9 2.1 Kajian Teori
2.1.1 Hakekat Pembelajaran IPA di SD
2.1.1.1Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berhubungan dengan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian
pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. IPA adalah Pengetahuan yang rasional dan
objektif tentang alam dan seisinya (Kaligis dan Hendro, 1991:3).
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan
pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum
KTSP (Depdiknas RI No.22, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara
mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan
kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga
merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala
alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga
faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk
menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. IPA diperlukan dalam
kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan manusia melalui pemecahan
masalah-masalah yang dapat diidentifikasikan. Penerapan IPA perlu dilakukan
SD/MI diharapkan ada penekanan pembelajaran Salingtemas(Sains, Lingkungan,
Teknologi, dan Masyarakat) yang diarahkan pada pengalaman belajar.
2.1.1.2Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan:
a. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
b. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
c. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
d. Mengembangkan ketrampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar
memecahkan masalah dan membuat keputusan.
e. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan
melestarikan lingkungan alam.
f. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
g. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan ketrampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS (Depdiknas : 2011).
2.1.1.3 Ruang Lingkup Ilmu Pngetahuan Alam
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-aspek berikut:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupan, yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan.
b. Benda/materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat, dan gas. c. Energi dan perubahannya meliputi: gaya, bumi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan
pesawat sederhana.
d. Bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya.
2.1.1.4 Standar Kompetensi IPA
Pencapaian tujuan IPA dapat dimiliki oleh kemampuan peserta didik yang
standar dinamakan dengan Standar Kompetensi (SK) dan dirinci ke dalam
Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar ini merupakan standar minimum yang
secara nasional harus dicapai oleh siswa dan menjadi acuan dalam pengembangan
kurikulum disetiap satuan pendidikan. Pencapaian SK dan KD didasarkan pada
pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
mata pelajaran IPA yang di tujukan bagi siswa kelas IV SD disajikan melalui tabel
2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
SK dan KD mata pelajaran IPA Kelas IV Semester 2
STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR Energi dan Perubahannya
7. Memahami gaya dapat
mengubah gerak dan/atau
bentuk suatu benda
7.1 Menyimpulkan hasil eksperimen bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda.
7.2 Menyimpulkan hasil eksperimen bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah bentuk suatu benda.
8. Memahami berbagai bentuk energy dan cara penggunaan nya dalam kehidupan sehari-hari
8.1 Mendeskripsikan energi panas dan bunyi yang terdapat di lingkungan sekitar serta sifat-sifatnya. 8.2 Menjelaskan berbagai energi alternatif dan cara
penggunaannya.
8.3Membuat suatu karya/model untuk menunjukkan perubahan energi gerak akibat pengaruh udara, misalnya roket dari kertas/baling-baling/pesawat kertas/parasut.
8.4 Menjelaskan perubahan energi bunyi melalui penggunaan alat musik.
Bumi dan Alam Semesta
9. Memahami perubahan
kenampakan permukaan bumi dan benda langit.
9.1 Mendeskripsikan perubahan kenampakan bumi. 9.2 Mendeskripsikan posisi bulan dan kenampakan
bumi dari hari ke hari.
10. Memahami perubahan
lingkungan fisik dan
pengaruhnya terhadap daratan.
10.1Mendeskripsikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut).
10.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
10.3 Mendeskripsikan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor).
11. Memahami hubungan
antara sumber daya alam dengan lingkungan, teknologi, dan masyarakat.
11.1 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan lingkungan.
11.2 Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan.
11.3 Menjelaskan dampak pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
2.1.2 Strategi Inkuiri
2.1.2.1 Pengertian Strategi Inkuiri
Strategi inkuiri adalah istilah dalam bahasa inggris; ini merupakan suatu
strategi atau cara yang digunakan guru untuk mengajar di depan kelas oleh
(Roestiyah, 1985:75). Strategi pembelajaran inkuiri dikenal untuk membantu
siswa dalam memahami dan meningkatkan materi agar dapat bermakna untuk
kehidupan mereka selanjutnya agar dapat bertahan dalam ingatan jangka panjang,
karena strategi ini juga dapat mempermudah guru melakukan pelaksanaan
pembelajaran di depan kelas. Strategi Inkuiri banyak dipengaruhi oleh aliran
belajar kognitif. Menurut aliran ini belajar pada hakikatnya adalah proses mental
dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki setiap
individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar menghafal dan menumpuk
ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperoleh bermakna untuk
siswa melalui ketrampilan berpikir.
