• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANAGAN d

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANAGAN d"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERKEMBANAGAN

MAKALAH

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH

PSIKOLOGI PENDIDIKAN

DOSEN PENGAMPU : DRS. YUSRAN ADENIN, MA

OLEH

NIKMATURADA SAUFI

PPRODI / SEMESTER : PAI - IV A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

JAM’IYAH MAHMUDIYAH

TANJUNG PURA

(2)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkat atas kehadirat Allah yang maha Esa atas ridho dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Makalah ini dengan penuh keyakinan serta usaha maksimal. Semoga dengan terselesaikannya tugas ini dapat memberi pelajaran positif bagi kita semua.

Selanjutnya penulis juga ucapkan terima kasih kepada bapak dosen Drs. Yusran Adenin, MA mata kuliah Psikologi Pendidikan yang telah memberikan tugas Makalah ini kepada kami sehingga dapat memicu motifasi kami untuk senantiasa belajar lebih giat dan menggali ilmu lebih dalam khususnya mengenai “Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan” sehingga dengan ini kami dapat menemukan hal-hal baru yang belum kami ketahui.

Terima kasih juga kami sampaikan atas petunjuk yang di berikan sehingga penulis dapat menyelasaikan tugas Makalah ini dengan usaha semaksimal mungkin. Terima kasih pula atas dukungan para pihak yang turut membantu terselesaikannya makalah ini, ayah bunda, teman-teman serta semua pihak yang penuh kebaikan dan telah membantu penulis.

(3)

Tanjung Pura, 2 Mei 2017

Penyusun

Nikmaturada Saufi

(4)

KATA PENGANTAR...i

DAFTAR ISI...ii

BAB I...1

PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...1

C. Tujuan Pembahasan...1

BAB II...2

PEMBAHASAN...2

A. Aliran Nativisme...2

B. Aliran Empirisme...4

C. Aliran Konvergensi...7

BAB III...10

PENUTUP...10

A. Kesimpulan...10

B. Saran...10

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan merupakan suatu proses perubahan seorang individu untuk lebih maju. Dalam proses ini banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor tertentu yaitu, pendidikan, pergaulan, lingkungan, keluarga dan lainnya. Misalnya kita setiap hari banyak menemui orang-orang, yang satu baik dan aktif, yang satu terbilang nakal. Apa pandangan kita terhadapnya? Tentu berbeda bukan?

Fakta dalam keseharian itu yang memunculkan pertanyaan. Mengapa dia demikian? Apa penyebabnya? Para ahli yang mendalami hal ini memiliki pandangan-pandangan yang berbeda. Karena itu, terbentuk aliran-aliran atau paham tertentu tentang faktor yang mempengaruhi perkembangan. Dalam makalah ini hanya akan dipaparkan 3 paham tentang perkembangan yaitu : Nativisme, empirisme, dan konvergensi. Bahasan ketiga faktor tersebut juga akan dimunculkan dengan pengaruh bagi dunia pendidikan.

B. Rumusan Masalah

a. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran Nativesme? b. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran Empirisme? c. Apa faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran Konvergensi?

C. Tujuan Pembahasan

a. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran Nativesme.

b. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perkembangan menurut aliran Empirisme.

(6)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Aliran Nativisme

1. Pengertian Aliran Natifisme

Nativisme berasal dari kata Nativus yang berarti kelahiran. Teori ini muncul dari filsafat nativisma (terlahir) dari kata sebagai suatu bentuk dari filsafat idealisme dan menghasilkan suatu pandangan bahwa perkembangan anak ditentukan oleh hereditas, pembawaan sejak lahir, dan faktor alam yang kodrati. Pelopor aliran Nativisme adalah Arthur Schopenhauer seorang filosof Jerman yang hidup tahun 1788-1880. Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. Faktor lingkungan sendiri dinilai kurang berpengaruh terhadap perkembangan dan pendidikan anak. Pada hakekatnya aliran Nativisme bersumber dari Leibnitzian Tradition, sebuah tradisi yang menekankan pada kemampuan dalam diri seorang anak. Hasil perkambangan ditentukan oleh pembawaan sejak lahir dan genetik dari kedua orang tua.1

