• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Model Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELITIAN

Pada bab ini penulis akan menyajikan dan membahas temuan hasil penelitian. Temuan hasil penelitian berupa tahapan pengembangan model dan pembuatan panduan pengelolaan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran. Pembahasan yang dipaparkan adalah out put penelitian berupa panduan pelaksanaan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah

4.1

Profil Sekolah

Penelitian tentang model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah ini mengambil lokasi di SMP Mardi Rahayu Ungaran. Alamat sekolah di Jalan Diponegoro No.741 Ungaran, Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.

SMP Mardi Rahayu Ungaran merupakan sekolah swasta yang didirikan dan dikelola oleh suster-suster religius yang mempersembahkan kehidupannya kepada Tuhan melalui karya pendidikan dalam naungan Yayasan Santa Maria Abdi Kristus yang berdiri sejak tahun 1983. Semangat Maria Hamba Allah menjadi budaya yang dikembangkan di sekolah ini, yaitu semangat beriman, kasih, kesederhanaan, kerendahan hati, kepekaan, dan etos kerja. Semangat tersebut nampak dalam visi SMP mardi Rahayu Ungaran yaitu

Komunitas pendidikan yang beriman, cerdas, terampil, berbudi pekerti luhur dan berwawasan global”. Untuk mencapai visi tersebut sekolah

(2)

yang aktif mengembangkan keunggulan komparatif dan kompetitif serta berwawasan global; (4)komunitas yang aktif mengembangkan ketrampilan hidup (soft skill) sesuai dengan bakat dan minatnya sehingga potensi dirinya berkembang secara optimal; (5) komunitas yang aktif membina pribadi peserta didik sehingga mempunyai sikap setia kawan atas dasar cinta kasih;(6) komunitas yang aktif meningkatkan prestasi kerja dan prestasi belajar dengan menyediakan sarana dan prasarana belajar yang relevan dan up to date menciptakan lingkungan yang kondusif , berbudaya dan tertib.

Jumlah siswa SMP Mardi Rahayu Ungaran Tahun Pelajaran 2014/2015 sebanyak 373 anak, sedangkan jumlah guru 21 orang dan semua berijasah S1. Mengenai data guru secara rinci disajikan dalam daftar personalia guru pada tabel 2 (lampiran 2).

4.2

Tahap

Pengembangan

Model

dan

Panduan Pengelolaan Model Pendidikan

Karakter Berbasis Budaya Sekolah di

SMP Mardi Rahayu Ungaran

4.2.1 Researcch and Information Collecting

Berdasarkan data-data yang diperoleh dari observasi, wawancara, angket, dan focus group discussion (FGD) diperoleh temuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menimbulkan permasalahan sehingga perlu adanya pengembangan model baru. Identifikasi faktor permasalahan dilakukan dengan meneliti pengelolaan pendidikan karakter yang selama ini dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu Ungaran yang meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.

(3)

Pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran merupakan bagian dari manajemen berbasis sekolah (MBS) yang dirancang dan didokumentasikan dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Hal tersebut dinyatakan oleh kepala sekolah Dra.Suster Maria Valentine, AK dalam wawancara pada tanggal 20 November 2014 sebagai berikut

“pada dasarnya pendidikan karakter

merupakan bagian dari manajemen sekolah, maka pendidikan karakter dirancang dan didokumentasikan oleh tim pengembang kurikulum dalam Kurikulum Tingkat satuan pendidikan (KTSP). Program pendidikan karakter dalam KTSP terintegrasi dalam proses pembelajaran dan terdapat dalam

kegiatan pengembangan diri“

Pernyataan tersebut diperkuat oleh bidang kurikulum Thomas Sugiyatno, S.Pd dalam wawancara pada tanggal 20 November 2014 yang menyatakan bahwa

“sebelum awal tahun pembelajaran dimulai

tim pengembang kurikulum menyusun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang didalamnya memuat rancangan pelaksanaan pendidikan karakter. Dalam struktur kurikulum tidak ada pendidikan karakter secara baku namun secara implisit dilakukan dalam proses pembelajaran yang dirancang dalam pembuatan silabus dan RPP. Secara khusus rancangan pendidikan karakter diprogramkan dalam kegiatan

pengembangan diri pada”

Lebih lanjut Bidang Kesiswaan Ludwina Wiwik Dwi Suryani, S.Pd dalam wawancara pada tanggal 21

November 2014 menyatakan bahwa “pendidikan

(4)

program bimbingan konseling dan program ekstra kurikuler”.

