• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STUDI KOMPARASI INDIKATOR EKONO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS STUDI KOMPARASI INDIKATOR EKONO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STUDI KOMPARASI INDIKATOR EKONOMI DAN SOSIAL SE-KARESIDENAN BOJONEGORO (KABUPATEN BOJONEGORO, TUBAN, LAMONGAN DAN JOMBANG)

PADA TAHUN 2011 – 2015

Di susun untuk memenuhi tugas mata kuliah masalah kebijakan pembangunan

Dosen Pengampu : Henny Oktavianti, S.E., M.E.,

Disusun Oleh :

Anny Kharismawati : 150231100066

PRODI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA

(2)

1. Laju Pertumbuhan Penduduk

GRAFIK PERBANDINGAN Laju pertumbuhan PENDUDUK SE- KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015

Bojonegoro Tuban Lamongan Jombang Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - Rata

Rangkin 2. Tingkat IPM (Indeks Pembangunan Manusia)

2011 2012 2013 2014 2015

GRAFIK PERBANDINGAN IPM SE - KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015

(3)

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015 Rata - Rata Rangkin

g

Bojonegoro 63,22 64,20 64,85 65,27 66,17 64,74 3

Tuban 62,47 63,36 64,14 64,58 65,52 64,01 4

Lamongan 66,21 67,51 68,90 69,42 69,84 68,37 2

Jombang 66,84 67,82 68,63 69,07 69,59 68,39 1

Jawa Timur 66,06 66,74 67,55 68,14 68,95 67,49

3. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi

2011 2012 2013 2014 2015 0

2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

GRAFIK PERBANDINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SE - KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015

Bojonegoro Tuban Lamongan Jombang Jawa Timur

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-rata Rangking

Bojonegoro 10,39 3,77 2,37 2,29 17,42 7,25 1

Tuban 6,84 6,29 5,85 5,47 4,89 5,87 3

Lamongan 6,67 6,92 6,39 6,30 5,77 6,41 2

Jombang 5,96 6,15 5,93 5,42 5,36 5,76 4

Jawa Timur 6,44 6,64 6,08 5,86 5,44 6,09

(4)

2011 2012 2013 2014 2015

GRAFIK PERBANDINGAN TINGKAT KEMISKINAN SE- KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015

Bojonegoro Tuban Lamongan Jombang Jawa Timur

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015 Rata-Rata Rangking

Bojonegoro 17,47 16,66 16,02 15,48 15,71 16,27 2

Tuban 18,78 17,84 17,23 16,64 17,08 17,51 3

Lamongan 17,41 16,70 16,18 15,68 15,38 16,27 2

Jombang 12,88 12,23 11,17 10,80 10,79 11,57 1

Jawa Timur 13,85 13,08 12,73 12,28 12,28 12,84

5. Gini Ratio

GRAFIK PERBANDINGAN GINI RATIO SE - KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015

Bojonegoro Tuban Lamongan Jombang Jawa Timur

(5)

KABUPATEN 2011 2012 2013 2014 2015 RATA-RATA RANGKING

Bojonegoro 0,27 0,31 0,32 0,28 0,32 0,30 3

Tuban 0,28 0,27 0,30 0,24 0,29 0,28 1

Lamongan 0,29 0,27 0,31 0,27 0,30 0,29 2

Jombang 0,37 0,30 0,28 0,32 0,32 0,32 4

Jawa Timur 0,36 0,36 0,36 0,37 0,42 0,37

6. Tingkat PDRB Per Kapita

GRAFIK PERBANDINGAN PDRB PER KAPITA SE - KARESIDENAN BOJONEGORO ATAS HARGA KONSTAN 2010 TAHUN 2011 - 2015 (RIBU RUPIAH)