Strategi pembelajaran inkuiri itu sendiri adalah rangkaian kegiatan
pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis
untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang
dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui. Tanya
jawab dikelas antara guru dan siawa. Strategi inkuiri berangkat dari asumsi sejak manusia lahir ke dunia, manusia memiliki dorongan sendiri untuk menemukan
sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentang keadaan alam di sekelilingnya
merupakan kodrat manusia sejak lahir sehingga strategi inkuiri ini dikembangkan
untuk kemajuan pelaksanaan pembelajaran (Hamruni, 2012:132).
2.1.2.2 Ciri-ciri Strategi Inkuiri
Strategi inkuiri memiliki ciri utama sebagai berikut :
1. Strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
2. Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan
menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga
diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri.
3. Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan kritis,
atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses
mental (Hamruni, 2012:132).
2.1.2.3 Langkah-langkah pembelajaran dengan Menggunakan Strategi Inkuiri
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran menggunakan strategi inkuiri
antara lain yang dijelaskan oleh (Hamruni, 2012:138) adalah sebagai berikut :
1. Langkah pertama adalah Orientasi. Langkah orientasi adalah langkah
untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang responding. Pada
langkah ini guru mengkondisikan siswa agar siap melaksanakan proses
pembelajaran. Langkah orientasi dalam pelaksanaan belajar mengajar di
kelas sangatlah penting. Keberhasilan strategi inkuiri ini sangat tergantung
pada kemauan siswa untuk beraktivitas menggunakan kemampuan dalam
memecahkan masalah. Beberapa hal yang dilakukan dalam tahapan
orientasi ini adalah :
a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat
dicapai oleh siswa.
b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mencapai tujuan.
c. Menjelaskan topik dan kegiatan belajar.
2. Langkah kedua yaitu merumuskan masalah. Merumuskan masalah
merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang
mengandung teka-teki.
3. Langkah ketiga yaitu merumuskan hipotesis. Hipotesis adalah jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. kemampuan atau potensi
individu itu pada dasarnya dimiliki sejak individu itu lahir.
4. Langkah keempat mengumpulkan data. Mengumpulkan data adalah
aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan.
5. Langkah kelima menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban
yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh
berdasarkan pengumpulan data. Yang terpenting dalam menguji hipotesis
adalah mencari tingkat keyakinan siswa atas jawaban yang diberikan.
6. Langkah keenam merumuskan kesimpulan. Merumuskan kesimpulan
adalah mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil penguji
hipotesis.
2.1.3 Media Gambar
2.1.3.1 Pengertian Media Gambar
Pengertian media adalah sebuah alat yang mempunyai fungsi
menyampaikan pesan (Bovee dalam Sanaky 2009:3) media pembelajaran adalah
sebuah alat yang berfugsi dan digunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran. Pembelajaran adalah proses komunikasi antar pembelajar, pengajar,
dan bahan ajar.
Menurut Ibid (dalam Sanaky 2013:82-83) ada beberapa kelebihan media
gambar atau foto:
a) Gambar atau foto sifatnya konkrit, lebih realis menunjukkan pada pokok
masalah bila dibandingkan dengan verbal semata.
b) Gambar atau foto dapat mengatasi ruang dan waktu, artinya tidak semua
benda, objek, peristiwa dapat dibawa kekelas, dan pembelajaran dapat
dibawa keobjek tersebut. Maka perlu diciptakan dengan membuat gambar
atau foto benda tersebut.
c) Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan panca indera.
tetapi dengan mikroskop. apabila tidak menggunakan mikroskop, maka
dapat direkayasa dengan bentuk gambar atau foto.
d) Memperjelas suatu sajian masalah dalam bidang apa saja dan untuk tingkat
usia berapa saja.
e) Media ini, lebih murah harganya, mudah didapatkan dan mudah digunakan
tanpa memerlukan peralatan khusus.
Jadi penggunaan media gambar atau foto dalam proses pembelajaran sangat
tergantung pada kreasi dan inisiatif pengajar. Akan tetapi media gambar atau foto
tersebut dilihat dari sisi seni lebih baik dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Media gambar diharapkan memudahkan siswa dalam memperoleh suatu
gambaran dan memahami materi pembelajaran.
