• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERBEDAAN TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR

MAKALAH

UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH Bahasa Indonesia Keilmuan

yang dibina oleh Drs. Pidekso Adi, M.Pd.

oleh

Arum Kumala Puspasari 130522506278

UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS TEKNIK

JURUSAN TEKNIK SIPIL

(2)

PERBEDAAN TEKNIK SIPIL DAN ARSITEKTUR

Suatu pertanyaan yang sering diajukan oleh seorang calon mehasiswa baru yang hendak memasuki dunia perkuliahan adalah gambaran yang jelas mengenai fakultas yang diinginkannya, dan lebih spesifik lagi pada jurusan yang akan dipilihnya nanti. Tidak sedikit pula calon mahasiswa-mahasiswa baru yang masih memiliki konsep dan pandangan yang salah terhadap jurusan-jurusan yang ada di Perguruan Tinggi.

Sebuah kasus yang sangat umum kita jumpai, ketika sebuah rumah yang mewah sedang dalam proses pembangunan, sering kali muncul pertanyaan siapakah arsiteknya? Bukan tidak mungkin jika jawaban yang anda dengar adalah rumah tersebut merupakan hasil desain orang teknik sipil. Memang begitulan gambaran umum yang terjadi di Indonesia atau bahkan di dunia. Profesi arsitek ibarat merk yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat Indonesia sehingga seakan-akan merekalah yang paling berjasa dan memiliki kontribusi paling besar dalam merencanakan pembangunan, padahal kedua profesi tersebut

sesungguhnya saling mendukung satu sama lain.

Lalu bagaimana bila seorang siswa SMA yang hendak mendalami bidang

pembangunan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi? Apakah teknik sipil atau arsitektur yang harus dipilih, di mana masing-masing dari jurusan tersebut memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing.

Di sini saya akan membahas tentang perbedaan teknik sipil dan arsitektur yang dikhususkan pada porsi materi pembelajaran dan kemampuan dominan pada masing-masing diri seorang teknik sipil maupun arsitek. Banyak orang yang sangat sulit membedakan antara teknik sipil dan arsitektur karena objek pembelajaran yang cenderung tidak jauh berbeda, terlebih lagi keduanya sama-sama melakukan kegiatan perancangan dan mendesain, tetapi keduanya memiliki perbedaan.

TEKNIK SIPIL

Pengertian Teknik Sipil

Teknik sipil adalah salah satu cabang ilmu teknik yang mempelajari tentang

bagaimana merancang, membangun, merenovasi sebuah bangunan, tidak hanya gedung dan infrastruktur, tetapi juga mencakup lingkungan untuk mendukung kehidupan manusia seperti jembatan, saluran air bawah tanah, struktur penahan longsong, dan lain-lain.

(3)

matematika, fisika, kimia, biologi, geologi, lingkungan, hingga komputer

mempunyai peranannya masing-masing. Teknik sipil dikembangkan sejalan dengan tingkat kebutuhan manusia dan perkembangannya.

Materi Pembelajaran Teknik Sipil

Fisika Dasar pada umumnya akan diberikan di tahun pertama untuk jurusan teknik. Matematika juga akan dipelajari dengan level yang lebih tinggi dari Matematika di Sekolah Menengah. Materi kuliah umum yang tidak ada hubungan langsung dengan Teknik, misalnya Bahasa Indonesia, Agama, Etika, Pendidikan Pancasila dan Kewaranegaraan juga akan diberikan sebagai pengantar. Materi umum porsinya tidak lebih dari 15%, sisanya adalah materi-materi teknik sipil. Materi teknik sipil mulai dari material konstruksi, perhitungan struktur, kajian mengenai ilmu pengukuran tanah, jenis- jenis konstruksi, pembebanan, analisa desain, dan lain-lain. Mekanika Teknik/ Mekanika Rekayasa/ Analisa Struktur merupakan bidang ilmu utama yang dipelajari di ilmu teknik sipil. Pokok utama dari ilmu tersebut adalah mempelajari perilaku struktur terhadap beban yang bekerja pada suatu bangunan.

Ada pula materi penunjang lainnya, misalnya menggambar, teknik penggambaran berbasis teknologi, bahasa pemrograman komputer, software, menulis ilmiah, dan lain-lain.

