Staphylococcus aureus
SECARA IN VITRO
In vitro inhibitory effect
of
Lantana camara
var.
nivea
and
Lantana sellowiana
leaves methanolic extract on Staphylococcus aureus
Utami Sri Hastuti
Jurusan Biologi-FMIPA
Universitas Negeri Malang, Malang, Indonesia Jl. Surabaya 6, Malang 65145, Jawa Timur
e-mail: tuti_bio_um@yahoo.com
ABSTRAK
Tanaman tembelekan (Lantana sp.) merupakan salah satu jenis tanaman berkhasiat obat. Tanaman tersebut mengandung senyawa triterpenoid, terdiri dari: oleanotic acid, lantic acid, dan camarinic acid, yang bersifat anti bakteri. Konsentrasi efektif ekstrak daun tembelekan yang dapat menghambat pertumbuhan S. aureus
belum diketahui. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) mengetahui pengaruh ekstrak daun tembelekan berbunga putih (Lantana camara var. nivea) dan daun tembelekan berbunga ungu (Lantana sellowiana) dalam beberapa macam konsentrasi terhadap penghambatan pertumbuhan S. aureus secara in vitro; 2) mengetahui konsentra-si ekstrak daun tembelekan berbunga putih dan tembelekan berbunga ungu yang paling efektif dalam meng-hambat pertumbuhan S. aureus secara in vitro. Ekstraksi daun tembelekan dengan pelarut methanol, sehingga diperoleh ekstrak dengan konsentrasi 100%, lalu dilakukan pengenceran ekstrak sehingga diperoleh ekstrak dengan konsentrasi: 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, dan 90%. Masing-masing ekstrak diperla-kukan pada biakan S. aureus pada medium Nutrien Agar dengan metode difusi agar. Selanjutnya pengukuran diameter zona hambat pertumbuhan S. aureus yang diperlakukan dengan ekstrak daun tembelekan berbunga putih dan yang berbunga ungu dalam beberapa macam konsentrasi tersebut. Daya hambat pertumbuhan S. aureus ditentukan berdasarkan hasil pengukuran diameter zona hambat pertumbuhan S. aureus pada medium Nutrien Agar. Hasil penelitian membuktikan bahwa: 1) ada pengaruh perbedaan konsentrasi ekstrak daun tembelekan berbunga putih dan ekstrak daun tembelekan berbunga ungu terhadap penghambatan pertum-buhan S. aureus secara in vitro; 2) konsentrasi ekstrak methanol daun L. camara var nivea yang paling efektif ialah 50% sedangkan konsentrasi ekstrak daun L. sellowiana yang paling efektif 40%.
Kata kunci: daya anti bakteri, methanol, Lantana camara var. nivea, Lantana sellowiana, Staphylococcus au-reus.
ABSTRACT
Lantana sp. is a one of medically plant. This plant produce triterpenoid compounds, consist of: oleanolic acid, lantic acid, and camarinic acid that have antibacterial characteristic. The effective concentration of Lantana
sp. leaf extract that inhibite Staphylococcus aureus growt is not yet known. This research is done to know: 1) the
effect of Lantana camara var. nivea leaf extract and Lantana sellowiana leaf extract in several concentration
in growth inhibition of S. aureus in vitro; 2) the most effective concentration of Lantana camara var. nivea and
Lantana sellowiana leaves extract in the growth inhibition of S. aureus in vitro. The leaf extraction process with
to the S. aureus culturein Nutrient Agar Plate medium with diffusion agar method and incubated in 37oC, during
1x24 hours. The diameter of growth inhibition zone of S. aureus were measured. The research results shows that: 1) the leaf extract of Lantana camara var. nivea and Lantana sellowiana can inhibite the growth of S. aureus in vitro; 2) the most effective concentration of Lantana camara var. nivea leaf extract in the growth inhibition of Staphylococcus aureus was 50% andthe most effective concentration of Lantana sellowiana leaf extract in the growth inhibition if Staphylococcus aureus was 40%.
Key words: antibacterial effect, methanol, Lantana camara var. nivea, Lantana sellowiana, Staphylococcus aureus.