Berdasarkan pernyataan di atas nampak bahwa perencanan pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran dirancang dalam KTSP adalah terintegrasi dalam proses pembelajaran dan melalui pengembangan budaya dalam program pengembangan diri.

Mengenai budaya sekolah dalam pendidikan karakter peneliti menganalisis dokumen KTSP tahun 2014 Bab III sub J tentang pendidikan karakter yang dirancang di SMP Mardi Rahayu Ungaran sebagai berikut

“Sekolah sebagai bagian dari lingkungan

memiliki peranan yang sangat penting. Oleh sebab itu setiap sekolah dan seluruh lembaga pendidikan memiliki school culture

, dimana setiap sekolah memilih pendisiplinan dan kebiasaan mengenai karakter yang akan dibentuk. Para pendidik lembaga pendidikan tersebut dapat mampu memberikan suri teladan mengenai

karakter tersebut. Pendidikan karakter ini tidak dijadikan

kurikulum yang baku, melainkan dibiasakan melalui proses pembelajaran. Selain itu mengenai sarana-prasarana, pendidikan karakter ini tidak memiliki sarana-prasarana yang istimewa, karena yang diperlukan adalah proses penyadaran

dan pembiasaan”.

(5)

pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan pengembangan karir peserta didik, serta kegiatan ekstra kurikuler . Rancangan pelaksanaan pendidikan karakter melalui kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan sebagai berikut (KTSP tahun 2014):

1. Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan secara terus-menerus dan konsisten setiap saati seperti : upacara bendera, pembinaan Wali Kelas, doa bersama sebelum dan sesudah pelajaran, pemeliharaan kebersihan dan kesehatan diri.

2. Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan perilaku memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang pendapat (pertengkaran).

3. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu.

4. Terprogram, adalah kegiatan yang dirancang secara khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta didik secara individual, kelompok, dan klasikal melalui penyelenggaraan layanan dan kegiatan pendukung konseling, krida, karya ilmiah, latihan/lomba keberbakatan/prestasi, seminar, dan lain-lain 5. Pengkondisian, adalah pengadaan sarana yang

mendorong terbentuknya perilaku terpuji.

(6)

namun nilai-nilai karakter yang menjadi pembudayaan dan basis pelaksanaan pendidikan karakter belum dijabarkan kedalam deskripsi perilaku dan bentuk kegiatannya, serta indikator perilaku yang akan dicapai. Program kegiatan disosialisasikan pada awal tahun pelajaran dalam rapat kerja yang dipimpin oleh Kepala Sekolah dan disosialisasikan oleh masing-masing bidang dan koordinator.

Rancangan pendidikan karakter melalui proses pembelajaran terdapat pada silabus dan RPP masing-masing mata pelajaran. Melalui implementasi kurikulum 2013 dalam RPP pendidikan karakter dirancang secara jelas indikator bentuk kegiatan dan evaluasinya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan tentang konsep perencanaan pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran dirancang bukan merupakan program khusus pendidikan karakter melainkan terintegrasi dalam proses pembelajaran, dan kegiatan rutin terprogram seperti program kesiswaan, program bimbingan konseling dan program ekstrakurikuler. Sedangkan pendidikan karakter melalui kegiatan rutin, spontan, keteladanan, dan pengkondisian tidak dirancang dalam sebuah program.