Wilayah Kerja Teknik Sipil

Ahli Teknik Sipil tidak selalu pula berurusan dengan pembangunan jalannya sebuah proyek bangunan, tetapi di bidang lain seperti yang berkaitan dengan informatika

memungkinkan untuk memodelisasi sebuah bentuk dengan bantuan teknik pemrograman canggih, pemodelan kerusakan akibat gempa, banjir, longsor, dan masih banyak lagi. Hal ini sangat penting di negara maju sebagai tolak ukur kelayakan pembangunan sebuah bangunan vital yang mempunyai resiko dapat menelan korban banyak manusia seperti reaktor nuklir atau bendungan, jika terjadi kegagalan teknis. Rancangan bangunan tersebut biasanya dimodelkan dalam komputer dengan diberikan faktor-faktor ancaman bangunan tersebut seperti gempa dan keruntuhan struktur material.

Peran ahli Teknik Sipil juga masih berlaku walaupun fase pembangunan sebuah gedung telah selesai, seperti teletak pada pemeliharaan fasilitas gedung dan infrastruktur tersebut.

Pada prinsipnya kedua profesi tersebut sama-sama melakukan kegiatan yang

(4)

paling menonjol adalah pada cakupan tugasnya. Arsitek lebih sering mendesain bangunan luar atau bangunan baru di sebuah tanah kosong. Sedangkan seorang ahli sipil mengerjakan konstuksi gedungnya. Misalnya pada pembangunan sebuah pusat perbelanjaan baru: maka arsitek mendesain bentuk bangunannya secara global baik tampilan luar sampai pembagian kavling yang mendukung segala aktifitas dan kenyamanan pengguna ruang, dan seterusnya, sedangkan ahli sipil mendesain konstruksi bangunannya agar kokoh berdiri dan tahan lama. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sementara seorang arsitek adalah desainer bangunan, seorang insinyur sipil adalah ahli struktur, yang dalam bangunan menjadi salah satu

komponen bagi berfungsinya bangunan.

Mahasiswa Teknik Sipil sama sekali tidak mempelajari pengolahan tata ruang, pengolahan bentuk bangunan, cara bekerja berbagai tipe bangunan, ataupun dasar-dasar ilmu lain yang perlu diintegrasikan dalam desain sebuah bangunan seperti yang dipelajari oleh mahasiswa Arsitektur. Ini membuat ahli sipil tidak mungkin mendesain ataupun

melaksanakan sebuah bangunan tanpa adanya arsitek ataupun desain dari mereka. Kalaupun pada prakteknya ada ahli sipil yang mencoba mendesain bangunan ataupun melaksanakan bangunan tanpa adanya arsitek, dapat dilihat secara jelas bedanya dari hasil bangunan yang dirancangnya dengan bangunan yang dirancang arsitek dalam hal estetika ataupun kesatuan antara aspek estetika-fungsi-dan kekuatan dalam bangunan.

Sebaliknya, ada pula konstruksi-konstruksi yang dapat dirancang dan dilaksanakan seorang ahli sipil tanpa bantuan arsitek. Umumnya ini adalah konstruksi-konstruksi yang tidak memiliki aktivitas manusia di dalamnya, seperti sistem irigasi, jalan, rel kereta api, jembatan, bendungan, tower komunikasi, ataupun hanggar pesawat. Dalam proses konstruksi bangunan, seorang ahli sipil pun lebih banyak terlibat daripada arsitek, karena hanya sesama ahli sipil sajalah yang dapat menafsirkan gambar-gambar yang dibuat ahli sipil yang ikut mendesain bangunan bersama arsitek. Insinyur Sipil juga mempunyai pengetahuan mendalam tentang struktur, yang perlu dibuat secara benar untuk membuat sebuah bangunan yang kokoh.

Keluasan cabang dari teknik sipil ini membuatnya sangat fleksibel di dalam dunia kerja. Profesi yang didapat dari seorang ahli bidang ini antara lain adalah sebagai

(5)

ARSITEKTUR

Pengertian Arsitektur

Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur dapat diposisikan sebagai perancang bangunan, pengendali kinerja anggota pembangunan, dan sebagai pengelola manajemen konstruksi pada bangunan itu sendiri. Di samping itu, arsitektur juga mencangkup perancangan infrastruktur, perabot, yang berpandangan dari nilai estetika dan kecocokan material dengan kondisi maupun tema bangunan yang ada.