PENDAHULUAN
Pengetahuan tentang tanaman berkhasiat obat merupakan warisan budaya bangsa secara turun-temurun. Berbagai macam tanaman obat banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengobati penyakit infeksi. Salah satu jenis tanaman berkhasiat obat yang telah dikenal oleh masyarakat ialah tanaman tembelekan (Lantana sp.). Tanaman itu mempunyai bunga yang indah dan beraneka warna, antara lain: putih, kuning, orange, ungu, merah, merah jambu (Wahab, 2004). Menurut Bailey (1929), Lantana camara var. nivea memiliki bunga berwarna putih, sedangkan Lantana sellowiana memiliki bunga berwarna ungu. Di samping dimanfaatkan untuk tanaman hias karena memiliki bunga yang berwarna-warni, daun tanaman ini berguna untuk mengobati penyakit kulit, luka gatal-gatal, dan batuk (Dalimartha, 2007).
Daun tembelekan (Lantana sp.) mengandung senyawa triterpenoid yang terdiri dari: oleanolic acid, lantic acid, dan camarinic, yang bersifat anti bakteri (Barre et al., 1997; Mirsa et al., 1997; Saleh et al., 1999 dalam Wahab 2004. Konsentrasi efektif ekstrak daun tembelekan (Lantana
sp.) yang dapat menghamabat pertumbuhan
Staphylococcus aureus masih belum diketahui, sehingga perlu diteliti secara in vitro.
Tujuan penelitian ini ialah: 1) untuk
mengetahui pengaruh ekstrak daun tembelekan berbunga putih (L. camara var. nivea) dan daun tembelekan berbunga ungu (L. sellowiana) dalam beberapa macam konsentrasi dalam menghambat pertumbuhan S. aureus secara in vitro; 2) untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun tembelekan berbunga putih (L. camara var nivea) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan S. aureus secara in vitro; 3) untuk mengetahui konsentrasi ekstrak daun tembelekan berbunga ungu (L. sellowiana) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan
S. aureus secara in vitro.
METODE PENELITIAN Bahan
Bahan-bahan yang digunakan ialah: daun tembelekan berbunga putih (L. camara var. nivea), daun tembelekan berbunga ungu (L. sellowiana), akuades, alkohol 70%, methanol, biakan murni S. aureus.
Alat
Alat-alat yang digunakan ialah: blender,
beaker glass, kompor elpiji, LAF (Laminar Air Flow), pinset, cawan petri, scalpel, neraca analitik elektrik, inkubator, gelas ukur 500 ml, makropipet (10 ml dan 5 ml), mikropipet 0,1 ml.
Cara Kerja
penelitian ini ialah:
dan L. sellowiana dengan cara:
daun dicuci dan dihaluskan dengan a)
blender, kemudian dilakukan maserasi dengan cara merendam dalam methanol selama 3 hari. Selama perendaman dilakuakan pengadukan 3 kali dalam satu hari
daun yang sudah dimaserasi lalu disaring b)
secara aseptic kemudan dituangkan ke dalam cawan petri steril dan ditutup dengan kasa steril, lalu dibiarkan selama 4 hari sampai methanol menguap dan dihasilkan endapan maserat
endapan maserat diambil dan dibuat c)
larutan dalam beberapa macam
konsentrasi dengan menggunakan
pelarut aquades steril, sehingga diperoleh larutan-larutan dengan konsntrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%, 80%, 90%, dan 100%.
Perlakuan ekstrak methanol daun terhadap 4)
biakan S. aureus dengan cara sebagai berikut:
biakan
a) S. aureus ditumbuhkan dalam medium Nutrien Cair dan diinkubasikan selama 1 x 24 jam
pada bagian tengah medium lempeng NA b)
dibuat lubang sumuran dengan diameter 0,5 cm secara aseptik
biakan
c) S. aureus diinokulasikan secara merata pada seluruh permukaan medium
lempeng NA
masing-masing larutan ekstrak di
d)
masukkan ke dalam lubang sumuran pada medium lempeng NA tersebut, untuk control diguakan aquades steril, lalu diinokulasikan pada suhu 370C sealam 1 x 24 jam
dilakukan pengukuran diameter zona e)
hambat pertumbuhan koloni S. aureus
yang diperlakukan dengan ekstrak daun
L. camara var. nivea dan L. sellowiana.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil pengamatan membuktikan bahwa terdapat pengaruh ekstrak daun L. camara
var. nivea dan L. sellowiana terhadap S. aureus
yang ditunjukkan dengan adanya zona hambat pertumbuhan S. aureus di sekeliling lubang sumuran yang telah diisi dengan ekstrak daun tersebut dalam 10 macam konsentrasi.
Data rerata diameter zona hambat
pertumbuhan S. aureus yang diperlakukan dengan ekstrak daun tembelekan berebunga putih (L. camara var nivea) dan ektrak daun tembelekan berbunga ungu (L. sellowiana) dalam 10 macam konsentrasi, dapat dilihat pada Tabel 1.
