• Tidak ada hasil yang ditemukan

kek begini sitasi d mendeley

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "kek begini sitasi d mendeley"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Critical Review Kimia Organik Bahan Alam

KEBERAGAMAN ALKALOID DAN TURUNANNYA PADA TUMBUHAN TERESTERIAL

Disusun oleh: KELOMPOK I

ELBIYANI LEBANG H311 16 002

DIONISIUS SANDHI TRI PUTRA H311 16 010

REYNALDI H311 16 007

ANDI MENA MULYA RAJA H311 16 026

AFHDHALIATUL KHUMAIRAH H311 16 304

EKA NUR AFIAH H311 16 502

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGEAHUAN ALAM UNIVERSITAS HASANUDDIN

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Metabolit primer adalah senyawa yang dihasilkan oleh makhluk hidup yang bersifat esensial pada proses metabolisme sel dan keseluruhan proses sintesis dan perombakan zat-zat ini yang dilakukan oleh organisme untuk kelangsungan hidupnya. Senyawa metabolit primer terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak1–3.

Metabolit sekunder adalah senyawa organik yang terdapat dalam makhluk hidup yang tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tersebut secara langsung. Senyawa ini meskipun tidak berperan langsung dalam pertumbuhan dan perkembangan, masih dibutuhkan dalam jumlah yang kecil. Hal ini dikarenakan keberagaman fungsinya bagi makhluk hidup sebagai mekanisme bertahan hidup yaitu sebagai mekanisme pertahanan terhadap predator dan patogen. Pada tumbuhan, metabolit sekunder menyebabkan tumbuhan memiliki rasa, aroma, dan warna yang spesifik3–6.

Asam amino adalah salah satu metabolit primer yang memengang peranan yang sangat penting. Asam amino memiliki Proses kimia dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu protein yang berfungsi sebagai biokatalisator. Disamping itu, hemoglobin dalam butir-butir darah merah atau eritrosit yang berfungsi sebagai pengangkut oksigen dari paru-paru keseluruh tubuh adalah salah satu jenis protein.Kita memperoleh protein dari makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan.Pada sebagian besar jaringan tubuh, protein merupakan komponen terbesar setelah air. Kira-kira lebih dari 50 % berat kering sel terdiri atas protein2,7.

Alkaloid merupakan salah satu metabolit sekunder yang umumnya berasal dari hasil biosintesis asam amino. Senyawa ini umumnya ditemukan pada tumbuhan yang berfungsi sebagai mekanisme pertahanan diri dari tumbuhan tersebut. Senyawa ini memiliki efek toksik bagi manusia. Meskipun demikian, beberapa senyawa alkaloid juga memliki efek pengobatan yang cukup beragam.

(3)

yang menjadi prekursornya. Turunan senyawa alkaloid tidak memiliki nama sistematis karena nama TRIVIAL lebih sering digunakan. Sebagai contoh, morfin, nikotin, cafein, dan lain-lain.

Berdasarkan uraian di atas, pada makalah ini akan dijelaskan mengenai alkaloid yang merupakan metabolit sekunder dari kebanyakan tumbuhan darat dan keberagamannya.

Refs:

(1) Hanson, J. R. The Classes of Natural Product and Their Isolation. Nat. Prod. Second. Metab. 2003.

(2) Series, W.; Bechtold, T.; Mussak, R. Biorefinery Co-Products.

(3) Nwokeji, P. A.; Enodiana, O. I.; Raymond, E. S.; Osasere, O.-I.; Abiola, A. H. The Chemistry Of Natural Product : Plant Secondary Metabolites. Int. J. Technol. Enhanc. Emerg. Eng. Res. 2016, 4 (August), 1–8.

(4) Neilson, E. H.; Goodger, J. Q. D.; Woodrow, I. E.; M??ller, B. L. Plant Chemical Defense: At What Cost? Trends Plant Sci. 2013.