Sebagai suatu seni, arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai kaidah seni. Prinsip-prinsip keindahan yang juga merupakan kaidah dasar di dalam bidang seni lainnya— seperti kesatuan, keseimbangan, keserasian, irama—juga dipergunakan sebagai kaidah dasar di dalam arsitektur. Perwujudan arsitektur merupakan hasil manifestasi nilai-nilai seni. Itu sebabnya, pada sebagian perguruan tinggi di mancanegara, arsitektur dikelompokkan ke dalam fakultas seni atau sejenisnya.

Berbeda dengan bidang seni rupa atau seni lainnya yang dikelompokkan ke dalam seni murni (pure art), arsitektur dikelompokkan pada seni terpakai (applied art).

Pengelompokan arsitektur ke dalam ‘seni terpakai’ ini tidak dimaksudkan untuk mengartikan bahwa seni lainnya bukanlah seni yang tidak terpakai atau seni yang tidak bermanfaat, namun lebih dimaksudkan pada kenyataan bahwa arsitektur sebagai bidang seni yang berkaitan dengan perencanaan dan perancangan wilayah yang akan dipergunakan manusia di dalam melakukan kegiatannya. Orientasi arsitektur adalah menghasilkan karya ruang dan tiga dimensi yang menekankan pada keberadaan dan efek ruang sebagai tempat yang akan dipergunakan manusia di dalam melakukan kegiatannya.

Sebagai suatu ilmu, arsitektur tidak dapat dilepaskan dari berbagai kaidah keilmuan maupun bidang ilmu lainnya. Karena merupakan ilmu perencanaan dan perancangan

(6)

Karena merupakan ilmu perencanaan dan perancangan lingkungan yang akan dibangun dengan cara tertentu dan yang harus menjamin keselamatan bagi manusia

pemakainya maka arsitektur tidak dapat dilepaskan dari kaidah ilmu teknik seperti struktur dan konstruksi, rekayasa dan teknologi pembangunan. Itu sebabnya, pada sebagian perguruan tinggi, arsitektur dikelompokkan ke dalam fakultas teknik atau sejenisnya.

Materi Pembelajaran Arsitektur

Selama kuliahnya, seorang mahasiswa Arsitektur umumnya mempelajari hal-hal berikut: proporsi tubuh manusia, psikologi manusia dalam ruang, pengolahan ruang, pengolahan bentuk, dasar-dasar seni rupa, cara kerja berbagai tipe bangunan (kantor, pusat perbelanjaan, taman kota, dll), dasar ilmu Struktur, dasar ilmu Utilitas Bangunan (penerapan ilmu Elektro dan Mesin dalam bangunan), dasar desain interior, dasar manajemen proyek, dan teknik menggambar.

Wilayah Kerja Arsitek

Dengan bekal pendidikan yang sedemikian rumit, seorang mahasiswa Arsitektur akan lebih banyak dibutuhkan sebagai perencana bangunan dan konsultan. Mereka dapat memperkirakan tata letak bangunan yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitarnya. Keterikatan fungsi bangunan juga akan menjadi pertimbangan dalam penempatan bangunan yang hendak dirancang. Apabila dalam sebuah area difungsikan untuk kompleks hiburan, maka bangunan yang cocok di tempat tersebut adalah fitnes centre, rumah makan, masjid, taman kota, dan lain-lain.

Arsitek juga menggunakan ilmu seninya dalam mengolah bentuk luar suatu bangunan. Bagaimana bangunan tersebut akan dibentuk, permainan gradasi warna, konsep tema pandangan suatu bangunan juga akan menjadi tugas seorang arsitek. Pekerjaan lain seorang arsitek di antaranya adalah:

1. mengolah tata ruang sebuah bangunan;

2. menentukan konsep desain interior sebuah bangunan (termasuk perletakan furniturenya, dll);

3. mengolah bentuk luar dan tampak sebuah bangunan; 4. menentukan jenis dan letak sistem struktur pada bangunan; 5. menentukan jenis dan letak instalasi listrik pada bangunan;

(7)

Arsitek menyumbangkan rancangan, ide, kemungkinan pelaksanaan pembangunan di atas kertas. Hasil rancangan tersebut diserahkan selanjutnya kepada staf ahli bidang teknik sipil untuk pelaksanaan pembangunan. Tahapan ini, ahli teknik sipil melakukan

perbaikan/saran dari pelaksanaan perencanaan, koordinasi dalam proyek, mengamati jalannya proyek agar sesuai dengan perencanaan. Selain itu, ahli teknik sipil juga membangun konsep finansial dan manajemen proyek atas hal-hal yang memengaruhi jalannya proyek.