2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran

SMP Mardi Rahayu Ungaran sudah melaksanakan pendidikan karakter. Pendidikan karakter dilaksanakan sesuai dengan nilai-nilai karakter yang dirumuskan dalam visi dan misi sekolah baik dalam proses pembelajaran, dan kegiatan pengembangan diri.

(7)

“budaya yang ditumbuhkembangkan di SMP Mardi Rahayu adalah semangat “Maria Hamba Allah”. Semangat tersebut merupakan adopsi dari semangat religius suster-suster abdi Kristus sebagai pendiri dan yayasan pengampu sekolah. Semangat tersebut mengandung nilai karakter yang berupa Nilai – nilai luhur yang hendak dicapai sekolah yang meliputi : (1) Iman, (2) Kasih, (3) Kerendahan hati, (4) Kejujuran, (5) Kesederhanaan, (6) Kesetiaan, (7) Ketulusan, (8) Solidaritas, (9) Keterbukaan, (10) Kepekaan, dan (11) Daya juang. Nilai-nilai tersebut merupakan pembudayaan sekolah dan menjadi basis dalam semua perikehidupan sekolah termasuk pelaksanaan pendidikan karakter”

Pernyataan Kepala sekolah tersebut dikuatkan dalam KTSP Bab II Tujuan Sekolah tentang sebelas (11) nilai-nilai luhur sebagai nilai-nilai karakter yang menjadi pembudayaan sekolah tersebut belum dideskripsikan secara operasional dalam perilaku. Namun demikian dalam pengamatan peneliti pada tanggal 5 Desember 2014 dan tanggal 10 Desember 2015 nilai-nilai karakter tersebut sudah nampak dalam perilaku siswa di sekolah. Untuk lebih jelasnya, kegiatan pendidikan karakter disajikan dalam bentuk foto (lampiran 10)

Dari hasil diskusi pada focus discussion group

(FGD) dengan kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bidang kurikulum, bidang kesiswaan, guru BK, dan wali kelas pada tanggal 20 Desember 2015 serta hasil kuesioner dirumuskan bahwa prioritas nilai-nilai karakter yang ditumbuhkembangkan dalam pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu diatas dirangkum menjadi 8 nilai karakter yang menjadi prioritas sekolah, yaitu : (1) religius, (2) kejujuran, (3) kesederhanaan, (4) kerendahan hati, (5) kediplinan, (6) kepedulian, (7) daya juang, dan (8) cinta tanah air

(8)

“ pendidikan karakter berbasis budaya sekolah sudah dilaksanakan di SMP Mardi Rahayu Ungaran baik melalui proses pembelajaran maupun pengembangan diri. Pelaksanaan pendidikan karakter melalui pengembangan diri yang meliputi (1) kegiatan rutin, (2) kegiatan spontan, (3) keteladanan, (4) terprogram dan (5) Pengkondisian. Dari ke empat kegiatan tersebut yang paling diutamakan dalam penanaman nilai-nilai karakter adalah keteladanan guru. Misalnya apabila guru tertib dan disiplin datang dan masuk kelas , maka guru akan lebih mudah dalam membentuk karakter disiplin siswa dalam hal ketepatan waktu masuk sekolah/kelas”

Selanjutnya guru BK Demitri Budiningrum, S.Pd menegaskan dalam wawancara pada tanggal 26 November 2014 bahwa

“Kegiatan rutin dilaksanakan oleh peserta didik secara terus menerus dan konsisten setiap saat. Kegiatan terprogram dilaksanakan susuai program kesiswaan yang dijabarkan dalam program BK, dan program ekstrakurikuler. Kegiatan spontan dilaksanakan oleh guru atau karyawan dengan memperingatkan dan membina secara langsung bila ada siswa yang melanggar tata tertib, bertindak kurang sopan, mencontek saat ulangan, dsb. Atau ketika ada musibah baik yang dialami keluarga warga sekolah atau dari luar sekolah segera menggalang dana untuk membantu dengan dikoordinir oleh wali kelas masing-masing. Kegiatan keteladanan dilaksanakan oleh guru dan karyawan dengan memberi contoh perilaku yang menunjukkan karakter positif, misalnya guru masuk kelas tepat waktu, guru berkata-kata yang sopan, guru menepati janji, dsb. Sedangkan kegiatan pengkondisian terkait dengan upaya sekolah untuk menciptakan kondisi yang mendukung terlaksananya pendidikan karakter, misalnya kondisi toilet yang selalu bersih, ketersediaan tempat sampah di setiap ruang, ketersediaan alat kebersihan, dsb.”