(5) Ahmed, E.; Arshad, M.; Zakriyya Khan, M.; Shoaib Amjad, M.; Mehreen Sadaf, H.; Riaz, I.; Sidra Sabir, P.; Ahmad, N.; Sabaoon, P.; Correspondence Ejaz Ahmed, P.; et al. Secondary Metabolites and Their Multidimensional Prospective in Plant Life. ~ 205 ~ J. Pharmacogn. Phytochem. 2017.

(6) Irchhaiya, R.; Kumar, A.; Yadav, A.; Gupta, N.; Kumar, S.; Gupta, N.; Kumar, S.; Yadav, V.; Prakash, A.; Gurjar, H. Metabolites in Plants and Its Classification. World J. Pharm. Pharm. Sci. 2015.

(4)

BAB II ISI

2.1 Metabolit Primer dan Sekunder

Metabolit diklasifikasikan menjadi dua, yaitu metabolit primer dan metabolit sekunder.Metabolit primer yang dibentuk dalam jumlah terbatas adalah penting kelangsungan hidupnya. Senyawa metabolit primer terdiri dari karbohidrat, protein dan lemak2.

Metabolit sekunder adalah senyawa organik yang terdapat dalam makhluk hidup yang tidak mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup tersebut secara langsung. Metabolit sekunder berperan dalam mekanisme pertahanan alternatife sehingga organisme yang kekurangan imun akan menghasilkan metabolit sekunder yang banyak dan bermacam-macam. Beberapa contoh metabolit sekunder yaitu antibiotic, pigmen, toksin, efektor kompetisi ekologi dan simbiosis, feromon, inhibitor enzim, agen immunomodulasi, reseptor antagonis dan agonis, persisida, agen antitumor, dan promotor pertumbuhan binatang dan hewan1.

Pembentukan metabolit sekunder diatur oleh nutrisi, penurunan kecepatan pertumbuhan, feedback control, inaktiv enzim dan induksi enzim. Keterbatasan nutrisi dan penurunan kecepatan pertumbuhan akan menghasilkan sinyal yang mempunyai efek regulasi sehingga menyebabkan diferensiasi kimia (metabolit sekunder)1.

2.2 Definisi Alkaloid

(5)

pada mulanya alkaloid ditemukan hanya pada tanaman tingkat tinggi dan senyawa tersebut menunjukkan sifat basa dan aktivitas biologis yang kuat.Oleh karena itu, alkaloid diartikan sebagai komponen tumbuhan yang memiliki sifat basa dan efek biologis yang kuat.Sifat basa alkaloid ini diturunkan dari keberadaan atom nitrogen dalam molekul dalam bentuk amina.Pengertian tersebut terus mengalami perkembangan.Sumber alkaloid sekarang tidak lagi dari tumbuhan saja.Sebagai contoh retronecine, danaidone, dan hidroksidanaidal diisolasi dari kupu-kupu, Batrachotoxin diisolasi dari kulit katak, dan lain-lain yang berhasil diisolasi dari berbagai sumber.Semua senyawa tersebut mengandung atom nitrogen3.

Seiring perkembangan waktu, pengertian tentang alkaloid mulai meluas.Alkaloid tidak hanya terbatas pada senyawa amina yang bersifat basa saja.Senyawa amida juga termasuk dalam alkaloid.Beberapa senyawa seperti colchicine tidak bersifat basa karena atom nitrogen berada pada gugus amida yang netral.Senyawa ini masuk dalam kategori alkaloid karena prekursornya adalah autumnaline yang merupakan alkaloid basa phenetylisoquinoline.Oleh karena itu, semua turunan dari intermediat tersebut diklasifikasikan sebagai alkaloid3.

(6)

dengan aktivitas biologis yang sangat kurang juga akan ikut terisolasi. Berdasarkan hal tersebut, semua senyawa tersebut dikategorikan sebagai alkaloid baik yang memiliki aktivitas biologis maupun tidak3.