Keterangan: Angka yang diikuti huruf yang sama menunjukkan tidak ada beda nyata
Berdasarkan Tabel 1. dapat diketahui bahwa pada konsentrasi ekstrak 0% (kontrol) tidak terbentuk zona hambat pertumbuhan pada kedua macam perlakuan. Perlakuan ekstrak daun tembelekan berbunga putih (L. camara
var. nivea) mulai konsentrasi 10% sampai 100%
menunjukkan adanya efek penghambatan
pertumbuhan S. aureus berupa adanya zona
hambat pertumbuhan. Perlakuan ekstrak daun tembelekan berbunga ungu (L. sellowiana) mulai konsentrasi 10% sampai 100% menunjukkan adanya efek penghambatan pertumbuhan S. aureus
berupa adanya zona hambat pertumbuhan. Hasil uji BNJ 1% menunjukkan bahwa konsentrasi ekstrak daun tembelekan berbunga putih (L. camara var. nivea) yang paling efektif ialah pada konsentrasi 50%, dengan ukuran diameter zona hambat pertumbuhan S. aureus
sebesar 0,90 cm, sedang konsentrasi ekstrak daun tembelekan berbunga ungu (L. sellowiana) yang paling efektif ialah pada konsentrasi 40%, dengan ukuran diameter zona hambat pertumbuhan S. aureus sebesar 0,58 cm.
Gambar 1. menunjukkan zona hambat pertumbuhan koloni S. aureus yang diperlakukan dengan ekstrak daun L. camara var. nivea dan L. sellowiana dalam beberapa macam konsentrasi.
Berdasarkan Gambar 1 dapat diketahui bahwa peningkatan konsentrasi ekstrak daun baik L. camara var. nivea maupun L. sellowiana
meningkatkan ukuran diameter zona hambat pertumbuhan koloni S. aureus. Konsentrasi 50% dari ekstrak daun L. camara var. nivea merupakan konsentrasi yang dapat menghasilkan diameter zona hambat pertumbuhan koloni S. aureus
terbesar. Adapun konsentrasi 40% dari ekstrak daun L. sellowiana merupakan konsentrasi yang dapat menghasilkan diameter zona hambat S. aureus terbesar.
Ekstrak daun tembelekan, baik L. camara
var. nivea maupun L. sellowiana berpengaruh
terhadap penghambatan pertumbuhan S.
aureus. Hambatan pertumbuhan koloni S. aureus ditunjukkan dengan adanya zona hambat pertumbuhan di sekeliling lubang sumuran yang telah diisi dengan ekstrak daun L. camara
var. nivea maupun L. sellowiana dalam 10 macam konsentrasi. Diameter zona hambat
pertumbuhan S. aureus yang diperlakukan
dengan konsentrasi ekstrak daun yang berbeda menunjukkan ukuran yang berbeda satu sama lain. Hal ini menunjukkan bahwa daya hambat pertumbuhan S. aureus juga berbeda berdasarkan konsentrasi ekstrak. Perbedaan konsentrasi ekstrak daun L. camara var. nivea dan ekstrak daun L. sellowiana berpengaruh terhadap daya hambat pertumbuhan S. aureus. Ada perbedaan daya hambat pertumbuhan S. aureus ditinjau dari konsentrasi ekstrak, yang ditentukan dari ukuran diameter zona hambat pertumbuhan.
Hasil uji BNJ 1% membuktikan bahwa baik ekstrak daun L. camara var. nivea maupun ekstrak daun L. sellowiana, pada konsentrasi
10% sudah mulai menunjukkan efektivitasnya
dalam menghambat pertumbuhan koloni S.
aureus. Konsentrasi ekstrak daun L. camara var. nivea yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan koloni S. aureus ialah 50%, dengan ukuran diameter zona hambat pertumbuhan sebesar 0,90 cm. Adapun konsentrasi ekstrak daun L. sellowiana yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan koloni S. aureus ialah 40%, dengan ukuran diameter zona hambat pertumbuhan sebesar 0,58 cm. Hasil analisis
data dengan ANAVA ganda pada taraf signifikan
1% membuktikan bahwa ada pengaruh ekstrak daun kedua spesies Lantana dalam 10 macam konsentrasi terhadap pertumbuhan S. aureus
yaitu dapat menghambat pertumbuhan koloni bakteri tersebut.