Misalnya, anak mirip orang tuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap manusia.Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai

(7)

pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan orangtuanya.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Manusia dalam Teori Navitisme

Menurut teori nativisme ada beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia yaitu :2

a) Faktor Genetik

Orang tua sangat berperan penting dalam faktor tersebut dengan bertemunya atau menyatunya gen dari ayah dan ibu akan mewariskan keturunan yang akan memiliki bakat seperti orang tuanya. Banyak contoh yang kita jumpai seperti orang tunya seorang artis dan anaknya juga memiliki bakat seperti orang tuanya sebagai artis.

b) Faktor Kemampuan Anak

Dalam faktor tersebut anak dituntut untuk menemukan bakat yang dimilikinya, dengan menemukannya itu anak dapat mengembangkan bakatnya tersebut serta lebih menggali kemampuannya. Jika anak tidak dituntut untuk

(8)

menemukannya bakatnya, maka anak tersebut akan sulit untuk mengembangkan bakatnya dan bahkan sulit untuk mengetahui apa sebenarnya bakat yang dimilikinya.

c) Faktor Pertumbuhan Anak

Faktor tersebut tidak jauh berbeda dengan faktor kemampuan anak, bedanya yaitu disetiap pertumbuhan dan perkembangannya anak selalu didorong untuk mengetahui bakat dan minatnya. Dengan begitu anak akan bersikap responsiv atau bersikap positif terhadap kemampuannya.

Dari ketiga faktor tersebut berpengaruh dalam perkembangan serta kematangan pendidikan anak. Dengan faktor ini juga akan menimbulkan suatu pendapat bahwa dapat mencipatakan masyarakat yang baik.

Dengan ketiga faktor tersebut, memunculkan beberapa tujuan dalam teori nativisme, dimana dengan faktor-faktor yang telah disampaikan dapat menjadikan seseorang yang mantap dan mempunyai kematangan yang bagus.

3. Tujuan Teori Nativisme dalam Pendidikan

Didalam teori ini menurut G. Leibnitz:Monad “Didalam diri individu manusia terdapat suatu inti pribadi”. Sedangkan dalam teori Teori Arthur Schopenhauer (1788-1860) dinyatakan bahwa perkembangan manusia merupakan pembawaan sejak lahir/bakat. Sehingga dengan teori ini setiap manusia diharapkan :3

(9)

1) Dapat memunculkan bakat yang dimiliki.

Dengan faktor yang kedua tadi, diharapkan setelah menemukan bakat yang dimiliki, dapat dikembangkan dan akan menjadikan suatu kemajuan yang besar baginya.

2) Menjadikan diri yang berkompetensi.

Hal ini berkaitan dengan faktor ketiga, dengan begitu dapat lebih kreatif dan inovatif dalam mengembangkan bakatnya sehingga mempunyai potensi dan bisa berkompetensi dengan orang lain.

3) Mendorong manusia dalam menetukan pilihan.

Berkaitan dengan faktor ketiga juga, diharpkan manusia bersikap bijaksana terhadap apa yang akan dipilih serta mempunyai suatu komitmen dan bertanggung jawab terhadap apa yang telah dipilihnya.

4) Mendorong manusia untuk mengembangkan potensi dari

dalam diri seseorang.

Artinya dalam mengembangkan bakat atau potensi yang dimiliki, diharapkan terus selalu dikembangkan dengan istilah lain terus berperan aktif dalam mengembangkannya, jangan sampai potensi yang dimiliki tidak dikembangkan secara aktif.