Sebagai metabolit sekunder, alkaloid berasal dari substrat yang bertindak sebagai building blocks.Prekursor dari alkaloid ini cukup beragam.Prekursor alkaloid dapat berasal dari asam amino, asam mevalonat.Siklus Krebs menjadi kunci dari prekursor alkaloid itu.Sebagai contoh, L-glutamat, L-lisin, asam piruvat, dan lain-lain.Berikut adalah skema yang menggambarkan beberapa alkaloid dan prekursornya4.

Gambar 2.Skema Pembentukan Alkaloid

(7)

digunakan sebagai produk obat-obatan.Produk-produk semisintesis tersebut diklasifikasikan sebagai turunan alkaloid3.

2.3 Sifat Alkaloid

Alkaloid umumnya ditemukan dalam jaringan tumbuhan dalam bentuk garam yang larut dalam air dari asam organik, ester, tanin, atau gula. Alkaloid yang diisolasi dari tanaman memiliki bentuk kristalin, amorf, tak berbau, dan tidak volatil.Akan tetapi ada beberapa alkaloid yang berwujud cair umumnya alkaloid yang tidak memiliki atom oksigen dalam strukturnya seperti spartein dan nikotin.Alkaloid juga pada umumnya tak berwarna (kecuali berberine, canadine colchicine yang berwarna jingga-kuning, betain dan sanguinarine yang berwarna merah), dan memiliki rasa yang pahit5.

Alkaloid umumnya bersifat optis aktif dan lebih aktif secara farmakologis dibanding campuran rasemik yang dikarakterisasi dengan aktivitas yang lebih rendah, atau aktivitas yang berbeda seperti enantiomer dari morfin5.

Kelarutan alkaloid cukup beragam tergantung bentuknya.Basa bebas dari alkaloid larut dalam pelarut organik nonpolar.Sebaliknya, garam alkaloid larut dalam air atau asam encer dan tidak larut dalam pelarut organik.Perbedaan ini umumnya digunakan dalam industri farmasi untuk pemurnian matriks tanaman yang kompleks dan untuk menghasilkan produk farmasi yang dapat diterima5.

2.4 Klasifikasi Alkaloid

Alkaloid dapat diklasifikasikan menjadi beberapa kelas berdasarkan sumber, farmakokinetik, jalur biosintesis, dan strukturnya.Berdasarkan struktrunya, alkaloid dibagi berdasarkan bentuk dan asalnya.Ada 3 jenis utama alkaloid yaitu alkaloid sebenarnya, protoalkaloid, dan pseudoalkaloid.Alkaloid sebenarnya dan protoalkaloid merupakan alkaloid yang berasal dari asam amino, sedangkan pseudoalkaloid tidak4.

2.4.1 Alkaloid sejati

(8)

biologis meskipun pada dosis yang rendah.Alkaloid jenis ini dapat ditemukan dalam tumbuhan dalam wujud komponen bebas maupun dalam bentuk garam-garam organik.Selain itu, alkaloid ini memiliki jumlah yang terbatas hanya pada beberapa spesies dan famili tumbuhan. Prekursor dari alkaloid ini adalah golongan asam amino seperti: L-ornitin, L-fenilalanin/ L-tirosin, L-triptofan dan L-histidin. Beberapa contoh alkaloid sebagai senyawa-senyawa bioaktif dalam hal ini termasuk kokain, dopamin, morfin dan usambarensin4.

2.4.1.1 Alkaloid yang berasal dari L-ornitin

L-ornitin adalah asam amino non protein pada siklus urea.Asam amino ini berasal dari L-glutamin.Ornitin mengandung gugus δ-amino dan α-amino.Nitrogen dari gugus inilah yang membentuk alkaloid bersama dengan rantai karbon.Orinitin ini menyediakan C4N sebagai penyusun utama alkaloid.Alkaloid dari L-ornitin

merupakan penyusun utama dari alkaloid tropan, pirolidin, dan pirolizidin6.