Bojonegoro Tuban Lamongan Jombang Jawa Timur

Sumber : Badan Pusat Statistik Jawa Timur

Kabupaten 2011 2012 2013 2014 2015 Rata – Rata Rangking

Bojonegoro

Laju Pertumbuhan Penduduk 2 3 1 4

Tingkat IPM 3 4 2 1

Pertumbuhan Ekonomi 1 3 2 4

Tingkat Kemiskinan 2 3 2 1

Gini Ratio 3 1 2 4

Tingkat PDRB Per Kapita 1 2 4 3

Rata - Rata 2,0 2,7 2,2 2,8

(6)

Hipotesis U Terbalik Tentang Ketimpangan : Teori Kuznetz (Inverted U Curve)

Menurut Kuznet bahwasanya di negara miskin pertumbuhan ekonomi (bermula pada pendapatan yang rendah) awalnya akan meningkatkan tingkat kemiskinan dan pemerataan. Akan tetapi, pada tingkat tertentu pertumbuhan ekonomi akan mengalami penurunan serta mampu mengurangi tingkat ketidakmerataan (Isnowati, 2007). Peningkatan ketimpangan distribusi pendapatan pada awal proses pembangunan sebagai akibat dari proses industrialisasi dan urbanisasi. Akan tetapi, jika negara miskin tersebut menjadi semakin maju, maka akan terjadi penurunan kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan (an inverse U shaped patern), dikarenakan sebagian besar tenaga kerja dari sektor pertanian (pedesaan) telah terserap pada sektor industri di daerah perkotaan. Berikut inverted U curve :

ANALISIS PARSIAL

1. Kabupaten Bojonegoro

(7)

pada kelompok usia 15 -49 yang berstatus kawin pada tahun 2015 sedang menggunakan alat KB.

Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk seharusnya diimbangi dengan peningkatan indeks pembangunan manusia, akan tetapi IPM di Kabupaten Bojonegoro dalam lima tahun terakhir peningkatannya mengalami perlambatan dan menempati IPM terendah ketiga sekaresidenannya serta nilainya selalu berada di bawah IPM Jawa Timur . Pada tahun 2015 IPM Kabupaten Bojonegoro sebesar 66,17 sedang IPM Jawa Timur sebesar 68, 95. Salah satu faktor yang menyebabkan kondisi tersebut adalah dari sisi pendidikan karena pada tahun 2015 di Kabupaten Bojonegoro masih ada sekitar 9,50 persen penduduk 15 tahun ke atas yang buta huruf, lalu sekitar 76, 23 persen penduduk tidak bersekolah lagi dari partisipasi sekolah penduduk usia 10 tahun ke atas, serta sebagian besar penduduk yang berusia 15 tahun ke atas tamatan SD sedarajat/ kebawah yang jumlahnya sekitar 35,64 persen dan sebesar 20,57 tidak memiliki ijazah, tentunya hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah agar mampu menghadapi persaingan dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

(8)

serta jasa keuangan dan asuransi dan sektor selebihnya mengalami peningkatan. Walaupun demikian, keadaan tersebut merupakan hal yang sangat membanggakan. Selain itu, jika dilihat dari sisi persentase tingkat kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro mengalami trend yang negatif artinya, seiring bertambahnya tahun tingkat ke miskinan semakin menurun. Pada tahun 2015 tingkat kemiskinan di Kabupaten Bojonegoro sebesar 15,71 persen sedangkan tingkat kemiskinan di JATIM sebesar 12,28 persen. Walaupun, angka kemiskinan Bojonegoro masih berada di atas kemiskinan JATIM, akan tetapi dari empat karesidenan di atas yang memiliki tingkat kemiskinan terendah nomor dua setelah Kabupaten Jombang. Selain itu, jika melihat ketimpangan distribusi pendapatan yang ada di Kabupaten Bojonegoro menunjukkan ketimpangan yang rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai gini ratio dalam lima tahun terakhir Kabupaten Bojonegoro yang memiliki nilai di bawah 0,35, selain itu nilai gini ratio Kabupaten Bojonegoro selalu berada di bawah nilai gini ratio JATIM, suatu hal yang sangat membanggakan. Selain itu, ketimpangan distribusi pendapatan yang rendah juga ditunjukkan dengan meningkatnya PDRB per kapita yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan menjadi kabupaten yang memiliki PDRB perkapita tertinggi dari ketiga kabupaten yang lain . Pada tahun 2015 PDRB per kapita Kabupaten Bojonegoro Rp 37.920, artinya nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Selain itu, nilai dari PDRB per kapita Kabupaten Bojonegoro selalu di atas dari nilai PDRB per kapita JATIM, kecuali tahun 2014 yang hanya terpaut beberapa angka. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa secara umum kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Bojonegoro meningkat.