(10)

Dengan adanya teori ini, maka manusia akan mudah mengenali bakat yang dimiliki, denga artian semakin dini manusia mengenali bakat yang dimiliki maka dengan hal itu manusia dapat lebih memaksimalkan baakatnya sehingga bisa lebih optimal.

B. Aliran Empirisme

Aliran empirisme merupakan kebalikan dari aliran nativisme. Para ahli yang mengikuti aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh factor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran ini menjadikan factor lingkungan dalam menentukan perkembangan seorang individu.

Aliran empirisme mengemukakan bahwa anak yang baru lahir laksana kertas kosong (blank slate/black table) yang putih bersih atau semacam tabula rasa (tabula=meja, rasa=lilin), yaitu meja yang bertutup lapisan lilin. Kertas putih bersih dapat ditulis dengan tinta warna apa pun, dan warna tulisannya akan sama dengan warna tinta tersebut. Begitu halnya dengan meja berlilin, dapat dicat dengan warna-warni, sebelum ditempelkan. Anak diumpamakan bagaikan kertas putih yang bersih, sedangkan warna warna tinta, diumpamkan sebagai lingkungan (pendidikan) yang akan memberi pengaruh padanya, sudah pasti tidak mungkin tidak, pendidikan dapat memegang peranan penting dalam perkembangan anak, sedangkan bakat pembawaan bisa ditutup dengan serapat-rapatnya oleh pendidikan itu.4

Tokoh perintis aliran empirisme adalah seorang filosof Inggris bernama John Locke (1704-1932) yang mengembangkan teori “Tabula Rasa”, yakni anak lahir di dunia bagaikan kertas putih yang bersih. Pengalaman empirik yang diperoleh dari lingkungan akan berpengaruh besar dalam menentukan perkembangan anak. Dengan demikian, dipahami bahwa aliran empirisme ini,

(11)

seorang pendidik memegang peranan penting terhadap keberhasilan belajar peserta didiknya.

Lingkungan secara garis besarnya dapat dibedakan:

a. Lingkungan fisik, yaitu lingkungan yang berupa alam, misalnya keadaan tanah, keadaan musim dan sebagaianya. Lingkungan alam yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda pula kepada individu.

b. Lingkungan sosial, yaitu merupakan lingkungan masyarakat. Dalam lingkungan masyarakat ini adaanya interaksi individu atu dengan individu lain.

Hubungan individu dengan lingkungannya ternyata tidak hanya berjalan searah, dalam arti hanya lingkungan saja yang mepunyai pengaruh terhadap individu. Hubungan antara individu dengan lingkungannya terdapat hubungan yang saling timbal balik, yaitu lingkungan dapat mempengaruhi individu, tetapi sebalaiknya individu juga dapat mempengaruhi lingkungan.

1. Lingkungan Keluarga

Bimo Walgito berpendapat bahwa “ keluarga merupakan unit sosial terkecil yang bersifat universal, artinya terdapat pada setiap masyarakat di dunia atau suatu sistem sosial yang terpancang (terbentuk) dalam sistem sosial yang lebih besar:5

a. Peranan dan Fungsi keluarga

Secara pikologis keluarga berfungsi sebagai:

1) Memberi rasa aman bagi anak dan anggota keluarga lainnya. 2) Sumber pemenuhan kebutuhan, baik fisik maupaun psikis. 3) Sumber kasih sayang dan penerimaan.

4) Model pola perilakunyang tepat baginanak untuk belajar menjdi anggta masyarakat yang baik.

5) Pemberi bimbingan bagi pengembanagan perilaku yang secara sosial dianggap tepat.