Alkaloid tropan Alkaloid pirolidin Alkaloid pirolizidin

2.4.1.2 Alkaloid yang berasal dari Asam nikotinat

Alkaloid yang diturunkan dari asam nikotinat mengandung inti piridin.Asam nikotinat sendiri disintesis dari triptofan melalui N-formilkynurenine, L-kynurenine, 3-hidroksikinurenine, asam 3-hidroksiantranilat, dan asam quinolinat.Inti piridin diteruskan ke alkaloid melalui asam dihidronikotinat, bergerak dari dihidropiridin ke nikotin. Asam dihidronikotinat disintesis melalui aktivitas enzimatik dari NADP dan berturut-turut menjadi 1,2-dihidropiridin melalui reaksi ionisasi enzim NADP+4.

(9)

menjadi sejumlah senyawa yang penting secara biologis selama proses panen dan fermentasi. Yang dimaksud disini adalah nitrosamin spesifik dari tembakau7.

Nikotin merupakan alkaloid alami yang terdapat secara alami pada tumbuhan anggota family solanoceae seperti, kantang, tomat, lada, dan tembakau.Nikotin pertama kali diisolasi dan ditentukan sebagai penyusun utama tembakau pada tahun 1828.Nikotin pertama kali disintesis pada tahun 1892 dan dikonfirmasi strukturnya pada tahun 1895 sebagai 1-metil-2-3-piridil-pirolidin.Nikotin memiliki wujud yang cair dan bening yang dapat berubah menjadi coklat ketika terkena udara dan memiliki bau yang khas7.

Nikotin memiliki efek biologis bagi manusia. Efek tersebut diantaranya peningkatan sintesis dan pelepasan hormon yang dapat meningkatkan detak jantung, kontraksi jantung, peningkatan tekanan darah, penurunan suhu kulit, peningkatan kadar asam lemak bebas dalam tubuh, gairah dan relaksasi7.

2.4.1.3 Alkaloid yang berasal dari L-tirosin

L-tirosin merupakan penyusun utama dari beberapa alkaloid.Salah satu diantaranya adalah alkaloid isoquinolin.Adapun beberapa turunan dari alkaloid isoquinolin adalah berberin, morfin, montanin, salsolin, dan galantamin.

Berberin

(10)

Charanthus roseusakan menaikkan kadar alkaloid indol, tetapi peneliti lain mendapatkan kenyataan yang sebaliknya. Sesuatu yangmengejutkan adalah adanya alkaloid indol pada kultur sel Phaseolus vulgarisbila ditambah L-triptopan (tanpa triptopan tidak terdeteksi)9.

Hal ini berarti perbedaan konsentrasi L-triptopan menyebabkan perbedaan kadar alkaloid kantina 6-on secara bermakna. Uji DMRT pada taraf kepercayaan 99%, menunjukkan bahwa perlakuan antara L-triptopan 10 dan 20 mg/l media tidak memberikan perbedaan nyata terhadap kadar alkaloid,tetapi berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya9. Penambahan L-triptopan sebagai prekursor biosintetik alkaloid

indol mempengaruhi pertumbuhan biomassa dalam kultur suspensi sel Bjavanica8.

Dua molekul asam amino L-triptofan adalah prekursor biosintetik untuk kelas produk alami beri nama bisindoles.Ratusan molekul bisindole ini telah diisolasi dari sumber alami, dan banyak dari molekul-molekul ini memiliki sifat obat yang kuat.Studi terbaru telah mengklarifikasi biosintesis konstruksi enam molekul bisindole, mengungkapkan mekanisme enzimatik baru dan mengarah ke sintesis kombinatorial senyawa bisindole baru.Secara kolektif, hasil ini memberikan tempat yang menguntungkanuntuk memahami seberapa banyak keragaman kelas bisindole dihasilkan dari sejumlah kecil jalur divergen dari L-triptofan, serta identifikasi yang memungkinkan dari bisindoles yang kemungkinan berasal melalui jalur biosintesis yang benar-benar berbeda10.