Menurut (Sadiman, 2006:33) Ada 6 syarat yang perlu dipenuhi oleh
ngambar atau foto yang baik sehingga dapat dijadikan sebagai media
pembelajaran.
a) Otentik
Gambar tersebut harus secara jujur melukiskan situasi seperti kalau orang
melihat benda sebenarnya.
b) Sederhana
Komposisi gambar hendaknya cukup jelas menunjukkan poin-poin pokok
dalam gambar.
c) Ukuran relatif
Gambar/foto dapat membesarkan atau memperkecil objek/benda
sebenarnya.
d) Gambar/foto sebaiknya mengandung gerak atau perbuatan. Gambar yang
baik tidaklah menunjukkan objek dalam keadaan diam tetapi
memperlihatkan aktivitas tertentu.
e) Gambar yang bagus belum tentu baik untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Walaupun dari segi mutu kurang, gambar/foto karya sendiri
f) Tidak setiap gambar yang bagus merupakan media yang bagus. Sebagai
media yang baik gambar hendaknya bagus dari sudut seni sesuai dengan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
adalah sarana pendidikan yang dapat digunakan sebagai sarana perantara dalam
proses pembelajaran dan untuk mempermudah peserta didik dalam mengkuti
pembelajaran dikelas.
2.1.3.2 Keuntungan Dalam Menggunakan Media Gambar
(Sudjana, 2005:45) mengemukakan tentang keuntungan dalam
menggunakan media gambar yaitu:
a. Mudah dimanfaatkan di dalam kegiatan belajar mengajar, karena praktis tanpa
memerlukan perlengkapan apapun.
b. Harganya relatif lebih murah daripada jenis media pengajaran lain dan cara
memperolehnya mudah. Dengan memanfaatkan kalender bekas, majalah, surat
kabar dan bahan-bahan yang mudah didapat lainnya.
c. Gambar dapat digunakan dalam banyak hal, untuk berbagai jenjang pelajaran
dan disiplin ilmu. Mulai dari TK sampai Perguruan Tinggi, dari ilmu-ilmu
sosial sampai ilmu eksakta.
d. Gambar dapat menterjemahkan konsep atau gagasan abstrak menjadi lebih
realistik.
e. Gambar dapat mengubah tahap-tahap pengajaran dari lambang kata beralih
kepada tahapan-tahapan yang lebih konkret yaitu lambang visual.
2.1.3.1.2. Kelemahan Media Gambar
Selain kelebihan-kelebihan tersebut, gambar juga mempunyai
kelemahan-kelamahan seperti (Musfiqon, 2012:75) :
a. Gambar hanya menekankan presepsi indera mata.
b. Gambar benda yang terlalu kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran.
langkah-langkah kegiatan pembelajaran dengan setrategi inkuiri berbantuan media
gambar adalah sebagai berikut:
1. Merumuskan pertanyaan atau permasalahan
Guru menjelaskan jalannya kegiatan inkuiri, mengajukan fenomena atau
cerita untuk memunculkan masalah, memotifasi siswa untuk terlibat dalam
memecahkan masalah. Guru memberikan pertanyaan-pertanyan yang dapat
memotivasi siswa untuk mengumpulkan informasi. Strategi yang dipakai
didasarkan pada masalah-masalah yang sederhana.
2. Merumuskan hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji.
Sebagai jawaban sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Guru memberi
peluang siswa untuk menemukan jawaban-jawaban yang memungkinkan dari
mereka sendiri. Pada pencarian jawaban siswa secara mandiri mencari informasi
sebanyak-banyaknya dari peristiwa yang mereka lihat atau alami, dan dari
berbagai sumber yang ada seperti: buku paket, lingkungan sekitar dan sebagainya
yang tentunya dapat menunjang jawaban dari masalah/pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Siswa diarahkan kepada pokok permasalahan yang akan dicari
jawabannya dan dipecahkan. Untuk itu guru hendaknya menjelaskan tujuan yang
ingin dicapai. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan
kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan
jawaban sementara atau dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan
jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.
3. Mengumpulkan data
Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan
untuk menguji hipotesis yang diajukan. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan
ketekunan dan kemampuan menggunakan potensi berpikirnya. Dari gambar yang
media gambar. Secara berkelompok siswa dapat mengelompokkan
gambar-gambar berdasarkan asal bahan di depan kelas.
4. Menguji hipotesis
Selanjutnya siswa menyusun dan menguji hipotesis dari hasil karya yang
sudah jadi. Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima
sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data.
Menguji hipotesis juga berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional.
Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan hanya berdasarkan
argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
diper tanggung jawabkan. Siswa berpikir secara kritis dan logis untuk membuat
hubungan antara bukti yang berupa gambar dan penjelasan. Guru berperan untuk
memperluas inkuiri siswa dengan mengembangkan informasi yang mereka
peroleh melalui eksplorasi dan pengujian secara langsung. Guru menanyakan
dasar/alasan pemikiran hasil karya yang sudah jadi tersebut. Setelah itu mengajak
siswa menemukan tuntutan kompetensi dasar dengan indikator yang akan dicapai.