2. Lingkungan Sekolah

(12)

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematis melaksanakan program bimbingan, pengajaran, dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

3. Kelompok Teman Sebaya

Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja mempunyai yang cukup penting bagi perkembangan kepribadiannya. Peranannya itu semakin penting, terutama pada saat terjadinya perubahan dalam struktur masyarakat. Aspek kepribadian remaja yang berkembang secara menonjol dalam pengalamannya bergaul dengan teman sebaya, adalah:6

a. Social Cognition: kemampuan untuk memikirkan tentang

pikiran, perasaan dan tingkah laku dirinya dan orang lain. Kemampuannya memahami orang lain, memungkinkan remaja untuk lebih mampu menjalin hubungan sosial yang lebih baik dengan teman sebayanya.

b. Konformitas: motif untuk menjadi sama, sesuai, seragam,

dengan nilai-nilai, kebiasaan, kegemaran (hobi), atau budaya teman sebayanya.

(13)

Uraian diatas, menunjukkan bahwa kelompok teman sebaya itu mempunyai kontribusi yang sangat positif terhadap perkembangan kepribadian remaja. Namun di sisi lain, tidak sedikit remaja yang berperilaku menyimpang, karena pengaruh teman sebayanya.

C. Aliran Konvergensi

Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu lalu menjadi kenyataan. Akan tetapi bakat saka tanpa pengaruh lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan tersebut, tidak cukup, misalnya tiap anak manusia yang normal mempunyai bakal untuk berdiri di atas kedua kakinya, akan tetapi bakat sebagai kemungkinan ini tidak akan menjadi menjadi kenyataan, jika anak tersebut tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia.7

Perintis aliran konvergensi adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya tidak berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu. Jadi seorang anak yang memiliki otak yang cerdas, namun tidak didukung oleh pendidik yang mengarahkannya, maka kecerdasakan anak tersebut tidak berkembang. Ini berarti bahwa dalam proses belajar peserta didik tetap memerlukan bantuan seorang pendidik untuk mendapatkan keberhasilan dalam pembelajaran.

Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme dan konvergensi, dikaitkan dengan teori belajar mengajar kelihatan bahwa kedua aliran yang telah disebutkan (nativisme-empirisme) mempunyai kelemahan.

(14)

Adapun kelemahan yang dimaksudkan adalah sifatnya yang ekslusif dengan cirinya ekstrim berat sebelah. Sedangkan aliran yang terakhir (konvergensi) pada umumunya diterima seara luas sebagai pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang seorang peserta didik dalam kegiatan belajarnya. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu.

Jadi aliran konvergensi adalah aliran yang menggabungkan dua aliran di atas (Nativisme dan Empirisme), Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku. Menurut aliran ini hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan, sebaliknya rangsangan dari lingkungan tidak akan membina perkembangan tingkah laku anak yang idial tanpa di pengaruhi oleh faktor hereditas. Ada beberapa percobaan untuk memperkuat teori ini yaitu :8

Dua anak kembar identik, yang mempunyai bakat yang persis sama, didikan dan dibesarkan dalam keluarga dengan lingkungan yang berbeda, akan mengembangkan sifat-sifat yang juga berbeda.

Seorang dengan taraf kecerdasan yang tergolong terbelakang, diberi didikan yang sistematis untuk menguasai pelajaran-pelajaran sekolah menengah. Sampai akhir percobaan itu, orang tersebut tidak menunjukkan kemajuan berarti.

Terbukti dari kedua percobaan di atas bahwa lingkungan ada pengaruhnya terhadap perkembangan seseorang, tetapi dalam batas pembawaan yang ada. Pada intinya bahwa lingkungan dan pembawan sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan seseorang. Hal tersebut dibenarkan oleh Abdul Mujib bahwa penentuan kepribadian seseorang ditentukan oleh kerja yang integral antara faktor internal (potensi bawaan) maupun faktor eksternal (lingkungan pendidikan).