Tryptophan synthase (TrpS) adalah αββα heteroenzymehadir kompleks di semua domain kehidupan yang mengkatalisis pembentukan L-tryptophan (Trp) dari 3-indole-D-glycerol, 3′-fosfat (IGP) dan L-serin (Ser). Satuan (TrpA) mengkatalisasi pembelahan retro-aldol IGP, melepaskan indol ke dalam terowongan intramolekul yang terbentuk saat, setiap subunit berada dalam keadaan konformasi yang tertutup

(11)

mengkatalisis efisien β-substitusi dengan L-threonine (Thr), menghasilkan (2S, 3S) – βmethyltryptophan (β-MeTrp) dalam satu langkah9.

2.4.1.6 Alkaloid yang berasal dari L-histidin None

2.4.1.7 Alkaloid yang berasal dari L- asam nikotinat

2.4.1.8 Alkaloid yang berasal dari L- arginin

2.4.2 Protoalkaloid

2.4.2.1 Alkaloid yang berasal dari L-tirosin

2.4.2.2 Alkaloid yang berasal dari L-triptofan

2.4.2.3Alkaloid yang berasal dari L-ornitin

(12)

2.4.3.1 Alkaloid yang berasal dari asetat

Alkaloid dalam golongan ini merupakan jenis dari pseudoalkaloid yang

terbentuk dari golongan senyawa asam asetat sebagai building block atau kerangka

dasar dari proses biosintesis yang terjadi dalam tumbuhan(17). Dalam pembentukan

alkaloid, asetat bertindak sebagai prekursor yang selanjutnya akan menghasilkan dua

jalur biosintesis pembentukan alkaloid. Kedua jalur biosintesis tersebut adalah jalur

biosintesis alkaloid piperidin dan seskuiterpen alkaloid(18).

1. Piperidin alkaloid

Gambar 2.4.3.1 Mekanisme biosintesis alkaloid Piperidin (Sumber: Medicinal Natural Product, Wiley 3rd Edition)

Alkaloid jenis ini dapat digolongkan berdasarkan hasil dari biosintesis piperidin Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan diantaranya:

(13)

Gambar 2.4.3.2 Mekanisme biosintesis alkaloid Piperin (Sumber: Medicinal Natural Product, Wiley 3rd Edition)

 Turunan Propil-Piperidin, meliputi konini yang diperoleh dari Conii Fructus; yang berasal dari tumbuhan Canium maculatum (famili: Umbelliferae) berguna sebagai antispasmodik dan sedatif.

 Turunan Asam Nikotinan, meliputi arekolin yang diperoleh dari Areca Semen; yang berasal dari tumbuhan Areca catechu (famili: Palmae) berguna sebagai anthelmentikum pada hewan. Menurut penilitian yang dilakukan oleh meianto terhadap biji buah pinang Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) dengan senyawa alkaloid berupa arekolin memiliki kemampuan untuk melakukan penghambatan pertumbuhan sel sebesar 8-73% (IC50 180 µg/mL) setiap 10-500 µg/mL. Hal ini sangat berguna untuk dijadikan senyawa antikanker yang menghambat pertumbuhan sel itu sendiri.(20)

(14)

(β-pyridil-α-N-methyl pyrrolidine) adalah senyawa kimia organik yang termasuk dalam golongan alkaloid, senyawa ini dihasilkan secara alami pada berbagai macam tumbuhan. Menurut penelitian yang diterbitkan oleh penelitian dan pengembangan kesehatan tentang penetapan kadar nikotin dan karakteristik ekstrak daun tembakau (Nicotiana tabacum L.) diperoleh hasil ekstrak daun tembakau yang diuji mempunyai kandungan nikotin sebesar 3,14% dengan karakteristik ekstrak kadar air 42,41%; BJ 1,19 g/ml(21).

2. Seskuiterpen Alkaloid

Seskuiterpen merupakan golongan yang termasuk dalam senyawa terpenoid. Terdapat dua jalur biosintesis pembentuk terpenoid makhluk hidup ada dua, yakni jalur mevalonat dan deoksiselulosa. Jalur biosintesis deoksiselulosa adalah jalur biosintesis yang baru ditemukan. Jalur deoksiselulosa lazim ada di dalam tumbuhan atau mikroba namun jarang terdapat di dalam makhluk vertebrata termasuk manusia. Jalur biosintesis terpenoid dimulai dari pembentukan isopentenil piropospat (IPP) atau dimetilalil piropospat (DMAPP) yakni isopren yang mengikat dua buah pospat kemudian bergabung satu dengan yang lain dari kepala-ekor membentuk monoterpen, seskuiterpen, diterpen, triterpen dan seterusnya(17).