Seorang arsitek dapat bekerja sendiri untuk melahirkan desain bangunan-bangunan yang memiliki kompleksitas sederhana. Akan tetapi, seorang arsitek perlu bekerja sama dengan insinyur-insinyur teknik lainnya untuk melahirkan desain bangunan-bangunan yang memiliki kerumitan tinggi, seperti bandar udara, rumah sakit, ataupun gedung-gedung tinggi. Dalam sebuah tim desain bangunan, umumnya seorang arsitek bertindak sebagai Kepala Desainer (Chief Designer), di mana para insinyur teknik lain harus mengikuti desain yang sudah mereka buat. Pada tahap pembuatan konsep, mereka akan memperlihatkan ide-ide yang dimilikinya menyangkut bentuk bangunan, desain interiornya, sistem struktur,

mekanikal, dan elektrikal untuk bangunan tersebut dalam bentuk sketsa-sketsa, gambar 2 dan 3 dimensi. Selanjutnya, dalam tahap pengembangan desain, arsitek akan memberikan

gambar-gambar tersebut untuk diperiksa aspek teknisnya dan dikembangkan oleh Insinyur Sipil, Elektro, Mesin, Desainer Interior, dan pakar-pakar lainnya.

Ketika mendesain sebuah bangunan yang memiliki kerumitan tinggi, adalah tidak mungkin bagiseorang arsitek untuk mengembangkan gambar-gambar tersebut seorang diri. Selain akan memakan terlalu banyak waktu, hal tersebut juga tidak didukung oleh bekal pendidikan arsitek sendiri. Selama dalam perkuliahan, seorang mahasiswa Arsitektur hanya mempelajari dasar dari ilmu Struktur dan Utilitas Bangunan. Detail masing-masing ilmu tersebut tidak dipelajari mahasiswa Arsitektur dan merupakan pelajaran mahasiswa Teknik Sipil, Elektro, dan Mesin.

Sebagai contoh, walaupun seorang arsitek dapat mengira-ngira ukuran-ukuran tiang (biasa disebut kolom) untuk sebuah bangunan tinggi, seorang arsitek tidak dapat mengetahui jenis beton, detail tulangan besi, ataupun mutu besi yang harus ada di dalamnya. Ini karena mahasiswa Arsitektur tidak mempelajari Mekanika Teknik, karakteristik material beton, maupun besi secara mendalam, yang merupakan pelajaran mahasiswa Teknik Sipil.

Perbedaan Mendasar dari Teknik Sipil dan Arsitektur

Pada prinsipnya kedua profesi tersebut sama-sama melakukan kegiatan yang

(8)

paling menonjol adalah pada cakupan tugasnya. Arsitek lebih sering mendesain bangunan luar atau bangunan baru di sebuah tanah kosong. Sedangkan seorang ahli sipil mengerjakan konstuksi gedungnya. Misalnya pada pembangunan sebuah pusat perbelanjaan baru: maka arsitek mendesain bentuk bangunannya secara global baik tampilan luar sampai pembagian kavling yang mendukung segala aktifitas dan kenyamanan pengguna ruang, dan seterusnya, sedangkan ahli sipil mendesain konstruksi bangunannya agar kokoh berdiri dan tahan lama.

Membandingkan kedua profesi ini ibarat mencari sesuatu yang abstrak di antara imajinasi dan hitungan. Namun bagi masyarakat umum mungkin menjawab arsitek yang lebih baik, karena kata tersebut sudah menjadi merk yang menggambarkan sebuah profesi ahli dalam bidang bangunan, sehingga ada gambaran bahwa untuk mewujudkan bangunan hanya butuh arsitek saja. Hal ini mungkin saja benar ketika bangunan yang dibangun hanya bangunan sederhana dengan bentuk dan material yang standar dan tidak beresiko tinggi. Namun akan berbeda lagi jika bentuk bangunan tidak biasa, akan sangat beresiko fatal jika tidak melibatkan teknik sipil di dalamnya. Bayangkan saja membangun rumah yang indah tetapi roboh begitu saja.

Secara singkat dapat dikatakan bahwa sementara seorang arsitek adalah desainer bangunan, seorang insinyur sipil adalah ahli struktur, yang dalam bangunan menjadi salah satu komponen bagi berfungsinya bangunan.

