• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUNNAH (AL-HADITS) SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SUNNAH (AL-HADITS) SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

SUNNAH (AL-HADITS)

SEBAGAI SUMBER AJARAN AGAMA ISLAM

SUNNAH (AL-HADITS)

(2)

A. Pengertian Al-Hadits dan Al-Sunnah

Al-Hadits adalah segala ajaran yang disandarkan kepada Rasulallah baik perkataan, perbuatan maupun taqrir yang diriwayatkan para ulama dari generasi ke generasi sebagai pedoman hidup manusia.

(3)

2. Pengertian Al-Sunnah

Jadi, pada intinya Alsunnah adalah segala sesuatu yang datang atau yang dinisbahkan kepada nabi Muhammad SAW baik ucapan, perbuatan, atau taqrir baik atau sifat fisik maupun psikis, setelah beliau diangkat menjadi Rasul maupun sebelumnya.

Secara Bahasa Al-Sunnah artinya adalah jalan yang dilalui (Perjalanan)

(4)

Sunnah dibagi menjadi tiga yaitu: • Sunnah Fi’ Ilaiyah

Yakni berupa perbuatan Nabi Muhammad SAW, seperti tata cara sholat yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW • Sunnah Qauliyah

Yakni berupa perkataan Nabi Muhammad SAW. Seperti ucapan beliau mengatakan: “tidak syah shalat orang yang tidak membaca Al-Fatihah.” (H.R Bukhari)

• Sunnah Taqrijiyah

(5)

B. KEDUDUKAN DAN FUNGSI AL-HADITS

Al-Hadits merupakan sumber ajaran agama islam setelah Al-Qur’an. Al-Qur’an sebagai sumber ajaran utama agama islam masih bersifat umum atau global sehingga membutuhkan penjelasan-penjelasan. Al-Hadits itulah berfungsi sebagai penjelas Qur’an. Sehingga tanpa Al-Hadits seseorang tidak dapat memahami Al-Qur’an secara sempurna. Oleh sebab itu, Allah SWT mewajibkan hambaNya taat kepadaNya dan RasulNya. Bahkan seorang yang berpegang teguh kepada keduanya dijamin hidupnya tidak sesat selama-lamanya, sebagaimana Firman Allah:

(6)

“Hai orang-orang beriman, taatlah kepada Allah dan taatlah pada Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu.” (QS. Muhammad 47: 33) Dan firmannya dalam Q.S Annisa 4:59

“Hai orang-orang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul dan ulil amri diantara kamu …… (Q.S Annisa 4:59)

Dan Juga sabda Rasulallah SAW

(7)

2. Fungsi Al-Hadits

• Hadits berfungsi menguatkan hukum yang ditetapkan Al-Qur’an.

Fungsi Alhadits terhadap Al-Qur’an adalah sebagai berikut:

Misalnya: Al-Qur’an menetapkan hukum tentang puasa sebagaimana firman Allah:

“hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa” (Q.S Al-Baqarah 4:59)

Lalu Al-Sunnah menguatkan dalam sabda Rasulallah SAW

(8)

Misalkan: Pernyataan Al-Qur’an tentang kewajiban Shalat dalam Firman Allah

Al-Hadits berfungsi memberikan rincian terhadap pernyataan

Al-Qur’an yang bersifat Global

“Dan dirikanlah oleh kamu shalat dan bayarlah zakat ………….. (Q.S Al-Baqarah 2:110)

Pernyataan tersebut masih bersifat umum, kemudian Al-Hadits merincinya secara operasional yakni Shalat Wajib dan Shalat sunah

(9)

Misalkan: Al-Qur’an mensyariatkan tentang wasiat sebagaimana firman Allah:

• Hadits membatasi kemutlakan yang dinyatakan oleh Al-Qur’an.

“Diwajibkan atas kamu, apabila seorang diantara kamu kedatangan tanda-tanda maut, jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiat untuk ibu, bapak, dan kerabatnya secara ma’ruf. Ini kewajiban atas orang-orang yang bertaqwa. (Q.S Al-Baqarah 2:180)

(10)

Misalkan: Al-Qur’an mengharamkan memakan bangkai dan darah sebagaimana firman Allah

Hadits memberikan pengecualian terhadap pernyataan

Al-Qur’an yang bersifat Umum.