Gambar 2.3.4.3 Diagram skematik terbentuknya golongan terpenoid (Sumber: Senyawa Metabolit Alam Metabolit Sekunder, Aziz)

2.4.3.2 Alkaloid yang berasal dari asam piruvat

(15)

2.4.3.4 Alkaloid yang berasal dari Geraniol

Senyawa geraniol merupakan salah satu feromon yakni cara komunikasi antar koloni lebah madu.senyawa geraniol ini dihasilkan oleh kelenjar lebah madu pekerja (worker) untuk menarik lebah madu lain dalam membuat sarang atau memberitahu adanya sumber makanan. Senyawa geraniol yang dihasilkan oleh lebah madu ternyata juga terkandung dalam minyak sereh yang banyak dihasilkan di Indonesia12.

Pengkayaan kandungan geraniol dalam minyak sereh digunakan refluks.Distilasi fraksinasi vakum dilakukan untuk mengisolasi geraniol dari minyak sereh. Data kromatogram GC-MS minyak sereh menunjukkan kandungan geraniol sebanyak 65,43%. Kandungan geraniol dalam minyak sereh meningkat menjadi 81,96% setelah direfluks dengan larutan NaOH dalam etanol akibat terjadinya reaksi hidrolisis geranil asetat menjadi geraniol. Geraniol diperoleh dari minyak sereh dengan distilasi fraksinasi vakum pada tekanan 110 mmHg.Geraniol yang diperoleh terbukti mampu menarik lebah madu12.

2.4.3.5 Alkaloid yang berasal dari Saponin

Saponin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada belimbing yaitu glikosida yang tersusun dari gula yang berikatan dengan aglikon ( disebut juga sapogenin) memiliki struktur yang terdiri dari rantai triterpenoid atau steroid dan bersifat non polar. Struktur saponin tersebut menyebabkan saponin bersifat seperti sabun atau deterjen sehingga alksaponin disebu sebagai surfaktan alami. Nama saponin diambil dari sifat utama ini yaitu “sapo” dalam bahasa latin yang berarti sabun11.

Berbagai penelitian telah menemukan bahwa saponin dapat memberikan efek antitussives dan expectorants.Efek tersebutr membantu menyembuhkan batuk. Saponin yang memiliki sifat antiinfalmmatory edema (respon inflammatory) pada tikus dan memiliki aktiviras anti-inflammatory.Kemampuan saponin tersebut menjadikan saponin sebagai metabolit sekunder yang penting bagai bidang medis11.

2.4.3.6 Alkaloid yang berasal dari Adenin/ Guanin

(16)

2.5.1 Peranan Biologis dari Alkaloid 2.5.1.1 Alkaloid Secara Biologis

Peranan alkaloid pada organisme hidup yang memproduksinya belum diketahui secara pasti. Awalnya, alkaloid dianggap sebagai produk yang dihasilkan dalam metabolisme nitrogen pada tanaman. Kemudian diketahui bahwa alkaloid yang dihasilkan oleh tanaman berperan dalm sistem perlindungan diri pada organisme penghasilnya. Selain itu, alkaloid juga diketahui berperan dalam proses regulasi pada tanaman13.

Alkaloid dapat dipertimbangkan sebagai salah satu klasifikasi fitokimia khususnya dalam bidang taksonomi dan farmakologi. Chemotaxonomics dapat diterapkan dalam permasalahan penyusunan takson. Sementara itu, farmakologis menggunakan prinsip bioaktif untuk mengobati penyakit multifaset dari sederhana ke kompleks. Beberapa alkaloid yang digunakan dan telah diaplikasikan secaara klinis diantaranya noxious serta beberapa zat adiktif seperti morfin dan kokain15.