Perbandingan Perbedaan Pekerjaan Teknik Sipil dan Arsitektur

No .

Arsitektur Teknik Sipil

1. Menciptakan bentuk bangunan yang indah

Menghitung struktur banguanan yang kuat

2. Memilih warna dan tekstur materian yang sesuai dengan konsep bangunan

Memilih jenis material yang bagus tetapi murah

3. Fokus pada perencanaan gambar banguanan

Fokus pada perencanaan perhitungan kekuatan bangunan

4. Menentukan spesifikasi rencana bangunan

Memilih metode pelaksanaan yang cepat dan hemat

(9)

pembangunan

6. Mempertahankan bentuk gambar bangunan yang sudah dibuat

Menyesuaikan gambar perencanaan dengan kondisi nyata di lapangan

7. Pada bangku kuliah lebih banyak mempelajari gambar bangunan, menggali keinginan owner, dan cara mempresentasikan agar ide desain diterima

Pada bangku kuliah lebih banyak mempelajari perhitungan struktur

bangunan, perhitungan rencana anggaran biaya bangunan serta manajemen

pelaksanaan bangunan

8. Ingin bangunan yang indah dan menarik

Ingin bangunan yang kuat dan murah

Tabel 3.1 Perbandingan Perbedaan Pekerjaan Teknik Sipil dan Arsitektur

Juka kita lihat perbandingan teknik sipil dan arsitek di atas maka seringkali ada pertentangandalam proses kerja, misalnya seorang arsiter sudah bersusah payah membuat desain gambar suatu bentuk bangunan yang unik dan indah, namun setelah dihitung oleh ahli sipil ternyata bentuk bangunan yang demikian tidak dapat dilakukan perhitungan dengan pertimbangan apabila dibangun akan roboh, begitu juga sebaliknya, seorang ahli sipil telah menemukan metode kerja dan pemilihan material yang bagus dan murah namun dalam pandangan arsitek bisa jadi hal tersebut kurang indah dan tidak menarik, jadi diperlukan kerjasama yang baik antara arsitek dan teknik sipil dalam merencanakan sebuah bangunan.

(10)

DAFTAR RUJUKAN

Leatemia, Eka. 2009. Perbedaan Teknik Sipil dan Arsitek, (Online),

(http://ekaleatemia.blogspot.com/2009/12/perbedaan-teknik-sipil-dengan-arsitek.html), diakses 2 Desember 2013.

Simanjuntak, Hendrisman. 2012. Perbedaan Teknik Sipil dan Arsitektur, (Online), (http://full-civil.blogspot.com/2012/11/perbedaan-teknik-sipil-dan-arsitektur.html), diakses 2 Desember 2013.

Narotama. 2010. Perbedaan Teknik Sipil dan Arsitek, (Online),

(http://dosen.narotama.ac.id/wp-content/uploads/2012/01/perbedaan-teknik-sipil-dan-arsitek), diakses 2 Desember 2013

Simanjuntak, Hendrisman. 2012. Pertimbangan Jurusan Teknik Sipil dan Arsitektur,

Gambar

Tabel 3.1   Perbandingan Perbedaan Pekerjaan Teknik Sipil dan Arsitektur

Referensi

Dokumen terkait

Dapat dikatakan bahwa persentase pengelolaan pembelajaran aktivitas guru melalui model pembelajaran artikulasi pada siklus I memiliki rata-rata 63.4 Sementara

[r]

Untuk itulah penulis mencoba memberikan solusi didalam membantu proses pelayanan absensi pegawai pada perusahaan CV.ARLIN, yakni membuat aplikasi absensi pegawai dengan

Taraf signifikan 0,000 yang < 0,05,yang berarti bahwa perlakuan yang diberikan pada kelas eksperimen yaitu pendekatan saintifik melalui model Pembelajaran

[r]

Sedangkan wawancara terpimpin (berstruktur) yaitu wawancara yang dilakukan oleh subyek evaluasi dengan cara mengajukan petanyaan yang telah disusun terlebih dahulu. Margono,

Sedangkan Dimensi Kebutuhan Berprestasi memberikan skor terendah pada indikator Tingkat dorongan bekerja untuk lebih baik, Hasil ini menunjukkan bahwa Pegawai Dinas Perkebunan

Atap pada lokasi apakah bersifat permanen dan bisa langsung digunakan jika terjadi