(11)

Al-Hadits memberikan pengecualian dengan membolehkan memakan bangkai tertentu, sebagaimana dalam hadits:

(12)

Misalkan: Al-Qur’an belum menentukan tentang keharaman binatang yang mempunyai taring dan burung yang bercakar. Alhadits kemudian menetapkan hukumnya sebagaimana tersebut dalam Hadits Rasulallah:

Al-Hadits menetapkan hukum baru yang tidak ditetapkan oleh

Al-Qur’an

(13)

C. SEJARAH PEMBUKUAN AL-HADITS

1. Periwayatan Secara Lisan

2. Penulisan dan Pembukuan Hadits

3. Seleksi Hadits

(14)

Fase ini berlangsung selama masa Rasulallah SAW dan para sahabat beliau. Hal ini karena adanya larangan menulis hadits pada masa tersebut sebagaimana larangan beliau dalam sabdanya:

1. Periwayatan Secara Lisan

“janganlah kamu tulis apa yang telah kamu terima dariku selain Al-Qur’an. Siapa yang menulis selain Al-Qur’an hendaklah menghapusnya. Ceritakan apa yang kamu terima dariku, itu tidak apa-apa. Siapa sengaja berdusta maka atas namaku ia telah menyeret tempat duduknya kedalam neraka.” (H.R Muslim)

(15)

Fase ini dimulai pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz (berkuasa 99-101 H/717-719 M) dari Bani Umayah. Khalifah memerintahkan kepada Az-Zuhri untukmengumpulkan dan menulis hadits. Kitab yang muncul pada fase ini adalah Al-Muwaththa (144 H) karya Imam Malik yang memuat 1.720 Hadits, dan Al-Musnad Asy-Syafi’I karya Imam Syafi’i

(16)

Fase ini dimulai pada awal abad 3 H. pada fase ini Hadits ini berhasil dipisahkan dari fatwa para sahabat. Musa Al-Abassy, Ahmad Bin Hanbal, dan lain-lain berhasil menyusun Musnad (kitab Hadits berdasarkan sanad) , sekalipun belum disisihkan hadits dha’if (lemah)nya. Kemudian muncul Kitab-kitab hadits yaitu Shahih Bukhari, karya Muhammad Bin Isma’il Al-Bukhari (194-256 H) dan Shahih Muslim karya Imam Muslim Bin Hajjah bin Muslim Al-Qusyairy (204-261 H)

(17)

D. MACAM-MACAM HADITS

Jenis-jenis hadits atau macam-macam hadits dapat dilihat dari dua segi, yaitu:

1. Dari segi Kuantitas (jumlah periwayatnya) 2. Dari segi kualitas

(18)

Dari segi kualitas atau dari segi jumlah periwayatnya, hadits dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Hadits Mutawatir

(19)

Yaitu diriwayatkan oleh sejumlah orang (minimal 8 orang) pada setiap tingkatan/angkatan (sandaran periwayatan) yang menurut kebiasaan mustahil mereka sepakat untuk berdusta

1. Hadits Mutawatir

2. Hadits Ahad

(20)

Bila ditinjau dari kualitas periwayatannya, maka hadits dibagi menjadi tiga yaitu:

1. Hadits Shahih

2. Hadits Hasan

(21)

Yaitu hadits yang diriwayatkan dari periwayat yang adil, baik akhlaknya dan jauh dari sifat fasik, sempurna ingatannya, sanadnya bersambung, isinya tidak berbelit-belit, dan tidak janggal serta periwayatannya tidak ditolakoleh para ahli hadits. 1. Hadits Shahih

2. Hadits Hasan

Yaitu hadits yang memenuhi syarat Hadits shahih, tetapi orang yang meriwayatkannya kurang kuat ingatannya.

3. Hadits Dha’if

Referensi

Dokumen terkait

sangat concern terhadap perlunya menghargai preferensi masyarakat, ekologi sosial-budaya serta ekologi fisik daerah tertentu. Melakukan pembangunan perdesaan dengan pendekatan

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1 Nilai-nilai toleransi beragama yang dibina di SDN Suwaru diantaranya adalah menghargai perbedaan dan saling pengertian, 2 Strategi

Goal: Pengembangan Industri Surimi Dalam Rangka Pemanfaatan By -catch Pukat Udang di Provinsi Irian Jaya Barat Overall Inconsistency

Kebocoran butterfly valve terjadi akibat seat Valve harus menerima pukulan langsung dari massa semen dan udara bertekanan pada saat discharge valve tidak

Untuk pertanian masa panen sekitar empat bulan antara bulan agustus sampai november, sedangkan masa tanam antara bulan januari sampai maret, jadi masyarakat muara

Dari hasil penelitian dan analisis hasil penelitian tentang perkembangan sosial siswa yang pernah terlibat perkelahian antar siswa SMK YPM 1 Taman yang telah

Untuk itu penulis mengemukakan bahwa langkah keempat dalam ringi seido — yakni sesuai dengan pernyataan Fukuda (2010: 43) yang menyatakan bahwa proses ringi , yang berarti sirkulasi

Meskipun pengujian keterkaitan antara marka SNAP dengan sifat resistensi penyakit pada pisang belum dievaluasi dalam penelitian ini, keberhasilan mendapatkan produk amplifikasi