Apabila dikaitkan dengan hipotesis kuznet mengenai u terbalik bahwasanya pertumbuhan ekonomi di Bojonegoro menyebabkan kenaikan jumlah pendapatan perkapita sedangkan angka gini rationya pun (ketimpangan) juga mengalami kenaikan sehingga dengan demikian, hipotesisi kuznet sesuai dan berlaku dengan keadaan perekonomian di Kabupaten Bojonegoro.

2. Kabupaten Tuban

(9)

pekerjaan rumah Pemkab Tuban agar pertumbuhan penduduk setiap tahunnya tidak membludak. Di samping itu, jika melihat kondisi IPM Kabupaten Tuban nilainya paling kecil dari dari ketiga kabupaten yang ada, walaupun setiap tahunnya pertumbuhannya mengalami kenaikan meskipun melambat. Pada tahun 2015 IPM Kabupaten Tuban sebesar 65,52, nilai tersebut tergolong rendah mengingat IPM JATIM pada waktu yang sama sebesar 68,95. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan manusia di Kabupaten Tuban masih kurang maksimal dan cenderung tertinggal dengan kabbupaten yang lain.

(10)

tetapi ketimpangan distribusi pendapatan menunjukkan ketimpangan yang rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai gini ratio dalam lima tahun terakhir Kabupaten Tuban yang memiliki nilai di bawah 0,30, selain itu nilai gini ratio Kabupaten Tuban selalu berada di bawah nilai gini ratio JATIM dan menjadi kabupaten yang tingkat gini rationya paling rendah dari ketiga kabupaten yang lain, suatu hal yang sangat membanggakan. Selain itu, ketimpangan distribusi pendapatan yang rendah juga ditunjukkan dengan meningkatnya PDRB per kapita yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan merupakani kabupaten yang memiliki PDRB perkapita tertinggi kedua setelah Kabupaten Bojonegoro . Pada tahun 2015 PDRB per kapita Kabupaten Tuban Rp 32.313,9 artinya nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Walaupun nilai dari PDRB per kapita Kabupaten Tuban berada di bawah dari nilai PDRB per kapita JATIM, akan tetapi meningkatnya PDRB perkapita setiap tahun menunjukkan bahwa secara umum kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Tuban meningkat.

Apabila dikaitkan dengan hipotesis kuznet mengenai u terbalik bahwasanya pertumbuhan ekonomi di Tuban yang memiliki trend menurun mampu meningkatkan PDRB per kapita dari Kabupaten Tuban sendiri, sedangkan kondisi kesenjangan pendapatan malah semakin menurun, hal tersebut terlihat dari gini ratio di Tuban bernilai paling rendah artinya ketimpangan pendapatan rendah dan selalu berada di bawah nilai gini ratio di Jatim selain itu dari sisi pendapatan perkapita masyarakat Tuban juga berada di atas PDRB perkapita Jatim dan rata-rata nilainya tertinggi kedua diantara kabupaten lainnya. Dengan demikian, hipotesis kuznet tidak berlaku dengan kondisi perekonomian Kabupaten Tuban.

3. Kabupaten Lamongan

(11)

dan menjadi kabupaten yang memiliki pertumbuhan penduduknya paling sedikit dari ketiga kabupaten yang lainnya. Di samping itu, jika melihat kondisi IPM Kabupaten Lamongan memiliki peningkatan IPM setiap tahunnya dan nilai paling besar dari ketiga kabupaten yang ada dari tahun 2013 – 2015 serta nilainya selalu di atas nilai IPM JATIM . Pada tahun 2015 IPM Kabupaten Lamongan sebesar 69,84 nilai tersebut telah melampaui nilai IPM JATIM pada waktu yang sama sebesar 68,95. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pembangunan manusia di Kabupaten Lamongan telah berhasil dan selangkah lebih maju daripada kabupaten yang lainnya dengan berbagai program yang telah dilakukan oleh Pemkab Lamongan.