(9)

sekolah Drs G. Wasis Waskito dalam FGD pada tanggal 20 Desember 2014 menyatakan bahwa

“Mengingat kegiatan ekstra kurikuler sangat sarat dengan nilai-nilai membentukan karakter maka perlu dimasukkan dalam rancangan/program aksi pendidikan karakter dalam kegiatan rutin/terprogram”

Pelaksana pendidikan karakter berbasis budaya sekolah melibatkan semua guru, wali kelas dan karyawan terlebih dalam kegiatan rutin spontan, keteladanan dan pengkondisian. Sedangkan kegiatan terprogram penanggung jawab pelaksana kegiatan adalah Bidang kesiswaan, guru BK, dan guru ekstra kurikuler. Selain itu agar nilai-nilai karakter yang ditanamkan melalui pendidikan karakter dapat dihayati, dilaksanakan dan ketahui perkembangannya kepala sekolah Dra. Sr. Maria Valentine, AK dalam FGD yang dilaksanakan pada tanggal 20 Januari 2015 menyatakan bahwa

“Agar penanaman nilai-nilai karakter semakin dihayati dan dilakukan siswa dalam perilaku sehari-hari sekolah memprogramkan wali kelas dan guru bimbingan konseling masuk kelas satu minggu sekali. Hal itu penting sekali agar wali kelas selaku orang tua siswa di sekolah dapat memantau perkembangan perilaku siswa dan memberikan pembinaan secara rutin kepada siswa. Sedangkan guru BK bisa memberikan layanan bimbingan dan konseling secara klasikal”

Dari hasil angket yang diisi oleh kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bidang kurikulum, bidang kesiswaan, guru bimbingan konseling dan wali kelas teridentifikasi sebanyak 103 item kegiatan yang sudah dilakukan oleh warga sekolah dalam rangka melaksanakan pendidikan berdasarkan nilai-nilai karakter yang menjadi basis pembudayaan.

(10)

melaksanakan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah. Pelaksanaannya dilakukan dengan model integratif melalui proses pembelajaran dan pengembangan diri yang terdiri dari kegiatan kesiswaan, bimbingan konseling, dan ekstra kurikuler.

Kegiatan tersebut dilakukan melalui kegiatan rutin, spontan, keteladanan, terprogram, dan pengkondisian.

3.Evaluasi Pendidikan Karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran

Penilaian Pendidikan Karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran sebagaimana yang disampaikan Bidang Kurikulum Thomas Sugiyatno, S.Pd dalam wawancara tanggal 20 November 2014 menyatakan bahwa penilaian pendidikan karakter....

“..dilakukan melalui proses pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rancangan penilaian dalam silabus dan RPP. Melalui implementasi kurikulum 2013 setiap mata pelajaran melakukan penilaian karakter berupa sikap spiritual dan sikap sosial. Proses penilaian pendidikan karakter dilaksanakan di kelas pada saat proses pembelajaran secara individual. Hasil penilaian secara kualitatif akan dilaporkan dalam rapor setiap semester. Pelaksana penilaian dilakukan oleh guru mata

pelajaran”

Selanjutnya oleh Bidang Kesiswaan Ludwina Wiwik Dwi Suryani, S.Pd dalam wawancara pada tanggal 21 November 2014 disampaikan bahwa

(11)

tidak dirancang program penilaiannya. Pelaksana penilaian dilakukan oleh bidang kesiswaan, guru BK, dan guru ekstra kurikuler”