2.5.1.2 Bioaktivitas dan Biotoksisitas

(17)

Gambar 1. Tiga hipotesis dasar pada bahan alam alkaloid secara biologis16.

Salah satu contoh peranan alkaloid secara biologis yaitu perawatan pada gangguan dalam tubuh seperti antimetatesis oleh Solonum. Peranan jenis alkaloid ini, telah dilakukan uji coba dan divalidasi secara saintifik sebagai obat tradisional. Beberapa diperoleh dari ekstrak kasar tumbuhan alam dan adapula yang diisolasi dan bergantung pula pada genus tanaman yang digunakan15.

2.5.2 Pengaplikasian Alkaloid dalam Bidang Kedokteran

Kandungan alkaloid pada tanaman telah lama dimanfaatkan dalam bidang medis dan pertama kali diisolasi pada abad ke 19. Penggunaan alkaloid telah dilakukan pada praktek klinis13. Beberapa alkaloid yang digunakan sebagai bahan

obat-obatan (dalam bentuk garamnya) dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Alkaloid dan pengaplikasiannya dalam obat-obatan13.

Beberapa sintesis dan semi-sintesis pada obat-obatan merupakan modifikasi struktural dari alkaloid yang dirancang untuk mempercepat kinerja obat-obatan serta mengurangi efek sampingnya, contohnya pada naloxone13. Selain itu, dalam

mengatur sistem neurotransmiter, alkaloid berperan sebagai anti-amyloid, antiinflamasi dan antioksidan seperti anti-depresi dan anti-convulsing14.

2.5.3 Pengaplikasian Alkaloid dalam Bidang Pertanian None

(18)
(19)
(20)

DAFTAR PUSTAKA

1. Nofiani, R., 2008, Urgensi dan Mekanisme Biosintesis Metabolit Sekunder Mikroba Laut, Jurnal Natur Indonesia,10(2):120-125.

2. Wahida, N., Ratman, Ningsih, P., 2017, Analisis Senyawa Primer pada Jamur Merang (Volvariela volvaceae) di Daerah Perkebunan Kelapa Sawit Lalundu, J. Akad Kim, 6(10): 43-47.

3. Funayama, S. dan Cordell, G.A., 2015, Alkaloids: A Treasury of Poisons and Medicines, Elsevier Inc., Oxford.

4. Anizewski, T., 2007, Alkaloids- Secrets of Life, Elsevier, Amsterdam.

5. Badal, S. dan Delgoda, R., 2017, Pharmacognosy, Fundamentals, Applications and Stategy, Elsevier Inc., Oxford.

6. Dewick, P.M., 2009, Medicinal Natural Products: A Bisynthetic Approach 3rd

Edition, John Wiley and Sons, West Sussex.

7. Yildz, D., 2004, Nicotine, Its Metabolism and an Overview of Its Biological Effects, Toxicon Elsevier, 43(2004): 619-632.

8. Alam G., Wiryowidagdo S., Soegihardjo C.J, Sudarsono, Gobel R.B., 2002, Peningkatan Produksi Alkaloid Indol Kantina-6-On Di Dalam Kultur Suspensi Brucea Javanica (L.) Merr, Jurnal Bahan Alam Indonesia, 1(1): 25-29.

9. Timmermann B.N., Steelink C. dan Loewus F.A., 1984, Phytochemical Adaptation to Stress, Plenium Perss, New York.

10. Ryan K.S. dan Drennan L.G., 2009,Divergent Pathways in the Biosynthesis of Bisindole Natural Products, Elsevier, 16(4): 351–364.

11. Fahrunnida dan Pratiwi, R., 2015, Kandungan Saponin Buah, Daun dan Tangkai Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L.).

12. Ngadiwiyana, Fitriadi, B.R., dan Ismiyarto, 2008, Pemanfaatan Geraniol dari Minyak Sereh sebagai Senyawa Penarik Lebah Madu, Jurnal Kimia Sains dan Aplikasi, 11(1): 1-5.