Usahakan agar proses diskusi berlangsung dengan tertib dan terkendali. Jadi guru
harus mampu mengendalikan situasi yang terjadi sebagai moderator utamanya
dengan memberikan sedikit penjelasan jika terdapat kendala dalam diskusi
sehingga proses diskusi dalam pembelajaran semakin menarik. Dalam proses
diskusi dan pembacaan hasil karya ini guru harus memberikan
penekanan-penekanan dengan cara meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau
bentuk lain dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam
pencapaian kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan.
5. Membuat kesimpulan
Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang
diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan
yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan pada siswa data mana yang
relevan. Siswa diminta untuk menganalisis pola-pola penemuan mereka yang
berupa gambar. Dengan demikian siswa akan banyak memperoleh tipe-tipe informasi yang sebelumnya tidak mereka miliki. Guru bertanya jawab tentang
memberi penguatan. Guru membimbing dan membantu dalam proses pembuatan
kesimpulan dan rangkuman. Kesimpulan dan rangkuman dilakukan bersama
dengan siswa. Penekanan pada media picture ini adalah pada proses dan cara mereka berpikir dalam mengurutkan gambar yang tersedia. Gambar-gambar yang
tersedia menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum
proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik
dalam bentuk kartu atau dalam bentuk carton dalam ukuran besar.
2.1.4 Hasil Belajar
2.1.4.1 Pengertian Hasil belajar
Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar (Abdurrahman,1999). Belajar itu sendiri merupakan suatu proses
dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku
yang relative menetap. Siswa yang berhasil belajar adalah yang berhasil mencapai
tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. hasil belajar adalah segala
sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai akibat dari kegiatan belajar yang
dilakukannya (Juliah,2004). Menurut Hamalik (2003) hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan,nilai-nilai, pengertian-pengertian dan sikap-sikap, serta apersepsi
dan abilitas. Menurut sudjana hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar dalam (Jihad aseb dkk,
2012:14-15).
Dalam (Suprijono, 2011:25) Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan,
nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,apresiasi dan ketrampilan, merujuk
pemikiran Gagne, hasil belajar berupa :
(1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk
bahasa, baik lisan maupun tulisan.
(2) Ketrampilan intelektual yaitu kemampuan memperoleh sentasikan konsep dan
(3) Strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas
kognitifnya sendiri.
(4) Ketrampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani
dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
(5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objeg berdasarkan penilaian
terhadap objeg tersebut. Sikap merupakan kemampuan menjadi nilai-nilai
sebagai setandar perilaku.
Menurut Bloom, hasil belajar mencangkup kemampuan kognitif, afektif,
dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowladge (pengetahuan ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas, contoh), application
(menerapkan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), Synthesis
(mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation
(menilai). Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (respon)
valuing (nilai), organization (organisasi). Characterization (karakterisasi). Domain
psikomotor meliputi initiatory, pre-routine, dan routinized. Psikomotor juga
mencangkup ketrampilan produktif, teknik, fisik, sosial, menejerial, dan
intelektual. Sementara, menurut Lindgren hasil pembelajaran meliputi kecakapan,
informasi, pengertian, dan sikap.
Hasil belajar menurut Agus Suprijono (2011:7) adalah perubahan perilaku
secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja.
Artinya hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar pendidikan
sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara fragmentaris atau terpisah,
melainkan komprehensif (Suprijono, 2011:5-7).
Hasil belajar dalam (Masidjo,1995:27) hasil kegiatan pengukuran dan
penilaian prestasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata pelajaran, yang
diperoleh berdasarkan pelaksanaan kegiatan pembelajaran.
Jadi hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajar dan dapat dinilai atau diukur melalui tes.
sesuatu yang baru atau penyempurnaan dari yang pernah dipelajari sebelumnya
yang akhirnya akan membentuk suatu kepribadian dan dapat digambarkan dengan
prestasi yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran.
2.2 Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan Liling Nuryefi Rinjanna dengan judul
Penerapan strategi inkuiri dengan metode eksperimen untuk meningkatkan pemahaman siswa tentang energi panas bidang studi sains kelas IV SD N
Klenong Lor I Banyuanyar, hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar
siswa sebelum diberikan tindakan ketuntasan belajarnya hanya mencapai 16% dan
setelah diberi tindakan pada siklus II meningkat menjadi 84%.