(12)

ditunjukkan dengan meningkatnya PDRB per kapita yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan merupakani kabupaten yang memiliki PDRB perkapita terendah kedua diantara kabupaten yang lainnya . Pada tahun 2015 PDRB per kapita Kabupaten Lamongan Rp 18.788,4 artinya nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Walaupun nilai dari PDRB per kapita Kabupaten Lamongan berada di bawah dari nilai PDRB per kapita JATIM, akan tetapi meningkatnya PDRB perkapita setiap tahun menunjukkan bahwa secara umum kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Lamongan mengalami peningkatan.

Apabila dikaitkan dengan hipotesis kuznet mengenai u terbalik bahwasanya pertumbuhan ekonomi di Lamongan membawa dampak terhadap meningkatnya PDRB per kapita dan menyebabkan tingkat ketimpangan berfluktuatif, akan tetapi jika dilihat semakin mendalam bahwa bertambahnya PDRB per kapita Lamongan sebagian besar menyebabkan tingkat kesenjangan semakin. Dengan demikian, hipotesis kuznet tidak berlaku atau sesuai dengan perekonomian di Kabupaten Lamongan.

4. Kabupaten Jombang

(13)

dilakukan oleh pemerintah Jombang dalam mengatasinya, mengingat akte merupakan bukti pengakuan yang sah terkait identitas yang bersangkutan. Meningkatnya jumlah penduduk di Kabupaten Jombang karena masih saja ditemui sebesar 6,66 persen penduduk perempuan yang berusia 10 tahun ke atas yang menikah di usia yang sangat muda (kurang dari 17 tahun), sehingga yang mestinya mereka masih berada di bangku pendidikan akan berakibat menyebabkan peluang besar untuk mempunyai anak jika tidak diatur dengan perencanaan keluarga yang baik mengingat masa reproduksinya yang relatif panjang. Selain itu, meningkatnya jumlah penduduk ditengarai kurang berjalannya program KB dengan sasaran Pasangan Usia Subur (PUS) yang dilakukan pemerintah Jombang. Seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk seharusnya diimbangi dengan peningkatan indeks pembangunan manusia, IPM di Kabupaten Jombang dalam lima tahun terakhir peningkatannya mengalami perlambatan dan menempati IPM tertinggi sekaresidenannya pada tahun 2011 – 2013 serta nilainya selalu berada di atas IPM Jawa Timur, kondisi menunjukkan pembangunan manusia di Jombang tergolong cukup bagus. Pada tahun 2015 IPM Kabupaten Jombang sebesar 69,59 sedang IPM Jawa Timur sebesar 68, 95. Salah satu faktor yang menyebabkan perlambatan IPM tersebut adalah dari sisi pendidikan karena pada tahun 2015 di Kabupaten Jombang masih ada sekitar 4,37 persen penduduk 15 tahun ke atas yang buta huruf, lalu sekitar 76, 79 persen penduduk tidak bersekolah lagi dari partisipasi sekolah penduduk usia 10 tahun ke atas, serta sebagian besar penduduk yang berusia 15 tahun ke atas tamatan SD sedarajat/ kebawah yang jumlahnya sekitar 28,04 persen, tentunya hal tersebut merupakan tantangan tersendiri bagi pemerintah daerah untuk menyelesaikan pekerjaan rumah agar mampu menghadapi persaingan dalam era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