13. Babbar, N., 2015, An Introduction to Alkaloids and Their Applications in Pharmaceutical Chemistry, The Pharma Innovation Journal, 4(10):74-74.

14. Hussain, G., Rasul, A., Anwar, H., Aziz, N., Razzaq, A., Wei, W., Ali, M., Li, J., Li, X., 2018, Role of Plant Derived Alkaloids and Their Mechanism in NeurodegenerativeDisorders, Internasional Journal of Biological Science, 14(3): 341-358.

15. Jayakumar, K. dan Murugan, K., 2016, Solanum Alkaloids and Their Pharmaceutical Roles: A Review, Journal of Analytical & Pharmaceutical Research, 3(6): 1-14.

16. Aniszewski, T., 2007, Alkaloid-Secret of Life: Alkaloid Chemistry, Biological Significance, Applications and Ecologycal Role, Amsterdam:Elsevier.

17. Saifuddin, A., 2002, Senyawa Alam Metabolit Sekunder: Teori, Konsep dan Teknik Pemurnian, Yogyakarta, Deepublish.

18. Tadeusz, A., 2007, Alkaloids- Secret of Life: Alkaloid Chemistry, Biological Significance, Application and Ecological Role, Finlandia, Elsevier.

(21)

Diekstraksi dengan Variasi Konsentrasi Etanol Menggunakan Metode KLT-Densitometri, Media Farmasi, 13(2): 173-182.

20. Meiyanto, E., Ratna Asmah, S., Sri Handayani, Fitria, R., 2008, Ekstrak Etanolik Biji Buah Pinang (Areca catechu L.) mampu menghambat proliferasi dan memacu apoptosis sel MCF-7, Majalah Farmasi Indonesia, 19(1): 12-19

Gambar

Gambar 2.Skema Pembentukan Alkaloid
Gambar 2.4.3.1 Mekanisme biosintesis alkaloid Piperidin(Sumber: Medicinal Natural Product, Wiley 3rd Edition)
Gambar 2.4.3.2 Mekanisme biosintesis alkaloid Piperin
Gambar 2.3.4.3 Diagram skematik terbentuknya golongan terpenoid(Sumber: Senyawa Metabolit Alam Metabolit Sekunder, Aziz)
+2

Referensi

Dokumen terkait

Dari jenis tersebut ditemukan 22 jenis tumbuhan penting dari 15 famili, yang meliputi: 13 jenis sebagai bahan bangunan, 7 jenis sebagai penghasil buah, 1 jenis

yang berasal dari tumbuh-tumbuhan yang disebut minyak nabati.Minyak nabati.. dapat diperoleh dari kelapa sawit, kelapa, kacang kedelai dan

Dari hasil pengisian kuisioner dan wawancara diperoleh sebanyak 33 famili, dan 54 spesies tumbuhan etnofarmasi yang diyakini oleh masyarakat di Kecamatan Penrang,

Tegakan hutan di dalam kawasan CADI yang tersusun atas 88 spesies tumbuhan yang berasal dari 48 famili didominsai oeh iwul ( Orania sylvicola ).. Dominansi iwul sangat

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Diperoleh 53 Jenis Tumbuhan Obat yang terdiri dari 25 Ordo dan 33 Famili dari informasi 2 battra, Diperoleh 43 jenis ramuan dari 34 jenis

Hasil rekapitulasi spesies dari ketiga tipe hutan kerangas tersebut diperoleh sebanyak 224 spesies dan 72 famili tumbuhan dari berbagai habitus dan tingkat

Dari penelitian analisis vegetasi yang sudah dilakukan, diperoleh jumlah jenis, habitus dan famili tumbuhan bawah pada areal bekas tambang emas rakyat di

Pada perangkap corong Berlese diperoleh tiga famili Collembola, dan ketiga famili ini adalah jenis yang terdapat baik pada perangkap Berlese maupun pitfall serta yang berasal dari lahan