(15)

Menurut Elizabeth B. Hurlock, baik faktor kondisi internal maupun faktor kondisi eksternal akan dapat mempengaruhi tempo/kecepatan dan sifat atau kualitas perkembangan seseorang. Tetapi sejauh mana kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan, lebih-lebih lagi untuk dibedakan mana yang penting dan kurang penting.9

Paham konvergensi ini berpendapat, bahwa di dalam perkembangan individu itu baik dasar atau pembawaan ataupun lingkungan memainkan peranan perting. Realitas menunjukkan bahwa warisan yang yang baik saja tanpa pengaruh lingkungan kependidikan yang baik tidak akan dapat membina kepribadian yang ideal. Sebaliknya, walaupun lingkungan pendidikan itu baik, tidak akan menghasilkan kepribadian yang ideal juga. Bakat sebagai kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang. Misalnya: Tiap manusia yang normal memiliki bakat untuk berdiri tegak atas kedua kaki, bakat ini tidak aktual (menjadi kenyataan) jika sekiranya anak manusia itu tidak hidup dalam lingkungan masyarakat manusia. Anak yang semenjak kecilnya diasuh oleh monyet maka ia tidak akan berdiri tegak diatas kedua kakinya, mungkin dia akan berjalan dia akan berjalan diatas tangan dan kakinya (jadi seperti mon

(16)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Aliran nativisme berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh bawaan sejak ia dilahirkan. jadi perkembangan individu itu semata-mata dimungkinkan dan ditentukan oleh dasar turunan, misalnya ; kalau ayahnya pintar, maka kemungkinan besar anaknya juga pintar.

2. Aliran empirisme berpendapat bahwa perkembangan individu itu sepenuhnya ditentukan oleh factor lingkungan/pendidikan, sedangkan faktor dasar/pembawaan tidak berpengaruh sama sekali. Aliran ini menjadikan factor lingkungan dalam menentukan perkembangan seorang individu

3. Aliran Konvergensi berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan) maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting.

B. Saran

1. Hendaknya kita bisa memahami bahwa faktor perkembangan anak dipengaruhi oleh keturunanya namun hal ini jangan menjadi patokan untuk menilai seseorang .

2. Hendaknya kita bisa memahami bahwa faktor perkembangan anak dipengaruhi lingkungan namun hal ini jangan menjadi patokan untuk menilai seseorang ari lingkungan mana ia berasal.

(17)
(18)

DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2010. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, cet 1 .Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

Suryabrata, Sumadi .2006.Psikologi Pendidikan, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada,

Muzdalifah dan M Rahman, 2005. “Psikologi Perkembangan”, Kudus: Nora Media Enterpise.

Referensi

Dokumen terkait

Secara singkat, faktor yang dapat menjadi daya tarik pusat kota bagi masyarakat untuk memilih tinggal di pusat kota tersebut yang dapat menyebabkan permukiman tumbuh

4 Penelitian ini menguji sikap mahasiswa kesejahteraan sosial mengenai definisi berbagai bentuk tindak kekerasan terhadap istri oleh suami serta faktor-faktor yang

Meskipun perpustakaan bermanfaat sebagai salah satu sumber belajar untuk semua mata pelajaran (termasuk pelajaran sejarah), namun dalam kenyataan ada kecenderungan

Secara singkat dapat dijelaskan bahwa persinggungan antara ajaran agama (Islam) yang dibawa oleh Ki Ageng Gribig, modernitas, dan budaya (Jawa) tergambar dalam ritual dan

Disahkan dalam rapat Pleno PPS tanggal 26 Februari 2013 PANITIA PEMUNGUTAN SUARA. Nama

masyarakat dalam mencari informasi tempat ibadah yang berada di kecamatan Toboali.tempat ibadah merupakan hal yang penting yang harus ada disetiap daerah. Sarana tempat

Berdasarkan hasil penelitian, bermain video game tipe First Person Shooter dapat memberi pengaruh positif yaitu membuat seseorang memiliki waktu reaksi yang lebih cepat.. Hal ini

Dengan mempertimbangkan pilihan-pilihan adaptasi yang dikembangkan PDAM dan pemangku kepentingan, IUWASH juga merekomendasikan untuk mempertimbangkan aksi-aksi adaptasi