Lebih lanjut mengenai nilai-nilai karakter yang menjadi basis dalam pelaksanaan pendidikan karakter beliau menyampaikan bahwa

“nilai-nilai karakter yang menjadi basis dalam pelaksanaan pendidikan karakter dalam program pengembangan diri tersebut tidak bisa dinilai tingkat keberhasilannya karena sejak awal tidak dirancang penilaian karakter baik pada program kesiswaan, program bimbingan konseling dan program ekstra kurikuler“

Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa penilaian pendidikan karakter dilakukan pada kegiatan pembelajaran di kelas, kegiatan terprogram berupa kegiatan dalam program kesiswaan, program bimbingan konseling, dan program ekstrakurikuler. Sedangkan penilaian tiap nilai nilai karakter yang dikembangkan dalam pendidikan karakter tidak bisa dinilai karena tidak dirancang penilaiannya.

(12)

tetapi nilai pengembangan tiap nilai-nilai karakter tidak tidak ada.

Untuk lebih jelasnya berikut disajikan gambar model pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran berdasarkan hasil penelitian

Gambar 4.1.

Model Pendidikan Karakter Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

Berdasarkan model pengelolaan pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran di atas, peneliti dapat mengidentifikasi permasalahan yang terjadi sehingga perlu adanya pengembangan model baru sebagai berikut

1. Perencanaan

Program pendidikan karakter yang disusun oleh sekolah melalui pengembangan budaya sekolah dalam kegiatan pengembangan diri belum terprogram pada kegiatan rutin, spontan, keteladanan dan pengkondisian. Nilai-nilai karakter dalam KTSP sudah

(13)

dicanangkan sebagai nilai-nilai luhur yang akan dicapai sekolah namun nilai –nilai tersebut belum jelas digunakan sebagai dasar pengelolaan pendidikan karakter di sekolah, dan nilai-nilai karakter tersebut belum dijabarkan kedalam deskripsi operasional. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan, Kemdiknas (2009:9-10) dalam perencanan pendidikan karakter sekolah perlu menetapkan nilai-nilai karakter yang dijabarkan dalam deskripsi operasional.

Meskipun sekolah sudah melaksanakan kegiatan pendidikan karakter melalui kegiatan tersebut, namun kegiatan perlu diprogramkan agar jelas bentuk kegiatannya, siapa yang melaksanakan, siapa yang mengawasi dan menilai, serta bagaimana penilaian untuk mengukur tingkat keberhasilannya sehingga tujuan pendidikan karakter dapat tercapai. Pendidikan karakter melalui pengembangan budaya sekolah tersebut sangat penting seperti yang disampaikan dalam teori Berkowitz (Samawi, 2012:14)

mengemukakan “Effective character education is nota adding a program or set of programs to a school. Rather it is a transformation of the culture and life of the school“. Bahwa implementasi pendidikan karakter melalui transformasi budaya dan perikehidupan sekolah, dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum dengan menambahkan materi pendidikan karakter dalam muatan kurikulum. Maka pendidikkan karakter melalui pengembangan budaya sekolah perlu diprogramkan agar efektif. Pelaksanaan program pendidikan karakter akan efektif apabila hasil yang dicapai sesuai tujuan (aqib, dkk, 2011:38)

2. Pelaksanaan

(14)

dengan baik, namun untuk memperjelas nilai-nilai karakter yang dibangun dalam kegiatan itu perlu dirancang jenis nilai karakter yang akan dikembangkan, bentuk kegiatan, dan penilaiannya. Sedangkan bentuk kegiatan bimbingan konseling merupakan layanan konselor dalam upaya mendampingi siswa untuk memahami diri, memecahkan masalah dan layanan bimbingan karir.