Menurut Davis and Stout (1971) dalam Ardiansyah (2005), bila diameter zona hambat berkisar antara 5-10 mm, maka daya hambat pertumbuhan bakteri dikategorikan sedang. Adapun hasil penelitian ini membuktikan bahwa diameter zona hambat pertumbuhan S. aureus
yang diperlakukan denganekstrak daun L. camara
var. nivea berkisar antara 0,53-0,90 cm atau 5,3-9,0 mm, maka daya hambat pertumbuhan
S. aureus ini termasuk dalam kategori sedang. Hasil penelitian ini juga membuktikan bahwa diantara zona hambat pertumbuhan S. aureus
sampai 10% termasuk dalam kategori sedang. Dalam ekstrak daun Lantana spp terkandung senyawa-senyawa tritrpenoid, yang terdiri dari:
oleanolic acid, lantic acid, dan camarinic acid
yang bersifat anti bakteri (Barre et al., 1997; Saleh et al., 1999; Mirza et al., 1997 dalam Wahab, 2004). Senyawa tritepenoid dapat menyebabkan kerusakan protein pada dinding sel bakteri, sehingga mengakibatkan kerusakan struktur dinding sel. Senyawa-senyawa triterpenoid tersebut mengandung gugus OH yang dapat membentuk ikatan hidrogen dengan molekul protein pada dinding sel bakteri, selanjutnya akan menyebabkan terjadinya denaturasi protein.
Kerusakan struktur dinding sel S. aureus
terjadi dengan mekanisme yang sama, yaitu
denaturasi protein membran sel bakteri
tersebut. Apabila membran sel mengalami denaturasi, maka dapat terjadi penurunan semi permeabilitas membran sel. Selanjutnya transportasi zat-zat ke dalam dan keluar sel menjadi tidak terkendalu, termasuk transportasi nutrisi, dan enzim-enzim. Apabila enzim-enzim keluar dari sel, maka metabolisme seluler akan terhambat, sehingga ATP yang dihasilkan akan menurun. Selanjutnya dapat terjadi hambatan dalam pertumbuhan dan perkembangan sel bakteri S. aureus. Hasil penelitian ini telah membuktikan bahwa perlakuan dengan ekstrak daun L. camara var. nivea dan L. sellowiana dapat menghambat pertumbuhan S. aureus secara in vitro, yang ditunjukkan dengan terbentuknya zona hambat pertumbuhan. Adanya zona hambat pertumbuhan menunjukkan bahwa sel-sel S. aureus disekitar lubang sumuran, baik yang diisi ekstrak daun L. camara var. nivea maupun ekstrak
daun L. sellowiana mengalami kematian akibat paparan senyawa-senyawa aktif anti bakteri yang terkandung dalam ekstrak daun tersebut.
KESIMPULAN
Ekstrak daun tembelekan berbunga putih 1)
(Lantana camara var. nivea) dan daun tembelekan berbunga ungu (Lantana sellowiana) dalam beberapa macam
konsentrasi berpengaruh terhadap
penghambatan pertumbuhan S. aureus
secara in vitro.
Konsentrasi ekstrak daun tembelekan 2)
berbunga putih (Lantana camara
var. nivea) yang paling efektif dalam
menghambat pertumbuhan S. aureus
secara in vitro ialah 50%.
Konsentrasi ekstrak daun tembelekan 3)
berbunga ungu (Lantana sellowiana) yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan S. aureus secara in vitro
ialah 40%.
DAFTAR PUSTAKA
Ardiansyah. 2005. Daun Beluntas Sebagai Bahan Antibakteri dan Antioksidan. Artikel Iptek. http://www.berita.iptek.com.
Barre JT., Bowde B., Coll JC., De Jesus J., De La Fuente VE., Janairo GC., Ragasa CY. 1997. A Bioactive Triterpene from Lantana camara.
Phytochemistry. 45(2); 321-324.
Dalimartha, S. 2007. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. PT. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.
influencing varibiality and error. Appl. Mi-crobiol., 22 (4): 659-665.
Mirza A, Liu SL., Frizell E., Zhu J., Maddukuri S., Martinez J., Davies P., Schwarting R., Norton P., Zern MA. 1997. A role for tissue
transglu-taminase in hepatic injury and fibrogenesis,
and its regulation by NF-kappaB. Am J Phys-iol.,: 272(2-1):G281-8.
Saleh M., Karnel A., Li XO., Swaray J. 1999. Antibacterial Triterpenoids Isolated from Lantana camara. Pharmaceutical Biology, 37(1): 63-66.
Sharma OP., Singh A., Sharma S. 2000. Levels of Lantadenes, Bioactive Pentacyclic Triterpenoid, in Young and Matur Leaves of Lantana camara var. aculate. Fitropia, 71(5): 487-491.