbedaan fungsi, menurut prof josef prijotomo di negara 4 musim

bangunan sebagai tempat perlindungan sedangkan pada negara

(52)

Jadi pada kasus ini akan dianalisis bagaimana respon

bangunan terhadap iklim terutama matahari dan pergerakan angin

serta pengaruh terhadap kenyaman thermal.

4.2.1. Analisis respon terhadap matahari

Gb. 4.3

(53)

respon bangunan holy stadium terhadap iklim sudah cukup baik, hal ini terbukti keadaan temperatur udara dalam bangunan pada jam 2

siang ada pada kisaran 28 - 30°C hal ini dikarenakakan respon

bangunan yang baik terhadap matahari, respon antara lain:

1. Orientasi

Bangunan berorientasi menghadap ke utara dan selatan,

sehingga pemanasan yang terjadi pada bangunan relatif sedikit,

ditambah pada sisi timur dan barat bangunan diberi selimut

(double layer) pada prinsipnya double layer mampu menahan

panas dari matahari karna memberikan ruang hampa udara

dengan maksud menahan panas agartidak cepat merambat

sampai kedalam.

Yang menarik bangunan holy stadium malah justru membuat

bukaan yang sangat besar pada bagian timur dan barat, tujuan

dari hal ini adalah untuk mendapatkan pencahayaan alami yang

maksimal, mengingat bangunan ini merupakan bentang lebar

sehingga bagian tengah cenderung sulit mendapatkan

pencahayaan alami

Untuk mendapatkan pencahayaan alami juga cukup

mengesankan yakni dengan memanfaatkan struktur atap yang dibuat

roof monitor sehingga sepanjang bangunan mendapatkan

pencahayaan alami yang merata.

Gb. 4.4

(54)

Atap bangunan dengan menggunakan zinc kemudian diberi insulasi panas yang juga berguna sebagai pengendali akustik dalam

bangunan,

Pencahayaan alami juga dimanfaatkan untuk lobby holy stadium sehingga pada siang hari tidak menggunakan energi listrik untuk lampu jadi benar – benar pada siang hari hanya menggunakan

penerangan alami saja sehingga dapat menjadi hemat energy, hal ini

bertujuan karna besarnya konsumsi energy yang digunakan saat

ibadah.

Lobby dari holy stadium juga memiliki fungsi sebagai ruang transisi , ruang transisi pada pendekatan desain bioklimatik sifatnya

mirip dengan plafond dan ruang udara pada insulasi double layer,

dengan tujuan melindungi ruangan yang memiliki fungsi penting

(dalam kasus ini ruangan gereja, menurut ken yeang, ruang transisi

berfungsi sangat efektif untuk menghambat terjadinya transfer panas

antara ruang luar dan ruang dalam, karna secara fisika dasar udara

merupakan konduktor yang buruk sehingga panas akan lama

mencapai ruang dalam.

4.2.2. Analisis respon terhadap aliran angin

Respon terhadap aliran angin, angin yang bertiup disekitar

holy stadium yakni angin darat dan angin laut, karena daerahnya yang

sangat dekat dengan pantai, hal ini juga berdampak buruk bagi

kesehatan besi dan baja, karena angin juga membawa banyak Gb. 4.5

(55)

kandungan garam dan uap air yang menyebabkan terjadinya karat

dan korosi, hal ini ditanggulangi dengan membuat ruang terbuka hijau

disebelah utara bangunan yang ditanami barier vegetasi untuk

menyaring uap air dan garam akibat aliran angin dari arah pantai,

agar lebih fungsional area terbuka ini juga dimanfaatkan sebagai

lapangan sepakbola akademi sepak bola terang bangsa.

Sedangkan angin dari arah selatan diamnfaatkan sebagai

penghawaan alami, aliran angin yang cukup besar, direspon dengan

masa lingkaran yang ada didalam bangunan sebagai aero dinamis

sehingga angin yang masuk tidak menabrak bidang datar, tapi

mengikuti bidang lengkung dari massa, sehingga dapat mengalir

keseluruh lobby bangunan.

Area terbuka

Tanaman / vegetasi

Gb. 4.6

Peta udara holy staddium (sumber: google earth)

Massa

lingkaran

dinding

lobby

(56)

4.2.3. Analisis kenyamanan thermal

Kenyamanan thermal bangunan, Pada bangunan holy stadium

temperature udaranya pada kisaran 28° - 30°C dengan kelembaban

udaranya ada pada kisaran 58 – 62% bangunan ini terasa cukup

sejuk, ditengah teriknya sinar matahari dan panasnya iklim mikro

pada siang hari karna berada didaerah pantai untuk mencapai thermal

yang baik maka agar dapat mencapai passive building yang baik maka, bangunan perlu ditunjang dengan teknologi terkini yang

mampu mewujudkan kenyamanan thermal tersebut, diantaranya:

1. Kaca anti ultra violet

kaca anti ultra violet ditempatkan pada bagian utara dan

selatan, tujuannya untuk memasukan cahaya tanpa memasukan

panas kedalam bangunan, bukaan ini dilakukan pada 2 bukaan

besar pada sisi barat dan timur pada holy stadium, agar dapat

memaksimalkan pencahayaan alami pada siang hari, dan pada

bagian lobby utara yakni area office

2. Selubung bangunan

seperti yang sudah dibahas sebelumnya selubung

bangunan juga berperan penting dalam kinerja bangunan

diantaranya selain menahan panas, juga melindungi kekokohan

struktur bangunan, agar tidak teroksidasi air dan garam yang

dibawa oleh angin laut.