(14)

yang lebih efektif yang harus dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Jombang dalam mengurangi jumlah penduduk miskin.Di samping itu, jika melihat ketimpangan distribusi pendapatan yang ada di Kabupaten Jombang walaupun tingkat kemiskinannya tergolong rendah ketimpangan distribusi pendapatan menunjukkan ketimpangan yang rendah. Hal tersebut dibuktikan dengan nilai gini ratio dalam lima tahun terakhir Kabupaten Jombang yang memiliki nilai di bawah 0,35 kecuali tahun 2011 yang nilai dari gini ratio 0,37 menunjukkan ketimpangan sedang , selain itu nilai gini ratio Jombang selalu berada di bawah nilai gini ratio JATIM. Suatu keberhasilan yang perlu diapresiasi terhadap kinerja Pemkab Jombang walaupun pertumbuhan ekonomi mengalami perlambatan akan tetapi di sisi lain tingkat kemiskinan dan ketimpangan distribusi pendapatan berhasil diturunkan. Selain itu, ketimpangan distribusi pendapatan yang rendah juga ditunjukkan dengan meningkatnya PDRB per kapita yang setiap tahunnya mengalami peningkatan, dan merupakani kabupaten yang memiliki PDRB perkapita terendah. Pada tahun 2015 PDRB per kapita Kabupaten Lamongan Rp 18.501,4 artinya nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk. Walaupun nilai dari PDRB per kapita Kabupaten Jombang berada di bawah dari nilai PDRB per kapita JATIM, akan tetapi meningkatnya PDRB perkapita setiap tahun menunjukkan bahwa secara umum kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten Jombang mengalami peningkatan.

Apabila dikaitkan dengan hipotesis kuznet mengenai u terbalik bahwasanya pertumbuhan ekonomi di Jombang membawa kurang membawa perubahan yang signifikan, hal tersebut terlihat dari gini ratio di Jombang paling besar dari ketiga kabupaten, artinya ketimpangan pendapatan masih kurang merata dan ketimpangannya semakin besar. Dengan demikian, hipotesis kuznet sesuai atau berlaku dengan perekonomian di Kabupaten Jombang.

STUDI KOMPARASI (BOJONEGORO, TUBAN, LAMONGAN DAN JOMBANG )

(15)

Kabupaten Bojonegoro, sedangkan kabupaten yang memiliki pertumbuhan ekonomi rendah adalah Kabupaten Jombang. Dari sisi tingkat kemiskinan, kabupaten dengan tingkat kemiskinan tinggi adalah Kabupaten Tuban, sedangkan kabupaten yang memiliki tingkat kemiskinan yang rendah adalah Kabupaten Jombang. Dari sisi gini ratio, kabupaten dengan tingkat distribusi pendapatan yang merata adalah Kabupaten Tuban, sedangkan kabupaten dengan tingkat distribusi pendapatan yang kurang merata adalah Kabupaten Jombang. Dari sisi PDRB perkapita, kabupaten dengan tingkat pdrb perkapita tinggi adalah Kabupaten Bojonegoro, sedangkan kabupaten dengan tingkat pdrb perkapitarendah adalah Kabupaten Lamongan.

Dengan melihat hasil di atas, dari keempat kabupaten (Bojonegoro, Tuban, Lamonga dan Jombang) apabila dianalisis secara kasat mata bahwasanya hanya Kabupaten Bojonegoro sajalah yang pembangunan indikator ekonomi dan sosialnya telah tercapai, sedangkan ketiga kabupaten lainnya belum. Di Kabupaten Tuban sendiri, walaupun tingkat distribusi pendapatan paling merata diantara ketiga kabupaten akan tetapi masih membawa masalah dari sisi tingkat IPM dan tingkat kemiskinan yang nilainya paling besar, sehingga hal tersebut perlu adanya perhatian khusus serta langkah strategis yang harus dilakukan oleh pemerintah kabupaten dalam mengatasinya. Di Kabupaten Jombang, walaupun memiliki tingkat IPM tertinggi dan tingkat kemiskinan terendah akan tetapi masih berurusan dengan masalah jumlah penduduk yang paling besar, tingkat pertumbuhan ekonomi yang paaling rendah serta ketimpangan pendapatan yang paling paling besar, sehingga hal tersebut perlu adanya perhatian khusus serta langkah strategis yang harus dilakukan oleh pemerintah kabupaten dalam mengatasinya. Di Kabupaten Lamongan, Walaupun tingkat pertambahan penduduk paling rendah akan tetapi masih saja berurusan dengan tingkat PDRB perkapita yang juga paling rendah diantara ketiga kabupaten yang laingga, sehingga hal tersebut perlu adanya perhatian khusus serta langkah strategis yang harus dilakkukan oleh pemerintah kabupaten dalam mengatasinya.