3.Penilaian

Nila-nilai karakter yang terdapat dalam dokumen KTSP belum dirancang bentuk pengembangan kegiatan dalam pendidikan karakter dan instrumen penilaiannya. Penilaian kegiatan pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran dilaksanakan pada program kesiswaan, bimbingan konseling, dan ekstra kurikuler. Penilaian dilakukan pada proses kegiatan dan setelah kegiatan selesai. Penilaian yang dilakukan pada keterlaksanaan kegiatan, sudah terlaksana atau belum, terlaksana atau tidak, dan berapa siswa yang hadir. Hal tersebut kurang bisa menilai perkembangan perilaku yang menunjukkan karakter positif siswa.

4.1.2 Planning

(15)

Gambar 4.2

Model Pengembangan

Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran

Dalam gambar di atas nampak bahwa model pengelolaan pendidikan karakter berbasis budaya sekolah dilaksanakan melalui 3 (tiga tahap) yaitu

Rutin

Spontan

Keteladanan

Terprogram

Pengkondisi an Religius

Kepedulian

Daya juang Kejujuran

Kesederhan aan

Kerendahan hati

Kedsiplinan

Religius

Kejujuran

Kesederhana an

Kerenadahan hati

Kedisiplinan

Kepedulian PERENCANAAN PELAKSANAAN

PROGRAM AKSI

PENILAIAN

Cinta tanah air

Daya juang

(16)

1. Perencanaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

Pada tahap ini peneliti menentukan nilai-nilai karakter yang diprioritaskan sekolah sebagai basis budaya sekolah dan merumuskan deskripsi operasionalnya dalam melaksanakan pendidikan karakter. Nilai-nilai karakter tersebut meliputi

1) Religius, adalah Sikap dan perilaku yang patuh dan melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

2) Kejujuran, adalah Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3) Kesederhanaan, adalah Sikap dan perilaku bersahaja dengan berpenampilan apa adanya dan tidak suka pamer

4) Kerendahan hati, adalah Setiap perilakukanya senantiasa menghargai dan menghormati siapapun 5) Kedisiplinan, adalah Tindakan yang menunjukkan

perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan

6) Kepedulian, adalah sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam di sekitarnya, dan mengembangkan upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah terjadi (peduli lingkungan), serta sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan (peduli sosial)

7) Daya juang, adalah Perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya

8) Cinta tanah air, adalah Cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa

(17)

pendidikan karakter melalui pengembangan budaya sekolah pada kegiatan pengembangan diri dirancang dalam bentuk 4 (empat) kegiatan berdasarkan nilai-nilai karakter yang hendak dikembangkan sekolah. Kegiatan tersebut diharapkan dapat menjadi pembiasaan sehingga akan membangun karakter siswa. Bentuk kegiatan tersebut meliputi kegiatan rutin, spontanitas, keteladanan, dan pengkondisian. Sedangkan berdasarkan analisis konteks dengan pihak sekolah peneliti menambah satu (1) kegiatan yaitu kegiatan terprogram. Sehingga bentuk kegiatan pendidikan karakter dirancang melalui lima (5) kegiatan yaitu (1) kegiatan rutin, (2) kegiatan spontan, (3) keteladanan, (4) kegiatan terprogram, dan (5) kegiatan pengkondisian.

Penjabaran tahap ini dapat dilihat pada Panduan Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran ( Lampiran 1), yaitu pada tabel nilai-nilai karakter dan bentuk kegiatan siswa; tabel program aksi; dan tabel penilaian

4.1.2.3 Develope Preliminary form of product

Pada tahap ini peneliti menyusun draft panduan pengelolaan model pendidikan karakter berbasis budaya sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

Sistematika penulisan draft tersebut adalah sebagai berikut

Pengantar

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

1.3 Sasaran

Bab II Pendidikan Karakter

1.1 Konsep Pendidikan Karakter 1.2 Prinsip Pendidikan Karakter

1.3 Pengelolaan Pendidikan karakter

(18)

3.1. Konsep Budaya Sekolah

3.2. Prinsip Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

3.3. Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

Bab IV Model pengelolaan pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran

4.1 Perencanaan Pendidikan Karakter Berbasis 4.2 Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berbasis 4.3 Evaluasi Pendidikan Karakter Berbasis Bab V Penutup

5.1 Kesimpulan 5.2 Saran Daftar Pustaka

4.1.2.4 Tahap Validasi Draft Panduan (Uji Pakar)

Pada tahap ini peneliti mengajukan draft Panduan Pengelolaan Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran kepada pakar untuk mendapat validasi. Instrumen uji ahli menggunakan format terlampir pada lampiran 2 . Hasil penilaian uji ahli terlampir pada lampiran 3.