Hasil penelitian pendekatan inkuiri juga pernah dilakukan oleh Himatul
Khoriyah. Dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Menggunakan Pendekatan Inkuri dan Media Melalui Konsep Gaya Magnet Untuk Mata Pelajaran IPA Pada Siswa Kelas 5 semester 2 SD Negeri Karanganyar
Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang”. Penelitian ini menunjukkan
perbedaan saat peneliti melakukan penelitian dalam 2 siklus. Sebelum diterapkan
strategi pembelajaran dengan pendekatan secara tepat hasil belajar yang diperoleh
dengan rata-rata kelas 62,7. Pada siklus 1 ada peningkatan hasil belajar dengan
rata-rata kelas mencapai 76 dan pada siklus 2 nilai rata-rata yang diperoleh siswa
mencapai 83,8. Penelitian tersebut menunjukkan peningkatan hasil belajar.
Kelebihan dalam penelitian ini adalah dapat meningkatkan tingkat pemahaman
terhadap konsep yang dipelajari yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil
belajar. Kekurangannya dalam penelitian ini, pada rata-rata peningkatan tiap silus
kurang maksimal. Tindak lanjut guru selalu menggembangkan pendekatan yang
tepat guna meningkatkan hasil belajar siswa secara maksimal.
Dengan demikian dalam penerapan strategi inkuiri dapat meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Kelebihan penelitian ini adalah
peningkatan ketuntasan pada siklus II, kelemahannya strategi inkuiri baru
dilakukan oleh guru setelah ada penelitian yang membuktikan strategi inkuiri
inkuiri setelah di lakukan penelitian terbukti bahwa bagi siswa termotivasi dalam
proses pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil belajar yang maksimal karena
guru melibatkan siswa langsung dalam kegiatan pembelajaran.
2.3 Kerangka Pikir
Selama peneliti melakukan penelitian, peneliti banyak menemukan
kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran. Misalnya didalam proses
pembelajaran banyak guru yang belum menggunakan strategi mengajar yang
tepat. Sehingga banyak siswa tidak memperhatikan guru saat menerangkan materi
pembelajaran, siswa mengantuk dalam kegiatan pembelajaran, siswa sering asik
sendiri dalam mengikuti pelajaran tanpa memperhatikan guru yang sedang
mengajar didepan kelas dan bahkan pembelajaran yang dilakukan terkesan
monoton dengan model pembelajaran tradisional atau hanya menyampaikan
materi dengan metode ceramah dalam kelas. Guru harus lebih banyak memiliki
bahan referensi, hal ini untuk menjaga agar guru memiliki pemahaman yang jauh
lebih baik tentang materi yang akan diajarkan.
Salah satu strategi pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA adalah melalui strategi inkuiri, dimana strategi ini
didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri
jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Diharapkan dengan
memanfaatkan strategi ini dalam pembelajaran dapat mempengaruhi hasil belajar
siswa.
Dengan strategi ini siswa dilatih untuk selalu berpikir kritis karena
membiasakan siswa memecahkan masalah sendiri sampai siswa dapat
menemukan jawaban dari masalah itu. Melalui pemanfaatan strategi inkuiri ini
siswa akan lebih mudah memahami dan menguasai materi pada mata pelajaran
IPA, siswa lebih antusias dalam mengikuti proses pembelajaran, motivasi belajar
siswa meningkat, siswa terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga
suasana kelas menjadi lebih menarik dan tidak membosankan. Dengan
yang tidak membosankan, siswa dapat aktif dalam mengikuti kegiatan
pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi hasil belajarnya. Dan sebagian besar
siswa nilainya mencapai KKM. Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis
menggambarkan kerangka pikir dengan skema dibawah ini.
Penigkatan Hasil Belajar IPA Menggunakan Strategi inkuiri Berbantuan
Media Gambar Siswa Kelas IV SD Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang.
Gambar 2.1. Kerangka Pikir Upaya Peningkatan Hasil Belajar IPA Dengan Menggunakan Strategi Inkuiri 42,9% siswa yang tuntas dan 57,1% siswa mendapat nilai
Akhir 1. Proses pembelajaran yaitu terjadi peningkatan proses yang
signifikan antara kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran.
2. Hasil belajar yaitu pencapaian rata-rata nilai yang
mencapai nilai ≥ 70 maka dapat dikatakan bahwa telah
terjadi keberhasilan yaitu peningkatan hasil belajar
Hasil
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir yang diuraikan, dapat
diajukan hipotesis tindakan:
Melalui strategi inkuiri berbantuan media Gambar dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD N Kaliwungu 02 Kabupaten Semarang