(16)

dari ketiga kabupaten lainnya sehingga sudah seharusnya menjadi bahan evaluasi kinerja pemerintah Kabupaten Jombang untuk meningkatkan kualitas daerahnya baik dari segi ekonomi maupun sosialnya sehingga mampu meningkatkan kemampuan daya saing dari daerah itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Bojonegoro, BPS. (2015) Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Bojonegoro 2015. Bojonegoro. Available at: https://bojonegorokab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Statistik-Kesejahteraan-Rakyat-kabupaten-Bojonegoro-2016.pdf (Accessed: 03 June 2017). Jombang, BPS. (2016) STATISTIK KESEJAHTERAAN RAKYAT. Jombang.

Isnowati, S. (2007) ‘Pengujian hipotesis kuznets di wilayah pembangunan di jawa tengah’, Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 14(1), pp. 1–14.

Jombang, BPS. (2016) Kabupaten Jombang Dalam Angka 2016. Jombang. Available at: https://jombangkab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-Jombang-Dalam-Angka-2016.pdf (Accessed: 04 June 2017).

Lamongan, BPS. (2016) Kabupaten Lamongan Dalam Angka 2016. Lamongan. Avaible at : https://lamongankab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-Lamongan-Dalam-Angka-2016.pdf (Accessed: 06 June 2017).

Tuban, BPS. (2016) Kabupaten Tuban Dalam Angka 2016. Lamongan. Avaible at :

https://tubankab.bps.go.id/website/pdf_publikasi/Kabupaten-Tuban-Dalam-Angka-2016.pdf (Accessed:05 June 2017).

Gambar

GRAFIK PERBANDINGAN IPM SE - KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015
GRAFIK PERBANDINGAN PERTUMBUHAN EKONOMI SE - KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015
GRAFIK PERBANDINGAN GINI RATIO SE - KARESIDENAN BOJONEGORO TAHUN 2011 - 2015
GRAFIK PERBANDINGAN PDRB PER KAPITA SE - KARESIDENAN BOJONEGORO ATAS HARGA KONSTAN 2010 TAHUN 2011 - 2015 (RIBU RUPIAH)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian terhadap 200 responden dan uraian-uraian yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa tingkat kualitas

Melalui kegiatan diskusi kelompok, siswa dapat membandingkan penggunaan teknologi tradisional dan teknologi modern terkait dengan keberadaan sumber daya alam dengan

membuang sampah sembarangan, penggunaan air secara berlebihan, serta kebiasaan anak mencabuti dan menginjak tumbuh-tumbuhan yang ada di sekitar sekolah. Penelitian ini

Adakah terdapat perbezaan yang signifikan dalam peningkatan keupayaan mengingati konsep Sejarah dan pencapaian pelajar dalam kalangan murid yang mengikuti dan tidak

Kemampuan flokulasinya disebabkan oleh adanya bahan- bahan tertentu di dalam kultur atau filtrat kultur yang mampu memflokulasikan kaolin, bukan karena adanya

Hubungan antar variabel komunikasi antarpribadi petugas kerohanian terhadap kesiapan pasien yang akan menghadapi tindakan operasi adalah dengan Uji

Produk Olahan Kedelai Page 21 Selain mengandung zat-zat bermanfaat seperti yang disebutkan di atas, edamame mengandung protein, senyawa organik seperti asam folat,

Seperti yang kita ketahui, zaman akan terus mengalami perkembangan atau dapat dikatakan kita telah memasuki Disruption Era yang ditandai dengan adanya teknologi canggih