Gb. 4.8

(57)

3. Insulasi atap

pada bagian ini terjadi fenomena fisika yang cukup

menarik, bagian atap diberi insulasi panas sedangkan bagian atap

yang menonjol tidak diberi, tujuannya agar panas yang

terakumulasi pada atap bangunan dapat ditahan oleh insulasi

panas sehingga tidak membesar sampai kebawah, dan panas

yang ada pada atap mendukung terjadinya stack effect melalui lubang – lubang tribun, sehingga angin dari koridor dapat mengalir

kedalam ruang peribadatan dan diharapkan pergerakan angin

juga dapat mencapai atap untuk membuang hawa panas tersebut

keluar dari dalam bangunan. Gb. 4.9

Gambar selubung double layer (sumber: www.indonesiadesign.com)

Gb. 4.10

(58)

4. Pintu sebagai lubang penghawaan

yang unik dari bangunan holy stadium yaitu jendela bukan

sebagai lubang penghawaan utama melainkan pintu – pintu lobby

hal ini lebih memungkinkan angi yang masuk menjadi lebih besar,

apalagi angin menuju laut yang memang relatif sudah cukup

besar.

4.3. Analisis artificial

Selain passive building holy stadium juga menunjukan kesan high technya melalui artificial, atau sebagai active building, desain active building ini dikarenakan penggunaan holy stadium sebagai bangunan publik maka harus selalu mendukung aktifitas agar selalu

nyaman. Pencahayaan dan penghawaan buatan menjadi sorotan

utama bagaimana.

4.3.1. analisis Pencahayaan buatan

Pencahayaan buatan dari bangunan holy stadium

menggunakan berbagai macam lampu disesuaikan dengan

kebutuhan dari tiap ruangnnya.

Pada ruang gereja menggunakan lampu soakley dengan armatur direct lightning, di beberapa titik, untuk penerangan ini jika dalam keadaan menyala seluruhnya dalam keadaan gelap mampu

mencapai 300 lux secara standar sudah melebihi yang ditetapkan

yakni 250 lux, namun biasanya pada waktu peribadatan ada beberapa

titik yang tidak dinyalakan, terlebih saat khotbah, tujuannya untuk

menghemat beban listrik bangunan.

(59)

Pada bagian office menggunakan penerangan LED direct lightnning dan pencahayaan yang lampu indirect lightning yang disembunyikan di plafond, untuk memberikan estetika pencahayaan

sama halnya dengan lobby penerangan mencapai 200 lux.

4.3.2. Analisis Penghawaan buatan

Sistem penghawaan aktif pada gedung ini tanpa menggunakan

ducting, tapi menggunakan nozel jet yang mampu menyemprotkan udara dingin hingga jarak 36 meter, ac dipasang pada ketinggian

tujuannya agar udara dingin dapat turun kebawah, dan mendinginkan

seluruh ruangan. Tidak hanya itu Sistem pendingi aktif didesain agar Gb. 4.12

Lampu lobby

(sumber: dokumen holy stadium)

Gambar

Gambar denah atap
Gambar nozel jet
Gambar selubung double layer

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian hubungan faktor lingkungan terhadap laju infeksi dan pola sebaran penyakit bulai pada tanaman jagung di kabupaten jombang adalah sebagai

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan penalaran matematis dan motivasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Binangun. Subyek dalam penelitian ini adalah

Terdapat pengaruh dari kedua variabel X dan Y dengan analisis regresi sederhana, hal ini menunjukan bahwa presentase nilai determinasi nya (R 2 ) variabel independen

“Penginderaan jauh adalah ilmu dan seni untuk memperoleh informasi mengenai suatu objek, daerah, atau fenomena melalui analisis data yang diperoleh alat perekam (sensor)

Tugas akhir ini meliputi back calculation analysis dari parameter kuat geser tanah, analisis kestabilan lereng asli, analisis kestabilan lereng dengan perkuatan

Melakukan penyusunan rencana, pelaksanaan, pengkoordinasian, evaluasi dan pelaporan di bidang pemeriksaan dokumen perjalanan dan dokumen Keimigrasian, pemberian tada masuk

Pada penelitian ini, kinerja dari sistem Jaringan sensor nirkabel yang dibuat untuk manajemen energi listrik diujicobakan dalam suatu miniatur rumah berukuran