(19)

Tabel 4.9

Nilai Uji Pakar

Panduan Pengelolaan Model pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi

Rahayu Ungaran

No Nama Ahli Nulai

Kuantitatif

Nilai Kualitatif 1 Dr. Bambang S.

Sulasmono, M.Si

80,00 Baik

2 Dr. Harris

Nusarastya, M.Si

63,57 Cukup

Jumlah 143,57

Nilai 143,57/2

= 71,785 Baik

Catatan untuk revisi Draft panduan sebagai berikut : 1. Supaya diringkas khususnya isi bab I sampai

dengan III

2. Bab II dan III tentang konsep pendidikan karakter bisa dijadikan dalam satu bab yaitu digabung pada bab II

3. Supaya ditentukan siapa yang melaksanakan kegiatan pendidikan karakter

4. Supaya ditentukan siapa yang menilai pendidikan karakter

5. Dalam implementasinya supaya dilaksanakan secara bertahap

6. Supaya diarancang agar panduan tersebut tidak hanya untuk SMP Mardi rahayu Ungaran melainkan bisa digunakan sekolah lain

(20)

4.1.2.5 Tahap Merevisi Panduan Pengelolaan pendidikan karakter Berbasis Budaya Sekolah Di SMP Mardi Rahayu Ungaran

Setelah melalui proses revisi oleh pakar, peneliti menyusun kembali draft panduan pengelolan pendidikan karakter di SMP Mardi Rahayu Ungaran dengan sistematika sebagai berikut

Pengantar

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan

1.3 Sasaran

Bab II Pendidikan Karakter Berbasis Budaya sekolah 2.1 Konsep Pendidikan Karakter

2.2 Konsep Budaya Sekolah

2.3 Prinsip Pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah

Bab III Model pengelolaan pendidikan Karakter Berbasis Budaya Sekolah di SMP Mardi Rahayu Ungaran

1.1. Perencanaan Pendidikan Karakter Berbasis 1.2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter Berbasis 1.3. Evaluasi Pendidikan Karakter Berbasis 1.4. Tindak Lanjut

1.5. Implementasi Bab IV Penutup

1.1. Kesimpulan 1.2. Saran

Daftar Pustaka

Gambar

Gambar 4.2 Model Pengembangan
Tabel 4.9 Nilai Uji Pakar

Referensi

Dokumen terkait

 Tujuan utama adalah meyakinkan donatur Tujuan utama adalah meyakinkan donatur bahwa terdapat masalah yang dapat.. bahwa terdapat masalah

29 OKTOBER 2011 TAHUN AKADEMIK 2011/2012. FAKULTAS TEKNIK

Menguraikan ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat,dan tata upacara dengan benar, lengkap dan terstruktur Menguraikan ketentuan keprotokolan mengenai tata tempat,

The s i gnificant reduction in the muscle and liver glycogen contents of the adult and all three different sizes of fish respectively from the polluted part of the river

3) Identifikasi spesifikasi produk yang diinginkan pengguna, 4) Pengembang- an produk, 5) Uji internal: Uji spesifi- kasi, Uji ahli desain dan Uji ahli isi 6) Uji

ALAT MUSIK TRADISIONAL NEGARA DI BENUA ASIA.

Diameter batang tegakan jati tersebut digunakan untuk mengetahui luas basal area. tegakan

(Dependence) Misalkan adalah suatu vektor dengan komponen variabel acak yang memiliki distribusi gabungan dan fungsi distribusi marginal maka komponen dari dikatakan